BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk memudahkan pengkajian skripsi ini, penulis menyajikan teori-teori yang menjadi landasan penulisan dalam penyusunan skripsi ini.
2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer
Jaringan adalah kumpulan dari beberapa perangkat yang terkoneksi oleh sebuah media pengiriman data, mekanisme yang memungkinkan perangkat yang terdistribusi dan penggunanya untuk saling berkomunikasi dan berbagi sumber daya. Suatu perangkat dapat berupa komputer, smartphone, printer, scanner maupun perangkat keras lainnya yang dapat mengirim dan atau menerima data dari perangkat keras lainnya yang terhubung di dalam jaringan. Jaringan komputer bisa juga merupakan dua atau lebih komputer yang saling terkoneksi untuk dapat bisa melakukan suatu pekerjaan organisasi. Dua komputer dikatakan saling terkoneksi apabila keduanya dapat saling bertukar informasi atau data. Jaringan komputer saat ini terdapat beberapa kategori, dimana ada jaringan yang hanya digunakan di dalam satu ruangan sampai jaringan untuk saling bertukar informasi antar gedung ataupun antar kota. Biasanya jaringanjaringan tersebut saling terkoneksi untuk membentuk jaringan komputer yang lebih besar, dan terhubung dengan Internet yang merupakan contoh dari sebuah jaringan yang paling dikenal. Kebanyakan
jaringan
sekarang
menggunakan
processing
terdistribusi, dimana sebuah pekerjaan dilakukan dengan dibagi atas beberapa komputer. Di dalam
terdapat sebuah mesin utama yang
bertanggung jawab atas semua aspek dari sebuah proses, komputer lainnya akan menangani sebuah subset. Sebuah jaringan bisa dikatakan efektif apabila memenuhi beberapa kriteria. Beberapa diantaranya yang dianggap paling
penting
adalah
performance, 4
reliability,
dan
security.
5 Performance di sini adalah waktu yang diperlukan sebuah pesan untuk sampai di tempat tujuan dari tempat asal pesan tersebut (transit time) dan waktu yang terpakai pada saat melakukan permintaan sampai permintaan tersebut direspon (response time). Performa dari sebuah jaringan tergantung dari beberapa faktor, diantaranya adalah jumlah pengguna dari jaringan tersebut, media transmisi yang digunakan pada jaringan, kapabilitas dari perangkat keras yang terkoneksi, dan efesiensi dari software jaringan digunakan. Reliability diperlukan agar tingkat akurasi dari sebuah jaringan dapat lebih optimal, network reliability dapat diukur dengan frekuensi jaringan yang gagal, waktu yang terpakai oleh sebuah link yang rusak agar kembali bekerja dengan baik. Sedangkan security (Keamanan) diperlukan di dalam sebuah jaringan untuk menjaga data dari akses yang tidak dikenal, mengamankan data dari serangan dan manipulasi, menjaga implementing policies dan prosedur-prosedur untuk mengembalikan data yang hilang. Norton (1999, p5), Forouzan (2007, p7), Tanenbaum dan Wetherall (2011, p2)
2.1.2 Jenis-Jenis Jaringan Komputer Jenis Jaringan Berdasarkan Jarak terbagi tiga yaitu Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network (MAN), dan Wide Area Network (WAN) 2.1.2.1 LAN (Local Area Network) Menurut (Reynolds, 2009.p8): Local area Network (LAN) merupakan suatu jaringan komputer yang menghubungkan suatu computer dengan komputer lain untuk pemakaian bersamaan dengan jarak yang terbatas. LAN memungkingkan user untuk berbagai akses file yang sama dan membentuk komunikasi internal serta pemakaian bersama perangkat elektronik seperti printer dan scanner sehingga lebih efisien. LAN ditandai oleh berikut: •
Mentransfer data
•
Biaya lebih murah
6 •
Dalam wilayah yang terbatas
Gambar 2.1 Local Area Network (LAN)
Setiap personal computer (PC) yang menggunakan LAN membutuhkan Network interface Card (NIC). Card ini berfungsi untuk memindahkan data dari PC ke jaringan dan jaringan ke PC
Ukuran LAN dapat ditentukan dengan pembatasan jumlah user per software, atu dengan pembatasan jumlah pengguna untuk mengakses sistem operasi. Selain ukuran, LAN dibedakan dari jenis jaringan lainnya oleh media transmisi dan topologi, secara umum, LAN tertentu akan menggunakan hanya satu media transmsi. Dan secara khusus, LAN memiliki jangkauan kecepatan data sebesar 4-16 Mbps. Akan tetapi sangat umum untuk LAN untuk memilik kecepatan data sebesar 100 Mbps. Biasanya, LAN menggunakan pendekatan jaringan broadcast lebih
dari pada pendekatan
switching.
Dengan
broadcast
communication network, tidak ada node-node penengah pada masing-masing station terdapat sebuah transmiter/receiver yang menghubungkan media dengan station lain. Sebuah transmisi dari
7 suatu station disiarkan dan diterima oleh semua station-station lain. Data biasanya ditransmisikan dalam bentuk paket.
