6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Musik 2.1.1. Definisi Musik berasal dari bahasa Yunani yaitu mousike yang diambil dari nama dewa dalam mitologi Yunani kuno yang bernama Mousa yang artinya yang memimpin seni dan ilmu (Ensiklopedi National Indonesia 1990:413 dalam Satya, 2012). Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan (Jamalus:1988:1). Musik adalah segala sesuatu yang memberikan efek menyenangkan, keceriaan, dan mempunyai irama (ritme) melodi, timbre tertentu untuk membantu tubuh dan pikiran saling bekerja sama (Fauzi,2006).
2.1.2. Jenis-jenis Musik Sturm (2012) membagi musik menjadi 10 jenis, yaitu : 1. Musik Klasik Periode musik klasik dimulai pada abad ke 18 yang dikenalkan oleh Franz Joseph Haydn lalu dilanjutkan oleh Beethoven dan Mozart.Musik klasik tidak lepas dari periode Barok (periode sebelum musik klasik), instrumen orkestra dan piano sering digunakan pada jenis musik ini. 2. MusikClassic Country Jenis musik classic country ini menggunakan struktur lagu yang sederhana yang dibawakan dengan cara berbeda oleh Southern Twang.
Universitas Sumatera Utara
7
3. Disco Jenis musik ini populer dipertengahan tahun 1970. Frank and Soul membawakan musik ini dengan beberapa nada tambahan seperti strings dan pop melodies 4. Hip Hop Jenis musik ini berfokus pada repeated and familiar sample loops, catchy hooks, dan anthem choruses 5. Jazz Jazz dimulai di New Orleans, tahun 1920 sampai 1940 lebih menonjolkan penggunaan terompet atau cornetuntuk menghasilkan melodi, trombone untuk harmoni, clarinet untuk countermelodies dan piano, gitar, tuba, maupun drum untuk ritme. 6. Rock Vintage Dimulai dari tahun 50 sampai 60an, Musik ini menggabungkan gaya musik lama dan baru dari Rock dan Pop. 7. Blues Acoustic Dimulai pada zaman tradisi Afrika.Blues adalah medium dinamis yang kuat beserta harapan keputusasaan, sebuah cerita dan mimpi.Biasannya dimainkan dengan menggunakan gitar dan sering diiringi oleh harmonika, dan piano. 8. Raggae Dimulai di Jamaica dan menyebar ke New Orleans R&B. Musik ini adalah musik klasik yang didengarkan di pinggir pantai atau pulau. 9. Pop 10. Metal
Universitas Sumatera Utara
8
2.1.3. Unsur-unsur Musik Unsur-unsur musik terdiri dari: a. Irama atau Ritme Irama atau ritme adalah dinamika bunyi yang bergerak secara teratur serta berhubungan dengan panjang pendeknya not, berat ringannya aksen (tekanan) pada not sehingga dapat dirasakan (Sijaya, 1984 : 1 dalam Satya, 2012) b. Melodi Melodi adalah susunan atau urutan nada-nada dalam musik yang terdengar dalam berbagai tinggi rendahnya nada (Kodijat, 1986 : 45 dalam Satya, 2012) c. Harmoni Harmoni adalah pengetahuan tentang hubungan nada-nada dalam akord serta hubungan antara masing-masing akord. Akord adalah rangkaian dari dua nada atau lebih yang dibunyikan serentak dan menghasilkan suara yang selaras (Kodijat , 1986 : 1 dalam Satya, 2012)
2.1.4. Fungsi Musik Terdapat beberapa fungsi dari musik antara lain, entertainment (hiburan bagi pendengarnya), komunikasi (antar pemain, penonton, maupun yang bersifat religi atau kepercayaan), persembahan simbolis (simbol keadaan kebudayaan suatu masyarakat), respon fisik (pengiring aktifitas ritmik seperti, tari-tarian, senam), keserasian norma-norma masyarakat (berperan dalam norma sosial suatu budaya), ritual keagamaan (pengiring dalam peribadatan), wujud integrasi dan identitas masyarakat (musik berpengaruh dalam proses pembentukan kelompok sosial) ( Merriam, 1964:218 dalam Satya, 2012). Dalam dunia kesehatan musik memiliki beberapa manfaat diantaranya: (1) musik menutupi bunyi dan perasaan tidak enak (mengurangi rasa nyeri); (2) memperlambat dan menyeimbangkan gelombang otak (meningkatkan fungsi kognitif); (3) mempengaruhi pernapasan, nadi, dan tekanan darah; (4) mengurangi stres dan ketegangan otot; (5) meningkatkan daya tahan tubuh; (6) merangsang fungsi otak (Campbell, 2001 dalam Dewi, 2009).
