BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer diartikan sebagai koneksi dua atau lebih komputer yang dihubungkan dengan menggunakan sebuah sistem komunikasi. Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang menggunakan teknik komunikasi data, tetapi lebih mementingkan arti dari tiap bit saat proses pengiriman data sampai diterimanya data secara sempurna dikomputer yang menjadi tujuannya. Pada jaringan komputer memungkinkan proses pengiriman data dapat berlangsung cepat dan efisien. Kemudian komputer berskala kecil yang disebut personal computer atau PC mulai menggeser komputer – komputer mainframe. Beberapa buah PC dapat membentuk network yang di sebut LAN yang menyediakan pemakaian resource bersama seperti berbagi file. (Sofana, 2012: 107)
2.1.2 Klasifikasi Jaringan Komputer Klasifikasi jaringan komputer dibagi atas beberapa jenis, yaitu : a. Local Area Network (LAN) Local Area Network (LAN), merupakan jaringan komputer yang di bentuk beberapa buah komputer atau antara komputer dengan peralatan non-komputer seperti di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya (resouce, misalnya printer) dan saling bertukar informasi. b. Metropolitan Area Network (MAN) Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi
LAN
yang
berukuran
lebih
besar
dan
biasanya
menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat 5
6
mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel. c. Wide Area Network (WAN) Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program (aplikasi) pemakai. (Sumber : CISCO CCNA & jaringan komputer ,Iwan Sofana. 9 Oktober 2014)
2.1.3 OSI LAYER OSI layer adalah kependekan dari Open System Interconnection, yaitu suatu arsitektur komunikasi yang mendefinisikan standar untuk menghubungkan beberapa komputer dari vendor yang berbeda. OSI layer dibuat karena ada masalah dalam komunikasi antar komputer dari vendor yang berbeda, dimana masing-masing vendor menggunakan protokol dan format data yang berbeda. OSI layer bukan hanya model untuk semua jaringan compatible tapi juga merupakan salah satu cara terbaik untuk mengerti seluruh komponen jaringan. (Molenaar, 2013: 16)
1. Application Layer (Layer ke-7) Application Layer adalah penghubung utama antara aplikasi yang sedang berjalan pada satu komputer dan sumber jaringan yang membutuhkan akses. Application Layer adalah layer dimana user akan beroperasi. Layer ini juga berfungsi sebagai interface antara user dan komputer. 2. Presentation Layer (Layer ke-6) Presentation
Layer
memiliki fungsi
untuk
melakukan
penanganan kompresi dan enkripsi data, selain itu juga layer ini bertugas untuk mendefinisikan format data serta menampilkan
7
data. Pada layer ini syntax dan semantic dari data sangat diperhatikan. 3. Session Layer (Layer ke-5) Pada layer ini didefinisikan bagaimana memulai mengontrol dan menghentikan sebuah komunikasi antar mesin/ antar dua end system. Layer ini juga bertanggung jawab atas pengendalian dialog antar node, dan juga layer ini menjaga agar setiap sesi tetap terpisah untuk menjaga agar tidak terjadi tumpang tindih atau tumpukan sesi. 4. Transport Layer (Layer ke-4) Layer ini bertugas untuk menyediakan transfer data yang reliable, dan transparan antara kedua titik akhir. Pada layer ini juga menyediakan multiplexing, kendali aliran dan pemeriksaan error serta cara memperbaikinya. Selain itu layer ini memiliki fungsi untuk mengubah data menjadi segmen. 5. Network Layer (Layer ke-3) Tugas utama dari layer ini adalah menyediakan fungsi routing sehingga paket dapat dikirim keluar dari segmen network local ke suatu tujuan yang berada pada suatu network lain. Layer ini juga mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket, kemudian
melakukan
routing
melalui
internetworking
menggunakan router dan switch layer-3. 6. Data Link Layer (Layer ke-2) Data Link Layer dapat diibaratkan sebagai penghubung antara media network dan layer protokol yang berada pada level lebih tinggi.
Layer
ini bertugas mentransmisikan
data
dengan
memungkinkan pengirim memecah data input menjadi sebuah frame. 7. Physical Layer (Layer ke-1) Physical
layer
berfungsi
untuk
sinkronisasi
bit,
mendefinisikan media transmisi jaringan yang dipakai, metode pensinyalan, arsitektur dari jaringan, topologi jaringan dan perkabelan.
