BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang berkaitan dengan Jaringan 2.1.1 Teori Jaringan Komputer A. Pengetian Jaringan Komputer Tanenbaum (2003:3) menyatakan bahwa jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari dua komputer atau lebih yang di desain untuk dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya dengan menggunakan media komunikasi, dengan tujuan untuk berbagi sumber daya, informasi, program, perangkat keras, dsb. B. Sejarah Jaringan Komputer Dalam bukunya, Tanenbaum (2003:4-5) menjelaskan bahwa jaringan komputer bermula dari lahirnya konsep jaringan komputer pada tahun 1940-an di Amerika yang digagas oleh sebuah proyek pengembangan komputer MODEL I di laboratorium Bell dan group riset Universitas Harvard yang di pimpin Prof.Howard Aiken. Pada mulanya proyek tersebut hanyalah ingin memanfaatkan sebuah perangkat komputer yang harus dipakai bersama. Untuk mengerjakan beberapa proses tanpa banyak membuang waktu kosong dibuatlah proses beruntun (Batch Processing), sehingga beberapa program bisa dijalankan dalam sebuah komputer dengan kaidah antrian. Kemudian di tahun 1950-an ketika jenis komputer mulai berkembang sampai terciptanya super komputer, maka sebuah komputer harus melayani beberapa tempat yang tersedia (terminal), untuk itu ditemukan konsep distribusi proses berdasarkan waktu yang dikenal dengan nama Time Sharing System (TSS). Maka untuk pertama kalinya bentuk jaringan (network) komputer di aplikasikan. Pada sistem TSS beberapa terminal terhubung secara seri ke sebuah komputer atau perangkat lainnya yang terhubung dalam suatu jaringan (host) komputer. Dalam proses TSS mulai terlihat perpaduan teknologi komputer
dan
teknologi
telekomunikasi
yang
pada
awalnya
berkembang sendiri-sendiri. Dan di tahun 1970 itu juga setelah beban pekerjaan bertambah banyak 5
6
dan harga perangkat komputer besar mulai terasa sangat mahal, maka mulailah digunakan konsep proses distribusi (Distributed Processing). Dalam proses ini beberapa host komputer mengerjakan sebuah pekerjaan besar secara paralel untuk melayani beberapa terminal yang tersambung secara seri di setiap host komputer. Dalam proses distribusi sudah mutlak diperlukan perpaduan yang mendalam antara teknologi komputer dan telekomunikasi, karena selain proses yang harus di distribusikan, semua host komputer wajib melayani terminalterminalnya dalam satu perintah dari komputer pusat. Hingga pada tahun 1973, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran International Network (Internet). Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex. C. Klasifikasi Jaringan Komputer a. Berdasarkan Geografis 1. Local Area Network (LAN) Menurut
(http://www.bukucatatan.web.id/2013/11/local-area-
network-lan.html, Diakses tanggal 1 Juni 2015),
Local Area
Network (LAN) adalah jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup wilayah kecil, seperti jaringan komputer kampus, gedung, kantor, rumah, sekolah atau yang lebih kecil. Sesuai dengan namanya, LAN berhubungan dengan area network yang berukuran relatif kecil. Oleh sebab itu, LAN dapat dikembangkan dengan mudah dan mendukung kecepatan transfer data yang cukup tinggi. Dalam penulisan karya ilmiah, perusahaan menggunakan jaringan Local Area Network (LAN) pada bagian internal perusahaan berdasarkan geografisnya.
7
Gambar 2.1 LAN (Sumber: http://www.it-newbie.com/2012/11/pengetahuan-dasarjaringan-komputer-lan.html, Diakses tanggal 4 Juni 2015)
2. Metropolitan Area Network (MAN) Menurut (http://www.bukucatatan.web.id/2013/11/definisi-dankegunaan-man-metropolitan.html, Diakses tanggal 1 Juni 2015), Metropolitan Area Network (MAN) adalah suatu jaringan komputer dalam suatu kota dengan transfer data berkecepatan tinggi, yang menghubungkan berbagai lokasi seperti kampus, perkantoran, pemerintahan, dan sebagainya. Jaringan MAN adalah gabungan dari beberapa LAN. Jangkauan dari MAN ini antar 10 hingga 50 km, MAN ini merupakan jaringan yang tepat untuk membangun jaringan antar kantor-kantor dalam satu kota atau antara pabrik/instansi dan kantor pusat yang berada dalam jangkauannya.
8
Gambar 2.2 MAN (Sumber: http://www.it-newbie.com/2012/11/pengetahuan-dasarjaringan-komputer-lan.html, Diakses tanggal 4 Juni 2015)
3. Wide Area Network (WAN) Menurut (http://www.bukucatatan.web.id/2013/12/definisi-danmanfaat-wide-area-network.html, Diakses tanggal 1 Juni 2015), Wide Area Network (WAN) adalah sebuah jaringan yang memiliki jarak yang sangat luas, karena radiusnya mencakup sebuah negara dan benua. WAN menggunakan sarana fasilitas transmisi seperti telepon, kabel bawah laut ataupun satelit. Kecepatan transmisinya beragam dari 2 Mbps, 34 Mbps, 45 Mbps, 155 Mbps, sampai 625 Mbps (atau kadang-kadang lebih).
