4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Definisi Lensa kontak adalah sejenis plastik yang tipis dan berkurva yang direka untuk
dipakai atas permukaan kornea. Lensa kontak akan menempel pada lapisan air mata yang disebabkan oleh tensi permukaan. Penggunaan lensa kontak adalah salah satu cara yang efektif dan selamat untuk mengoreksi gangguan refraktif selain kaca mata apabila digunakan dengan cara yang betul dan pengawasan yang rapi. Selain untuk mengoreksi kelainan refraksi, kelainan akomodasi, lensa kontak juga digunakan sebagai terapi dan kosmetik (Collins dictionary).
2.2
Klasifikasi Lensa Kontak Klasifikasi lensa kontak beserta keuntungan dan kelemahannya berdasarkan
beberapa organisasi
1. Rigid gas-permeable (RGP) Lensa RGP adalah lensa yang dibuat dari plastik tipis yang flexible dan oksigen bisa masuk ke mata melewat lensa yang menempel di depan kornea (AOA, 2006). Lensa RGP lebih mudah diguna and jarang tertanggal dari kornea. Jika dibandingkan dengan lensa kontak lunak, pengguna lensa RGP perlu waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan lensanya (FDA, 2011). Debris lebih mudah menempel pada lensa dan memerlukan penggunaan yang konsisten dan pemeriksaan kesehatan mata yang konsisten (AOA, 2006). Waktu penggunaan lensa RGP adalah 12 hingga 14 jam sehari (Student Health Service HK, 2012).
Universitas Sumatera Utara
5
2. Daily-wear soft lens Lensa kontak lunak ini terbuat dari plastik yang lembut dan fleksibel, yang mempermudah masuknya oksigen ke mata (AOA, 2006). Plastik yang lembut ini bisa mengisap air. Lensa ini lebih tipis dan mengandungi kelembapan. Waktu penggunaan lensa tersebut adalah 12 hingga 16 jam sehari, dan lensanya perlu diganti setiap 12 hingga 18 bulan (Student Health Service HK, 2012). Lensa kontak lunak tidak mengoreksi semua kelainan refraksi mata dan penglihatan tidak setajam seperti menggunakan lensa RGP. Lensanya juga mudah berminyak dan harus diganti, dan memerlukan perawatan yang intensif (AOA, 2006).
3. Extended-wear Lensa kontak ini bisa digunakan secara berterusan selama 6 hari dan bisa pakai sewaktu tidur. Waktu penggunaan adalah 1 hingga 6 hari atau bisa sampai 30 hari tergantung pada lensanya (FDA, 2011). Terdapat lensa kontak lunak atau lensa RGP yang bisa dipilih oleh para pengguna lensa kontak (AOA, 2006). Pengguna lensa yang tipe ini perlu memperhatikan bahawa matanya perlu istirahat selama satu malam tanpa lensa kontak pada setiap penggantian lensa kontak (FDA, 2011).
4. Extended-wear disposable Tipe lensa ini sama seperti lensa kontak lunak, it bisa digunakan dengan waktu yang lama seperti tipe extended-wear. Lensa kontak ini tidak perlu dibersihkan, memiliki risiko yang rendah jika digunakan sesuai langkahnya, tersedia dalam berbagai warna, dan sesuai sebagai lensa cadangan (AOA. 2006). Tapi penglihatan tidak setajam seperti lensa RGP, tidak mengoreksi semua kelainan refraksi mata, dan perawatannya lebih sulit.
Universitas Sumatera Utara
6
5. Planed replacement Lensa ini digunakan secara berjangka sebagai pengganti lensa lunak, dan kebanyakan dapat digunakan lebih dari 2 minggu, sebulan atau 4 bulan. Lensa kontak ini lebih mudah dibersihkan dan tidak mudah terkena infeksi, baik untuk mata yang sehat, tetapi harus dengan resep dokter (AOA, 2006).
