BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rokok Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesis lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. (Wigand, 2006) Bentuk-bentuk olahan lainya termasuk sirih yang sering dikonsumsi bersama tembakau, merokok dengan menggunakan pipa, cerutu, bidi (banyak dikonsumsi di India, dimana tembakau dilipat dengan daun temburni atau daun tendu), kretek (mengandung eugenol dan cengkeh) dan pipa air (Sheesha/Hookah). (Fauci et al., 2008) 2.1.1. Kandungan rokok Bahan utama rokok adalah tembakau, dan setelah dibakar, asap rokok mengandung lebih dari 4000 zat-zat yang membahayakan kesehatan. Kandungan utama pada tembakau adalah tar, nikotin, dan CO. Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandungi bahan-bahan kimia lain yang juga sangat beracun. Zatzat beracun yang terdapat di dalam rokok antara lain: (Fauci et al., 2008) 1. Karbon monoksida(CO) adalah unsur yang dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. 2. Nikotin adalah suatu zat yang memiliki efek adiktif dan psikoaktif sehingga perokok akan merasakan kenikmatan, kecerdasan berkurang, toleransi dan keterikatan. Keterikatan berlaku karena meningkatnya sekresi dopamin. (Salokangas, et al., 2000) Nikotin bukan senyawa karsinogenik. Dosis yang tinggi dapat menyebabkan paralisis sistem pernafasan. Lebih dari 90% kandungan nikotin dalam asap rokok diabsorpsi ke dalam tubuh. (Harvey, 2009)
Universitas Sumatera Utara
3. Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan juga dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal. (Fauci et al., 2008) 4. Polonium-210, suatu senyawa karsinogenik.(Alsagaff, 1995) 5. 3,4-benzypyrene, karsinogen yang terkandung dalam asap rokok. Juga terkandung dalam bahan bakar diesel. (Alsagaff, 1995) 6. Salah satu kandungan dalam rokok kretek adalah eugenol, suatu cairan kuning pucat yang diekstraksi dari cengkeh. Eugenol digunakan dalam produksi haruman (perfume), antiseptic, dan sebagai bahan perasa. 7. Salah satu kandungan asap rokok adalah Reactive Oxygen Species. Ini dapat menyebabkan kerusakan DNA sel tubuh hingga berlakunya kanker. (Waris, 2006)
2.1.2. Dampak tembakau pada kesehatan. Telah banyak terbukti bahwa tembakau banyak berdampak terhadap status kesehatan. Diketahui pula bahwa konsumsi tembakau berkontribusi terhadap timbulnya kanker paru, kanker laring, kanker mukosa mulut, kanker lambung, kanker
serviks,
Acute
Myeloid
Leukemia,
Penyakit
Paru
Obstruktif
Kronis(PPOK), aneurisma aorta, Coronary Heart Disease, antara lain. (Fauci et al., 2008) Hampir 90% PPOK disebabkan oleh konsumsi tembakau. Penelitian yang telah dilakukan di India menyatakan bahwa resiko terjadinya Infark Miokard melipat 4 kali pada orang yang merokok sepuluh stau lebih batang rokok perhari. (Pais, 2001) Tembakau juga dapat merusak sistem reproduksi, berkontribusi kepada keguguran, kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah, kematian bayi setelah lahir (sudden infant death syndrome), dan penyakit-penyakit lainnya pada anak-anak. Namun demikian tidak hanya perokok saja yang beresiko mendapatkan penyakit tersebut, tetapi masyarakat banyak yang terpapar oleh asap
Universitas Sumatera Utara