9
Gambar 2.3 WAN (Sumber: http://www.it-newbie.com/2012/11/pengetahuan-dasarjaringan-komputer-lan.html, Diakses tanggal 4 Juni 2015)
b. Berdasarkan Fungsi 1. Client-Server Menurut
(http://jaringankomputer.org/pengertian-dan-
perbedaan-jaringan-client-server-dan-peer-to-peer,
Diakses
tanggal 1 Juni 2015), pengertian jaringan client-server adalah model komunikasi di mana beberapa client berbagi jasa program server secara umum. Konsep jaringan client-server hampir tak terbatas dan semua workstation dari meraka memilik beberapa kesamaan dalam satu hal, kelebihannya semua memiliki database keamanan secara terpusat yang mengontrol akses ke sumber daya bersama yang tersimpan pada server. Dalam system Operasi Windows, server biasanya beroperasi dengan NetWare, Windows NT, atau salah satu produk dari Windows Server 2000. Server berisi daftar username dan password. Pengguna tidak dapat log on ke jaringan kecuali mereka menyediakan username dan password yang valid ke server. Setelah login, pengguna hanya dapat mengakses sumber daya yang di izinkan oleh administrator jaringan. Perbedaan jaringan client-server dan peer-to-peer dari segi kelebihan jaringan client-server dari segi keamanan data
10
karena memiliki proteksi dan system keamanan jaringan lebih dibanding pada jaringan peer-to-peer.
Gambar 2.4 Client-Server (Sumber: http://www.freewordpressbloghosting.com/server-danclient-70.html, Diakses tanggal 4 Juni 2015)
2. Peer-to-Peer Menurut
(http://jaringankomputer.org/pengertian-dan-
perbedaan-jaringan-client-server-dan-peer-to-peer,
Diakses
tanggal 1 Juni 2015), pengertian jaringan peer-to-peer adalah model komunikasi desentralisasi di mana masing-masing pihak memiliki kemampuan yang sama dan salah satu pihak dapat memulai sesi komunikasi. Berbeda dengan client-server, di mana client membuat permintaan layanan dan server memenuhi permintaan, model jaringan peer-to-peer memungkinkan setiap node berfungsi baik sebagai client dan server. Sistem peer-topeer dapat digunakan untuk menyediakan routing lalu lintas jaringan yang anonim, lingkungan komputasi pararel besarbesaran,
penyimpanan di
distribusi dan
fungsi
lainnya.
Kebanyakan program peer-to-peer difokuskan pada media sharing dan peer-to-peer karena itu sering dikaitkan dengan pembajakan perangkat lunak dan pelanggaran hak cipta.
11
Gambar 2.5 Peer-to-Peer (Sumber: http://www.jaringan.link/2013/12/jaringan-clientserver-dan-peer-to-peer.html, Diakses tanggal 4 Juni 2015)
c. Berdasarkan Topologi 1. Topologi Bus Menurut
(http://jaringankomputer.org/topologibus-kelebihan-
dan-kekurangan-topologijaringanbus, Diakses tanggal 1 Juni 2015), pengertian Topologi Bus dalam istilah jaringan komputer adalah metode transmisi pada jaringan yang dapat digambarkan sebagai transmisi yang menggunakan kendaraan umum, oleh karena
itu
dikategorikan
sebagai
komunikasi
bersama.
Bayangkan sebuah bus mengambil penumpang dari satu halte dan menurunkannya saat perjalanan dan kemudian memilih beberapa lagi. Seperti itulah gambaran topologi bus.
Gambar 2.6 Bus (Sumber: http://www.jaringan-komputer.cvsysneta.com/topologi-local-area-network, Diakses tanggal 4 Juni 2015)
12
2. Topologi Star Menurut (http://jaringankomputer.org/pengertian-topologi-starkelebihan-dan-kekurangan-topologi-bintang, Diakses tanggal 1 Juni 2015), topologi Star mengacu pada jaringan di mana semua node yang terhubung secara individual untuk satu hub umum, topologi jaringan di mana stasiun transmisi yang terhubung sedemikian rupa ke simpul pusat di desain menyerupai bentuk bintang. Dalam tipe jaringan ini, pertukaran data hanya dapat dilakukan secara tidak langsung melalui simpul pusat ke semua node lainnya yang terhubung.
