Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum Pada subbab ini akan menjelaskan tentang definisi data dan informasi, definisi sistem, internet, Basis data, Database Management System (DBMS), Structure Quaery Languange (SQL), Daya Flow Diagram (DFD) 2.1.1 Definisi Sistem Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010: 316), definisi sistem menjelaskan cakupan dan batasan aplikasi basis data serta sudut pandang pengguna utama. Pengguna utama yaitu menjelaskan apa yang dibutuhkan oleh sebuah sistem basis data dari sebuah aturan pekerjaan tertentu (seperti manager atau supervisor) atau area aplikasi perusahaan (seperti marketing, kepegawaian atau pengaturan persediaan). 2.1.2 Basis Data Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010: 65), Basis Data adalah sekumpulan data logikal yang saling berhubungan yang didesain untuk menemukan informasi yang dibutuhkan dalam sebuah organisasi. 2.1.2.1 Contoh Kegunaan Basis Data Di bawah ini merupakan beberapa contoh kegunaan dari basis data, antara lain: 1. Pembelian dari supermarket Seperti penggunaan bar code reader untuk pengecekan harga dalam setiap pembelian. Bar code terhubung ke program aplikasi yang terdiri dari harga masing-masing produk yang telah dimasukkan sesuai kode yang ada di dalam bar code tersebut ke dalam basis data sehingga kasir dapat menemukan harga produk melalui basis data yang tersedia. 8
9
2. Pembayaran menggunakan kartu kredit Untuk mengecek kartu kredit, terdapat sebuah program aplikasi basis data melalui nomor kartu kredit untuk setiap pembayaran. Kartu kredit memiliki batasan pengeluaran setiap bulannya. Ketika pembayaran telah dikonfirmasi, rincian pembayaran akan masuk ke dalam basis data . 3. Pemesanan paket liburan melalui agen travel Ketika pengguna memesan paket liburan melalui agen, segala jenis kebutuhan dalam paket liburan sudah tersimpan secara otomatis ke dalam basis data. Beserta rincian harga dari masing-masing paket. 4. Menggunakan perpustakaan lokal Ketika pengguna ingin menemukan judul buku yang dibutuhkan dapat ditemukan secara langsung rincian serta lokasi penempatan buku di perpustakaan melalui basis data yang menyimpan data dari masing-masing buku yang tersedia di perpustakaan. 2.1.2.2 Traditional File Base System Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010: 57), File-based
system
adalah
sekupulan
aplikasi
program
yang
menampilkan layanan untuk pengguna akhir, seperti menghasilkan laporan. setiap program mendefinisikan dan mengelola data sendiri. Kelebihan File Base System: 1. Biaya lebih murah Implementasi
File
Base
System
tidak
memerlukan
software
pendukung yang banyak dan tidak memerlukan biaya tambahan untuk hardware dan konversi. 2. Ukuran lebih kecil Karena tidak membutuhkan banyak software pendukung, maka ukuran Traditional File Base System lebih kecil.
10
3. Sederhana Tidak memerlukan pengaturan fungsi-fungsi seperti pada DBMS, sehingga File Base System sederhana dan mudah bagi user. 4. Dampak yang lebih rendah terhadap kegagalan.