Universitas Sumatera Utara
9
2.2. Musik Klasik 2.2.1. Definisi Musik klasik adalah komposisi musik yanglahir dari budaya Eropa sekitar tahun 1750-1825. Biasanya musik klasikdigolongkan melalui periodisasi tertentu, mulai dari periode klasik,diikuti oleh barok, rokoko, dan romantik.Pengertian lain dari musik klasik yaitu semua musik dengan keindahan intelektual yang tinggi dari semua zaman, baik itu berupa simfoni Mozart, kantata Bach atau karya-karya abad 20. Istilah"keindahan intelektual" itu sendiri memiliki pengertian yang relatif bagisetiap orang (Pattikawa,2014).
2.2.2. Sejarah Musik klasik berasal dari Zaman Klasik sekitar tahun 1750 sampai 1830. Masa 1760-1820 ditandai dengan banyak peristiwa politik yang mengubah Eropa dan Benua Amerika di antaranya, permulaan Revolusi Perancis tanggal 14 Juli 1789 (1789-1794), seringkali dianggap sebagai permulaan sejarah dunia modern. Walaupun revolusi ini dimulai dengan suatu idealisme dan optimisme yang dipengaruhi olah ide-ide Pencerahan namun ketegangan ini dapat dipadamkan oleh seorang jenderal bernama Napoleon Bonaparte yang kemudian menguasai sebagian besar Eropa barat melalui kampanye militer yang berlangsung sampai tahun 1815, namun Napoleon Bonaparte lalu dipukul mundur pada pertempuran Waterloo oleh gabungan negara yang terdiri atas Inggris, Rusia, Austria, dan Swedia. Pada akhir masa ini, Kerajaan Inggris menjadi negara terkuat di dunia. Kemajuan dalam ilmu dan teknologi terdapat selama setengah abad ke-18 dan menghasilkan revolusi lain, yaitu Revolusi Industri. Perkembangan ini terasa lebih dulu di Inggris. Dalam dunia kesusastraan, novel menjadi jenis tulisan yang penting. Penyair-penyair penting yang muncul termasuk Goethe (1749-1832) dan Schiller dari Jerman. Di era inilah muncul musik klasik. Istilah “klasik” mempunyai beberapa konotasi. Klasik dipakai dalam hubungannya dengan kebudayaan dan kesenian Yunani dan Roma Kuno. Kata “klasik” juga dipakai karena nilai-nilai dari Yunani Kuno seperti keseimbangan,
Universitas Sumatera Utara
10
pengendalian, dan kejelasan dalam bentuk muncul kembali dalam kesusastraan dan kesenian. Masa klasik dalam musik secara khusus berpusat pada tiga komponis penting, yaitu Josef Haydn (1732-1809), Wolfgang Amadeus Mozart (17561791), dan Ludwig Van Beethoven (1770-1827) (McNeill, 1998).
