BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Jaringan Komputer
Lamle (2012: 2) mengatakan bahwa jaringan adalah sebuah grup atau sistem yang menghubungkan orang atau benda. Sedangkan pada komputer, jaringan berarti dua atau lebih komputer yang saling berbagi sumber daya berupa data, perangkat, koneksi internet, atau kombinasi dari semuanya. Jaringan
komputer
merupakan
sekelompok
komputer
yang
saling
dihubungkan satu sama lainnya, menggunakan suatu media dan protokol komunikasi tertentu, sehingga dapat saling berbagi data dan informasi. Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi yang lebih efisien antar pemakai. Jaringan komputer adalah sekelompok komputer yang saling menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat berbagi data atau informasi dan perangkat keras seperti printer, scanner, maupun hard disk serta memungkinkan komunikasi secara elektronik. Adapun keuntungan dalam megunakan jaringan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
2.2
•
Penggunaan sumber daya: berbagi printer, penyimpanan media
•
Komunikasi: instant messaging, electronic mail, voip
•
Akses informasi: web browsing
Klasifikasi Jaringan 2.2.1 Berdasarkan Jarak Berdasarkan geografisnya jaringan komputer terbagi menjadi jaringan wilayah lokal atau local area network (LAN), jaringan wilayah metropolitan atau metropolitan area network (MAN) dan jaringan wilayah luas atau wide area network (WAN). •
Local Area Network (LAN) adalah sebuah jaringan individual biasanya
mencakup 5
daerah
geografis
yang
tunggal,
6 menyediakan layanan dan aplikasi untuk orang-orang dalam struktur organisasi umum, seperti bisnis tunggal, kampus atau wilayah. Jaringan jenis ini disebut Local Area Network (LAN). Sebuah LAN biasanya dikelola oleh satu organisasi. Kontrol administratif yang mengatur kebijakan keamanan dan kontrol akses ditegakkan pada tingkat jaringan.
Gambar 2.1 Contoh LAN (CompTIA Network+, Todd Lamle, 2012, p4) Dalam LAN, biasanya terdapat beberapa perangkat yang sering dipakai diantaranya adalah :
Workstation Workstations adalah komputer yang sangat canggih yang memiliki lebih dari satu CPU (Central Processing Unit) dan sumber dayanya bisa diakses oleh pengguna jaringan apabila dibutuhkan. Sekarang ini, workstation biasanya disebut server. Pada workstation inilah biasanya sumber daya yang dibutuhkan oleh client berada, contohnya printer.
Server Server juga merupakan komputer yang sangat canggih. Dinamakan server karena mereka melayani (serve) jaringan komputer dan menjalankan software khusus yang diperuntukkan dalam beberapa fungsi, diantaranya adalah :
7 File server Menyimpan dan membagikan file. Mail server Bertindak sebagai “kantor pos” pada jaringan yang mengatur jalannya e-mail. Print server Mengatur printer yang berada pada jaringan Web server Mengatur aktivitas berupa web-based yang menjalankan Hyper Text Transfer Protocol (HTTP) untuk menyimpan dan mengakses halaman web. Fax server Bertugas untuk mengirim dan menerima fax lewat jaringan. Application server Mengatur aplikasi dalam jaringan. Telephony server Mengatur call center dan call routing yang dapat disebut juga sebagai answering machine. Remote access server Memberikan akses kepada pengguna secara remote melalui jaringan dan koneksi internet. •
Metropolitant Area Network (MAN) adalah sebuah jaringan komputer yang mencakup daerah yang lebih luas dari jaringan LAN. MAN merupakan gabungan dari LAN dengan transfer data berkecepatan tinggi yang menghubungkan berbagai lokasi seperti kantor pusat dengan kantor cabang.
Gambar 2.2 Contoh MAN (http://www.perle.com/images/man.jpg)
8 •
Wide Area Network (WAN) adalah sebuah jaringan komputer yang mencakup area yang sangat besar, biasanya meliputi kota, negara dan benua. WAN membutuhkan perangkat jaringan khusus yang dirancang untuk membuat interkoneksi antar LAN. Ada beberapa poin yang membedakan LAN dengan WAN, diantaranya adalah :
WAN biasanya memerlukan router khusus, WAN mencakup wilayah geografis yang lebih luas dan dapat menyatukan beberapa lokasi sekaligus, WAN biasanya memiliki kecepatan yang lebih lambat dibandingkan LAN, WAN dapat menggunakan jalur data private ataupun public, seperti jalur telepon.
Kita mendapatkan istilah internet dari kata internetwork. Internetwork adalah tipe dari LAN dan WAN yang menyambungkan banyak sekali jaringan komputer. Pada internetwork, host tetap menggunakan hardware address untuk berkomunikasi dengan host lainnya, namun host menggunakan IP Address untuk berkomunikasi dengan host yang berbeda router. Router adalah perangkat yang menyebabkan ini semua dapat terjadi. Tiap koneksi pada router adalah jaringan logical yang berbeda. Contohnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.3 Contoh Internetwork (CompTIA Network+, Todd Lamle, 2012, p8)
9 Internet adalah contoh terbesar dari distributed WAN, yaitu sebuah jaringan besar yang terdiri dari banyak sekali komputer yang saling terhubung pada banyak sekali lokasi yang berbeda.
2.2.2 Berdasarkan Tipe Transmisi Jenis jaringan berdasarkan teknologi transmisi dibagi menjadi dua, yaitu: •
Jaringan broadcast: metode pengiriman data, dimana data dikirim ke banyak titik sekaligus, tanpa melakukan pengecekan apakah titik tersebut siap atau tidak, atau tanpa memperhatikan apakah data itu sampai atau tidak. Jika data yang diterima adalah sebagai informasi yang dibutuhkan sebuah perangkat, maka data tersebut akan diproses sesuai dengan kebutuhan perangkat, jika bukan data akan diabaikan.