2.1.2.3 Data independen (tidak bergantung) Struktur data independent memiliki sifat tidak bergantung terhadap struktur data. Di mana perubahan dalam struktur data dianggap bersifat logik dan bukan fisik.Terdapat dua jenis data independen menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010: 90), antara lain: 1. Logical Data Independence Logical Data Independence memiliki karakteristik sebagai berikut Mengacu kepada kekebalan skema eksternal terhadap perubahan
skema
konseptual,
seperti
penambahan
atau
penghapusan entity tidak memerlukan perubahan skema eksternal atau penulisan ulang program aplikasi. 2. Physical Data Independence Physical Data Independence mengacu kepada kekebalan skema konseptual terhadap skema internal, seperti menggunakan organisasi yang berbeda, perubahan struktur, atau peralatan penyimpanan tidak memerlukan perubahan skema konseptual maupun skema eksternal. 2.1.2.4 Fourth-Generation languange (4GL) Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010: 94), FourthGeneration languange memiliki cakupan antara lain: a. Bahasa penyajian, seperti bahasa query dan report generators b. Bahasa spesialis, seperti spreadsheet dan bahasa basis data
11 c. Aplikasi
generator
yang
menemukan,
memasukkan,
memperbaharui dan memperoleh kembali data dari basis data untuk membangun aplikasi. d. Bahasa dengan level yang sangat tinggi yang digunakan untuk membangun code aplikasi. Terdapat Beberapa Tipe dari 4GLs, antara lain: 1. Forms Generators Sebuah Forms Generators merupakan suatu fasilitas interaktif untuk menciptakan data input dan menampilkan rancangan dalam bentuk tampilan dengan cepat. Forms Generators memungkinkan pengguna
untuk
menentukan
bagaimana
tampilan
akan
ditampilkan, informasi apa yang ingin ditampilkan, dan di mana informasi akan ditampilkan, komponen warna pada layar dan karakteristik lainnya. 2. Report Generators Report Generators merupakan fasilitas untuk membuat laporan dari data stored dalam basis data. Report Generators mirip dengan bahasa query yang meungkinkan pengguna untuk mengambil data yang diperlukan dan bagaimana suatu laporan dapat disajikan. 3. Graphics Generators Graphics Generators adalah fasilitas untuk memperoleh data dari basis data dan menampilkan data sebagai sebuah tampilan grafik dan hubungan suatu data. Khususnya untuk membuat grafik seperti bar chart, pie chart, line chart, dan sebagainya. 4. Application Generators Application Generators adalah fasilitas untuk menghasilkan sebuah
program
yang
berhubungan
dengan
basis
data.
Penggunaan Application Generators dapat mengurangi waktu untuk mendisain aplikasi software secara keseluruhan.
12 2.1.2.5 Desain Basis Data Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010: 320), tahapan dalam mendisain basis data dapat digolongkan menjadi tiga fase, yaitu: 1. Conceptual Database Design Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010: 322), Perancangan basis data konseptual adalah proses membuat model dari informasi yang digunakan oleh perusahaan, tanpa pertimbangan fisikal. Langkah 1: Membuat model data konseptual lokal untuk setiap tampilan. 1.1 Mengidentifikasi tipe entitas 1.2 Mengidentifikasikan tipe relasi 1.3 Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan entitas atau tipe relasi 1.4 Menentukan domain atribut 1.5 Menentukan candidate key, primary key, dan alternate key 1.6 Mempertimbangkan penggunaan konsep pemodelan yang disempurnakan (pilihan) 1.7 Memeriksa model untuk pengulangan 1.8 Validasi model konseptual terhadap user transaction 1.9 Meninjau kembali model data konseptual dengan user Menghilangkan feature yang tidak kompatibel dengan model relasional (pilihan) dengan model relasional, yaitu dengan: 1. Menghilangkan many to many (*:*). 2. Menghilangkn complex relationship type. 3. Menghilangkan multi-valued attribute.
13 2. Logical Database Design Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010: 323), Logical Database Design adalah proses membuat sebuah model yang digunakan dalam sebuah perusahaan berdasarkan pada spesifikasi model data, tetapi bersifat independen terhadap DBMS tertentu dan aspek fisik lainnya. Langkah 2: Membangun dan memvalidasi model data logikal. Langkah ini bertujuan untuk menterjemahkan data model konseptual menjadi sebuah data model logikal kemudian memvalidasikan model ini untuk memastikan bahwa struktur database sudah benar dan dapat digunakan untuk mendukung transaksi yang dibutuhkan. Langkahlangkah pada tahap ini adalah: 2.1 Memperoleh relasi untuk data model logikal Membuat relasi pada data model logikal untuk merepresentasikan entitas, relasi, dan atribut yang tteridentifikasi. Berikut ini bagaimana relasi yang digunakan berdasarkan struktur yang terjadi pada sebuah data model konseptual 1. Strong Entity Type; 2. Weak entity types; 3 . Many-to-many (*:*); 4 . One-to-many (1:*); 5 . One-to-one (1:1); 6 . Superclass/subclass relationshiptypes; 7 . Complex relationship types; 8 . Multi-valued attributes; 2.2 Memvalidasi relasi menggunakan normalisasi Untuk memvalidasi relasi dalam data model logikal menggunakan normalisasi. 2.3 Memvalidasi relasi sesuai user transaction Untuk memastikan bahwa relasi pada data model global mendukung transaksi yang dibutuhkan.
