BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Jaringan Komputer (Tanenbaum,
2011:8),
Jaringan
Data
diartikan
kumpulan
dari
autonomous komputer yang terhubung dengan satu teknologi. Dua komputer dikatakan saling berhubungan jika kedua komputer tersebut dapat bertukar informasi. Koneksinya tidak hanya menggunakan kabel tembaga, namun bisa juga menggunakan fiber optics, microwave, dan satelit komunikasi. Jaringan bisa datang dalam berbagai ukuran dan bentuk yang nantinya dapat dilihat. Manfaat jaringan untuk perusahaan : • Resource sharing yaitu bertujuan agar program dan data dapat digunakan oleh setiap orang tanpa dibatasi oleh lokasi atau jarak. • High reability yaitu bertujuan agar setiap program dan data memiliki sumber-sumber alternatif sehingga bila salah satu mesin rusak dapat diakses melalui mesin yang lain. • Lower cost yaitu menghemat pengeluaran perusahaan. • Skalabilitas yaitu bertujuan untuk meningkatkan kinerja sistem secara berkala sesuai dengan beban pekerjaan dengan menambahkan sejumlah prossesor.
(Sofana, 2012:110) Berdasarkan pola pengoperasian atau fungsi masing-masing komputer dibagi menjadi dua :
• Peer-to-peer Jenis jaringan komputer dimana setiap komputer bisa menjadi server sekaligus client. Setiap komputer dapat menerima dan memberikan akses dari atau ke komputer lain. Peer-to-peer banyak diimplementasikan pada jaringan LAN, walaupun dapat juga diimplementasikan pada MAN dan WAN namun hal ini kurang lazim. Salah satu alasannya adalah masalah manajemen dan security. Cukup sulit untuk mengawasi security pada jaringan peer-to-peer manakala pengguna jaringan komputer sudah sangat banyak.
1
2 • Client-Server Client-Server adalah jaringan komputer yang salah satu (boleh lebih) komputernya difungsikan sebagai server untuk melayani komputer lain. Komputer yang dilayani oleh server disebut client. Layanan yang diberikan bisa berupa akses Web, e-mail, file, atau yang lain. Client-Server banyak dipakai oleh internet dan intranet.
2.1.1 Kategori dari jaringan (Forouzan, 2012:13) Berdasarkan luas areanya maka jaringan komputer bisa dibagi menjadi : • LAN (Local Area Network) LAN biasanya digunakan untuk kepemilikan pribadi dan menghubungkan perangkat dalam kantor, gedung, atau kampus. Tergantung pada kebutuhan organisasi dan tipe dari teknologi yang digunakan. LAN bisa menjadi mudah, seperti dua komputer dan printer dalam satu kantor. Sesuai dengan namanya, LAN berhubungan dengan area network yang berukuran relatif kecil. LAN dapat dikembangkan dengan mudah dan mendukung kecepatan transfer data yang cukup tinggi yaitu 100-1000Mbps.
Gambar 2.1 Topologi LAN Sumber: Forouzan (2012:14)
3 • WAN (Wide Area Network) (Forouzan, 2012:14) Wide Area Network dipakai secara umum sebagai alat untuk mengatasi jarak geografis yang luas, seperti antar negara ataupun seluruh belahan dunia. Secara khusus, WAN terdiri dari sejumlah switching node yang saling dihubungkan. Ketika data dikirim, data akan melewati sejumlah switching node untuk mencapai tujuannya. Secara tradisional, WAN telah dilengkapi secara khusus agar mampu menggunakan satu dari dua teknologi yang paling banyak dipakai oleh publik yaitu jaringan switch atau sering disebut juga jaringan telepon dan jaringan paket.
Gambar 2.2 Topologi WAN Sumber: Forouzan (2012:15)
2.1.2 Kategori Topologi Jaringan • Topologi Star (Sofana, 2012:114) Topologi bintang menghubungkan semua komputer ke satu titik pusat atau kosentrator. Titik pusat ini biasanya berupa hub atau switch sehingga seolah-olah komputer yang terhubung berbentuk seperti bintang.
4
Gambar 2.3 Topologi Star Sumber: Forouzan (2012:11)
• Topologi Bus Topologi bus menggunakan sebuah kabel backbone dan semua host terhubung langsung pada kabel tersebut.
Gambar 2.4 Topologi Bus Sumber: Forouzan (2012:11)
5 • Topologi Ring Topologi ring menghubungkan host dengan host
lainnya hingga
membentuk ring (lingkaran tertutup).
