ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Luka 2.1.1 Definisi Luka Luka merupakan kerusakan jaringan tubuh, yang disebabkan oleh faktor fisik dan disertai adanya gangguan normal struktur kontinuitas jaringan. Berdasarkan kerusakan pada jaringan, maka jenis luka dapat dibagi menjadi dua, yaitu luka terbuka dan luka tertutup. Proses penyembuhan luka pada dasarnya sama, karena adanya infeksi, intervensi bedah, dan obat yang dapat membedakan kecepatan penyembuhan (Molnar, 2007).
2.1.2
Klasifikasi Luka
Luka dapat dibagi dalam berbagai cara. Dapat dilihat dari berbagai sisi berikut rusak-tidaknya jaringan yang ada pada permukaan, sebab terjadinya luka, luas permukaan luka, ada atau tidaknya mikroorganisme. Luka dapat dibagi menjadi 2 yaitu luka tertutup adalah luka dimana jaringan yang ada pada permukaan tidak rusak, seperti kesleo, terkilir, patah tulang dan sebagainya dan luka terbuka adalah luka dimana kulit atau jaringan selaput lendir rusak. Kerusakan ini dapat terjadi karena suatu kesengajaan seperti pada tindakan operasi. (Stevens et al, 1997)
2.2 Proses Penyembuhan Luka Tubuh secara normal akan berespon terhadap cedera melalui proses peradangan, yang dikarakteristikkan dengan lima tanda utama, yaitu bengkak
SKRIPSI
7
POTENSI APLIKASI TOPIKAL GETAH BATANG PISANG...
SAKTYA HUTAMI PINASTITI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
8
(swelling), kemerahan (redness), panas (heat), Nyeri (pain) dan kerusakan fungsi (functiolaesa). Proses penyembuhan luka akan dimulai segera setelah terjadinya luka. Adanya luka yang melibatkan sedikit jaringan yang hilang akan mengalami penyembuhan secara primer intension (luka bersih). Berbeda dengan luka yang melibatkan jaringan yang cukup luas, dengan memerlukan bekuan darah yang cukup luas maka penyembuhan yang terjadi adalah secara sekunder intension. Primer intension seringkali dijumpai pada saat tindakan insisi bedah, sedangkan pada sekunder intension misalnya pada penyembuhan soket setelah tindakan pencabutan gigi. Pada pencabutan gigi, kerusakan jaringan selain melibatkan mukosa juga melibatkan kerusakan tulang (Ireland, 2006). Pada penyembuhan luka melibatkan banyak mediator yang berperan melalui fase-fase penyembuhan yang saling melengkapi sehingga proses perbaikan berlangsung sempurna. Sitokin dan growth factor seperti Tumor Necrotic Factor- (TNF-), Interlukin-1 (IL-1), Interlukin-1 (IL-1), Platelet Derived Growth Factor (PDGF), Fibroblast Growth Factor (FGF), Epidermal Growth Factor (EGF) dan Transforming Growth Factor-1 (TGF-1) sangat berperan dalam proses penyembuhan luka (Cornelissen, 2004). Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan jaringan parut, mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktifitas normal. Meskipun proses penyembuhan luka sama bagi setiap penderita, namun hasil yang dicapai sangat tergantung pada kondisi biologis masing-masing individu, lokasi serta luasnya luka. Penderita muda dan sehat akan mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan kurang gizi, disertai penyakit sistemik seperti pada diabetes melitus.
SKRIPSI
POTENSI APLIKASI TOPIKAL GETAH BATANG PISANG...
SAKTYA HUTAMI PINASTITI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
9
Gambar 2.1. Penyembuhan luka dan peran sitokin (Wynn, 2011).
