ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambir (Uncaria gambir Roxb)
Gambar 2.1 Gambir (Wikipedia, 2012)
Klasifikasi Tanaman Gambir (Uncaria gambir Roxb) (Amos et al, 2004) : Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
SKRIPSI
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
: Asteridae
Ordo
: Rubiales
Famili
: Rubiaceae (suku kopi-kopian)
Genus
: Uncaria
Spesies
: Uncaria gambir Hunter R
PASTA GIGI ANTIBAKTERI ...
EKA CAHYARINI APRILIATI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.1.1 Deskripsi Gambir Gambir (Uncaria gambir Roxb) termasuk dalam family Rubiaceae (kopikopian). Gambir merupakan tanaman perdu dengan tinggi 1-3 m. Batangnya tegak, bulat, warna coklat pucat. Daunnya tunggal, panjang 8-13 cm, lebar 4-7 cm, dan berwarna hijau. Bunga gambir adalah bunga majemuk, berbentuk lonceng, terletak di ketiak daun, panjang lebih kurang 5 cm, memiliki mahkota sebanyak 5 helai yang berbentuk lonjong, dan berwarna ungu. Buahnya berbentuk bulat telur, panjang lebih kurang 1,5 cm dan berwarna hitam (Amos et al, 2004). Bagian tanaman gambir yang dipanen adalah daun dan ranting yang selanjutnya diolah untuk menghasilkan ekstrak gambir yang bernilai ekonomis. Panen atau pemangkasan daun dilakukan setelah tanaman berumur 1,5 tahun. Pangkasan daun dan ranting harus segara diolah, karena jika pengolahan ditunda lebih dari 24 jam, getahnya akan berkurang. Produksi gambir di Indonesia sebagian besar dihasilkan dari Sumatera Barat (Hayani, 2003).
Gambar 2.2 Ekstrak gambir (Rahmanarief, 2008)
SKRIPSI
PASTA GIGI ANTIBAKTERI ...
EKA CAHYARINI APRILIATI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Teknik pengolahan gambir yang berkembang di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pengolahan gambir cara rakyat, cara Cina, dan cara Eropa. Pada pengolahan gambir cara rakyat, daun dipisahkan dari ranting. Selanjutnya, daun dicelupkan selama 1-1,5 jam dalam air mendidih dan setiap 0,5 jam dibalik. Daun kemudian dimasak kembali selama 0,5 jam dan ekstrak gambir yang diperoleh diendapkan selama 12 jam. Padatan hasil ekstraksi dipisahkan dan ditiriskan, kemudian dicetak dan dikeringkan dengan dijemur atau dipanaskan di atas bara api (Hayani, 2003).
2.1.2 Kandungan Gambir Gambir merupakan tanaman obat yang sudah lama dikenal dan digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai campuran makan sirih serta dapat menguatkan gigi dan gusi. Kandungan zat aktif yang dimiliki gambir adalah catechin, baik dalam bentuk catechin murni atau catechol. Catechin dapat mencegah pembentukan extracellular glucan yang berfungsi melekatkan S. mutans pada permukaan gigi sedangkan catechol mampu menghambat aktivitas enzim glucosyltransferase yang dimiliki S. mutans. Enzim ini berkaitan dengan pembentukan plak gigi (Risnawati, 2008). Catechol
memiliki
efek
antibakteri,
mampu
mengontrol
bahkan
membunuh bakteri dan mencegah perlekatan bakteri pada substansi hydroksiapatite. Interaksinya dengan protein permukaan bakteri akan mengurangi daya hidrofobik yang berperan untuk melekatkan bakteri pada permukaan gigi (Risfaheri, 1993).
SKRIPSI
PASTA GIGI ANTIBAKTERI ...