2.3. Musik dalam Dunia Medis 2.3.1. Terapi Musik Dalam dunia medis, musik seringkali digunakan untuk terapi supportif. Terapi musik adalah terapi untuk meningkatkan kualitas fisik dan mental menggunakan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni timbre, bentuk, dan gaya yang disatukan sehingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental (Sulistyorini, 2014). Pasien yang mendengarkan musik dua hari berturut-turut sebelum melakukan operasi abdomen terbukti mengurangi rasa sakit dan stres (Good et al, 1999). Terapi musik terbukti dapat menimbulkan respon fisiologis pada kecemasan pasien di Intensive care Unit (ICU) dengan hasil 90% pasien menunjukkan penurunan tekanan sistolik 95% pasien menunjukkan penurunan tekanan tekanan diastolik (Suhartini, 2008). Terapi musik klasik yang dilakukan pada 30 orang responden, mengalami penurunan sistolik sebanyak 19 responden, yang mengalami peningkatan sebanyak 4 responden dan yang tetap sebanyak 7 responden. Hal ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar responden mengalami penurunan tekanan darah, walaupun masih ada yang tidak mengalami perubahan tekanan darah bahkan peningkatan tekanan darah setelah diberi terapi musik klasik (Nafilasari et al, 2013). Terapi musik dapat digunakan sebagai salah satu intervensi keperawatan pada pasien koma.Terapi musik yang sesuai dapat digunakan dalam upaya untuk melawan stimulus-stimulus yang tidak menyenangkan di ruang perawatan klinis.Hasil penelitian tentang pengaruh terapi musik terhadap pasien koma
Universitas Sumatera Utara
11
dilakukan terhadap 21 responden.Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara MAP, frekuensi jantung, dan frekuensi pernapasan sebelum dan sesudah terapi (Rihiantoro et al,2008). Penerapan terapi musik klasik (Mozart) berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistolik pada lansia dengan hipertensi, Terapi ini dilakukan pada 11 orang responden.Seluruh lansia yang diberi terapi musik klasik mengalami penurunan darah sistolik rata-rata 6 mmHg (Jasmarizal et al, 2011).
2.3.2. Peran Terapi Musik Peranan musik dalam menurunkan tekanan darah masih kontroversial, diduga dengan mendengarkan musik, akan terjadi pengurangan pengeluaran katekolamin yang akan mengakibatkan penurunan tekanan darah dan denyut nadi (Saing, 2007). Musik juga diduga akan menstimulasi pengeluaran NO (Nitric Oxide), suatu mediator vasoaktif lokal yang menyebabkan vaosdilatasi arteriol lokal dengan memicu relaksasi otot polos arteriol di sekitarnya yang pada akhirnya akan menurunkan tekanan darah (Nurrahmani, 2012:71).
2.3.3. Pelaksanaan Terapi Musik Menurut Merrit (2003), sampai saat ini musik klasik yang sudah terbukti efeknya dalam terapi, namun pada dasarnya segala jenis musik bisa digunakan asalkan dengan ketukan 70-80 kali per menit yang sesuai dengan irama jantung manusia sehingga mampu memberikan efek terapeutik yang baik Terapi musik dapat dilakukan dimana saja di tempat yang santai dan nyaman. Jarak pasien dengan tape sekitar 50 cm jika menggunakan tape, bisa juga menggunakan earphones. Usahakan volume sedang atau lemah saja, tidak terlalu keras yang penting pasien nyaman (Satiadarma, 2004).
2.4. Tekanan darah 2.4.1. Definisi Tekanan darah arterial adalah kekuatan tekanan darah ke dinding pembuluh darah yang menampungnya. Tekanan ini berubah-ubah pada setiap
Universitas Sumatera Utara
12
tahap siklus jantung. Selama ventricular systole, pada saat ventikel kiri memaksa darah masuk aorta, tekanan naik sampai puncak, yang disebut tekanan sistolik. Selama diastole tekanan turun. Nilai terendah yang dicapai disebut tekanan diastolik. Tekanan darah dinyatakan sebagai tekanan sistolik per tekanan diastolik, normalnya adalah 120/80 mmHg (Pearce, 2002 : 141).