rokok yang kita kenal dengan passive smoking. Telah terbukti bahwa passive smokers berisiko untuk terkena penyakit kardiovaskuler, kanker paru, asma, dan penyakit paru lainnya (Fauci et al., 2008). Terdapat juga penelitian yang menyatakan salah satu kendungan rokok adalah sejenis zat dioksin yang merupakan agonis aryl hydrocarbon receptor(AhR). Apabila AhR diaktivasi oleh zat dioksin agonis yang terkandung dalam asap rokok, maka akan menyebabkan disfungsi system imun tubuh, kelainan pada system reproduksi, dan juga kanker. (Kitamura, 2007) Tabiat merokok juga merupakan factor resiko bagi infeksi tubuh, terutamanya infeksi pada paru-paru. Suatu penelitian yang dilakukan di Cina menyatakan bahwa 54% dari penderita tuberkulosa adalah perokok. (Wang, 2009) Merokok juga dapat menyebabkan infeksi pada lambung. Infeksi H. pylori dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung, apalagi ditambah dengan efek karsinogenesis kandungan rokok sendiri. Kandungan dalam rokok dapat mengurangi sekresi mukosa pada lambung sehingga seseorang itu lebih mudah dijangkiti oleh kuman pathogen. (Bornschein, 2011) Kandungan dalam rokok juga dapat mempengaruhi intelegensia. Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang merokok semasa hamil mempunyai kecerdasan yang rendah. Tingkat kecerdasan ditentukan dengan Neuropsychological Test Battery yang mengukur pentuturan, intelengensia, kecerdasan visuo-spasial, dan sikap anak secara subjektif oleh ibu. Didapati grup anak-anak yang ibunya tidak merokok mendapat nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang merokok semasa kehamilan. (Makin, 1989) Merokok juga dapat menyebabkan penyakit-penyakit ginjal seperti Polycystic Kidney Disease, Lupus Nephritis dan juga gagal ginjal. Kerusakan pembuluh darah juga dapat berlaku, dengan meningkatnya resiko disfungsi endotel dan atherosclerosis. Hal-hal ini berlaku karena dalam rokok terkandung reactive aldehydes (misalnya acrolein) yang merupakan mediator disfungsi endotel yang kemudiannya menyebabkan atherosclerosis. Nikotina yang terkandung dalam rokok mempunyai kapasitas tinggi untuk membentuk radikal bebas di sel mesangial, sehingga berlakunya kegagalan ginjal. (Mercado, 2007)
Universitas Sumatera Utara
2.2.
Remaja Masa remaja merupakan periode peralihan dari alam anak-anak ke dewasa.
Pada waktu ini, orang muda akan menyelesaikan pertumbuhan, mengambil bentuk tubuh seksual dimorfik, mengembangkan keterampilan kognitif yang baru (termasuk kapasitas berpikir abstrak), mengembangkan rasa yang lebih jelas tentang identitas pribadi dan seksual, dan mengembangkan tingkat emosional, pribadi dan kemandirian dari orang tua mereka (Christie, 2005). 2.2.1. Perkembangan fisik remaja. Pada waktu remaja, akan berlaku pertumbuhan fisik yang mendadak. Antara perkembangan yang didapati adalah peningkatan berat badan dan tinggi badan, perkembangan ciri-ciri seks sekunder, dan perkembangan otak. (Ruffin, 2009) 2.2.2. Perkembangan kognitif remaja. Pada masa remaja juga berlakunya perkembangan kognitif pesat. Kebolehan berpikir secara kritis dan kreatif inilah yang mengubah remaja menjadi dewasa. Kebolehan berfikir secara abstrak juga muncul pada masa remaja. Pemikiran abstrak adalah kebolehan untuk memikir tentang sesuatu yang tidak dapat dilihat, diraba atau dirasa.(Ruffin, 2009) 2.2.3. Perkembangan psikososial remaja. Masa remaja diketahui sebagai masa perkembangan identitas diri. Pada periode ini, pergaulan terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Pada masa ini juga munculnya sikap mandiri, dimana remaja merasa lebih suka untuk memecahkan masalah mereka tanpa bantuan orang tua mereka. (Ruffin, 2009). Kebanyakan perokok mulai merokok pada masa remaja karena perubahan psikososial. (Kumar, 2009)
Universitas Sumatera Utara
2.3.