2.1.2.2 Metropolitan Area Netwoark (MAN) Menurut Forouzan,(2006,p15) : Metropoloitan Area Network (MAN) adalah jaringan dengan ukuran berada di antara LAN dan WAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga antar kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (Swasta) atau umum MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel. MAN adalah suatu rangkaian geografi yang luas gabungan dari beberapa LAN dan WAN pada suatu lokasi kepada satu LAN dan WAN pada lokasi yang lain dengan penyambungakn kepada backbone yang dijalankan oleh standar telekomunikasi Jaringan MAN mampu mencapai antara 10 hingga 50 km. Keunggulan dari MAN itu sendiri, MAN dapat mentransfer data dengan berkecepatan tinggi, yang dapat menghubungkan berbagai lokasi contoh seperti kampus, perkantoran, pemerintahan dan sebagai transaksi yang real time Kerugian dari MAN itu sendiri biaya operasi mahal, rumitnya jika terjadi trouble jaringan (network trouble shooting)
Gambar 2.2 Metoropolitan Area Networ
8 2.1.2.3 WAN (Wide Area Network) Menurut Forouzan(2007, p14) : Wide Area Network (WAN) merupakan jaringan komputer jarak jauh untuk transmisi data, gambar, audio dan informasi video melalui area geografis yang besar yang mungkin terdiri dari suatu negara, sebuah benua, atau bahkan seluruh dunia. WAN ditandai oleh berikut : • Andal dalam suatu wilayah geografis yang luas • Lebih rentan terhadap kesalahan karena jarak perjalanan data • Interkoneksi dari beberapa LAN • Lebih cangih dan kompleks dari pada LAN • Teknologi yang mahal
Gambar 2.3 Wide Area Network
Biasanya, WAN diimplementasikan menggunakan satu dari dua teknologi ini: Circuit Switching dan Packet switching. Circuit Switching merupakan jalur komunikasi yang tepat di bangun diantara dua station melewati node atau persimpangan jaringan. Jalur yang dimaksud adalah suatu rangkain jaringan fisik yang terhubung diantara node. Pada masing-masing jaringan, suatu logical channel dimasukkan kedalam proses koneksi ini. Data yang
9 dikirimkan oleh sumber station ditransmisikan sepanjang jalur yang tepat secara mungkin. Pada setiap node, data yang masuk diarahkan atau dialihkan ke channel keluar yang tepat tanpa mengalami penundaaan sama sekali. Contoh yang paling umum dalam hal circuit switching adalah jaringan telepon. Untuk jaringan packet switching menggunakan pendekatan yang berbeda. Dalam hal ini, tidak perlu menggunakan kapasitas transmisi sepanjang jalur melewati jaringan. Cukup dengan data dikirim keluar dengan menggunakan rangkaian potongan-potongan kecil secara berurutan, yang disebut packet. Masing-masing packet melewati jaringan dari suatu node ke node yang lain sepanjang jalur yang membentang dari sumber ke tujuan pada setiap node, seluruh
packet
diterima,
disimpan
dengcan
cepat,
dan
ditransimisikan kenode berikutnya. Jaringan packet switching umumnya dipergunakan untuk komunikasi dari terminal ke komputer dan komputer ke komputer
2.1.3 Topologi Jaringan Topologi jaringan adalah topologi susunan peletakan node pada jaringan dan cara akses logis untuk menghubungkan komputer dengan komputer lain sehingga terbentuk jaringan. Topologi-topologi yang umum digunakan dapat di bagi 2 yaitu Topologi Physical dan Topologi Logical jelaskan sebagai berikut: Topologi Physical adalah topologi secara fisik yang menjelaskan bagaimana susunan dari kabel dan komputer dan lokasi dari semua komponen jaringan. Topologi Logical adalah bagaimana secara logika antar komputer terhubung atau berkomunikasi satu dengan yang lainnya.
10 2.1.3.1 Jenis Physical Topologi
2.1.3.1.1 Topologi Bus Menurut (Sofana,Iwan,2010,p.114) Topologi bus menggunakan sebuah kabel backbone dan semua host terhubung langsung pada kabel tersebut. Karakteristik topologi bus : •
Node dihubungkan secara serial sepanjang kabel dan pada kedua ujung kabel ditutup dengan terminator
•
Sangat sederhana dalam instalasi dan biaya lebih murah
•
Apabila salah satu node rusak, maka keseluruhan jaringan akan lambat, sehingga node tidak berkomunikasi dalam jaaringan
Gambar 2.4 Topologi Bus
11 2.1.3.1.2 Topologi Star Menurut (Sofana,Iwan,2010,p.114) Topologi star menghubungkan semua komputer pada central atau kosentrator, Biasanya konsentrator adalah sebuah perangkat untuk menyatukan kabel - kabel network dari tiap workstasion, server atau perangkat lainnya. Karakterisitik topologi star : •
Setiap node berkomunikasi langsung dengan hub
•
Bila setiap paket data yang masuk ke hub dibroadcast ke seluruh node yang terhubung sangat banyak (misalnya memakai hub 32 port), maka kinerja akan semakin turun.
•
Sangat mudah dikembangkan
•
Jika salah satu Ethernet card rusak, atau salah satu
kabel
pada
terminal
putus,
maka
keseluruhan jaringan masih tetap berkomunikasi tanpa adanya gangguan •
Tipe kabel yang digunakan biasanya jenis UTP
Gambar 2.5 Topologi Star
12 2.1.3.1.3 Topologi ring Menurut (Sofana,Iwan,2010,p.114) Topologi ring menghubungkan host dengan host lainnya hingga membentuk ring ( lingkaran tertutup ) Karakteristik topologi ring: •
Node dihubungkan secara serial disepanjang kabel dengan bentuk seperti lingkaran
•
Sangat sederhana
•
Paket data dapat mengalir dalam suatu arah (kiri atau kanan)
•
Jika salah satu node rusak maka seluruh node tidak bisa berkomunikasi dalam jaringan
•
Tipe kabel biasanya kabel UTP
Gambar 2.6 Topologi Ring
13 2.1.3.1.4 Topologi mesh Menurut (sofana,Iwan,2010,p.114) Topologi mesh menghubungkan setiap komputer secara pointto-point artinya
semua komputer akan saling
terhubung satu-satu sehingga tidak akan dijumpai link yang putus. Topologi ini juga biasanya digunakan pada lokasi yang kritis seperti instalasi nuklir. Karakteristik topologi mesh : • Pada topologi mesh tiap computer yang terhubung langsung dengan komputer lain (peer to peer) • Setiap komputer mempunyai jalur sendiri-sendri dengan komputer lain • Kerugian
dari
penggunaan
topologi
ini
adalah
menggunakan ethernet dan kabel yang banyak sehingga dibutuhkan biaya yang banyak • Dari pengguna topologi ini adalah apabila ada salah satu jalur pada komputer putus, makan komputer tersebut masih dapat berhubungan dengan jalur yang lain
Gambar 2.7 Topologi Mesh
14 2.1.3.1.5 Topologi Tree Menurut (Sofana, Iwan, 2010,p.14) topologi tree merupakan kombinasi karakteristik antara topologi star dan topologi bus. Topologi terdiri atas kumpulan topologi star yang dihubungkan dalam satu topologi bus sebagai backbone, komputerkomputer dihubungkan ke hub, sedangkan hub lain dihubungkan
sebagai
jalur
backbone
yang
mempunyai topogi bus. Karakteristik topologi tree : • Lebih mudah dikembangkan • Jika terjadi kerusakan pada dalah satu node, maka hirarki di bawahnya juga akan mengalami kerusakan
Gambar 2.8 Tree Topology
2.1.3.2 Jenis-jenis Topologi Logical 2.1.3.2.1 Broadcast Melalui topologi ini, data dikirim dari satu host ke host lainnya dalam media jaringan. Data yang dikirim lebih dahulu akan diproses sebelum data berikutnya. Prinsip ini berlaku juga pada cara kerja ethernet. 2.1.3.2.2 FDDI ( Fiber Distributed-Data Interface ) FDDI ( Fiber Distributed-Data Interface ) adalah standar komunikasi data menggunakan fiber
15 optic pada LAN dengan panjang sampai 200 km. Protokol FDDI berbasis pada protokol Token Ring. FDDI terdiri dari dua Token Ring , yang satu ring -nya berfungsi sebagai ring backup jika seandainya ada ring dari dua ring tersebut yang putus atau mengalami kegagalan dalam bekerja. Sebuah ring FDDI memiliki kecepatan 100 Mbps. 2.1.3.2.3 Token ring Token Ring adalah sebuah cara akses jaringan berbasis
teknologi
ring
yang
pada
awalnya
dikembangkan dan diusulkan oleh Olaf Soderblum pada tahun 1969. Perusahaan IBM selanjutnya membeli hak cipta dari Token Ring dan memakai akses Token Ring dalam produk IBM pada tahun 1984. Elemen kunci dari desain Token Ring milik IBM ini adalah penggunaan konektor buatan IBM sendiri (proprietary), dengan menggunakan kabel twisted pair, dan memasang hub aktif yang berada di dalam sebuah jaringan komputer. Ada tiga tipe pengembangan dari Token Ring dasar: Token Ring Full Duplex, switched Token Ring, dan 100VG-AnyLAN. Token Ring Full Duplex menggunakan bandwidth dua arah pada jaringan
komputer.