EKA CAHYARINI APRILIATI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Ekstrak gambir mengandung catechin sebagai komponen utama, suatu senyawa polifenol, yang berpotensi sebagai antioksidan dan antibakteri. Ekstrak gambir mempunyai daya hambat terhadap bakteri Streptococcus mutans yang menyebabkan terjadinya plak gigi. Terjadinya plak gigi dapat menyebabkan karies pada gigi dan berlanjut dengan gingivitis (Lucida et al, 2007). Catechin termasuk dalam struktur flavanoid, tidak berwarna, dan dalam keadaan murni sedikit tidak larut dalam air dingin tapi sangat larut dalam air panas, larut dalam alkohol dan etil asetat (Amos et al, 2004).
2.1.3 Pemanfaatan Gambir Gambir mempunyai banyak manfaat. Kegunaan gambir antara lain untuk pewarna dalam industri batik, penyamak kulit, dikunyah bersama-sama dengan daun pinang, kapur, dan daun sirih, serta sebagai obat untuk luka bakar, diare, disentri, sariawan dan digunakan sebagai bahan pembuatan permen (Hadad et al, 2007).
2.1.4 Efek Samping Gambir Penggunaan gambir tidak terlalu memberi efek pada kejadian kanker rongga mulut. Ekstrak gambir dinyatakan tidak dapat menyebabkan kanker tetapi lebih kepada membantu proses kelancaraan di perut dan usus. Gambir umum digunakan untuk menghentikan diare, akan tetapi penggunaan lebih dari ukuran satu ibu jari justru bukan hanya menghentikan diare tetapi akan
SKRIPSI
PASTA GIGI ANTIBAKTERI ...
EKA CAHYARINI APRILIATI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
menimbulkan kesulitan buang air besar selama berhari-hari (Ridzuan, 2009; Rhamnosa, 2008).
2.2 Plak gigi 2.2.1 Definisi Plak Gigi Salah satu indikator kesehatan gigi dan mulut adalah tingkat kebersihan rongga mulut. Hal tersebut dapat dilihat dari ada tidaknya deposit organik, seperti pelikel, materi alba, sisa makanan, kalkulus dan plak gigi. Plak merupakan deposit lunak yang membentuk lapisan biofilm dan melekat erat pada permukaan gigi dan gusi serta permukaan keras lainnya dalam rongga mulut (Ruhadi, 2004). Plak gigi dapat dihilangkan dengan cara menyikat gigi dan scaling. Tetapi, plak gigi dapat terbentuk kembali setelah dihilangkan, walaupun tingkat kecepatan terbentuknya plak berbeda tiap individu. Plak merupakan penyebab utama kelainan periodontal, disamping itu plak juga dapat mempermudah terjadinya karies gigi (Carranza et al, 2006).
2.2.2 Komposisi Plak Gigi Plak gigi tersusun sebagian besar dari mikroorganisme. Sekitar 2x1011 bakteri terdapat dalam 1 gram berat basah plak gigi. Didapatkan lebih dari 500 jenis spesies bakteri berbeda yang dapat diisolasi dan diidentifikasi pada plak gigi, 30 % diantaranya merupakan bakteri penyebab gingivitis. Selain bakteri, mikroorganisme lainnya dapat ditemukan pada plak gigi ialah spesies dari Mycoplasma, yeast, protozoa dan jamur (Carranza et al, 2006).
SKRIPSI
PASTA GIGI ANTIBAKTERI ...
EKA CAHYARINI APRILIATI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Hampir 70 % plak terdiri dari mikrobial dan sisa-sisa produk ekstraseluler dari bakteri plak, sisa sel dan derivat glikoprotein (Manson & Eley, 1993). Plak gigi juga tersusun atas 20-30 % matriks interselular dan terbagi menjadi matriks organik dan inorganik. Matriks organik penyusun plak gigi terdiri dari glikoprotein dari saliva, polisakarida dalam bentuk dekstran yang diproduksi oleh bakteri, albumin yang berasal dari cairan sulkus gingiva dan material lipid, sedangkan komponen utama dari matriks non-organik plak gigi ialah kalsium, fosfor magnesium, potasium dan sodium, flouride (Caranza et al, 2006).
