BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori yang berkaitan dengan Database Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai definisi data dan informasi, basis data, Database Management System (selanjutnya disingkat DBMS), ERD, Normalisasi, Web Database System.
2.1.1 Definisi Data dan Informasi Berdasarkan O’Brien dan Marakas (2010, p29), data adalah hasil observasi atau fakta mentah, biasanya mengenai kejadian atau transaksi bisnis. Sedangkan menurut Turban et. al. (2005, p38), data adalah deskripsi dasar dari suatu benda, kejadian, kegiatan, dan transaksi yang direkam, diklasifikasikan dan disimpan tetapi tidak diorganisasikan untuk menyampaikan arti yang spesifik Turban et. al. (2005, p38), juga mengungkapkan bahwa informasi adalah data yang telah diorganisasikan agar data itu mempunyai arti dan nilai bagi penerima. Menurut Laudon dan Laudon (2010, p46), informasi adalah data yang sudah diolah menjadi bentuk yang berarti dan berguna bagi manusia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data adalah sesuatu yang belum memiliki arti atau makna bagi penerimanya dan memerlukan suatu pengolahan melalui berbagai analisis sehingga dapat melahirkan berbagai informasi, sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi penerimanya.
2.1.2 Pengertian Basis Data Basis data adalah kumpulan relasi logikal dari data atau deskripsi data yang dapat digunakan bersama dan dibuat untuk memperoleh informasi yang
7
8
dibutuhkan oleh organisasi. Basis data terdiri atas entitas, atribut, dan relationship dari informasi organisasi. Entitas merupakan suatu obyek nyata (manusia, tempat, benda, konsep, atau kejadian) dalam suatu organisasi yang direpresentasikan dalam basis data. Atribut merupakan suatu properti yang menjelaskan beberapa aspek dari obyek yang ingin disimpan. Relationship adalah suatu hubungan antara entitas yang satu dengan yang lainnya dalam basis data. (Connolly, 2010, p65) Sedangkan menurut Kim (2005,p1), dalam jurnal ilmiahnya Salah satu cara untuk membuat data lebih berguna dan lebih tepat adalah data yang digunakan dikumpulkan lalu disimpan dalam database. Database dan teknologi yang terkait pencarian dan penyimpanan. Kemudian meneliti bagaimana database dan teknologi yang terkait dapat digunakan dan lebih efektif.
2.1.3 Pengertian Sistem Basis Data Sistem
basis
data
adalah
sistem
penyimpanan
record
yang
terkomputerisasi dimana tujuan sebenarnya adalah untuk menyimpan data dan memperbolehkan user untuk menelusuri kembali dan mengubah data tersebut sesuai kebutuhan. (Connolly dan Begg, 2010, p5).
2.1.4 Definisi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010,p66), DBMS adalah suatu sistem software yang memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi, menciptakan, memelihara dan mengontrol akses ke basis data. Keuntungan DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010, p77), DBMS memiliki keuntungan dan kekurangan sebagai berikut : 1. Kontrol terhadap pengulangan data. 2. Data yang konsisten. 3. Semakin banyak informasi yang didapat dari data yang sama.
9
4. Data yang dapat digunakan bersama-sama. 5. Menambah integritas data. 6. Menambah keamanan data. 7. Penetapan standardisasi. 8. Pengurangan biaya. 9. Menyeimbangkan konflik kebutuhan. 10. Menambah pengaksesan data dan hasil. 11. Menambah produktivitas. 12. Menambah pemeliharaan data melalui independensi data. 13. Menambah konkurensi. 14. Menambah backup dan recovery.
Kekurangan DBMS 1. Kompleksitas. 2. Ukuran yang besar. 3. Biaya dari DBMS. 4. Biaya penambahan perangkat keras. 5. Biaya konversi. 6. Kinerja. 7. Efek yang besar dari kegagalan
2.1.5 Entity Relationship Diagram (ERD) ERD merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan obyek-obyek dasar data yang mempunyai hubungan antar data, untuk menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan simbol. Pada dasarnya ada tiga simbol yang digunakan, yaitu :
Entitas Entitas merupakan obyek yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan. Simbol dari entity ini biasanya digambarkan dengan persegi panjang.