Pengetahuan. Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk memenuhi rasa
ingin tahu ini, manusia sejak zaman dahulu telah berusaha untuk mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan dapat diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain. Semenjak adanya sejarah kehidupan manusia di muka bumi ini, manusia telah berusaha mengumpulkan fakta. Dari fakta-fakta ini, bila disusun dan disimpulkan menjadi beberapa teori, yang kemudiannya digunakan untuk memahami gajala-gejala alam dna kemasyarakatan lainnya. Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, teori-teori tersebut makin berkembang baik kualitas maupun kuantitasnya, seperti apa yang telah kita rasakan dewasa ini. (Notoatmodjo, 2005) Pegetahuan adalah data dan informasi yang digabung dengan kemampuan, intuisi, pengalaman, gagasan, motivasi dari sumber yang kompeten. Sumber pengetahuan bisa berupa banyak bentuk contohnya adalah koran, majalah, email, artikel, iklan, dan manusia. (Hendrik, 2003) Pengetahuan ahalah hasil daripada tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu dimana penginderaan dapat melalui pancaindera manusia. Pengetahuan hanya sekadar menjawab pertanyaan ‘’apa’’, misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya. Sedangkan ilmu bukan sekadar menjawab ‘‘apa’’, melainkan akan menjawab pertanyaan ‘’kenapa’’ dan ‘’bagaimana’’. ( Notoatmodjo, 2005) Apabila pengetahuan itu mempunyai sasaran yang tertentu, mempunyai metode atau pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara universal, maka terbentuklah disiplin ilmu. Dengan perkataan lain, pengetahuan itu dapat berkembang menjadi ilmu apabila terdapat objek kajian, metode pendekatan dan bersifat universal. (Notoatmodjo, 2005)
Universitas Sumatera Utara
2.4.
Sikap (attitude) Sikap mulai menjadi fokus pembahasan dalam ilmu sosial semenjak awal
abad ke-20. Secara bahasa, Oxford Advanced Learner Dictionary mencantumkan bahwa sikap (attitude), berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran dan perilaku. Dapat juga dikatakan bahwa sikap adalah kondisi mental yang kompleks yang melibatkan keyakinan dan perasaan, serta disposisi untuk bertindak dengan cara tertentu. (Ramdhani, 2008) Sikap adalah pengorganisasian yang relatif berlangsung lama dari proses motivasi, persepsi dan kognitif yang relatif menetap pada diri individu dalam berhubungan dengan aspek kehidupannya. Sikap individu ini dapat diketahui dari beberapa proses motivasi, emosi, persepsi dan proses kognitif yang terjadi pada diri individu secara konsisten dalam berhubungan dengan obyek sikap. (Ramdhani, 2008) Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi sikap yang wujud pada seseorang, antaranya: (Ramdhani, 2008) a. Faktor-faktor genetik dan fisiologik: Sebagaimana dikemukakan bahwa sikap dipelajari, namun demikian individu membawa ciri sifat tertentu yang menentukan arah perkembangan sikap ini. Di lain pihak, faktor fisiologik ini memainkan peranan penting dalam pembentukan sikap melalui kondisi-kondisi fisiologik, misalnya usia, atau sakit sehingga harus mengkonsumsi obat tertentu. Misalnya waktu masih muda, individu mempunyai sikap negatif terhadap obat-obatan, tetapi setelah menderita sakit sehingga secara rutin harus mengkonsulsi obat-obatan tertentu. Contoh lain semasa muda, individu suka music rock & roll yang suaranya keras, namun setelah tua lebih suka music klasik. b. Pengalaman Personal: Faktor lain yang sangat menentukan pembentukan sikap adalah pengalaman personal atau orang yang berkaitan dengan sikap tertentu. Pengalaman personal yang langsung dialami memberikan pengaruh yang lebih kuat daripada pengalaman yang tidak langsung.
