BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kelapa Sawit Berdasarkan bukti-bukti yang ada, kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun ada pula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal dari Amerika, yakni Brazilia. Zeven menyatakan bahwa tanaman kelapa sawit berasal dari daratan tersier, yang merupakan daratan penghubung yang terletak diantara Afrika dan Amerika. Kedua daratan ini kemudian terpisah oleh lautan menjadi benua Afrika dan Amerika sehingga tempat asal komoditas kelapa sawit ini tidak lagi dipermasalahkan orang. Kelapa sawit (Elaeis guineesis) saat ini telah berkembang pesat di Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia, dan justru bukan di Afrika Barat atau Amerika yang dianggap sebagai daerah asal usulnya. Masuknya bibit kelapa sawit ke Indonesia pada tahun 1948.
2.1.1. Sejarah Perkebunan Kelapa Sawit Menurut Hunger (1942) pada tahun 1869 Pemerintah Kolonial Belanda mengembangkan tanaman kelapa sawit di Muara Enim pada tahun 1970 di Musi Hulu. Bapak kelahiran industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah seorang Belgia bernama Adrien Hallet. Beliau pada tahun 1911 membudidayakan kelapa sawit secara komersil dalam bentuk perkebunan di Sungai Liput (Aceh) dan Pulau Raja (Asahan).
Universitas Sumatera Utara
Pada masa penjajahan Belanda pertumbuhan perkebunan besar kelapa sawit telah berjalan sangat cepat sehingga sangat menguntungkan perekonomian pemerintahan Belanda. Pada masa pendudukan Jepang 1942, pemerintah pendudukan meneruskan perkebunan kelapa sawit ini dan hasilnya dikirim ke Jepang sebagai bahan mentah industri Jepang. Pada tahun 1947 Pemerintah Belanda merebut kembali dua pertiga dari perkebunan yang pernah dikuasai kelaskaran (Stoler,1985). Kemudian menjelang akhir tahun 1948 maskapai-maskapai perkebunan asing hampir memperoleh perkebunan mereka masing-masing dan menjadi milik mereka kembali. Pada akhir tahun 1957 seluruh perusahaan milik maskapai Belanda diambil alih oleh pemerintah Indonesia. Namun milik perusahaan Inggris, perancis, Belgia dan Amerika dikembalikan lagi kepada pemiliknya pada akhir Desember 1967. Pada masa pemerintah Orde lama relative perkebunan sawit sangat terlantar, karena tidak ada peremajaan dan rehabilitas pabrik. Akibatnya produksi sangat menurun drastis dan kedudukan Indonesia di pasaran Internasional sebagai pemasok minyak sawit nomor satu terbesar semenjak tahun 1966 telah digeser oleh Malaysia hingga sekarang ini.
2.1.2. Pengembangan Industri Kelapa Sawit Di Indonesia Minyak sawit merupakan perkebunan yang memiliki prospek yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada keragaman kegunaan dari minyak sawit. Minyak sawit disamping digunakan sebagai bahan mentah industri pangan, dapat pula digunakan sebagai bahan mentah industri nonpangan. Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit memegang peranan yang cukup strategis karena komoditas ini mempunyai prospek yang cerah sebagai sumber devisa. Disamping itu,
Universitas Sumatera Utara
minyak sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng yang banyak dipakai diseluruh dunia, sehingga secara terus menerus mampu menjaga stabilitas harga minyak sawit. Komoditas ini pun mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia hingga tahun 1993 diperkirakan telah mencapai 1,6 juta hektar dan jumlah produksi minyak Indonesia pada tahun 1993 dalam bentuk CPO berkisar 3,7 juta ton. Penggunaan minyak kelapa sawit sebagai minyak goreng pada tahun 1988 tercatat telah mencapai 55,3% atau meningkat 27% per tahun. Saat ini minyak goreng merupakan penyerap utama konsumsi minyak dalam negeri yaitu mencapai 70% dari jumlah yang dipasarkan dalam negeri. Industri lain menggunakan minyak kelapa sawit ini adalah industri margarine, sabun dan industri kimia lainnya. Dengan data-data tersebut diatas, maka strategi pengembangan industri kelapa sawit di Indonesia di masa mendatang harus mengacu pada potensi keragaman yang dimiliki oleh minyak sawit itu sendiri. Dan industri minyak sawit di Indonesia dapat diperkokoh strukturnya dengan menggembangkan diverivikasi vertical kearah pengembangan industri hilir. Pemerintah Indonesia dewasa ini telah bertekad untuk menjadikan komoditas kelapa sawit sebagai salah satu industri non migas yang handal. Penghasil minyak terbesar di Dunia saat ini adalah Malaysia dan di sana kelapa sawit merupakan sumber devisa utama sejak tahun 1970-an sehingga kedudukannya cukup mantap. Pemasok terbesar kebutuhan minyak sawit di dunia hingga 1993 adalah Malaysia (50% dari produksi dunia), sedangkan Indonesia hanya 20% dari produksi dunia.