14
2.4 Mengecek integrity constraints Untuk memeriksa integrity constraints yang dipresentasikan pada data model global. 2.5 Meninjau model data logikal terhadap user Meninjau kembali data model logikal dengan users untuk memastikan bahwa users mempertimbangkan model menjadi representasi data yang jelas untuk sebuah kebutuhan perusahaan. 2.6 Menggabungkan data model logikal menjadi model global (pilihan) Menggabungkan logical data model menjadi single data model yang merepresentasikan seluruh user views pada sebuah basis data.
3. Physical Database Design Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010: 324), Physical Database Design adalah proses membuat sebuah deskripsi dari suatu implementasi basis data pada penyimpanan
skunder. Physical
Database Design menjelaskan hubungan dasar, file organization, dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses data yang efisien, dan setiap batasan integritas terkait dan tindakan pengamanan. Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010: 324), Physical Database Design adalah proses menghasilkan sebuah deskripsi dari implementasi basis data pada secondary storage, hal ini menjelaskan bagaimana relasi dasar, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses data yang efisien dan hubungan integrity constrains serta langkah-langkah keamanan lainnya. Langkah 3: Menerjemahkan model datalogikal global untuk target DBMS. 3.1 Merancang relasi-relasi dasar;
3.2 Merancang representasi dari derived data;
15 3.3 Merancang enterprise constraint Langkah 4: Merancang organisasi file dan indeks 4.1 Menganalisis transaksi; 4.2 Memilih organisasifile; 4.3 Memilih indeks; 4.4 Estimasi kebutuhan disk space. Langkah 4.5: Merancang user views. Langkah6:Merancangmekanismekeamanan. Langkah 7: Mempertimbangkan pengenalan dari kontrolredundansi. Langkah 8: Mengawasi dan menyesuaikan sistem operasional. 2.1.2.6 Tahapan Perancangan Basis Data Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010: 313), perancangan basis data digolongkan menjadi beberapa tahapan, antara lain: 1.
Database Planning (Perencanaan Basis Data). Merupakan aktivitas manajemen yang memungkinkan tahapan Database System Development Lifecycle direalisasikan secara efisiensi dan secara efektif. Perencanaan basis data mencakup cara pengumpulan data, format data, dokumentasi yang diperlukan, cara membuat desain dan implementasi.
2. System Definition (Definisi Sistem). Definisi sistem mendefinisikan cakupan dan batasan ruang lingkup aplikasi basis data serta sudut pandang pengguna utama(user view). User view mendefinisikan apa yang diharapkan dari sebuah sistem basis data berdasarkan aturan bagian pekerjaan (seperti manajer atau supervisor) atau berdasarkan area aplikasi pekerjaan (seperti pemasaran, personalia, dan pengendalian persediaan). 3.
Requirement Collecting and Analysis (Analisis dan Pengumpulan Kebutuhan).
16 Proses mengumpulkan dan menganalisis informasi mengenai bagian organisasi yang didukun oleh sistem basis data, dan menggunakan
informasi
tersebut
untuk
mengidentifikasi
kebutuhan sistem yang baru. Informasi yang dikumpulkan dapat berupa deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan, detail abgaimana data digunakan atau dihasilkan, dan beberapa kebutuhan untuk aplikasi basis data yang baru.