Gambar 2.5 Topologi Ring Sumber: Forouzan (2012:12) • Topologi Mesh atau Fully-Mesh Topologi mesh menghubungkan setiap komputer secara pointto-point. Artinya semua komputer akan saling terhubung satu-satu sehingga tidak dijumpai ada link yang putus. Topologi ini biasanya digunakan pada lokasi yang kritis, seperti instalasi nuklir.
Gambar 2.6 Topologi Mesh lima perangkat Sumber: Forouzan (2012:10)
6 • Topologi Extended Star Merupakan topologi star yang telah dikembangkan. Idenya adalah menggabungkan beberapa topologi star menjadi satu kesatuan. Alat yang digunakan untuk menghubungkan masing-masing topologi star adalah hub atau switch.
Gambar 2.7 Topologi Extended Star Sumber: (http://learn-networking.com/network-design/a-guide-to-networktopology, 22 Oktober 2014) • Topologi Hierarchical Hampir mirip dengan extended star. Perbedaannya terletak pada alat penghubung masing-masing topologi star. Tidak menggunakan hub atau switch namun menggunakan komputer sebagai kendali traffic pada topologi ini.
Gambar 2.8 Topologi Hierarchical Sumber: (http://computernetworkingnotes.com/network-technologies/networktopologies.html, 22 Oktober 2014).
7 2.1.3 Perangkat – perangkat dalam jaringan komputer (Sofana, 2012:58) Beberapa perangkat jaringan komputer di antaranya adalah sebagai berikut: • Bridge Bridge atau disebut juga transparent bridge merupakan perangkat network yang digunakan untuk menghubungkan dua buah LAN (Local Area Network) atau membagi sebuah LAN menjadi dua buah segmen. Tujuannya adalah untuk mengurangi trafiic sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan performa jaringan. Bridge dapat dikelompokkan berdasarkan tiga teknologi network yang digunakan. Ada tiga buah jenis bridge, yaitu: 1.
Transparent bridging, jenis bridge yang digunakan pada network Ethernet.
2.
Source-route bridging, jenis bridge yang digunakan pada network Token Ring.
3.
Translational bridging, digunakan untuk menghubungkan network yang berbeda teknologi. Misalkan menghubungkan network Token Ring dan network Ethernet.
• Hub Hub mirip dengan switch, yaitu sebagai konsentrator atau titik pusat. Namun, hub tidak secerdas switch. Jika informasi dikirim ke host target melalui hub maka informasi akan mengalir ke semua host. Kondisi semacam ini dapat menyebabkan beban traffic yang tinggi. Oleh sebab itu, sebuah hub biasanya hanya digunakan pada network berskala kecil. • Switch Cara kerja switch mirip dengan bridge namun keduanya berbeda, sehingga switch disebut sebagai multiport bridge. Switch berfungsi sebagai sentral atau kosentrator pada sebuah jaringan. Switch dapat mempelajari alamat hardware host tujuan, sehingga informasi bisa langsung dikirim ke host tujuan. Switch yang lebih
8 cerdas dapat mengecek frame yang salah dan memblok frame yang salah tersebut. Dilihat dari cara kerjanya, maka switch dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu : 1.
Cut through atau fast forward Switch jenis ini hanya mengecek alamat tujuan yang ada pada header frame. Selanjutnya frame akan diteruskan ke host tujuan. Kondisi ini dapat mengurangi waktu tunggu atau latency. Ini
merupakan
switch
tercepat
diantara
jenis
lainnya.
Kelemahannya, yaitu tidak dapat mengecek frame-frame yang salah. Frame yang salah akan tetap diteruskan ke host tujuan. 2.
Store and forward Switch akan menyimpan semua frame untuk sementara waktu sebelum diteruskan ke host tujuan (buffer). Seluruh frame akan dicek melalui mekanisme CRC (Cyclic Redudancy Check). Jika ditemukan kesalahan maka frame akan dibuang dan tidak diteruskan ke host tujuan. Switch jenis ini paling terpercaya diantara jenis lainnya. Kelemahannya, yaitu meningkatnya latency akibat adanya proses pengecekan seluruh frame yang melalui switch.
3.
Fragment free atau modified cut through Switch akan membaca 64 byte dari frame sebelum meneruskannya ke host tujuan. Nilai 64 byte ini merupakan jumlah minimum byte yang dianggap penting untuk menentukan frame tersebut salah atau tidak. Sehingga switch jenis ini memiliki kinerja yang cukup baik dan dapat diandalkan.
