BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab 2 ini akan dituliskan tentang teori – teori pendukung yang menjadi dasar untuk melakukan analisis dalam rangka pengembangan topologi jaringan yang menjadi topik skripsi penulis. Bagian awal bab ini penulis akan memaparkan teori-teori dasar yang menjadi landasan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi seperti jenis-jenis topologi, beberapa protokol-protokol yang akan digunakan dan berjalan dalam jaringan agar suatu data dapat sampai ke tujuan yang dituju dengan baik. Setelah itu pada bab ini juga akan dijelaskan
Konsep
tentang
Hot Standby Redundancy
Protocol (HSRP), dikarenakan tempat penulis melakukan analisis tentang peningkatan kinerja dari jaringan komputer pada PT. Duta Primasentosa Abadi. Oleh sebab itu konsep dasar teori HSRP ini perlu dijelaskan untuk memudahkan pemahaman cara kerja dalam topologi yang akan dibahas.
2.1 Pengertian Jaringan Komputer Jaringan adalah sebuah set dari perangkat-perangkat (sering disebut sebagai node) yang terhubung oleh link komunikasi. Sebuah node dapat berupa komputer, printer, atau perangkat lain yang mampu mengirim atau menerima data yang dihasilkan oleh node lain pada jaringan.(Forouzan, 2007:7) Jaringan komputer merupakan kumpulan beberapa komputer dan perangkat lain, seperti router, dan switch yang saling terhubung satu sama lain melalui media perantara. Media perantara ini bisa berupa media kabel ataupun media tanpa kabel. (Sofana, 2013:3).
7
8 Jaringan harus mampu memenuhi sejumlah kriteria. Yang paling
penting
adalah
performance,
reliability,
dan
security.(Forouzan, 2007:7-8).
2.1.1 Jenis-Jenis Jaringan Komputer
Berdasarkan luas areanya, maka jaringan komputer dibedakan menjadi beberapa yaitu Private Area Network (PAN), Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network (MAN), dan Wide Area Network (WAN). (Sofana, 2011:8) 1. PAN (Private Area Network) PAN merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh beberapa buah komputer atau antara komputer dengan peralatan non-komputer, seperti printer, mesin fax, telepon seluler, PDA, handphone. Sebuah PAN dapat dibangun menggunakan teknologi wire dengan menggunakan perangkat USB dan FireWire sedangkan wireless network dengan menggunakan Bluetooth, WiFi, dan Infrared. (Sofana, 2011:10)
Gambar 2.1 PAN (Private Area Network)
9
2. Local Area Network (LAN) LAN
adalah
jaringan
yang
menyediakan
hubungan
komunikasi berbagai peralatan, sehingga peralatan yang ada dalam jaringan mampu memberi dan menerima informasi dari peralatan lainnya yang ada didalam jaringan. Jaringan ini dibangun pada area yang terbatas seperti ruangan, rumah, kantor, gedung, kampus. (Sofana, 2011: 11)
Gambar 2.2 LAN (Local Area Network)
3. Metropolitan Area Network (MAN) Sebuah MAN, biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar gedung dalam suatu daerah (wilayah seperti propinsi atau negara bagian). Dalam hal ini jaringan menghubungkan beberapa buah jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar, sebagai contoh yaitu: jaringan beberapa kantor cabang sebuah bank didalam sebuah kota
besar
yang
dihubungkan
lainnya.(Sofana,2011:27)
antara
satu
dengan
10
Gambar 2.3 MAN (Metropolitan Area Network)
4. Wide Area Network (WAN) Wide Area Network (WAN) adalah jaringan yang biasanya sudah menggunakan media wireless, sarana satelit ataupun kabel serat optik, karena jangkauannya yang lebih luas, bukan hanya meliputi satu kota atau antar kota dalam suatu wilayah, tetapi mulai menjangkau area/wilayah otoritas negara lain.(Sofana,2011:28)
Gambar 2.4 WAN (Wide Area Network)
2.1.2 Model Topologi Jaringan Komputer Topologi merupakan layout fisik suatu jaringan, menurut (Forouzan & Fegan, 2007, hal. 9) topologi representasi geometris dari hubungan semua link dan perangkat menghubungkan (biasa disebut
11 node) satu sama lain., seperti: server, workstation, hub/switch, dan pemasangan kabel (media transmisi data). Ada dua jenis topologi, yaitu physical topology (topologi fisik) dan logical topology (topologi logika). Topologi fisik berkaitan dengan bentuk jaringan. Sedangkan topologi logika berkaitan dengan bagaimana data mengalir di dalam topologi fisik.