Switched
Token
Ring
menggunakan switch yang mentransmisikan data di antara segmen LAN (tidak dalam device LAN tunggal). Sementara, standar 100VG-Any LAN dapat mendukung baik format Ethernet maupun Token Ring pada kecepatan 100 Mbps.
16 2.1.4 Konsep Model Network
Gambar 2.9 Referensi Model OSI
2.1.4.1 Referensi Model OSI 7 layer OSI 7 model (Open System Interconnection ) dikembangkan
oleh
badan
Internasional
Standards
Organization (ISO) pada tahun 1970. Bahwa OSI adalah seperangkat protokol yang memungkinkan dua sistem yang berbeda untuk berkomunikasi terlepas dari arsitektur yang mendasari mereka •
Application Layer Menurut (Forouzan, 2007, p41) Application layer berfungsi sebagai penghubung dengan presentation layer dan user, layer ini juga bertanggung jawab untuk menyediakan servis kepada user. Layer ini juga berisi protokol seperti HTTP,FTP,SMTP, dan NFS.
•
Presentation Layer Menurut (Forouzan, 2007, p39) Presentation layer berfungsi sebagai Translation, karena komputer yang berbeda menggunakan sistem encoding yang berbeda,
17 transport layer pada sender mengubah informasi menjadi format yang umum, kemudian transport layer pada receiver mengubah format yang umum tersebut ke format yang digunakan oleh komputer receiver, juga sebagai encryption digunakan untuk keamanan dan kompresi data mengurangi jumlah bit yang terdapat dalam informasi tersebut. •
Session Layer Menurut (Forouzan, 2007,p39) Session layer berfungsi sebagai diaglog control memungkingkan dua sistem untuk masuk ke dalam dialog dan memungkinkan komunikasi antara 2 proses baik half duplex maupun full duplex
mode,
fungsi
sebagai
synchronization
memungkingkan proses untuk menambah checkpoints atau titik sinkronisasi pada aliran data. •
Transport Layer Menurut
(Forouzan,
2007,p37)
berfungsi
sebagai
tanggung jawab untuk mengirim sebuah pesan dari sebuah proses kelainnya juga berfungsi sebagai flow control dan error control. •
Network Layer Menurut (Forouzan, 2007,p36) network layer berfungsi sebagai bertanggung jawab untuk mengirim paket dari host sumber ke host tujuan juga berfungsi sebagai logical addressing.
•
Data Link layer Menurut (Forouzan, 2007.p34) Data link layer berfungsi sebagai bertanggung jawab untuk memindahkan frame dari satu node ke berikutnya, membagi aliran bit yang diterima dari network layer menjadi unit-unit data yang dapat dikelola.
18 •
Physical Layer Menurut (Forouzan, 2007.p33) Physical layer berfungsi sebagai mengkoordinasi fungsi yang diperlukan untuk mengirim aliran bit(0 atau 1) melalui physical medium (media fisik), berhubungan dengan media transmisi dan data link layer, bertanggung jawab untuk gerakan dari setiap bit dari satu node ke node berikutnya
2.1.4.2 Model TCP/IP TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekelompok protocol yang mengatur komunikasi data komputer di Internet. Komputer-komputer yang terhubung ke internet
berkomunikasi
dengan
protocol
ini.
Karena
menggunakan bahasa yang sama, yaitu protocol TCP/IP, perbedaan jenis komputer dan system operasi tidak menjadi masalah. Komputer PC dengan system Operasi Windows dapat berkomunikasi dengan komputer Macintosh atau dengan Sun SPARC yang menjalankan Solaris. Jadi, jika sebuah komputer menggunakan protocol TCP/IP dan terhubung langsung ke Internet, maka komputer tersebutdapat berhubungan dengan komputer di belahan dunia manapun yang juga terhubung ke Internet. 2.1.4.3 Arsitektur Protokol TCP/IP
Karena tidak ada perjanjian umum tentang bagaimana melukiskan TCP/IP dengan model layer, biasanya TCP/IP didefinisikan dalam 3-5 level fungsi dalam arsitektur protocol. Kali ini kita akan melukiskan TCP/IP dalam 4 layer model, yaitu seperti digambarkan dalam diagram di bawah ini:
19 Application Layer Transport Layer Internet Layer Network Access Layer ⇑⇓ Physical Layer
Gambar 2.10 TCP/IP layer network
Jika suatu protokol menerima data dari protokol lain di layer atasnya, ia akan menambahkan informasi tambahan miliknya ke data tersebut, Informasi ini memiliki fungsi yang sesuai dengan fungsi protokol tersebut. Setelah itu, data ini diteruskan lagi ke protokol pada layer di bawahnya. Hal yang sebaliknya terjadi jika suatu protokol menerima data dari protocol lain yang berada pada layer di bawahnya. Jika data ini dianggap valid, protokol akan melepas informasi tambahan tersebut untuk kemudian meneruskan data itu ke protokol lain yang berada pada layer di atasnya.