2.3
Skrining pemakai lensa kontak Menurut Aryani Atiyatul Amra pada tahun 2007, pemakaian lensa kontak
harus memiliki kriteria / syarat-syarat agar mencapai keberhasilan dan tidak mengalami kesulitan / komplikasi: Skrining pemakaian lensa kontak berdasarkan. 1. Keadaan anatomi dan fisiologi; a. Struktur, bentuk, kejemihan segmen anterior harus normal 2. Psikologis; a. Motivasi,intelegensia dan kepribadian pasien mempengaruhi komplikasi pemakaian lensa kontak. 3. Patologis; a. Berdasarkan anamnesa : kesehataan umum, kesihatan mata, obatobat yang digunakan penyakit mata, visus dan kaca mata. 4. Faktor umum, pekarjaan dan olah raga. 5. Pemeriksaan refraksi.
2.4
Indikasi pemakaian lensa kontak Berdasarkan analisa Aryani Atiyatul Amra pada tahun 2007, indikasi
pemakaian lensa kontak telah dibahagi kepada beberapa kelompok di bawah. 1. Pembaikan penglihatan : Pengganti kacamata, astigmat irregular, keratokonus, miopia tinggi, afakia (Arayani A, 2007).
Universitas Sumatera Utara
7
2.
Indikasi medik : - Melindung kornea : coloboma trichiasis, keratitis sicca - Pengganti perban : keratitis bulosa, ulkus kornea descemetocele - Lensa kontak warna : alasan kosmetik, menutupi macula, leukoma luas
3. Indikasi perventif : mencegah terjadinya simbleparon 4. Indikasi diagnostik : penggunaan gonioskopi, elektroretinograpi 5. Indikasi operasi : digunakan selama operasi goniostomy pada glaukoma kongenital 6. Indikasi kosmetik : pada parut kornea, ptosis, ptisis bulbi 7. Indikasi pekerjaan : olahragawan , aktor
2.5
Kontra indikasi pemakaian lensa kontak Kontra indikasi ocular primer untuk menggunakan lensa kontak. (C.A. Lima
er al, 2004). 1. Peradangan akut atau subakut dari segmen anterior mata 2. Infeksi mata akut dan kronis 3. Penyakit mata yang mempengaruhi kornea, konjungtiva, dan kelopak mata (misalnya, epitel kerapuhan, gagal endotel, mata kering, alergi, pinguecula, pterigium) 4. Kornea hypesthesia 5. Glaukoma yang tidak terkontrol 6. Sentuhan Vitreocorneal di aphakia 7. Intoleransi psikologis untuk penempatan benda asing di mata
Semua kontraindikasi ini relatif. Jika kontraindikasi apapun dieliminasi, pasien perlu dievaluasi kembali (C.A. Lima er al, 2004).
Universitas Sumatera Utara
8
Kontra indikasi menggunakan lensa kontak untuk menkoreksi kalainan mata. 1. Setiap penyakit sistemik atau alergi yang mempengaruhi mata dan dapat dipengaruh oleh lensa kontak 2. Ketidakmampuan
untuk
mengikuti
instruksi
untuk
pembersihan,
penyimpanan, dan asepsis dari lensa kontak 3. Tidak menjaga kebersihan pribadi (terutama tangan dan kuku) 4. Ketidakmampuan
untuk
memahami
risiko
yang
terkait
dengan
penggunaan lensa kontak 5. Pasien yang imunosupresi 6. Penggunaan obat sistemik yang dapat menpengaruh kualitasi air mata 7. Kehamilan, menyusui, dan menopause keadaan yang mungkin terkait dengan ketidakstabilan dan intoleransi lensa kontak. Sebaiknya menunggu sampai akhir kehamilan dan menyusui sebelum memakai lensa kontak 8. Pasien yang sangat tua atau sangat muda yang tidak bisa mengelola penyisipan, penghapusan, atau perawatan lensa kontak tanpa bantuan
Kontra indikasi secara professional primitif untuk kegunaan optik 1. Pekerja pada lingkungan yang tercemar 2. Pekerja yang terpapar pada lingkungan yang mengandungi produk kimia 3. Pekerja yang terpapar pada lingkungan yang sangat kering 4. Pekerja yang perlu menghadapi bahan-bahan yang mudah evaporasi pada suhu kamar (C.A. Lima er al, 2004).
2.6
Pemilihan lensa kontak yang sesuai Pemilihan kacamata biasa dapat ditentukan sesuai dengan preferensi pribadi.