• Router Router adalah peralatan jaringan yang beroperasi pada layer OSI 3 (network layer). Sebuah router memiliki kemampuan routing, yang artinya router secara cerdas dapat mengetahui kemana rute perjalanan informasi atau paket akan dilewatkan. Jika paket-paket ditunjukkan untuk host pada network lain maka router akan meneruskannya ke network tersebut. Sebaliknya, jika paket-paket ditunjukkan untuk host
9 yang satu jaringan maka router akan menghalangi paket-paket keluar sehingga paket-paket tersebut tidak membanjiri (flood) jaringan yang lain.
2.1.4 OSI Layer (Sofana, 2012:91) Open System Interconnection (OSI) sering digunakan untuk menjelaskan cara kerja jaringan komputer secara logika. Secara umum model OSI membagi berbagai fungsi jaringan menjadi tujuh lapisan. Sedangkan lembaga yang mempublikasikan model OSI adalah International Organization for Standardization (ISO). Beberapa keuntungan atau alasan mengapa model OSI dibuat berlapis-lapis, diantaranya : • Memudahkan siapa saja (khususnya pemula) untuk memahami cara kerja jaringan komputer secara menyeluruh. • Memecahkan persoalan komunikasi data yang rumit menjadi bagianbagian kecil yang lebih sederhana. Sehingga dapat memudahkan proses troubleshooting. • Memungkinkan
vendor
atau
pakar
network
mendesain
dan
mengembangkan hardware atau software yang sesuai dengan fungsi layer tertentu (modular). • Menyediakan standar interface bagi pengembangan perangkat yang melibatkan multivendor. • Adanya abstraksi layer memudahkan pengembangan teknologi masa depan yang terkait dengan layer tertentu. Ketujuh layer ini jika dilihat secara fungsional dapat dikelompokan menjadi dua bagian saja, yaitu : • Layer kelima sampai dengan ketujuh, dikelompokan sebagai upper layers. Segala sesuatu yang berkaitan dengan user interface, data formatting, dan communication session ditangani oleh layer ini, diimplementasikan dalam bentuk software atau aplikasi. • Layer kesatu sampai dengan kelima dikelompokkan sebagai data flow layers atau lower layers. Dimplementasikan dalam bentuk hardware atau software.
10
Gambar 2.9 OSI Layer dan TCP/IP Sumber: (http://cnap.binus.ac.id/ccna/protdoc/Exploration1/theme/cheetah.html? cid=0600000000&l1=en&l2=none&chapter=1, 22 Oktober 2014)
1. Physical Layer Layer ini menentukan masalah kelistrikan atau gelombang, medan, dan berbagai prosedur atau fungsi yang berkaitan dengan link fisik, seperti tegangan atau arus listrik, panjang maksimal media transmisi, pergantian fasa, jenis kabel, bentuk interface berbeda-beda dari sebuah media transmisi. Contoh : RS-232, V.35, V.34, I.430, hub, repeater, fiberoptics, 802.11a/b/g/n, RJ45, Ethernet, NRZI, NRZ, B8ZS. 2. Data Link Layer Menentukan pengalamatan fisik, pendeteksi error, flame flow control, dan network topology. Ada dua sub-layer pada data link, yaitu: Logical Link Control (LLC) dan Media Access Control (MAC). LLC mengatur komunikasi, seperti error notification dan flow control, sedangkan MAC mengatur pengalamatan fisik yang digunakan dalam proses komunikasi antar adapter. Data Link Layer ini juga mengatur pengiriman data dari interface berbeda. Semisal pengiriman data dari Ethernet 802.3 menuju ke High-Level Data Link Control (HDLC), pengiriman data WAN.
11 Contoh : Token ring, Frame relay, SDLC, HDLC , ISL, PPP, IEEE 802.2 / 802.3 (ethernet), FDDI, dan ATM. 3. Network Layer Layer ini melakukan pengalamatan, untuk mendefinisikan jalur pengiriman (routing) yang akan dilalui oleh data. Layer ini menyediakan logical addressing (pengalamatan logika) dan path determination (penentuan rute tujuan). Contoh : IPX, IP , ICMP, IPsec, ARP, RiP, IGRP, OSPF, dan NBF. 4. Transport Layer Menyediakan end-to-end communication protocol. Layer ini bertanggung jawab terhadap keselamatan data dan segmenentasi data, seperti mengatur flow control (kendali aliran data), error detection (deteksi kesalahan), and correction (koreksi), data sequencing (urutan data), dan size of the packet (ukuran paket). Contoh : TCP, SPX, UDP, SCTP, dan IPX. 5. Session Layer Mengatur sesi yang meliputi establishing, maintaining, dan terminating antar entitas yang dimiliki oleh presentation layer. Contoh : SQL,X WINDOW, DNS, NetBIOS, ASP, SCP, OS scheduling, RPC. 6. Presentation Layer Mengatur konversi dan translasi berbagai format data, seperti kompresi data dan enkripsi data. Contoh : TDI, ASCII, EBCDIC, MIDI, MPEG, dan ASCII7. 7. Application Layer Layer ini merupakan aplikasi atau user interface untuk meghubungkan komunikasi antar komputer. Application layer mengacu pada pelayanan komunikasi pada suatu aplikasi atau user interface. Contoh : NNTP, HTTP, HTTPS, SMTP, SNMP, Telnet, dan FTP.