Informasi
tersebut
dianalisa
untuk
mengidentifikasi
kebutuuhan pengguna. Dan yang paling penting adalah bagaimana menangani aplikasi basis data dengan multiple user views, melalui beberapa pendekatan: a. Centralized Approach Kebutuhan untuk setiap pengguna dibuat ke dalam satu set kebutuhan dan model data global. Setiap user view memiliki kebutuhan yang berbeda untuk dikumpulkan dan dibuat menjadi suatu model data global yang diperlukan dalam basis data. b. View Integration Approach Kebutuhan tiap user view dibuat dalam bentuk model data yang terpisah. Model data single user view disebut model data lokal berbentuk diagram dan dokumentasi yang medeskripsikan kebutuhan user view basis data. c. Gabungan antara Centralized Approach dan View Integration Approach 1. Database Design (Desain Basis Data) Proses membuat desain basis data yang akan mendukung tujuan perusahaan dan misi objektif untuk sistem basis data yang dibutuhkan.
17 2. Data Modelling Data Modelling digunakan untuk memahami arti atau semantik data dan memudahkan komunikasi mengenai informasi yang dibutuhkan. 3. DBMS Selection (Seleksi DBMS) Merupakan proses memilih DBMS yang akan digunakan untuk mendukung sistem basis data. 4. Application Design (Desain Aplikasi) Yaitu mendisain user interface dan program aplikasi yang digunakan serta proses basis data. Dua aktivitas penting yang terdapat pada desain aplikasi adalah: a. Transaction Design Merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan oleh single user atau program aplikasi, untuk mengakses atau mengubah
isi
basis
data.
Fungsinya
yaitu
untuk
mendefinisikan dan mendokumentasikan karakteristik transaksi level tinggi yang dibutuhkan pada basis data. b. User Interface Design sebuah aksi atau serangkaian aksi yang dilakukan oleh single user atau program aplikasi yang mengakses atau menggani konten pada basis data. 5.
Prototyping (Prototipe) Proses membangun suatu model kerja dari sistem basis data. Terdapat dua macam prototipe yang digunakan saat ini, antara lain: 1. Requirement prototyping Yaitu menggunakan sebuah prototipe untuk mementukan kebutuhan aplikasi sistem basis data dan ketika kebutuhan dipenuhi maka prototipe akan dihilangkan.
18 2. Evolutionary Prototyping Digunakan untuk tujuan yang sama, perbedaannya adalah prototipe ini tidak dihilangkan ketika kebutuhan terpenuhi,
akan
tetapi
dikembangkan
untuk
pengembangan selanjutnya menjadi basis data yang digunakan. 6. Implementasi (Implementasi) Merupakan realisasi fisik dari basis data dan desain aplikasi. DDL untuk membuat skema basis data dan database files yang kosong serta untuk membuat user view yang diinginkan. 7.
Data Conversion and Loading (Konversi Data) Proses pemindahan data yang sama ke dalam basis data yang baru dan mengkonversikan aplikasi yang ada untuk dijalankan pada basis data yang baru.
8. Testing (Pengujian) Proses menjalankan basis data dengan intens untuk menemukan
kesalahan
dalam
skenario
tes
yang
direncanakan. 9.
Operating Maintenance (Operasional Perawatan) Proses pengawasan dan pemeliharaan sistem setelah instalasi dijalankan.
2.1.3 Database Management System (DBMS) Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010: 66), sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk dapat menentukan, membuat, merawat dan mengontrol akses ke dalam basis data. 2.1.3.1 Komponen DBMS Environment Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010: 68), terdapat lima komponen utama DBMS environment, yaitu:
19 Hardware, software, data, procedure, peopleprocedure, dan people. Data dan database administrasi merupakan peran umum yang terkait dengan mengatur dan mengontrol DBMS dan datanya.Data administrator (DA) bertanggung jawab dalam mengatur sumber data dan perancangan database, pengembangan dan standar perawatan,
kebijakan
dan
prosedur,
dan
disain
database
logical/konseptual.Database administrator (DBA) bertanggung jawab pada realisasi database fisikal, termasuk desain fisikal database, implementasi, keamanan, integrity control, perawatan sistem operasional, dan memastikan kepuasan kinerja aplikasi untuk pengguna. Peran DBA lebih teknis dibandingkan dengan DA, dimana membutuhkan pengetahuan rinci DBMS dan ruang lingkup sistemnya. 1. Database designer Desain database terdiri dari dua yaitu logical database designer dan physical database designer. Peran atau kerja dari logical database designer menjadi dua tahap yaitu: •
Conseptual database design, dimana independen dari detail implementasi seperti target DBMS, program aplikasi, bahasa pemrograman atau pertimbangan yang lain dari fisikal
•
Logical database design, dimana target spesifik model data, seperti relasi, jaringan, hirarki atau object-oriented.