Berikut adalah jenis-jenis topologi jaringan: a. Topologi Bus Pada topologi bus semua terminal terhubung ke jalur komunikasi. Informasi yang hendak dikirimkan melewati semua terminal pada jalur tersebut. Jika alamat terminal sesuai dengan alamat pada informasi yang dikirim, maka informasi tersebut akan diterima dan diproses. Jika tidak, informasi tersebut akan diabaikan terminal yang dilewatinya. (Winarno & Zaki,2014:48)
Gambar 2.5 Topologi Bus
Keuntungan : 1. Kemampuan pengembangan tinggi (Open - endedness). 2. Jarak LAN tidak terbatas. 3. Keterendahan jaringan tinggi. 4. Kecepatan pengiriman tinggi.
12 5. Jumlah terminal dapat ditambah atau dikurangi tanpa mengganggu operasi yang telah berjalan. 6. Tidak diperlukan pengendali pusat. 7. Kondusif
untuk
konfigurasi
jaringan
pada
gedung
bertingkat. Kerugian : 1. Jika tingkat lalu lintas terlalu tinggi dapat terjadi kemacetan. 2. Diperlukan repeater untuk menguatkan sinyal pada pemasangan jarak jauh. 3. Operasional jaringan LAN tergantung pada setiap terminal.
b. Topologi Ring Topologi jaringan yang berupa lingkaran tertutup yang berisi node-node. Signal mengalir dalam dua arah sehingga dapat
menghindarkan
terjadinya
collision,
sehingga
memungkinkan terjadinya pergerakan data yang sangat cepat. Semua komputer saling tersambung membentuk lingkaran (seperti bus tetapi ujung-ujung bus disambung). Data yang dikirim diberi address tujuan sehingga dapat menuju komputer yang dituju. Tiap station (komputer) dapat diberi repeater (transceiver) yang berfungsi sebagai: (Winarno & Zaki, 2014:51) •
Listen State Tiap bit dikirim kembali dengan mengalami delay waktu.
•
Transmit State Bila bit yang berasal dari paket lebih besar dari ring maka repeater akan mengembalikan ke pengirim. Bila terdapat beberapa paket dalam ring, repeater yang tengah memancarkan, menerima bit dari
paket
yang
tidak
dikirimnya
menampung dan memancarkan kembali.
harus
13
•
Bypass State Berfungsi untuk menghilangkan delay waktu dari stasiun yang tidak aktif.
Gambar 2.6 Topologi Ring
Keuntungan : 1. Laju data tinggi. 2. Dapat melayani lalu lintas data yang padat. 3. Tidak diperlukan host, relatif lebih murah. 4. Dapat melayani berbagai jenis mesin pengirim. 5. Komunikasi antar terminal mudah. 6. Waktu yang diperlukan untuk mengakses data optimal. Kerugian : 1. Kerusakan pada media pengirim dapat menghentikan kerja seluruh jaringan. 2. Harus ada kemampuan untuk mendeteksi kesalahan dan metode pengisolasian kesalahan. 3. Kerusakan pada salah satu terminal mengakibatan kelumpuhan jaringan. 4. Tidak kondusif untuk pengiriman suara, video dan data.
14
c. Topologi Star Karakteristik dari topologi jaringan ini adalah node (station) berkomunikasi langsung dengan station lain melalui central node (hub/switch), traffic data mengalir dari node ke central node dan diteruskan ke node (station) tujuan. Jika salah satu segmen kabel putus, jaringan lain tidak akan terputus. (Winarno & Zaki, 2014:49)
Gambar 2.7 Topologi Star Keuntungan : (Lukas, 2006:145) 1. Peluang terbesar di antara topologi yang lain. 2. Mudah dikembangkan 3. Keamanan data tinggi. 4. Kemudahan akses ke jaringan LAN lain. Kerugian : 1. Lalu lintas yang pada dapat menyebabkan jaringan lambat. 2. Jaringan tergantung pada terminal pusat yang merupakan bagian paling bertanggung jawab terhadap pengaturan arah semua informasi ke terminal yang dikehendaki.