10
Atribut Setiap entitas pasti memiliki elemen yang disebut atribut, yang berfungsi untuk mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Isi dari atribut mempunyai sesuatu yang dapat mengidentifikasikan isi elemen satu dengan yang lain. Gambar atribut diwakili oleh simbol elips.
Hubungan / Relasi Hubungan antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Relasi dapat digambarkan sebagai berikut : Relasi yang terjadi di antara dua himpunan entitas (misalnya A dan B) dalam satu basis data yaitu : a. Satu ke satu (One to one) Hubungan relasi satu ke satu yaitu setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B.
b. Satu ke banyak (One to many) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi setiap entitas pada entitas B dapat berhubungan dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
c. Banyak ke banyak (Many to many) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B. Begitupun juga sebaliknya himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan A.
11
Gambar 2.1 Contoh Entity Relationship Diagram.
2.1.6 Normalisasi Menurut Connolly dan Begg (2010, p416), normalisasi merupakan teknik untuk menghasilkan sekumpulan tabel dengan karakteristik yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan data suatu organisasi. Dengan kata lain, normalisasi merupakan proses untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua buah relasi atau lebih yang tidak memiliki masalah tersebut. Masalah yang dimaksud sering disebut juga dengan istilah anomali. Karakteristik sekumpulan relasi yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Jumlah minimal atribut yang memenuhi kebutuhan data perusahaan; b. Atribut-atribut yang memiliki hubungan logis yang dekat (disebut juga functional dependency) terdapat pada tabel yang sama; c. Tingkat redundansi yang minimal ditandai dengan setiap atribut hanya didefinisikan sekali selain atribut yang merupakan foreign key.
Manfaat menggunakan basis data yang sudah dinormalisasi adalah
12
basis data tersebut akan lebih mudah diakses dan dipelihara datanya oleh pengguna serta tempat penyimpanan yang dibutuhkan jauh lebih sedikit. Normalisasi dilakukan dengan cara menganalisis tabel dari primary key dan functional dependency melalui serangkaian aturan sehingga basis data dapat dinormalisasikan menjadi beberapa tingkat. Ada beberapa tingkatan normalisasi, tetapi tidak semuanya dilakukan. Tiga tingkat dasar normalisasi yang disarankan adalah First Normal Form (1NF), Second Normal Form (2NF), dan Third Normal Form (3NF). Penjelasan lebih lanjut mengenai tiga tingkat dasar normalisasi adalah sebagai berikut:
a. Unnormalized Form(UNF) Unnormalized Form (selanjutnya disingkat UNF) merupakan tabel yang memiliki satu atau lebih kelompok data yang berulang. Membuat tabel unnormalized yaitu dengan memindahkan data dari sumber informasi (Contoh : Form) kedalam format tabel dengan baris dan kolom. b. First Normal Form (1NF) Menurut Connolly (2010, p403), First Normal Form adalah relasi dimana pertemuan antar setiap baris dan kolom terdiri 1 (satu) dan hanya 1 (satu) nilai. Dalam normalisasi pertama ini, data yang berulang dihilangkan dan di 1NF juga ditentukan primary key, syarat primary key adalah unik. b. Second Normal Form (2NF) Menurut Connolly (2010, p407), Second Normal Form (2NF) adalah merupakan sebuah relasi dalam 1NF yang setiap atribut non-primary keybersifat Full Function Dependencypada primary key dari
relasi
tersebut. Dalam normalisasi kedua ini, atribut yang tergantung pada sebagian dari suatu composite key sebuah tabel dipindahkan ke sebuah tabel yang terpisah. Menurut Connolly (2010, p391) full functional dependency adalah mengindikasikan bahwa jika A dan B
13
adalah atribut dari sebuah relasi, B adalah fully functional dependent dari A. c. Third Normal Form (3NF) Menurut Connolly (2010, p408), Third Normal Form (3NF) adalah sebuah relasi yang memenuhi normal pertama dan normal kedua dimana tidak terdapat atribut non primary key yang bersifat transitively dependent dari primary key-nya. Menurut Connolly (2010, p396), transitive dependency adalah jika kondisi A, B, dan C merupakan atribut-atribut dari sebuah relasi seperti jika A->B dan B->C, maka C adalah transitively dependent dari A melalui atau via B (disediakan
bahwa
A
bukan
functionally dependent dari B
dan C). Dalam normalisasi ketiga ini, atribut yang tidak memberikan kontribusi terhadap penjelasan karakteristik primary key, akan dipindahkan ke sebuah tabel yang terpisah. Keuntungan dari tabel relasional dalam 3NF adalah menghilangkan data yang berulang dengan
tujuan
menghemat
tempat
dan mengurangi keanehan
manipulasi.