8
Gambar 2.1 Model OSI Layer (Sumber: http://www.freesoft.org/CIE/Topics/model.gif., 4 Januari 2015) Pada gambar 2.1 digambarkan model OSI layer yang berjumlah tujuh layer. Pada layer ke-7, 6 dan 5 disebut dengan upper layer atau host layer yang artinya adalah seluruh proses pada layer tersebut terjadi pada saat data masih di dalam komputer dan belum dikirim ke tujuan, sedangkan pada layer ke 4, 3, 2, 1 disebut dengan lower layer atau media layer.
2.1.4 TCP/IP Sejarah TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) lahir ketika dimulainya ARPANET, yaitu jaringan paket switching digital yang didanai oleh DARPA (Defence Advanced Research Project Agency) pada tahun 1969. Pada saat itu TCP/IP ada karena keinginan untuk membuat sebuah jaringan yang sangat bagus, TCP/IP merupakan protokol yang digunakan pada komunikasi data. (Sofana, 2009 ; 92)
9
Gambar 2.2 Model TCP/IP (Sumber: http://www.webanswers.com/post-images/1/19/1350D05B12B1-FC60-E07213BA65654642.jpg, 4 januari 2015) Berikut ini adalah penjelasan mengenai layer pada model TCP/IP : 1. Application Layer Pada application layer merupakan kombinasi dari layer session, presentation, dan application pada OSI model yang menyediakan komunikasi diantara aplikasi-aplikasi pada host yang berbeda. Layer ini juga berfungsi untuk menyediakan akses aplikasi terhadap jaringan TCP/IP. 2. Transport Layer Transport layer berfungsi untuk membuat komunikasi antar host. Layer ini juga menjamin keaslian dari suatu informasi yang dikirimkan pada sisi pengirim ke sisi penerima. 3. Internetwork Layer Internetwork layer berfungsi untuk melakukan routing dan membuat paket IP menggunakan teknik enkapsulasi. Pada layer ini sebuah paket data dalam jaringan akan dipilihkan rute terbaik yang akan dilewati sebelum masuk pada transport layer. 4. Network Access Layer Network access layer berfungsi untuk memungkinkan sebuah datagram IP dikirim ke atau dari physical network dan juga mendefinisikan MAC address pada frame yang diterima. Layer ini
10
merupakan gabungan dari network layer, data link layer, dan physical layer. Jaringan pada layer ini dapat berupa framerelay, token ring, Ethernet, ISDN, radio, dan satelit. 2.1.5 Topologi a) Topologi bus Topologi bus menggunakan sebuah kabel backbone dan semua host terhubung secara langsung pada kabel tersebut. b) Topologi star Topologi star menghubungkan semua komputer pada sentral atau konsentrator yaitu sebuah hub atau swtich. c) Topologi ring Topologi ring menghubungkan host dengan host lainnya hingga membentuk ring atau lingkaran. d) Topologi extended star Merupakan topologi extended star yang telah di kembangkan yang menggabungkan beberapa topologi star menjadi satu kesatuan menggunakan hub atau switch. e) Topologi hierarchical Topologi yang hampir mirip dengan extended star. Perbedaaanya terletak pada alat peghubung masing-masing topologi star. Tidak menggunakan hub atau switch tapi menggunakan komputer sebagai pengendalinya. (Sofana, 2012: 114)
2.2 Teori Khusus 2.2.1 VLAN VLAN adalah pengelompokan logikal dari user dan resource network yang terhubung ke port yang telah ditentukan secara administratif pada sebuah switch. Ketika seorang administrator membentuk VLAN maka ia diberikan kemampuan untuk menciptakan broadcast domain yang lebih kecil di dalam internetwork switch layer 2, dengan cara memilih port yang berbeda pada switch untuk subnetwork yang berbeda pula. Sebuah VLAN diperlakukan seperti subnet atau broadcast domain sendiri, yang
11
berarti frame yang dibroadcast pada sebuah network hanya di switch atau dialihkan diantara port yang dikelompokkan secara logikal di dalam VLAN yang sama. Dalam kondisi seperti ini sebuah router dapat tidak diperlukan ataupun masih diperlukan tergantung dari apa yang ingin dilakukan. Secara default semua host dalam sebuah VLAN tertentu tidak dapat berkomunikasi dengan host yang merupakan anggota VLAN yang lain, jadi jika diinginkan komunikasi antar VLAN bisa dilakukan maka diperlukan sebuah router. (sumber:http://www.kemendag.go.id/files/regulasi/2012/05/vlan.pdf, Oktober 2014)
20
Jenis-Jenis VLAN: a. VLAN Data VLAN Data adalah VLAN yang dikonfigurasi hanya untuk membawa data-data yang digunakan oleh user. Dipisahkan dengan lalu lintas data suara atau pun manajemen switch. Seringkali disebut dengan VLAN pengguna, User VLAN. b. VLAN Default Semua port switch pada awalnya menjadi anggota VLAN Default. VLAN Default untuk Switch Cisco adalah VLAN 1. VLAN 1 tidak dapat diberi nama dan tidak dapat dihapus. c. Native VLAN Native VLAN dikeluarkan untuk port trunking 802.1Q. port trunking 802.1Q mendukung lalu lintas jaringan yang datang dari banyak VLAN (tagged traffic) sama baiknya dengan yang datang dari sebuah VLAN (untagged traffic). Port trunking 802.1Q menempatkan untagged traffic pada Native VLAN. d. VLAN Manajemen VLAN Manajemen adalah VLAN yang dikonfigurasi untuk memanajemen
switch.