15
d. Topologi Mesh Topologi mesh dapat dikenali dengan hubungan pointto-point atau satu-satu ke setiap komputer. Setiap komputer terhubung ke komputer lain melalui kabel, bisa menggunakan kabel coaxial, twisted pair, bahkan fiber optic. Topologi mesh cocok digunakan pada jaringan yang sangat kritis. Pada awalnya jaringan mesh dikembangkan untuk keperluan militer. Apabila salah satu atau beberapa kabel putus masih tersedia rute alternatif melalui kabel lain.(Winarno & Zaki, 2014:53)
Gambar 2.8 Topologi Mesh Keuntungan : 1. Memiliki hubungan dedicated link. 2. Jika terjadi kerusakan antara salah satu koneksi komputer
tidak
mengganggu
jaringan
secara
keseluruhan. 3. Privasi dan keamanan lebih terjamin karena komunikasi antara 2 komputer tidak dapat diakses oleh komputer lainnya. 4. Mudah untuk identifikasi kerusakan yang terjadi dalam jaringan.
16 Kekurangan : 1. Membutuhkan banyak kabel dan port pada masingmasing komputer. 2. Implementasinya sulit dan membutuhkan biaya yang relatif mahal
e. Topologi Hierarkis Topologi hiearkis ini mirip dengan topologi star, namun tidak ada node pusat. Cisco menamai topologi ini hierarkis,
sering
juga
disebut
topologi
tree/pohon.
(Winarno&Zaki, 2014:55)
Gambar 2.9 Topologi Hierarkis Tipe topologi ini memiliki kekurangan mirip seperti topologi star. Jika piranti yang ada di bagian atas dari rantai topologi ini down, maka jaringan dibawahnya juga akan down. Topologi ini kurang praktis, dan jarang diterapkan dalam dunia nyata.(Winarno&Zaki, 2014:5)
17 2.1.3 Perangkat Jaringan Komputer 1. Switch Menurut Winarno and Zaki (2014:35) Switch adalah piranti lunak yang digunakan untuk mengatur bandwith di jaringan berukuran besar. Walaupun demikian, karena harganya yang makin murah, switch juga mulai digunakan di jaringan rumahan ukuran kecil. Switch lebih canggih dibandingkan hub karenanya switch makin sering dipakai sebagai pengganti hub. Switch memiliki kemampuan untuk mengendalikan penggunaan bandwith di jaringan. Switch dapat mengontrol aliran data menggunakan MAC address yang di letakkan di tiap paket data. Switch membagi jaringan ke sebuah entitas yang disebut virtual LAN (VLAN). Pembagian jaringan ke VLAN ini bisa digunakan untuk mengefisienkan penggunaan bandwith.
2. Router Menurut Winarno and Zaki (2014:38) Router merupakan piranti jaringan yang lebih canggih dibandingkan dengan bridge dan switch. Sebuah router terdiri dari hardware dan software (memiliki sistem operasi sendiri) untuk mengatur rute data dari asal sumber data ke tujuan. Router memiliki sistem operasi yang canggih yang memungkinkan anda untuk mengkonfigurasi port-port koneksinya. Anda dapat melakukan pengaturan paket data dari berbagai protokol jaringan yang berbeda, seperti TCP/IP, IPX/SPX, dan Apple Talk. Router juga membagi LAN ke dalam segmen-segmen yang sudah memiliki traffic data yang besar dan jenuh. Router juga dapat menghubungkan jaringan-jaringan menggunakan teknologi WAN yang berlainan. Kadang router juga berfungsi sebagai hub, access point, sekaligus repeater.