2.2.3 Proses Pembentukan Plak Gigi Pembentukan plak gigi sendiri di dalam rongga mulut dapat dibedakan menjadi 3 fase, yaitu pembentukan pelikel gigi, kolonisasi inisial, kolonisasi sekunder dan maturasi plak gigi. Sesaat setelah gigi dibersihkan, permukaan gigi akan dilapisi oleh acquired pellicle yang terdiri dari lapisan tipis glikoprotein dan antibodi yang berasal dari saliva dan cairan krevikular. Pellicle berfungsi sebagai pertahanan protektif, lubrikasi, dan pemeliharaan jaringan. Pellicle juga merupakan substrat bagi bakteri sehingga dapat meningkatkan perlekatan bakteri pada permukaan gigi. Beberapa jam setelah terbentuknya pelikel gigi, terjadi peningkatan jumlah populasi bakteri pada lapisan tersebut. Kolonisasi bakteri inisial yang melekat pada pellicle adalah predominan bakteri fakultatif gram positif seperti Actinomyces sp. dan Streptococcus (Carranza et al, 2006).
SKRIPSI
PASTA GIGI ANTIBAKTERI ...
EKA CAHYARINI APRILIATI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kolonisasi bakteri meningkat seiring dengan perlekatan bakteri baru dan sintesis polimer ekstraseluler sehingga plak menjadi semakin tebal dan menghambat saliva dalam menetralkan plak tersebut. Setelah ini terjadi fase kolonisasi sekunder dan maturasi plak gigi. Fase ini ditandain dengan adanya transisi dari spesies bakteri gram positif fakultatif menjadi spesies dari bakteri gram negatif anaerobik, seperti Provotella intermedia, Provotella loeschei, Capcynophaga sp., Fusobacterium nucleatum dan Porphyromonas gingivalis. Kolonisasi bakteri-bakteri ini kemudian menempel pada sel bakteri kolonisasi inisial yang sudah terlebih dahulu berkolonisasi pada plak gigi seperti Fusobacterium nucleatum dengan Streptococcus sanguis, Provotella loeschei dengan
Actinomyces
viscosus
dan
Capcynophaga
ochracea
dengan
Actinomyces viscosus. Proses kolonisasi antar bakteri ini disebut dengan coaggregation process. Plak gigi mulai terbentuk dan dapat diukur 1 jam setelah gigi dibersihkan dengan akumulasi maksimum adalah 30 hari (Carranza et al, 2006). Pada literatur yang lain menunjukkan bahwa plak terbentuk 4 jam setelah menyikat gigi (Ruhadi, 2004).
2.2.4 Identifikasi dan Pengukuran Plak Gigi Plak lebih cepat terbentuk selama tidur dari pada setelah makan karena aksi mekanis dari pengunyahan makanan dan aliran saliva akan menghalangi deposisi plak. Makanan yang keras, kasar, dan berserat juga menghalangi akumulasi plak. Pembentukan plak gigi adalah 1-4 jam setelah gigi dibersihkan dan dapat dilihat dengan memakai bahan disclosing agent berwarna merah terang. Dalam bentuk lapisan tipis plak umumnya tidak
SKRIPSI
PASTA GIGI ANTIBAKTERI ...