•
Jaringan
point-to-point:
terdiri
dari
beberapa
pasang
perangkat yang saling terhubung satu sama lain secara langsung.
2.2.3 Berdasarkan Fungsi Dalam Memproses Data Sebuah jaringan memiliki metode khusus dalam pertukaran data yang mana ada yang bertugas sebagai server dan ada yang bertugas sebagai client. Oleh karena itu berdasarkan fungsi dalam memproses data pada jaringan dibagi menjadi dua, yaitu: •
Client-server merupakan jaringan komputer yang memiliki komputer
khusus
yang
didedikasikan
sebagai
server,
sedangkan komputer lainnya sebagai client. Dimana fungsi utama sebagai server adalah memberikan akses kepada client atas apa yang client butuhkan. Sedangkan client akan melakukan permintaan layanan kepada server. Kelebihan penggunaan jaringan client-server adalah sebagai berikut: o Memberikan keamanan jaringan yang lebih baik. o Mudah dalam mengontrol jaringan walaupun jaringan berskala besar, hal ini disebabkan pusat kontrol jaringan terpusat.
10 o Semua data dan fasilitas terletak pada lokasi yang terpusat. Sedangkan kekurangan penggunaan jaringan client-server adalah sebagai berikut: o Dibutuhkan spesifikasi yang khusus untuk penggunaan komputer server. o Dibutuhkan seorang administrator yang handal dan profesional. o
Semua
proses
pada
jaringan
bergantung
pada
komputer.
Gambar 2.4 Contoh Client-Server (CompTIA Network+, Todd Lamle, 2012, p11) •
Peer-to-peer merupakan jaringan komputer dimana setiap host dapat menjadi server ataupun client secara bersamaan. Jaringan peer-to-peer terbentuk ketika suatu sumber informasi pada suatu komputer tertentu ingin diakses secara langsung oleh komputer-kompter lainnya. Dengan kata lain pada jaringan peer-to-peer tidak ada sebuah komputer yang dikhususkan sebagai client ataupun server yang memiliki kemampuan
khusus
untuk
mengorganinasikan
dan
menyediakan fasilitas jaringan. Jadi pada jaringan ini tidak ada satupun komputer yang bertanggung jawab atas seluruh jaringan. Adapun kelebihan dalam penggunaan jaringan secara peer-to-peer adalah sebagai berikut:
11 o Antara komputer yang terdapat pada satu jaringan dapat berbagi-pakai sumber daya yang dimilikinya. o Biaya instalasi lebih murah,karena tidak membutuhkan adanya server. o Kelangsungan kerja jaringan tidak terantung pada satu server. Sedangkan kekurangan penggunaan jaringan peer-to-peer adalah sebagai berikut: o Troubleshooting jaringan relatif lebih sulit, karena pada jaringan tipe peer to peer setiap komputer dimungkinkan untuk terlibat dalam komunikasi yang ada. o Unjuk kerja lebih rendah dibandingkan dengan jaringan client - server, karena setiap komputer/peer disamping harus mengelola fasilitas jaringan juga harus mengelola pekerjaan atau aplikasi sendiri. o Sistem keamanan jaringan ditentukan oleh masingmasing user dengan mengatur masing- masing fasilitas yang dimiliki.
Gambar 2.5 Contoh Peer-to-Peer (CompTIA Network+, Todd Lamle, 2012, p11)
2.2.4 Berdasarkan Media Transmisi Data
12 •
Jaringan berkabel (wired network), pada jaringan jenis ini dibutuhkan media perantara berupa kabel jaringan dalam pertukaran data antara perangkat satu dengan perangkat lainnya.
•
Jaringan nirkabel (wireless network), sedangkan jaringan jenis ini tidak membutuhkan media perantara berupa kabel dalam pertukaran data. Jaringan jenis ini menggunakan perantara berupa gelombang elektromagnetik yang akan mengirimkan data.
2.3
Topologi Jaringan Topologi jaringan merupakan sebuah desain jaringan komputer yang akan
dibentuk, serta menjelaskan bagaimana komputer-komputer tersebut dapat saling berhubungan satu dengan lainnya. Dengan topologi jaringan kita dapat dengan mudah memahami dan mengontrol jalur lalu lintas data yang terjadi pada sebuah sistem jaringan. Adapun macam macam topologi jaringan yang terdiri dari:
1.
Topologi Bus Topologi ini merupakan topologi paling awal yang digunakan untuk menghubungkan komputer. Pada topologi ini setiap terminal terhubung ke jalur komunikasi. Media transmisi yang digunakan pada topologi ini hanya menggunakan satu kabel panjang dengan dilengkapi beberapa terminal, dan pada akhir kabel tersebut harus diakhiri oleh satu terminator. Jika alamat terminal sesuai dengan alamat pada informasi yang dikirim, maka informasi tersebut akan diterima dan diproses. Jika tidak, informasi tersebut akan diabaikan terminal yang dilewatinya.
13
Gambar 2.6 Topologi Bus (CompTIA Network+, Todd Lamle, 2012, p13)
Kelebihan Topologi Bus : o Pengembangan jaringan atau penambahan server baru dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu server lain. o Pemasangan dan konfigurasi yang mudah. o Jarak LAN tidak terbatas. o Kecepatan pengiriman tinggi. o Tidak diperlukan pengendalian pusat.