Universitas Sumatera Utara
Indonesia yang menempati posisi kedua setalah Malaysia relatif masih jauh tertinggal terutama dari segi teknologi budidaya, pengolahan dan pemasaran. Sampai saat ini ekspor minyak sawit di Indonesia masih dalam bentuk minyak mentah atau crude palm oil (CPO), dan sebagian kecil dalam bentuk produk olahan yang merupakan hasil sampingan dan pembuatan minyak goreng, sehingga nilai tambah yang diperoleh relative kecil. (Suyatno Risza, 1994)
2.2 Varietas kelapa Sawit Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietasvarietas itu dapat dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah atau berdasarkan kulit buahnya. Selain varietas-varietas tersebut, ternyata dikenal juga beberapa varietas unggul yang mempunyai beberapa keistimewaan,antara lain mampu menghasilkan produksi yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lain.
2.2.1. Pembagian varietas berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, dikenal tiga varietas kelapa sawit, yaitu : 1. Dura Tempurung cukup tebal antara 2 – 8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada bagian luar tempurung. Daging buah relatif tipis dengan persentase daging buah terhadap buah bervariasi antara 35 – 36 %. Kernel (daging biji) biasanya dengan kandungan minyak yang rendah. Dari empat pohon induk yang tumbuh di Kebun Raya Bogor, varietas ini kemudian menyebar ketempat lain, antara lain ke Negara Timur Jauh. Dalam persilangan, varietas dura dipakai sebagai pohon induk betina.
Universitas Sumatera Utara
2. Pisifera Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, tetapi daging buahnya tebal. Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan daging buah biji sangat tipis. Jenis pisifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis yang lain. Varietas ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab bunga betina gugur pada fase dini. Oleh sebab itu, dalam persilangan dipakai sebagai pohon induk jantan. Penyerbukan silang antara Pisifera dengan Dura akan menghasilkan varietas Tenera. 3. Tenera Varietas ini mempunyai sifat – sifat yang berasal dari kedua induknya, yaitu Dura dan Pisifera. Varietas inilah yang banyak ditanam di perkebunan- perkebunan saat ini. Tempurung sudah menipis, ketebalannya berkisar antara 0,5 – 4 mm dan terdapat lingkaran serabut di sekelilingnya. Persentase daging buah terhadap buah tinggi, antara 60 – 96 %. Tandan buah yang dihasilkan oleh Tenera lebih banyak dari pada Dura, tetapi ukuran tandannya relatif lebih kecil.
2.2.2. Pembagian varietas berdasarkan warna kulit buah Ada tiga varietas kelapa sawit yang terkenal berdasarkan perbedaaan warna kulitnya. Varietas-varietas tersebut adalah : 1. Nigrescens Buah berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi jingga kehitam-hitaman pada waktu masak. Varietas ini banyak ditanam di perkebunan.
Universitas Sumatera Utara
2. Virescens Pada waktu muda buahnya berwarna hijau dan ketika masak warna buah berubah menjadi jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap kehijauan. Varietas ini jarang dijumpai di lapangan. 3. Albescens Pada waktu muda buah berwarna keputih –putihan, sedangkan setelah masak menjadi kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitaman. (Tim Penulis.2007)
2.3. Minyak Sawit Minyak sawit yang sekarang banyak ditemukan di pasar sebagai minyak goreng itu di peroleh dari daging buah dan inti (kernel sawit). Dengan demikian minyak sawit didapatkan dengan memproses daging buah beserta memecah tempurung inti atau kernel.
2.3.1. Sifat Fisik dan Kimia Minyak Sawit (CPO) dan Minyak Inti Sawit (PKO) a. Minyak Sawit (CPO) Minyak sawit diperoleh dari lapisan serabut kulit buah kelapa sawit melalui proses pengolahan sawit. Pada suhu kamar kelapa sawit adalag minyak setengah padat (semi solid). Warna minyak sawit adalah merah jingga oleh adanya pengaruh warna karoten dalam jumlah minyak yang banyak. Minyak sawit memiliki bau yang khas dan sangat tahan terhadap proses oksidasi. Sifat ini disebabkab adanya Zat tecoferol.
