BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pendekatan Basisdata 2.1.1. Pengertian Basisdata Menurut Connolly (2005, p65) Basis data (database) adalah sekumpulan data yang terhubung secara logika yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi. Basis data (database) sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti: •
Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.
•
Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
•
Kumpulan
file/table/arsip
yang
saling
berhubungan
yang
disimpan dalam media penyimpanan elektronis. (Fathansyah 2012, p2) 2.1.2. Database Management System (DBMS) Database Management System (DBMS) adalah sistem software yang
memungkinkan
user
untuk
mendefinisikan,
menciptakan,
memelihara, danmengontrol akses ke basis data. Dalam arti lain software yang berinteraksi dengan program aplikasi pengguna dan basis data. Biasanya, sebuah DBMS menyediakan fasilitas sebagai berikut: 1. Memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan basis data, biasanya melalui Data Definition Language (DDL). DDL memungkinkan pengguna untuk menentukan tipe data dan struktur dan kendala pada data yang akan disimpan dalam basis data. 9
10
2. Memungkinkan
pengguna
untuk
memasukkan,
update,
menghapus, dan mengambil data dari basis data, biasanyamelalui Data Manipulation Language (DML). Memiliki sebuah repositori pusat untuk semua data dan data deskripsi memungkinkan DML untuk memberikan fasilitas penyelidikan umum untuk inidata, yang disebut bahasa query. Penyediaan bahasa query meredakan masalahdengan sistem berbasis file. 3. Menyediakan akses kontrol ke basis data,seperti : -
Sistem keamanan : mencegah pengguna yang tidak memiliki hak untuk mengakses basis data.
-
Sistem integritas : mempertahankan konsistensi data yang tersimpan.
-
Sistem
kontrol
concurrency:
memungkinkan
akses
bersama basis data.
2.1.2.1. Komponen Database Management System Menurut Connoly (2010, p68 -
p71)
mengidentifikasikan ada lima komponen utama dalam lingkungan DBMS yaitu hardware, software, data, procedures dan people.
Gambar 2.1 Lingkungan DBMS a. Hardware Sebuah DBMS dan aplikasinya membutuhkan hardware (perangkat
keras)
agar
dapat
dijalankan.
Penggunaan
hardware dapat dijangkau dari sebuah personal komputer (PC), sebuah single mainframe sampai jaringan komputer.
11
Beberapa
hardware
tergantung
pada
kebutuhan
suatu
organisasi dan penggunaan DBMS nya. b. Software Komponen perangkat lunak atau software terdiri dari perangkat lunak DBMS dan program aplikasi, serta perangkat lunak jaringan jika lingkungan DBMS digunakan dalam sebuah jaringan. Secara khusus, program aplikasi yang ada menggunakan (3GL) Third Generation Language, seperti C, C++, C#, Java, Visual Basic, COBOL, Fortran, Ada, atau Pascal. c. Data Data merupakan komponen yang terpenting dalam lingkungan DBMS terutama dalam pandangan end-users atau pengguna akhir. Data menjadi jembatan antara komponen mesin dan komponen manusia. Sebuah basis data berisi data operasional dan meta-data, yaitu data yang menjelaskan tentang data. d. Procedures Procedures merupakan sekumpulan instruksi dan aturan yang mengatur rancangan serta penggunaan dari basis data. Pengguna sistem dan karyawan yang mengelola basis data membutuhkan dokumentasi prosedur yang menjelaskan mengenai penggunaan sistem. Berikut adalah instruksi bagaimana menggunakan DBMS: •
Log on ke DBMS
•
Menggunakan fasilitas DBMS tertentu atau program aplikasi
•
Start dan stop DBMS
•
Membuat backup dari database
•
Menangani kegagalan hardware atau software
•
Mengubah struktur tabel
12
e. People Komponen terakhir dari lingkungan DBMS adalah people atau orang yang berinteraksi langsung dengan sistem.
