BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sekolah
Sekolah adalah suatu lembaga yang memang dirancang khusus untuk pengajaran para murid (siswa) di bawah pengawasan para guru. Sekolah yang pada dasarnya sebagai sarana untuk melaksanakan pendidikan memang diharapkan bisa menjadikan masyarakat yang lebih maju, oleh sebab itu sekolah sebagai pusat dari pendidikan harus bisa melaksanakan fungsinya dengan optimal dan perannya bisa menyiapkan para generasi muda sebelum mereka terjun di dalam proses pembangunan masyarakat. Melalui sumber daya sekolah, seluruh lapisan masyarakat bisa melatih dirinya untuk menjadi warga masyarakat sekaligus warga sosial yang terus meningkatkan sikap baru, ilmu pengetahuan dan keterampilannya dalam mencapai taraf hidup yang jauh lebih baik. Di sekolah pulalah nilai kehidupan masyarakat dan pribadi, peluang pengembangan diri serta peningkatan produktivitas bisa di gali dan kemudian dikembangkan.
Di Kecamatan Kota Sigli fasilitas pendidikan Sekolah Menengah Atas baik negeri maupun swasta berjumlah 6 unit. Diantaranya yaitu : 1. SMA Negeri 1 Sigli 2. SMA Negeri 2 Sigli 3. SMA Negeri 3 Sigli 4. SMA Negeri 4 Sigli 5. SMA Swasta Unggul Sigli 6. Madrasah Amaliah Negeri Sigli
Universitas Sumatera Utara
2.2 Preferensi
Semakin pesatnya kebutuhan akan pendidikan, pengelola sarana pendidikan harus dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada para pelajar sebagai pemakai jasa. Agar dapat memberikan pelayanan pendidikan sebaik mungkin kepada pemakai jasa khususnya pelajar, maka pengelola sarana pendidikan haruslah memahami preferensi pelajar sebagai pemuas kebutuhannya.
Preferensi adalah keinginan atau kecenderungan seseorang untuk memilih suatu benda dari pada benda lainnya berdasarkan kesenangan , kegunaan dan kepuasan, Preferensi pelajar dapat timbul dari keinginan dan kebutuhan pelajar terhadap atributatribut pendidikan yang ditawarkan penyedia jasa , dalam hal ini yaitu sekolah.
Data preferensi mengurutkan stimulus dinyatakan dalam preferensi responden untuk beberapa atribut. Cara yang biasa dilakukan ialah bahwa data diperoleh melalui peringkat preferensi. Responden diminta untuk membuat peringkat stimulus dari yang paling disukai sampai yang paling tidak disukai.
2.3 Atribut yang Mempengaruhi Preferensi Pelajar
Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan. Karena kualitas kehidupan suatu bangsa sangat erat dengan tingkat pendidikan, peran sekolah dinilai sangat penting bagi kemaju dan perkembangan masyarakat kemudian hari.
Terdapat beberapa atribut yang relatif penting mempengaruhi pelajar dalam memilih tempat pendidikan khususnya Sekolah Menengah Atas yang sekaligus menjadi variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini, antara lain : prestasi sekolah, tenaga pendidik, biaya sekolah, fasilitas sekolah, lokasi dan status sekolah.
Universitas Sumatera Utara
1.
Prestasi Sekolah
Prestasi Sekolah merupakan suatu hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai oleh sekolah. Prestasi yang dicapai sekolah ditunjukan melalui keberhasilan perlombaan yang diikuti pihak sekolah baik dalam bidang pendidikan maupun ekstrakulikuler.
a.
Prestasi di Bidang Pendidikan
Prestasi yang dicapai oleh sekolah dibidang pendidikan antara lain yaitu, memenengkan perlombaan Olimpiade Matematika, Fisika, perlombaan pidato Bahasa Inggris dan lain-lain.
b.
Prestasi di Bidang Ekstrakulikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan non akademis yang memberikan wadah kepada para siswa untuk menyalurkan atau meningkatkan minat dan bakat yang dimiliki oleh setiap siswa. Salah satu prestasi dibidang ekstrakurikuler yaitu juara kompetisi Bola basket, Bola voli, Futsal, dan lain-lain.
2.
Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik merupakan unsur terpenting di dalam keseluruhan sistem pendidikan. Karena itu peranan dan kedudukan guru demi meningkatkan mutu dan kualitas anak didik harus diperhitungkan dengan sungguh-sungguh.
a.