Proses penyembuhan luka bersifat dinamis dengan tujuan akhir pemulihan fungsi dan integritas jaringan. Proses penyembuhan luka merupakan hasil akumulasi dari proses-proses yang meliputi koagulasi, inflamasi, sintesis matriks dan substansi dasar, angiogenesis, fibroplasia, epitelisasi, kontraksi dan remodelling. Seringkali pada fase penyembuhan tersebut terjadi overlaping waktu, fisiologi, dan tipe sel. Hal tersebut tergantung pada etiologi penyebab luka, ada tidaknya infeksi, adanya obat atau tindakan yang mengintervensi (Wilson dan Clark, 2004). Pada umumnya, proses penyembuhannya mencakup beberapa fase, yaitu meliputi: 2.2.1. Fase Koagulasi Setelah luka terjadi, terjadi perdarahan pada daerah luka yang diikuti dengan aktifasi kaskade pembekuan darah sehingga terbentuk klot hematoma. Proses ini diikuti oleh proses selanjutnya yaitu fase inflamasi (Hunt,2003; Mann et al 2001; Ting et al.2008).
SKRIPSI
POTENSI APLIKASI TOPIKAL GETAH BATANG PISANG...
SAKTYA HUTAMI PINASTITI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
10
2.2.2 Fase Inflamasi Fase inflamasi mempunyai prioritas fungsional yaitu memicu terjadinya hemostasis, menyingkirkan jaringan mati, dan mencegah infeksi oleh bakteri patogen terutama bakteria. Pada fase ini platelet yang membentuk klot hematom mengalami degranulasi, melepaskan faktor pertumbuhan seperti platelet derived growth factor (PDGF) dan transforming growth factor ß(βTGF), granulocyte colony stimulating factor (G-CSF), C5a, TNFα, IL-1 dan IL-8. Leukosit bermigrasi menuju daerah luka. Terjadi deposit matriks fibrin yang mengawali proses penutupan luka. Proses ini terjadi pada hari 2-4 (Hunt,2003; Mann et al 2001; Ting et al.2008).
2.2.3 Fase proliferatif Fase proliferatif terjadi dari hari ke 4-21 setelah trauma. Keratinosit disekitar luka mengalami perubahan fenotif. Regresi hubungan desmosomal antara keratinosit pada membran basal menyebabkan sel keratin bermigrasi kearah lateral. Keratinosit bergerak melalui interaksi dengan matriks protein ekstraselular (fibronectin,vitronectin dan kolagen tipe I). Faktor proangiogenik dilepaskan oleh makrofag, vascular endothelial growth factor (VEGF) sehingga terjadi neovaskularisasi dan pembentukan jaringan granulasi (Hunt,2003; Mann et al 2001; Ting et al.2008).
SKRIPSI
POTENSI APLIKASI TOPIKAL GETAH BATANG PISANG...
SAKTYA HUTAMI PINASTITI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
11
2.2.4 Fase remodelling Remodelling merupakan fase yang paling lama pada proses penyembuhan luka, terjadi pada hari ke 21 hingga 1 tahun. Terjadi kontraksi luka, akibat pembentukan aktin myofibroblas dengan aktin mikrofilamen yang memberikan kekuatan kontraksi pada penyembuhan luka. Pada fase ini terjadi juga remodelling kolagen. Kolagen tipe III digantikan kolagen tipe I yang dimediasi matriks metalloproteinase yang disekresi makrofag, fibroblas, dan sel endotel. Pada masa 3 minggu penyembuhan, luka telah mendapatkan kembali 20% kekuatan jaringan normal (Hunt,2003; Mann et al 2001; Ting et al.2008).
2.3 Penyembuhan Luka Pencabutan Gigi Pasca pencabutan gigi maka soket gigi yang kosong yang terdiri dari tulang kortikal (secara radiografik terlihat sebagai lamina dura) ditutupi oleh ligamen periodontal yang terputus, dengan sejumlah epitel mukosa yang tertinggal di bagian korona. Proses setelah ekstraksi soket gigi akan diisi dengan darah dari pembuluh darah yang terputus, yang mengandung protein dan sel-sel yang rusak (Salas, 2009).
2.3.1 Penyembuhan Jaringan Lunak Pencabutan Gigi Ketika luka mulai mengeluarkan darah pada daerah bekas pencabutan, suatu enzim yang disebut tromboplastin keluar dari jaringan sel-sel yang rusak, kemudian bergabung dengan kalsium dan protrombin di dalam darah dan pada akhirnya akan menggumpal dan mengeras. Pada proses ini, trombosit atau keping-
SKRIPSI
POTENSI APLIKASI TOPIKAL GETAH BATANG PISANG...