2.1.2.2. Kelebihan dan Kelemahan DBMS Adapun kelebihan dan kelemahan DBMS menurut Connolly (2010, p77 - p81) adalah sebagai berikut: • Kelebihan DBMS: - Control of data redundancy Dengan sistem yang sudah terintegrasi maka berbagai kemungkinan adanya duplikasi atau redundansi data dapat dihilangkan. - Data consistency Apabila ada perubahan yang terjadi dalam DBMS karena adanya proses menambah, mengubah, atau menghapus data, maka pengguna DBMS dapat mengakses nilai yang terbaru secara cepat. - More information from the same amount of data Dengan menggunakan fasilitas DBMS, maka lebih banyak informasi yang dapat diperoleh karena data di dalam DBMS yang sudah terintegrasi dengan baik. - Sharing of data Data dalam DBMS dapat digunakan bersama, bukan hanya bagian tertentu saja. - Improved data integrity Peningkatan integrasi data berhubungan dengan validitas dan konsistensi dalam hal penyimpanan data. - Improved security DBMS menyediakan fasilitas yang berhubungan dengan peningkatan keamanan basis data dimana
13
DBMS dapat mengatur hak akses atau otorisasi untuk mengakses, menambah, mengubah dan menghapus data tertentu. Dengan adanya fasilitas ini, maka pengguna DBMS tidak dapat melakukan hal yang tidak menjadi haknya. - Enforcement of standards Karena adanya pemakaian data bersama, maka penamaan tabel, tipe data, akses data dan hal lainnya harus disesuaikan dengan standar tertentu dan dibuat dokumentasinya. - Economy of scale Integrasi
data
perusahaan
menjadikan
pengurangan biaya yang akan mempengaruhi peningkatan skala ekonomi. - Balance of conflicting requirements Dengan DBMS, dapat dibuat keputusan mengenai perancangan dan penggunaan operasional basis data secara keseluruhan. - Improved data accessibility and responsiveness Sebagai hasil dari integrasi data maka batasanbatasan dasar dapat dihilangkan dari seluruh bagian dalam perusahaan sehingga data dapat diakses secara lebih mudah dan tanggapan yang diberikan oleh sistem menjadi lebih meningkat. -
Increased productivity Produktivitas dapat meningkat karena perancang program
dapat
lebih
berkonsentrasi
pada
kemampuan fungsi spesifik yang diinginkan oleh pengguna.
-
Improved maintenance through data independence
14
Dalam DBMS, data dan program aplikasi terpisah sehingga dapat menangani perubahan data secara lebih baik. -
Increased concurrency DBMS dapat mengatur akses data yang dilakukan secara
bersamaan
sehingga
concurrency
meningkat. - Improved backup and recovery services Fungsi backup dan restore yang lebih baik dapat meminimalkan terjadinya kegagalan sistem atau program aplikasi. •
Kelemahan DBMS: -
Complexity DBMS menjadi perangkat lunak yang cukup rumit dan kompleks karena adanya pengaturan fungsifungsi DBMS.
-
Size DBMS
memerlukan
lebih
banyak
tempat
penyimpanan dan memori untuk mendukung fungsifungsi pada DBMS. -
Cost of DBMSs Harga
DBMS
yang
cenderung
mahal
apabila
dibandingkan dengan teknologi sebelumnya. -
Additional hardware costs Adanya biaya tambahan untuk perangkat keras yang mendukung penggunaan DBMS.
-
Cost of conversion
15
Biaya tambahan untuk konversi dari sistem yang lama ke DBMS. -
Performance DBMS yang digunakan oleh banyak pengguna memungkinkan adanya pengguna yang merasakan hal yang tidak seperti biasanya, misalnya koneksi yang lebih lambat ke dalam basis data.
-
Greater impact of a failure Apabila terjadi kerusakan pada DBMS, maka hal tersebut akan berdampak pada seluruh pengguna yang mengakses DBMS.
2.1.3. Structure Query Language Menurut Connolly (2010,p184) Structure Query Language (SQL) adalah sebuah contoh dari transform-oriented language, atau bahasa yang dirancang untuk mengubah relasi yang digunakan dari input menjadi output yang diperlukan. SQL mempunyai dua komponen utama : •
DDL
•
DML
2.1.3.1.
Data Definition Language Menurut Connolly (2010, p92) Data Definition
Language (DDL) adalah bahasa yang mengizinkanuser untuk mendeskripsikan entity, atribut, dan relasi yang diperlukan untuk aplikasi bersama dengan setiap integritas terkait dan security constraints.Dalam arti lain, DDL adalah objek dari database seperti skema, domain, tabel, view dan index untuk dibuat atau dihapus. Statement utama dari SQL Data Definition Language, yaitu:
16
•
CREATE
•
ALTER
•
DROP
2.1.3.2.
Data Manipulation Language Menurut Connolly (2010, p236) Data Manipulation
Language (DML) adalah bahasa yangmenyediakan sebuah set dari operasi untuk mendukung operasi manipulasi data awal dari data yang ada di basis data. Statement utama dari SQL Data Manipulation Language, yaitu: •
SELECT untuk query data dalam basis data
•
INSERT untuk memasukkan data ke dalam tabel
•
UPDATE untuk memperbaharui data dalam tabel
•
DELETE untuk menghapus data dalam table
2.1.4. Fourth Generation Language Menurut Connolly (2010, p94) 4GLs adalah bahasa nonprosedural, bahasa lanjutan dari Third-Generation Language (3GL).User mendefinisikan apa yang harus diselesaikan, bukan bagaimana. FourthGeneration Language mencakup: •
Bahasa presentasi, seperti query dan report generator;
•
Bahasa khusus, seperti spreadsheets dan bahasa basis data;
•
Generator
aplikasi
yang
mendefinisikan,
memasukkan,
mengupdate, mengambil data dari basis data untuk membangun aplikasi;
17
•
Bahasa tingkat tinggi yang digunakan untuk menghasilkan kode aplikasi.