Gambar 2.7 Star (Sumber: http://www.jaringan-komputer.cvsysneta.com/topologi-local-area-network, Diakses tanggal 4 Juni 2015)
3. Topologi Ring Menurut
(http://jaringankomputer.org/topologiring-kelebihan-
dan-kekurangan-topologijaringanring, Diakses tanggal 1 Juni 2015), pengertian Topologi Ring adalah topologi jaringan komputer di mana setiap node terhubung ke dua node lainnya, sehingga berbentuk alur cincin. Topologi ring menghubungkan komputer di lingkaran tunggal kabel. Berbeda dengan topologi
13
bus, topologi ring ini tidak ada ujungnya. Perjalanan sinyal sekitar loop dalam satu arah dan melewati setiap komputer yang dapat bertindak sebagai repeater untuk meningkatkan sinyal dan mengirimkannya ke komputer lainnya.
Gambar 2.8 Ring (Sumber: http://www.jaringan-komputer.cvsysneta.com/topologi-local-area-network, Diakses tanggal 4 Juni 2015)
4. Topologi Mesh Menurut (http://jaringankomputer.org/topologimesh-kelebihandan-kekurangan-topologijaringanmesh, Diakses tanggal 1 Juni 2015), topologi mesh adalah jenis pengaturan tata letak jaringan komputer di mana masing-masing komputer dan perangkat di jaringan saling berhubungan satu sama lainnya secara langsung. Oleh sebab itu dalam topologi mesh tiap perangkat dapat secara langsung berkomunikasi dengan perangkat tujuannya dan memungkinkan
distribusi
transmisi
dapat
dimaksimalkan,
meskipun salah satu dari sambungan transmisinya menurun. Hubungan antara perangkat dan node (komputer) dilakukan melalui loncatan (hop). Beberapa perangkat dan node yang terhubung melalui sekali loncatan dan adapula yang terhubung dengan lebih dari satu kali loncatan menuju keperangkat lainnya.
14
Pada topologi mesh sejatinya, setiap node terhubung ke setiap node dalam jaringan. Ketika data ditransmisikan di jaringan mesh maka jaringan secara otomatis dikonfigurasi untuk mengambil rute terpendek untuk mencapai tujuan. Dalam penulisan karya ilmiah, perusahaan menggunakan topologi mesh sebagai topologi perusahaan.
Gambar 2.9 Mesh (Sumber: http://www.jaringan-komputer.cvsysneta.com/topologi-local-area-network, Diakses tanggal 4 Juni 2015)
5. Topologi Tree (Hierarchical) Menurut
(http://jaringankomputer.org/topologitree-kelebihan-
dan-kekurangan-topologipohon, Diakses tanggal 1 Juni 2015), topologi tree didesain berdasarkan kombinasi topologi bus dan star. Hal ini dapat dicapai dengan mengintegrasi hub multi jaringan star bersama-sama pada satu bus. Topologi tree memungkinkan beberapa hub eksis pada jaringan yang bertindak sebagai akar untuk terminal yang terhubung dengannya. Topologi tree memiliki struktur jaringan bercabang dan dapat memberikan skalabilitas tinggi. Hub utama adalah terminal paling aktif, mengontrol seluruh jaringan, sementara sub-hub pasif. Jaringan TV kabel memiliki topologi tree dengan kabel feed utama dibagi menjadi cabang-cabang kecil menuju
15
rumah-rumah.
Gambar 2.10 Tree (Sumber: http://www.jaringan-komputer.cvsysneta.com/topologi-local-area-network, Diakses tanggal 4 Juni 2015)
d. Berdasarkan Media Transmisi 1. Jaringan Berkabel • Kabel Coaxial Kabel jaringan komputer coaxial ini memiliki satu kabel tembaga yang bertindak sebagai media konduktor listrik yang terletak di tengah-tengah. Satu lapisan plastic bertindak sebagai pemisah kepada kabel tembaga yang berada di tengahtengah itu dengan satu lapis pintalan besi. Pintalan besi ini bertindak sebagai penghalang kepada sebarang gangguan dari cahaya
florensen,
komputer,
dan
sebagainya.
(http://jaringankomputer.org/kabel-jaringan-komputer, Diakses tanggal 1 Juni 2015)
16
Gambar 2.11 Kabel Coaxial (Sumber: http://www.sisilain.net/2013/08/pengertian-danfungsi-kabel-coaxial.html, Diakses tanggal 4 Juni 2015)
• Kabel Shielded Twisted Pair (STP) STP adalah jenis kabel yang memiliki selubung pembungkus dan juga merupakan jenis kabel telepon yang digunakan dalam beberapa bisnis instalasi. STP juga digunakan untuk jaringan data,
digunakan
pada
jaringan
Token-Ring
IBM.
Pembungkusnya dapat memberikan proteksi yang lebih baik terhadap
electromagnetic
interference
(EMI).