2.1.7 SQL Menurut Connolly dan Begg (2010, p113), SQL merupakan bahasa yang dirancang untuk menggunakan relasi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang diharapkan. Menurut O’Brien dan Marakas (2010, p148), SQL adalah bahasa query yang ditemukan di berbagai paket manajemen database. SQL dimaksudkan untuk memenuhi keputusan berikut :
a. Membuat database dan struktur relasi; b. Melakukan tugas dasar manajemen data, seperti pemasukan, modifikasi dan penghapusan data dari relasi; c. Melakukan query sederhana dankompleks. Standar SQL memiliki dua
14
komponen : 1.
Data Definition Language (DDL) untuk menetapkan struktur databasedan mengontrol akses ke data;.
2.
Data Manipulation Language
(DML)
untuk
mendapatkan kembali (retrieve) dan memperbaharui data. 2.1.8 Definisi Web Database System Menurut Eaglestone dan Ridley (2004, p34), sistem basis data dapat dihubungkan ke internet untuk digunakan melalui web. Berikut ini adalah tipetipe dari koneksi yang digunakan: *GANTI TAHUN a. Remote Connections: sebuah sistem basis data yang dapat diakses melalui web dimanapun pengguna berada. b. Client-Server Architecture: bentuk umum dari program aplikasi basis data yang menggunakan internet. c. Distributed Databases: beberapa DBMS mempunyai fasilitas untuk mengizinkan bagian tertentu dari basis data disimpan pada komputer yang berbeda-beda. Data ini didistribusikan dan diletakkan di berbagai tempat berbeda yang tidak disadari oleh pengguna. d. Multidatabase: teknologi ini membuat beberapa basis data tunggal untuk disatukan sehingga mendukung akses yang terintegrasi ke tempat penyimpanan. Jadi web database adalah web yang dihubungkan dengan sistem basis data yang menyebabkan transaksi pada web dapat tersimpan pada basis data dan data dapat diakses oleh pengguna dimanapun mereka berada melalui web.
2.1.9 Database System Development Lifecyle (DSDLC) Untuk merancang aplikasi basis data diperlukan tahapan-tahapan yang harus diikuti yaitu siklus hidup aplikasi basis data (Database Application Lifecycle). Hal penting untuk diketahui adalah bahwa tahapan dalam
15
database application lifecycle tidak harus berurutan, akan tetapi melibatkan beberapa jumlah pengulangan dari tahapan sebelumnya. Gambar berikut merupakan gambaran dan penjelasan tentang tahapantahapan Database Lifecyle
Gambar 2.2 Database System Development Lifecycle (DSDLC)
Berikut adalah ringkasan dari aktivitas utama dari setiap tahapan dari lifecycle aplikasi basis data.
1. Perencanaan Basis Data (Database Planning) Menurut Connolly dan Begg (2010, p313), Perancanaan basis data adalah kegiatan pengelolaan yang memungkinkan tahapan dari sistem
16
pengembangan basis data lifecycle untuk direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin. Ada tiga masalah utama yang terlibat dalam merumuskan strategi Sistem Informasi , yaitu: -
Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan penentuan selanjutnya dari sistem informasi yang dibutuhkan.
-
Evaluasi dari sistem informasi saat ini untuk menentukan kekuatan dan kelemahan yang ada.
-
Penilaian dari peluang IT yang mungkin menghasilkan
keunggulan yang
kompetitif.