Kekurangan Topologi Bus : o Bila terjadi gangguan di sepanjang kabel maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan. o Diperlukan repeater untuk menguatkan sinyal pada pemasangan jarak jauh.
2.
Topologi Star Topologi star memiliki sebuah terminal yang berada pada node pusat/tengah, yang berfungsi sebagai pengatur serta pengendali semua komunikasi yang terjadi ke setiap node atau pengguna. Terminal pusat akan menyediakan jalur komunikasi khusus pada dua terminal yang akan saling berkomunikasi. Topologi jaringan ini termasuk dalam kategori topologi jaringan dengan tingkat biaya menengah.
14
Gambar 2.7 Topologi Star (CompTIA Network+, Todd Lamle, 2012, p14)
Kelebihan Topologi Star : o Kerusakan pada satu saluran hanya akan memengaruhi jaringan pada saluran tersebut dan station yang terpaut. o Tingkat keamanan termasuk tinggi. o Tahan terhadap lalu lintas jaringan yang sibuk. o Penambahan dan pengurangan station dapat dilakukan dengan mudah. o Akses Kontrol terpusat. o Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan pengelolaan jaringan. o Paling fleksibel
Kelemahan Topologi Star : o Jika node tengah mengalami kerusakan, maka seluruh rangkaian akan berhenti. o Boros dalam pemakaian kabel. o Hub jadi elemen kritis karena kontrol terpusat. o Peran hub sangat sensitif sehingga ketika terdapat masalah dengan hub maka jaringan tersebut akan down. o Jaringan tergantung pada terminal pusat.
15 3.
Topologi Ring Untuk membentuk topologi ring, setiap sentral harus dihubungkan secara rangkaian seri satu dengan yang lain dan hubungan ini akan membentuk loop tertutup. Dalam sistem ini, setiap sentral harus dirancang agar dapat berinteraksi dengan sentral yang berdekatan maupun berjauhan. Dengan demikian kemampuan melakukan switching ke berbagai arah sentral.
Gambar 2.8 Topologi Ring (CompTIA Network+, Todd Lamle, 2012, p15)
Kelebihan Topologi Ring : o Aliran data mengalir lebih cepat karena dapat melayani data dari kiri atau kanan dari server. o Dapat melayani aliran lalulintas data yang padat, karena data dapat bergerak ke kiri atau ke kanan. o Waktu untuk mengakses data lebih optimal.
Kelemahan Topologi Ring : o Penambahan terminal /node menjadi lebih sulit bila port sudah habis. o Jika salah satu terminal mengalami kerusakan, maka semua terminal pada jaringan tidak dapat digunakan.
4.
Topologi Mesh Topologi jaringan ini menerapkan hubungan antar sentral secara penuh. Tingkat kerumitan jaringan sebanding dengan meningkatnya jumlah
16 sentral yang terpasang. Topologi ini disamping kurang ekonomis juga relatif mahal dalam pengoperasiannya.
Gambar 2.9 Topologi Mesh (CompTIA Network+, Todd Lamle, 2012, p4)
Kelebihan Topologi Mesh : o Keuntungan utama dari penggunaan topologi mesh adalah fault tolerance. o Terjaminnya kapasitas channel komunikasi, karena memiliki hubungan yang berlebih. o Relatif lebih mudah untuk dilakukan troubleshoot.
Kekurangan Topologi Mesh : o Sulitnya pada saat melakukan instalasi dan melakukan konfigurasi ulang saat jumlah komputer dan peralatan-peralatan yang terhubung semakin meningkat jumlahnya. o Butuh biaya yang besar untuk pemeliharaan.
5.
Topologi Point-to-point : Dalam topologi ini, kita memiliki koneksi langsung dengan dua router atau dua perangkat jaringan. Perangkat ini dapat disambungkan menggunakan kabel yang menjadikan physical network, atau secara wireless yang menjadikan logical network. Biasanya kita dapat menemukan topologi ini pada jaringan WAN, yang biasanya merupakan sambungan wireless untuk menyambungkan komputer pada dua bangunan yang berbeda.
17
Gambar 2.10 Topologi Point-to-Point (CompTIA Network+, Todd Lamle, 2012, p17)
6.
Topologi Point-to-multipoint : Topologi ini merupakan perkembangan dari topologi point-to-point. Topologi ini terdiri dari koneksi 1 buah router sebagai sumber dan beberapa router sebagai tujuannya. Tiap router dan seluruh interface nya adalah bagian dari topologi ini. Topologi ini biasa diterapkan untuk menghubungkan beberapa gedung secara wireless yang dikarenakan tidak memungkinkannya apabila menggunakan kabel.
Gambar 2.11 Topologi Point-to-Multipoint (CompTIA Network+, Todd Lamle, 2012, p18)
18 2.4
Perangkat Jaringan 2.4.1 Router Router
adalah
perangkat
jaringan
yang
digunakan
untuk
mengkoneksikan network segment secara bersamaan. Router bertugas untuk meneruskan paket data agar bisa sampai pada tujuannya. Router yang dikonfigurasikan dengan baik dapat menentukan keputusan terbaik untuk paket data agar bisa sampai dengan tujuannya. Biasanya router terdapat pada dua atau lebih jaringan komputer, contohnya pada jaringan LAN dan jaringan ISP. Router mengolah informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan berdasarkan performa dari jaringan tempat ia berada. Biasanya router untuk SOHO (Small Office, Home Office) menyediakan akses melalui kabel maupun wireless tanpa harus dikonfigurasikan terlebih
dahulu.