(http://jaringankomputer.org/kabel-jaringan-komputer, Diakses tanggal 1 Juni 2015)
Gambar 2.12 Kabel Shielded Twisted Pair (STP) (Sumber: http://sincables.com.ve/v3/content/59-cable-utp-stp-
17
y-ftp, Diakses tanggal 4 Juni 2015)
• Kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) UTP tidak mempunyai selubung pembungkus. Konektor yang paling sesuai untuk pengkabelan UTP adalah RJ-45 connector. Kabel UTP biasa digunakan pada jaringan LAN dan sistem telepon. Kabel UTP terdiri dari empat pasang warna konduktor tembaga yang setiap pasangnya berpilin. Pembungkus kabel memproteksi dan menyediakan jalur bagi tiap pasang kawat. Kabel UTP terhubung ke perangkat melalui konektor modul 8 pin yang disebut konektor RJ-45. Semua protocol LAN dapat beroperasi melalui kabel UTP. Dalam penulisan karya ilmiah, perusahaan menggunakan kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) sebagai media transmisi. (http://jaringankomputer.org/kabel-jaringan-komputer, Diakses tanggal 1 Juni 2015)
Gambar 2.13 Kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) (Sumber: http://sincables.com.ve/v3/content/59-cable-utp-stpy-ftp, Diakses tanggal 4 Juni 2015)
• Kabel Fiber Optic Kabel Fiber Optic adalah teknologi kabel terbaru. Terbuat dari glass optic. Di tengah-tengah kabel terdapat filamen glas,
18
yang disebut “core”, dan di kelilingi lapisan “cladding”, “buffer coating”, material penguat, dan pelindung luar. Informasi ditransmisikan menggunakan gelombang cahaya dengan cara mengkonveksi sinyal listrik menjadi gelombang cahaya. Transmitter yang digunakan adalah LED atau laser. Pengkabelan fiber optic mengandung satu inti yang dibuat dari kaca yang berada di tengah-tengah, di kelilingi oleh beberapa lapisan bahan pelindung. Fiber optic mempunyai dua mode transmisi, yaitu single-mode dan multimode. Single-mode memiliki inti yang lebih kecil (berdiameter 0.00035 inch atau 9 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 1300-1550 nm) yang memungkinkan hanya satu mode menyebarkan cahaya melalui inti pada suatu waktu.
Fiber
optic
single-mode
dikembangkan
untuk
mempertahankan integritas data spasial dan spectrum dari masing-masing sinyal optic jarak yang lebih jauh. Sedangkan multimode adalah tipe yang digunakan untuk tujuan komersial. Inti lebih besar dari serat single-mode memungkinkan ratusan modus cahaya tersebar melalui serat secara bersamaan. Selain itu diameter multimode memiliki serat inti lebih besar (diameter 0.0025 inch atau 62.5 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 8501300 nm). (http://jaringankomputer.org/httppengertiankabelfiber-optik-prinsipkerja-fiber-optic, Diakses tanggal 1 Juni 2015)
Gambar 2.14 Kabel Fiber Optic
19
(Sumber : http://www.kabellistrik.com/blog/tentang-kabelfiber-optic/, Diakses tanggal 4 Juni 2015)
2. Jaringan Nirkabel Menurut
(http://jaringankomputer.org/httppengertiankabel-
fiber-optik-prinsipkerja-fiber-optic, Diakses tanggal 1 Juni 2015), jaringan nirkabel atau wireless network adalah sebuah teknologi jaringan telekomunikasi dan informasi yang digunakan untuk berbagai peralatan teknologi informasi yang tidak menggunakan kabel. Jaringan nirkabel sudah umum digunakan pada jaringan komputer baik yang terkoneksi jarak dekat ataupun koneksi jarak jauh menggunakan satelit. Jaringan nirkabel pada umumnya menghubungakan
satu
sistem
komputer
dengan
sistem
telekomunikasi lainnya dengan berbagai media transmisi.
Gambar 2.15 Nirkabel (Sumber: http://www.sby.dnet.net.id/dnews/september2012/article-tips-memilih-router-untuk-jaringan-nirkabel196.html, Diakses tanggal 4 Juni 2015)
2.1.2 Teori OSI dan TCP/IP Layers A. Open System Interconnection (OSI) Layer Menurut (http://jaringankomputer.org/jenis-jenis-jaringan-komputer, Diakses tanggal 1 Juni 2015), pada jenis model Open System Interconnection (OSI) Layer. Jenis jaringan komputer ini dikenal
20
dengan tujuh lapisan (seven layer). Lembaga yang mempublikasikan model OSI adalah International Organization for Standardization (ISO). Model OSI dikenalkan pada tahun 1984. Setiap lapisan dari model OSI tidak menghiraukan lapisan lain. Tetapi setiap lapisan memiliki kolerasi yang kuat dan setiap lapisan itu disebut lapisan protocol.
