BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Kanker Payudara
Kanker payudara adalah sel-sel epitel ganas proliferasi yang berjajar disaluran atau lobulus payudara. (Lippman, 2005). Menurut National Cancer Institute, kanker payudara adalah kanker yang terbentuk di jaringan payudara, biasanya duktus (saluran yang membawa ke puting susu) dan lobulus (kelenjar yang menghasilkan susu). Hal ini terjadi baik pada pria maupun wanita, kanker payudara laki-laki meskipun jarang.
2.2 Faktor resiko Sehingga kini penyebab pasti kanker payudara masih belum diketahui, namun penelitian menyebutkan beberapa faktor yang berhubungan dengan etiologi kanker payudara
2.2.1 Umur Bertambahnya usia merupakan salah satu faktor risiko paling kuat untuk kanker payudara. Meskipun kanker payudara dapat terjadi pada wanita muda,secara umum merupakan penyakit penuaan. Seorang wanita berusia 30-an risikonya kira-kira 1 dalam 250, sedangkan untuk wanita pada usia 70-an nya,adalah sekitar 1 dari 30. Sebagian besar kanker payudara yang didiagnosis adalah setelah menopause dan sekitar 75% dari kasus kanker payudara terjadi setelah 50 tahun. (National Breast and Ovarian Cancer Centre, 2009)
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Riwayat keluarga Resiko mendapat kanker payudara dibanding wanita tanpa riwayat keluarga berlipat ganda sekiranya mempunyai salah seorang diantara ibu atau saudara perempuan mengalami kanker payudara. Resiko relatif bertambah dengan bilangan ahli keluarga yang menderita kanker payudara. Usia mendapat kanker pada ibu atau saudara perempuan juga mempengaruhi resiko terutamanya jika didiagnosa menderita pada usia muda. Resiko adalah tiga kali ganda pada wanita dengan onset umur kurang dari 40 tahun.( Jack, 2008)
2.2.3 Faktor Genetik Gen penentrasi tinggi yang berperan dalam terjadinya kanker payudara yaitu BRCA1, BRCA2 dan TP53. Namun gen-gen ini hanya berperan kurang dari 10% dari semua kasus kanker payudara dalam populasi. (Ford, 1995)
2.2.4 Faktor reproduktif Wanita yang memiliki siklus haid lebih karena mereka mulai menstruasi pada usia dini (sebelum usia 12) dan / atau melalui menopause pada usia kemudian (setelah umur 55) mempunyai resiko sedikit lebih tinggi mendapat kanker payudara. Hal ini mungkin terkait dengan eksposur seumur hidup yang lebih tinggi kepada hormon estrogen dan progesteron. (ACS, 2009) Usia mendapat anak pertama mempunyai hubungan yang bermakna dengan insiden kanker payudara. Wanita Nulliparous memiliki risiko yang sama dengan yang ada pada wanita yang lahir anak pertama ketika mereka
berusia 30 tahun, dengan kelahiran
pertama kelahiran yang kemudian menimbulkan risiko yang lebih tinggi (khususnya dalam waktu 5 tahun setelah melahirkan) dan perempuan melahirkan ketika mereka masih muda risiko rendah. Risiko relatif berkurang
memiliki
sekitar 3% untuk setiap
Universitas Sumatera Utara
tahun usia ibu melahirkan berkurang , sehingga seorang wanita yang lahir anak pertama ketika ia berusia 20 tahun risikonya sekitar 30% relatif lebih rendah dibandingkan wanita yang anak pertama lahir ketika ia berusia 30 tahun. ( Jack, 2008)
2.2.5 Alkohol Asupan alkohol yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko, berdasarkan analisis terbaru berdasarkan 53 penelitian menunjukkan bahwa
sekitar 4% kanker payudara di negara maju mungkin
dikaitkan dengan konsumsi alkohol.