12 2.1.5 TCP / IP (Sofana, 2012:245) Penjelasan masing-masing layer protokol TCP/IP beserta fungsinya: 1. Network Access Layer Pada lapisan ini, didefinisikan bagaimana penyaluran data dalam bentuk frame-frame data pada media fisik yang digunakan secara andal. Lapisan ini memberikan pelayanan untuk medeteksi dan mengkoreksi kesalahan dari data yang ditransmisikan. 2. Internet Layer Lapisan ini bertugas untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan dapat menemukan tujuannya. Beberapa tugas penting pada lapisan ini adalah: •
Addressing, yaitu melengkapi setiap paket data dengan alamat internet atau yang dikenal dengan IP address, karena pengalamatan (addressing) berada pada level ini, maka jaringan TCP/IP independen dari jenis media, sistem operasi, dan komputer yang digunakan.
•
Routing, yaitu menentukan rute ke mana paket data akan dikirim agar mencapai tujuan yang diinginkan. Proses routing seluruhnya ditentukan oleh jaringan. Pengirim tidak memiliki kendali terhadap paket yang dikirimkannya. Router-router pada jaringan TCP/IP-lah yang menentukan penyampain paket data dari pengirim ke penerima.
3. Transport Layer Pada lapisan ini didefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman data antara end-to-end host. Lapisan ini menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima akan sama dengan informasi yang dikirim pengirim. Lapisan ini memiliki beberapa fungsi penting antara lain : 1.
Flow Control Pengiriman data yang telah dipecah menjadi paket-paket data harus diatur sedemikian rupa agar pengirim tidak sampai mengirimkan data dengan kecepatan yang melebihi kemampuan penerima dalam menerima data.
13 2.
Error Detection Memeriksa data yang telah dikirim dari pengirim telah bebas dari kesalahan atau tidak. Jika ditemukan kesalahan pada paket tersebut, maka penerima tidak akan menerima data tersebut. Pengirim akan mengirim ulang paket data yang memiliki kesalahan tadi. Dengan demikian, data dijamin bebas dari kesalahan pada saat diteruskan ke lapisan aplikasi.
Ada dua protokol yang digunakan pada layer ini yaitu: 1.
TCP (Transmission Control Protocol) TCP digunakan oleh aplikasi-aplikasi yang membutuhkan : a.)
Connection oriented, karena sebelum proses transmisi data terjadi, dua aplikasi TCP harus melakukan pertukaran kontrol informasi (handshaking).
b.)
Reliable, karena menerapkan fitur deteksi kesalahan dan retranmisi apabila ada data yang rusak, sehingga keutuhan data dapat terjamin.
c.)
Byte stream service, yaitu pengiriman paket akan dikirimkan ke tujuan secara berurutan (sequencing).
2.
UDP (User Datagram Protocol) a.)
Connectionless
oriented,
karena
saat
melakukan
pengiriman data tidak dilakukan proses handshaking, tidak ada sequencing datagram, dan tidak ada garansi bahwa paket data yang dikirim akan tiba dengan selamat. UDP juga tidak menyediakan fitur koreksi kesalahan. b.)
Multiplexing (via nomor port) dan integritas verifikasi atau deteksi kesalahan (via checksum) yang disediakan pada header dan payload. Untuk menghasilakan transmisi data yang reliable, haruslah dibantu dan dilakukan di tingkat aplikasi. Tidak bisa dikerjkan di tingkat protokol UDP.
c.)
Best effort basis, yaitu usaha jaringan untuk mengirimkan paket data semaksimal mungkin atau sebanyak mungkin
14 tanpa memperhitungkan dan menjamin paket data tersebut dapat diterima oleh host tujuannya. 4. Application Layer Lapisan ini mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan. Cukup banyak protokol yang telah dikembangkan pada lapisan ini. Contohnya adalah SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) untuk pengiriman electronic mail, HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) untuk aplikasi berbasis web atau WWW, FTP (File Transfer Protocol) untuk mengirim file, NNTP (Network News Transfer Protocol) untuk distribusi news group dan sebagainya.