SAKTYA HUTAMI PINASTITI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
12
keping darah memegang peran yang sangat penting, protein yang disebut dengan faktor Von Willebrand berfungsi untuk menentukan dengan tepat lokasi terjadinya luka. Trombosis yang terjerat dalam daerah luka mengeluarkan statu enzim yang menarik dan mengumpulkan trombosis yang lain dan pada akhirnya sel tersebut akan menopang luka terbuka tersebut. Trombin adalah protein lain yang membantu pembekuan darah, zat ini hanya dihasilkan pada tempat yang terluka, jumlahnya tidak boleh melebihi ataupun kurang dari jumlah yang dibutuhkan. Lebih dari 20 enzim yang berperan dalam pembentukan trombin dan mengatur kerjanya. Setelah enzim pembekuan darah tersebut mencapai jumlah yang cukup dalam tubuh, fibrinogen yang terbuat dari protein terbentuk di tempat luka yang kemudian akan membentuk benang-benang fibrin. Benang fibrin ini berfungsi untuk
menahan
trombosit
yang
berfungsi
untuk
menyumbat
luka.
Jendalan darah yang ada pada luka bekas pencabutan akan menutup luka tersebut, setelah itu lapisan dibawahnya secara bertahap akan tergantikan oleh jaringan granulasi yang baru, jaringan granulasi ini juga akan berganti menjadi jaringan ikat dan jaringan preosseous muda, setelah itu trabekula tulang akan mengisi kurang lebih dua per tiga dari alveolus (Amler, 1999). Pada hari ke-4 regenerasi dari jaringan epitelium dimulai dan penutupan luka sepenuhnya setelah 24-35 hari (Adeyemo, 2008). Sel-sel yang rusak bersama dengan platelet memulai serangkaian peristiwa yang akan mengarah pada pembentukan jaringan fibrin, kemudian membentuk gumpalan darah atau koagulum dalam 24 jam pertama. Gumpalan ini bertindak sebagai matriks yang mengarahkan perpindahan sel mesenkimal dan growth
SKRIPSI
POTENSI APLIKASI TOPIKAL GETAH BATANG PISANG...
SAKTYA HUTAMI PINASTITI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
13
factors. Neutrofil dan makrofag masuk ke daerah luka dan melawan bakteri serta sisa jaringan untuk mensterilkan luka (Salas, 2009; Och , 2003). Dalam beberapa hari koagulum mulai rusak (fibrinolisis). Setelah 2-4 hari jaringan granulasi secara bertahap menggantikan koagulum. Jaringan vaskular dibentuk antara akhir minggu pertama dan minggu kedua. Bagian marginal dari soket ekstraksi ditutupi oleh jaringan ikat muda yang kaya pembuluh darah dan sel inflamasi (Och, 2003).
Gambar 2.2. Penyembuhan Luka (Beanes, 2001)
Proses yang sama dengan penyembuhan pada tulang yang rusak, setelah pencabutan gigi, daerah soket gigi juga memerlukan darah yang cukup guna membentuk bekuan darah. Deposisi untuk pembentukan tulang baru dilakukan oleh serabut kolagen tipe III pada dinding soket. Trabekula baru akan berkembang
SKRIPSI
POTENSI APLIKASI TOPIKAL GETAH BATANG PISANG...