2. Pendefinisian Sistem (System Definition) Menurut Connolly dan Begg (2010, p316), pendefinisian sistem menjelaskan tentang ruang lingkup dan batasan-batasan dari aplikasi basis data dan user view yang utama. Sebelum mencoba untuk merancang sebuah sistem basis data, penting bahwa pertama-tama mengidentifikasikan batasan-batasan dari sistem yang sedang diselidiki dan bagaimana interface dengan bagian lain dari sistem informasi organisasi. Disertakan dalam ruang lingkup dan batas dari sistem basis data adalah pandangan pengguna (User View) utama yang harus didukung oleh basis data.
User View Menurut Connolly dan Begg (2010,p316), User View mendefinisikan apa yang dibutuhkan dari sistem basis data dari perspektif peran pekerjaan tertentu (seperti Manager atau Supervisor)atau di bidang aplikasi perusahaan (seperti pemasaran, personalia, atau kontrol stok).
3. Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan (Requirements Collection and Analysis)
17
Menurut Connolly dan Begg (2010, p316-p318) , merupakan suatu proses untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi mengenai bagian dari organisasi yang akan didukung oleh sistem basis data, dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasikan kebutuhan untuk sistem yang baru. Menurut Connolly
dan Begg (2010,
p318-p319), Ada tiga
pendekatan utama untuk mengelola persyaratan sistem database dengan beberapa user view, yaitu: •
Pendekatan terpusat (centralized approach).
•
Pendekatan integrasi tampilan (view integration approach).
•
kombinasi dari kedua pendekatan tersebut(combination of both approaches).
4.
Perancangan Basis Data(Database Design) Menurut Connolly dan Begg (2010, p320-p319) , perancangan basis data adalah proses menciptakan suatu rancangan yang akan mendukung pernyataan misi dan tujuan misi perusahaan untuk sistem basis data yang dibutuhkan. Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk merancang basis data, yaitu : 1. Bottom Up Approach Pendekatan Bottom Up dimulai dari atribut awal (Entity dan Relationship) yang dianalisa berhubungan antar atribut, kemudian dibentuk relasi yang memiliki tipe dari entitas dan relationship antar entitas. Pendekatan ini sesuai untuk perancangan basis data yang sederhana dengan jumlah atribut sedikit.
2. Top Down Approach Pendekatan Top Down dimulai dengan pengembangan data model yang terdiri dari sedikit atau banyak entity dan relationship, melakukan
perbaikan
top
kemudian
down untuk mengidentifikasikan lower-
level entity, relationship, dan hubungan antar atribut. Pendekatan ini
18
digambarkan dengan model entity relationship (ER) , yang dimulai dari identifikasi entitas dan relationship antar entitas. Pada bagian ini (database design) dibagi menjadi tiga tahap yaitu konseptual, logikal, dan fisikal.
5. Pemilihan DBMS (DBMS Selection) Menurut Connolly
dan Begg (2010,
p325) , Pemilihan suatu
DBMS sangat tepat untuk mendukung sistem basis data. Langkah-langkah utama untuk memilih DBMS adalah: 1. Menentukan kerangka acuan kerja untuk penelitian. 2. Membuat daftar singkat untuk dua atau tiga produk. 3. Mengevaluasi produk. 4. Merekomendasikan pilihan dan menghasilkan laporan.
6. Perancangan Aplikasi (Application Design) Menurut Connolly dan Begg (2010, p329) , Perancangan aplikasi merupakan rancangan pada user interface dan program aplikasi yang digunakan dan proses basis data. Dua aspek desain aplikasi, yaitu: a. Perancangan transaksi Menurut Connolly dan Begg(2010, p330), perancangan transaksi merupakan suatu aksi, atau serangkaian aksi yang dilakukan oleh pengguna tunggal atau program aplikasi, yang mengakses atau mengubah isi dari basis data. Tiga jenis utama transaksi yaitu: • Transaksi pengambilan (Retrieval transactions). • Transaksi update (Update transactions). • Transaksi campuran (Mixed transactions). b. Pedoman perancangan user interface Menurut Connolly dan Begg (2010, p331), panduan yang berguna untuk diikuti ketika merancang form atau laporan yaitu:
19
a) Judul yang bermakna (Meaningful title). b) Instruksi yang dipahami (Comprehensible instructions). c) Pengelompokan logical dan pengurutan kolom(logical grouping and sequencing of fields). d) Tata letak visual yang menarik dari form/laporan (visually appealing layout of the form/report). e) Label kolom yang familiar (familiar field labels). f) Konsisten dengan istilah dan singkatan (consistent terminology and abbreviations). g) Terlihat ruang dan batas-batas untuk kolom data entry (visible space and boundaries for data-entry fields). h) Gerakan kursor yang nyaman (convenient cursor movement). i) Koreksi kesalahan untuk karakter individu dan seluruh kolom (error correction for individual characters and entire fields). j) Pesan kesalahan untuk nilai-nilai yang tidak dapat diterima (error messages for unacceptable values). k) Kolom opsional ditandai dengan jelas (optional fields marked clearly). l) Penjelasan pesan untuk kolom (explanatory messages for fields). m) Sinyal penyelesaian (completion signal).