2.2
Pengenalan Virtual Local Area Network (VLAN) (Sofana, 2012:126) Salah satu masalah yang dihadapi oleh LAN (tradisional) adalah tidak adanya mekanisme pengaturan yang fleksibel. Administrator akan cukup sulit mengelompokkan masing-masing host berdasarkan kategori tertentu. Seperti mengelompokkan beberapa host berdasarkan kelompok kerja, berdasarkan departemen, aplikasi atau pelayanan yang disediakan, dan sebagainya.
2.2.1 Pengertian VLAN (Sofana, 2012:306) VLAN atau Virtual LAN atau logical LAN atau logical subnet, merupakan sebuah cara untuk memecah network menjadi beberapa network atau segmen yang lebih kecil. Tujuan utama VLAN adalah untuk memperkecil jumlah traffic broadcast pada masing masing subnet sehingga setiap subnet memiliki broadcast domain sendiri. VLAN dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori : a.) Berdasarkan membership type 1.)
Static VLAN Anggota VLAN ditentukan berdasarkan port pada switch yang hanya dapat diubah dengan memindahkan kabel yang terhubung ke port tersebut. VLAN statis mudah dikonfigurasi dan relatif aman.
15 2.)
Dynamic VLAN Anggota VLAN ditentukan secara logika, berdasarkan MAC address, username, IP address, atau tipe protokol yang digunakan oleh paket data.
b.) Berdasarkan boundaries 1.)
End-to-End VLAN Anggota VLAN dihubungkan oleh beberapa switch yang lokasinya berjauhan. Digunakan untuk memberikan fleksibilitas tinggi bagi user, sehingga user dapat mengaksesnya dimana dan kapan saja.
2.)
Local VLAN Anggota VLAN dihubungkan dengan switch yang lokasinya berdekatan. Misalkan saja semua host yang ada di gedung A akan memiliki VLAN yang sama.
2.2.2 Manfaat dari VLAN
(Sofana, 2012:309) Dengan VLAN didapat memperkecil broadcast domain. Beberapa keuntungan VLAN antara lain adalah : 1. Pemakaian bandwidth secara optimal VLAN dapat membagi network besar menjadi segmen-segmen yang lebih kecil. Traffic local (antar sesama anggota sebuah VLAN) dapat di sekat dan tidak menggangu VLAN yang lainnya. Sehingga penggunaan bandwidth menjadi lebih optimal. 2. Pembentukan jaringan logika Dengan VLAN, kita dapat membentuk jaringan secara logika. Koneksi antar perangkat dapat dikonfigurasi ulang tanpa harus memindahkan perangkat secar fisik. 3. Meningkatkan keamanan VLAN dapat mengisolasi traffic. Traffic internal tidak akan mengalir keluar. Server dapat disimpan dilokasi yang aman. Kondisi
16 ini menyulitkan penyusup untuk mencuri data yang mengalir. Kecuali jika mengetahui port switch yang digunakan oleh VLAN. 4. Mempermudah pembuatan IP subnet Dengan VLAN, pembentukan IP subnet akan lebih mudah. Tidak bergantung pada lokasi fisik. Jika komputer dipindahkan ke tempat lain makan IP subnet-nya masih dapat dipertahankan. 5. Memudahkan administrasi Administrasi
jaringan
dapat
dilakukan
dengan
mudah.
Pembentukan ulang jaringan tidak memerlukan pemindahan alat dan pengaturan ulang kabel jaringan.
2.2.3 Design VLAN Menurut
Hucaby
(2010),
terdapat
dua
pendekatan
dalam
melakukan design VLAN, yaitu End-to-End VLAN dan Local VLAN. • End-to-End VLAN adalah pendekatan untuk melakukan design based by fungsi pekerjaan, dimana traffic LAN berbanding WAN masih 80 berbanding 20, keberadaan server di dalam setiap LAN. • Local VLAN adalah pendekatan terbaru dalam melakukan design VLAN based by geografis area, dimana traffic LAN berbanding WAN dewasa ini mendekati 20 berbanding 80, keberadaan server adalah di Server Farm dan DMZ block.
2.2.4 VLAN Trunking Protocol (VTP) (CCNA Exploration 3 2012 : 4) Asal mula VTP adalah karena semakin meningkatnya jumlah switch yang digunakan pada jaringan bisnis baik yang kecil maupun menengah, secara keseluruhan dibutuhkan administrasi untuk mengatur dan mengelola VLAN di dalam jaringan. VTP memungkinkan manager jaringan untuk mengkonfigurasi sehingga akan merambat konfigurasi VLAN ke switch lain dalam jaringan. Switch dapat dikonfigurasi dalam peran VTP server, client, atau transparent. Ada lima komponen dari VTP yaitu :
1. VTP Domain Terdiri dari satu atau lebih switch yang saling berhubungan. Semua switch dalam domain berbagi rincian konfigurasi VLAN menggunakan VTP advertisements.