Universitas Sumatera Utara
b. Minyak Inti Sawit (PKO) Minyak inti sawit (PKO) dihasilkan dari inti kelapa sawit. Minyak inti sawit memiliki rasa dan bau sangat kuat dan khas sekali. Nilai sifat fisika kimia minyak sawit (CPO) dan minyak inti (PKO) dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 2.1. Perbandingan Sifat Minyak Kelapa Sawit (CPO) Dan Minyak Inti (PKO) Sifat
Minyak Sawit
Minyak Inti sawit
Bobot jenis pada suhu kamar
9,900
0 900-0,913
Indeks Bias
1,4565-1,44585
1,395-1,415
Bilangan Iodium
48-56
14-20
2.3.2 Komposisi Minyak Sawit Kelapa sawit mengandung sekitar 80% pericarp (lapisan serat daging) dan minyak 20% buah yang dilapisi kulit tipis, kadar minyak dan pericarp sekitar 34 – 40%. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap. Kandungan karoten dapat mencapai 1000 ppm atau lebih, tetapi dalam minyak dari jenis tenera kurang lebih 500-700 ppm. Kandungan tokoferol bervariasi dan dipengaruhi oleh penanganan selama produksi. Rata- rata komposisi asam lemak kelapa sawit dapat dilihat pada table dibawah ini. Bahan yang tidak dapat disabunkan jumlahnya sekitar 0,3%. Tabel 2.2. Komposisi Asam Lemak Bebas Minyak Kelapa Sawit (CPO) Dan Minyak Inti Kelapa Sawit (PKO) No
Rumus molekul
Asam Lemak
1
C6H12O2
Kaproat
Minyak Sawit
Minyak Inti
(%) Berat
(%) Berat
-
3–7
Universitas Sumatera Utara
2
C8H16O2
Kaprilat
-
3–4
3
C12H24O2
Laurat
-
46 – 52
4
C14H28O2
Miristat
1,1 – 2,5
14 – 17
5
C16H32O2
Palmitat
40 – 46
6,5 – 9
6
C18H36O2
Stearat
3,6 – 4,7
1 – 2,5
7
C18H34O2
Oleat
39 – 45
13 – 15
2.3.3. Kegunaan dan Komposisi Biji Inti Sawit Minyak inti sawit yang baik, berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning terang serta mudah di pucatkan . pemakaian utama minyak inti sawit disamping sebagai minyak yang bisa di makan. Minyak inti sawit banyak juga digunakan pada pembuatan sabun,terutama sabun mandi bermutu tinggi. Terdapat variasi komposisi inti sawit dalam hal padatan non minyak dan non protein. Bagian yang disebut extactable non protein yang mengandung sejumlah sukrosa,gula,produksi,dan pati tapi dalam beberapa contoh tidak mengandung pati. Komponen
Jumlah (%)
Minyak
47 – 52
Air
6–8
Protein
7,5 – 9,0
Extractable non nitrogen
23 – 24
Sellulosa
5
Abu
2 (Anonim.1997)
2.4. Standart Mutu Minyak Kelapa Sawit Minyak sawit memegang peranan penting dalam perdagangan dunia,oleh karena itu syarat mutu harus menjadi perhatian utama dalam perdagangannya. Istilah mutu minyak sawit dapat dibedakan menjadi dua arti yang sangat penting yaitu :
Universitas Sumatera Utara
pertama, benar-benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat-sifat fisiknya , yaitu dengan mengukur nilai titik lebur angka penyabunan dan bilangan iodium. Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standard mutu internasional yang meliputi kadar asam lemak bebas,air,kotoran,logam,tembaga,peroksida,dan ukuran pemucatan.
2.4.1
Mutu minyak kelapa sawit Standart mutu minyak kelapa sawit adalah merupakan hal yang penting untuk
menentukan minyak yang bermutu baik. Ada beberapa faktor yang menentukan standart mutu yaitu : a. Mengandung air dan kotoran dalam minyak b. Kandungan asam lemak bebas c. Warna, dan bilangan peroksida Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1% dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01%. Kandungan asam lemak bebas serendah mungkin (±2%), bilangan peroksida dibawah 2, bebas warna merah dan kuning (harus warna pucat), tidak berwarna hijau,jernih dari kandungan logam serendah mungkin, ata bebas dari ion logam.
2.4.2. Mutu inti sawit Inti sawit (palm kernel) merupakan hasil kedua setelah minyak sawit. Dari inti sawit dapat diperoleh minyak sawit (PKO) dan sebagai hasil samping ialah bungkil inti kelapa sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan.
Universitas Sumatera Utara
Mutu minyak inti sawit sangat dipengaruhi oleh perlakuan-perlakuan selama proses pengolahannya, sehingga penting diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mutu minyak inti sawit adalah : a. Air dan kotoran b. Asam lemak bebas c. Bilangan peroksida dan daya pemucatan Untuk memperoleh minyak inti sawit yang baik, berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning serta mudah dipekatkan, juga diperlukan kadar inti pecah yang rendah dengan kadar air yang rendah. Pengeringan inti sawit dilakukan sampai kadar air yang setimbang dengan kelembaman udara sekitarnya. Biasanya sampai kadar air 7%. Bungkil inti sawit diinginkan berwarna relativ terang dan nilai gizi serta kandungan asam aminonya tidak berubah.