EKA CAHYARINI APRILIATI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
terlihat dan hanya dapat dilihat dengan bantuan disclosing agent. Sedangkan dalam bentuk lapisan tebal, plak terlihat sebagai deposit kekuningan atau keabuan yang tidak dapat lepas dengan kumur atau irigasi tapi dapat dihilangkan dengan menyikat gigi (Manson & Eley, 1993 ; Ruhadi, 2004 ). Setelah dilakukan identifikasi plak gigi dengan menggunakan disclosing agent, biasanya akan dilakukan pengukuran jumlah plak gigi yang terlihat di permukaan gigi (Carranza et al, 2006 ). Ada beberapa cara menilai indeks plak, diantaranya adalah dengan metode skor plak Silness I & Löe (tabel 2.1) dan modifikasi Quiqly & Hein (tabel 2.2). Tabel 2.1 Kriteria penilaian indeks plak (Silness I & Löe,1964)
Skor
Keterangan
0
Tidak ada plak gigi, permukaan gigi terlihat bersih
1
Terdapat lapisan tipis plak pada margin gingiva, terlihat hanya apabila digores dengan explorer Plak terlihat secara kasat mata sepanjang margin gingival Akumulasi plak terlihat pada margin gingiva hingga menutupi interdental space
2 3
Tabel 2.2 Kriteria penilaian indeks plak modifikasi Quiqly & Hein, Turesky (Paraskevas et al,2007)
Skor 0 1 2 3 4 5
Keterangan Tidak ada plak Bercak plak pada servikal gigi Selapis tipis plak yang mengitari gigi (<1mm) pada servikal margin Plak menyerupai pita, melapisi >1mm tetapi <1/3 mahkota gigi Plak melapisi >1mm tetapi <2/3 mahkota gigi Plak melapisi 2/3 mahkota gigi Pengukuran indeks plak pada pemakai piranti ortodonti cekat dapat
dilakukan dengan metode Orthodontic Plaque Index / OPI (Heintze et al, 1999). Pemeriksaan dengan metode ini dilakukan dengan cara membagi semua gigi yang berada di bagian bukal dan dilekati breket menjadi 3 area
SKRIPSI
PASTA GIGI ANTIBAKTERI ...
EKA CAHYARINI APRILIATI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
kemudian memeriksa plak yang terdapat pada 3 area pada gigi tersebut, kecuali gigi-gigi posterior yang diberi band. Semua permukaan bukal gigi yang dilekati breket diulasi dengan larutan disclosing.
Gambar 2.3 Pembagian 3 area pada OPI
2.2.5 Kontrol Plak Kontrol plak adalah pengangkatan plak gigi dan pencegahan akumulasi pada gigi dan permukaan gingiva. Kontrol plak dapat dilakukan secara mekanis maupun kimiawi. Kontrol plak secara mekanis dapat dilakukan dengan penyikatan gigi dan penggunaan benang gigi sedangkan kontrol plak secara kimiawi dengan pemakaian pasta gigi dan obat kumur. Kontrol plak pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk mengeliminasi atau mengurangi bakteri yang ada pada plak gigi. Pengendalian plak dapat dilakukan dengan cara pembersihan plak secara mekanis dan penggunaan bahan anti kuman terutama untuk menekan S. mutans. Cara terbaik untuk menghilangkan plak yang berbahaya bagi gigi dan gusi adalah dengan menyikat gigi dengan benar dan teratur. Menyikat gigi membantu kontrol plak dan merupakan langkah awal untuk mengontrol karies dan penyakit periodontal baik untuk individu maupun populasi. Menyikat gigi dengan pasta gigi membantu menghilangkan plak, melawan pembusukan, memicu remineralisasi, menghilangkan noda gigi (Pratiwi, 2005; Diah, 2010; Dodwad, et al, 2011; Carranza et al, 2006).
SKRIPSI
PASTA GIGI ANTIBAKTERI ...
EKA CAHYARINI APRILIATI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.3 Sikat gigi Menyikat gigi adalah cara mekanis utama untuk menghilangkan plak gigi, sehingga dapat membantu dalam pencegahan penyakit mulut seperti gingivitis dan karies gigi. Pemilihan sikat gigi merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kebersihan rongga mulut seseorang (Asadoorian, 2006). Terdapat berbagai bentuk sikat gigi. Bentuk sikat gigi yang permukaan bulu sikatnya lurus, cembung, dan cekung sehingga dapat mencapai daerah tertentu dalam lengkung rahang. Dianjurkan pemakaian sikat gigi yang serabutnya lurus dan sama panjang (Panjaitan, 1995). Sikat gigi perlu diganti 2-3 bulan setelah pemakaian, oleh karena bulu sikat gigi sudah tidak dapat bekerja dengan baik dan dapat melukai gusi (Ariningrum, 2000). Selama perawatan ortodonti perlu dilakukan tindakan pencegahan penumpukan plak sehingga akan didapatkan oral hygiene yang baik. Alat-alat yang digunakan untuk menghilangkan plak secara mekanis dapat berupa sikat gigi elektrik dan manual. Sikat gigi manual yang digunakan adalah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut, baris tengah bulu sikat lebih pendek dibandingkan bulu sikat pada kedua pinggirnya untuk membantu penyingkiran plak di sekitar breket (Nazruddin, 2008). Sikat gigi manual berdasarkan tekstur permukaannya dapat diklasifikasikan menjadi : hard, medium, soft dan extra soft (Hiremath, 2007). Penggunaan bulu sikat kasar dapat menyebabkan resesi gingiva, sedangkan penggunaan bulu sikat lembut lebih dianjurkan karena lebih fleksibel, dapat membersihkan margin gingiva serta menjangkau daerah interproksimal (Carranza et al, 2006).