17 2. VTP Advertisements VTP menggunakan hirarki iklan untuk mendistribusikan dan mensinkronisasi konfigurasi VLAN di seluruh jaringan. 3. VTP Mode Sebuah switch dapat dikonfigurasi dalam satu dari tiga mode : server, client, atau transparent. a)
VTP Server VTP server mengiklankan domain VTP informasi VLAN ke switch lain VTP-enabled dalam domain VTP yang sama. VTP server menyimpan informasi VLAN untuk seluruh domain dalam NVRAM (Non-Volatille Random Access Memory). Dimana server VLAN dapat dibuat, dihapus, atau diubah namanya untuk domain.
b)
VTP Client VTP Client berfungsi dengan cara yang sama seperti VTP server, tetapi VLAN tidak dapat dibuat, diubah, atau dihapus pada VTP klien. Seorang VTP client hanya menyimpan informasi VLAN untuk seluruh domain, sementara switch tersebut hidup. Sebuah tombol reset untuk menghapus informasi VLAN.
c)
VTP Transparant Switch VTP Transparent meneruskan advertisements untuk VTP client dan VTP server. Switch transparan tidak berpartisipasi dalam VTP. VLAN yang dibuat, diganti namanya, atau dihapus pada switch transparan bersifat lokal ke switch saja.
4. Configuration Revision Number Jumlah perubahan konfigurasi VLAN. Angka yang tertinggi yang akan di pilih sebagai patokan untuk VTP mode yang lain untuk merubah VLAN yang berada di database device tersebut. 5. VTP Password Password VTP harus sama antar device yang ingin mendapatkan informasi VLAN.
18 2.2.5 Manfaat VTP 1.) Peningkatkan keamanan jaringan Proses modifikasi konfigurasi (database VLAN) hanya dapat dikerjakan pada server. 2.) Kemudahan administrasi VLAN Proses konfigurasi cukup dilakukan pada sebuah switch saja, yaitu server VTP. Sumber: (Sofana, 2012:550)
2.2.6 Protokol Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) (Sofana, CISCO CCNP dan Jaringan Komputer, 2012: 93) EIGRP dibagi menjadi beberapa bagian : 1. EIGRP merupakan jenis protokol distance vector yang diliris pada tahun 1992 dengan IOS 9.21, menggunakan perhitungan metrik seperti IGRP, akan tetapi EIGRP dapat melakukan update dengan cepat dan reliable serta terdapat pemisahan yang keepalive, sehingga EIGRP kadangkala dikategorikan sebagai protokol routing jenis hybrid atau advanced distance vector. 2. EIGRP dibuat untuk mengatasi keterbatasan protokol IGRP, yaitu membuat versi classless dari IGRP sehingga EIGRP dapat mendukung VLSM (Variable-Length Subnet Mask). EIGRP tetap menggunakan prinsip dasar distance vector routing protocol, yaitu sederhana, efisien dalam pemakaian resource (memori, bandwidth, dan prosesor), mendukung berbagai protokol serta performanya sangat prima. 3. EIGRP merupakan jenis protokol proprietary (buatan Cisco). 4. Waktu convergence yang sangat cepat ketika menjumpai adanya link yang gagal. 5. Mendukung equal cost load balance dan unequal cost load balance.
19 EIGRP memiliki beberapa fitur yang pada umumnya tidak dimiliki oleh distance vector routing protocol lain, seperti RIPv1, RIPv2, dan IGRP. Contohnya : 1. RTP (Reliable Transport Protocol) • Pada saat berkomunikasi dengan router-router lain, EIGRP menggunakan sejumlah paket yang bersifat reliable. Hal ini digunakan untuk menjamin bahwa paket-paket yang dikirim pada neighbor dapat diterima dengan baik (Contoh paket: IPX, IP, APPLETALK). Sebagaian besar paket dikirim menggunakan alamat multicast 224.0.0.10, sehingga EIGRP disebut sebagai classless routing protocol.