Tabel 2.1 Protocol TCP IP Data ⇑ IP Header
Data ⇑
TCP Header
IP Header
TCP Header
IP Header
⇓ Data
⇑ Network Interface Header
⇓
⇓ Data
20 2.1.4.3.1 NETWORK ACCESS LAYER Protokol pada layer ini menyediakan media bagi system untuk mengirimkan data ke device lain yang terhubung secara langsung. Dalam literatur yang digunakan dalam tulisan ini, Network Access Layer merupakan gabungan antara Network, Data Link dan Physical layer. Fungsi Network Access Layer dalam TCP/IP disembunyikan, dan protokol yang lebih umum dikenal (IP, TCP, UDP, dll) digunakan sebagai protocol-level yang lebih tinggi..Fungsi dalam layer ini adalah mengubah IP datagram ke frame yang ditransmisikan oleh network, dan memetakan IP Address ke physical address yang digunakan dalam jaringan. IP Address ini harus diubah ke alamat apapun yang diperlukan untuk physical layer untuk mentransmisikan datagram.
2.1.4.3.2 INTERNET LAYER Dalam layer ini terdapat empat buah protokol yaitu : IP (Internet Protocol) unreliable, connectionless, datagram delivery service Protokol IP merupakan inti dari protokol TCP/IP. Seluruh data yang berasal dari protokol pada layer di atas IP harus dilewatkan, ialah oleh protokol IP, dan dipancarkan sebagai paket IP, agar sampai ke tujuan. Dalam melakukan pengiriman data, IP memiliki sifat yang dikenal sebagai unreliable, service.
connectionless,
datagram
delivery
21 Unreliable berarti bahwa Protokol IP tidak menjamin datagram yang dikirim pasti akan sampai ke tempat tujuan. Protokol IP hanya berjanji ia akan melakukan usaaha sebaik-baiknya
(best effort
delivery service), agar paket yang dikirim tersebut sampai ke tujuan. Jika di perjalanan terjadi hal-hal yang diinginkan (salah satu jalur putus, router down, atau host/network tujuan sedang down), protokol IP hanya memberitahukan ke pengirim paket melalui protokol ICMP, bahwa terjadi masalah dalam pengiriman paket IP ke tujuan. Jika diinginkan keandalan yang lebih baik, keandalan itu harus disediakan oleh protokol yang berada diatas layer IP ini
(yaitu
TCP
dan
application
layer).
Connectionless berarti dalam mengirim paket dari tempat asal ke tujuan, pihak pengirim dan penerima paket IP sama sekali tidak mengadakan perjanjian (handshake) terlebih dahulu. Datagram delivery service berarti setiap paket data yang dikirim adalah independen terhadap paket data yang lain. Akibatnya jalur yang ditempuh oleh masing-masing paket data IP ke tujuannya bias jadi berbeda satu dengan yang lainnya. Karena jalur yang ditempuh berbeda, kedatangan paket pun bias jadi tidak berurutan. Hal ini dilakukan untuk menjamin tetap sampainya paket IP ke tujuan, walaupun salah satu jalur ke tujuan itu mengalami masalah. tiap paket IP membawa data yang terdiri atas :
Version, berisi versi dari protokol yang
dipakai. Saat ini yang dipakai ialah IP versi 4.
Header Length, berisi panjang dari
header paket IP dalam hitungan 32 bit word.
22
Type of Service, berisi kualitas service
yang dapat mempengaruhi cara pengangan paket IP ini.
Total Length of Datagram, panjang IP
datagram dalam ukuran byte.
Identification, Flags, dan Fragment
Offset, berisi beberapa data yang berhubungan dengan
fragmentasi
paket.
Paket
yang
yang
dilewatkan melalui berbagai jenis jalur akan mengalami fragmentasi ( dipecah menjadi beberapa paket yang lebih kecil) sesuai dengan besar data maksimal yang bias di transmisikan melalui jalur tersebut.
Time to Live, berisi jumlah router/hop
maksimal yang boleh dilewati paket IP. Setiap kali melewati satu router, isi dari field ini dikurangi satu. Jika TTL telah habis dan paket tetap belum sampai ke tujuan, paket ini akan dibuang dan router terakhir akan mengirimkan paket ICMP time exceeded. Hal ini dilakukan untuklmencegah paket IP terus menerus berada di dalam nerwork.
Protocol,
mengandung
angka
yang
mengidentifikasikan protocol layer atas pengguna isi data dari paket IP ini.
Header Checksum, berisi nilai checksum
yang dihitung dari seluruh field dari header packet IP. Sebelum dikirimkan, protokol IP terlebih dahulu menghitung checksum dari header paket IP tersebut untuk nentinya dihitung kembali di sisi penerima. Jika terjadi perbedaan, maka paket ini dianggap rusak dan dibuang. data.
IP Address pengirim dan penerima
23
IP Address ini dikelompokkan dalam lima kelas : •
Kelas A
Format
: 0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh
Byte Pertama
: 0 – 127 (127 untuk local loopback)
Jumlah
: 126 kelas A ( 0 dan 127 dicadangkan )
Range IP
: 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP
: 16.777.214 IP Address untuk tiap kelas A
•
Kelas B
Format
: 10nnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh
Byte Pertama
: 128 – 191
Jumlah
: 16384 kelas B
Range IP
: 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
Jumlah IP
: 65.532 IP Address untuk tiap kelas B
•
Kelas C
Format
: 110nnnn nnnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh
Byte Pertama
: 192 – 223
Jumlah
: 2.097.152 Kelas C
Range IP
: 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx
Jumlah IP
: 254 IP Address untuk tiap kelas C
24
•
Kelas D
Format
: 1110mmmm mmmmmmmm mmmmmm.
Bit multicast
: 128 bit
Byte Inisial
: 224 – 247
Deskripsi
: Kelas D adalah ruang alamat multicast
•
Kelas E
Format
: 1111rrrr rrrrrrrr rrrrrrrr rrrrrrrr
Bit cadangan Byte Inisial Deskripsi
: 28 bit : 248 – 255 : Kelas D adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluan eksperimental.