SAKTYA HUTAMI PINASTITI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
14
secara cepat mengisi daerah soket tersebut. Secara invivo pada hewan coba, variasi genetik fibroblas yang mengandung matrik yang dapat didegradasi oleh BMP-4 and PTH (Parathyroid Hormones ) pada proses percepatan penyembuhan luka pada tulang. Fibroblas bermigrasi ke dalam matrik yang dapat terdegradasi dalam plasmid dikarenakan peningkatan sintesa faktor pertumbuhan (Garrant, 2003). Penyembuhan pada pencabutan gigi tikus cukup cepat, yang ditunjukkan dengan pembentukan tulang rawan melalui sintesa matrik. Pada hari ke-2 setelah pencabutan gigi, sisa-sisa jaringan periodontal ligamen menjadi kaya akan serabut kolagen tipe III, kemudian menjadi dasar sebagai pembentukan tulang rawan. Pada pemeriksaan melalui pengecatan, fibronektin tersebar merata pada pembentukan jaringan granulasi dan sel Osteoprogenitor akan bermigrasi ke dalam soket di sekitar tulang, dan memproduksi dekorin. Kolagen tipe I akan terbentuk kemudian setelah hari ke-6 setelah pencabutan. Adanya distribusi kedua tipe kolagen tersebut sebagai bentuk proses pembentukan tulang rawan yang terbentuk mulai dari tepi tulang ke arah sentral dari soket (Shyng et al., 1999).
2.3.2 Penyembuhan Jaringan Keras Pencabutan Gigi Dimulai pada hari ke 7 setelah pencabutan, dimulai dari tepi dasar socket, pada hari ke 38 setelah pencabutan biasanya sudah terisi dengan tulang muda, selama 2 – 3 bulan tulang telah menjadi mature dan terbentuk trabekula, setelah 3 – 4 bulan maturasi tulang telah lengkap seluruhnya.
SKRIPSI
POTENSI APLIKASI TOPIKAL GETAH BATANG PISANG...
SAKTYA HUTAMI PINASTITI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
15
Dua minggu pascaekstraksi, pembuluh kapiler yang baru berpenetrasi ke pusat koagulum. Ligamen periodontal yang tersisa mengalami degenerasi dan menghilang. Epitel berproliferasi melewati permukaan luka tetapi luka biasanya belum tertutup terutama pada kasus gigi posterior. Pada soket yang kecil, epitelisasi dapat berlangsung sempurna. Tepi dari soket alveolar diresorpsi oleh osteoklas. Fragmen tulang nekrosis yang lepas dari pinggiran soket pada saat ekstraksi akan diresorpsi (Och, 2003). Pada minggu ketiga, koagulum akan hampir terisi penuh oleh jaringan granulasi yang matang. Tulang trabekula muda yang berasal dari osteosid atau tulang yang belum terkalsifikasi terbentuk di seluruh tepi luka dari dinding soket. Tulang ini terbentuk dari osteoblas yang berasal dari sel pluripotensial ligamen periodontal yang bersifat osteogenik. Tulang kortikal dari soket alveolar mengalami remodelling sehingga terdiri dari lapisan yang padat. Tepi dari puncak alveolar akan diresorpsi oleh osteoklas. Pada saat ini, luka akan terepitelisasi secara sempurna (Och, 2003). Tulang dapat mengalami kerusakan yang terjadi karena kerusakan disekitar akar gigi (kerusakan jaringan periodonsium), kerusakan yang terjadi setelah ekstraksi gigi dapat menjadi salah satu penyebabnya (Fonseca, 2000). Pada minggu keempat, luka mengalami tahap akhir penyembuhan. Sementara itu deposisi dan resorpsi tulang terjadi pada soket. Antara minggu keempat dan kedelapan setelah ekstraksi, jaringan osteogenik dan tulang trabekular dibentuk dan diikuti oleh proses pematangan tulang. Proses remodelling akan berlanjut selama beberapa minggu. Tulang masih mengalami sedikit kalsifikasi, sehingga akan terlihat radiolusen pada gambaran radiografik.
SKRIPSI
POTENSI APLIKASI TOPIKAL GETAH BATANG PISANG...
