BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Beton
Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus dan kasar yaitu pasir, batu atau bahan lainnya, dengan menambah secukupnya bahan perekat/pengikat semen, dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton berlangsung.
Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat suatu campuran yang mempunyai proporsi tertentu dari semen, pasir dan koral atau agregat lainnya, dan air untuk membuat campuran tersebut menjadi keras dalam cetakan sesuai dengan bentuk dan dimensi struktur yang diinginkan. Kumpulan meterial tersebut terdiri dari agregat halus dan agregat kasar. Semen dan air berinteraksi secara kimiawi untuk mengikat partikel – partikel agregat tersebut menjadi suatu massa yang padat.
Nilai kuat beton relatif tinggi dibanding dengan kuat tariknya, dan beton merupakan bahan bersifat getas. Nilai kuat tariknya hanya berkisar 9%-15% saja dari kuat tekannya. Pada penggunaan sebagai komponen struktural bangunan, umumnya beton diperkuat dengan batang tulangan baja/besi sebagai bahan yang dapat bekerja sama dan mampu membantu kelemahannya, terutama pada bagian yang menahan gaya tarik. Dengan demikian tersusun pembagian tugas, dimana batang tulangan baja/besi bertugas memperkuat dan menahan gaya tarik, sedangkan beton hanya diperhitungkan untuk menahan gaya tekan. Komponen struktur beton dengan kerjasama seperti itu disebut sebagai beton bertulangan baja/besi atau lazim disebut beton bertulang saja.
Universitas Sumatera Utara
Faktor – faktor yang membuat beton banyak digunakan karena memiliki keunggulan – keunggulannya antara lain : 1.
Kemudahan pengolahannya yaitu dalam keadaan plastis, beton dapat diendapkan dan diisi dalam cetakan.
2. Material yang mudah didapat Sebagian besar dari material – material pembentuknya, biasanya tersedia dilokasi dengan harga murah atau pada tempat yang tidak terlalu jauh dari lokasi konstruksi.
3. Kekuatan tekan tinggi Seperti juga kekuatan tekan pada batu alam, yang membuat beton cocok untuk dipakai sebagai elemen yang terutama memikul gaya tekan, seperti kolom dan konstruksi busur.
4. Daya tahan yang tinggi terhadap api dan cuaca merupakan bukti dari kelebihannya.
Perancangan beton perlu dilakukan untuk menentukan perbandingan campuran bahan guna mendapatkan beton dengan sifat yang diperlukan. Sifat yang diminta tergantung pada penggunaan beton. Sifat yang dapat diatur oleh perbandingan campuran adalah kekuatan, ketahanan kedap air dan kemampuan pengerjaan. Sifat yang paling penting dari beton yang telah diset adalah sifat mekanik. Kekuatan tekan beton dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti perbandingan air, semen, jenis agregat dan sebagainya.
2.1.1 Beton Normal
Menurut pedoman beton 1989, Draft Konsensus (SKBI.1.4.53, 1989 : 4-5) beton normal didefinisikan sebagai campuran semen portland atau sembarang semen hirolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air tanpa bahan tambahan.
Universitas Sumatera Utara
Proses awal terjadinya beton adalah pasta semen yaitu proses hidrasi antara air dengan semen, selanjutnya jika ditambah dengan agregat halus dan kasar akan menjadi beton.