Berprestasi
Guru Berprestasi adalah guru yang memiliki kinerja melampaui standar yang telah ditetapkan oleh satuan pendidikan dan mampu menghasilkan karya inofatif yang diakui baik pada tingkat daerah, nasional dan/atau internasional.
Universitas Sumatera Utara
Berkompetensi
b. `
Kompetensi guru tersebut meliputi kompetensi intelektual, kompetensi fisik, kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi spiritual.
3.
Biaya Pendidikan
biaya adalah aliran sumber daya yang dihitung dalam satuan uang yang dikeluarkan untuk membeli atau membayar persediaan, jasa, tenaga kerja, produk, peralatan, dan barang lainnya yang digunakan untuk keperluan bisnis atau kepentingan lainnya.
a.
Biaya Sumbangan Pendidikan Pembinaan (SPP)
Biaya Sumbangan Pendidikan atau yang disingkat dengan SPP adalah iuran wajib pengguna jasa yang harus dibayarakan kepada pemberi jasa. Pemberi jasa yang dimaksud dalam hal ini adalah sekolah.
b.
Biaya Sumbangan Masuk (Pembangunan)
Biaya sumbangan masuk adalah biaya iuran yang diberikan kepada pengelola sekolah diluar dari pada uang sumbangan wajib atau SPP yang biasanya dilakukan pada saat regristrasi awal.
4.
Fasilitas Sekolah
Fasilitas Sekolah merupakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang kelancaran proses belajar baik di sekolah. Dengan adanya fasilitas belajar yang memadai maka kelancaran dalam belajar akan dapat terwujud.
a.
Bidang Pendidikan
Fasilitas sekolah dibidang pendidikan diantaranya yaitu : perpustakaan dan laboratorium.
Universitas Sumatera Utara
b.
Bidang Olahraga
Fasilitas sekolah dibidang olahraga diantaranya yaitu : lapangan basket, lapangan bola.
5.
Lokasi Sekolah
Lokasi sekolah juga menjadi pertimbangan peserta didik atau orangtua dalam memilih sekolah. Lokasi sekolah biasanya dipilih sesuai dengan kebutuhan, dan keinginan peserta didik maupun orang tua untuk mencapai tujuan mereka.
6.
Status Sekolah
Sekolah menurut status terbagi atas dua kategori, yaitu :
a.
Sekolah negeri adalah sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah, mulai dari
sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi.
b.
Sekolah swasta adalah sekolah yang diselenggarakan oleh non-pemerintah atau
swasta. Penyelenggara sekolah swasta berupa badan maupun yayasan pendidikan.
2.4 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian merupakan suatu atribut dari suatu objek yang diteliti yang memilki variasi antara satu objek dengan objek yang lain dalam kelompok tersebut. Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Variabel Dependen
Variabel dependen yang sering disebut juga sebagai variabel terikat adalah variabel yang memberikan reaksi atau respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel dependen adalah variabel yang variabelnya diamati dan diukur untuk menentuka pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas (Jonathan Sarwono, 2006). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah preferensi pelajar terhadap kepentingan atribut β atribut Sekolah Menengah Atas di Kecamatan kota Sigli.
2. Variabel independen
Variabel independen yang sering juga disebut variabel bebas adalah variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang variabelnya diukur atau di pilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang di observasi ((Jonathan Sarwono, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Prestasi prestasi sekolah, tenaga pendidik, biaya pendidikan , fasilitas sekolah, lokasi dan status sekolah.
2.5 Tahapan Penarikan Sampel
Populasi adalah keseluruhan individu yang menjadi acuan hasil-hasil penelitian akan berlaku. Dalam pelaksanaan penelitian , ruang lingkup populasi merupakan area yang amat luas batasnya sehingga penggunaan populasi sebagai instrument penelitian sangat sulit dilakukan. Oleh karena itu , untuk memenuhi kelayakan dalam pelaksanaan penelitian ditentukan populasi sasaran (target populasi), yaitu populasi yang digunakan untuk mengeneralisasikan hasil penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pelajar tingkat akhir Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Kota Sigli.