Ket : n = network bit, h = host bit, m = multicast bit, r = bit cadangan
2.1.4.3.3 TRANSPORT LAYER Transport layer mempunyai dua fungsi – mengatur aliran data antara dua host dan reliability. Pada transport layer terdapat dua buah protocol : TCP -- a connection-oriented, reliable protocol, byte stream service. Connection Oriented berarti sebelum melakukan pertukaran data, dua aplikasi pengguna TCP harus melakukan
hubungan
(handshake)
terlebih dahulu. Reliable berarti TCP menerapkan proses deteksi kesalahan paket dan retransmisi. Byte
25 Stream Service berarti paket dikirimkan dan sampai ke tujuan secara berurutan. UDP -- connectionless and unreliable. Walaupun bertanggung
jawab
untuk
mentransmisikan
pesan/data, tidak ada software yang menge-cek pengantara setiap segmen yang dilakukan oleh layer ini.
Keuntungan
kecepatannya
penggunaan
karena
pada
UDP
UDP
adalah
tidak
ada
acknowledgements, sehingga trafik yang lewat jaringan rendah, dan itu yang membuat UDP lebih cepat daripada TCP.
2.1.4.3.4 APPLICATION LAYER Pada sisi paling atas dari arsitektur protokol TCP/IP adalah termasuk
Application
seluruh
proses
Layer. yang
Layer
ini
menggunakan
transport layer untuk mengirimkan data. Banyak sekali application protocol yang digunakan saat ini. Beberapa diantaranya adalah : - TELNET, yaitu Network Terminal Protocol, yang menyediakan remote login dalam jaringan - FTP, File Transfer Protocol, digunakan untuk file transfer - SMTP, Simple Mail Transfer Protocol, dugunakan untuk mengirimkan electronic mail - DNS, Domain Name Service, untuk memetakan IP Address ke dalam nama tertentu - RIP, Routing Information Protocol, protokol routing - OSPF, Open Shortest Path First, protokol routing - NFS, Network File System, untuk sharing file terhadap berbagai host dalam jaringan - HTTP, Hyper Text Transfer Protocol, protokol untuk web browsing.
26 2.1.5 Network Device Network
Device
adalah
alat
yang
digunakan
untuk
menghubungkan end-user device ke jaringan, memperluas jangkauan jaringan, melakukan konbersi format data, mengatur transfer data, dan banyak fungsi jaringan lainnya. Contoh network device adalah :
2.1.5.1 Modem Modem
(modulator-demulator)
digunakan
untuk
mengubah informasi digital menjadi sinyal analog. Modem mengubah tegangan bernilai biner menjadi sinyal analog dengan melakukan encoding data digital ke dalam frekuensi carrier. Modem yang umum digunakan dihubungkan ke jalur telepon oleh karena itu modem ini mampu memodulasi data digital ke dalam sinyal berspektrum suara, yang disebut dengan proses modulasi. Modem juga dapat mengubah kembali sinyal anlog yang termodulasi menjadi data digital, sehingga informasi yang terdapat di dalamnya dapat dimengerti oleh komputer. Proses ini disebut modulasi.
Gambar 2.11 modem
27 2.1.5.2 Repeater
Gambar 2.12 Repeater
Repeater merupakan network device yang digunakan untuk memperkuat kembali sinyal komunikasi dalam jaringan. Setelah melalui media transmisi, sinyal dapat megalami atenuasi. Repeater bertugas untuk memperkuat kembali sinyal tersebut sehingga dapat ditransmisikan lebih jauh. Repeater tidak melakukan pengambilan keputusan apapun mengenail pengtiman sinyal. Repeater bekerja dengan cara menerima, memperkuat, kemudian meneruskan sinyal yang diterima agar dapat melewati media jaringan dengan jangkauan yang lebih jauh. Repeater menjalan sebuah aturan yang dikenal sebagai 5-4-3 yang dimplementsasikan oleh Ethernet dan IEEE 802.3 aturan ini membatasi jaringan agar hanya berisi maksimum lima segmen, dihubungkan dengan empat repeater, dan tiga user segmen yang berisi sistem/host (user). Waktu transmsi akan bertambah setiap kali memasuki repeater 5-4-3 ini bertujuan unutk meminimalkan waktu transmisi dan latency berikut.
28 2.1.5.3 HUB
Gambar 2.13 HUB
HUB merupakan network device yang digunakan untuk mengkonsentrasikan
hubungan
dalam
jaringan.
Hub
menggabungkan beberapa host sehingga jaringan melihat hosthost tersebut sebagai sebuah unit tunggal. Ini adalah tugas sebuah passive hub, sedangkan active hub selain bertugas melalkukan hal yang sama juga melakukan hal yang sama juga melakukan penguatan sinyal. Host-host yang terhubung ke hub akan menerima semua traffic yang melalui hub. Hal ini akan berpotensi mengakibatkan collision jika ada banyak host yang terhubung ke hub.
29 2.1.5.4 Router
Gambar 2.14 Router
Router mempunyai semua kemampuan network device lainnya. Router dapat memperkuat sinyal, mengkonsentrasikan beberapa koneksi, melakukan konversi format transmisi data, dan mengatur transfer data. Selain itu router juga bisa melakukan koneksi ke WAN sehingga dapat menghubungkan LAN yang terpisah jauh.
Router bertugas melakukan routing paket data dari souce ke destination pada LAN, dan menyediakan koneksi ke WAN. Dalam lingkungan LAN, router membatasi broadcast domain, menyediakan layanan Local address resolution seperti ARP (Address Resolution Protocol) dan RARP (Reverse Address Resolution Protocol). Dan membagi network dengan menggunakan struktur subnetwork.