7.
Prototyping Menurut Connolly dan Begg (2010, p333), Prototyping Membangun sebuah model kerja dari suatu sistem basis data. Tujuan utama dari pengembangan suatu prototype sistem basis data adalah untuk memungkinkan pengguna untuk menggunakan prototype untuk mengidentifikasikan fitur-fitur pada sistem yang bekerja dengan baik, atau kurang memadai, dan jika mungkin untuk memberikan saran perbaikan atau bahkan fitur baru untuk sistem basis data.
8.
Implementasi
20
Menurut Connolly dan Begg (2010, p333-p334), implementasi merupakan realisasi fisik dari rancangan basis data dan aplikasi. Implementasi basis data dicapai dengan menggunakan Data Definition Language(DDL) dari DBMS yang dipilih atau Graphical User Interface(GUI),
yang
menyediakan
fungsi
yang
sama
sementara
menyembunyikan laporan DDL tingkat rendah.
9.
Konversi dan Pemuatan Data (Data Conversion and Loading) Menurut Connolly dan Begg (2010, p333-p334), Konversi dan loading data adalah proses memindahkan setiap data yang ada kedalam database baru dan mengubahnya ke aplikasi yang ada untuk dijalankan pada basis data yang baru. Tahap ini diperlukan hanya ketika sistem basis data yang baru menggantikan sistem yang lama.
10. Pengujian (Testing) Menurut Connolly dan Begg (2010, p334-p335), Testing merupakan suatu proses menjalankan sistem basis data dengan maksud menemukan kesalahan beberapa contoh kriteria yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi: 1. Learnability : Berapa lama waktu yang dibutuhkan pengguna baru untuk menjadi produktif dengan sistem? 2. Kinerja
: Seberapa baik respon sistem yang sesuai praktek kerja user?
3. Ketahanan : Bagaimana toleransi terhadap sistem kesalahan pengguna? 4. Recoverability: Seberapa baik sistem pada pemulihan dari kesalahan pengguna? 5. Adapatability: Seberapa dekatkah sistem terkait dengan satu model kerja?
21
11. Pemeliharaan operasional (Operational Maintenance) Menurut Connolly dan Begg (2010, p335-p336), pemeliharaan operasional merupakan suatu proses pemantauan dan pemeliharaan sistem basis data berikut instalasinya. Tahapan kegiatan pemeliharaan: -
Mengawasi kinerja dari sistem.
-
Memelihara dan meningkatkan sistem basis data.
2.2 Teori yang Terkait Tema Penelitian (tematik) Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai definisi sistem, internet, jsp, elearning.
2.2.1 Definisi Sistem Sistem merupakan sekelompok elemen atau komponen yang saling berkaitan dan berhubungan atau berupa subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. Sedangkan sistem adalah sekelompok komponen-komponen yang saling berhubungan dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama dengan menerima input dan output dalam proses perubahan sebuah organisasi. (O’Brien dan Marakas,2010,p29) Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah komponen yang terdiri dari model requirement, function, dan interface yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan.
2.2.2 Analisis Sistem Menurut Turban (2005,
p492), analisis sistem adalah pengkajian
terhadap permasalahan bisnis yang akan diselesaikan oleh suatu organisasi dengan
menggunakan
sistem
informasi.
Tahapan
ini
menentukan
permasalahan bisnis, penyebab, solusi, dan mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan untuk mencapai solusi yang tepat.