Ada 5 jenis paket yang digunakan
EIGRP untuk berkomunikasi (protocol message), paket-apket ini dienkapsulasi oleh IP (Internet Protocol), yaitu : - Hello Digunakan untuk identifikasi keberadaan paket pada router tetangganya. - Update Digunakan untuk memberitahukan rute paket dan update hanya akan dikirim secara multicast apabila terdapat perubahan. - Acknowledgement Digunakan untuk meng-acknowledge paket update yang sudah diterimanya. - Query Digunakan untuk menanyakan rute terbaik sebelumnya yang telah hilang. Jika update menemukan adanya path yang hilang maka multicast queries akan dikirim untuk menanyakan router tetangga apakah masih memiliki path tersebut. Apabila tidak merespon, maka router yang kehilangan path akan mencoba mengirimkan pake unicast query, satu per satu ke setiap router tetangga hingga 16 kali pengulangan.
20 - Reply Digunakan untuk menjawab query. Setiap router yang menerima query akan merespon dengan mengirim paket reply secara unicast. 2. Bounded Updates • Partial
: update hanya berisi informasi tentang jalur yang berubah.
• Bounded
: hanya router yang terkena efeknya yang akan menerima update.
3. Diffusing Update Algorithm (DUAL) • EIGRP menggunakan algoritma DUAL, yaitu proses kalkulasi tersebar (diffuse) diantara router-router. Dengan DUAL, setiap router EIGRP dapat menentukan apakah path yang di-advertise oleh sebuah neighbor router tetangga merupakan link looped atau loop-free.
DUAL
memperbolehkan
sebuah
router
EIGRP
menentukan path alternatif tanpa harus menunggu update dari router lain. Ada beberapa istilah yang digunakan dalam DUAL: - Successor
: jalur terbaik menuju jaringan.
- Feasible Successor
: jalur back-up dari successor.
- Feasible Distance
: metric terendah dari suatu jalur.
- Reported Distance
: metric kepunyaan tetangga.
- Feasible Condition
: syarat sebuah jalur dapat menjadi
feasible condition, yaitu reported distance lebih rendah dibandingkan feasible distance. 4. Establishing Adjacencies • Dua buah router saling membentuk komunikasi untuk bertukar informasi. 5. Neighbor and topology tables • EIGRP menyediakan beberapa buah tabel, yaitu: - Neighbor table Berisi daftar semua adjancent router atau neighbor, ketika sebauh router menemukan neighbor baru maka router akan
21 menyimpan alamat neighbor dan interface-nya pada neighbor table. - Topology table Berisi semua daftar path (menuju ke semua network yang diketahui) yang di-advertise oleh neighbor. (Didalamnya terdapat daftar semua successor, feasible successor, feasible distance, reported distance or advertise distance, dan outgoing interface. - Routing table Berisi semua daftar network dan path terbaik. Routing table terbentuk setelah DUAL selesai dijalankan dan topology table terbentuk. Sebuah router EIGRP akan menyimpan semua routing table milik neighbor-nya sehingga dapat dengan cepat beradaptasi terhadap perubahan. 6. Load balancing • Istilah yang digunakan untuk menunjukkan adanya kemampuan menggunakan bandwidth yang disediakan oleh link-link lain, sehingga tidak hanya mengandalakan sebuah path. Hal ini akan mempercepat proses dan dapat digunakan juga sebagai back-up ketika link utama mengalami kegagalan. Load balacing dapat mempercepat waktu convergence.
2.2.7 Etherchannel Menurut Hucaby (2013), etherchannel merupakan teknologi umum yang dapat digunakan untuk menggabungkan beberapa port secara fisikal menjadi satu port secara logikal. Misalnya, dalam sebuah Cisco switch akan dilakukan bundling port untuk interface fast ethernet 0/1 sampai 0/4, maka etherchannel harus digunakan untuk memecahkan solusi ini. Keempat port tersebut akan menjadi satu interface baru yaitu interface port channel x, dengan x adalah nomor interface baru yang di-create. Etherchannel memiliki batasan jumlah port yang di bundling yaitu delapan port. Etherchannel memungkinkan device untuk memliki akumulasi bandwidth sebesar p x bandwidth port dengan p adalah jumlah physical port.
22 2.2.8 Konfigurasi Cisco Menurut Odom (2013), Cisco menggunakan operating system yang disebut Cisco IOS untuk device umum seperti router dan switch berkapasitas medium. • Cisco IOS memiliki 3 mode utama dalam konfigurasi, yaitu: - Router> User mode digunakan untuk melakukan verifikasi umum tetapi tidak semua konfigurasi dapat dilihat. - Router# Priviledged mode dilakukan untuk verifikasi konfigurasi secara menyeluruh. - Router(config)# Global
configuration
mode
digunakan
untuk
melakukan
konfigurasi. • Cara Mapping Port ke VLAN - Switch(config)#interface range fa0/1-8 - Swicth(config-if-range)#switch mode access - Switch(config-if-range)#switch access vlan 10 Diatas merupakan konfigurasi untuk port berapa sampai berapa yang ingin dikonfigurasi, mode apa yang ingin digunakan, dan VLAN berapa yang ingin dimasukkan ke dalam port yang digunakan • Cara membuat dan memberi nama VLAN - Switch(config)#vlan 10 - Switch(config-vlan)#name RUANGAN_1 Diatas merupakan konfigurasi untuk melakukan pembuatan VLAN dan nama VLAN. •
Cara membuat Trunking Port - Switch(config)#interface port-channel 1 - Switch(config-if)#switchport trunk encapsulation dot1q - Switch(config-if)#switchport mode trunk Diatas merupakan konfigurasi untuk pembuatan trunk pada port channel.