SAKTYA HUTAMI PINASTITI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
16
Pada gambaran radiografik, proses pembentukan tulang tidak terlihat menonjol hingga minggu ke enam pascaekstraksi (Och, 2003). Pada proses remodelling, yang merupakan proses kompleks yang mengikutsertakan resorpsi tulang pada beberapa permukaan, lalu diikuti oleh fase pembentukan tulang. Urutan dari remodelling tulang pada keadaan norma yaitu resobsi tulang oleh osteoklas, fase reversal, lalu diikuti oleh pembentukan tulang oleh osteoblas untuk memperbaiki defek (Hill, 1998). Setelah osteoklas meresobsi maksimum, maka akan terjadi transisi dari aktivitas osteoklastik menjadi aktivitas osteoblastik. Peristiwa transisi ini dikenal dengan fase reversal yang terjadi selama kurang lebih 9 hari. Pembentukan tulang muncul dari kompleks peristiwa yang melibatkan proliferasi sel mesenkim primitif, diferensiasi menjadi sel prekursor osteoblas, pematangan osteoblas, pembentukan matriks (kolagen) dan akhirnya mineralisasi. Osteoblas berkumpul pada dasar kavitas resobsi dan membentuk osteoid yang mulai untuk mineralisasi setelah 13 hari. Osteoblas terus membentuk dan melakukan mineralisasi osteoid hingga kavitas terisi. Waktu kavitas terisi hingga permukaan adalah 124-168 hari pada individu normal (Fonseca, 2000)
Gambar 2.3. Penyembuhan luka setelah pencabutan gigi (Och, 2003)
SKRIPSI
POTENSI APLIKASI TOPIKAL GETAH BATANG PISANG...
SAKTYA HUTAMI PINASTITI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
17
2.3.3 Pembentukan Kolagen pada Penyembuhan Luka Pada saat jaringan mengalami jejas yang menyebabkan terbentuknya lesi atau perlukaan, maka proses penyembuhan luka tersebut merupakan fenomena yang kompleks dan melibatkan beberapa proses. Penyembuhan luka sebagai salah satu prototip dari proses perbaikan jaringan merupakan proses yang dinamis, secara singkat meliputi proses inflamasi, diikuti oleh proses fibrosis atau fibroplasia, selanjutnya remodelling jaringan dan pembentukan jaringan parut. Proses fibrosis atau fibroplasia dan pembentukan jaringan parut merupakan proses perbaikan yang melibatkan jaringan ikat yang memiliki empat komponen, pembentukan pembuluh darah baru, migrasi dan proliferasi fibroblas, deposisi ECM
(extracellular
matrix),
maturasi
dan
organisasi
jaringan
fibrous
(remodelling). Dari keseluruhan proses yang telah disebutkan di atas, fibroblas memiliki peran penting pada proses fibrosis yang melibatkan dua dari keempat komponen di atas yaitu migrasi dan proliferasi fibroblas serta deposisi ECM oleh fibroblas (Flavell et al, 2008). Pada proses inflamasi terjadi perubahan vaskuler yang mempengaruhi besar, jumlah, dan permeabilitas pembuluh darah dan perubahan seluler yang menyebabkan kemotaksis ke arah jejas setelah proses inflamasi berkurang, dilanjutkan dengan proses fibrosis tahap awal yaitu migrasi dan proliferasi di daerah jejas. Migrasi dan proliferasi fibroblas terutama dipacu oleh transforming growth factor-β (TGF-β), yaitu faktor pertumbuhan yang dihasilkan oleh jaringan granulasi yang terbentuk selama proses inflamasi. Migrasi dan peningkatan proliferasi fibroblas di daerah jejas akan meningkatkan sintesis kolagen dan fibronektin, serta peningkatan deposisi matriks ekstraselular (Sabiston, 1997).
SKRIPSI
POTENSI APLIKASI TOPIKAL GETAH BATANG PISANG...