2.4.2. Fisiologi Tekanan Darah Tekanan darah sangat penting dalam sistem sirkulasi karena berguna untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh agar oksigen dan nutrisi-nutrisi dapat sampai ke jaringan. Aliran darah secara keseluruhan adalah 5000 ml/menit pada sirkulasi total orang dewasa dalam keadaan istirahat(Rakhmawati, 2013). Tekanan darah ditentukan oleh curah jantung (Cardiac Output) dan resistensi pembuluh darah terhadap darah. Curah jantung adalah volum darah yang dipompa melalui jantung per menit (Stroke Volume x Heart Rate). Resistensi diproduksi di arteriol dikenal dengan resistensi vaskular sistemik. Resistensi bergantung pada tiga faktor yaitu, kekentalan darah, panjang pembuluh, dan jarijari pembuluh. Isi sekuncup curah jantung dipengaruhi oleh preload (kekuatan dari otot jantung) dan tekanan yang harus dilawan oleh jantung saat memompa (afterload). Bila afterload meningkat, tekanan darah akan meningkat karena afterload berhubungan dengan tekanan aorta untuk ventrikel kiri dan tekanan arteri untuk ventrikel kanan. Peningkatan afterload akan menurunkan curah jantung jika kekuatan jantung tidak meningkat. Denyut jantung maupun kekuatan jantung diatur oleh sistem saraf otonom (Rakhmawati, 2013). Pada saat terjadi gangguan
homeostasis tubuh akibat peningkatan
peningkatan volume darah dan tekanan darah maka ANP (Atrial Natriuretic Peptide) sangat dibutuhkan untuk mengembalikan volume darah dan tekanan darah kembali normal. ANP diproduksi oleh sel otot jantung pada dinding atrium kanan pada saat diastol (Martini, 2001). ANP dikeluarkan pada saat volume darah meningkat dan atrium jantung meregang secara berlebihan. ANP menurunkan volume darah dan tekanan darah dengan beberapa cara yaitu, meningkatkan mengeluarkan ion sodium pada ginjal,
Universitas Sumatera Utara
13
meningkatkan pengeluaran air dengan menaikan volume urin yang diproduksi, mengurangi rasa haus, menghambat pelepasan ADH (Anti Diuretic Hormone), aldosterone, epinephrine dan norepinephrine, serta vasodilatasi perifer (Martini, 2001). Jika gangguan homeostasis yang terjadi menyebabkan penurunan tekanan darah dan aliran darahpada jaringan, akan terjadi rangsangan autoregulasi lokal menurunkan tahanan dan peningkatan aliran darah namun apabila autoregulasi tidak efektif, tubuh akan mengkompensasi dengan berbagai cara seperti mengaktivasi pusat kardiovaskular, stimulasi saraf simpatis pada jantung dan perifer, mapun stimulasi kelenjar endokrin untuk melepaskan hormon yang berperan dalam pengaturan tekanan darah dan volume darah yang bertujuan mengembalikan volume dan tekanan darah kembali normal (Martini, 2001).
2.4.3. Faktor yang berperan dalam tekanan darah Faktor instrinsik yang mempengaruhi tekanan darah yaitu,kekuatan pompa jantung, viskositas (kekentalan darah), elastisitas dinding pembuluh darah, tahanan tepi (F. Haryati, 2011). Menurut Huyton (1994), Upaya menjaga agar aliran darah tidak naik dan tidak turun disebabkan oleh tekanan darah yang berubah ubah, maka penting untuk mempertahankan tekanan arteri rata-rata dalam batas konstan, melalui serangkaian mekanisme yang meliputi: 1. Pengaturan melalui saraf Yang penting dalam refleks saraf adalah refleks baroreseptor.Reseptor ini terletak di dinding aorta dan arteri karotis interna. Jika tekanan darah terlalu tinggi baroreseptor akan mengirim sinyal ke medulla oblongata yang menyebabkan perlambatan jantung, pengurangan kekuatan kontraksi jantung, dilatasi arteriol dan vena besar. Bila tekanan terlalu rendah efek baroreseptor akan terjadi sebaliknya. 2. Pengaturan melalui ginjal Dalam hal ini ginjal berfungsi melalui 2 mekanisme yaitu: hemodinamik dan hormonal. Pada mekanisme hemodinamik, jika tekanan arteri naik melewati
Universitas Sumatera Utara
14
batas normal, tekanan yang besar dalam arteri renalis akan menyebabkan lebih banyak cairan yang disaring sehingga air dan garam yang dikeluarkan dari tubuh juga meningkat, sebaliknya bila tekanan turun dibawah normal ginjal akan menahan air dan garam sampai tekanan naik kembali menjadi normal. 3. Pengaturan melalui hormon Bila tekanan darah terlalu rendah ginjal akan mensekresikan renin yang akan membentuk angiotensin yang mengakibatkan konstriksi arteriol di seluruh tubuh dan dapat mengembalikan tekanan darah ke normal. Faktor ekstrinsik yang dapat mempengaruhi tekanan darah adalah usia, jenis kelamin, obat-obatan, olahraga, ras, dan obesitas (Kozier et al, 2009).Lakilaki berpotensi lebih besar mengidap hipertensi daripada perempuan (Khomsan, 2004 dalam Wahyudi, 2014). Menurut Wahyudi (2014), responden yang jarang berolahraga atau tidak pernah berolahraga mempunyai tekanan sistolik dan diastolik lebih tinggi dibanding responden yang berolahraga. Risiko hipertensi pada seseorang yang mengalami obesitas adalah dua hingga enam kali lebih tinggi dibanding sesorang dengan berat badan normal (Muniroh, 2007 dalam Anggara, 2012).Menurut Potter& Perry (2005), hal lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah adalah stres.