•
Physical database designer menentukan bagaimana desain database logikal direalisasikan. Hal ini melibatkan: o Memetakan desain logikal database kedalam suatu set tabel dan pembatan integritas. o Memilik stuktur penyimpnan yang spesifik dan metodemetode akses untuk data dalam mencapai kinerja yang bagus
20 o Mendesain jenis-jenis ukuran sekuritas yang dibutuhkan pada data. 2. Application developers Ketika
database
telah
diimplementasikan,
program-program
aplikasi menyediakan fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk enduser harus diemplementasikan.Hal ini merupakan tanggung jawab application developers. 3. End-user End-user merupakan client untuk database, dimana telah didesain dan diimplementasikan dan juga dijaga untuk melayani informasi yang dibutuhkan End-user dapat diklasifikasikan bedasarkan sistem: • Naïve, users pada umumnya tidak begitu mengetahui DBMS. Mereka mengakses database lewat program aplikasi khusus agar program lebih mudah dan sederhana. Mereka hanya memanggil operasi-operasi database lewat perintah-perintah yang mudah atau memilih pilihan-pilihan pada menu. Contoh, asisten pemeriksa pada supermarket menggunakan barcode reader untuk mengetahui harga barang. • Sophisticated, users pada umumnya telah mengetahui struktur databasedan fasilitas yang diberikan DBMS.Sophisticatedusers mungkin menggunakan query tingkat tinggi seperti SQL untuk menjalankan operasi yang dibutuhkan atau membuat program aplikasi
. 2.1.4 Structure Query Languange (SQL) Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010: 184), SQL adalah sebuah contoh dari transform-oriented languages atau sebuah bahasa yang dirancang untuk menggunakan hubungan relasi dalam
21 mengubah input menjadi output yang dibutuhkan. Sebagai bahasa standar ISO, SQL memiliki dua komponen utama yaitu: 1. Data Definition Language (DDL) untuk menentukan struktur database dan mengendalikan akses ke data. 2. Data manipulation Language (DML) untuk mengambil dan memperbaharui data. 2.1.5 Data Flow Diagram (DFD) Menurut Whitten (2007: 317), Data Flow Diagram merepresentasikan masukan dari data menuju proses input atau output dari data sebuah proses. Proses merespon (input) dan menghasilkan keluaran (output), merupakan suatu proses yang mempunyai minimal satu input dan satu output. Menurut Whitten (2007: 317), Data Flow Diagram adalah tools yang menggambarkan aliran data dan proses kerjanya dalam suatu sistem. Level Data Flow Diagram: 1. Diagram konteks (level 0) memperlihatkan karakteristik suatu sistem. 2. Diagram nol (level 1) menggambarkan proses-proses utama yang ada pada suatu sistem. 3. Diagram rinci (level 2) merupakan proses rinci dari proses yang berasal dari tingkatan sebelumnya.
2.2 Teori Khusus Pada subbab teori khusus, penulis akan membahas mengenai website, Interaksi Manusia dan Komputer, PHP, Internet dan Pengajaran, Normalisasi.
2.2.1 Website Menurut Sardi (2004: 4), website adalah sekumpulan dokumen yang dipubikasikan melalui jaringan internet sehingga dapat diakses oleh pengguna melalui browser. Terdapat dua jenis website, yaitu: a.