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap dapat mewakili populasi. Masalah sampel akan terjadi bila jumlah populasi terlalu besar dan
Universitas Sumatera Utara
menyebar sehingga diluar jangkauan penelitian. Untuk menentukan ukuran sampel dalam penelitian ini , maka dilakukan penarikan sampel secara acak sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
π =
π + 1
ππ 2
Dimana: π = Jumlah Sampel
π = Jumlah Populasi
π 2 = Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%) Dari jumlah sampel tersebut kemudian ditentukan jumlah masing-masing sampel menurut tingkatan pelajar yang berada di masing-masing sekolah secara proportionate random sampling dengan rumus sebagai berikut :
ππ =
ππ π π
Dimana: ππ
= jumlah sampel menurut stratum
ππ
= jumlah populasi menurut stratum
π
= jumlah sampel seluruhnya
π
= jumlah populasi seluruhnya
2.6 Jenis Data dan Skala Pengukuran Variabel
2.6.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data Primer merupakan data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui nara sumber atau istilah teknisnya
Universitas Sumatera Utara
responden yaitu orang yang dijadikan objek penelitian atau orang yang dijadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data (Jonathan Sarwono, 2006).
2.6.2 Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran merupakan proses pemberian angka atau symbol pada karakteristik sesuai dengan aturan atau prosedur yang telah diterapkan. Pengukuran variabel menggunakan skala. Masing-masing skala mempunyai karakteristik yang berbeda. Adapun skala pengukuran variabel yaitu :
1.
Skala Nominal.
Skala nominal adalah skala pengukuran yang menggunakan katagori kelompok yang diukur dalam bentuk variabel. Nilai variabel dalam skala nominal hanya menjelaskan kategori dan tidak menjelaskan nilai peringkat , jarak, atau perbandingan.
2.
Skala Ordinal
Yaitu skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori tetapi juga menyatakan peringkat konstruktur yang diukur.
3.
Skala Interval
Skala internal adalah skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak konstruk yang diukur.
4.
Skala Rasio
Skala rasio adalah skala pengukuran yang menunjukan kategori, peringkat jarak dan perbandingan yang diukur. Skala rasio menggunakan nilai absolut sehingga memperbaiki skala interval yang menggunakan nilai relatif.
Universitas Sumatera Utara
Skala pengukuran variabel yang akan diteliti yaitu menggunakan skala ordinal dan teknik skala yang bisa dipilih dalam pengumpulan data yaitu dilakukan dengan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial.
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi , dimensi dijabarkan menjadi sub variabel, kemudian sub variabel dijabarkan menjadi indikator indikator yang dapat diukur. Artinya indikator ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa pertanyaan yang dapat dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut:
Sangat Penting
=5
Penting
=4
Netral
=3
Tidak Penting
=2
Sangat Tidak Penting
=1
2.7 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.
Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan peneliti guna untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan variabel-variabel yang dibahas dalam penelitian ini, dimana studi pustaka diperoleh dari berbagai sumber yaitu , buku, artikel dan jurnal.
Universitas Sumatera Utara
2.
Kuesioner
Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan mengedarkan daftar pertanyaan berupa formulir , diajukan secara tertulis kepada responden untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban dan sebagainya.
2.8 Teknik Pengolahan Data
Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
1. Analisis Kualitatif
Analisi kualitatif merupakan bentuk analisis yang mendasarkan pada adanya hubungan antara variabel yang sedang diteliti. Tujuannya ialah agar peneliti mendapatkan makna hubungan variabel-variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian (Jonathan Sarwono, 2006).
2. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif merupakan analisis yang digunakan terdapat data yang berwujud angka-angka dengan cara pembahasannya. Dalam penelitian ini menggunakan program SPSS for Windiws Version 16.0 . Adapun metode pengolahannya adalah sebagai berikut:
a. Cleaning
Data yang telah dikumpulkan dilakukan celaning data yang berarti sebelum data dilakukan pengolahan terlebih dahulu dilakukan pengecekan agar tidak terdapat data yang tidak perlu.
Universitas Sumatera Utara
b. Editing
Setelah data dikumpulkan lalu dilakukan pengeditan untuk mengecek kelengkapan data, kesinambungan data dan keseragaman data.
c. Coading
Dilakukan
untuk
memudahkan
dalam
pengolahan
data
termasuk
dalam
pengelompokan kategori dan pemberian skor.
d. Entry Data
Memasukan data ke program komputer yaitu program SPSS untuk proses analisis data.
2.9 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode konjoin dengan menggunakan metode Analisis konjoin untuk mengetahui preferensi Pelajar terhadap Atribut Sekolah Menengah Atas.