Tabel 2.3. Standard Mutu Minyak Sawit, Minyak Inti Sawit dan Inti Sawit. Karakteristik
Minyak Sawit
Inti sawit
Minyak Inti Sawit
Keterangan
Asam lemak bebas
5%
3,5%
3,5%
Maksimal
Kadar kotoran
0,5%
0,02%
3,5%
Maksimal
Kadar zat menguap
0,5%
7,5%
0,02%
Maksimal
Bilangan peroksida
6 maq
-
0,2%
Maksimal
Bilangan iodin
44-58 mg/gr
-
2,2 maq
-
Kadar logam (Fe,Cu)
10 ppm
-
10,5-18,5 mg/gr
-
Kadar minyak
-
47%
-
Maksimal
Kontaminasi
-
6%
-
Maksimal
Kadar pecah
-
15%
-
Maksimal (Sukarno.2007)
Universitas Sumatera Utara
2.5. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pencampuran Faktor – faktor yang mempengaruhi proses pencampuran, dalam arti mempengaruhi derajat pencampuran, waktu pencampuran dan energi yang diperlukan untuk pencampuaran adalah : 1. Aliran Aliran yang turbulen dan laju alir bahan yang tinggi biasanya menguntungkan proses pencampuran. Sebaliknya, aliran yang laminar dapat menggagalkan pencampuran. Alat pencampur diusahakan agar tidak mempunyai ruang mati (dead Space), yaitu ruang dengan kecepatan bahan yang teramat kecil. Alat pencampur putar (rotated equipment) atau yang memiliki bagian yang berputar biasanya dilengkapi dengan penggerak yang terkendali. Pengendalian dimaksudkan untuk dapat mengatur kecepatan putaran, yang berarti juga mengatur laju alir bahan supaya sesuai dengan masalah pencampuran yang dihadapi. 2. Ukuran Partikel atau Luas Permukaan Semakin luas permukaan kontak bahan – bahan yang harus dicampur, yang berarti semakin kecil partikel dan semakin mudah gerakannya didalam campuran, maka proses pencampuran semakin baik. Perbedaan yang besar dalam ukuran (dan kerapatan) partikel dari bahan - bahan yang akan dicampur mempersukar proses pencampuran, sukar untuk mencampur bahan padat berbutir kasar (kerapatan lebih besar) dengan cairan (kerapatan lebih kecil) 3. Kelarutan Semakin besar kelarutan bahan – bahan yang akan dicampur satu terhadap yang lainnya, semakin baik pencampurannya
Universitas Sumatera Utara
4. Viskositas Semakin tinggi nilai Viskositas suatu bahan maka pencampuran semakin lama begitu juga sebaliknya semakin rendah nilai viskositas suatu zat maka pencampuran semakin mudah. (Ketaren,1986)
2.6. Pengolahan Kelapa Sawit 2.6.1. Stasiun Timbangan (Weight Bridge) Timbangan berfungsi untuk menimbang buah yang masuk kedalam pabrik sekaligus untuk menimbang produksi yang di angkut keluar pabrik. Penimbangan ini bertujuan untuk mengetahui berat TBS yang akan di proses di dalam pabrik. Jumlah berat TBS dapat diketahui dari selisih berat bruto (berat truk dan buah) dan berat truk saja. Penimbanga dilakukan pada saat truk berisi buah yang akan masuk ke pabrik dan pada saat truk kosong (keluar dari loading ramp). Kapasitas timbangan di pabrik kelapa sawit PT.MNA adalah maksimal 50 ton.
2.6.2. Stasiun Sortasi Sortasi berfungsi untuk memilih buah-buah yang masak yang diterima di PKS PT. MNA ini. Pembagian rendemen jenis buah berdasarkan : a. Berdasarkan Berat Janjangan Jenis Buah
Berat
Persentase Rendemen Dura
Tenera
Kastrasi
<3kg
6%
9%
Kecil
3kg s/d 5,99kg
10%
13%
Sedang
6kg s/d 11,99kg
14%
17%
Besar
>12kg
19%
22%
Universitas Sumatera Utara
b. Berdasarkan Varietas Jenis Buah
Mesacarps
Cangkang
Inti
Rendemen
Dura
20-65%
25-50mm
4-20mm
18-19%
Fisifera
92-97%
-
3-8mm
28-29%
Tenera
60-96%
3-20mm
13-15mm
21-23%
c. Berdasarkan Fraksi Panen Persentase Rendemen
Fraksi Dura
Tenera
00
7-8%
10-11%
0
12-13%
15-16%
I
18-18,5%
20,5-21%
II
19%
21,75-22%
III
18-18,5%
20,5-21%
IV
18-18,5%
20,5-21%
V
17-18%
20-20,5%
2.6.3. Stasiun Loading Ramp TBS yang telah ditimbang kemudian buahnya dituang kedalam loading ramp. Loading ramp adalah suatu bangunan bidang T dengan sudut kemiringan 450. Pada loading ramp dilengkapi dengan pintu-pintu sebanyak 52 pintu dimana samping kiri / kanan yaitu 14/14 dan depan 24 pintu yang digerakkan secara hidrolik agar memudahkan memasukkan TBS kedalam lori. Dilantai loading
ramp, perlu
diperhatikan agar buah jangan berserakkan dilantai dengan tujuan agar brondolan jangan sampai tergilas oleh truk, karena buah yang tergilas tersebut akan
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan tingginya lossis pada kondensat, walaupun minyak tersebut dapat diambil dari recovery fat pit, tetapi asam lemak bebas akan meningkat, untuk itu sebaiknya hal ini dapat dicegah.