Namun
penulis
sarankan
agar
selalu
mengkonfigurasikan router sebelum digunakan agar dapat mencapai performa yang optimal. Router bertindak seperti komputer yang memiliki operating system nya sendiri, contohnya Cisco IOS yang memungkinkan mereka untuk dikonfigurasikan lebih spesifik seperti pengimplementasian fitur firewall.
Gambar 2.12 Router (http://img.hexus.net/v2/router/TPLink/WDR3600/FrontB.jpg)
19
2.4.2 Switch Switch mengkoneksikan network segment bersamaan seperti layaknya hub, namun dengan tiga pembeda utama yaitu : 1. Switch mengetahui MAC address sumber serta tujuan pada paket data, 2. Switch mengetahui port mana yang menjadi sumber dan mana yang menjadi tujuan, 3. Jika switch tidak bisa mengetahui tujuan dari paket data, ia akan membanjiri seluruh port dengan paket data kecuali port dari tempat paket data tersebut berasal. Sedangkan hub tidak seperti demikian, hub hanya mengirim apapun yang ia terima dari satu port menuju ke semua port. Switch dibagi menjadi dua tipe, yaitu : 1. Managed Switch Switch tipe ini memungkinkan konfigurasi IP Address untuk manajemen dengan
aplikasi
seperti
SNMP
dan
memungkinkan
port
tertentu
dikonfigurasikan untuk fitur tertentu, contohnya port mirroring dari port 1 di-mirror ke port 24. 2. Unmanaged Switch Switch tipe ini tidak memiliki fitur-fitur seperti pada managed switch. Switch tipe ini hanya dapat melakukan operasi mendasar pada switching ,contohnya menentukan paket data yang berasal dari port 12 harus diteruskan menuju port 18.
Gambar 2.13 Switch (http://images.amazon.com/images/G/01/electronics/detailpage/B003AVN1PM_3.jpg)
20
2.4.3 Hub Hub adalah perangkat yang mengkoneksikan seluruh network segment pada topologi star. Tiap device pada jaringan terkoneksi langsung menuju hub menggunakan satu kabel dan digunakan untuk mengkoneksikan ke device lainnya tanpa membuat segment baru pada jaringan. Seluruh transmisi pada satu port akan dikirimkan ke seluruh port pada hub, sehingga CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Access with Collision Detection) dapat memantau apabila terjadi collision pada paket data. Pada dasarnya, apabila ada sebuah paket data broadcast, seluruh device akan menerima paket data tersebut, namun hanya penerima yang dituju yang akan mendengarnya. Hub bekerja seperti repeater, yang tidak dapat mengenali frame dan struktur data. Sehingga jaringan komputer yang menggunakan hub berpotensi besar terjadi collision pada paket data, yang menyebabkan hub tidak direkomendasikan untuk jaringan komputer pada perusahaan.
Gambar 2.14 Hub (http://www.hw-group.com/products/poseidon/images/SHub_800.jpg)
21
2.4.4 Network Interface Card Network
Interface
Card
(NIC)
adalah
perangkat
yang
memungkinkan komputer untuk dapat terkoneksi dengan jaringan komputer. Ia menyediakan koneksi baik dapat berupa kabel maupun wireless. NIC sekarang ini biasanya sudah terdapat secara built-in pada motherboard komputer berupa port ethernet untuk koneksi yang menggunakan kabel, sedangkan untuk koneksi secara wireless dapat menggunakan NIC yang dipasang pada slot PCI atau pada port USB.
Gambar 2.15 NIC Ethernet untuk slot PCI (http://www.mastermagazine.info/termino/wpcontent/uploads/nic1.jpg)
Gambar 2.16 NIC Wireless untuk slot PCI
22 (http://img5a.flixcart.com/image/network-nic/t/k/h/digisolwireless-150n-pci-adapter-400x400-imad9wv2ecqa3bm2.jpeg)
Gambar 2.17 NIC Wireless untuk slot USB (http://images.geeksimages.com/imageshare/A/300x300/AE2500RM-FB-R-unit.jpg)
Namun, pada komputer laptop biasanya NIC sudah terpasang secara built-in baik yang berupa koneksi menggunakan kabel pada port ethernet maupun koneksi secara wireless menggunakan Wi-Fi. NIC yang menggunakan kabel ethernet biasanya terdapat dua buah lampu LED, satu lampu menunjukkan status koneksi dan yang lainnya menunjukkan aktivitas koneksi, biasanya berkedip-kedip.
2.4.5 Wireless Access Point Wireless Access Point adalah perangkat jaringan komputer yang berguna untuk mengubah jaringan yang menggunakan kabel (wired) menjadi wireless. Pada pengimplementasiannya, wireless access point digunakan juga sebagai Wi-Fi untuk mempermudah mobile device agar dapat terkoneksi ke jaringan secara wireless. Biasanya wireless access point mendukung banyak standardisasi wireless, seperti 802.11 a/b/g/n dan yang terbaru adalah ac. Ini membuatnya menjadi perangkat yang sangat berguna bagi bermacammacam device lainnya untuk dapat terkoneksi ke jaringan walaupun
23 mereka memiliki standardisasi yang berbeda-beda antar satu device dengan device lainnya.