SKRIPSI
PASTA GIGI ANTIBAKTERI ...
EKA CAHYARINI APRILIATI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Pengguna peranti ortodonti cekat biasanya menggunakan sikat gigi khusus dengan bulu sikat yang berbentuk V (V – Shaped bristles toothbrush) atau elektrik (powered toothbrush) (Koo et al, 2004).
Gambar 2.4 Sikat gigi khusus pengguna peranti ortodonti (Carranza et al, 2006)
Sikat gigi khusus ini dipakai karena mampu membersihkan kotoran yang menempel di sela-sela gigi dan kawat yang tidak dapat dijangkau oleh sikat gigi biasa. Pengguna peranti ortodonti cekat perlu hati-hati saat membersihkan plak yang menempel pada kawat agar tidak sampai merusak kawat giginya (Culbreth, 2002).
2.3.1
Teknik Menyikat Gigi Saat menyikat gigi, teknik apapun
yang digunakan harus
diperhatikan cara menyikat gigi tersebut jangan sampai merusak struktur gigi (Pintauli, 2008). Banyak metode untuk menyikat gigi yang efisien dan efektif. Metode ini dapat dikategorikan terutama menurut pola gerak ketika menyikat gigi dan menurut kebutuhannya, yaitu roll (teknik roll dan teknik modifikasi Stillman), sirkular (teknik Fones), vertikal (teknik Leonard), horizontal (teknik Scrub), vibrasi (Stillman, Charters dan teknik Bass) (Carranza et al, 2012). Metode yang sering direkomendasikan adalah teknik Bass karena teknik ini menekankan penempatan sulkular dari bulu sikat gigi, menempatkan ujung bulu sikat gigi ke margin gingiva untuk mencapai plak supragingiva dan
SKRIPSI
PASTA GIGI ANTIBAKTERI ...
EKA CAHYARINI APRILIATI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
mengakses plak subgingiva sejauh mungkin. Gerakan vibrasi terkontrol digunakan untuk menghilangkan plak dan menghindari trauma. Teknik menyikat gigi Bass juga efektif dalam membersihkan plak gigi karena dapat membersihkan daerah servikal dan interproksimal yang merupakan tempat terbentuknya akumulasi plak pertama dan paling banyak (Carranza et al, 2012). Cara penyikatan gigi dengan teknik Bass adalah dengan bulu sikat menempel pada permukaan gigi membentuk sudut 45 derajat terhadap sumbu panjang gigi dan diarahkan ke akar gigi sehingga menyentuh tepi gingiva. Sikat gigi digerakkan dengan getaran-getaran kecil ke depan dan belakang selama kurang lebih 15 detik. Setiap daerah penyikatan meliputi 2-3 gigi. pembersihan pada tiap posisi dilakukan sekitar 20 gosokan dan terpusat pada sepertiga apikal mahkota, sulkus gingiva, dan interproksimal. Untuk permukaan palatal atau lingual gigi-gigi anterior, sikat gigi dipegang secara vertikal. Untuk daerah oklusal, ujung bulu sikat ditekan kuat-kuat ke dalam pit dan fissure (Ariningrum, 2000; Carranza et al, 2006).