Gambar 2.16 Open System Interconnection (OSI) Layer (Sumber:http://www.pearsonitcertification.com/articles/article.aspx?p= 1804869, Diakses tanggal 9 Juni 2015)
Model OSI menjadi semacam referensi atau acuan bagi siapa saja yang ingin memahami cara kerja jaringan komputer. Model OSI terdiri atas layer-layer atau lapisan-lapisan berjumlah 7 buah. Ketujuh layer tersebut yaitu: 1. Physical Layer ini berfungsi untuk menentukan masalah kelistrikan /gelombang/medan dan berbagai prosedur/fungsi yang berkaitan dengan link fisik, seperti besar tegangan/arus listrik, panjang maksimal media transmisi, pergantian fasa, jenis kabel dan konektor. Contoh protocol dari layer ini adalah 10Base-T,
21
802.11a/b/g/n, repeater, hub, fibre optics. 2. Data Link Layer ini berfungsi untuk menentukan pengalamatan fisik (hardware address), error notification (pendeteksi error), frame flow control (kendali aliran frame), dan topologi network. Ada dua sublayer pada Data Link, yaitu: Logical Link Control (LLC) dan Media Access Control (MAC). LLC mengatur komunikasi, seperti error notification dan flow control. Sedangkan MAC mengatur pengalamatan fisik yang digunakan dalam proses komunikasi antar-adapter. Contoh protocol dari layer ini adalah 802.3 (Ethernet), 802.1Q (VLAN), Fiber Distributed Data Interface (FDDI), Token Ring. 3. Network Layer ini berfungsi untuk menentukan rute yang dilalui oleh data. Layer ini menyediakan logical addressing (pengalamatan logika) dan path determination (penentuan rute tujuan). Contoh protocol dari layer ini adalah Internet Protocol (IP), Internet Control Message Protocol (ICMP), Address Resolution Protocol (ARP), Routing Information Protocol (RIP), Open Shortest Path First (OSPF). 4. Transport Layer ini berfungsi menyediakan end-to-end communication protocol. Layer ini bertanggung jawab terhadap “keselamatan data” dan “segmentasi data”, seperti: mengatur flow control (kendali aliran data), error detection (deteksi error), and correction (koreksi), data sequencing (urutan data), dan size of the packet (ukuran paket). Contoh protocol dari layer ini adalah Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP). 5. Session Layer ini berfungsi untuk mengatur sesi (session) yang meliputi establishing (memulai sesi), maintaining (mempertahankan sesi), dan terminating (mengakhiri sesi) antar entitas yang dimiliki oleh presentaion layer. 6. Presentation
22
Layer ini berfungsi untuk mengatur konversi dan translasi berbagai format data, seperti kompresi data dan enkripsi data. Contoh protocol dari layer ini adalah American Standard Code for Information Interchange (ASCII), dan Moving Picture Experts Group (MPEG). 7. Application Layer ini berfungsi untuk menyediakan servis bagi berbagai aplikasi network. Contoh protocol
dari layer ini adalah File Transfer
Protocol (FTP), Hypertext Transfer Protocol (HTTP), Short Message Peer-to-Peer (SMPP), Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), Simple Network Management Protocol (SNMP), dan Telnet. B. Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) Layer Menurut
Sofana
(2012:245-248),
Transmission
Control
Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) memiliki karakteristik yang membedakannya dari protocol-protocol komunikasi yang lainnya, di antaranya: - Besifat standard, terbuka dan tidak bergantung pada perangkat keras
atau system operasi. - Bebas dari jangkuan fisik tertentu, memungkian integrasi berbagai
jenis jaringan (Ethernet, token ring, dial-up). - Mempunyai skema pengalamatan yang umum bagi setiap device yang
terhubung dengan jaringan. - Menyediakan berbagai layanan bagi user.
23
Gambar 2.17 Transmission Control Protocol/Internet Protocol Layer (Sumber:http://www.pearsonitcertification.com/articles/article.aspx?p= 1829351, Diakses tanggal 4 Juni 2015)
Berikut ini penjelasan singkat masing-masing layer protocol TCP/IP beserta fungsinya: 1. Network Access Layer (Identik dengan lapisan Physical dan Data Link pada OSI) Pada layer ini, didefinisikan bagaimana penyaluran data dalam bentuk frame-frame data pada media fisik yang digunakan secara andal. Layer ini biasanya memberikan servis untuk deteksi dan koreksi kesalahan dari data yang ditransmisikan. Beberapa contoh protocol yang digunakan pada layer ini adalah X.25 untuk jaringan public, Ethernet untuk jaringan Ethernet, dan sebagainya. 2. Internet Layer (Identik dengan Network Layer pada OSI) Layer ini bertugas untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan dapat menemukan tujuannya. Layer ini memiliki peran penting terutama dalam mewujudkan internetworking yang meliputi wilayah luas (worldwide Internet). Beberapa tugas penting pada lapisan ini adalah: -
Addressing, yakni melengkapi setiap paket data dengan alamat Internet atau yang dikenal dengan Internet Protocol Address (IP Address). Karena pengalamatan (addressing) berada pada level ini, maka jaringan TCP/IP independen dari jenis media, sistem operasi, dan komputer yang digunakan.