Contoh dari 4GLs adalah SQL dan QBE.
2.1.5. Siklus Hidup Aplikasi Basisdata Siklus hidup aplikasi basis data adalah komponen penting dari system informasi yang luas yang terkait dengan siklus hidup sistem informasi. Tahapan dari Siklus hidup aplikasi basis data yaitu seperti yang terlihat dalam gambar 2.2.
18
Gambar 2.2 Tahapan Siklus Hidup Aplikasi Basis Data (Connolly 2010,p314)
19
2.1.5.1. DatabasePlanning Menurut Connolly (2010, p313) Database planning adalah aktifitas manajemen yang memungkinkan tahapan dari siklus pengembangan sistem basis dat a untuk direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin. Database planning harus terintegrasi dengan keseluruhan strategi sistem informasi.Aktifitas utama dari perancangan basis data adalah merencanakan bagaimana tahapan dari siklus hidup agar bisa diwujudkan dengan sangat efisien dan efektif. Ada tiga isu utama yang terlibat dalam merumuskan strategi sistem informasi, yaitu: 1.
Identifikasi rencana perusahaan dan tujuan dengan penentuan berikutnya sistem informasi kebutuhan.
2.
Evaluasi sistem informasi saat ini untuk menentukan kekuatan dankelemahan yang ada.
3.
Penilaian peluang IT yang mungkin menghasilkan keunggulan kompetitif.
2.1.5.2. System Definition Menurut Connolly (2010, p316) System definition adalah menjelaskan ruang lingkup dan batas-batas dari aplikasi basis datadan pandangan pengguna utama.
2.1.5.3. Requirement Collection and Analysis Menurut Connolly (2010, p316)
Requirements
Collection and Analysis adalah Proses mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang bagian dari organisasi yang akan didukung oleh sistem basis data, dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi persyaratan untuk sistem baru.
20
2.1.5.4. Database Design Menurut Connolly (2010, p320) Database design adalah proses membuat desain yang akan mendukung pernyataan misi perusahaan dan tujuan misi untuk basis data yang diperlukan sistem. Pada bagian ini kami menyajikan gambaran dari pendekatan utama untuk database design. Kami juga membahas tujuan dan penggunaan data modeling dalam database desain. Database design terdapat tiga tahap, yaitu Conceptual Design, Logical Design, dan Physical Design.Terdapat dua pendekatan utama dalam perancangan basis data yang meliputi: a. Pendekatan Bottom-up Pendekatan bottom-up merupakan pendekatan yang cocok untuk merancang basis data yang sederhana dengan jumlah atribut yang relatif kecil. Pendekatan ini dimulai dengan tingkat dasar dari atribut-atribut (properti dari entitas dan relationship), yang melalui proses analisa dari asosiasi diantara atribut-atribut dan kemudian dikelompokkan ke dalam relasi yang mewakili tipe-tipe dari entitas-entitas serta relationship antara banyak entitas. b. Pendekatan top-down Pendekatan top-down merupakan pendekatan yang cocok untuk merancang suatu basis data yang lebih kompleks. Pendekatan ini dimulai dari pengembangan data model yang terdiri dari beberapa entitas tingkat tinggi dan relasinya, yang kemudian dilakukan perbaikan top-down berturut-turut untuk mengidentifikasikan entitas tingkat rendah dan relasinya, serta atribut-atribut yang lainnya.
21
2.1.5.5. DBMS Selection Menurut Connolly (2010, p325) DBMS Selection adalah pemilihan suatu Database Management System (DBMS) yang tepat untuk mendukung sistem basis data. Menurut Indrajani (2011, p237) Langkah utama dalam pemilihan DBMS addalah sebagai berikut: •
Definisikan waktu untuk melakukan studi referensi
•
Catat dua atau tiga produk yang akan dievaluasi untuk digunakan
•
Evaluasi produk tersebut
•
Rekomendasikan produk yang dipilih dan buat laporan yang mendukungnya
2.1.5.6.
Application Design Menurut Connolly (2010, p333) Design adalah desain user interface dan program aplikasi yang digunakan dan memproses basis data.
2.1.5.7. Prototyping Menurut Connolly (2010, p333) Prototyping digunakan untuk membangun sebuah model kerja dari sistem basis data.
2.1.5.8. Implementation Menurut Connolly (2010, p333) Implementation adalah realisasi fisik sebuah database desain aplikasi.