2.6.4. Stasiun Sterilizer Tahap selanjutnya setelah TBS yang telah ditimbang dan dimasukkan kedalam lori adalah tahap perebusan. Kapasitas satu unit rebusan adalah 6 lori berarti 60 ton. Steam yang digunakan untuk merebus adalah dari BPV Header dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Temperatur 1100 – 1400C 2. Waktu sekitar 85 – 90 menit Dalam Perebusan ada sistem 3 puncak (triple peak) 1. Puncak 1 : dengan tekanan 1,50 bar dengan temperatur 1270
dan dilakukan
pembuangan kondensat serta tekanan akan kembali seperti semula 0,0. Tujuan pembuangann kondensat pada puncak 1 adalah untuk membuang deaerasi yang terjebak didalam sterilizer ,membuang kondensat karena udara adalah konduktor terburuk dalam perebusan buah serta membuang air, dan menonaktifkan enzim lipase. 2. Puncak 2 : dengan tekanan 2,20 bar dan temperatur 1350
dan dilakukan
pembuangan kondensat sampai tekanan kembali seperti semula 0,0. Tujuan pembuangan kondensat pada puncak 2 adalah untuk membuang air. 3. Puncak 3 : dengan tekanan 2,85 bar dan temperatur 1100 - 1200 dan dilakukan penahanan sebelum pembuangan kondensat selama 25 sampai 30 menit yang bertujuan untuk mempermudah lepasnya inti dari cangkang.
Universitas Sumatera Utara
2.6.5. Stasiun Tipler Tippler adalah alat untuk membantu menuangkan buah ke bunch scrapper dalam hal ini lori yang berisi TBS yang telah direbus dituang perlahan – lahan. Alat ini berkapasitas 1 lori dan waktu yang dibutuhkan untuk menuang semua buah ke bunch scrapper adalah ± 10 menit. Untuk menjaga keamanan, tippler dilengkapi dengan beberapa alat pengaman penuangan.
2.6.6. Stasiun Press And Thresser 2.6.6.1.Thresser Thresser berfungsi untuk melepaskan atau memisahkan buah dari janjangan yang di bawa oleh Bunch Scropper. Ada 3 buah thresser, thresser 1dan 2 berfungsi untuk memipil buah yang dibawa dari scrapper under tipler, sedangkan thresser 3 berfungsi untuk memipil janjangan yang belum membrondol seluruhnya/ sempurna. Sebelum masuk ke threser 3, janjangan masuk kedalam double crusher agar proses pemipilan bisa sempurna. Pada thresser terdapat lifting bar yag berfungsi untuk melempar janjangan. Janjangan berada di thresser selama ± 3 menit. Putaran dari thresher ± 23 rpm. Janjangan yang sudah membrondol di thresher 3 masuk ke empty bunch horizontal scrapper lalu jatuh ke empty bunch inclined scrapper lalu didistribusi ke empty bunch press conveyor lalu masuk ke bunch press. Disini janjangan di press untuk diambil minyak yang terkandung di janjangan. Minyak hasil pressan dari janjangan ditampung di sludge colecting lalu dipompakan ke empty bunch tank sedangkan janjangan akan jatuh ke shredder untuk dicacah sebelum dijadikan bahan bakar boiler.
Universitas Sumatera Utara
2.6.6.2.Fruit Elevator Alat ini digunakan untuk mengangkut buah/brondolan dari fruit bottom cross conveyer ke top cross conveyer untuk kemudian dibawa ke distribusi conveyer. Alat ini terdiri dari sejumlah elevator yang diikat pada rantai yang digerakkan oleh elektromotor.
2.6.6.3. Digester Digester berfungsi untuk melumatkan berondolan sehingga daging buah terpisah dari biji dengan cara dicacah. Tujuan utama digester adalah untuk mempermudah pada saat pengepresan sehingga kelebihan minyak/lossis minyak akan menjadi lebih kecil/rendah dan agar buah dan kotoran mudah terpisah. Digester ada 6 buah dengan kapasitas 15 ton per jam dengan volume 3500 L dan putaran gear box nya ± 26 rpm, putaran motornya 1500 rpm. Temperatur yang digunakan pada digester adalah 90-95oC berguna untuk mempermudah melumatkan daging buah, pada suhu tersebut minyak sudah mencair dan mudah keluar agar perajangannya semakin baik sehingga memperingan kerja screw press. Faktor yang mempengaruhi kerja digester 1. Kondisi pisau pengaduk digester (aus) 2. Volume buah di digester 3. Temperatur 4. Kematangan buah saat direbus 5. Kondisi digester Pembukaan pintu digester bergantung pada jumlah digester yang dipakai. Digester 1 < digester 2 < digester 3, dst. Pencacahan dilakukan selama 15 menit.
Universitas Sumatera Utara
Minyak yang terdapat dalam adonan dipisahkan dengan mengalirkannya karena apabila masuk ke screw press akan menurunkan kapasitas pengepressan.
2.6.6.4.Screw Press Screw Press berfungsi untuk mengambil/mengeluarkan minyak dari daging buah. Screw press terdiri dari sepasang worm screw dan hidrolic (mendorong). Kapasitas screw press adalah 15 ton/jam, putaran screw press 12 rpm. Pada hidrolik ring ampere yang digunakan adalah ± 46-44 ampere tergantung dengan pengamatan actual fibre pressnya dan cara kerja hidrolic adalah menarik dan mendorong, pada masa kerja worm screw tersebut. Tekanan hidroliknya 50-70 bar. Alat ini terdiri dari press cage yang berlubang-lubang dan didalamnya terdapat 2 buah ulir (screw) yang berputar berlawanan arah. Tekanan kempa diatur oleh 2 buah konus, berada pada bagian ujung pengempa yang dapat digerakkan maju-mundur secara hidrolis. Minyak hasil pressan akan mengalir ketalang oil gutter. Sementara fiber dan nut akan dilewatkan kedalam CBC dan selanjutnya diproses didepericarper. Oil losses pada screw press max 4%.