22
Menurut Laudon (2010, p400-413), analisa sistem adalah suatu proses identifikasi terhadap masalah yang akan diselesaikan oleh sebuah organisasi dengan menggunakan sistem informasi, yang terdiri dari pendefinisian masalah dan identifikasi kebutuhan yang harus dipenuhi dari sistem.
2.2.3 Perancangan Sistem Tahapan
perancangan
sistem
merupakan
perancangan
teknis
yang menspesifikasikan hal-hal berikut (Turban at al, 2005, p492) : 1) Output, input, dan antar muka pengguna sistem. 2) Hardware, software, basis data, telekomunikasi, personil, dan prosedur. 3) Bagaimana komponen-komponen ini terintegrasi.
2.2.4 Diagramming Tool 2.2.4.1 Flowchart Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkahlangkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian. Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.
Elemen – Elemen Flowchart Flowchart terdiri dari 4 buah elemen dasar: sumber data dan tujuan data, aliran data, proses transformasi, dan penyimpanan data. Berikut adalah simbol – simbol yang digunakan dalam membuat Flowchart :
23
Tabel 2.1 Flowchart Simbol
Nama
Deskripsi Merepresentasikan
Input / Output
Input data atau Output data yang diproses atau informasi.
Proses
Mempresentasikan Operasi Keluar ke atau masuk
Connector
dari bagian lain flowchart khususnya halaman yang sama
Arrow
Merepresentasikan alur kerja
Decision
Keputusan dalam Program
Preparation
Pemberian harga awal
Terminal Points
Awal / akhir flowchart
Input / outuput yang Punches Card
menggunakan kartu berlubang
24
Document
I/O dalam format yang Dicetak
I/O yang Magnetic Tape
menggunakan pita magnetic I/O yang
Magnetic Disk
menggunakan disk magnetic
Magnetic Drum
I/O yang menggunakan drum magnetic I/O yang
On-line Storage
menggunakan penyimpanan akses langsung I/O yang
Punched Tape
menggunakan pita kertas berlubang
Input yang Manual Input
dimasukkan secara manual dari keyboard
Output yang Display
ditampilkan pada terminal Operasi Manual
Manual Operation
25
Penyimpanan yang Off-line Storage
tidak dapat diakses oleh komputer secara langsung
2.2.4.2 DFD (Data Flow Diagram) Data Flow Diagram adalah suatu gambaran grafis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentuk. Bentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui suatu proses yang saling berkaitan. Walau nama diagram ini menekankan pada data, situasi justru sebaliknya, penekanannya ada pada proses. Dalam pembuatan DFD, terdapat beberapa tingkat yang bertujuan untuk menghindari aliran data yang rumit. Dimulai dari tingkatan tertinggi dan kemudian diuraikan ke dalam bentuk yang lebih rinci. Tingkatan tersebut terdiri dari:
a. Diagram konteks (Context Data Flow Diagram) Context data flow diagram merupakan sebuah model proses yang digunakan untuk mendokumentasikan ruang lingkup dari sebuah sistem.
b. Diagram nol (Level-0 Diagram) Level-0
diagram
merupakan
diagram
aliran
data
yang
menggambarkan sebuah major processes, data flow, dan data stores dari sebuah sistem yang berada pada tingkatan tertinggi untuk detailnya.
c. Diagram rinci Diagram ini menggambarkan rincian dari proses yang terdapat pada tingkatan sebelumnya.
26
Simbol –simbol pada DFD Terdapat simbol yang umumnya digunakan pada pembuatan DFD, simbol-simbol tersebut memiliki fungsi yang berbeda yaitu data flows, processes, data stores, dan source/sink (entitas eksternal). Tabel 2.2 DFD Simbol
Nama
Proses
Data Flow
Data Store
Store
fungsi dari simbol-simbol tersebut adalah: a. Proses Proses adalah sesuatu untuk mengubah input menjadi output. Tiap simbol proses diidentifikasikan dengan tabel. Teknik pembuatan tabel yang paling umum adalah dengan menggunakan kata kerja atau obyek, tetapi dapat juga menggunakan sistem atau program komputer.