2.1.5.9. Data Conversion and Loading Menurut Connolly (2010, p334) Data Conversion and Loading adalah transfer data yang ada ke dalam database baru dan mengkonversi aplikasi yang sudah ada untuk dijalankan pada database baru.
22
2.1.5.10. Testing Menurut Connolly (2010, p334) Testing adalah proses menjalankan sistem basis data dengan
menemukan kesalahan
(error). Sebelum diterapkan secara langsung kepada pengguna, sebaiknya aplikasi basis data tersebut diuji sepenuhnya terlebih dahulu. Beberapa kriteria yang dapat dipertimbangkan ketika melakukan testing atau uji coba adalah sebagai berikut: a. Learnability Pertimbangan mengenai seberapa pengguna baru dapat menjadi produktif dengan sistem. b. Performance Pertimbangan mengenai seberapa baik sistem dapat merespon kesesuaian latihan pengguna. c. Robustness Pertimbangan
mengenai
seberapa
toleran
sistem
terhadap kesalahan pengguna. d. Recoverability Pertimbangan mengenai seberapa baik sistem dapat memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh pengguna. e. Adaptability Pertimbangan mengenai seberapa mudah sistem dan pengguna dapat beradaptasi dengan baik.
2.1.5.11. Operational Maintenance Menurut Connolly (2010,
p335)
Operational
Maintenance adalah proses pemantauan dan pemeliharaan system basis data berikut instalasi.
23
2.1.6. Entity-Relationship Modeling Entity-Relationship Modeling adalah fakta bahwa desainer, programmers dan pengguna akhir cenderung melihat data dan penggunaannya dengan cara yang berbeda. Entity-Relationship Modeling adalah sebuah pendekatan top-down untuk merancang basis data yang dimulai dengan mengidentifikasi data penting yang dinamakan entitas dan relasi di antara data yang harus dipresentasikan di dalam model. ER Modeling merupakan sebuah teknik yang penting untuk segala perancang basis data dan membentuk basis metodologi.
2.1.6.1. Entity Types Menurut Connolly (2010, p372) Entity type adalah sekumpulan objek dengan properti yang sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan yang mempunyai eksistensi yang independen. Menurut Fathansyah (2012, p75) Entitas merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Dengan contoh, sebuah kursi yang kita duduki, sebuah mobil yang melintas di depan kita disebut Entitas.
2.1.6.2. Relationship Types Menurut Connolly (2010, p374) Tipe relasi adalah sebuah penggabungan tipe entitas yang memiliki arti. Menurut Fathansyah (2012, p78) Relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain.
24
Gambar 2.3 Semantic Net dari Relationship Type Has Sumber: (Connolly and Begg 2010, p375)
2.1.6.3. Attibutes Menurut Connolly (2010, p379 – p380) Atribut adalah properti dari suatu entitas atau tipe relasi properti tertentu dari tipe entitas di namakan atribut. Atribut menyimpan nilai yang mendeskripsikan setiap entity occurrence dan merepresentasikan bagian utama data yang disimpan di dalam basis data. Sedangkan atribut domain merupakan suatu kelompok nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. Suatu domain menyimpan nilai-nilai yang berpotensial untuk dimiliki oleh suatu atribut. Suatu Atribut bisa digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu: •
Simple Attribute dan Composite Attribute Simple attribute merupakan atribut yang terdiri dari satu komponen dan keberadaannya bersifat independen.
•
Composite Attribute merupakan atribut yang terdiri dari beberapa komponen, yang masing-masing komponennya memiliki keberadaan yang bersifat independen.
25
•
Single - Valued dan Multi-Valued Single Valued Attribute merupakan atribut yang menyimpan hanya satu nilai setiap kemunculan suatu tipe entitas. Multi Valued Attribute merupakan atribut yang menyimpan lebih dari satu nilai setiap kemunculan suatu tipe entitas.
•
Derived Attribute Derived Attribute merupakan atribut yang nilainya didapat dari satu atau beberapa atribut lain dari relasi yang berhubungan, tanpa perlu berasal dari entitas yang sama.
2.1.6.4. Keys Menurut Connolly (2010, p381) Keys memiliki peran penting untuk menghubungkan satu objek dengan objek yang lainnya. Beberapa jenis tipe dari keys adalah: 1.
Candidate key Kumpulan
atribut
minimal
yang
secara
unik
mengidentifikasi setiap kejadian suatu tipe entitas. 2.
Primary key Candidate key yang dipilih secara unik untuk mengidentifikasikan setiap kejadian entitas.
3.
