5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Paparan Asap Rokok Asap rokok mengandung sekitar 4.000 zat kimia seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NO), asam sianida (HCN), amonia (NH4OH), acrolein, acetilen, benzaldehyde, urethane, benzene, methanol, coumarin, etilkatehol-4, dan ortokresol. Selain komponen gas ada komponen padat atau partikel yang terdiri dari nikotin dan tar (TSCS, 2008). Karbon Monoksida (CO) merupakan gas beracun yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen. Selain itu akibat karbon monoksida yang terkandung dalam asap rokok bagi ibu hamil (perokok pasif) karena suami merokok, dapat mengurangi kerja haemoglobin yang seharusnya mengikat oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Nikotin merupakan zat utama dalam daun tembakau. Zat ini adalah alkaloid beracun yang merupakan senyawa organik dan terdiri dari karbon, hidrogen, nitrogen dan oksigen (Wang, 2001). Nikotin dapat menyebabkan terjadinya kontraksi pembuluh darah yang berakibat terhambatnya aliran darah ke janin sehingga menghambat suplai zat makanan yang diperlukan janin. Secara umum perokok dapat dikategorikan menjadi dua yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif (active smoker) adalah orang yang merokok dan langsung menghisap rokok serta bisa mengakibatkan bahaya bagi kesehatan diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Perokok pasif (passive smoker) adalah orang yang bukan perokok namun terpaksa menghisap atau menghirup asap rokok yang dikeluarkan oleh perokok (Pemprov Bali, 2011). Menghirup asap rokok orang lain
6
(perokok pasif) berbahaya bagi kesehatan. Asap aliran samping adalah asap rokok yang berasal dari ujung rokok yang terbakar, sedangkan asap aliran utama adalah asap rokok yang telah dihisap oleh perokok lalu kemudian dihembuskan kembali ke udara. Asap rokok orang lain (AROL) adalah asap yang keluar dari ujung rokok yang menyala atau produk tembakau lainnya, yang biasanya merupakan gabungan dengan asap rokok yang dikeluarkan oleh perokok. Asap rokok terdiri dari asap utama (main stream) yang mengandung 25% kadar bahan berbahaya dan asap sampingan (side stream) yang mengandung 75% kadar bahan berbahaya. Perokok pasif mengisap 75% bahan berbahaya ditambah separuh dari asap yang dihembuskan keluar oleh perokok (WHO). Salah satu hasil penelitian menyebutkan kejadian paparan asap rokok di angkutan umum 87,2 %. Kejadian paparan asap rokok yang mengenai orang lain di tempat kerja 68,4 %.Sedangkan paparan asap rokok yang mengenai orang lain di rumah 61,6 %. Dari hasil survey dapat disimpulkan resiko paparan asap rokok di tempat umum masih sangat tinggi. Ini menunjukan masih perlunya sosialisasi aturan merokok di tempat umum, dan kesadaran akan pengaruh asap rokok yang dapat membawa resiko buruk bagi lingkungan terdekat (keluarga) bisa menjadi motivasi kepatuhan terhadap aturan merokok. Kejelasan aturan, serta kedisiplinan penerapan aturan juga dapat menekan resiko paparan asap rokok kepada perokok pasif (Sjaiful. dkk, 2013).
2.2 Dampak Paparan Asap Rokok Pada Kehamilan Paparan asap rokok dapat menyebabkan berbagai dampak negatif pada kesehatan , khususnya pada ibu hamil. Kejadian paparan asap rokok orang lain
7
menjadi masalah di seluruh dunia. Adapun bukti untuk efek racun dari merokok aktif pada kesuburan dan kehamilan, dalam sebuah penelitian hubungan antara paparan asap rokok orang lain, ibu yang terpapar paparan asap berakibat bayi lahir dengan berat lahir menurun telah cukup terdokumentasi dengan baik, baru-baru ini studi epidemiologi mulai memberikan bukti sugestif untuk menunda konsepsi, mengubah siklus menstruasi, keguguran dini (misalnya spontan aborsi), kelahiran prematur, dan cacat bawaan dalam kaitannya dengan paparan asap rokok orang lain (NIH, 2014). Perokok pasif merupakan salah satu risiko terjadinya Suddent Infant Deadth Syndrom. Bayi yang terpapar dengan kadar asap rokok dari ibu yang merokok lebih 20 batang sehari akan mengalami perubahan struktur nafas dimana terjadi penebalan dinding saluran nafas yang dapat menyebabkan penyempitan saluran nafas hebat dan mengakibatkan kematian mendadak (Rad Marssy, 2007). Ibu hamil yang terpapar oleh asap rokok orang lain, mempunyai risiko untuk melahirkan janin dengan berat badan lahir rendah. Karbon monoksida yang terkonsentrasi dalam darah janin, zat ini akan meracuni dan mengurangi jumlah oksigen yang dibawa ke dalam darah sehingga berat janin menjadi rendah. (Oktaviais, 2011 dalam Oktalili, 2013 ). Nikotin dalam rokok dapat menimbulkan kontraksi pada pembuluh darah sehingga aliran darah ke tali pusat jani menjadi berkurang sehingga distribusi zat-zat makanan dan oksigen berkurang yang bisa menyebabkan bayi lahir prematur (Amiruddin, 2006.Dalam asiyah , 2010). Dampak negatif rokok dan asapnya terhadap ibu hamil diantaranya ancaman persalinan prematur, ketuban pecah dini, ancaman lepasnya plasenta sebelum lahir, plasenta previa(Oktaviais, 2011 dalam Oktalili, 2013 ).
