BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Dalam melaksanakan aktivitas produksi suatu barang, setiap perusahaan, baik perusahaan jasa atau pun perusahaan perdagangan serta perusahaan manufaktur pasti mengadakan persediaan. Tanpa persediaan, perusahaan akan dihadapkan pada masalah dan resiko yaitu kekurangan produk pada suatu waktu membuat permintaan konsumen tidak terpenuhi dan konsumen akan merasa kecewa, namun persediaan yang berlebihan akan membuat biaya penyimpanan besar. Menurut Herjanto (2004) persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, dan untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Dalam perusahaan persediaan merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Menurut Baroto (2002) timbulnya persediaan disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: a Keinginan melakukan spekulasi. Keinginan ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang besar dari kenaikan harga dimasa yang akan datang. b Mekanisme pemenuhan atas permintaan. Permintaan terhadap suatu barang tidak dapat dipenuhi seketika bila barang tersebut tidak tersedia. Dalam menyiapkan suatu barang diperlukan waktu untuk pembuatan dan pengiriman barang, sehingga hal ini dapat teratasi dengan pengadaan persediaan. c Keinginan untuk meredam ketidakpastian. Ketidakpastian terjadi akibat permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalam jumlah maupun waktu kedatangan, waktu memproduksi barang yang cenderung tidak konstan, dan waktu tenggang (lead time) yang cenderung tidak pasti karena banyak faktor tidak dapat dikendalikan. Ketidakpastian ini dapat diredam dengan mengadakan persediaan.
4 Universitas Sumatera Utara
5 Persoalan persediaan yang timbul adalah bagaimana cara mengatur persediaan, sehingga setiap kali ada permintaan, permintaan tersebut dapat terpenuhi. Apabila jumlah persediaan lebih besar dibanding permintaan, hal ini dapat menimbulkan dana besar yang tertanam dalam persediaan, meningkatnya biaya penyimpanan, dan resiko kerusakan barang yang lebih besar. Namun, jika persediaan lebih sedikit dibanding permintaan, hal ini akan menyebabkan kekurangan persediaan (stock out) yang berakibat proses produksi terhenti, tertundanya mendapatkan keuntungan, bahkan dapat berakibat hilangnya pelanggan atau konsumen. Assauri (1998) menyatakan bahwa tujuan pengendalian persediaan dapat di– nyatakan sebagai usaha untuk :
a Menjaga jangan sampai terjadi kehabisan persediaan. b Menjaga agar penentuan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar sehingga biaya yang timbul tidak terlalu besar. c Menghindari pembelian secara kecil-kecilan, karena akan berakibat biaya pemesanan menjadi besar.
Dengan kata lain, tujuan pengendalian persediaan adalah untuk memperoleh kualitas dan jumlah yang tepat dari barang yang tersedia pada waktu yang dibutuhkan dengan harga yang sesuai dengan kualitas barang dan dapat memaksimalkan pendapatan bersih suatu perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
6 2.1 Komponen Biaya Persediaan (Inventory Cost) Pada dasarnya biaya persediaan merupakan keseluruhan biaya operasi atas sistem persediaan baik pengeluaran maupun kerugian yang timbul karena adanya persediaan. Biaya persediaan terdiri dari biaya pembelian, biaya pengadaan, biaya penyimpanan, dan biaya kekurangan persediaan Nasution (2003) 2.1.1
Biaya pembeliaan (purchasing cost)
Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang. Besarnya biaya pembelian tergantung pada jumlah barang yang dibeli dan harga satuan barang. Dalam kebanyakan teori persediaan, komponen biaya pembelian tidak dimasukkan ke dalam total biaya persediaan karena diasumsikan bahwa harga barang per unit tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dibeli sehingga komponen biaya pembelian untuk periode waktu tertentu (misalnya satu tahun) konstan, dan hal ini tidak memperngaruhi hasil optimal tentang berapa banyak barang yang harus dipesan. 2.1.2
Biaya pengadaan (procurement cost)
Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis berdasarkan asal-usul barang, yaitu biaya pemesanan (ordering cost) jika barang yang diperlukan diperoleh dari pihak luar (supplier) dan biaya pembuatan (set up cost) jika barang yang diperlukan diperoleh dengan memproduksi sendiri. a Biaya pemesanan (ordering cost) Biaya pemesanan merupakan semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar.
Biaya ini meliputi biaya untuk menentukan pemasok
(supplier), pengetikan pesanan, pengiriman pesanan, biaya pengangkutan, biaya penerimaan, dan sebagainya. Biaya ini diasumsikan konstan untuk setiap kali pemesanan. b Biaya pembuatan (set up cost). Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi suatu barang. Biaya ini timbul di dalam pabrik yang meliputi biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin, mempersiapkan gambar kerja, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
7 2.1.3
Biaya penyimpanan (holding cost/carrying cost)
Dalam bukunya, Lesnaia (2004) menjelaskan bahwa biaya penyimpanan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang. Hal ini meliputi:
a Biaya memiliki persediaan (biaya modal) Penumpukan barang di gudang berarti penumpukan modal, dimana modal perusahaan mempunyai ongkos (expense) yang dapat diukur dengan suku bunga bank. Biaya memiliki persediaan diukut sebagai persentase nilai persediaan untuk periode waktu tertentu. b Biaya kerusakan dan penyusutan Barang yang disimpan dapat mengalami kerusakan dan penyusutan karena beratnya berkurang ataupun jumlahnya berkurang karena hilang. Biaya kerusakan dan penyusutan biasanya diukur dari pengalaman sesuai dengan persentasenya. c Biaya administrasi dan pemindahan Biaya ini dikeluarkan untuk mengadministrasi persediaan barang yang ada, baik pada saat pemesanan, penerimaan, maupun penyimpnan barang, serta biaya untuk memindahkan barang dari dan ke dalam tempat penyimpanan, termasuk upah buruh dan biaya peralatan handling. d Biaya gudang Barang yang disimpan memerlukan tempat penyimpanan sehingga timbul biaya gudang. Jika gudang dan peralatannya disewa maka biaya gudangnya merupakan biaya sewa, sedangkan jika perusahaan mempunyai gudang sendiri maka biaya gudang merupakan biaya depresiasi. e Biaya kadaluarsa Barang yang disimpan dapat mengalami penurunan nilai karena perubahan teknologi dan model seperti barang-barang elektronik. Biaya kadaluaarsa biasanya diukur dengan besarnya penurunan nilai jual dari barang tersebut.
Universitas Sumatera Utara
8 f Biaya asuransi Barang yang disimpan diasuransikan untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran. Biaya asuransi tergantung jenis barang yang diasuransikan dan perjanjian dengan perusahaan asuransi.
2.1.4
Biaya kekurangan persediaan (stock out cost)
Biaya kekurangan persediaan adalah biaya yang timbul apabila ada permintaan terhadap barang yang kebetulan tidak tersedia di gudang (stock out). Untuk barangbarang tertentu, pelanggan dapat diminta menunda pembeliannya atau dengan kata lain pelanggan diminta untuk menunggu. Dalam hal ini stoct out cost yang timbul adalah biaya ekstra untuk membuat lagi barang yang dipesan sehingga proses produksi akan terganggu dan akan menimbulkan kerugian karena perusahaan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan atau akan kehilangan pelanggan karena konsumen akan beralih pada para pesaing.
Universitas Sumatera Utara