Composite key Candidate key yang terdiri daru dua atau lebih atribut
2.1.6.5. Structural Constraint Menurut Connolly (2010, p385) The constraint harus mencerminkan pembatasan hubungan seperti yang dirasakan di “dunia nyata”. Jenis utama dari constraint pada relasi disebut multiplicity. Multiplicity adalah jumlah (atau range) dari kemungkinan terjadinya suatu entity yang mungkin berhubungan dengan kejadian tunggal dari suatu entity yang terkait melalui suatu
hubungan
tertentu.
Seperti
yang
telah
disebutkan
sebelumnya, tingkat yang paling umum untuk hubungan biner.
26
Hubungan biner umumnya menjadi one-to-one (1:1), one-to-many (1:*), atau many-to-many (*:*). 1.
One-to-one relationship (1 : 1) One-to-one adalah setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, dan begitu juga sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
Gambar 2.4 One-to-one relationship
2.
One-to-many relationship (1 : * ) One-to-many relationship adalah setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas
pada
himpunan
entitas
B,
tetapi
tidak
sebaliknya, di mana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
Gambar 2.5 One-to-many relationship
27
3.
Many-to-many relationship ( * : * ) Menurut Fathansyah (2012, p82) Many-to-many relationship adalah setiap entitas pada himpunan entitas A dapat behubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, dan demikian juga sebaliknya, di mana setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.
Gambar 2.6 Many-to-many relationship
2.1.7. Metodologi Perancangan Basisdata Metodologi Perancangan Basis data adalah sebuah pendekatan terstruktur
yang
menggunakan
prosedur,
teknik,
peralatan
dan
dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses perancangan. Proses perancangan database dikelompokan dalam tiga tahap utama, yaitu:
2.1.7.1. Perancangan Konseptual Menurut (Conolly 2011, p471) Conceptual Database Design adalah proses membangun model data yang digunakan dalam perusahaan terlepas dari semua pertimbangan fisik. Tahapan dalam Conceptual Database Design adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi tipe entitas, yaitu mengidentifikasi entitas sesuai kebutuhan perusahaan. 2. Mengidentifikasi tipe relasi, yaitu mengidentifikasi relasi-relasi penting yang terdapat di antara entitas.
28
Relasi didefinisikan menggunakan kata kerja atau frase kata kerja seperti manages, owns, dan associated with. 3. Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan entitas atau relasi, yaitu menghubungkan atribut dengan tipe entitas yang sesuai dan tipe relasi yang sesuai. Pada langkah ini mendefinisikan fakta tipe – tipe tentang entitas dan relasi yang telah dipilih untuk direpresentasikan ke dalam database. 4. Menentukan domain atribut, yaitu sebuah penampung nilai dari satu atau lebih atribut yang mengambil nilainya. 5. Mengidentifikasi atribut candidate key dari setiap tipe entitas, dan jika terdapat lebih dari satu candidate key maka dipilih satu menjadi primary key, dan sisanya menjadi alternate key. 6. Mempertimbangkan penggunaan konsep pemodelan lanjutan
(langkah
optional),
yaitu
untuk
mempertimbangkan penggunaaan peningkatan konsep modeling, seperti specialization atau generalization, aggregration, dan composition. 7. Memeriksa redundansi untuk model, yaitu proses pengecekan apakah ada redundancy dan penghapusan yang muncul. a. Memeriksa kembali relasi one to one (1:1) b. Menghilangkan hubungan redudan 8. Memvalidasi
model
konseptual
lokal
terhadap
transaksi user, yaitu memeriksa dua pendekatan kemungkinan
untuk
memastikan
bahwa
model
konseptual mendukung permintaan transaksi yaitu: a. Mendeskripsikan transaksi
29
Mengecek
semua
informasi
termasuk
entitas, relasi dan atribut-atributnya yang dibutuhkan oleh setiap transaksi yang disediakan
model,
dengan
mendokumentasikan deskripsi dari setiap permintaan transaksi. b. Menggunakan alur transaksi Memvalidasi
model
permintaan-permintaan
data
terhadap
transaksi
yang
meliputi diagram yang merepresentasikan alur yang di ambil oleh setiap transaksi secara langsung pada ER diagram. 9. Meninjau kembali model data konseptual dengan user. Yaitu
untuk
memastikan
mempertimbangkannya
untuk
bahwa
mereka
benar-benar
direpresentasikan data-data yang dibutuhkan oleh perusahaan.
2.1.7.2. Perancangan Logikal Menurut Conolly (2011, p492) Logical Database Design adalah proses menerjemahkan model data konseptual ke dalam bentuk model data logikal kemudian memvalidasi model data ini untuk memeriksa bahwa secara struktural sudah benar dan dapat didukung dengan permintaan transaksi. Tahapan dalam Logical Database Design adalah sebagai berikut : 1. Penurunan relasi untuk model data logikal. Tujuannya adalah untuk membuat relasi untuuk model data logikal untuk merepresentasikan entitas, relasi, dan atribut yang telah diidentifikasikan.