VLAN
1
akan
bekerja
sebagai
Management VLAN jika kita tidak mendefinisikan VLAN khusus sebagai VLAN Manajemen. Kita dapat memberi IP address dan
12
subnet mask pada VLAN Manajemen, sehingga switch dapat dikelola melalui HTTP, Telnet, SSH, atau SNMP. e. VLAN Voice VLAN yang dapat mendukung Voice over IP (VoIP). VLAN yang dikhusukan untuk komunikasi data suara. (sumber : www.cnap.binus.ac.id, 20 oktober 2014) Tipe VLAN dalam konfigurasi : a. Static VLAN Port switch di konfigurasi secara manual di setiap interface switch, Konfigurasi static ini merupakan cara yang paling umum digunakan.(Monelar, 2013:108) b. Dynamic VLAN Mode ini digunakan secara luas di jaringan skala besar. Keanggotaan port Dynamic VLAN dibuat dengan menggunakan server khusus yang disebut VLAN Membership Policy Server (VMPS). Dengan menggunakan VMPS, kita dapat menandai port switch dengan VLAN secara dinamis berdasar pada MAC Address sumber yang terhubung dengan port. (Monelar,2013: 108)
13
c. Voice VLAN Port dikonfigurasi dalam mode voice sehingga dapat mendukung IP phone yang terhubung. port dikonfigurasi dalam mode voice sehingga dapat mendukung IP phone yang terhubung. (Monelar, 2013: 108)
Gambar 2.3 VLAN (Sumber :How To Master CCNA, 2013: 108 ) 2.2.2 VLAN TRUNK Menurut Lewis VLAN Trunk adalah sebuah ethernet point - to-point antara dua perangkat jaringan yaitu interface Ethernet switch dan interface Ethernet yang berada di jaringan lain serta membawa lebih dari satu VLAN. Sebuah VLAN trunk memungkinkan Anda untuk memperluas VLAN melintasi seluruh jaringan . Cisco mendukung IEEE 802.1Q untuk mengkoordinasikan trunk di Fast Ethernet dan Gigabit Ethernet interface. VLAN Trunk mengurangi administrasi yang aktif dalam jaringan . Bila Anda mengkonfigurasi baru VLAN pada satu server VTP , VLAN didistribusikan melalui semua switch dalam domain . Hal ini mengurangi kebutuhan untuk mengkonfigurasi VLAN yang sama di mana-mana . (sumber : www.cnap.binus.ac.id , 20 oktober 2014 )
14
Mode Trunking : a. 802.1Q Switch layer 2 menggunakan Ethernet frame header information untuk mengirim frames. Ketika ethernet frame tiba di access port dari perangkat yang terhubung, frame header tidak mengandung informasi tentang VLAN mana yang frame tersebut miliki. Selanjutnya ketika Ethernet frame di tempatkan di trunk, mereka butuh infotmasi tambahan tentang VLAN yang mereka miliki, ini di selesaikan menggunakan 802.1Q frame tagging dengan menambahakan sebuah tag kepada original Ethernet frame VLAN yang frame miliki. .