18 3. Hub Menurut Winarno and Zaki (2014:31) Hub adalah piranti untuk pembuatan jaringan star yang paling lazim digunakan selain switch. Hub berfungsi sebagai sebagai piranti sentral untuk menghubungkan komputer-komputer di LAN. Hub tidak memiliki komponen elektronik aktif, fungsinya hanyalah mengatur kabel dan merelay sinyal data ke semua komputer yang ada di jaringan. Hub digunakan di jaringan yang menggunakan kabel twisted-pair. Di dalam hub terdapat port-port yang menyediakan titik koneksi untuk piranti-piranti di jaringan. Komputer-komputer yang tergabung di jaringan menghubungkan diri ke hub dengan memasukkan kabelnya ke port yang disediakan.
4. NIC (Network Interface Card) Menurut Sofana (2011:75) NIC merupakan perangkat keras utama yang harus ada di setiap komputer. NIC (Nework Interface Card) bertugas melakukan penyesuaian tegangan dan arus listrik yang keluar/masuk komputer. Informasi yang melalui media penghantar dapat dikirim/diterima oleh komputer berkat keberadaan NIC.
2.1.4 OSI Layer Menurut Sofana (2011:105) OSI (Open System Interconnection) Reference Model atau model referensi OSI adalah sebuah model untuk jaringan komputer yang dikembangkan oleh International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. Model OSI ini disebut juga model yang mulai diperkenalkan pada tahun 1984. Tabel 2.1 OSI Layer, Sofana (2011:106-109) Lapisan Ke
Nama Lapisan
7
Application Layer
Keterangan Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan,
19 mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesanpesan kesalahan 6
Presentation Layer
Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan
5
Session Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama.
4
Transport Layer
Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima.
3
Network Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.
20 2
Data-Link Layer Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame
1
Physical Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan
2.1.5 TCP/IP Menurut (Forouzan & Fegan, 2007, hal. 43-46) TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah sebuah hierarki protokol yang terdiri dari modul – modul yang interaktif, dimana masing - masing modul tersebut mempunyai fungsionalitas yang spesifik. TCP merupakan bagian dari protokol TCP/IP yang digunakan bersama dengan IP untuk mengirim data. Model referensi TCP/IP
ini
hanya
memiliki
empat
lapisan,
yaitu
:
21 Tabel 2.2 Model TCP/IP, Forouzan & Fegan (2007:43-46) Layer
Keterangan
4
Berfungsi menyediakan akses aplikasi terhadap jaringan
(Application)
TCP/IP. Layer ini menangani high-level protokol, masalah representasi data, proses encoding, dan dialog control yang memungkinkan terjadinya komunikasi antar-aplikasi jaringan. Protokol-protokol aplikasi pada layer ini antara lain: Telnet, DHCP, DNS, HTTP, FTP, SMTP, SNMP, dan lain-lain. Berfungsi membuat komunikasi antara dua host. Layer ini
3
menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke tujuan data dengan cara membuat logical connection di antara
(Transport)
keduanya. Layer ini juga bertugas memecah data dan menyatukan kembali data yang diterima dari application layer ke dalam aliran data yang sama antara sumber dan pengirim data. Ada
dua
cara
pengiriman
data,
connection-oriented
(menggunakan protokol TCP) atau connectionless-oriented (menggunakan protokol UDP). Protokol TCP memiliki orientasi terhadap reliabilitas data. Sedangkan protokol UDP lebih berorientasi kepada kecepatan pengiriman data. Protokol pada lapisan ini adalah: TCP dan UDP. Berfungsi untuk melakukan routing dan pembuatan paket IP 2 (Internetworking)
menggunakan teknik encapsulation. Layer ini memiliki tugas utama untuk memilih rute terbaik yang akan dilewati oleh sebuah paket data dalam sebuah jaringan. Selain itu, layer ini juga bertugas untuk melakukan. Packet switching untuk mendukung tugas utama tersebut. Protokol yang digunakan pada layer ini yaitu: Internet Protokol (IP), Internet Control Message Protokol (ICMP), Address Resolution
22 Protokol (ARP), Reverse Address Resolution Protokol (RARP).
1 (Network Interface) Berfungsi meletakkan frame-frame data yang akan dikirim ke media jaringan. Layer ini bertugas mengatur semua hal yang diperlukan sebuah paket IP. Protokol yang berjalan dalam lapisan ini adalah beberapa arsitektur jaringan lokal seperti: Ethernet, Token Ring, serta layanan teknologi WAN seperti POTS, ISDN, Frame Relay, dan ATM.