2.6.7. Stasiun Kernel Buah setelah dilakukan pengepresan di screw press menghasilkan minyak kasar dan ampas press (press cake) yang terdiri dari serabut (fiber) nut. Ampas press (press cake) yang terdiri dari serabut (fiber) nut ini yang di produksi pada stasiun kernel. Untuk mendapatkan produksi kernel yang diinginkan harus melalui tahap proses,unit yang dipakai pada stasiun ini adalah : 1. CBC (Cake Breaker Convayer) 2. Separating Colum
Universitas Sumatera Utara
3. Polishing Drum 4. Destoner 5. Nut Silo 6. Ripple Mill 7. LTDS 8. Vibrating Grade 9. Claybath 10.Kernel Silo 11.Kernel Bulk Silo
2.6.7.1. CBC (Cake Breaker Convayer) CBC (Cake Breaker Conveyer) terdiri dari satu talang dimana pada bagian tengah terdiri dari diameter talang terdapat As screw yang mempunyai pisau-pisau pemecah.. Alat ini berfungsi untuk: 1. Memecah cake (ampas press) menjadi fiber dan biji serta menghantarkan ke depericarper. 2. Mengeringkan/mengurangi kadar air fiber sebagai bahan bakar dan untuk memudahkan kerja blower pada derpericarper. Prinsip kerja pada CBC ialah ampas yang keluar dari proses didalam screw press yaitu berupa gumpalan ampas press (press cake) yang terdiri dari serabut (fiber) nut akan dibawa oleh CBC. Didalam CBC ampas press panas diaduk-aduk dengan putaran 15 rpm dan dengan pengaruh udara luar membuat ampas menjadi kering (kadar air berkurang),sehingga ampas yang lebih ringan akan mudah dipisahkan dari biji,yang kemudian menuju CBC Cross dan masuk menuju coloum pemisah (derpericarper).
Universitas Sumatera Utara
2.6.7.2. Depericarper Prinsip kerja pada derpericarper ialah ampas press (press cake) yang dibawa oleh CBC dengan cara pneumatic yaitu berdasarkan hisapan udara,dimana fraksi ringan berupa fiber akan dihisap dengan fiber cyclone fan sebagai bahan bakar pada boiler,sedangkan fraksi berat berupa nut jatuh menuju nut polishing drum. Kecepatan airlock pada fiber cyclone adalah 44 rpm. Derpericarper merupakan coloum pemisah yang terdiri separating coloumn dan nut polishing drum. Diujung derpericarper terdapat fiber cyclone fan dimana berfungsi untuk memisahkan ampas (fiber) dengan nut.
2.6.7.3. Polishing Drum Polishing drum merupakan suatu drum mendatar yang berputar. Didalam nya terdapat plat-plat pembawa yang dipasang miring pada dinding. Alat ini berfungsi untuk memoles agar fiber yang masih melekat pada nut bisa terlepas. Prinsip kerja pada polishing drum ialah Nut yang keluar dari proses derpericarper masuk ke polishing drum,didalam polishing drum nut akan berputar sehingga nut akan berguling-guling pada bagian dinding drum ,fiber yang masih melekat tersebut akan terlepas dari nut,kemudian nut yang sudah bersih dari fiber akan jatuh melalui cela dan naik melalui nut bottom cross conveyor, sedangkan fibernya akan dihisap oleh fiber cyclone fan menuju derpericarper dan diteruskan ke boiler. Kecepatan putaran polishing drum adalah 21 rpm. Setelah dari polishing drum, nut masuk ke nut bottom cross conveyor dan masuk ke nut augher. Nut augher berfungsi untuk mengantarkan nut ke destoner.
Universitas Sumatera Utara
2.6.7.4. Destoner Destoner ialah suatu alat yang berfungsi untuk memisahkan antara nut yang besar dan nut yang kecil serta menyaring nut dari batu-batu ,kayu dan besi-besi yang terikut pada proses pengolahan. Karakteristik nut yang baik ialah nut yang memiliki berat jenis 1,07 – 1,20. Prinsip kerja pada destoner ialah berdasarkan perbedaan berat dimana berat yang lebih ringan akan terhisap dan naik keatas melalui Top wet nut conveyer,sedangkan yang lebih berat seperti besi, batu-batu, kayu, dan nut yang besar akan jatuh ke bak penampungan. Top wet nut conveyer sebagai distribusi mengatur nut yang masuk ke nut silo.
2.6.7.5. Nut Silo Nut Silo hanya merupakan tempat penyimpanan sementara nut sebelum masuk ke Ripple Mill. Pada Nut Silo terdapat lubang-lubang yang berfungsi sebagai jalan keluar uap-uap dari nut, agar nut tidak lembab.