8
2.3 Upaya Untuk Menghindari Paparan Asap Rokok Menurut Lawrence Green (1980) dalam (Notoatmodjo 2007), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, antara lain: 1.
Faktor predisposisi (predisposing factor) Adalah faktor yang dapat mempermudah atau mempredisposisi perilaku pada diri seseorang atau masyarakat yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
2.
Faktor pendukung (enabling factor) Adalah pemungkin yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya.
3.
Faktor pendorong (reinforcing factor) Adalah penguat yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan untuk berperilaku sehat (Notoatmodjo, 2007).
Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua cara, secara langsung, maupun secara tidak langsung. Pengukuran perilaku yang baik adalah secara langsung, yakni dengan pengamatan (observasi), yaitu mengamati tindakan dari subyek dalam rangka memelihara kesehatanya. Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat kembali (recall). Metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap subyek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan obyek tertentu (Notoatmodjo, 2005).
9
2.4 Pengetahuan Tentang Bahaya Paparan Asap Rokok Pengetahuan adalah merupakan suatu proses yang terjadi setelah seseorang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk memebentuk tindakan atau perilaku sseorang . Perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, seseorang harus terlebih dahulu tahu apa arti dan manfaat perilaku tersebut bagi dirinya dan di dalam diri orang tersebut akan terjadi suatu proses yang berurutan yaitu : a.
Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui lebih dahulu terhadap stimulus (obyek).
b.
Interest (tertarik), yakni seseorang mulai tertarik kepada stimulus yang diinderanya. Pada tahap ini sikap subjek sudah mulai timbul.
c.
Evaluation (menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik.
d.
Trial (mencoba), dimana subyek mulai mencoba berperilaku atau melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e.
Adoption (menerima), dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Sebuah penelitian menyebutkan salah satu faktor yang menyebabkan
responden memulai merokok pada usia dini adalah kurangnya pengetahuan tentang dampak rokok bagi kesehatan (Sumarna, 2009). Penelitian tentang pemahaman masyarakat terhadap bahaya paparan asap rokok menyimpulkan dimana perokok pasif dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat dan yang setuju dengan pernyataan tersebut adalah 76,2% , yang tidak
10
setuju 7,83% dan yang tidak tahu adalah 15, 92% . Untuk pernyataan perokok pasif dapat menyebabkan sindrom kematian bayi mendadak 61,78% mengatakan setuju, 11,46% tidak setuju dan 26,75% mengatakan tidak tahu (BTCI, 2014).
2.5 Sikap Sikap adalah tanggapan atau persepsi seseorang terhadap apa yang diketahuinya. Jadi sikap tidak bisa langsung dilihat secara nyata, tetapi hanya dapat ditafsirkan sebagai perilaku yang tertutup bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka (Notoadmojo, 2007). Penelitian Devita Rosalin menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada remaja putra. Untuk menghindari paparan asap rokok ada 4 hal yang terlibat dalam tindakan tersebut yaitu kerentanan yang dirasakan terhadap suatu penyakit, keseriusan yang dirasakan, manfaat yang diterima dan rintangan yang dialami dalam tindakannya untuk menghindari paparan asap rokok (Notoatmodjo, 2010). Perceived susceptibility atau kerentanan adalah suatu tindakan pencegahan terhadap suatu penyakit yang akan timbul bila seseorang telah merasakan bahwa ia atau keluarganya rentan terhadap penyakit tersebut. (Notoatmodjo, 2010). Perceived seriousness atau keseriusan yang dirasakan merupakan tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan penyakit akan didorong pula oleh keseriusan penyakit tersebut terhadap individu atau masyarakat (Notoatmodjo, 2010).
11
Perceived benefit and barier individu merasa dirinya rentan untuk penyakitpenyakit yang dianggap serius ia akan melakukan suatu tindakan tertentu.Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa tingginya persentase sikap positif ibu karena ibu sudah mengetahui bahwa asap rokok membahayakan kesehatannya (Anjani, 2011). Cues atau isyarat/ tanda-tanda untuk mendapatkan tingkat penerimaan yang benar tentang kerentanan, kegawatan dan keuntungan tindakan.Dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti informasi, pesan dari media, adanya nasehat dari keluarga dan teman (Notoadmodjo, 2010).