30
2. Validasi relasi
menggunakan normalisasi. Tujuannya
adalah untuk memvalidasi relasi pada model data logikal menggunakan normalisasi. 3. Validasi relasi terhadap transaksi pengguna. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa relasi pada model data logikal menduukung transaksi yang dibutuhkan. 4. Memeriksa integrity constraints. Tujuannya adalah uuntuk
memeriksa
integrity
constraints
yang
direpresentasikan pada model data logikal. 5. Meninjau kembali model data logikal dengan pengguna. Tujuannya adalah untuuk meninjau kembali model data logikal dengan pengguna untuk memastikan bahwa model
tersebut
sesuai
dengan
representasi
yang
sebenarnya dari kebutuhan data perusahaan. 6. Menggabungkan model data logikal menjadi model global (langkah optional). Tujuannya adalah untuk menggabuungkan model data local logikal menjadi sebuah
model
data
logikal
global
yang
merepresentasikan semua pandangan pengguna basis data. 7. Memeriksa
perkembangan
di
masa
mendatang.
Tujuannya adalah untuk menentukan apakah ada perubahan signifikanyang memungkinkan di masa mendatang dan untuk menilai apakah model data logikal dapat mengakomodasi perubahan.
2.1.7.3. Perancangan Fisikal Menurut Conolly (2011, p524) Physical Database Design
adalah
proses
produksi
yang
mendeskripsikan
implementasi database pada tempat penyimpanan sekunder, yang menjelaskan relasi dasar, organisasi file, dan indeks yang
31
digunakan untuk mencapai akses yang efisien ke data, dan batasan integritas terkait dan batasan keamanan. Tahapan dalam perancangan fisikal database adalah sebagai berikut : 1. Menerjemahkan data model logikal untuk target DBMS, yaitu untuk menghasilkan skema database relasional dari data model logikal yang dapat diimplementasikan dalam target DBMS. a. Merancang relasi dasar. b. Merancang
representasi
dari
data
turunan. c. Merancang enterprise constraints. 2. Merancang representasi fisik, yaitu untuk menentukan file organisasi yang optimal, untuk menyimpan hubungan dasar dan indeks yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang pantas untuk diterima. a. Menganalisis transaksi. b. Memilih organisasi file. c. Memilih index. d. Memperkirakan
kebutuhan
disk
space. 3. Merancang user views, yaitu untuk merancang tampilan pengguna yang diidentifikasi dengan menggunakan tahapan
kumpulan
analisis
dari
kebutuhan siklus
dan hidup
pengembangan sistem basis data. 4. Merancang tingkat pengamanan, yaitu untuk merancang mekanisme keamanan basis data seperti yang yang ditentukan oleh pengguna
32
selama kebutuhan pengumpulan siklus hidup pengembangan basis data. 5. Mempertimbangkan
pengenalan
kontrol
redundansi, yaitu untuk menentukan apakah redundansi diperkenalkan dalam cara yang terkendali dengan relaksasi aturan normalisasi akan mengingkatkan kinerja sistem. 6. Memonitor dan menyesuaikan dengan sistem operasi, yaitu untuk memonitor sistem operasi dan meningkatkan kinerja dari sistem untuk mengoreksi keputusan-keputusan desain yang tidak pantas atau mencerminkan perubahan yang dibutuhkan.
2.1.8. Normalisasi Menurut Connoly (2011, p416) Normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sejumlah relasi dengan atribut-atribut berdasarkan kebutuhan data pada
sebuah perusahaan. Tujuan normalisasi adalah
mengatur kembali basis data untuk dimasukkan ke dalam form standar untuk mencegah anomali.
Gambar 2.7 Proses Normalisasi
33
Bentuk proses normalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut : a.
Unnormalized Form (UNF) Menurut Connoly (2011, p430) Unnormalized adalah sebuah relation yang mengandung satu atau lebih repeating groups. Repeating group adalah sebuah atribut atau himpunan didalam tabel yang memiliki lebih dari satu nilai (multiple value) untuk sebuah primary key pada tabel tersebut.
b.
First Normal Form (INF) Menurut Connolly (2011,p430) Sebuah relation dimana hubungan antara tiap baris dan kolom terdiri dari hanya satu nilai. Kondisi 1NF terjadi jika pada sebuah relasi, repeating group sudah hilang. Langkah-langkah untuk menghilangkan repeating group pada tabel, yaitu: 1.
Dengan
memasukkan
data
dari
baris
yang
mengandung data berulang ke dalam kolom yang kosong. 2. Dengan menempatkan data yang berulang bersama primary key didalam atribut pada relasi yang terpisah. c.