2.4 Pasta gigi Pasta gigi atau gel dentrifice digunakan untuk membersihkan gigi dari sisa makanan, menghilangkan plak dan bau mulut serta memperindah penampilan estetik gigi (Roslan et al, 2009). Pasta gigi merupakan suatu bahan semi-aqueous yang digunakan bersama dengan sikat gigi untuk membersihkan dan memoles seluruh permukaan gigi. Secara umum pasta gigi memiliki 5 fungsi utama, yaitu untuk mengurangi proses pembentukan plak
SKRIPSI
PASTA GIGI ANTIBAKTERI ...
EKA CAHYARINI APRILIATI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
gigi, menguatkan gigi, menghilangkan tooth stain, menghilangkan debris serta menyegarkan bau nafas (Paraskevas et al, 2007).
2.4.1 Kandungan pasta gigi Sebuah pasta gigi umumnya tersusun atas (Fauziyah et al, 2009) : 1. Agen polishing (penggosok) Merupakan salah satu bahan terpenting pasta gigi yang berfungsi untuk menghilangkan partikel makanan yang menempel pada gigi dan juga membantu menghilangkan diskolorisasi pada gigi. 2. Agen moistener (pelembab) Biasanya ditambahkan ke dalam pasta gigi untuk menghindarkan terjadinya pengeringan dan pengerasan pasta. 3. Agen deterjen dan foaming (pembuat busa) Berfungsi untuk membantu agen polishing dengan membasahi gigi dan partikel makanan yang tertinggal di gigi juga berfungsi untuk mengemulsikan mucus. Jumlah deterjen yang digunakan bervariasi antara 1,5-5% dari total berat pasta gigi. 4. Agen pengikat Agen ini sangat esensial untuk mencegah terjadinya pemisahan bahan pasta. 5. Pemanis Untuk memberikan rasa manis pada pasta yang sering digunakan adalah sakarin dengan konsentrasi antara 0,1-1,3%. Gula juga dapat digunakan namun cenderung mengkristal.
SKRIPSI
PASTA GIGI ANTIBAKTERI ...
EKA CAHYARINI APRILIATI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6. Flavour (pemberi rasa) Untuk memberikan aroma atau rasa pada pasta dan menghindarkan terjadinya mual. Selain itu juga untuk menambah kesegaran pasta, yang sering digunakan adalah minyak peppermint. 7. Pengawet Bahan pengawet yang digunakan haruslah bersifat non toksik dan berfungsi untuk menjaga struktur fisik, kimiawi, dan biologi pasta. Misalnya adalah sodium benzoate atau sodium hidroxibenzoat.
2.4.2 Pasta gigi herbal Pasta gigi memiliki tujuan yang berhubungan dengan pembersihan dan perbaikan jaringan setelah perawatan, dan mengandung bahan aktif untuk mengendalikan penyakit gigi dan periodontal. Pasta gigi antara lain mengandung bahan antimikroba seperti triklosan dan klorheksidin sebagai bahan aktif yang dapat memberikan efek inhibisi secara langsung pada pembentukan plak. Bahan alami (herbal) dapat juga sebagai bahan alternatif pembuatan pasta gigi yang mampu memperkuat gigi sekaligus membunuh bakteri gigi secara efektif (Pratiwi, 2005). Berbagai produsen pasta gigi berinovasi untuk menambahkan zat lain yang bermanfaat bagi kesehatan gigi. Penggunaan bahan alami memiliki kelebihan karena efek terapeutik dari bahan alam bersifat konstruktif, efek samping yang ditimbulkan sangat kecil sehingga bahan alami relatif lebih aman daripada bahan kimiawi (Hembing, 1998). Salah satu bahan alami yang dapat digunakan untuk meningkatkan fungsi pasta gigi dan memiliki biokompatibilitas yang tinggi
SKRIPSI
PASTA GIGI ANTIBAKTERI ...