Untuk lensa kontak, mata anda perlu diperiksa oleh dokter mata yang terdaftar dan kemudian pilih sesuai dengan kebutuhan anda. Beberapa saran umum adalah tercantum di bawah ini untuk referensi:
Universitas Sumatera Utara
9
1. Lensa keras yang non-permeabel oksigen, sehingga mereka umumnya tidak dianjurkan untuk dipakai. Apakah akan memilih kaku lensa permeabel gas atau lensa lunak, tergantung pada tiga prinsip utama: kesehatan, kenyamanan dan visi jelas. 2. Pilih lensa kontak yang dipakai sehari jika memungkinkan. Jika lensa kontak extended-wear, Anda masih harus mengeluarkan lensa kontak setiap hari sebelum tidur. Pemakaian lensa kontak untuk jangka waktu yang panjang tanpa dikeluarkan akan menimbulkan dampak negatif pada mata. 3. Pengguna lensa kontak yang bekerja dalam jam kerja yang tidak teratur atau perlu memakai lensa kontak selama 24 jam terus menerus dapat mempertimbangkan lensa kontak extended-wear. Namun, mereka harus berkonsultasi dengan dokter mata dan mengeluarkan lensa sebelum tidur jika memungkinkan. 4. Lebih menguntungkan bagi pengguna lensa kontak lunak untuk memilih lensa kontak sekali pakai, meskipun biaya mungkin lebih tinggi. 5. Para Athletic harus memilih lensa kontak lunak. Selama kegiatan olahraga mata mereka sering berada dalam gerakan cepat dan lensa RGP lebih mudah mengusir. Selain itu, jika terjadi cedera akibat olahraga, trauma yang disebabkan oleh lensa kontak lunak terhadap mata relatif kecil (Student Health Service HK, 2012).
2.7
Cara menjaga kebersihan lensa kontak Pengguna lensa kontak harus selalu menjaga kebersihaan lensa kontak.
Manakala langkah-langkah pembersihan lensa kontak juga sangat penting. Langkah awalnya lensa kontak dibersihkan, selepas itu dibilas dan akhirnya didesinfeksi. Setiap langkah harus diikuti dengan tepat. (Student Health Service HK, 2012).
Universitas Sumatera Utara
10
1. Pembersihan: Lensa kontak yang berbeda harus dibersihkan menggunakan cara yang berbeda. - Untuk lensa kontak lunak, lensa ditempati di telapak tangan, kocok larutan pembersih dan teteskan satu atau dua tetes ke lensa. Gosok dengan lembut menggunakan jari tengah untuk membuang kotoran. Setelah selesai membersihkan satu sisi lensa, lensa kontak dibalikkan dan dibersihkan sisi lain. Dibutuhkan 1-2 menit untuk membersihkan satu lensa. -Untuk lensa kontak keras, menerapkan larutan pembersih, tahan lensa dan gosok dengan jari telunjuk dan jempol sehingga kedua sisi lensa dapat dibersihkan secara bersamaan. 2.