27
b. Data Flow Arus data terdiri dari sekelompok elemen data yang dapat digambarkan sebagai garis lurus atau lengkung.
c. Data Store Penyimpanan data ( data store ) adalah suatu tempat penampungan data. Proses dapat memasukkan atau mengambil data dari data store.
d. Terminator Terminator ( external entities ) digunakan untuk menggambarkan elemen – elemen lingkungan yang berada di luar sistem, yang menandai titik - titik berakhirnya sistem. Dapat berupa sistem lain, orang atau organisasi.
2.2.4.3 STD (State Transition Diagram) Menurut Whitten (2007, p635) State Transition Diagram (STD) merupakan
suatu
modelling
tool
yang
menggambarkan
sifat
ketergantungan pada waktu dari suatu sistem. Pada mulanya STD hanya digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang memiliki sifat real-time, seperti process control,telephone switching system, highspeed data acquisition system, millitary command and control system, dan lainnya. Notasi yang paling penting dari STD adalah :
28
Tabel 2.3 STD Simbol
Nama
Keterangan Merupakan
kumpulan
keadaan atau atribut State
atribut yang mencirikan benda atau orang pada waktu,
keadaan
dan
kondisi tertentu. Perubahan
state
Transition
ditandakan dengan tanda
State
panah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun suatu STD, yaitu:
1. State awal (initial state) hanya boleh ada satu.
2. State akhir (final state) boleh ada lebih dari satu.
Untuk melengkapi STD diperlukan dua hal lagi, yaitu:
1. Kondisi (condition) adalah suatu event pada lingkungan eksternal yang dapat dideteksi oleh sistem. Misalnya, sebuah interupsi, sinyal, atau data. Hal ini menyebabkan perubahan terhadap state dari state atau memindahkan aktivitas X ke aktivitas Y.
2. Aksi (action) adalah yang dilakukan oleh sistem bila terjadi perubahan state atau merupakan reaksi terhadap kondisi. Aksi akan
menghasilkan
output,
pesan
menghasilkan kalkulasi, dan lain-lain.
tampilan
pada
layar,
29
2.2.5 PHP (PHP Hypertext Preprocessor) Rasmus Lerdorf merupakan seorang programmer yang menciptakan PHP pada tahun 1994. PHP terus mengalami perkembangan dan perubahan hingga saat ini dalam berbagai versi. Menurut W. Jason Gilmore (2010, p1), PHP adalah salah satu server side yang dirancang khusus untuk aplikasi web. Sifat Server side berarti pengerjaan skrip di lakukan di server, baru kemudian hasilnya di kirimkan ke browser. Cara penulisan skrip PHP ada dua macam, yaitu Embedded Scrip dan Non embedded Script. PHP sendiri merupakan singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor. Skrip ini akan membuat suatu aplikasi dapat diintegrasikan ke dalam HTML sehingga suatu halaman web tidak lagi bersifat statis, namun menjadi bersifat dinamis. PHP disisipkan diantara bahasa HTML dan karena bahasa server side, maka bahasa PHP akan dieksekusi di server, sehingga yang dikirimkan ke browser adalah hasil jadi dalam bentuk HTML, dan kode PHP tidak akan terlihat. PHP termasuk Open Source Product. Jadi, dapat diubah source code dan mendistribusikanya secara bebas.
Gambar 2.3 PHP Page
30
Kode PHP diawali dengan tanda lebih kecil (<) dan diakhiri dengan tanda lebih besar (>). Ada dua cara untuk menuliskan script PHP yaitu :
1) Cara 1 script PHP. ?>
2) Cara 2 <SCRIPT LANGUAGE”php”> Script php
Pemisah antar instruksi adalah tanda titik koma (;). Untuk membuat atau menambahkan komentar, standar penulisan adalah /*komentar*/, //komentar dan #komentar. Untuk menuliskan script PHP, ada dua cara yang sering digunakan yaitu Embedded Script dan Non- Embedded Script.
a) Embedded Script Embedded Script yaitu script PHP yang disisipkan diantara tag-tag HTML. Contoh dari Embedded Script :
Embedded Script
31
?>
b) Non-Embedded Script Non-Embedded Script adalah script program PHP murni. Termasuk tag HTML yang disisipkan dalam script PHP. Contoh dari Non-Embedded Script : ”; echo “”; echo “
Mengenal PHP”; echo “”; echo “”; echo “
PHP cukup jitu
’; echo “”; echo “