SAKTYA HUTAMI PINASTITI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
18
Pada tahap selanjutnya terjadi penurunan proliferasi sel endotel dan sel fibroblas, namun fibroblas menjadi lebih progresif dalam mensintesis kolagen dan fibronektin sehingga meningkatkan jumlah matriks ekstraselular yang berkurang selama inflamasi. Selain TGF-β, beberapa faktor pertumbuhan lain yang ikut mengatur proliferasi fibroblas juga membantu menstimulasi sintesis matriks ekstraselular. Pembentukan serabut kolagen pada daerah jejas merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kekuatan penyembuhan luka. Sintesis kolagen oleh fibroblas dimulai relatif awal pada proses penyembuhan (hari ke 3-5) dan berlanjut terus sampai beberapa minggu tergantung ukuran luka. Menurut Sodera & Saleh (1999), sintesis kolagen oleh fibroblas mencapai puncaknya pada hari ke5 sampai ke-7. Proses sintesis ini banyak bergantung pada vaskularisasi dan perfusi di daerah lunak, dan mencapai hasil optimal dalam lingkungan yang sedikit asam. Proses akhir dari penyembuhan luka adalah pembentukan jaringan parut, yaitu jaringan granulasi yang berbentuk spindel, kolagen, fragmen dari jaringan elastik dan berbagai komponen matriks ekstraselular. Pada saat jaringan mengalami perlukaan, maka fibroblas yang akan segera bermigrasi ke arah luka, berproliferasi dan memproduksi matriks kolagen dalam jumlah besar yang akan membantu mengisolasi dan memperbaiki jaringan yang rusak (Sabiston, 1997). Kolagen merupakan sebagian besar jenis protein dalam tubuh manusia dan hewan. Kolagen merupakan zat protein berbentuk serabut yang merupakan bagian utama jaringan ikat yang diperlukan pada keadaan- keadaan penyembuhan luka, pembentukan jaringan parut, serta pembentukan matris tulang. Sekitar 30 bentuk rantai alfa terdapat pada 14 tipe kolagen.
SKRIPSI
POTENSI APLIKASI TOPIKAL GETAH BATANG PISANG...
SAKTYA HUTAMI PINASTITI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
19
Kolagen tipe I,II,dan III merupakan kolagen interstisiil atau kolagen fibriler yang merupakan jumlah yang paling banyak. Proses penyembuhan luka pada umumnya dibagi atas beberapa fase yang masing-masing saling berkaitan yaitu fase inflamasi, proliferasi, dan maturasi. Kolagen adalah komponen kunci pada fase dari penyembuhan luka. Dalam waktu 10 jam setelah luka, telah terjadi peningkatan sintesis kolagen. Setelah lima sampai 7 hari,
sintesis kolagen mencapai puncak dan kemudian menurun
perlahan-lahan. Pada awalnya terdapat kolagen tipe III yang lebih dominan yang kemudian akan diganti oleh kolagen tipe I (Al Gwe, 1994). Sintesis kolagen diinduksi oleh sejumlah molekul meliputi faktor pertumbuhan (PDGF, bFGFm da nTGF-β) serta sitokin (interleukin 1 [IL-1] yang disekresikan oleh leukosit dan fibroblas (Kumar, 2007).
2.4 Tanaman Pisang Ambon 2.4.1 Klasifikasi dan Morfologi Klasifikasi tanaman pisang ambon yang diterima secara luas saat ini adalah sebagai berikut (Satuhu dan Supriyadi, 2008):
SKRIPSI
Division
: Magnoliophyta
Sub division
: Spermatophyta
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Commelinidae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Musaceae
Genus
: Musa
POTENSI APLIKASI TOPIKAL GETAH BATANG PISANG...
SAKTYA HUTAMI PINASTITI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
20
Species
:Musa paradisiaca var. sapientum
Gambar 2.4. Musa paradisiaca (Zafar, 2011)
Tanaman pisang merupakan tumbuhan berbatang basah yang besar, biasanya mempunyai batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun. Tangkai daun jelas beralur pada sisi atasnya, helaian daun lebar, bangun jorong (oval memanjang), dengan ibu tulang yang nyata dan tulang-tulang cabang yang menyirip dan kecilkecil. Bunga dalam suatu bunga majemuk dengan daun-daun pelindung yang besar dan berwarna merah. Masing-masing bunga mempunyai tenda bunga yang mempunyai mahkota atau jelas mempunyai kelopak dan mahkota yang biasanya berlekatan. Benang sari 6 yang 5 fertil yang satu staminoidal. Bakal buah tenggelam, beruang 3 dengan 1 bakal biji dalam tiap ruang. Tangkai putik berbelah 3-6. Buahnya buah buni atau buah kendaga (Zafar dan Akter, 2011)
Jenis pisang dibagi menjadi tiga, yaitu : (Prihatman, 2000) 1. Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu Musa paradisiaca var. sapientum, Musa nana atau disebut juga Musa cavendish, Musa sinensis. Misalnya pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan dan mas.