2.4.4. Pengukuran Tekanan darah Perubahan tekanan arteri dapat diukur secara langsung dengan alat yang disebut sfigmomanometer, suatu manset yang dapat dikembungkan dan dipasang secara eksternal untuk mengukur tekanan(Sherwood, 2002).
Universitas Sumatera Utara
15
Gambar 2.1. Cara mengukur tekanan darah Gambar kiri: posisi saat pengukuran dan tekanan darah ; Gambar kanan: yang terjadi pada pembuluh darah saat pengukuran tekanan darah
Sumber : Sherwood, 2002
Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, responden sebaiknya menghindar kegiatan aktivitas fisik seperti olah raga, merokok, dan makan, minimal 30 menit sebelum pengukuran dan juga duduk beristirahat setidaknya 515 menit sebelum pengukuran. Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres. Pengukuran sebaiknya dilakukan dalam ruangan yang tenang dan dalam kondisi tenang dan posisi duduk. Pastikan responden duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kanan responden di atas meja/lengan kursi sehinga sejajar dengan jantung responden (Riskesdas, 2007). Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kanan responden dan memintanya untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak berbicara pada saat
Universitas Sumatera Utara
16
pengukuran.
Apabila
responden
menggunakan
baju
berlengan
panjang,
singsingkan lengan baju ke atas tetapi pastikan lipatan baju tidak terlalu ketat sehingga tidak menghambat aliran darah di lengan. Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan terbuka ke atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa manset (Riskesdas, 2007). Manset dilingkarkan di sekitar lengan atas. Selama pengukuran, stetoskop diletakkan di atas arteri brakhialis di sisi dalam siku tepat di bawah manset. Pada permulaan penentuan tekanan darah, manset dikembungkan ke tekanan yang lebih besar daripada tekanan darah sehingga arteri brakhialis kolaps Tidak terdengar suara ketika darah tidak mengalir melalui pembuluh atau ketika darah mengalir dalam aliran laminar normal. Sebaliknya, aliran darah turbulen menciptakan getaran yang terdengar ketika memeriksa tekanan darah, yang dikenal sebagai bunyi Korotkoff. Karena tekanan eksternal ini lebih besar daripada tekanan puncak internal maka arteri terjepit total di sepanjang siklus jantung tidak terdengar bunyi apapun, karena tidak ada darah yang mengalir(Sherwood, 2002). Sewaktu udara di manset secara perlahan dikeluarkan, maka tekanan di manset secara perlahan juga berkurang. Ketika tekanan manset turun tepat dibawah tekanan sistolik puncak, arteri secara transien terbuka sedikit saat tekanan darah mencapai puncak ini. Darah sesaat lolos melewati arteri yang tertutup parsial sebelum tekanan arteri turun di bawah tekanan manset dan arteri kembali kolaps. Semburan darah ini turbulen sehingga dapat terdengar. Karena itu, tekanan manset tertinggi saat bunyi pertama dapat didengar menunjukkan tekanan sistolik. Sewaktu tekanan manset terus turun, darah secara intermiten menyembur melewati arteri dan menghasilkan suara seiring dengan siklus jantung setiap kali tekanan arteri melebihi manset(Sherwood, 2002). Ketika tekanan manset akhirnya turun di bawah tekanan diastol, arteri brakhialis tidak lagi terjepit sepanjang siklus jantung dan darah dapat mengalir tanpa terhambat melalui pembuluh. Dengan pulihnya aliran darah nonturbulen ini maka tidak ada lagi suara yang terdengar. Karena itu, tekanan manset tertinggi saat bunyi terakhir terdengar menunjukkan tekanan diastolik.Catat angka sistolik dan diastolik hasil pengukuran tersebut pada formulir hasil pengukuran dan
Universitas Sumatera Utara
17
pemeriksaan. Pengukuran dilakukan dua kali, jarak antara dua pengukuran sebaiknya antara 2 menit dengan melepaskan manset pada lengan (Riskesdas, 2007). Pada praktik klinis, tekanan darah arteri dinyatakan sebagai tekanan sistolik per tekanan diastolik, dengan batas untuk tekanan darah yang dianjurkan adalah kurang dari 120/80 mmHg (Sherwood, 2002).