Website Statis
22 Bentuk website yang isinya tetap jarang berubah, dan isi dari informasi website tersebut bersifat satu arah. b.
Website Dinamis Bentuk website yang secara struktur diperuntukkan untuk dilakukan update informasi/isi sesering mungkin. Website application adalah jenis aplikasi yang dibangun dengan berbasis web. Website application memungkinkan pengguna untuk mengakses aplikasi terhubung dengan internet. Umumnya, website application adalah website dinamis yang dibangun sebagai sebuah sistem informasi yang dapat diakses melalui jaringan internet. Web ini diharuskan untuk ditempatkan pada suatu server yang disebut dengan web server. Untuk menjadikan sebuah komputer menjadi web server, diperlukan program/aplikasi web server yang dapat menerima request informasi dari client.
Istilah-istilah yang berhubungan antara internet dan web yaitu: a.
Browser Menurut Turban (2005: 483), browser adalah aplikasi perangkat lunak yang digunakan oleh pengguna untuk mengakses web. Browser menjadi alat akses umum karena memberikan tampilan yang samapada berbagai sistem operasi. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
browser adalah sebuah aplikasi
perangkat lunak yang memungkinkan pengguna
untuk melihat,
menampilkan, dan berinteraksi dengan tulisan, gambar, video, musik, dan berbagai informasi lainnya yang terdapat pada halaman web. b. WWW (World Wide Web) dan HTTP (Hypertext Transfer Protocol) Menurut Behrouz A. Forouzan (2007: 851), World Wide Web atau disingkat dengan WWW
adalah sebuah penyimpanan informasi yang
bersamaan dan saling berhubungan dari seluruh penjuru dunia. WWW memiliki sebuah kombinasi yang unik dari segi fleksibilitas, portabilitas, danfitur-fitur user-friendly yang dapat dibedakan dari layananlain yang disediakan oleh internet.
23 Menurut Forouzan (2007: 898) Hypertext Transfer Protocol (HTTP) adalah sebuah protokol yang digunakan untuk mengakses data pada World Wide Wide Web (WWW). HTTP berfungsi sebagai sebuah kombinasi antara STP dan SMTP. Menurut Simarmata (2010: 49), HTTP adalah protokol komunikasi stateless yang berbasiskan TCP (Transmission Control Protocol) yang awalnya digunakan untuk mengambil kembali file Hypertext Markup Language (selanjutnya disingkat HTML) dari server web. d.
HTML Menurut Behrouz A. Forouzan (2005: 892), Hypertext Markup Languange (HTML) adalah sebuah bahasa markup untuk menciptakan web pages .
2.2.2 Interaksi Manusia dan Komputer Dalam subbab ini akan dibahas mengenai definisi interaksi manusia dan komputer (selanjutnya disingkat IMK),
delapan aturan emas
perancangan antarmuka.
2.2.2.1 Delapan Aturan Emas Perancangan Antarmuka Menurut Shneiderman dan Plaisant (2005: 74-75), dalam merancang suatu situs web yang baik harus memperhatikan suatu aturan, yang disebut Eight Golden Rulesof Interface Design atau delapan aturan emas perancangan antarmuka, yaitu sebagai berikut: a. Berusaha untuk konsisten Mematuhi aturan ini cukup sulit karena konsistensi mempunyai banyak bentuk. Urutan aksi yang konsisten diperlukan pada situasi yang sama, istilah yang sama harus digunakan pada prompts, menu, dan help screen. Konsistensi pada warna, layout, kapitalisasi, font, dan lainnya juga harus diperhatikan. b. Memungkinkan pengguna menggunakan shortcut Saat pengguna sudah sering melakukan suatu aksi, maka mereka akan lebih menginginkan pengurangan jumlah dari interaksi. Respon yang pendek dan tampilan yang cepat adalah hal yang
24 menarik bagi pengguna yang sudah sering menggunakan aplikasi. c. Memberikan umpan balik yang informatif Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya. d. Merancang dialog yang memberikan penutupan (keadaan akhir) Urutan tindakan harus diatur kedalam kelompok dengan awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif pada penyelesaian sekelompok pengguna tindakan menunjukkan aktivitas mereka telah selesai dengan sukses. e.