EKA CAHYARINI APRILIATI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
adalah gambir (Uncaria gambir Roxb). Pada penelitian sebelumnya telah dibuktikan bahwa pasta gigi dari tanaman herbal apel dan anggur dapat menurunkan plak pada pemakai peranti ortodonti cekat. Kontrol plak pada pengguna peranti ortodonti cekat dengan menyikat gigi menggunakan pasta gigi apel dan pasta gigi anggur merupakan cara yang efektif untuk menurunkan akumulasi plak (Sa’adah, 2012; Oktavianti, 2012).
2.5 Peranti ortodonti cekat Peranti ortodonti cekat merupakan suatu peranti ortodonti yang dilekatkan pada permukaan gigi dengan menggunakan semen komposit atau band yang telah disemen dan diletakkan di sekitar mahkota gigi sehingga tidak dapat dilepas oleh pasien (Singh, 2007; English et al, 2009). Peranti ini mempunyai tiga komponen utama, yaitu lekatan (attachment) yang berupa breket (bracket) atau cincin (band), kawat busur (archwire) dan penunjang (accessories atau auxilliaries) misalnya rantai elastomerik dan modul (Rahardjo, 2009).
Gambar 2.5 Komponen peranti ortodonti cekat (Healthcare, 2011)
SKRIPSI
PASTA GIGI ANTIBAKTERI ...
EKA CAHYARINI APRILIATI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.6 Hubungan Peranti Ortodonti Cekat dengan Plak Gigi Pada pengguna peranti ortodonti cekat, seringkali didapatkan akumulasi plak yang lebih banyak karena adanya peranti. Komponen alat-alat ortodonti cekat membuat area retensi baru yang cocok untuk kolonisasi bakteri dan menyebabkan peningkatan jumlah mikroba. Peranti ortodonti cekat juga melindungi plak gigi dari pembersihan mekanis saat menyikat gigi dan mastikasi. Mikroorganisme lainnya ditemukan pada pasien dengan cincin elastomer dibandingkan pada pasien dengan wires, karena itu teknik ligasi ortodonti dianggap sebagai faktor tambahan untuk akumulasi plak (Kossack & Brinkmann, 2005; Souza et al, 2008). Plak merupakan suatu biofilm, komunitas bakteri (atau mikroba lain) dan polimer ekstraseluler yang melekat pada permukaan gigi. Adanya bakteri yang terdapat dalam rongga mulut merupakan flora normal dalam keadaan setimbang pada orang yang tidak menggunakan alat ortodonti. Komponen peranti ortodonti cekat seperti bracket, hook, band, arch wire, elastic, dan lain-lain menyebabkan bakteri lebih mudah berkembang biak. Beberapa studi melaporkan peningkatan jumlah Streptococcus mutans seiring dengan pemakaian peranti ortodonti (Hagg et al, 2004). Retensi plak di sekitar peranti ortodonti menyebabkan demineralisasi enamel yang disebabkan oleh asam organik yang dihasilkan oleh bakteri di dalam plak gigi. Peranti ortodonti cekat menimbulkan area retensi baru yang cocok untuk kolonisasi bakteri dan menyebabkan peningkatan jumlah absolut dan presentase Streptococcus mutans dan Lactobacilli (Dumitrescu, 2010). Bakteri yang berakumulasi terdapat dalam plak gigi akan melekat erat pada
SKRIPSI
PASTA GIGI ANTIBAKTERI ...
EKA CAHYARINI APRILIATI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
alat ortodonti, dan tidak akan terlepas bila hanya dengan berkumur-kumur. Oleh karena itu, plak gigi harus dibersihkan dengan sikat gigi dan alat bantu tambahan. Setiap ahli ortodonti harus menyediakan waktu untuk mengajar pasien tentang pentingnya melaksanakan kebersihan mulut yang baik selama perawatan. Menyikat gigi dengan efektif adalah metode terbaik membersihkan plak dari gigi. Penggunaan peranti kebersihan mulut tambahan dapat membantu tercapainya kebersihan yang adekuat (Habar, 2009; Yohana, 2010).
SKRIPSI
PASTA GIGI ANTIBAKTERI ...
EKA CAHYARINI APRILIATI