2.2 HSRP (Hot Standby Redundancy Protocol) HSRP adalah sebuah protocol redundancy standar cisco yang menetapkan sebuah router yang secara otomatis mengambil alih jika router yang lain gagal. Di dalam HSRP mendefinisikan dua status router yang router aktif dan router standby. Router standby digunakan sebagai redundancy dari router aktif jika router aktif gagal merouting. HSRP adalah salah satu fitur perangkat lunak tersebut yang dapat dikonfigurasi untuk menyediakan layer 3 redundansi untuk network host. Dua router interface bekerja sama untuk menyajikan 1 virtual router atau default gateway untuk host di LAN, jadi ketika salah satu router down yang di konfigurasi HSRP link pada jaringan tersebut akan tetap berjalan, dikarenakan ip gateway yang di kenal host adalah virtual router.(Froom, Sivasubramanian & Frahim,2010:198) 2.2.1
Etherchannel
Etherchannel adalah suatu teknologi trunking yang digunakan oleh switch Cisco catalyst dimana sejumlah fisikal port pada device digabung menjadi satu jalur logika dalam satu buah port group. Fungsinya untuk meningkatkan kecepatan koneksi antar switch, router ataupun server dan jika salah satu port
23 atau jalur rusak maka port group akan tetap bekerja menggunakan jalur atau port yang lain. Etherchannel juga menyediakan bandwidth yang lebih banyak. Trunktrunk pada EtherChannel berada pada status forwarding semua atau blocking semua, karena STP memperlakukan semua trunk pada EtherChannel sebagai 1 trunk. Saat EtherChannel berada pada status forwarding, maka switch akan melakukan load-balance (membagi rata) traffic pada semua trunk, sehingga bandwidth yang tersedia jadi lebih banyak. (Donouhe and Stewart,2010:146) 2.2.2 STP (Spanning Tree Protocol) Spanning Tree adalah sebuah protokol yang mencegah pembentukan loop dengan mendeteksi link cadangan dan menonaktifkan mereka saat dibutuhkan. Oleh karena itu desainer dapat membangun link cadangan, dan protrokol ini memungkinkan salah satunya terhindar dari traffic dan menjadikan yang lain sebagai cadangan. Ketika link aktif gagal, link sekunder diaktifkan dengan cepat.(Donouhe and Stewart,2010:150) 2.2.3 VLAN (Virtual LAN) Sebuah LAN virtual (VLAN) adalah logical LAN, atau logical subnet. Ini mendefinisikan broadcast domain, sebuah phsycal subnet adalah sekumpulan perangkat yang berbagi media transmisi fisik (wire) yang sama. Sebuah phsycal subnet adalah grup port switch ditugaskan untuk VLAN yang sama, terlepas dari lokasi fisik mereka yang aktif dalam jaringan. Pengelompokan VLAN dapat diberikan secara statis dengan port, atau dinamis berdasarkan alamat MAC atau nama pengguna.(Donouhe and Stewart,2010:137) VLAN dibagi menjadi dua jenis: a. End-to-end VLAN Anggota VLAN dihubungkan oleh beberapa switch yang lokasinya “berjauhan” (misal pada gedung yang berbeda). Biasanya jenis VLAN ini digunakan untuk memberikan fleksibilitas yang tinggi bagi user. Dimana pun dia berada, user akan tetap memperoleh keanggotaan yang sama, policy yang sama, dan security yang sama. (Donouhe and Stewart,2010:137)
24 b. Local VLAN Anggota
VLAN
dihubungkan
dengan switch yang
alokasinya
“berdekatan”. Misalkan saja semua host yang ada di gedung A akan memiliki VLAN yang sama. Sebuah VLAN dapat mengendalikan traffic broadcast, traffic multicast, traffic unicast,yang melalui perangkat layer 2.(Donouhe and Stewart,2010:137) 2.2.4 VTP (VLAN Trunking Protocol) VLAN Trunking Protocol (VTP) adalah Cisco-protokol yang berjalan melalui trunk link dan sinkronisasi database VLAN dari semua switch dalam VTP domain. Sebuah domain VTP adalah group administrative, semua switch dalam kelompok harus memiliki nama konfigurasi domain VTP yang sama, atau database mereka tidak akan sinkron.(Donouhe and Stewart,2010:143) 2.2.5 DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) DHCP (Dynamic Configuration Protocol) adalah layanan yang secara otomatis memberikan nomor IP kepada komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP Client. Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi kepada DHCP Server.(Lammle,2007:870) 2.2.6 Port security Port Security adalah fitur didukung pada Cisco switch Catalyst yang membatasi port switch untuk satu set tertentu atau jumlah alamat MAC. Alamat tersebut dapat diterima secara dinamis atau statis dikonfigurasi. Port kemudian menyediakan akses ke frame dari hanya alamat tersebut. Namun, jika jumlah alamat adalah terbatas pada empat tetapi tidak ada alamat MAC tertentu dikonfigurasi, port memungkinkan setiap empat alamat MAC untuk diterima secara dinamis, dan akses port terbatas pada empat alamat dinamis yang diterima.