2.1.2 Kinerja dan Mutu Beton
Sampai saat ini beton masih menjadi pilihan utama dalam pembuatan struktur. Sifat-sifat dan karakteristik material penyusun beton akan mempengaruhi kinerja beton yang dibuat. Kinerja beton ini harus disesuaikan dengan kelas dan mutu beton yang dibuat. Sehingga dalam penggunaannya dapat disesuaikan dengan bangunan ataupun konstruksi yang akan dibangun untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan dibutuhkan. Menurut PBI’ 71 beton dibagi dalam kelas dan mutu sebagai berikut: Tabel 2.1 Kelas dan Mutu Beton Kelas Beton
Mutu Beton
Kekuatan
Tujuan
Tekan
Pemakaian Beton
Minimum kgf/cm2 I
Bo
50-80
Non-Struktual
II
B1
100
Rumah Tinggal
K125
125
Perumahan
K175
175
Perumahan
K225
225
Perumahan
dan
Bendungan III
K>225
>225
Jembatan,Bangunan tinggi, Terowongan kereta api
(sumber : Gunawan, 2000)
Untuk kepentingan pengendalian mutu disamping pertimbangan ekonomis, '
beton dengan mutu Bo (beton dengan f c 50-80 MPa), perbandingan jumlah agregat (pasir, kerikil atau batu pecah) terhadap jumlah semen tidak boleh melampaui 8:1. '
Untuk Beton dengan mutu B 1 (beton dengan f c 100 MPa), dan K125 (beton dengan
Universitas Sumatera Utara
'
f c minimum 125 MPa), dapat memakai perbandingan campuran unsur bahan beton dalam takaran volume 1 pc : 2 Ps : 3 kr atau 3/2 ps : 5/2 kr (pc = semen portland, ps = pasir, kr = kerikil). Apabila hendak menentukan perbandingan antar-fraksi bahan beton mutu K175 dan mutu lainnya yang lebih tinggi harus dilakukan percobaan campuran rencana guna dapat menjamin tercapainya suatu karakteristik yang diinginkan dengan menggunakan bahan-bahan susunan yang ditentukan.
2.1.3 Perawatan Beton (Curing)
Prosedur curing mengacu pada standar ASTM C-192-81, tujuan dari perwatan (curing) adalah mencegah penguapan air secara berlebihan dari lapisan beton yang belum mengeras, dan mencegah pengurangan kebutuhan air selama proses hidrasi semen. Peralatan yang dipakai adalah bak curing dengan air tawar. Perawatan ini dilakukan setelah beton mengalami final setting, artinya beton telah mengeras. Perawatan ini tidak hanya dimaksudkan untuk mendapatkan kekuatan tekan beton yang tinggi tapi juga dimaksudkan untuk memperbaiki mutu dari keawetan beton, ketahanan terhadap aus dan dimensi struktur. Proses perawatan dilakukan berlangsung sampai satu hari sebelum melakukan pengujian kuat tekan beton.
2.2. Kelapa Sawit
Kelapa sawit bukanlah tanaman asli Indonesia, kelapa sawit adalah tanaman yang berasal dari daerah hutan tropis di Afrika Barat. Tanaman kelapa sawit itu sendiri berada di Indonesia pada tahun 1848 didatangkan oleh pemerintahan HindiaBelanda dan untuk pertama kalinya tanaman ini ditanam di perkebunan raya bogor dan mulai di tanam di Sumatera Utara pada tahun 1870-an di daerah Deli. Pada awalnya jenis kelapa sawit yang ditanam adalah jenis dura yang induknya ada di Bogor dan di kembangkan di Deli. Saat ini kelapa sawit berkembang pesat yang akhirnya menjadi salah satu komoditi perkebunan yang diandalkan oleh Sumatera Utara khususnya Indonesia.
Kelapa sawit adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Bagian yang paling populer dari
Universitas Sumatera Utara
kelapa sawit ini adalah buah. Bagian dari buah kelapa sawit ini, adalah sebagai berikut: 1. Eksoskrap, bagian kulit buah kemerahan dan licin 2. Mesoskrap, ini adalah serabut buah 3. Endoskrap, ini merupakan cangkang pelindung inti 4. Inti sawit (biji)
Dari hasil proses pembuatan Crude Palm Oil (CPO) maka akan dihasilkan limbah padat diantaranya serabut buah dan cangkang kelapa sawit itu sendiri, namun ini tidak menjadi masalah bagi Pabrik Kelapa sawit (PKS) karena limbah ini akan menjadi bahan bakar daripada boiler.
Gambar 2.1 : Kelapa Sawit dan Hasilnya
Kelapa sawit memiliki banyak jenis, berdasarkan ketebalan cangkangnya kelapa sawit dibagi menjadi: 1. Dura 2. Psifera 3. Tenera Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan kandungan minyak pertandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan Pisifera. Jenis
Universitas Sumatera Utara
ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul persentase daging perbuahnya dapat mencapai 90% dan kandungan minyak pertandannya dapat mencapai 28%, dan pada penelitian ini berdasarkan keterangan Pabrik Kelapa Sawit Padang Brahrang PTPN NUSANTARA II , jenis kelapa sawit yang ditanam adalah jenis tenera.