2.2.6 Kontrasepsi Pengunaan kontrasepsi oral pada jangka waktu terdekat sedikit meningkatkan
risiko kanker payudara, namun wanita yang telah
berhenti menggunakan kontrasepsi oral selama 10 tahun atau lebih memiliki resiko yang sama dengan wanita yang tidak pernah menggunakan pil. (ACS, 2009)
2.2.7 Terapi Hormonal Penggunaan hormon menopause (terapi penggantian hormon atau terapi hormon menopause) dengan gabungan estrogen dan progestin telah menunjukkan peningkatan risiko kanker payudara, dengan risiko yang lebih tinggi dikait dengan penggunanan jangka masa panjang. Namun, peningkatan risiko kelihatan berkurang dalam 5 tahun penghentian penggunaan hormon. Estrogen yang diresepkan untuk wanita tanpa rahim tidak terkait dengan peningkatan risiko terkena kanker payudara. (ACS ,2009)
Universitas Sumatera Utara
2.2.8 Obesitas Over weight dan obesitas, yang diukur dengan indeks massa tubuh tinggi
(BMI),
meningkatkan
risiko
kanker
payudara
pasca
menopause dan merupakan salah satu dari beberapa faktor risiko untuk kanker payudara yang mampu dimodifikasi (Cancer Research UK, 2010)
2.3 Gambaran Klinis Sekitar 90% dari abnormalitas payudara ditemukan oleh pasien dan sekitar 10% ditemukan pada pemeriksaan fisik untuk alasan lain. Gejala awal, di sebagian besar
kanker payudara (66%), adalah massa keras atau kukuh, tidak lunak,
terfiksir dengan batas tak jelas (karena invasi lokal). Pada sekitar 11% kasus, massa payudara yang timbul menyebabkan nyeri. Tanda klinis lainnya berupa discharge puting (9%), edema lokal (4%), retraksi puting (3%), krusta pada kulit puting. Gejala simtomatologi seperti ulserasi, gatal, nyeri, pembesaran, kemerahan, atau adenopathy aksilaris adalah jarang (Benson, 2001). Skin dimpling, retraksi puting susu, atau erosi kulit jelas merupakan tanda-tanda stadium seterusnya ( Kristine , 2007).
2.4 Jenis-jenis Kanker Payudara Kebanyakan kanker payudara adalah tumor epitel yang berkembang dari sel-sel lapisan duktus atau lobulus;
kanker nonepithelial dari stroma pendukung
(misalnya, angiosarcoma, sarkoma stroma primer, Phyllodes tumor) adalah jarang ditemui. Kanker payudara berdasarkan histopatologi adalah seperti berikut:
Universitas Sumatera Utara
2.4.1 Karsinoma Lobulus : a) Non infiltrating : Karsinoma Lobulus Insitu (LCIS) Merupakan tipe kanker payudara non- invasif dengan perubahan abnormal sel yang tumbuh di dalam lobulus tanpa pneyebaran ke bagian tubuh lain.
b) Infiltrating: Karsinoma lobulus Pertumbuhan dimulai dalam kelenjar yang memproduksi air susu dari payudara tetapi menyerang jaringan payudara di sekitarnya dan menyebar ke bagian lain dari tubuh. Karsinoma lobulus mencakup 10 sampai 15% dari seluruh kanker payudara.
2.4.2 Karsinoma Duktus : a) Non infiltrating Karsinoma Duktus Insitu (DCIS) Merupakan tipe kanker payudara non-invasif yang paling umum. DCIS merupakan perubahan abnormal sel di duktus payudara.
b) Infiltrating Karsinoma duktus invasif Karsinoma duktus invasif bermula di duktus laktiferous dan menyebar ke dinding duktus serta jaringan payudara sekitarnya. Karsinoma duktus invasif merupakan kelompok terbesar (65-80%) dari seluruh tumor ganas payudara.
Karsinoma Medular Mencakup 5-8% dari seluruh karsinoma payudara. Kanker tipe medular bertumbuh dari duktus yang besar dari payudara serta memiliki infiltrasi limfosit yang padat. Tumor berkembang lambat
Universitas Sumatera Utara
dan
kurang
agresif
malignannya
dibanding
kasinoma
lain.
Penyebaran ke axila juga dapat ditemui.