SKRIPSI
POTENSI APLIKASI TOPIKAL GETAH BATANG PISANG...
SAKTYA HUTAMI PINASTITI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
21
2. Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu Musa paradisiaca forma typica atau disebut Musa paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk, kepok. 3. Pisang berbiji yaitu Musa brachycarpa yang di Indonesia dimanfaatkan daunnya. Misalnya pisang batu dan klutuk. 4. Pisang yang diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca).
2.4.2 Komposisi dan Manfaat Tanaman Pisang Kandungan dan manfaat getah batang pisang bersifat mendinginkan. Zat tanin pada getah batang pisang bersifat antiseptik, sedangkan zat saponin berkhasiat mengencerkan dahak. Pisang mengandung tinggi kalium yang bermanfaat melancarkan air seni. Selain itu, juga mengandung vitamin A, B, C, zat gula, air, dan zat tepung (Djoht , 2002). Pada pohon pisang terdapat berbagai kandungan yang dapat memberi manfaat bagi kita. Kandungan allantoin dan tanin yang banyak, sehingga sering digunakan untuk pengobatan pada luka, laringitis, perdarahan, dan infeksi saluran kencing. Akar dari tanaman ini, sangat bermanfaat untuk nyeri gigi, ulkus dan inflamasi pada intestinal (Pelletier and Kenneth R, 2002). Di dalam getah terdapat kandungan saponin, antrakuinon, dan tanin yang dapat berfungsi sebagai antibiotik dan penghilang rasa sakit. Selain itu, di dalam getah pisang juga terdapat kandungan lektin yang berfungsi untuk menstimulasi pertumbuhan sel kulit. Kandungan-kandungan tersebut dapat membunuh bakteri agar tidak dapat masuk pada bagian tubuh kita yang sedang mengalami luka (Priosoeryanto, 2007). Lektin merupakan protein yang mempunyai efek sebagai antitumor, obat Human Immunodeficiency Virus (HIV), antimikroba dan bersifat
SKRIPSI
POTENSI APLIKASI TOPIKAL GETAH BATANG PISANG...
SAKTYA HUTAMI PINASTITI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
22
mitogenik. Selain itu, lektin efektif melawan kanker otot pada tikus serta kanker paru-paru manusia dengan dosis masing-masing 5 dan 50 mikrogram, melalui jalur penting pada mitogen dan proliferasi sel T (Peumans et al., 2000). Lektin merupakan kelompok protein yang secara spesifik dapat berikatan dengan bagian karbohidrat tertentu dari molekul glikolipid atau glikoprotein. Mayoritas lektin adalah protein non enzim sehingga tidak mempunyai fungsi katalitik, tetapi ada beberapa lektin yang berlaku sebagai protein enzim dengan peranan katalitiknya. Tanin adalah polifenol tanaman yang berfungsi mengikat dan mengendapkan protein. Tanin juga dipakai untuk menyamak kulit. Dalam dunia pengobatan, tanin berfungsi untuk mengobati diare, menghentikan pendarahan, dan mengobati ambeien. Polifenol alami merupakan metabolit sekunder tanaman tertentu, termasuk dalam atau menyusun golongan tanin. Tanin adalah senyawa fenolik kompleks yang memiliki berat molekul 500-3000. Penelitian pada hewan dan manusia menunjukan bahwa polifenol dapat mengatur kadar gula darah seperti anti kanker, anti oksidan dan anti mikroba (Gunawan dan Mulyani, 2004).
2.5 Pemeriksaan Histopatologi Anatomi (HPA) pada Kolagen
Pemeriksaan HPA bertujuan untuk melihat perubahan sel atau jaringan pada kelainan patologis di rongga mulut untuk mendapatkan diagnosis yang akurat melalui pewarnaan jaringan konvensional maupun immunologis. Specimen dapat diperoleh melalui pap smear, stamp, biopsy ataupun material operasi.
SKRIPSI
POTENSI APLIKASI TOPIKAL GETAH BATANG PISANG...