2.3 Boiler
Boiler atau dikenal sebagai ketel uap adalah sebuah bejana yang dipergunakan sebagai tempat memproduksi uap (steam), dimana bejana ini berisi bahan bakar dari limbah agrikultur ataupun pertambangan, dalam hal ini pada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) menggunakan bahan bakar boiler adalah cangkang dan serat buah kelapa sawit. Boiler atau ketel uap adalah pembangkit uap yang terdiri atas dua bagian utama yaitu:
1. Furnance atau Tungku Pembakaran Dimana berfungsi sebagai tempat bahan bakar yang akan menjadi penyedia panas.
2. Tabung Air Boiler Yakni suatu alat dimana panas mengubah air menjadi uap. Uap atau cairan panas itu nantinya akan di sirkulasikan keluar dari boiler untuk digunakan dalam bermacam-macam proses yang memerlukan panas.
Adapun gambar daripada boiler tersebut adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 : Skema Boiler
Boiler atau ketel uap merupakan salah satu penentu kualitas minyak kelapa sawit dan menjadi sentral dalam berbagai tingkatan proses ekstraksi buah kelapa sawit ( Tandan Buah Segar, TBS kelapa sawit ) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunannya. Sehingga boiler merupakan peralatan utama pada industri pengolahan minyak kelapa sawit atau turunannya.
Cangkang dan serat buah kelapa sawit yang akan dibakar dimasukan melalui hopper ke chain grate stoker, semacam conveyor yang kemudian masuk ke furnance (tungku pembakaran) dengan kecepatan tertentu. Emisi panas yang dihasilkan kemudian dimanfaatkan untuk mengkonversi air umpan didalam pipa menjadi uap, dan uap inilah yang dipakai untuk memanaskan/merebus Tandan Buah Segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) ataupun ekstraksi minyak sawit.
Cangkang dan serat buah sawit yang sudah terbakar akan menghasilkan sisasisa pembakaran yang nantinya akan menjadi limbah daripada boiler atau furnance (tungku pembakaran) berupa: 1. Abu, yakni abu yang berada dibawah tungku tepatnya ditempat pengumpulan abu dan abu ini relatif berat.
2. Kerak Cangkang Boiler Kelapa Sawit, yakni kerak yang melekat pada dinding boiler.
2.3.1 Cangkang Kelapa Sawit
Universitas Sumatera Utara
Cangkang (tempurung atau Endoskrap) kelapa sawit merupakan limbah padat sawit hasil pemisahan daripada inti sawit dengan menggunakan alat Hydrocyclone separator yang dapat dimanfaatkan sebagai pengeras jalan atau dibuat arang atau briket untuk keperluan industri. Pemanfaatan cangkang sebagai bahan bakar karena mengandung karbon aktif maka dapat langsung dipakai, oleh karena itu pada Pabrik Kelapa Sawit limbah padat ini digunakan sebagai sumber penghasil panas pada tungku boiler.
2.3.2 Abu Kerak Boiler Cangkang Kelapa Sawit
Abu kerak boiler ini berasal daripada kerak boiler yang mengalami proses penggilingan atau yang telah dihaluskan. Salah satu limbah boiler ini pada dasarnya adalah abu yang mengeras pada setiap dinding-dinding boiler akibat endapan-endapan abu yang terperangkap pada mesin siklon saat terjadinya pembakaran cangkang dan serat buah kelapa sawit pada tungku pembakaran boiler.
Kerak/slag boiler yang disebabkan adanya endapan-endapan deposit mineral yang mengeras. Fenomena ini sangat merugikan bagi pembakaran pada boiler, karena akan mengurangi efisiensi pertukaran panas. Penyebab fenomena ini adalah tekanan gas yang berbeda pada setiap bahan bakar yang mengakibatkan percikan pijar api dan partikel yang relatif ringan, namun tidak mampu keluar daripada mesin pengendap siklon dan akan melekat pada dinding-dinding boiler. Sedangkan partikel yang ringan akan dikeluarkan melalui cerobong asap dan partikel yang relatif berat dan habis terbakar akan tertampung pada tempat abu yang berada dibawah tungku.