Second Normal Form (2NF) Menurut Connolly (2011, p434) Sebuah relation yang sudah menjadi bentuk 1NF, dimana setiap atribut non primary key mempunyai ketergantungan functionaly dependency pada primary key.
d.
Third Normal Form (3NF) Menurut Connolly (2011, p436) Sebuah relation yang sudah menjadi bentuk 1NF dan 2NF, dimana tidak ada atribut non primary key mempunyai ketergantungan transitif dependency pada primary key.
34
2.2. ................................................................................................................ P emahaman Obyek Studi 2.2.1. .................................................................................................. S istem Pembelian Menurut Mulyadi (1993, P301) Sistem pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yangdiperlukan oleh perusahaan. Transaksi pembelian dapat digolongkan menjadi dua: pembelian lokal dan impor. Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam negeri, sedangkan impor adalah pembeli dari pemasok luar negeri. Menurut Indrajani (2011, p71) Pembelian adalah suatu usaha yang digunakan dalam peusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Secara umum definisi pembelian adalah usaha pengadaan barang atau jasa dengan tujuan yang akan digunakan sendiri, untuk kepentingan proses produksi maupun untuk dijual kembali, baik dengan atau tanpa proses, dalam proses pembelian yang ada, agar kegiatan pembelian dapat dilakukan dengan benar.
2.2.1.1.
Fungsi yang Terkait dalam Pembelian Menurut Mulyadi (2011, p229) Fungsi pembelian
bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang. Menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih. Fungsi pembelian berada ditangan bagian pembelian.
2.2.1.2.
Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pembelian Menurut Mulyadi (2011, p303) Jaringan prosedur yang membentuk sistem pembelian, yaitu : 1) ........................................................................................... P rosedur Permintaan Pembelian, dalam prosedur ini fungsi
35
gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian. 2) ........................................................................................... P rosedur Permintaan Penawaran Harga dan Pemilihan Pemasok,
dalam
prosedur
ini
fungsi
pembelian
mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada para pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain, unruk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan. 3) ........................................................................................... P rosedur Order Pembelian, dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirim surat order pembelian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unitunit organisasi lain dalam perusahaan ( misalnya fungsi penerimaan, fungsi yang meminta barang, dan fungsi pencatat utang ) mengenai order pembeliaan yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan. 4) ........................................................................................... P rosedur Penerimaan Barang, dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas, dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok tersebut. 5) ........................................................................................... P rosedur Pencatatan Utang, dalam prosedur ini fungsi akutansi memeriksa dokumen-dokumen yang perhubungan dengan pembelian ( surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok ) dan
36
menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan utang. 6) ........................................................................................... P rosedur Distribusi Pembelian, prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebit dari transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.
2.2.1.3.
Dokumen pada Sistem Pembelian Menurut Mulyadi (2011, p305) Dokumen yang digunakan
dalam sistem pembelian adalah : 1. Surat Permintaan Pembelian, dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakai barang untuk meminta fungsi pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu seperti yang tersebut dalam surat tersebut. 2. Surat Permintaan Penawaran Harga, dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulangkali terjadi ( tidak repetitif ), yang menyangkut jumlah rupiah pembeliaan yang besar. 3. Surat Order Pembelian, dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih. 4. Laporan Penerimaan Barang, dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu, dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian. 5. Surat
Perubahan
Order
diperlukan
perubahan
pembelian
yang
Pembelian,
terhadap
sebelumnya
isi telah
kadangkala surat
order
diterbitkan.
37
Perubahan tersebut dapat berupa perubahan kuantitas, jadwal penyerahan barang, spesifikasi, penggantian ( substitusi ) atau hal lain yang bersangkutan dengan perubahan desain atau bisnis. 6. Bukti Kas Keluar, dokumen ini dibuat oleh fungsi akutansi untuk dasar pencatatan transaksi pembelian.
2.2.2. Sistem Persediaan Menurut Sri Mulyono (2004, p299) Dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu golongan, yaitu persediaan barang dagangan, yang merupakan barang yang dibeli dengan tujuan dijual kembali. Persediaan merupakan barang-barang yang disediakan untuk proses produksi atau untuk dijual kembali. Menurut Mulyadi (2011,p553) Persediaan adalah sumberdaya yang
disimpan
untuk
memenuhi
permintaan
saat
ini
dan
mendatang.Menurut suatu penelitian persediaan merupakan bagian yang besar (sekitar 40 persen) dari modal yang ditanamkan dan biaya menyimpan persediaan (termasuk diantaranya asuransi, penyusutan, bunga, sewa) dapat mencapai 30 persen dari nilai persediaan.Karena itu banyak perusahaan sangat peduli terhadap perencanaan dan pengendalian persediaan untuk memperoleh penghematan yang berarti. Persediaan meliputi barang-barang dagangan yang dimaksudkan untuk dijual dalam kondisi usaha normal dan bahan baku serta bahan pembantu yang dipergunakan dalam proses produksi untuk dijual. (Eldon S. Hendriksen & Nugroho W, p2) Menurut Indrajani (2011, p70) Persedian adalah aset yang tersedia untuk dijual dalam proses bisnis biasa atau asset yang ada dalam proses produksi untuk dijual kembali, atau asset dalam bentuk material atau bahan baku untuk digunakan dalam proses produksi.