30 2.1.5.5 Switch
Switch adalah perangkat/komponen jaringan yang berperan sebagai jembatan untuk perangkat-perangkat jaringan sehingga masing-masing perangkat dapat terhubung satu dengan yang lain (menghubungkan komputer satu dengan yang lainnya). Switch memiliki sejumlah port ethernet untuk menghubungkan. dirinya dengan perangkat-perangka lain di jaringan. Switch terbagi dalam 2 tipe utama: switch layer-2 dan layer-3. Switch layer-2 beroperasi pada layer data-link model OSI dan berdasarkan teknologi bridging (melakukan fungsi sebagai bridge antara segmen-segmen jaringan LAN, karena mereka meneruskan frame Ethernet berdasarkan alamat tujuannya tanpa mengetahui protokol jaringan apa yang digunakan). Switch tipe ini membangun koneksi logika antar port berdasarkan pada alamat MAC(alamat fisik). Layer 3 switch atau Multilayer. Switch adalah switch yang bekerja pada layer 2 dan juga bekerja pada layer 3 yang mempunyai fungsi routing. switching layer 3 bekerja dengan menganalisis informasi packet dan meneruskannya berdasar pada alamat IP. Switch tipe ini membangun koneksi logika antar port berdasarkan alamat jaringan. Switch-switch ini dapat digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan yang berbeda didalam suatu internetwork. Switch unmanaged adalah pilihan termurah dan biasanya digunakan di kantor atau bisnis kecil. Switch jaringan komputer ini melakukan fungsi dasar mengelola aliran data antara printer bersama dan beberapa komputer. Mereka dapat menjadi model desktop atau rak mount. Tipe ini cukup praktis karena kita tidak perlu melakukan konfigurasi untuk penggunaannya. cukup hubungkan / colok kabel LAN ke switch, maka komputer akan langsung terhubung kejaringan. Jika kita memiliki jaringan yang cukup besar, kita bisa menggunakan managed switch. managed
31 switch memiliki pilihan setting Admin di mana kita bisa membuat Virtual LAN (VLAN), menyetting kecepatan port, host, dan pilihan lainnya. Biasanya penggunaannya akan membutuhkan Web Browser atau command line dengan interface seperti telnet atau shell untuk pengaksesan pengaturan sebuah smart switch adalah campuran fitur switch unmanaged dan managed. Fungsinya hampir sama seperti managed switch tetapi menawarkan penggunaan yang lebih mudah meskipun tidak memilik fitur sebanyak managed switch. Sebuah managed companies switch memiliki berbagai pengaturan yang dapat disesuaikan untuk memungkinkan digunakan dalam perusahaan atau organisasi besar. Jenis switch jaringan komputer ini biasanya dikelola oleh spesialis jaringan dan terus-menerus dipantau karena ukuran dan kompleksitas jaringan.
Gambar 2.15 Switch
32 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Virtual Private Network
Virtual Private Network (VPN) adalah sebuah jaringan privat yang menggunakan infrastruktur telekomunikasi public untuk saling bertukar informasi. Dengan adanya teknologi komunikasi ini, seseorang dapat terkoneksi ke jaringan publik serta menggunakannya untuk dapat bergabung dengan jaringan lokal. Dengan cara tersebut, maka didapatkan hak dan pengaturan yang sama seperti halnya berada di dalam kantor atau LAN walaupun sebenarnya menggunakan jaringan milik publik.
2.2.1.1 Cara kerja VPN
VPN membutuhkan sebuah server yang berfungsi sebagai penghubung antar PC, server VPN ini bisa berupa komputer dengan aplikasi VPN server atau sebuah router. Untuk memulai sebuah koneksi, komputer dengan aplikasi VPN Client mengontak Server VPN, VPN Server kemudian memverifikasi username dan password dan apabila berhasil maka VPN Server memberikan IP Address baru pada komputer client dan selanjutnya sebuah koneksi / tunnel akan terbentuk. Selanjutnya komputer client bisa digunakan untuk mengakses berbagai resource (komputer atau LAN) yang berada dibelakang VPN Server misalnya melakukan transfer data, print dokumen, browsing dengan gateway yang diberikan dari VPN Server, melakukan remote desktop dan lain sebagainya.
2.2.1.2 Fungsi VPN a. Confidentiality (Kerahasiaan) Teknologi VPN memiliki sistem kerja mengenkripsi semua data yang lewat melaluinya. Dengan adanya teknologi enkripsi ini, maka kerahasiaan anda menjadi lebih terjaga.
33 Biarpun ada pihak yang dapat menyadap data anda yang lalulalang, namun belum tentu mereka bisa membacanya dengan mudah karena memang sudah diacak. Dengan menerapkan sistem enkripsi ini, tidak ada satupun orang yang dapat mengakses dan membaca isi jaringan data Anda dengan mudah. b. Data Integrity (Keutuhan Data) Ketika melewati jaringan Internet, data anda sebenarnya sudah berjalan sangat jauh melintasi berbagai negara. Di tengah perjalanannya, apapun bisa terjadi terhadap isinya. Baik itu hilang, rusak, bahkan dimanipulasi isinya oleh orang-orang iseng. VPN memiliki teknologi yang dapat menjaga keutuhan data yang anda kirim agar sampai ke tujuannya tanpa cacat, hilang, rusak, ataupun dimanipulasi oleh orang lain. c. Origin Authentication (Autentikasi Sumber) Teknologi VPN memiliki kemampuan untuk melakukan autentikasi terhadap sumber-sumber pengirim data yang akan diterimanya. VPN akan melakukan pemeriksaan terhadap semua data yang masuk dan mengambil informasi source datanya. Kemudian alamat source data ini akan disetujui jika proses autentikasinya berhasil. Dengan demikian, VPN menjamin semua data yang dikirim dan diterima oleh anda berasal dari sumber yang semestinya. Tidak ada data yang dipalsukan atau dikirimkan oleh pihak-pihak lain.
34 2.2.1.3 Jenis-jenis VPN VPN dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : 2.2.1.3.1 Remote Access VPN Remote access VPN memungkinkan mobile atau home-based users untuk mengakses ke server suatu organisasi dari jarak jauh. VPN tipe ini akan memberikan keamanan, dengan mengenkripsi koneksi antara jaringan lokal perusahaan dengan pegawainya yang ada di lapangan.