Slag/kerak boiler kelapa sawit ini adalah memiliki massa yang lebih berat daripada fly ash (abu terbang) yang keluar daripada cerobong asap, dan kerak boiler ini relatif memiliki pori-pori yang banyak. Pada Umumnya kerak ini digunakan oleh Pabrik Kelapa Sawit sebagai pengeras jalan di sekitar pabrik, adapun komposisi kimia yang telah di teliti di Lembaga Pusat Penelitian Laboratorium Uji Mutu Sumatera Utara adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Komposisi Kimia abu Kerak Boiler Cangkang Kelapa sawit NO
PARAMETER SATUAN
HASIL
METODE
Universitas Sumatera Utara
1 2 3 4 5
SiO 2 CaCO 3 MgCO 3 Fe 2 O 3 Al 2 O 3
% % % % %
89,9105 2,4751 0,7301 0,1958 0,0012
ANALISIS Termogavimetri Titrimetri Titrimetri Spektrofotometri Gravimetri
2.4. Semen
Material semen adalah material yang memilik sifat adhesif (adhesive) dan kohesif (cohesive) yang memungkinkan untuk mengikat
fragmen-fragmen
mineral/agregat-agregat menjadi suatu massa yang padat mempunyai kekuatan. Semen yang mengeras dengan adanya air yang dinamakan dengan semen hidraulis (hidraulic cement). Semen jenis ini terdiri dari silikat dan lime yang terbuat dari batu kapur dan tanah liat yang digerinda, dicampur, dibakar dalam pembakaran kapur (klin), kemudian dihancurkan menjadi tepung. Semen hidrolik biasa yang dipakai untuk beton dinamakan semen portland (portland cement).
2.4.1 Semen Portland (Portland Cement)
Semen Portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling halus didalam klinker yang bersifat hidrolis dan gips sebagai bahan pembantu. Bahan mentah utama untuk membuat semen Portland adalah: - kapur ( CaO ) - silica ( SiO 2 ) - alumina ( Al 2 O 3 )
: dari batu kapur : dari lempung : dari lempung
Semen portland biasa ini diidentifikasikan oleh ASTM (American Society for Testing Materials) C150 yang mana digunakan sesuai dengan tujuan pemakaiannya, semen portland dibagi menjadi beberapa jenis, sebagai berikut:
Tabel 2.3 Jenis-jenis Semen Portland
Universitas Sumatera Utara
Jenis
Penggunaan
I
Untuk konstruksi pada umumnya, dimana tidak diminta persyaratan khusus
II
Untuk konstruksi umumnya terutama sekali bila diisyaratkan agak tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi yang sedang.
III
Untuk
konstruksi-konstruksi
yang
menuntut
persyaratan
kekuatan awal yang tinggi. IV
Untuk konstruksi-konstruksi yang menuntut persyaratan panas hidrasi yang rendah.
V
Untuk konstruksi-konstruksi yang menuntut persyaratan sangat tahan terhadap sulfat.
Beton yang dibuat dari semen Portland biasanya memerlukan waktu sekitar 14 hari untuk mencapai kekuatan yang cukup pada saat cetakan – cetakan dari gelagar dan plat dapat dibuka dan dapat memikul beban yang sesuai struktur beton tersebut yang akan mencapai kekuatan rencana setelah 28 hari dan setelah massa tersebut kekuatannya akan terus bertambah sedikit demi sedikit.
Kekuatan semen merupakan hasil dari proses hidrasi. Proses kimiawi ini berupa rekristalisasi dalam bentuk interlocking-crystals (ikatan kristal) sehingga membentuk gel semen yang akan mempunyai kekuatan tekan yang tinggi apabila mengeras. Jika semen portland dicampur dengan air, maka komponen kapur dilepaskan dari senyawa. Banyaknya kapur dilepaskan ini sekitar 20% dari berat semen.