SAKTYA HUTAMI PINASTITI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
23
2.5.1 Pewarnaan Mallory Azan Mallory Azan (MA) digunakan untuk mewarnai jaringan ikat. Pengecatan ini merupakan modifikasi dari Mallory yang sebenarnya. Pada pengecatan ini bahan yang digunakan adalah azocarmine ditambah dengan aniline-blue orange G mixture. Kolagen dan granula basofil akan tercat bewarna biru. Otot dan granula asidofili bewarna oranye sampa merah. Nukleus dan sitoplasma, merah. Fiber elastis tidak tercat, jika tercat bewarna kuning atau pink (Ronal, 2014).
\ Gambar 2.5. Pengecatan Malory Azan (Ronal, 2014)
2.5.2
Pengecatan Hematoxylin Eosin (HE) Dalam histologi, pengecatan standar atau pengecatan rutin adalah hematoxylin dan eosin, lebih dikenal sebagai pengecatan 'H & E'. Pewarnaan hematoxylin dan eosin menggunakan dua pewarna terpisah, satu pewarnaan inti dan pewarnaan sitoplasma dan jaringan ikat lainnya. Hematoxylin adalah pewarna ungu gelap yang akan mewarnai kromatin dalam inti, meninggalkan warna keunguan-biru. Eosin adalah oranye-
SKRIPSI
POTENSI APLIKASI TOPIKAL GETAH BATANG PISANG...
SAKTYA HUTAMI PINASTITI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
24
merah muda untuk pewarna merah untuk mengecat bahan sitoplasma termasuk jaringan ikat dan kolagen (Skip, 2002).
Gambar 2.6. Pewarnaan HE (Skip, 2002)
2.5.3 Pengecatan Van Giesson Van giesson adalah pengecatan yang selektif pada kolagen dan retikuli dengan pengecatan asam anilin (aniline blue, asam fuchsin, methyl blue) dari cairan asam kuat. Asam yang paling banyak digunakan adalah asam pikrik. Kolagen akan bewarna merah,epitel dan hyalin akan bewarna kuning, nukleus akan bewana biru kehitaman (George, 2010).
Gambar 2.7. Pengecatan van Giesson(George, 2010).
SKRIPSI
POTENSI APLIKASI TOPIKAL GETAH BATANG PISANG...
SAKTYA HUTAMI PINASTITI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
25
2.5.3
Pewarnaan Masson Trichome (MT) Masson Trichome adalah protokol pewarnaan tiga warna yang digunakan dalam histologi. Pewarnaan Masson Trichome digunakan untuk membedakan antara kolagen dan otot polos, serta melihat adanya peningkatan kolagen pada penyakit seperti sirosis. Pewarnaan ini memakai tiga pewarna yang bekerja secara selektif pada otot, serat kolagen, fibrin, dan eritrosit. Pewarnaan menghasilkan keratin dan otot serat bewarna merah, biru atau hijau pada kolagen dan tulang, sitoplasma merah atau pink, dan coklat gelap untuk inti sel hitam. Pada pewarnaan Masson Trichrome digunakan perendaman sampel pada
Hematoxylin
Weigert,
dan
kemudian
tiga
solusi
yang
berbeda.Hematoxylin Weigert adalah urutan tiga solusi: klorida dalam asam klorida encer, hematoxylin dalam etanol 95%, dan larutan kalium ferricyanide alkalized oleh natrium borat. Hal ini digunakan untuk pengecatan inti. Solusi A juga disebut pengecatan plasma, mengandung asam fuchsin, Xylidine Ponceau, asam asetat, dan air suling. Solusi B mengandung asam fosfomolibdat dalam air suling. Solusi C, juga disebut pengecatan serat, mengandung Fast Green FCF. Hal ini digunakan untuk pengecatan kolagen (Prophet, 1992).
SKRIPSI
POTENSI APLIKASI TOPIKAL GETAH BATANG PISANG...
SAKTYA HUTAMI PINASTITI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
26
Gambar 2.8 Pewarnaan Masson Trichome
SKRIPSI
POTENSI APLIKASI TOPIKAL GETAH BATANG PISANG...
SAKTYA HUTAMI PINASTITI