(lewis, 2008:149) b. ISL ISL disebut cisco legacy trunking protokol, karena ISL mendukung semua cisco catalyst switch . Dengan ISL trunk ports, semua menerima paket yang di harapkan untuk di enkapsulasi dengan ISL header dan semua paket yang di kirim akan di kirim dengan ISL header. ISL sudah jarang di pakai dan sudah tidak di dukung oleh beberapa tipe cisco catalyst switches. (lewis, 2008; 149) c. DTP DTP adalah cisco proprietary protocol yang menegosiasi antara status trunk ports yang mana adalah trunk enkapsulasi dari trunk ports. Switch dari vendor lain tidak support DTP. DTP otomatis aktif di switch port ketika trunking mode tertentu di setting switch port. DTP mengelola trunk negotiation hanya ketika port di switch lain telah di setting trunk mode yang mendukung DTP. DTP mendukung protocol ISL dan 802.1Q. (sumber : LAN Switching dan wireless, 2008: 149) 2.2.3 VTP VTP adalah sebuah pesan protocol layer 2 yang memelihara konfigurasi VLAN secara konsisten dengan mengatur penambahan, penghapusan dan perubahan nama dari VLAN pada semua switch dalam sebuah VTP domain. VTP bekerja pada link trunk yang memperbolehkan
15
interkoneksi switch untuk bertukar frame layer 2, mensingkronisasikan sebuah single list dari konfigurasi VLAN. Hal ini mengurangi konfigurasi manual yang dibutuhkan pada masing-masing switch VLAN dapat dibuat pada 1 switch kemudian menyebarkan informasi VLAN tersebut ke switch lain.Berikut adalah atribut dari Mode VTP : a. Server mode VTP Server mode memegang kontrol penuh atas pembuatan atau penambahan VLAN pada domain yang sudah di konfigurasi , dan di perlukan minimal satu switch yang beroperasi sebagai Server sehingga VLAN dapat di modifikasi tanpa harus mengubah informasi di setiap switch yang ada. b. Client mode Pada client mode ini , VTP client tidak di izinkan untuk melakukan
pengubahan
ataupun
penambahan
vlan
manapun. Dalam mode ini client hanya dapat mengubah informasi vlan setelah mendapatkan VTP Advertisement dari server. c. Transparent mode Switch dalam konfigurasi transparent mode ini sebenarnya tidak berpartisipasi dalam VTP , pada saat dalam mode transparent switch tidak akan menyebarkan informasi VLAN yang di milikinya , dan dalam mode transparent ini juga tidak akan mengsinkronisasi informasi VLAN yang di dapat dari server. Biasanya transparent mode di gunakan jika di perlukan suatu switch yang hanya akan menyimpan informasi yang di milikinya sendiri dan tidak ingin menyebarkan infromasi VLAN . (sumber : http://bangmaman.web.id/2014/04/05/trunk-dan-vtpvirtual-trunking-protocol-bag-1/, 20 oktober 2014) 2.2.4 INTER-VLAN ROUTING Inter-VLAN Routing adalah proses routing yang memungkinkan device atau komputer pada VLAN yang berbeda untuk dapat saling berkomunikasi.
Karena setiap VLAN memiliki subnet yang berbeda,
maka dari itu dibutuhkan router yang berguna sebagai penghubung pada jaringan yang berbeda VLAN.
16
Inter-VLAN Routing dibagi menjadi 3 yaitu: a. Tradisional Inter-VLAN Routing b. Router on a Stick c. Layer 3 Switch / Multi Layer Switch. Inter-VLAN Routing yang dipakai pada penelitian ini adalah Layer 3 Switch/Multi Layer Switch. Beberapa switch dapat menjalankan fungsi dari layer 3, dapat menggantikan fungsi khusus dari router pada jaringan. Switch
layer
3
dapat
menjalankan
Inter-VLAN
Routing.