2.4.2 Kadar Semen dan Faktor Air Semen (FAS)
Beton harus menggunakan cukup semen untuk mencapai kekuatan tekan yang disyaratkan, disamping harus cukup pula untuk mencegah tulangnya terhadap serangan karat. Hasilnya harus diperiksa dengan menggunakan daftar semen minimum yang telah ditentukan, bilamana hasilnya jauh dibawah suatu harga minimum yang terdapat dalam daftar tersebut, maka harga minimum itu yang harus diambil dan
Universitas Sumatera Utara
faktor air semen
yang digunakan pada umumnya adalah 50% dari berat semen
minimum dalam 1m3 beton. Adapun pemakaian jumlah semen minimum dalam 1m3 beton (kg) dan Faktor Air Semen (FAS) pada suatu lingkungan atau kondisi tertentu sebagai berikut :
Tabel 2.4 Persyaratan Jumlah Semen Minimum dan Faktor Air Semen Maksimum Untuk Berbagai Macam Pembetonan dalam Lingkungan Khusus Jumlah Semen Minimum Deskripsi
dalam 1m3
FAS
beton (kg) Beton didalam ruangan bangunan : a. Keadaan keliling non korosif
275
0,60
b. Keadaan keliling korosif, disebabkan oleh kondensasi
325
0,52
325
0,60
275
0,60
325
0,55
375
0,52
a. Air laut
275
0,57
b. Air laut
375
0,52
atau uap korosif Beton diluar ruang bangunan a. Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung b. Terlindung dari hujan dan terik matahari langsung
Beton yang masuk kedalam tanah a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau air tanah Beton yang terus-menerus berhubungan dengan air
Sumber : Pedoman Praktek beton
2.4.3 Pozzolan
Pozzolan adalah bahan alam atau buatan yang sebagian besar terdiri dari unsur-unsur silikat dan aluminat yang reaktif. Pozzolan adalah bahan tambah mineral
Universitas Sumatera Utara
yang dimaksud untuk memperbaiki kinerja beton. Pada saat ini, bahan pozzolan ini lebih banyak memperbaiki kinerja beton, sehingga bahan tambah mineral atau pozzolan itu cenderung bersifat penyemenan, namun tidak mempunyai sifat-sifat layaknya seperti semen tetapi dalam keadaan halus, jika dicampur dengan kapur padam dan air setelah beberapa waktu dapat mengeras pada suhu kamar sehingga membentuk suatu massa yang padat dan sukar larut dalam air. Pozzolan terbagi dua yaitu :
1. Pozzolan alam Yaitu bahan alam yang merupakan sedimentasi dari abu atau lava gunung yang mengandung silika aktif, yang bila dicampur dengan kapur padam akan mengadakan proses sedimentasi, contohnya : tras alam, semen merah hasil gilingan tanah liat yang dibakar (pecahan batu merah).
2. Pozzolan buatan Jenis ini banyak macamnya baik merupakan sisa pembakaran dari tungku, maupun pemanfaatan limbah yang diolah menjadi abu yang mengandung silika reaktif dengan proses pembakaran dan pada pertambangan misalnya : abu terbang (fly ash), kerak nikel, gilingan kerak dapur tinggi, dan banyak jenis lainnya.
Tabel 2.5 Persyaratan Kimia Pozzolan No
SENYAWA
KADAR ( % )
Jumlah senyawa oksida SiO2 + Al2O3 + Fe2O3 1 minimum 70 2 SO3 maksimum 5 3 Hilang pijar maksimum 6 4 Kadar air maksimum 3 5 Total alkali dihitung sebagai Na2O maksimum 1.5 Sumber : Kuat Tekan Beton Menggunakan Tambahan Abu Sekam Padi, Fx.Nurwadji Wibowo.
Abu kerak boiler cangkang kelapa sawit yang merupakan salah satu pozzolan buatan yang memiliki silika yang cukup tinggi maka pozzolan ini dapat dipakai sebagai bahan tambahan atau sebagai pengganti semen portland. Bila di pakai sebagai pengganti sebagian semen portland umumnya berkisar antara 5% sampai 20% berat semen. Bila pozzolan dipakai sebagai bahan tambah maka
pozzolan dapat
Universitas Sumatera Utara
mengurangi pemuaian beton yang terjadi akibat proses reaksi alkali agregat dengan demikian mengurangi retak – retak beton akibat reaksi tersebut.
2.5 Agregat
Kandungan agregat dalam campuran beton biasanya sangat tinggi biasanya komposisi agregat tersebut berkisar 60%-70% dari berat campuran beton. Walaupun fungsinya hanya sebagai pengisi,tetapi karena komposisinya yang cukup besar,agregat inipun menjadi penting. Karena itu perlu dipelajari karakteristik agregat yang akan menentukan sifat beton yang akan dihasilkan.