2.2.1.3.2 Site-to-site VPN Site-to-site
VPN
adalah
jenis
VPN
yang
menghubungkan dua kantor atau lebih yang letaknya berjauhan antara kantor pusat dan kantor cabangnya, ataupun dengan kantor mitra kerjanya. 2.2.2 Tunneling Protocol Teknologi tunneling merupakan teknologi yang bertugas untuk menangani dan menyediakan koneksi point-to-point dari sumber ke tujuannya. Teknologi ini dibuat dengan cara pengaturan IP Routing, sehingga dapat berkomunikasi antara tunnel yang satu dengan yang lainnya, karena memiliki alamat masing-masing yaitu berupa IP. Setelah tunnel tersebut terbentuk dengan baik maka koneksi point-to-point pun sudah dapat langsung digunakan untuk mengirim dan menerima data. Protokol-protokol tunnelling :
2.2.2.1 PPTP ( Point to Point Transport Protocol) Point to Point Tunneling Protocol (PPTP) beroperasi pada layer 2 pada model referensi OSI dan didasarkan pada standar Point to Point Protocol (PPP) untuk jaringan dial-up yang memungkinkan semua pengguna dengan PPP client menggunakan
35 ISP untuk terkoneksi ke internet. PPTP adalah sebuah protokol atau perangkat kebutuhan komunikasi yang memungkinkan korporasi untuk mengembangkan corporate network nya melalui tunnel pribadi pada internet publik (Thomas, 2004, p.136). Salah satu kelebihan PPTP adalah protokol ini mendukung protokol non-IP seperti IPX/SPX, NetBEUI, AppleTalk dan lainnya. Protokol ini merupakan protokol standar pada enkapsulasi VPN yang digunakan pada Windows Virtual Private Network. Protokol ini bekerja berdasarkan PPP protokol yang digunakan pada koneksi dial-up. PPTP membuat fungsionalitas PPP yang digunakan untuk jaringan dial-up dengan mengizinkan pengguna untuk terkoneksi secara aman melalui VPN untu mengamankan jaringan seperti para karyawan atau relasi bisnis dari perusahaan.
2.2.2.2 L2TP (Layer 2 Tunneling Protocol) L2TP adalah suatu standar yang bekerja pada layer 2 yang merupakan kombinasi dari keunggulan-keunggulan fitur dari protokol
L2F
(dikembangkan
oleh
Cisco)
dan
PPTP
(dikembangkan oleh Microsoft), yang didukung oleh vendorvendor : Ascend, Cisco, IBM, Microsoft dan 3Com. Untuk mendapatkan tingkat keamanan yang lebih baik, L2TP dapat dikombinasikan dengan protokol tunneling IPSec pada layer 3. Terdapat 2 model tunnel L2TP yang dikenal, yaitu compulsory dan voluntary. Perbedaan utama keduanya terletak pada endpoint tunnel-nya. Pada compulsory tunnel, ujung tunnel berada pada ISP, sedangkan pada voluntary, ujung tunnel berada pada remote client. 2.2.3 Packet Tracer Packet Tracer adalah sebuah software yang dikembangkan oleh Cisco. Packet Tracer merupakan sebuah program simulasi jaringan yang memungkinkan pengguna untuk bereksperimen dengan system jaringan dan bertanya tentang pertanyaan “bagaimana jika”, dimana software tersebut berfungsi untuk membuat model suatu jaringan komputer
dan
mensimulasikan
suatu
jaringan.
Packet
Tracer
36 memberikan
simulasi,
visualisasi,
perancangan,
penilaian,
dan
kemampuan kolaborasi serta memfasilitasi belajar dan mengajar dengan konsep teknologi yang kompleks. Dalam program ini telah tersedia beberapa komponen atau alatalat yang sering dipakai atau digunakan dalam merancang suatu system network, sehingga dapat dengan mudah membuat sebuah simulasi jaringan komputer didalam PC, simulasi ini berfungsi untuk mengetahui cara kerja pada tiap – tiap alat tersebut dan cara pengiriman sebuah pesan dari komputer yang satu ke komputer yang lain juga dapat disimulasikan.
Jendela Packet tracer dapat dilihat dari gambar berikut :
G ambar 2.16 Menu Cisco Packet Tracer
Dalam program tersebut terdiri beberapa menu yang ditampilkan pada program ini diantaranya:
1. Kolom Menu Kolom Menu pada bagian atas sebelah kiri ini merupakan bagian yang sering kita lihat dalam setiap software yang berguna sebagai
37 pilihan menu dari sekelompok perintah dimana terdiri antara lain adalah menu File, Edit, Option, View, Tools, Extensions, dan Help.
2. Kolom Shortcut Pada bagian ini, terdapat shortcut seperti New, Open, Save, Print, Activity Wzard, dan Custome Device Dialog. Dan pada sisi kanan, juga akan ditemukan shortcut Network Information dan Help. Fungsi kolom ini adalah memudahkan untuk menjalankan suatu perintah yang diinginkan dengan cepta. 3. Kolom Alat Umum Bagian ini menyediakan akses yang biasanya menggunakan peralatan workspace. Bagian ini merupakan sebuah perintah antara lain: memilih
(Select)
memindahkan
tata
ruang
(Move
Layout),
menempatkan catatan (Place Note), menghapus (Delete), memeriksa (Inspect), serta menambahkan PDU sederhana dan kompleks.
4. Kolom Logical Physical Workspace Pada bagian ini disediakan dua macam workspace, yaitu physical dan logical workspace. Dimana logical workspace merupakan tempat untuk membuat sebuah simulasi jaringan komputer. Dan physical workspace merupakan tempat untuk memberi suatu dimensi physical ke topologi jaringan komputer. Hal tersebut bisa memberikan pengertian skala dan penempatan suatu jaringan komputer pada suatu lingkungan seperti kantor.
5. Workspace (Tempat Kerja) Area ini merupakan sebuah tempat dimana akan merencanakan atau membuat sebuah jaringan, mengamati simulasi pada jaringan tersebut serta mengamati beberapa macam informasi dari statistic.
38 6. Kolom Realtime / Simulation Pada bagian ini tersedia dua item yang diantaranya mode Simulasi dan mode Realtime, dimana dalam mode Realtime, jaringan seperti device yang nyata dengan respon real-time untuk semua aktivitas jaringan. Dalam mode Simulasi, user dapat melihat dan mengendalikan waktu interval, transfer data, serta penyebaran data melalui jaringan yang telah dirancang.
7. Network Component Box Bagian ini merupakan tempat dimana untuk memilih alat dan koneksi yang akan digunakan pada workspace untuk membuat sebuah jaringan komputer. Dalam bagian ini juga terdapat dua item yaitu pemilihan peralatan dan koneksi serta pemilihan jenis peralatan dan koneksi yang lebih spesifik contohnya, jenis penghubung dan jenis kabel.