Karsinoma Musinus Meliputi 5% dari seluruh karsinoma payudara dan tumbuh perlahanlahan serta cendurung pada wanita yang lebih tua
Karsinoma tubular Kanker yang telah mengalami diffrensiasi yang jelas dan meliputi 1 hingga 2 % dari semua kanker payudara malignan
2.4.3 Tipe jarang a) Penyakit paget Merupakan karsinoma intraduktus pada saluran ekskresi utama yang menyebar kekulit puting susu dan areola, sehingga terjadi kelainan menyerupai eksim. Karakteristiknya sel ganas disebut Paget sel hadir pada epidermis
b) Karsinoma Inflamatori Adalah tipe kanker payudara yang jarang (1% sampai 2%) dan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari kanker payudara lainnya. Tumor setempat ini nyeri tekan dan sangat nyeri; payudara secara abnormal keras dan membesar. Kulit di atas tumor ini merah dan agak hitam, sering terjadi edema dan retraksi putting susu ( Kristine, 2007 ; Asrul, 2003; Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, 2001)
Universitas Sumatera Utara
2.5 Klasifikasi Kanker Payudara Tabel 2.1 Klasifikasi kanker payudara berdasarkan TNM Tumor Primer ( T ) TX T0 Tis T1 T1a T1b T1c T2 T3 T4 T4a T4b T4c T4d
Tumor primer tidak dapat diduga Tumor primer tidak di jumpai Karsinoma insitu Tumor ≤ 2cm Tumor ≤ 0,5 cm Tumor ≥ 0,5 cm dan ≤ 1 cm Tumor ≥ 1 cm dan ≤ 2 cm Tumor > 2cm dan < 5cm Tumor > 5cm Berapapun ukuran tumor dengan ekstensi langsung kedinding dada dan kulit Ekstensi kedinding dada tidak termasuk otot pektoralis Edema (termasuk peau d’orange) atau ulserasi kulit payudara, atau satelit nodul pada kulit. Gabungan T4a dan T4b Karsinoma Inflamasi Kelenjar Getah Bening Regional ( N )
NX N0 N1 N2 N2a N2b N3
N3a N3b N3c
KGB regional tidak bisa di duga Tidak ada metastase KGB regional Dijumpai metastase KGB aksila ipsilateral, mobile Teraba KGB aksila ipsilateral, terfiksasi atau secara klinis tampak KGB mamari interna ipsilateral dengan tidak adanya metastase KGB aksila. Teraba KGB aksila yang terfiksasi satu dengan lainnya atau kestruktur sekitarnya. Secara klinis metastase hanya dijumpai pada KGB mamari interna ipsilateral dan tidak dijumpai metastase KGB aksila secara klinis. Metastase pada KGB infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB aksila atau dalam klinis tampak KGB mamari interna ipsilateral dan secara klinis terbukti adanya metastase KGB aksila atau adanya metastase KGB supraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB aksila atau mamari interna . Metastase KGB infaraklavikular ipsilateral Metastase pada KGB mamari interna ipsilateral dan KGB aksila Metastase pada KGB supraklavikular ipsilateral Metastase Jauh ( M )
MX M0 M1
Metastase jauh tidak dapat dibuktikan Tidak dijumpai metastase jauh Dijumpai metastase jauh
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Klassifikasi Stadium Kanker Payudara dari AJCC Stadium 0
Tis
N0
M0
Stadium I
T1
N0
M0
Stadium II A
T0
N1
M0
T1
N1
M0
T2
N0
M0
T2
N1
M0
T3
N0
M0
T0
N2
M0
T1
N2
M0
T2
N2
M0
T3
N1
M0
T3
N2
M0
T4
N0
M0
T4
N1
M0
T4
N2
M0
Stadium II B
Stadium III A
Stadium III B
Stadium III C
Semua T N3 M0
Stadium IV
Semua T Semua N M1
(American Joint Committee on Cancer, 2002)
Universitas Sumatera Utara
2.6 Diagnosis Methode evaluasi pasien dengan abnormilitas payudara meliputi anamnesa dan pemeriksaan fisik, pencitraan dan pengambilan specimen untuk pemeriksaan sitologi atau histologi yaitu dengan fine needle aspiration cytology atau operasi untuk melakukan biopsi . ( SIGN , 2005)
2.6.1 Anamnesa Anamnesa berperan besar dalam pengelolaan wanita dengan kanker payudara. Dokter dapat memperoleh informasi tentang kondisi medis yang relevan. Hal-hal seperti simtomatologi (termasuk sakit) , riwayat
menstruasi, riwayat keluarga dan sejarah pengobatan,
obstetri, dan merekam informasi tentang latar belakang wanita amat berguna untuk mendiagnosa. Selain itu, mendapatkan rincian situasi sosial wanita
bisa
memberikan
informasi
berharga
tentang
meningkatnya risiko menderita gangguan emosi, jelas faktor resiko psikososial dapat diketahui . ( National Breast Cancer Centre, 2001)
2.6.2 Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan secara menyeluruh setiap benjolan atau daerah yang mencurigakan dan merasakan tekstur, ukuran, dan hubungan ke kulit dan otot dada. Setiap perubahan pada puting atau kulit payudara akan dicatat. Kelenjar getah bening di ketiak dan di atas tulang selangka akan diperiksa karena ketegasan pembesaran kelenjar getah bening ini mungkin menunjukkan penyebaran kanker payudara. (ACS, 2009)
Universitas Sumatera Utara
2.6.3 Pemeriksaan pencitraan
2.6.3.1 Mamografi Pada wanita dengan kanker payudara yang terdeteksi secara klinis, harus dilakukan mammografi untuk mendeteksi kanker pada
payudara
kontralateral.