23 • Cara membuat Etherchannel - Switch(config-if)#interface range f0/1 – 2 - Switch(config-if-range)#channel-group 1 mode on Diatas merupakan konifgurasi untuk pembuatan etherchannel pada interface. • Cara membuat IP router dan Layer 3 Switch - Switch(config-if)#interface fastethernet 0/0 - Switch(config-if)#ip address 172.16.11.1 255.255.255.252 - Switch(config)#no shutdown Diatas merupakan konfigurasi untuk memberikan IP address pada router dan layer 3 switch. • Cara setting DHCP - Switch(config)#ip dhcp pool VLAN_30 - Switch(dhcp-config)#network 172.16.30.0 255.255.255.0 - Switch(dhcp-config)#default-router 172.16.30.1 - Switch(dhcp-config)#dns-server 8.8.8.8 Diatas merupakan konfigurasi untuk DHCP pada VLAN. • Cara setting EIGRP - Switch(config)#ip routing - Switch(config)#router eigrp 1000 - Switch(config-router)#no auto-summary - Switch(config-router)#network 172.16.10.0 - Switch(config-router)#network 172.16.20.0 - Switch(config-router)#network 172.16.30.0 - Switch(config-router)#network 172.16.40.0 - Switch(config-router)#network 172.16.12.0 - Switch(config-router)#network 172.16.22.0 Diatas
merupakan
distribution switch.
konfigurasi
untuk
protokol
EIGRP
pada
24 2.2.9 Design Theory Design jaringan menggunakan metode Access, Distribution, Core Layer (ADC). Menurut Teare (2010), ADC merupakan salah satu teknik yang banyak digunakan untuk melakukan design jaringan karena terkenal dengan konsep pembagian layer yang dianggap baik untuk efektivitas jaringan. ADC terdiri dari tiga layer secara fungsional yaitu access, distribution, dan core. • Access layer dikenal sebagai device terbanyak dalam sebuah jaringan, biasanya adalah switch layer 2, terletak di setiap ruangan dalam sebuah gedung. Switch-switch ini yang berikutnya dikenal dengan nama access switch, dimana bertugas untuk memberikan akses pertama kali ke end user, melakukan switching mac address, pembagian broadcast domain dengan VLAN, dan basic security seperti switchport security dan lain-lain jika diperlukan. • Distribution layer adalah uplink dari access layer untuk melakukan aggregation bagi seluruh access switch dan menjadi gateway bagi user. Trend yang digunakan adalah penggunaan layer 3 switch untuk mengisi posisi distribution layer, berikutnya switch ini disebut distribution switch. Layer 3 switch digunakan karena dikenal dengan CEF (Cisco Express Forwarding) yang memungkinkan melakukan forwarding data dengan kemampuan router dan switch namun kecepatan di level hardware (caching). • Core Layer merupakan layer yang bertugas menerima traffic bersih dari downlink-nya (distribution layer) dan melakukan routing.
2.2.10
Daisy Chain Cabling Design Menurut Hucaby (2010), dalam melakukan design untuk switching world harus memenuhi daisy chain design concept yang menekankan bahwa hubungan kabel antar node harus lebih dari satu.
25
Gambar 2.10 Daisy Chain Cabling Design Sumber : (http://www.sw-em.com/1800Ignition_Wiring_Swedisch_vs_British.htm, 16 Januari 2015)
2.2.11
Redundancy Menurut Teare (2010) Redundancy adalah jalur jaringan alternatif yang digunakan untuk meningkatkan ketersediaan jaringan, sehingga jika dalam suatu jaringan terdapat link yang terputus maka terdapat jalur reliablie (terpecaya) untuk data masih bisa terhubung tanpa mempengaruhi konektivitas perangkat pada jaringan tersebut.
Gambar 2.11 Design Jaringan Redudancy (http://news.palcomtech.com/arsitektur-jaringan-komputer, 11 February 2015)