(Lewis,2008:336) (Sumber: LAN Switching and Wireless CCNA Exploration Companion Guide, Wayne Lewis, Ph.D. 6 november 2014)
2.2.5 OSPF OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksu dnya adalah jaringan dimana user masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, user masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika user sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal. Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan dimanapun routing protokol ini dapat diimplementasikan. OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area. Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana kemari dengan sembarangan. Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth yang lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan
17
lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protokol yang selalu berusaha untuk bekerja demikian. Teknologi yang digunakan oleh routing protokol ini adalah teknologi link-state yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. Hal ini membuat routing protokol OSPF menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi network berskala besar. Pengguna OSPF biasanya adalah para administrator jaringan berskala sedang sampai besar. Jaringan dengan jumlah router lebih dari sepuluh buah, dengan banyak lokasi-lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari pusat, dengan jumlah pengguna jaringan lebih dari lima ratus perangkat komputer, mungkin sudah layak menggunakan routing protokol ini. (Sumber:http://sinauonline.50webs.com/Cisco/Cisco%20Routing%20Prot ocols%20OSPF.html, 6 November 2014) 2.2.6 HSRP HSRP adalah metode standar Cisco menyediakan ketersediaan jaringan yang tinggi dengan menyediakan redundansi pertama - hop untuk IP host pada IEEE 802 LAN dikonfigurasi dengan alamat IP default gateway . HSRP rute IP lalu lintas tanpa bergantung pada ketersediaan setiap router tunggal. Hal ini memungkinkan satu set antarmuka router untuk bekerja sama untuk menyajikan penampilan router virtual tunggal atau default gateway ke host pada LAN. Ketika HSRP dikonfigurasi pada jaringan atau segmen , menyediakan virtual Media Access Control ( MAC ) alamat dan alamat IP yang dibagi di antara sekelompok router dikonfigurasi . HSRP memungkinkan dua atau lebih router HSRP dikonfigurasi untuk menggunakan alamat MAC dan alamat jaringan IP dari router virtual. Virtual router tidak ada ; itu merupakan target umum untuk router yang dikonfigurasi untuk menyediakan cadangan satu sama lain . Salah satu router yang dipilih untuk menjadi router aktif dan satu lagi untuk menjadi router siaga , yang mengasumsikan kendali kelompok alamat MAC dan alamat IP router harus aktif ditunjuk gagal .
18
HSRP mendeteksi ketika router aktif yang ditunjuk gagal , dan router siaga yang dipilih mengasumsikan kendali MAC dan alamat IP kelompok Hot Standby itu . Sebuah router siaga baru juga dipilih pada waktu itu . Perangkat yang menjalankan HSRP mengirim dan menerima multicast hello packet UDP berbasis untuk mendeteksi kegagalan router dan menunjuk router aktif dan siaga . Ketika HSRP dikonfigurasi pada interface , Internet Control Message Protocol ( ICMP ) mengarahkan pesan dinonaktifkan secara default untuk antarmuka . HSRP terdiri atas 2 versi yaitu : 1. HSRP v1 yang support HSRP Group dari 0 sampai 255 atau total 256 Group 2. HSRP v2 yang support HSRP Group sebanyak 4096 group. (Sumber : http://www.cisco.com/c/en/us/td/docs/switches/lan/catalyst3560/software/ release/12-2_52_se/configuration/guide/3560scg/swhsrp.html, 6 November 2014) 2.2.7 DHCP SERVER DHCP Server adalah implementasi Server DHCP penuh yang memberikan dan mengelola alamat IP dari address pool yang ditentukan dalam router ke DHCP Client. (http://www.cisco.com/c/en/us/td/docs/ios/12_2/ip/configuration/guide/fi pr_c/1cfdhcp.html#wp1000879 6 november 2014 ) Merupakan protokol yang dipakai untuk pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Jika menggunakan DHCP, seluruh komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server. (http://www.academia.edu/5690745/Konsep_Instalasi_KOnfigurasi_dan_ Pengujian_DHCP_Server_Pada_Debian_Squeeze, 6 november 2014)
19
2.2.8 Cisco Packet Tracer Packet Tracer adalah sebuah program simulasi jaringan yang kuat yang memungkinkan siswa untuk bereksperimen dengan perilaku jaringan dan bertanya "bagaimana jika" pertanyaan. Sebagai bagian integral dari pengalaman belajar Networking Academy komprehensif, Packet Tracer menyediakan simulasi, visualisasi, authoring, penilaian, dan kemampuan kolaborasi dan memfasilitasi mengajar dan belajar dari konsep teknologi yang kompleks. Packet Tracer memberikan pengalaman terhadap peralatan fisik di kelas secara simulasi dengan memungkinkan siswa untuk membuat jaringan dengan jumlah tak terbatas perangkat, mendorong praktik, penemuan, dan pemecahan masalah. Lingkungan belajar berbasis simulasi membantu siswa mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti pengambilan keputusan, berpikir kreatif dan kritis, dan pemecahan masalah. Packet Tracer melengkapi kurikulum Networking Academy, memungkinkan
instruktur
untuk
dengan
mudah
mengajar
dan
menunjukkan konsep teknis yang kompleks dan sistem jaringan desain. (sumber : https://www.netacad.com/web/about-us/cisco-packet-tracer, 02 februari 2015)
20