2.4.5. Kelainan Tekanan darah Hipotensi (Tekanan darah rendah) adalah kondisi dimana tekanan yang mensirkulasi darah ke seluruh tubuh kurang dari normal. Tekanan darah rendah belum tentu menunjukkan kondisi patologis. Beberapa orang memiliki tekanan darah rendah namun mereka tetap sehat. Tekanan darah rendah menjadi masalah jika berdampak negatif pada tubuh, seperti kondisi hipoksia karena tekanan darah yang terlalu rendah. Simptom dari hipotensi adalah: light-headedness saat berubah posisi dari duduk atau tidur, unsteadiness, dizziness, weakness, blurred vision, fatigue, fainting. Tekanan darah rendah disebabkan oleh hipotensi ortostatik, dehidrasi, gagal jantung, kehilangan darah, donor darah (Haryati, F , 2011). Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Pada Manula, hipertensi adalah tekanan sistolik 160 mmHg dan diastolik 90 mmHg (Brunner & Suddarth, 2002). Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial atau primer, sedangkan hipertensi yang disebabkan oleh suatu penyakit disebut hipertensi sekunder (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, 2009).
Universitas Sumatera Utara
18
Tabel 2.1. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 Klasifikasi tekanan
TDS (mmHg)
TDD (mmHg)
darah Normal
<120
Dan
<80
Prahiertensi
120-139
Atau
80-89
Hipertensi derajat 1
140-159
Atau
90-99
Hipertensi derajat 2
>160
Atau
>100
TDS= Tekanan Darah Sistolik, TDD= Tekanan Darah Diastolik
Sumber :Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, 2009
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ yang sering ditemui pada pasien hipertensi yaitu, jantung, otak, penyakit ginjal kronis, penyakit arteri perifer, dan retinopati. Adanya kerusakan organ target, terutama paa jantung dan pembuluh darah, akan memperburuk prognosis pasien hipertensi. Tingginya morbiditas dan mortalitas pasien hipertensi terutama disebabkan oleh timbulnya penyakit kardiovaskular (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, 2009). Pengobatan pasien hipertensi bertujuan untuk: (1) tekanan darah <140/90 mmHg, untuk individu berisiko tinggi (diabetes, gagal ginjal proteinuria) <130/80 mmHg, (2) menurunkan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular, (3) menghambat laju penyakit ginjal proteinuria (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, 2009). Jenis-jenis obat hipertensi yang dianjurkan JNC 7 adalah: diuretik, beta blocker, Calcium Channel Blocker, Angiotensin Converting Enzyme (ACE) Inhibitor atau ACEI, Angiotensin II Receptor Blocker (ARB). Terapi nonfarmakologik berupa: menghentikan merokok, menurunkan berat badan berlebih, menurunkan konsumsi alkohol berlebih, latihan fisik, menurunkan asupan garam, meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta
Universitas Sumatera Utara
19
menurunkan asupan lemak (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, 2009), dan mendengarkan musik klasik. Pada penelitian ini peneliti bertujuan untuk mengetahui pengaruh mendengarkan musik klasik terhadap tekanan darah pada Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik USU Fakultas Tekniktahun masuk 2012 . Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian ini sampel adalah orang sehat (non hipertensi) dan lokasinya di Teknik Kimia USU.
Universitas Sumatera Utara