8. Kotak Pemilihan Jenis Alat / Koneksi Bagian ini merupakan bagian dari kolom diatas dimana pada kolom tersebut digunakan untuk memilih sebuah alat yang digunakan dan ditempatkan pada workspace. Alat tersebut antara lain adalah : Routers, Swiches, Hubs, Wireless Device, Connections, End Devices, Wan Emulation, Custom Made Devices, dan Multiuser Connection.
9. Kotak Pemilihan Jenis Alat / Koneksi Spesifik Bagian ini merupakan lanjutan dari bagian diatas dimana alat atau koneksi yang telah dipilih akan dibagikan menjadi beberapa jenis secara lebih rinci. Alat dan koneksi yang telah dispesifikasikan tersebutlah yang akan digunakan dalam rancangan atau pembuatan jaringan yang sesuai dengan keinginan.
39 10. Jendela Informasi Status Bagian ini merupakan keterangan untuk melihat informasi status dari paket serta untuk mengatur skenario selama berlangsungnya simulasi jaringan yang telah terbuat.
2.2.4 Frame Relay Menurut Stallings (1996) frame relay adalah mekanisme packet switching digunakan sebagai frame dari servis frame mode bearer service dimana data ditransfer paket data sebesar variabel pada layer data link. Frame Relay adalah salah satu protokol WAN yang paling banyak diminati . Frame Relay relatif murah dan dapat diandalkan atau reliable . Frame Relay termasuk dalam metode koneksi packet switching . Kecepatan transfer data yang dapat dicapai sekitar 45 Mbps . Protokol Frame Relay bekerja pada layer Data Link dan bersifat connection-oriented . Virtual circuit ( jalur virtual ) harus dibentuk dulu sebelum data dikirim . Data dapat dikirim secara full-duplex . Namun protokol Frame Relay tidak memiliki error detection dan flow control ( Iwan Sofana , 2010 ) .
2.2.4.1 Operasi-operasi pada frame relay a. Komputer user yang ingin mengirimkan data ke komputer tujuan ( remote network ) mengirimkan sebuah frame yang berisi header alamat gateway (router ) lokal dan packet yang berisi IP address tujuan . b. Router menangkap frame tersebut dan mengekstrak packet lalu menghapus frame . Router melihat tujuan IP address yang ada pada packet dan mencari rute untuk mencapai network tujuan. Informasi rute ini dapat diketahui melalui tabel routing yang dimiliki oleh router . Jika rute ini diketahui artinya data dapat diteruskan , jika tidak diketahui maka data akan dihapus .
40 c. Koneksi WAN menggunakan Frame Relay biasanya ditangani oleh interface serial . Router melakukan enkapsulasi Frame Relay , menambahkan nomor DLCI yang diasosiasikan dengan interface serial , menentukan virtual circuit apakah akan menggunakan PVC atau SVC . Kemudian bersiap-siap untuk bergabung dengan router-router lain yang membentuk network Frame Relay. Jadi , sebelum data sesungguhnya dikirim akan ada proses pembentukan virtual circuit . Pada tahap ini sudah terbentuk frame baru hasil enkapsulasi . d. Perangkat CSU/DSU menerima sinyal digital dan melakukan encoding menjadi sinyal yang dapat dipahami oleh perangkat switch yang disebut Packet Switc Exchange ( PSE ) . Perangkat CSU/DSU ini terhubung dengan demarcation ( demarc ) . e. CO kemudian menerima frame dan mengirimkannya ke network Frame Relay . Network Frame Relay terdiri atas beberapa buah ( mungkin juga puluhan ) perangkat switch yang dapat melihat IP address tujuan dan nomor DLCI . Nomor DLCI inilah yang membedakan masing-masing virtual circuit . Biasanya proses mapping IP-to-DLCI ini dilakukan secara statis oleh ISP . Biasanya nomor DLCI dimulai dari angka 16 . Namun , bisa juga ditentukan secara dinamis oleh protokol Inverse ARP ( IARP ) . f. Setelah melalui perjalanan panjang akhirnya frame mencapai perangkat switch yang paling dekat dengan network tujuan . Frame diteruskan ke CSU/DSU milik network tujuan . Kemudian diterima oleh router . Router mengekstrak packet dari frame lalu menggantinya dengan frame baru hasil deenkapsulasi dan meneruskannya ke host tujuan .
41 2.2.5 Model Proses Network Development Life Cycle (NDLC)
Gambar 2.17 Metode NDLC (Sumber : Applied Data Communications, A businessOriented Approach, James E. Goldman, Philips T. Rawles, Third Edition, 2001, John Wiley & Sons : 470)
Penjelasan dari proses tersebut antara lain : 1. Analysis Tahap ini dilakukan untuk menganalisis kebutuhan, permasalahan yang muncul, keinginan user, topologi atau jaringan yang sudah ada. Metode yang biasa digunakan pada tahap ini, yaitu wawancara, survey langsung ke lapangan, membaca blueprint dokumentasi,dan menelaah setiap daya tang didapat dari data-data sebelumnya.
2. Design Tahap ini dilakukan untuk membuat gambar perancangan topologi jaringan interkoneksi yang akan dibangun berdasarkan data-data yang didapatkan sebelumnya. Perancangan dapat berupa perancangan struktur topologi, akses data, tata layout perkabelan
42 dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang proyek yang akan dibangun.
3. Simulation Prototyping Tahap ini dilakukan untuk mensimulasikan rancangan jaringan yang telah dibuat dengan menggunakan tools khusus seperti Packet Tracer, GNS3, NETISM, dan sebagainya.
4. Implementation Tahap ini dilakukan untuk mengimplementasikan semua yang telah dirancang dan direncanakan. Implementasi merupakan tahap yang menentukan berhasil atau tidaknya proyek yang dibangun.
5. Monitoring Setelah implementasi, tahap monitoring merupakan tahap penting dengan tujuan jaringan komputer dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap analisis. a. Infrastruktur hardware : mengamati kondisi kehandalan sistem yang telah dibangun. b. Memperhatikan jalannya paket data di jaringan. c. Metode yang digunakan untuk mengamati ”kesehatan” jaringan dan komunikasi secara umum secara terpusat atau tersebar 6. Management Pada tahap manajemen, salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah masalah policy. Kebijakan perlu dibuat untuk mengatur sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama. Policy akan bergantung pada kebijakan level management dan strategi bisnis perusahaan.