BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Arus Puncak Ekspirasi Arus puncak ekspirasi adalah aliran maksimum yang dicapai selama ekspirasi
dengan kekuatan maksimal mulai dari tingkat inflasi paru maksimal. Nilai yang diperoleh mungkin berbeda tergantung pada jenis instrumen yang digunakan untuk mengukurnya. (Quanjer et.al,1997) Arus puncak ekspirasi adalah aliran maksimum yang dicapai selama manuver FVC (Forced vital capacity). Hal ini terjadi sangat awal dalam manuver FVC (biasanya dalam 0.2 detik pertama jika manuver baik dilakukan). Dengan demikian, arus puncak ekspirasi secara signifikan tergantung dari FEV1 (Forced Expiratory Volume in one second). (Crapo, 2009) Cara menggunakan Peak flow meter anak-anak harus mengikuti langkahlangkah sebagai berikut : 1. Tempatkan penanda di bagian bawah skala. 2. Berdiri. 3. Mengambil napas dalam-dalam. 4. Menempatkan meter di mulut dan menutup bibir sekitar corong dan pastikan tidak ada udara yang keluar. Tidak menempatkan lidah di dalam lubang. Tidak menutup lubang di ujung belakang peak flow meter saat memegangnya. 5. Meniup sekeras dan secepat mungkin. Jangan batuk ke dalam peak flow meter, karena ini akan memberikan pembacaan yang salah. 6. Menuliskan nomor dari meteran.
Universitas Sumatera Utara
7. Ulangi langkah satu sampai enam, dua kali lagi. 8. Menulis
nilai yang terbaik (tertinggi) dari tiga angka dalam peak flow.
Condition
PEmax
Poor effort
↓
Fatigue
↓
Neuromuscular disease
↓
Decreased lung volume
↓
(Polgar,1979)
Tabel 2.1.Conditions associated with reduced Peak expiratory (PEmax) pressures. Note :↓ (Decreased), N (Normal) Sumber:Grippi,2008
2.2.
Indeks massa tubuh IMT adalah indeks yang memiliki formula berat badan (kg) dibagi kuadrat
tinggi badan (m2). IMT mulai disosialisasikan untuk penilaian status nutrisi pada anak dalam kurva CDC (Center for Disease Center) tahun 2004. Tingkat kelebihan berat badan yang dinyatakan dengan standar deviasi dari rerata IMT untuk populasi umur tertentu. Rerata IMT juga bervariasi seperti pada berat badan normal pada status gizi dan frekuensi kelebihan berat pada rerata IMT dan standar deviasi yang dihitung. (Narendra, 2006) Setelah IMT dihitung untuk anak-anak dan remaja, jumlah IMT diplot pada grafik pertumbuhan IMT untuk usia CDC (baik untuk anak perempuan atau anak
Universitas Sumatera Utara
laki-laki) untuk mendapatkan peringkat persentil. Persentil adalah indikator yang Status Berat Badan
Jangkauan Persentil
Underweight
Lebih kecil dari persentil ke-5
Healthy weight
Persentil ke-5 - < persentil ke-85
paling umum digunakan untuk menilai ukuran dan pertumbuhan pola masing-masing anak. Persentil menunjukkan posisi relatif dari jumlah IMT anak antara anak-anak dari jenis kelamin dan usia yang sama. Grafik pertumbuhan menunjukkan kategori status berat badan digunakan dengan anak-anak dan remaja (di bawah berat badan, berat badan yang sehat, kelebihan berat badan, dan obesitas).(CDC,2011) Berat kategori status IMT untuk usia dan persentil yang bersangkutan, ditampilkan dalam tabel berikut :
Tabel 2.2. Indeks Massa Tubuh (http://www.cdc.gov/healthyweight/assesing/IMT/childrens_IMT/about_childrens_I MT.html) IMT dapat dihitung menggunakan rumus-rumus dibawah: Formula Metrik: IMT = Berat (kg) ÷ Tinggi (m)2 Formula Inggris: IMT = (Berat [lb] ÷ Tinggi [in] ÷ Tinggi [in]) – 703 (Hammond, 2000)
Universitas Sumatera Utara
Overweight
Persentil ke-85 - < persentil ke-95
Obese
≥ persentil ke-95
IMT pada remaja dan anak-anak dapat dikategorikan sesuai table pertumbuhan yang dikeluarkan oleh Centers for Disease Control and Prevention pada tahun 2000. Data tersebut disampaikan pada bagan IMT untuk anak-anak di atas usia dua tahun dan mempunyai bagan yang berbeda untuk jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan. (Keane, 2007) Penggolongan dari IMT itu sendiri dibagi berdasarkan empat golongan, yaitu underweight apabila IMT berada di bawah 5 persentil, normal apabila IMT berada pada 5-90 persentil, overweight apabila IMT berada pada 90-95 persentil, dan obese apabila IMT lebih besar dari 95 persentil golongan usia dan jenis kelamin remaja. (CDC, 2011)
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Indeks Massa Tubuh pada Anak Laki-laki
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Indeks Massa Tubuh pada Anak Perempuan.
Universitas Sumatera Utara
2.3.
Hubungan Tingginya IMT dengan APE Masalah respirasi berhubungan dengan obesitas, yang merupakan peningkatan
Indeks Massa Tubuh, dan hal ini terjadi dikarenakan peningkatan beban thorax yang menekan paru dan menyebabkan restriksi pernafasan. Secara umum dapat diterima bahwa peningkatan muatan masa tubuh dari sistem respirasi (thorax dan paru-paru) mengakibatkan perkembangan masalah respirasi yang disebabkan oleh karena ketidakmampuan otot respirasi atau ventilasi yang signifikan yang menyebabkan kualitas perfusi yang tidak sama. (Laurenco,1989) Pada
penelitian
sebelumnya,
olahraga
dapat
menginduksi
kejadian
bronkospasme yang ditemukan pada anak yang obesitas tetapi terjadi sebaliknya pada anak-anak yang sehat. Bahkan, beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan obesitas atau tinggi Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan gejala pernapasan, asma dan saluran napas hiper-responsif. (Kaplan et.al,1993) Dalam penelitian yang dilakukan Li et al (2003) didapati anak-anak obesitas mengalami pengurangan Functional Residual Capacity (FRC) dan penurunan difusi adalah kelainan umum ditemukan pada anak obesitas, dan bahwa penurunan fungsi paru statis berkorelasi dengan tingkat obesitas.
Universitas Sumatera Utara