Gambar 2.18 Wireless Access Point (http://infotheek.com/rent/wp-content/uploads/2014/06/access-point.jpg)
2.4.6 Wireless Range Extender Wireless Range Extender adalah perangkat yang berguna untuk memperkuat sinyal wireless dari SSID yang telah ada, baik itu berasal dari router, wireless access point, atau lainnya. Ia berfungsi sebagai repeater sehingga seluruh informasi yang terdapat pada SSID yang menjadi sumbernya akan ia salin baik itu frekuensi dimana ia beroperasi, nama dari SSID sumber sampai dengan standardisasi wireless yang digunakan. Wireless Range Extender yang lebih baru bahkan dapat menyalin MAC Address sumber, dapat membuat SSID baru, dan bahkan bertindak sebagai wireless adapter untuk perangkat yang masih menggunakan port ethernet dan tidak dapat diganti secara langsung (contoh : PlayStation 3, Xbox 360, Bluray Player, Smart TV). Dalam pengimplementasiannya, perangkat ini sangat berguna khususnya ketika pengguna ingin memperkuat sinyal suatu SSID wireless access point tanpa harus mengganti dengan yang lebih mahal hanya karena jarak wireless yang lebih luas, selain itu dapat digunakan juga pada kondisi apabila sinyal wireless mulai melemah pada satu tempat saja.
24
Gambar 2.19 Wireless Range Extender (http://www.techpowerup.com/img/13-09-12/TP-LINK_TLWA850RE_02.jpg)
2.5
Model Referensi TCP/IP Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) awalnya dibuat oleh Department of Defense di Amerika Serikat untuk memastikan dan menjaga integritas data, serta menjaga komunikasi apabila terjadi perang. Sehingga apabila TCP/IP dirancang dan diimplementasikan dengan baik, jaringan komputer dapat benar-benar solid, dan dapat diandalkan.
2.5.1 Transmission Control Protocol/Internet Protocol RFC (Request For Comments) yang paling awal diterbitkan pada bulan April 1974, yang membuka jalannya Internet dan protokolnya. Tiap protokol ini dijelaskan pada RFC, yang kemudian diobservasi, dijaga, diisi, dan disimpan oleh IETF (Internet Engineering Task Force). TCP mulai masuk pada tahun 1974. Pada 1978, TCP dibagi menjadi dua jenis yaitu TCP dan IP. Lalu pada 1983, TCP/IP menggantikan NCP (Network Control Protocol) dan disahkan menjadi sarana transportasi data resmi ARPAnet. ARPAnet adalah awal dari Internet, yang dibuat oleh ARPA (Advanced Research Projects Agency) pada tahun 1957 yang kemudian diubah namanya menjadi DARPA.
25 Sebagian besar pengembangan TCP/IP dibuat di UC Berkeley, California. Karena TCP/IP berkembang begitu cepat dan dapat bekerja dengan sangat baik, ia digunakan di universitas dan institusi lainnya. Sehingga TCP/IP menjadi sebuah shareware dan dapat digunakan pada bermacam-macam hardware maupun software. Hasilnya adalah basis dari Internet sekarang ini dan juga Intranet pada perusahaan.
2.5.2 Perbandingan Dengan OSI Pada dasarnya, TCP/IP adalah versi ringkas dari OSI, yang terdiri dari 4 layer jika dibandingkan dengan OSI yang terdiri dari 7 layer.
Gambar 2.20 Perbandingan TCP/IP (DoD) dengan OSI (CompTIA Network+, Todd Lamle, 2012, p159)
Keempat layer tersebut adalah : 1. Process / Application Layer Layer ini mendefinisikan protokol untuk komunikasi aplikasi antar node dan juga mengatur User Interface.
26 2. Host-to-Host Layer Layer ini memparalelkan fungsi dari Transport Layer pada OSI, yang mendefinisikan protokol untuk aplikasi dan juga membuat komunikasi yang dapat diandalkan agar memastikan pengiriman data yang bebas error. Ia juga mengatur dan menjaga integritas data. 3. Internet Layer Layer ini mirip seperti layer Network pada OSI, yang memberi protokol kepada pengiriman data ke seluruh jaringan. Ia memberikan IP Address pada host dan juga mengatur rute paket data antar jaringan. 4. Network Access Layer Layer ini memonitor pertukaran data antar host dan antar jaringan. Ia juga memantau address pada hardware dan mendefinisikan protokol untuk pertukaran data secara physical.
2.5.3 Protokol 2.5.3.1 Telnet Telnet memungkinkan pengguna pada remote client, yang disebut Telnet Client untuk dapat mengakses sumber daya yang berada di Telnet Server. Telnet membuat client nya seolah-olah terkoneksi langsung dengan jaringan, padahal sebenarnya melewati software shell yaitu virtual terminal yang dapat berinteraksi dengan remote host nya. Telnet tidak memiliki enkripsi atau sistem keamanan, yang sekarang ini mulai digantikan oleh SSH (Secure Shell).
2.5.3.2 FTP File
Transfer
Protocol
memungkinkan pengguna
adalah
protokol
yang
untuk mentransfer file antar
jaringan, namun FTP bukan hanya protokol melainkan juga program.
27 Jika dioperasikan oleh aplikasi, maka FTP menjadi protokol, dan jika dioperasikan untuk berbagi file maka FTP menjadi program agar dapat mengakses suatu direktori dan melakukan operasi file disana seperti membaca, menulis dan memindahkan file.
2.5.3.3 SFTP Secure File Transfer Protocol digunakan apabila pengguna ingin mentransfer
file
yang
terenkripsi.
SFTP
menggunakan
SSH
yang
mengenkripsi koneksinya. Selain enkripsi, SFTP lebih kurang sama dengan FTP.
2.5.3.4 TFTP Trivial File Transfer Protocol adalah versi minim dan standar dari FTP, namun TFTP dapat sangat berguna karena sangat mudah digunakan dan lebih cepat. Namun, TFTP tidak memiliki fungsi untuk melihat direktori seperti pada FTP, mengirim data dalam block yang lebih kecil, dan tidak ada authentication. TFTP hanya bisa digunakan untuk mengirim dan menerima file saja.