2.6.7.6. Ripple Mill Ripple mill berfungsi untuk memecahkan nut sehingga mempermudah proses pemisahan antara biji dengan cangkangnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemecahan nut agar memperoleh hasil yang baik adalah:
Pengatur kecepatan motoran ripple mill ±760 rpm
Kerapataan antara rotor bar dengan stator bar disesuaikan dengan ukuran diameter pada nut ± 1-1,5 cm
Kondisi ripple mill (kehausan motor bar dan stator bar)
Universitas Sumatera Utara
Effisiensi yang kita harapkan limit 97% dari 100% harus pecah dari nut yang diumpankan secara sempurna. Pada Ripple Mill terdapt air lock yang berfungsi sebagai pengatur umpan yang
masuk ke Ripple Mill, dan magnet trap yang berfungsi untuk menangkap besi yang terikut. Setelah dari Ripple Mill, maka masuk ke bottom cm conveyor, lalu masuk ke cm elevator mengantar ke top cm conveyor. Top wet conveyor berfungsi sebagai pengantar CM ke LTDS. Prinsip
kerja
pada
ripple
mill
ialah
:
Nut
yang
menjalani
pengeraman/pengeringan pada nut silo di bawa ke ripple mill untuk di umpankan kan pada inti pemecah nut untuk dipecah cangkangnya dengan menggunakan ripple mill berdasarkan metode putaran ± 1500 rpm dengan menggunakan rotating rotor. Kemudian nut yang telah pecah di kirim dengan menggunakan CM elevator dan masuk kedalam LTDS. Analisa sample yang dilakukan pada ripple mill dan persentase standar yang di harapkan adalah whole nut ≤ 1,65%, broken nut ≤ 0,8% , whole kernel ≤ 28,0%, dan broken kernel ≤14,05%.
2.6.7.7. LTDS (Light Tenera Duss Separator) LTDS merupakan alat yang terdiri dari LTDS fan sebagai penghisap. LTDS berfungsi untuk memisahkan debu, cangkang yang halus, kernel yang hancur dan fiber-fiber yang halus. Prinsip kerja LTDS ialah nut yang pecah masuk ke dalam LTDS kemudian berdasarkan metode pneumatic atau hisapan udara dan perbedaan berat jenis dimana fraksi yang ringan berupa cangkang halus,debu,fiber yang halus,dan kernel yang pecah akan terhisap keluar menuju Shell Hopper dengan menggunakan LTDS fan
Universitas Sumatera Utara
untuk dijadikan sebagai bahan bakar boiler,sedangkan fraksi yang berat berupa cangkang dan kernel akan jatuh ke Grading drum melalui air lock. kernel losses yang terdapat pada LTDS max 3,0%.
2.6.7.8. Grading Drum Grading Drum merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan atau menyaring nut yang pecah dan nut yang tidak pecah (masih utuh). Dimana nut yang tidak pecah akan masuk kembali ke nut augher. Sedangkan nut yang pecah akan masuk ke cross CM conveyor elevator. Prinsip kerja pada Grading drum ialah berdasarkan besar partikel dengan menggunakan putaran ≤24rpm, dimana biji nut yang pecah akan dibawa ke conveyer elevator. Didalam conveyer elevator tersebut terdapat air dingin yang berguna untuk mencuci atau melepaskan abu, fiber dan minyak-minyak yang masih lengket di cracked dengan tujuan untuk mengurangi pemakaian kalsium pada claybath. Kemudian dari conveyer elevator akan diteruskan ke distribusi CM conveyor elevator dan diteruskan ke claybath.
2.6.7.9. Claybath Claybath merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan cangkang dengan kernel dengan menggunakan air dan kalsium. Prinsip Kerja claybath ialah dalam system ini pemisahan cangkang dengan kernel dilakukan dengan perbedaan berat jenis dimana berat jenis dari cangkang 1,151,20gr/cm3 dan berat jenis dari kernel 1,07gr/cm3. Proses ini dilakukan dengan menggunakan larutan kalsium karbonat (CaCO3) dengan berat jenis 1,2 gr/cm3 yang dilarutkan dengan air dengan perbandingan 1:3. Dengan penggunaan larutan CaCO3
Universitas Sumatera Utara
maka yang memiliki berat jenis yang lebih besar dari larutan kalsium karbonat akan tenggelam dan akan jatuh ke Wet Shell Convayer dan masuk ke Shell Hopper untuk dijadikan bahan bakar boiler, sedangkan berat jenis yang lebih kecil dari kalsium karbonat (CaCO3) akan terapung akan jatuh ke Wet Kernel Convayer , kemudian kernel yang basah / terapung akan dikirim dengan menggunakan Wet Kernel Elevator dan naik ke Top Wet Kernel Convayer menuju Silo Kernel. Mutu kalsium yang baik digunakan : 1. Berwarna putih 2. Tidak berbuih jika dipakai 3. Bau nya normal 4. Tidak berasa
2.6.7.10. Kernel Silo Silo Kernel adalah alat yang berbentuk tabung besar yang di isi dengan kernel yang akan di keringkan. Pada kernel silo terdapat steam heater. Kapasitas kernel silo ialah 30 ton. Alat ini berfungsi sebagai memasakkan atau mengeringkan kernel yang basah. Prinsip kerja pada kernel silo ialah dengan menggunakan steam heater yang dihembuskan oleh fan kedalam ruang kernel silo. Temperatur udara yang dihembuskan ke bagian atas, tengah dan bawah silo kernel berbeda-beda. Untuk masing – masing bagian secara berurutan yaitu 60℃, 70℃, 80oC ,hal ini menyebabkan udara panas dapat berbagi secara merata didalam ruang. Pengeringan selama ±3 jam dengan pemberian panas yang kontiniu diharapkan akan mengurangi kadar air hingga 8%. Setelah kadar air pada kernel berkurang, kernel akan masuk ke
Universitas Sumatera Utara
Dry Kernel Conveyor,dan dikirim dengan menggunakan Dry Kernel Pneumt Transfer menuju ke Kernel Bulk Silo. Analisa sample pada tempat ini dan persentase standar yang diharapkan adalah broken kernel ≤ 15,0 %, dirt ≤ 8,0%, moisture ≤ 8,0% dan kandungan free fatty acid (FFA) maksimal 3,0%.