Analisis konjoin (conjoint analysis) merupakan suatu metode analisis dalam analisis multivariate, analisis ini mulai diperkenalkan pada tahun 1970-an. Analisis ini biasa diterapkan pada market riset dan studi pengembangan produk. Analisis konjoin adalah sebuah teknik guna mengukur preferensi konsumen terhadap produk atau jasa.
Analisis konjoin berdasarkan pada subjektifitas konsumen terhadap beberapa kombinasi fitur yang ditawarkan. Subjektifitas konsumen ini diukur melalui peringkat (ranking) atau skor (skala likert). Hasil analisis konjoin berupa informasi kuantitatif yang dapat memodelkan preferensi konsumen untuk beberapa kombinasi fitur produk. ( Ahmad Ansori Mattjik & I Made Sumertajaya, 2011).
Universitas Sumatera Utara
Tujuan analisis konjoin adalah memperoleh skor kegunaan (utility) yang dapat mewakili kepentingan setiap aspek produk, sehingga dari skor tersebut dapat ditarik kesimpulan tentang atribut apa yang paling dipertimbangkan konsumen dalam memilih produk.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam merancang dan melaksanakan analisis konjoin secara umum sebagai berikut :
1. Perumusan Masalah
Di
dalam
merumuskan
analisis
konjoin,
peneliti
harus
mengenali
atau
mengidentifikasi atribut dengan tingkatan/level masing-masing dipergunakan untuk membentuk stimulus. Level atribut menunjukkan nilai yang diasumsikan oleh atribut. Atribut yang dipilih harus dapat mempengaruhi preferensi dan pilihan. Banyaknya tingkatan atribut menentukan banyaknya parameter yang akan diperkirakan dan juga mempengaruhi banyaknya stimulus yang akan dievaluasi oleh responden. Untuk meminimumkan tugas evaluasi responden, peneliti harus bisa membatasi banyaknya tingkatan/level dari atribut. Peneliti harus memperhitungkan level atribut yang lazim atau umum berlaku di masyarakat .
2. Mengidentifikasi Atribut
Menentukan atribut dan level atribut yang digunakan dalam merancang kombinasi (stimuli) yang akan di evaluasi oleh pelajar. Pada penelitian ini tercakup dalam 6 (enam) atribut dengan masing-masing atribut terdiri atas 2 sampai 3 level atribut dengan perincian : Prestasi Sekolah (Bidang Pendidikan, Bidang Ekstrakulikuler), Tenaga Pendidik (berkopetensi, berprestasi), Biaya Pendidikan (biaya sumbangan masuk, biaya sumabangan pembinaan pendidikan), Fasilitas Sekolah(sarana pendidikan, sarana olahraga, kantin), Lokasi Sekolah (pusat kota, pinggir kota, luar kota), Status Sekolah (sekolah pemerintah, sekolah swasta).
Universitas Sumatera Utara
3. Merancang Kombinasi Atribut
Stimuli adalah sekolompok atribut yang akan dievaluasi oleh responden dalam memilih atribut dan traf atribut yang akan digunakan untuk membuat stimuli. Ada dua cara yang sering digunakan dalam merancang kombinasi atribut yaitu : Kombinasi berpasangan (pairwise combination), Kombinasi lengkap (full profile) .
a.
Kombinasi berpasangan (pairwise combination)
Di dalam metode kombinasi berpasangan (pairwise combination), responden diminta untuk mengevaluasi pasangan-pasangan atribut secara bersamaan.
b.
Kombinasi lengkap (full profile)
Di dalam metode kombinasi lengkap (full profile), responden diminta mengevaluasi semua kombinasi stimuli yang muncul.
Jika jumlah kombinasi terlalu banyak maka dilakukan pengurangan jumlah kombinasi atribut (stimuli) tersebut. Salah satu cara dengan orthogonal array. Orthogonal array adalah sebuah kelas desain factorial yang memungkinkan untuk membuat perkiraan yang efisien dari seluruh pengaruh utama.