Universitas Sumatera Utara
Terdapat dua aspek yang secara khusus memberi sumbangan dalam membentuk sikap. Pertama adalah peristiwa yang memberikan kesan kuat pada individu (salient incident), yaitu peristiwa traumatik yang merubah secara drastis kehidupan individu, misalnya kehilangan anggota tubuh karena kecelakaan. Kedua yaitu munculnya objek secara berulang-ulang (repeated exposure). Contoh yang sangat bagus untuk aspek ini adalah iklan kaset musik. Semakin sering sebuah musik diputar di berbagai media akan semakin besar kemungkinan orang akan memilih untuk membelinya. c. Pengaruh orang tua: Orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan anak-anaknya. Sikap orang tua akan dijadikan role model bagi anak-anaknya. Contoh peristiwa yang dapat digunakan untuk menjelaskan hal ini adalah orang tua pemusik, akan cenderung melahirkan anak-anak yang juga senang musik. d. Kelompok sebaya atau kelompok masyarakat memberi pengaruh kepada individu. Ada kecenderungan bahwa seorang individu berusaha untuk sama dengan teman sekelompoknya. Seorang anak nakal yang bersekolah dan berteman dengan anak-anak santri kemungkinan akan berubah menjadi tidak nakal lagi. e. Media massa adalah media yang hadir di tengah tengah masyarakat. Berbagai riset menunjukkan bahwa foto model yang tampil di media masa membangun sikap masyarakat bahwa tubuh langsing tinggi adalah yang terbaik bagi seorang wanita. Demikian pula halnya dengan iklan makanan yang dihadirkan di media sangat mempengaruhi perilaku makan masyarakat. Oleh karena itu, media massa banyak digunakan oleh partai politik untuk mempengaruhi masyarakat dalam pemilihan umum.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL.
3.1 Kerangka konsep penelitian.
PENGETAHUAN
PERILAKU
SIKAP
MEROKOK
KEBIASAAN
Universitas Sumatera Utara
3.2. Definisi operasional
VARIABEL DEFINISI
CARA UKUR
ALAT UKUR
Pengetahuan
Segala sesuatu informasi yang diketahui responden tentang rokok
Wawancara
Kuesioner;
Jawaban benar dan Pertanyaan jawaban yang salah diajukan sebanyak 20
Ordinal
Sikap
Wawancara Suatu bentuk respon dari responden tentang segala sesuatu tentang rokok
Kuesioner;
Sikap positif Pertanyaan terhadap yang rokok dan diajukan sikap sebanyak negatif 13 terhadap rokok
Ordinal
Kebiasaan merokok
Ada atau tidak responden merokok
Wawancara
Kuesioner
Nominal
HASIL UKUR
Perokok, tidak merokok
SKALA UKUR
Universitas Sumatera Utara
3.2.1 Aspek pengukuran. Lembaran kuesioner dibagikan kepada 3 bagian, yaitu bagian pertama, bagian kedua dan bagian ketiga.( Lim, 2009) a. Bagian Pertama Bagian ini bersangkutan dengan latar belakang responden. Antara hal yang diisi responden adalah Nomor Induk Siswa, nama dan umur. b. Bagian Kedua Bagian ini dibagikan kepada dua, yaitu kuesioner pengetahuan dan kuesioner sikap. Untuk pengetahuan, sejumlah 20 soal ditanya kepada responden dan opsinya adalah jawaban benar (nilai 1) atau salah (nilai 0). Dikatakan pengetahuan baik jika total skor 11-20 dan kurang bila <11. Untuk sikap, diajukan sebanyak 13 soalan yang diberi bobot nilai 1 atau 2. Jawaban yang lebih menyukai rokok (sikap positif) diberi nilai 1 dan jawaban yang lebih menghindari rokok (sikap negatif) diberi nilai 2. Dikatakan sikap baik jika total nilai diantara 20-26 dan sikap kurang baik jika <20. c. Bagian Ketiga Pada bagian ketiga, akan ditanyakan tentang latar belakang responden yang berkaitan dengan rokok. Antara hal yang ditanyakan adalah apakah responden seorang perokok,yang jawabannya ‘Ya’ atau ‘Tidak, umur pertama kali merokok dan apakah responden seorang perokok ringan (<25 batang rokok per hari) atau perokok berat (≥25 batang rokok per hari). (Fauci, et al., 2008)
Universitas Sumatera Utara