2.6.7.11. Kernel Bulk Silo Kernel Bulk Silo sering disebut Bunker dan kernel produksi ialah alat yang digunakan sebagai tempat penyimpanan terakhir kernel sebelum di kirim ke PK Plant dan Despact by Truck untuk di olah sebagai PKO (Palm Kernel Oil). Analisa sample pada tempat ini dan persentase standar yang diharapkan adalah broken kernel≤ 15,0 %, dirt ≤ 8,0%, moisture ≤ 8,0%. Rendemen kernel yang diharapkan pada PKS PT.MNA adalah 5,65%. (Naibaho,P.1998)
2.7. Kalsium Karbonat (CaCO3) Kalsium adalah logam putih perak yang agak lunak, melebur pada suhu 845oC. Kalsium terserang oleh oksigen atmosfir dan udara lembab, pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida atau kalsium hidroksida dan hydrogen. Ca2+ + CO32-
CaCO3 Endapan
Dengan mendidihkan larutan maka endapan menjadi bentuk kristal. Endapan larut dalam air yang mengandung karbonat berlebih (misalnya air soda yang baru dibuat), karena pembentukan kalsium hidrogen karbonat yang larut. CaCO3 + H2O + CO2
Ca2+ + 2HCO3-
Universitas Sumatera Utara
Dengan mendidihkan endapan muncul lagi, karena karbondioksida keluar selama prose situ sehingga reaksi berlangsung kearah kiri. Endapan larut dalam asam asetat : CaCO3 + 2H+ CaCO3 + 2CH3COOH
Ca2+ + H2O + CO2 Ca2+ + H2O + 2CH3COO-
Sebagai kation kesadahan Ca2+ selalu berhubungan dengan anion alkaliniti. Kalsium dapat bereaksi dengan HCO3- akan membentuk garam karbonat yang larut sampai batas kejenuhan dimana titik jenuh berubah dengan nilai pH. Bila titik jenuh didahului terjadi endapan CaCO3 dan membuat kerak yang terlihat pada dinding pipa. Namun dalam proses pelunakan keadaan ini harus dibuat, dimana titik jenuh didahului terjadinya endapan CaCO3 dalam keadaan tidak jenuh akan terjadi reaksi yang mengakibatkan kerak pada pipa.
Prinsip Pemisahannya : Berdasarkan Perbedaan berat jenis, dimana kernel yang memiliki berat jenis lebih rendah dari pada shell akan diikat oleh suspensi CaCO3 kemudian mengapung, sedangkan shell yang memiliki berat jenis lebih besar akan diikat oleh suspensi CaCO3 kemudian tenggelam. Claybath separator di desain untuk memisahkan antara kernel dan shell dari craced mixture ( LTDS System), dengan menggunakan campuran air dan Kalsium Karbonat (CaCO3) untuk proses pemisahannya. Uji endap-apung dilakukan terhadap setiap fraksi ukuran hasil analisis ayak. Pengujian dilakukan di dalam larutan dengan densitas relatif misalnya 1.12 maka partikel yang densitas relatifnya lebih kecil dari 1.12 akan terapung sedangkan sisanya akan tenggelam. Mungkin ada juga partikel
Universitas Sumatera Utara
yang densitas relatifnya persis sama dengan 1.12; partikel ini mungkin akan terapung atau tenggelam, atau mungkin akan melayang didalam cairan. Berat jenis untuk kernel basah sekitar 1.09 sedangkan untuk shell 1.15 dan bila campuran calsium carbonate mempunyai berat jenis 1.12 – 1.14 maka kernel akan terapung dan shell akan tenggelam. Berat jenis dapat diukur dengan menggunakan hydrometer. Craced mixture dari LTDS (Light Tenera Duss Separator) system masuk kedalam tangki claybath, proses pemisahan kernel dan shell segera terjadi, kernel yang mempunyai berat jenis lebih rendah dari berat jenis CaCO3 terapung dipermukaan dan akan mengalir masuk kedalam bagian atas screen dan akan jatuh ke wet kernel conveyor. Sedangkan shell yang berat jenisnya lebih besar dari berat jenis CaCO3 akan tenggelam dan akan mengalir kedalam pipa menuju ke bagian bawah screen dan masuk kedalam shell air lock yang akan di transfer oleh shell transport. (M.Ponten Naibaho.1996)
Universitas Sumatera Utara