-
Routing, yakni menentukan rute ke mana paket data akan dikirim agar mencapai tujuan yang diinginkan. Routing merupakan fungsi penting dari Internet Protocol (IP). Proses routing sepenuhnya ditentukan oleh jaringan. Pengiriman tidak memiliki kendali terhadap paket yang dikirimkannya. Router-router pada jaringan TCP/IP-lah yang menentukan penyampaian paket data dari pengirim ke penerima.
3. Transport Layer (Identik dengan Transport Layer pada OSI) Pada layer ini didefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman
24
data antara end-to-end host. Layer ini menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima akan sama dengan informasi yang dikirim oleh pengirim. Layer ini memiliki beberapa fungsi penting antara lain: - Flow Control
Pengiriman data yang telah dipecah menjadi paket-paket data harus diatur sedemikian rupa agar pengirim tidak sampai mengirimkan data dengan kecepatan yang melebihi kemampuan penerima dalam menerima data. - Error Detection
Pengirim dan penerima juga melengkapi data dengan sejumlah informasi yang bisa digunakan untuk memeriksa apakah data yang dikirimkan telah bebas dari kesalahan. Jika ditemukan kesalahan pada paket data yang diterima, maka penerima tidak akan menerima data tersebut. Pengirim akan mengirim ulang paket data yang mengandung kesalahan tadi. Dengan demikian, data dijamin bebas dari kesalahan (error free) pada saat diteruskan ke layer aplikasi. Konsekuensi dari mekanisme ini adalah timbulnya delay yang cukup berarti. Namun selama aplikasi tidak bersifat real-time, delay ini tidak menjadi masalah, karena yang lebih diutamakan adalah data yang bebas dari kesalahan. Ada dua buah protocol yang digunakan pada layer ini, yaitu: Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP). TCP digunakan oleh aplikasi-aplikasi yang membutuhkan keandalan data. Sedangkan UDP digunakan untuk aplikasaplikasi yang tidak menuntut keandalan yang tinggi. Beberapa aplikasi lebih sesuai menggunakan UDP sebagai protocol transport. Contohnya adalah aplikasi database yang hanya bersifat query dan respone, atau aplikasi lain yang sangat sensitive terhadap delay seperti video conference. Aplikasi seperti ini dapat mentolerir sedikit kesalahan karena gmabar atau suara masih tetap bisa dimengerti.
25
TCP memiliki fungsi flow control dan error detection dan bersifat
connection
oriented.
Sebaliknya
UDP
bersifat
connectionless, tidak ada mekanisme pemeriksaan data dan flow control, sehingga UDP disebut juga unreliable protocol. 4. Application Layer (Identik dengan Application, Presentation, Session Layer pada OSI) Sesuai namanya, layer ini mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan. Cukup banyak protocol yang telah dikembangkan pada layer ini. Contohnya adalah Simple Mail Tranfer Protocol (SMTP) untuk pengiriman electronic mail, File Tranfer Protocol (FTP) untuk transfer file, Hyper Text Transfer Protocol (HTTP) untuk aplikasi berbasis Web atau World Wide Web (WWW), Network News Transfer Protocol (NNTP) untuk distribusi news group dan sebagainya. 2.1.3 Peralatan Jaringan A. Network Interface Card (NIC) Menurut (http://agussale.com/penjelasan-mengenai-apa-itu-networkinterface-card, Diakses tanggal 1 Juni 2015), Network Interface Card (NIC)
adalah
bergabung
perangkat
bersama
yang
dalam
memungkinkan
LAN.
Jaringan
komputer untuk computer
saling
berkomunikasi menggunakan protocol tertentu untuk transmisi paket data antara komputer yang berbeda, yang dikenal sebagai node. Fungsi NIC adalah sebagai penghubung bagi komputer untuk mengirim dan menerima data pada LAN.
Gambar 2.18 Network Interface Card (NIC) (Sumber: http://www.digitus.info/en/products/network/gigabit-
26
ethernet-network/network-interface-cards/gigabit-ethernet-pci-expressnetwork-card-dn-10130/, Diakses tanggal 4 Juni 2015)
B. Switch Menurut
(http://www.g-excess.com/pengertian-dan-fungsi-switch-
dalam-jaringan.html, Diakses tanggal 1 Juni 2015), switch merupakan perangkat jaringan yang bekerja pada OSI Layer 2, Data Link Layer. Switch bekerja sebagai penyambung / concentrator dalam jaringan. Switch mengenal MAC Adressing sehingga bisa memilah paket data mana yang akan di teruskan ke mana. Cara kerja switch hampir sama seperti bridge, tetapi switch memiliki sejumlah port sehingga sering di namakan multi-port bridge.