Rancangan kombinasi yang akan digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan pendekatan Full Profile yang artinya membentuk stimulus dengan cara melibatkan seluruh atribut dalam proses penelitiannya. Jika mengkombinasikan antara atribut beserta levelnya maka akan didapat sebanyak 2x2x2x3x3x2 = 144 kombinasi atribut yang akan dinilai oleh responden. Jumlah 144 kombinasi Atribut tentu akan sangat menyulitkan responden jika harus memberikan penilaian sebanyak itu satu persatu dan menghabiskan waktu yang banyak. Oleh karena itu untuk memudahkan responden dilakukan proses syntax pada SPSS 16.0 untuk mendesin kombinasi atribut sehingga menghasilkan 21 stimuli seperti tabel berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Stimuli yang menjadi Kuesioner Penelitian
No
Prestasi Sekolah
Tenaga Pendidik
Biaya Pendidikan
Fasilitas Sekolah
Lokasi Sekolah
Status Sekolah
Rate
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1
Bidang Ekstrakulikuler
Berprestasi
Sarana Olahraga
Pusat Kota
2
Bidang Pendidikan
Berkompetensi
Sarana Pendidikan
Pusat Kota
3
Bidang Ekstrakulikuler
Berprestasi
Sarana Pendidikan
Pinggir Kota
Sekolah Swasta
4
Bidang Ekstrakulikuler
Berprestasi
Sarana Pendidikan
Luar Kota
Sekolah Swasta
5
Bidang Pendidikan
Kantin
Pinggir Kota
Sarana Pendidikan
Luar Kota
Sarana Olahraga
Luar Kota
Sekolah Swasta
Sarana Pendidikan
Pusat Kota
Sekolah Swasta
Kantin
Luar Kota
Sekolah Pemerintah (Negeri)
Sarana Pendidikan
Pusat Kota
Sekolah Swasta
Sarana Olahraga
Pinggir Kota
Sekolah Swasta
Sarana Pendidikan
Pusat Kota
Sarana Olahraga
Pusat Kota
6
Berprestasi
Bidang Berkompetensi Ekstrakulikuler
7
Bidang Pendidikan
Berkompetensi
8
Bidang Ekstrakulikuler
Berprestasi
9
Bidang Pendidikan
Berprestasi
10
Bidang Pendidikan
Berprestasi
11
Bidang Pendidikan
Berkompetensi
12
Bidang Berkompetensi Ekstrakulikuler
13
Bidang Ekstrakulikuler
Berprestasi
Biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) Biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) Biaya Sumbangan Masuk (Pembangunan) Biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) Biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) Biaya Sumbangan Masuk (Pembangunan) Biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) Biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) Biaya Sumbangan Masuk (Pembangunan) Biaya Sumbangan Masuk (Pembangunan) Biaya Sumbangan Masuk (Pembangunan) Biaya Sumbangan Masuk (Pembangunan) Biaya Sumbangan Masuk (Pembangunan)
Sekolah Pemerintah (Negeri) Sekolah Pemerintah (Negeri)
Sekolah Pemerintah (Negeri) Sekolah Pemerintah (Negeri)
Sekolah Pemerintah (Negeri) Sekolah Pemerintah (Negeri)
Universitas Sumatera Utara
(1)
(2)
(3)
14
Bidang Berkompetensi Ekstrakulikuler
15
Bidang Berkompetensi Ekstrakulikuler
16
Bidang Berkompetensi Ekstrakulikuler
17
Bidang Berkompetensi Ekstrakulikuler
18
Bidang Pendidikan
Berkompetensi
19
Bidang Pendidikan
Berprestasi
20
Bidang Ekstrakulikuler
Berprestasi
21
Bidang Pendidikan
Berprestasi
(4) Biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) Biaya Sumbangan Masuk (Pembangunan) Biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) Biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) Biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) Biaya Sumbangan Masuk (Pembangunan) Biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) Biaya Sumbangan Masuk (Pembangunan)
(5)
(6)
(7)
Kantin
Pusat Kota
Sekolah Swasta
Kantin
Pusat Kota
Sekolah Swasta
Sarana Pendidikan
Pinggir Kota
Sekolah Pemerintah (Negeri)
Sarana Pendidikan
Pusat Kota
Sekolah Swasta
Kantin
Pusat Kota
Sarana Pendidikan
Pusat Kota
Sarana Olahraga
Pinggir Kota
Sekolah Swasta
Sarana Olahraga
Pinggir Kota
Sekolah Swasta
Sekolah Pemerintah (Negeri) Sekolah Pemerintah (Negeri)
4. Menentukan Jenis Data
Data yang diperlukan dalam analisis konjoin dapat berupa data non metrik (data berskala nominal atau ordinal dan kategorial) maupun data metrik (data berskala interval atau rasio)
a. Data Non Metrik
Untuk memperoleh data dalam bentuk non metric responden di minta untuk membuat ranking atau mengurutkan stimuli yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. Pengurutan ini biasanya dimulai dari stimuli yang paling disukai sampai pada stimuli yang paling tidak disukai.