Agregat yang digunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat alam atau buatan. Secara umum, agregat dapat dibedakan berdasarkan ukurannya, agregat kasar dan agregat halus.
Agregat Halus
Agregat halus adalah pengisi yang berupa pasir, agregat yang terdiri dari butirbutir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Ukurannya bervariasi antara ukuran No. 4 – No. 100 atau dengan kata lain agregat halus adalah batuan yang ukuran butirnya lebih kecil dari 4.75 mm (Standar ASTM).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.6. Persyaratan Gradasi Untuk Agregat Pada Beton Berbobot Normal ( ASTM C-33 ) Ukuran
Persen Lewat
Saringan
Agregat Kasar
Agregat
Standar
No.4
No.4 sampai
No.4
No.4
Halus
Amerika
sampai 2 in
1 ½ in
sampai 1 in
sampai ¾ in
2 in
95-100
100
-
-
-
-
95-100
100
-
-
25-70
-
95-100
100
-
-
35-75
-
90-100
-
10-30
-
25-60
-
-
-
10-30
-
20-55
100
0-5
0-5
0-10
0-10
95-100
0
0
0-5
1-5
80-100
0
0
0
0
50-85
0
0
0
0
25-60
0
0
0
0
10-30
0
0
0
0
2-10
(50 mm)
1½ in (37,5 mm)
1 in (25 mm)
¾ in (19 mm)
½ in (12,5 mm)
3/8 in (9,5 mm)
No.4 (4,75 mm)
No.8 (2,36 mm)
No.16 (1,18 mm)
No.30 (600 µm)
No.50 (300 µm)
No.100 (150 µm)
Sumber : Edward G.Nawi, Beton Betulang, 1998
Universitas Sumatera Utara
2.5.2. Agregat Kasar
Agregat kasar adalah agregat yang terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori . Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak lebih dari 20% dari berat agregat seluruhnya, agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirnya lebih besar dari 4.75 mm (Standar ASTM). Sifat agregat kasar mempengaruhi kekuatan akhir beton keras dan daya tahannya terhadap disentegrasi beton, cuaca, dan efek – efek perusak lainnya. Agregat kasar ini harus bersih dari bahan – bahan organic, dan harus mempunyai ikatan yang baik dengan gel semen.
Jenis agregat kasar yang umum adalah : 1. Batu pecah alami : Bahan ini didapat dari cadas atau batu pecah alami yang digali, yang berasal dari gunung api.
2. Kerikil alami : Kerikil didapat dari proses alami, yaitu dari pengikisan tepi maupun dasar sungai oleh air sungai yang mengalir.
3. Agregat kasar buatan : terutama berupa slag atau shale yang biasa digunakan untuk beton berbobot ringan . Biasanya merupakan hasil dari proses lain seperti dari blast-furnance dan lain – lain.
4. Agregat untuk pelindung nuklir dan berbobot berat : Dengan adanya tuntutan yang spesifik pada zaman atom yang sekarang ini, juga untuk pelindung dari radiasi nuklir sebagai akibat dari banyaknya pembangkit atom dan stasiun tenaga nuklir, maka perlu ada beton yang dapat melindungi dari sinar X, sinar Gamma, dan neutron. Pada beton demikian syarat ekonomis maupun syarat kemudahan
pengerjaan
tidak
begitu
menentukan.
Agregat
yang
diklasifikasikan disini misalnya baja pecah, barit, magnatit, dan limonit.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Air
Air yang dimaksud disini adalah air sebagai bahan pembantu dalam konstruksi bangunan meliputi kegunaannya dalam pembuatan dan perawatan beton. Air diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu proses kimiawi semen, membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam pengerjaan beton. Kekuatan dari pasta pengerasan semen ditentukan oleh perbandingan berat antara semen dan faktor air. Persyaratan Mutu Air menurut PUBI 1982, adalah sebagai berikut:
1. Air harus bersih 2. Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara visual dan tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2gr/l.
3. Tidak mengandung garam yang dapat larut dan dapat merusak beton (asamasam,zat organik dan sebagainya). .
Universitas Sumatera Utara