2.5.3.5 SMTP Simple Mail Transfer Protocol, adalah protokol yang mengatur e-mail yang sistem kerjanya adalah mengumpulkan pesan tersebut ke suatu media penyimpanan. Kemudian server pada tujuan pesan tersebut melakukan pengecekan terhadap antrian pesan. Ketika ada antrian terdeteksi, server akan mengirim pesan tersebut ke tujuannya. Singkatnya,
protokol SMTP digunakan untuk mengirim pesan,
sedangkan protokol POP digunakan untuk menerima pesan.
2.5.3.6 POP Post Office Protocol menyediakan fasilitas media penyimpanan untuk pesan yang masuk, dan versi terbarunya disebut POP3. Pada dasarnya, protokol ini bekerja ketika client tersambung pada server POP, pesan yang ditujukan kepadanya akan muncul untuk kemudian diunduh. Setelah itu
28 interaksi antara server dan client putus dan kemudian pesan tersebut dapat dibaca, diganti, atau dihapus. Namun sekarang POP sudah mulai tergantikan oleh IMAP.
2.5.3.7 IMAP Internet
Message
Access
Protocol
bertugas
untuk
mengontrol
pengunduhan pesan dan menjaga keamanan pesan. Dengan IMAP, pengguna dapat mengintip pesan dengan hanya melihat header dari pesan tersebut tanpa harus mengunduh pesan secara keseluruhan. IMAP dapat melakukan pencarian pesan berdasarkan subject, header, ataupun isinya. IMAP yang terbaru adalah IMAP4.
2.5.3.8 RDP Remote Desktop Protocol adalah protokol yang dibuat dan dipatenkan oleh Microsoft. Ia memungkinkan pengguna untuk dapat mengkoneksikan ke komputer lain secara remote. Perbedaannya dengan Telnet adalah apabila pada Telnet menggunakan command line maka pada RDP menggunakan GUI (Graphical User Interface). Client RDP sudah terpasang secara langsung pada OS (Operating System) Windows, sedangkan Server RDP disebut Remote Desktop Services yang bisa dikonfigurasikan langsung pada OS Windows dengan menjalankan program Remote Desktop Connection.
2.5.3.9 SIP Session Initiation Protocol adalah protokol yang digunakan untuk komunikasi multimedia seperti voice call, video call, video conference, dan online game pada Internet.
2.5.3.10 RTP Realtime
Transport
Protocol
adalah
protokol
standar
untuk
mengirimkan paket data berupa video dan audio lewat Internet. Umumnya digunakan
untuk
media
streaming,
PTT
(Push
To
Talk),
menjadikannya standar dalam VoIP (Voice over Internet Protocol).
yang
29
2.5.3.11 SNMP Simple
Network
mengumpulkan
dan
Management memanipulasi
Protocol
adalah
informasi
protokol
pada
jaringan.
yang Ia
mengumpulkan data dengan melakukan polling pada device yang terhubung dengan jaringan dalam jangka waktu yang tertentu atau acak. SNMP menerima baseline yaitu sebuah laporan bahwa jaringan baik-baik saja sehingga ia dapat digunakan sebagai pengawas pada jaringan. Pengawas / watchdog pada jaringan disebut sebagai agent dan apabila ada suatu hal yang mencurigakan, agent akan mengirimkan trap kepada management.
2.5.3.12 SSH Secure Shell adalah protokol yang membuat sistem keamanan untuk digunakan pada log in ke suatu sistem, menjalankan program pada sistem secara remote, dan memindahkan file dari satu sistem ke sistem lainnya. Semuanya dilakukan dengan enkripsi yang kuat pada koneksinya.
2.5.3.13 HTTP Hypertext Transfer Protocol membuat konten pada website yang berupa gambar, teks, dan link dapat diakses. Ia digunakan untuk mengatur komunikasi antar web browser dan web server agar dapat membuka sumber daya yang dituju dimanapun penggunanya berada.
2.5.3.14 HTTPS Hypertext Transfer Protocol Secure adalah versi yang lebih aman daripada HTTP. Ia digunakan apabila web browser pengguna dibutuhkan untuk pengisian formulir, sign in, pembelian barang, maupun membuka pesan enkripsi.
2.5.3.15 NTP Network Time Protocol dibuat oleh Profesor David Mills di University of Delaware yang dibuat untuk menyamakan waktu antar satu komputer dengan komputer lainnya. Walaupun terlihat sangat sederhana namun
30 manfaatnya sangatlah besar. Bayangkan apabila database pada server mencatat file yang datang dari komputer A memiliki time stamp jam 10.05 sedangkan jam pada server adalah 10.10, setelah itu datang file dari komputer B dengan time stamp jam 10.07. Jika ini terjadi terus-menerus maka dapat mengakibatkan terjadinya crash pada server. Dengan adanya NTP maka hal seperti ini dapat dicegah.
2.5.3.16 IGMP Internet Group Management Protocol adalah protokol yang digunakan untuk mengatur sesi IP multicast. Ia mengirimkan pesan IGMP unik ke seluruh jaringan untuk mengetahui host mana yang menjadi milik grup multicast mana. Pesan IGMP sangat berguna untuk melacak anggota grup.