Membilas:
Tujuan
pembilasan
lensa
adalah
untuk
benar-benar
membersihkan larutan pembersih, yang merugikan mata. Anda dapat menggunakan air keran untuk membilas lensa kontak keras atau lensa permeabel gas kaku. Lensa kontak lunak harus dibilas dengan saline steril. Untuk membilas, lensa ditempatkan pada telapak tangan anda, tambahkan air keran atau air saline steril ke lensa dan gosok dengan jari tengah anda untuk membilas larutan pembersih. 3. Disinfeksi: Setelah dibersihkan, lensa harus dimasukkan ke dalam solusi penyimpanan untuk desinfeksi. Hal ini relatif sederhana untuk mensterilkan lensa kontak keras atau lensa permeabel gas kaku karena anda hanya perlu menempatkan mereka dalam solusi penyimpanan. Namun, desinfektan lensa kontak lunak lebih kompleks dan terdapat tiga metode untuk desinfeksi: a. Desinfeksi panas: Letakkan lensa yang telah dibersihkan dan dibilas ke dalam bekas lensa, tambahkan saline steril ke dalam bekas ini sebelum pemanasan sampai 80 derajat Celcius selama 15 menit. Prosedur desinfeksi kemudian selesai. Lensa dapat digunakan setelah pendinginan. Keuntungan dari metode ini adalah bahwa metode ini
Universitas Sumatera Utara
11
efektif dan tidak menimbulkan alergi mata atau ketidaknyamanan karena hanya saline steril digunakan dalam proses ini. Kelemahannya adalah panas dapat menyebabkan kerusakan pada lensa dan memendekkan masa hidup lensa. Biasanya, lensa harus diganti dalam waktu satu tahun. b. Hidrogen peroksida desinfeksi: Letakkan lensa yang telah dibersihkan dan dibilas ke dalam larutan hidrogen peroksida untuk desinfeksi. Hidrogen peroksida akan membahayakan mata, oleh karena itu, lensa yang didesinfeksi dengan hidrogen peroksida harus melalui proses netralisasi sebelum dipakai. Ada banyak cara untuk netralisasi, seperti mengeluarkan lensa dari larutan hidrogen peroksida dan menempatkan mereka ke dalam larutan penetral. Atau Anda dapat menempatkan sebuah pil penetralisir atau cincin logam penetral ke dalam larutan hidrogen peroksida dengan lensa. Seluruh proses desinfeksi dan netralisasi dapat berlangsung dari puluhan menit sampai beberapa jam. Keuntungannya adalah bahwa alergi mata dapat dihindari
jika
hidrogen
peroksida
benar-benar
dinetralkan.
Kelemahannya terletak pada kompleksitas proses, yang meliputi desinfeksi dan netralisasi, dan kedua-dua langkah tersebut penting. Lensa tidak bisa digunakan sebelum proses netralisasi selesai. c. Disinfeksi kimia: Letakkan lensa yang telah dibersihkan dan dibilas ke dalam larutan desinfeksi kimia yang mengandungi komponen yang dapat mensterilkan lensa. Proses ini biasanya membutuhkan 4 sampai 6 jam. Keuntungan adalah kesederhanaan dan fakta bahwa lensa dapat dipakai segera setelah diambil dari solusi jika diperlukan. Itu kelemahan adalah komponen kimia dapat berdifusi ke dalam lensa. Sewaktu
memakai
lensa,
bahan
kimia
dapat
menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
12
ketidaknyamanan bagi pengguna yang sensitif terhadap zat kimia tersebut.
Menghapus Protein: Selain pembersihan harian, pembilasan dan desinfeksi, lensa kontak lunak dan lensa permeabel gas kaku juga membutuhkan penghapusan protein secara mingguan. Pertama, letakkan pil penghapus protein ke dalam saline steril sebelum menempatkan lensa yang telah dibersihkan dan dibilas ke dalam larutan penghapus protein selama 20 sampai 40 menit. Lensa kemudian harus diambil keluar untuk pembersihan dan pembilasan lagi sebelum disinfeksi. Tujuan menggunakan protein remover adalah untuk menghapus koagulasi protein dari air mata. Hal ini terutama penting bagi mereka yang telah memilih desinfeksi panas, di mana Proses menghapuskan protein harus dilakukan secara mingguan. Alasannya adalah desinfeksi panas yang dapat menyebabkan denaturasi protein transparan sebelumnya diendapkan pada lensa, membentuk jenis lain dari protein buram dan mengakibatkan kerusakan permanen pada lensa.
2.8
Teknik pemakaian lensa kontak yang aman Menurut Fatin Amirah pada tahun 2010, beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemakai lensa kontak : i.
Selalu cuci tangan sebelum menyentuh lensa kontak.
ii.
Cuci dan disenfeksi lensa kontak setiap kali setelah pemakaian.
iii.
Tempat penyimpanan lensa kontak dicuci dan dibiarkan kering setiap hari. Seminggu sekali, tempat lensa kontak didisinfeksi dengan air mendidih. Gantilah tempat penyimpanan lensa kontak secara teratur.
iv.
Ikuti petunjuk perawatan lensa kontak yang diberikan oleh dokter mata anda.
Universitas Sumatera Utara
13
v.
Buang cairan yang telah dipakai dengan segera, janganlah digunakan untuk kali kedua.
vi.