Pada
payudara
yang
menunjukkan abnormalitas harus mengukur perkembangan tumor primer dan mungkin menunjukkan tanda penyakit multifocal.
Pada wanita dengan keluhan teraba massa secara klinis, penggunaan kombinasi pemeriksaan klinis dan mamografi kemungkinan akan memberikan penilaian terbaik tentang luasnya penyebaran penyakit
pada payudara.
Sebuah
hubungan kerja yang baik antara ahli bedah dan diagnostik ahli radiologi dapat membantu dalam pengambilan keputusan ( National Breast Cancer Centre, 2001)
Pemeriksaan mamografi sahaja tidak adekuat untuk dijadikan sebagai
pemeriksaan
penunjang
mendiagnosa
kanker
payudara. Mamografi tidak dianjurkan pada wanita dibawah 35 tahun kecuali terdapat tanda karsinoma yang tegas ( SIGN, 2005)
2.6.3.2 Ultrasonografi ( USG) payudara USG payudara merupakan metode yang dianjurkan untuk penilaian ukuran tumor di kebanyakan kasus kanker payudara invasif, khususnya parekim payudara yang padat dimana mamografi mungkin gagal untuk menunjukkan dengan jelas batas-batas tumor. USG juga amat berguna dalam deteksi
Universitas Sumatera Utara
tumor payudara kecil, terutama pada wanita yang lebih muda dengan jaringan payudara yang padat dan tidak cocok untuk mamografi.
Namun
pencitraan
USG
payudara
tidak
digunakan untuk tujuan skreening. ( National Breast Cancer Centre, 2001)
2.6.4 Pemeriksaan Patologi
2.6.4.1 Fine-needle aspiration biopsy Pemeriksaan sitologi dari biopsi aspirasi jarum telah digunakan
selama
bertahun tahun
untuk
menetapkan
diagnosis preoperatif tumor payudara, konfirmatif klinik tumor maligna ataupun tumor rekuren dan diagnosis tumor non neoplastik ataupun neoplastik. ( Tambunan , 1992 ; NBBC, 2001)
2.6.4.2 Biopsy terbuka Biopsi terbuka (open biopsy) adalah prosedur pengambilan jaringan dengan jalan operasi kecil, eksisi ataupun insisi yang dilakukan sebagai diagnosis preoperatif. Apabila diagnosis sitologi atau histologis menunjukkan hasil negatif sebelum operasi dan masih ada kecurigaan klinis kuat keganasan, biopsi terbuka dapat digunakan untuk mendapatkan diagnosis jaringan. ( Tambunan , 1992 ; NBBC, 2001)
Universitas Sumatera Utara
2.7 Pengobatan Penanganan dan pengobatan penyakit kanker payudara tergantung dari tipe dan stadium yang dialami penderita. Antara pengobatan yang dianjurkan adalah
2.7.1 Pembedahan Pembedahan dilakukan untuk menyingkirkan tumor yang terdapat pada payudara. Disamping prosedur pengangkatan kelenjar getah bening dikawasan sekitar juga dilaksanakan dan kemudiannya di periksa histopatologinya. Ada beberapa tipe pembedahan yang dianjurkan antaranya
Pembedahan breast conserving Terdiri dari lumpektomi yaitu pengangkatan tumor dan sejumlah kecil jaringan normal di sekitarnya dan masektomi parsial pengangkatan tumor dan jaringan normal di sekitarnya yang lebih banyak .