2.5.3.17 TCP Transmission Control Protocol mengambil block informasi yang besar dari aplikasi dan memecahnya dalam beberapa segment. Ia memberi nomor pada tiap segment sehingga proses TCP tujuan dapat menyusun kembali sesuai dengan urutan awal. Setelah segment ini dikirim, TCP menunggu pesan ACK (Acknowledgement) dan mengirim ulang segment yang belum menerima ACK. Sesi ini disebut call setup atau three way handshake. Data kemudian ditransfer, dan setelah transfer selesai akan terjadi call termination yang mengakhirinya. TCP adalah protokol full duplex yang dapat diandalkan dan akurat. 2.6
Model Referensi OSI
Iwan Sofana (2012, p92) mengatakan model OSI menjadi semacam referensi atau acuan bagi siapa saja yang ingin memahami cara kerja jaringan komputer. OSI (Open Systems Interconnection) dibuat oleh ISO (International Organization for Standardization) pada tahun 1977 dan selesai pada tahun 1984. OSI memiliki 7 layer.
2.6.1 OSI Layer Tujuh layer yang terdapat pada OSI adalah sebagai berikut : • •
Application Presentation
31 • • • • •
Session Transport Network Data Link Physical
Gambar 2.21 OSI Model (https://learningnetwork.cisco.com/servlet/JiveServlet/showImage/2-393545248613/OSI-TCP-Model-v1.png) 2.6.1.1 Application Layer Layer ini berfungsi sebagai user interface aplikasi dengan pengguna. Aplikasi yang dimaksud adalah program komputer yang terhubung dengan jaringan. Protokol yang ada pada layer ini adalah HTTP, FTP, SMTP.
2.6.1.2 Presentation Layer Layer ini bertugas untuk mentranslasikan format data pada aplikasi menjadi format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan.
2.6.1.3 Session Layer
32 Layer
ini
bertugas
untuk
memulai,
mengontrol,
sampai
mengakhiri komunikasi pada jaringan. Komunikasi ini dapat berlangsung dalam tiga mode, yaitu : •
Simplex : Data dikirimkan satu arah saja,
•
Half Duplex : Data dikirimkan dua arah namun bergantian,
•
Full Duplex : Data dikirimkan dua arah secara bersamaan.
Gambar 2.22 Perbandingan Simplex, Half Duplex, dan Full Duplex (http://www.thenetworkencyclopedia.com/imagens/f23.jpg)
2.6.1.4 Transport Layer Layer ini bertugas untuk memecahkan data menjadi paket-paket yang lebih kecil dan memberikan nomor urut sehingga paket-paket tersebut dapat disusun kembali pada tujuannya. Paket yang berhasil diterima akan diberi tanda ACK (Acknowledgement) dan paket yang tidak diberi ACK akan dikirim ulang.
2.6.1.5 Network Layer Layer ini bertugas untuk mengontrol operasi subnet dan memberikan IP Address, membuat header pada paket data, dan melakukan routing.
33
2.6.1.6 Data Link Layer Layer
ini
bertugas
untuk
menentukan
bit-bit
data
dikelompokkan menjadi frame. Layer ini juga mengatur flow control, pengalamatan MAC (Media Access Control) Address pada perangkat, error detection, dan menentukan perangkat jaringan seperti switch, hub, dan bridge dapat bekerja.
2.6.1.7 Physical Layer Layer ini bertugas untuk memproses data menjadi bit dan mentransferkannya melalui media fisik seperti kabel ataupun secara nirkabel melewati gelombang radio.
2.7
Jaringan Nirkabel 2.7.1 Definisi Jaringan Nirkabel Transmisi sinyal menggunakan spesifikasi IEEE 802.11 bekerja mirip seperti transmisi data menggunakan kabel ethernet. Dua-duanya adalah komunikasi dua arah dan dua-duanya adalah half-duplex. WLAN (Wireless LAN) menggunakan frekuensi radio yang dipancarkan ke udara melalui antena yang membuat gelombang radio. Gelombang ini dapat diserap, dibiaskan, maupun dipantulkan oleh dinding, air, dan permukaan lainnya yang menyebabkan lemahnya kekuatan sinyal. Inilah yang menjadikan kelemahan dari WLAN yang tidak terdapat jika menggunakan kabel, namun karena kelebihannya yang jauh lebih banyak ketika diimplementasikan maka perkembangan WLAN menjadi sangat cepat saat ini. Apabila pengguna menggunakan frekuensi yang tinggi, maka ia akan mendapatkan data rate yang lebih tinggi namun dengan jangkauan yang lebih sempit. Sedangkan sebaliknya apabila pengguna menggunakan frekuensi yang rendah, maka ia akan mendapatkan data rate yang lebih rendah namun jangkauannya lebih luas. Standardisasi 802.11 dibuat dengan tujuan agar pengguna dapat memasang dan mengoperasikan perangkat WLAN tanpa biaya lisensi
34 tambahan. Sehingga menjamin perangkat WLAN dapat saling berkomunikasi walaupun berasal dari wilayah atau negara yang berbeda. Berikut ini adalah tabel beberapa lembaga wireless di dunia :
Tabel 2.1 Beberapa Lembaga Wireless di Dunia Nama
Tujuan
Website
Institute of Electrical Membuat and
dan www.ieee.org
Electronics menentukan
Engineers (IEEE)
standardisasi
Federal
Mengatur
Communications
penggunaan
Commission (FCC)
perangkat nirkabel di
www.fcc.gov
Amerika Serikat European
Mengatur
Telecommunications
penggunaan
Standards
www.etsi.org
Institute perangkat nirkabel di
(ETSI)
Eropa
Wi-Fi Alliance
Mengembangkan dan
www.wi-fi.com
menguji
perangkat nirkabel WLAN (WLANA)
Association Mendidik
dan www.wlana.org
memberitahu perkembangan WLAN
FCC (Federal Communications Commision) mengeluarkan 3 frekuensi yang tidak berlisensi untuk digunakan secara umum, yaitu 900MHz, 2.4GHz, dan 5GHz. Frekuensi 900MHz dan 2.4GHz dikategorikan sebagi frekuensi Industrial, Scientific, dan medical.