Jangan menggunakan cairan saline yang dibuat sendiri.
vii.
Jangan menyimpan lensa kontak dalam cairan yang tidak steril sperti air keran atau air distilasi.
2.9
viii.
Jangan memakai lensa kontak yang rusak atau sudah lama.
ix.
Periksalah mata anda secara teratur (minimal setahun sekali).
Komplikasi penggunaan lensa kontak Perubahan fisiologis terjadi pada kornea setelah pemakaian lensa kontak.
Antaranya adalah kerusakan epitel, stroma, dan endotel serta gangguan pada permukaan okular. Komplikasi yang muncul bisa dari ringan sehingga ke parah. Beberapa gejala awal yang sering dijumpai adalah red eye, tight lens syndrome, hipoksia dan keratitis mikroba. Gangguan-gangguan ini biasanya disebabkan oleh penjagaan lensa kontak yang jelek. Red eye merupakan infiltrat pada kornea dan menyebabkan acute red eye. Antara simptomnya adalah ketidaknyamanan dan sensasi benda asing. Perawatannya adalah mengurangi pemakaian lensa kontak sehingga sembuh secara total dalam masa 2 minggu. Selalunya tiada pengobatan yang dipreskripsi. Tight lens syndrome terjadi apabila lensa kontak telah kering dan tidak melekat pada kornea dengan sebaiknya sehingga menekan kuat pada kornea. Lensa tidak akan tergeser apabila mata berkedip sehingga menurunkan kadar oksigen yang dapat diambil pada kornea. Gejala yang muncul adalah iritasi, nyeri, pandangan yang kabur, dan fotofobia. Antibiotik topikal dan steroid serta agen siklopedik akan dipreskripsi. Edema kronik selalu berhubungan dengan penggunaan extended wear contact lens. Pada kasus ini, munculnya mikrokista epitel, peningkatan ketebalan stroma dan neovaskularisasi. Simptom dari edema kronik adalah lebih ringan berbanding edema
Universitas Sumatera Utara
14
akut kerana tiada keluhan nyeri dan gangguan penglihatan yang terjadi adalah minimal.
2.10
Pengetahuan
2.10.1 Definisi Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif sangat penting menentukan tindakan seseorang. Pengetahuan yang termasuk dalam domain kognitif mempunyai enama tingkatan, yaitu: a. Tahu (Know) Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengehuan tingkat ini adalah mengingat kembali suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah di terima. b. Memahami (Comprehension) Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menyelesaikan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpresikan materi tersebut secara jelas. c. Apliksai (Applicaton) Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi dalam struktur organisasi,dan masih dad kaitannya satu sama lain. d. Sintesis (Synthesis) Suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam satu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada.
Universitas Sumatera Utara
15
e. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.
2.10.2 Pengukuran Pengetahuan Menurut teori Lawrence Green (dalam Notoatmodjo, 2007) bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi sebagai faktor predisposisi disamping faktor pendukung seperti lingkungan fisik, prasarana atau faktor pendorong yaitu sikap dan prilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya. Pengukuran pengetahuan menurut Arikunto (2006), dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dengan objek penelitian atau responden. Data yang bersifat kualitatif digambarkan dengan kata-kata, sedangkan data yang bersifat kuantitatif terwujud angka-angka, hasil perhitungan atau pengukuran, dapat diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase, setelah dipersentasekan lalu ditafsirkan ke dalam kalimat yang bersifat kualitatif. a.
Kategori baik yaitu menjawab benar 76%-100% dari yang diharapkan
b.
Kategori cukup yaitu menjawab benar 56%-75% dari yang diharapkan.
c.
Kategori kurang yaitu menjawab benar <56% dari yang diharapkan.
2.10.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu :
Universitas Sumatera Utara
16
a. Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan
di
dalam
dan
di
luar
sekolah
dan
berlangsung
seumur
hidup. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang perpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. b. Informasi Informasi yang di peroleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. c. Sosial budaya dan ekonomi Kebiasan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan ntuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi ekonomi seseorang. d. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, mauppun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. e. Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. f. Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuannya yang diperolehnya semakin membaik.
Universitas Sumatera Utara