25 Sebuah fitur keamanan port yang disebut sticky learning, tersedia di beberapa platform switch, menggabungkan fitur alamat dinamis dan statis dikonfigurasi. Ketika fitur ini dikonfigurasi pada interface, antarmuka mengkonversi alamat dinamis ke secure address yang ada. Hal ini menambah mereka untuk menjalankan konfigurasi seolah-olah mereka dikonfigurasi dengan menggunakan perintah antarmuka switchport port security macaddress.(Froom, Sivasubramanian & Frahim,2010:235)
2.2.7 PuTTY PuTTY adalah aplikasi gratis dan aplikasi open source terminal emulator yang dapat bertindak sebagai klien untuk login SSH, Telnet, dan protokol TCP. Aplikasi Putty awalnya ditulis untuk Microsoft Windows, tetapi telah berkembang ke berbagai sistem operasi lain.(Lucas, 2011:66)
2.2.8
ERP
Enterprise Resource Planning (ERP) sistem adalah program inti yang digunakan oleh perusahaan untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan informasi dalam setiap area bisnis. ERP (diucapkan "E-R-P") program membantu organisasi mengelola proses bisnis perusahaan secara keseluruhan, menggunakan database secara umum dan semua laporan manajemen. Sebuah proses bisnis adalah kumpulan kegiatan yang mengambil satu atau lebih jenis input dan menciptakan output, seperti laporan atau perkiraan, yang bernilai bagi customer. Software ERP mendukung operasi yang efisien dari proses bisnis dengan tugas mengintegrasikan terkait dengan penjualan, pemasaran, manufaktur, logistik, akuntansi, dan staf-di seluruh bisnis. Selain integrasi lintas-fungsional ini, yang merupakan inti dari sistem ERP, perusahaan menghubungkan sistem ERP mereka, dengan menggunakan berbagai metode, untuk mengkoordinasikan proses bisnis dengan pelanggan dan distributor mereka.(Monk, Wagner, 2013:1)
26 2.3 Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya Penelitian dengan metode FHRP, tepatnya Hot Standby Redundancy Protocol pernah dibahas pada journal Hewlett Packard Development Company yang berjudul “Patent Issued for Method and System for Managing a Network Having an HSRP Group”. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa salah satu cara untuk mendekati 100 uptime jaringan adalah dengan menggunakan Hot Standby Redundancy Protocol (HSRP).(Fort Collins, 2012) Selain itu penelitian pada penelitian yang berjudul “Cisco to acquire Netport Systems for software-based routers” dikatakan oleh Morgan Littlewood, Cisco’s product manager bahwa dengan HSRP, pengguna tidak perlu khawatir tentang dampak pemeliharaan terjadwal, gangguan listrik dan masalah lingkungan karena router cadangan beroperasi TCP / IP host tanpa gangguan. HSRP bekerja pada Ethernet, Token Ring, dan FDDI LAN dan berjalan dengan berbagai protokol routing.(Bob Wallace, 2010) Selanjutnya penelitian yang berjudul “New Cisco software saves TCP/IP links” mengatakan bahwa HSRP akan menghemat pengguna dari membeli router high-end hanya untuk kemampuan redundansi. Ini akan menjadi penting karena Anda tidak memiliki router high-end yang memiliki redundansi.(Jay Batson, 2010)