35 Sedangkan frekuensi 5GHz dikategorikan sebagai UNII (Unlicensed National Information Infrastructure).
Gambar 2.23 Beberapa Contoh Frekuensi (CompTIA Network+, Todd Lamle, 2012, p339) WLAN dimulai sejak tahun 1990, namun standardisasinya baru dimulai pada tahun 1992. Berikut ini adalah gambar sejarah perkembangan WLAN :
Gambar 2.24 Sejarah Perkembangan WLAN (CompTIA Network+, Todd Lamle, 2012, p339) 2.7.2 Standardisasi Jaringan Nirkabel IEEE 802.11 adalah standardisasi pertama dari WLAN pada kecepatan 1Mbps dan 2 Mbps pada frekuensi 2.4GHz. Walaupun standardisasinya selesai pada tahun 1997, pada saat itu belum ada produk yang banyak menggunakannya hingga tahun 1999. Berikut ini adalah beberapa jenis standardisasi yang ada pada IEEE 802.11 :
36
Gambar 2.25 Standardisasi 802.11 (CompTIA Network+, Todd Lamle, 2012, p341)
2.7.2.1 802.11a IEEE 802.11a dijadikan standardisasi pada tahun 1999, namun perangkat yang menggunakannya baru mulai bermunculan pada tahun 2001. 802.11a bekerja pada frekuensi 5GHz, memiliki kecepatan maksimum 54Mbps dan 12 channel yang bisa dilihat pada gambar berikut :
37
Gambar 2.25 : Frekuensi dan Channel 802.11a (CompTIA Network+, Todd Lamle, 2012, p344)
Karena ia bekerja pada frekuensi 5GHz, 802.11a tidak bisa digunakan bersamaan dengan perangkat lainnya yang bekerja pada frekuensi 2.4GHz seperti 802.11b misalnya. Namun ini juga menjadi kelebihannya karena ia tidak akan terganggu oleh alat elektronik lainnya seperti microwave, telepon nirkabel, dan perangkat yang menggunakan Bluetooth.
2.7.2.2 802.11b IEEE 802.11b awalnya adalah standardisasi yang paling banyak digunakan pada perangkat WLAN. 802.11b memiliki kecepatan maksimum 11Mbps dan bekerja pada frekuensi 2.4GHz. Namun saat ini penggunaannya mulai tergantikan oleh 802.11g.
2.7.2.3 802.11g IEEE 802.11g bekerja pada frekuensi 2.4GHz juga seperti 802.11b namun memiliki kecepatan maksimum 54Mbps seperti 802.11a. Ini yang menjadikan pilihan alternatif terbaik dalam frekuensi 2.4GHz yang masih banyak dipakai saat ini namun dengan kecepatan maksimum seperti pada frekuensi 5GHz.
2.7.2.4 802.11n IEEE 802.11n memiliki maksimal 8 antena yang digunakan untuk MIMO (Multiple Input Multiple Output) untuk dijadikan sebagai transmitter dan receiver. Contohnya apabila ada perangkat yang memiliki 4 antena maka 2 antena digunakan sebagai transmitter dan 2
38 antena
digunakan
sebagai
receiver
secara
bersamaan.
Ini
memungkinkan kecepatan maksimum yang melebihi 802.11a/b/g. Secara teoritis, kecepatan maksimum 802.11n berbeda-beda tiap perangkat, ada yang mengklaim sampai dengan 250Mbps bahkan sampai 450Mbps. Tidak seperti 802.11a/b/g yang bekerja pada frekuensi 5GHz atau 2.4GHz saja, pada beberapa perangkat 802.11n dapat bekerja pada kedua frekuensi tersebut secara bersamaan, dan pada beberapa perangkat lain pengguna dapat menentukan frekuensi mana yang ingin digunakan.
2.7.2.5 802.11ac IEEE 802.11ac adalah standardisasi terbaru saat penulisan skripsi ini dibuat. Ia adalah penyempurnaan dari 802.11n yang bertujuan untuk memberikan pengguna kenyamanan jaringan nirkabel namun dengan kecepatan dan kehandalan jaringan kabel. 802.11ac dirancang untuk bekerja pada frekuensi 5GHz yang bertujuan untuk mengurangi interferensi dari frekuensi 2.4GHz yang sekarang ini sudah banyak sekali digunakan. 802.11ac dimulai pengembangannya pada tahun 2011 dan selesai disahkan pada bulan Januari 2014. Secara teoritis, 802.11ac yang bekerja pada frekuensi 5GHz memiliki kecepatan maksimum 1300Mbps. Seperti 802.11n, kecepatan maksimum tersebut dapat berbeda-beda antar perangkat.
2.8
NAS Network Attached Storage adalah file server dengan sistem operasi yang dikhususkan untuk melayani kebutuhan berkas data. NAS dapat diakses langsung melalui jaringan area lokal (LAN) namun tidak menutup kemungkinan dapat diakses melalui internet. NAS memiliki kelebihan system recovery, yaitu apabila ada satu media penyimpanan rusak maka ada media penyimpanan lain sebagai
39 cadangannya. NAS memiliki kecepatan transfer rate tinggi dengan gigabit ethernet, dan memiliki kapasitas storage besar dengan 2 hard disk atau lebih. NAS sendiri berbeda dengan server pada umumnya, yaitu NAS hanya dapat digunakan untuk penyimpanan data saja. NAS dapat dikonfigurasikan untuk memiliki 2 direktori yaitu private dan public, direktori private hanya bisa dilihat oleh pemilik user account dan sedangkan public dapat dilihat oleh seluruh pengguna jaringan.