Memberikan pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan yang sederhana Sebisa mungkin membuat sebuah sistem dimana pengguna tidak dapat membuat kesalahan yang serius. Jika pengguna
melakukan
kesalahan
dan
kesalahan,
menawarkan
sistem
instruksi
harus mendeteksi yang
sederhana,
membangun, dan spesifik untuk pemulihan. g.
Mendukung pusat kendali internal (internallocusofcontrol) Operator yang berpengalaman menginginkan mereka yang berkuasa pada sistem dan sistem merespon aksi mereka.
h.
Mengurangi beban ingatan jangka pendek Ingatan manusia terbatas untuk jangka pendek. Oleh karena itu, tampilan harus sederhana. Tampilan untuk beberapa halaman harus dikonsolidasi, animasi windows dikurangi.
2.2.3 Metode Perancangan Sistem Metode yang mendukung perancangan sistem dalam skripsi ini adalah metode waterfall menurut Roger S. Pressman dalam buku
25 Software Engineering A Practitioner’s Approach (2010: 15), langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1.
Communication Sebelum perkerjaan teknis dapat dilakukan, penting untuk membahas dan kolaborasi dengan customer dan stakeholder. Tujuannya adalah untuk memahami tujuan stakeholder pada proyek dan untuk mengumpulkan kebutuhan yang membantu menjelaskan fitur dan fungsi software.
2.
Planning Perencanaan membuat software project plan yang membantu mengarahkan tim dalam mengerjakan proyek. software project plan menjelaskan pekerjaan software engineering dengan menggambarkan kegiatan teknis yang harus dilakukan, resiko yang mungkin terjadi, resources yang dibutuhkan, produk yang akan dihasilkan, dan jadwal kerja.
3.
Modeling Membuat model untuk memahami lebih baik kebutuhan software dan rancangan yang dapat mencapai kebutuhan tersebut.
4.
Construction Menggabungkan pembuatan code dan testing yang dibutuhkan dalam membongkar error dalam code.
5.
Deployment Software diberikan kepada customer untuk dievaluasi dan memberikan feedback berdasarkan evaluasi tersebut.
2.2.4 PHP Menurut Kevin Tatroe, Peter MacIntyre, dan Rasmus Lerdorf (2013: 1), PHP merupakan simple languange yang didisain untuk menciptakan konten HTML. 2.2.5 Sistem Manajemen Akademik Berbasis Web Menurut Wardana (2010: 6), Sistem Manajemen Akademik Berbasis Web merupakan sarana untuk memperkenalkan kepada siswa, guru, dan
26 karyawan teknologi berbasis web, menggunakan serta mendapatkan layanan berbasis web. Dengan penggunaan sistem manajemen akademik berbasis web diharapkan dapat menunjang pelaksanaan dan keberhasilan studi siswa, serta pengembangan diri guru maupun karyawan. 2.2.6 Hasil penelitian terkait Hasil penelitian terkait pada Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen pada Akademik AMIK ASM LAKSI 3 oleh Innayatulloh. (2011), merupakan manajemen akademis pada perguruan tinggi, dimana memiliki kesamaan terhadap pengolahan basis data dan fitur yang dimiliki. Terdapat empat aktor dalam sistem tersebut, yaitu berupa mahasiswa, admin, bagian nilai dan bagian layanan. Dari sitem tersebut lebih terfokus pada pengelolahan nilai dari memasukkan nilai, melihat dan mencetak nilai serta pada bagian layanan dapat memasukkan data mahasiswa dan data pembayaran. Pada hasil penelitian kerdua pada Pembangunan System Informasi Akademik Lembaga Bimbingan Belajar Spectrum oleh Wardani, Purnama, dan Sukadi (2012) yang berupa lembaga bimbingan belajar dimana juga memiliki kemiripan, tetapi hanya berupa skala kecil yaitu satu pengguna (admin) dalam aplikasi tersebut yang dapat mengatur data didalamnnya seperti memasukkan data dan melihat laporan atau data pelajar pada bimbingan tersebut. Penggunaan aplikasi tersebut untuk mempermudah admin dalam penanganan data pada lembaga bimbingan belajar terebut.