Universitas Sumatera Utara
(8)
b.
Data Metrik
Untuk memperoleh data dalam bentuk metrik responden di minta untuk memberikan rating atau nilai terhadap masing-masing stimuli. Pemberian nilai atau rating dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :
a.
Menggunakan skala likert mulai dari 1 hingga 5 ( 1 = Paling tidak penting, 5= Paling penting).
b.
Menggunakan nilai rangking terbalik, artinya untuk stimuli yang paling disukai diberi nilai tertinggi setara dengan jumlah stimulinya, sedangkan stimuli yang paling tidak disukai diberi nilai 1.
5. Memilih Metode Analisis
Konjoin termasuk dalam Multivariate Dependence Method. Secara umum model dasar analisis konjoin dapat ditulskan dalam bentuk sebagai berikut: π
ππ
πΌ(πΏ) = οΏ½ οΏ½ π·ππ πππ π=π π=π
Dimana: π(π) = Utility total. π½ππ
= Nilai kegunaan dari atribut ke-i taraf ke-j
π
= Jumlah atribut ke-i
ππ
= Taraf ke-j dari atribut ke-i
π₯ππ
= Dummy variable atribut ke-i taraf ke-j. ( bernilai 1 bila taraf yang berkaitan muncul dan 0 bila tidak muncul )
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan model dari analisis konjoin adalah metode regresi dengan variable dummy. Maka persamaan Regresinya adalah :
Universitas Sumatera Utara
π
π
πππ = π½0 + οΏ½ οΏ½ π½ππ πππ + πππ π=1 π=1
Dimana: πππ
π½0
= Intersep
m
= Jumlah Atribut
k
= Banyak taraf dari atribut ke- i
π½ππ
= Nilai kegunaan atribut ke-i taraf ke- j
πππ
= Galat
πππ
= Peringkat seluruh responden
= Peubah boneka atau variabel dummy dari atribut ke- i taraf ke- j
Variabel dummy adalah variabel kualitatif dalam model regresi. Metode regresi dengan variabel dummy sangat umum digunakan untuk data berjenis non metrik maupun metrik. Variabel ini biasanya menggunakan nilai 1 atau 0. Nilai 1 atau 0 yang diberikan tidak menunjukkan bilangan (numerik) tetapi hanya sebagai indikasi kelas atau katagorinya.
Dengan model regresi tersebut maka dapat ditentukan nilai kegunaan dari taraftaraf tiap atribut untuk menentukan nilai pentingnya suatu taraf relatif terhadap taraf yang lain pada suatu atribut. Setelah menentukan nilai taraf maka nilai kepentingan relatif (bobot) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :
ππ =
πΌπ π βπ=1 πΌπ
πΌπ = οΏ½ππππ οΏ½π½ππ οΏ½ β πππ(π½ππ )οΏ½ Dimana : ππ
πΌπ
= Bobot kepentingan relative untuk tiap atribut = Range nilai kepentingan untuk tiap atribut
Universitas Sumatera Utara
6. Interpretasi Hasil
Ada beberapa ketentuan dalam melakukan interpretasi hasil, yaitu :
a.
Taraf yang memilki nilai kegunaan lebih tinggi adalah taraf yang lebih disukai.
b.
Total nilai kegunaan masing-masing kombinasi sama dengan jumlah nilai kegunaan tiap taraf dari atribut-atribut tersebut.
c.
kombinasi yang memilki total nilai kegunaan tertinggi adalah kombinasi yang paling disukai responden.
d.
Atribut yang memilki perbedaan nilai kegunaan lebih besar antara nilai kegunaan taraf tertinggi dan terendah merupakan atribut yang lebih penting.
7. Uji Reabilitas dan Validitas hasil
Reliabilitas merupakan Penerjemahan dari kata Relibility, yaitu suatu pengukuran yang mampu mengasilkan data yang memiliki tingkat reabilitas tinggi. Walaupun Reliabilitas memiliki berbagai nama lain seperti konsistensi, keterandalan, keterpercayaan, kestabilan dan sebagainya, namun gagasan pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil dari suatu proses pengukuran dapat dipercaya.
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variable yang diukur seperti dikehendaki dalam tujuan pengukuran tersebut. Akurat dalam hal ini berarti tepat dan cermat sehingga apabila tes menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran maka dikatakan sebagai pengukuran yang memiliki validitas rendah.
Universitas Sumatera Utara