Masektomi total Pembedahan untuk mengangkat seluruh payudara prosedur ini juga dikenal sebagai masektomi simplek
Modified radical masectomy Pembedahan untuk mengangkat seluruh payudara yang terkena kanker, kelenjar getah bening di bawah lengan, lapisan atas otot-otot dada, dan kadang-kadang, bagian dari otot dinding dada
Masektomi radikal Pengangkatan seluruh payudara, otot dada dan jaringan lainnya diangkat.
Universitas Sumatera Utara
2.7.2 Terapi penyinaran Merupakn
proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker
dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Terdiri dari dua jenis yaitu radiasi external dan radiasi internal
2.7.3 Kemoterapi Ini merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Cara pemberian kemoterapi tergantung pada stadium dan tipe yang diderita
2.7.4 Terapai Hormon Terapi hormone yang menyingkirkan hormone atau memblok kerja hormone supaya sel kanker tidak mampu berpoliferasi lagi.
2.7.5 Targeted therapy Jenis pengobatan yang menggunakan obat-obatan atau bahan lain untuk mengidentifikasi dan menyerang sel kanker tertentu tanpa merugikan sel normal. Antibodi monoklonal dan tirosin kinase inhibitor adalah antara dua jenis pengobatan targeted therapy. (National Cancer Institute, 2010)
Universitas Sumatera Utara
2.8 Deteksi Dini
2.8.1 Pemeriksaan Payudara Sendiri ( SADARI ) Menurut American cancer society, wanita berusia 20-an haruslah diberikan pendidikan mengenai manfaat dan keterbatasan melakukan pemeriksaan
payudara
sendiri.
Wanita
haruslah
mengetahui
bagaimana keadaan payudara normal dengan melihat dan merasakan, dengan itu setiap perubahan pada perubahan dapat dideteksi dini dan diberikan perhatian professional. Payudara diperiksa sendiri setiap bulan 5-7 hari sesudah haid berhenti. ( Tambunan, 1992)
Langkah Pemeriksaan Sadari Terdapat dua methode melakukan sadari. Dianjurkan kedua-dua cara dilakukan secara rutin setiap bulan.
Looking Methode ini dilakukan pada pencahayaan yang cukup pada posisi berdiri tegak dihadapan cermin. Pemeriksaan dilakukan mengunakan tiga posisi tangan yaitu disamping, diangkat atas kepala dan diletakkan di pinggang. Pada ketiga-tiga posisi ini diperhatikan perubahan sekiranya ada perubahan berupa kemerahan pada kulit payudara, perubahan ukuran atau bentuk payudara dan puting.
Feeling Pada posisi berbaring telentang,ditempatkan handuk yang dilipat atau bantal di bawah bahu kiri serta tangan kiri berada di bawah kepala. Dengan menggunakan jari-jari datar tangan kanan, merasa dada kiri tanpa menekan terlalu keras. Digunakan salah satu dari tiga pola yaitu memutar, atas bawah dan wedge. Puting dipijat untuk melihat sekiranya terdapat cairan atau darah keluar. Pemeriksaan
Universitas Sumatera Utara
payudara sendiri waktu sedang mandi sangat efektif karena payudara lebih lunak dan memudahkan pemeriksaan. (ACOG, 2010)
2.8.2 Pemeriksaan Payudara Klinis Pemeriksaan Payudara Klinis adalah pemeriksaan fisik payudara yang dilakukan oleh pegawai kesihatan yaitu dokter mengikut standar pemeriksaan payudara. Pemeriksaan Payudara Klinis harus menjadi bagian dari pemeriksaan kesehatan berkala wanita, setiap tiga tahun untuk wanita berusia 20-an dan 30-an dan setiap tahun untuk wanita 40 dan lebih tua. (ACS,2003)
2.8.3 Mamografi U.S. Preventive Services Task Force (2009) merekomendasikan skrining mamografi dilaksanakan setiap dua tahun pada wanita dalam lingkungan usia 50- 75
Universitas Sumatera Utara