Gambar 2.19 Switch (Sumber:http://www.cisco.com/c/en/us/products/collateral/switches/sl m2024-24-port-gigabit-smart-switch-sfps/data_sheet_c78500597.html, Diakses tanggal 9 Juni 2015)
C. Router Menurut
(http://www.catatanteknisi.com/2011/05/pengertian-cara-
kerja-router.html, Diakses tanggal 1 Juni 2015), router adalah perangkat network yang digunakan untuk menghubungkan beberapa network, baik network yang sama maupun berbeda dari segi teknologinya seperti menghubungkan network yang menggunakan topologi Bus, Star dan Ring. interface.
Router minimal memiliki 2 network
27
Gambar 2.20 Router (Sumber: http://www.cisco.com/c/en/us/products/routers/2901integrated-services-router-isr/index.html, Diakses tanggal 4 Juni 2015)
D. Multi Layer Switch Menurut
(http://www.jaringan-komputer.cv-sysneta.com/layer-3-
switching, Diakses tanggal 1 Juni 2015), Multi-Layer Switching (MLS) adalah switching hardware yang bisa melakukan Switching layer-2, layer-3 dan layer-4 atau bahkan layer lebih tinggi lainnya. Hal ini adalah sangat penting jika dalam satu perangkat tunggal diperlukan untuk memberikan switching dan routing didalam LAN dengan kinerja yang tinggi.
Gambar 2.21 Multi Layer Switch (Sumber: http://www.cisco.com/c/en/us/products/switches/catalyst4948e-ethernet-switch/index.html, Diakses tanggal 4 Juni 2015)
2.1.4 Network Security
28
Keamanan jaringan atau network security berkaitan dengan segala aktifitas yang dilakukan untuk mengamankan jaringan, khususnya untuk melindungi jaringan dari pada serangan-serangan yang mengancam data pada jaringan komputer. Target network security
adalah bagaimana
mencegah dan menghentikan berbagai threats (potensi serangan) agar tidak memasuki dan menyebar pada jaringan internal. Sofana(2012:309310) Menurut Sofana (2012:306-307), keamanan komputer mencakup 4 aspek yaitu: 1. Privacy atau confidentiality Privacy mencakup kerahasiaan informasi. Inti aspek ini adalah bagaimana menjaga informasi agar tidak dilihat atau diakses oleh orang yang tidak berhak. 2. Integrity Integrity atau integritas mencakup keutuhan informasi. Inti dari aspek ini adalah bagaimana menjaga informasi agar tetap utuh. Informasi tidak boleh diubah, baik ditambah atau pun dikurangi, kecuali jika mendapat izin dari pemilik informasi. 3. Authentication Authentication atau otentikasi berkaitan dengan keabsahan pemilik informasi. Harus ada cara untuk mengetahui bahwa informasi benarbenar asli, kemudian yang mengakses informasi hanyalah orang yang berhak, dan hanya yang berhak saja yang boleh memberikan informasi tersebut kepada orang lain. 4. Availability Aspek ini berhubungan dengan ketersediaan informasi. Informasi harus tersedia manakala dibutuhkan. Sebagai contoh dari aspek ini yaitu misalkan, server dikirimi request palsu secara bertubi-tubi sehingga tidak dapat melayani permintaan lain. 2.1.5 Teori Protocol yang digunakan A. Dynamic Host Control Protocol (DHCP) Menurut Hucaby (2010:235), Dynamic Host Control Protocol (DHCP) Server digunakan untuk memberikan IP address kepada client atau workstation yang memerlukan IP address secara otomatis.
29
Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP client. Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi kepada DHCP server. B. Address Resolution Protocol (ARP) Menurut(http://www.academia.edu/8454775/ARP_ADDRESS_RES OLUTION_PROTOCOL_pada_APLIKASI_WIRESHAR, Diakses 1 Juni 2015), Address Resolution Protocol (ARP) adalah sebuah protocol dalam TCP/IP Protocol Suite yang bertanggung jawab dalam melakukan resolusi IP Address ke dalam Media Access Control Address (MAC Address). Ketika sebuah aplikasi yang mendukung teknologi protocol jaringan TCP/IP mencoba untuk mengakses sebuah host TCP/IP dengan menggunakan alamat IP, maka alamat IP yang dimiliki oleh host yang dituju harus diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam MAC Address agar frame-frame data dapat diteruskan ke tujuan dan diletakkan di atas media transmisi (kabel, radio, atau cahaya), setelah diproses terlebih dahulu oleh Network Interface Card (NIC). Hal ini dikarenakan NIC beroperasi dalam lapisan fisik dan lapisan data-link pada tujuh lapis model referensi OSI dan menggunakan alamat fisik dari pada menggunakan alamat logis (IP Address) untuk melakukan komunikasi data dalam jaringan. 2.2 Teori yang terkait tema penelitian (tematik) 2.2.1 DHCP dan DHCP Spoofing Hucaby (2010:233) mengatakan bahwa protokol DHCP memiliki 4 jenis paket yaitu DHCP Discover, DHCP Offer, DHCP Request, dan DHCP Acknowledge. Pertama kali end user mengaktifkan fitur “obtain ip address automatically” dan “obtain dns server automatically” seperti gambar di bawah :
30
Gambar 2.22 DHCP dari end user
End user akan mengirimkan DHCP Request ke alamat broadcast. Artinya paket DHCP Request ini akan sampai ke seluruh devices yang aktif dalam subnet tersebut, termasuk ke DHCP Server yang asli dan diharapkan dari awal memang dialah yang memberikan IP dengan tepat. Kemudian paket yang sampai ke devices non DHCP server capability akan di drop, sementara paket yang sampai ke DHCP Server akan di proses lebih lanjut untuk di balas dengan DHCP Offer yang berisi IP address yang boleh digunakan oleh end device yang meminta IP tersebut. Paket DHCP Offer ini ditujukan ke si peminta IP tadi (end user). DHCP Offer yang sampai ke end user akan di proses dan sebelum menggunakan IP (assign ke interface), end user mengirimkan paket unicast berupa DHCP Request untuk memastikan dan meng konfirmasi bahwa IP yang akan digunakan (IP yang diberikan DHCP Server tadi) adalah tunggal, tidak akan terjadi duplikat IP, dan benar-benar sah untuk digunakan. DHCP Server akan membalas DHCP Request dengan paket DHCP Acknowledge sebagai konfirmasi akhir dan digunakanlah IP tersebut oleh enduser.
31
Gambar 2.23 DHCP Processes
Hucaby (2010:235) menjelaskan DHCP Spoofing sebagai cara yang digunakan hacker untuk melangsungkan serangan man in the middle dengan memanfaatkan kelemahan sifat broadcast pada DHCP Discover. Berikut proses DHCP Spoofing : 1. Hacker memiliki kapabilitas sebagai DHCP Server, baik dengan berupa meng-install windows server di VMWare lalu mengaktifkan fitur DHCP Server maupun memiliki router asli seperti Cisco dan Mikrotik untuk difungsikan sebagai DHCP Server. 2. End user mengirimkan paket DHCP Discover secara broadcast kepada seluruh devices lainnya termasuk hacker yang memiliki kapabilitas sebagai DHCP Server. 3. DHCP Server yang palsu tadi (hacker) mampu untuk mengirimkan IP melalui DHCP Offer dan digunakan sebagai IP address pada end user yang meminta IP tadi dengan gateway diarahkan ke IP pada komputer hacker, agar setiap informasi keluar dari subnet masuk terlebih dahulu ke hacker untuk diperiksa ataupun di drop. 2.2.2 ARP dan ARP Poisoning Hucaby (2010:383) menjelaskan ARP sebagai proses untuk mengetahui MAC address tujuan berdasarkan IP address yang diketahui. ARP Request adalah permintaan MAC address receiver yang dikirimkan secara
32
broadcast oleh sender berdasarkan IP address yang diketahui. Hanya devices dengan IP yang cocok (dalam ARP Request yang dikirim oleh sender) akan menjawab paket tersebut dengan ARP Reply secara unicast. Device yang lain normalnya akan melakukan drop paket tanpa balasan. ARP Poisoning adalah proses di mana hacker mengirimkan MAC address dirinya di bundling dengan IP address gateway (informasi yang salah) dan mengirimkan paket ini sebagai ARP Reply ke pada victim. Hasilnya sama seperti DHCP Spoofing, hacker akan menjadi man in the middle untuk traffic dari victim menuju keluar subnet termasuk internet.
Gambar 2.24 ARP Poisoning
2.2.3 STP Security STP merupakan protokol pencegah looping yang mutlak dibutuhkan dan sudah berjalan secara default pada setiap switch cisco. Switch menentukan topologi STP mulai dari root bridge sampai blocking port dengan bertukar informasi melalui paket khusus yang disebut BPDU. BPDU ini dikirimkan ke setiap port tanpa terkecuali. Hal ini menjadi rentan bagi security karena setiap port yang terhubung ke client juga mendapatkan informasi BPDU ini. Untuk mencegah BPDU keluar ke port user, maka port user tersebut diaktifkan fitur BPDU Filtering. Menurut Hucaby (2010:181), BPDU Guard adalah fitur untuk mencegah / melakukan blocking terhadap BPDU yang masuk dari port tertentu, biasanya user. Jika switch menerima BPDU dari user, maka ada kemungkinan isi BPDU tersebut mempengaruhi dan mengubah topologi STP untuk alasan penyerangan. Menurut Hucaby (2010:180), Root Guard adalah teknologi untuk
33
mencegah terjadinya pemilihan root bridge yang baru selama root bridge yang lama masih dalam kondisi menyala, untuk menjaga kestabilan jaringan, khususnya topologi STP.
34