38
2.2.2.1. Fungsi yang Terkait dalam Persediaan Sistem persediaan memiliki tujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan di gudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem retur penjualan, sistem pembelian, sistem retur pembelian sistem akutansi biaya produksi. Dapat disimpulkan, sistem persedian bertugas untuk mencatat tiap barang keluar masuk gudang yang dicatat berdasarkan pembelian dan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan. Menurut Sri Mulyono (2004, p300) Ada banyak alasan mengapa perusahaan punya persediaan. Pertama, untuk
memenuhi
permintaan
konsumenyang
telah
diramalkan. Kedua, untuk mendapat potongan harga jika membeli
dalam
jumlah
banyak.
Ketiga,
untuk
menghindari resiko akibat kenaikan harga. Keempat, persediaan bahan mentah dapat menjaga kelancaran produksi karena dapat menghindari stock out jika terjadi kelambatan pengiriman, kerusuhan massa atau bencana alam.
2.2.2.2. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Persediaan Menurut Mulyadi (2011,p562) Prosedur
yang
bersangkutan dengan sistem persediaan, yaitu : 1) .................................................................................. P rosedur pencatatan produk jadi Dalam prosedur ini dicatat harga pokok produk jadi yang di debitkan kedalam rekening persediaan produk jadi dan dikreditkan ke dalam rekening barang dalam proses.
39
2) .................................................................................. P rosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam system penjualan disamaping prosedur lainnya seperti prosedur order penjualan, prosedur pengiriman barang, dan prosedur penagihan. 3) .................................................................................. P rosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk system retur pembelian.Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan yang dibeli. 4) .................................................................................. P rosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk system retur pembelian. Jika persediaan yang telah dibeli dikembalikan kepada pemasok, maka transaksi retur pembelian ini akan mempengaruhi persediaan yang bersangkutan. 5) .................................................................................. P rosedur permintaan dan pengeluaran barang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk system akutansi biayaa produksi. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan bahan baku, bahan baku cadangan, bahan habis pakai pabrik, dan suku cadang yang dipakai dalam kegiatan produksi dan non produksi. 6) .................................................................................. P rosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian barang gudang
40
Dalam prosedur ini, transaksi pengembalian barang gudang mengurangi biaya dan menambah persediaan barang digudang.
2.2.2.3. Dokumen pada Sistem Persediaan Dokumen-dokumen yang diperlukan dalam siklus-siklus pada sistem persediaan, antara lain : a. .................................................................................. L aporan produk selesai Laporan produk selesai digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat tambahan kuantitas produk jadi dalam kartu gudang. b. .................................................................................. B ukti memorial Bukti memorial digunakan untuk mencatat tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan produk jadi dalam kartu persediaan dan digunakan sebagai dokumen
sumber
sebagai
mencatat
transaksi
selesainya produk. c. .................................................................................. S urat Order pengiriman Surat order pengiriman diterima oleh bagian gudang dari bagian order penjualan. Sertelah bagian gudang mengisi surat order pengiriman tersebut dengan kuantitas produk jadi yang diserahkan kepada bagian pengiriman, atas dasar surat order pengiriman tersebut bagian gudang mencatat kuantitas yang diserahkan ke bagian pengiriman dalam kartu gudang. d. .................................................................................. F aktor penjualan Harga pokok produk jadi yang dijual dicatat oleh bagian kartu persediaan dalam kartu persediaan atas
41
dasar tembusan faktur yang diterima oleh bagian tersebut dari bagian penagihan. e. .................................................................................. L aporan penerimaan barang Laporan penerimaan barang digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat kuantitas persediaan yang dikirimkan kembali kepada pemasok ke dalam kartu gudang. f. ................................................................................... L aporan pengiriman barang Laporan pengiriman barang digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat kuantitas persediaan yang dikirimkan kembali kepada pemasok ke dalam kartu gudang. g. .................................................................................. B ukti permintaan dan pengeluaran barang gudang Bukti ini dipakai oleh bagian gudang untuk mencatat pengurangan intern.Bukti
persediaan ini
digunakan
karena oleh
pemakaian bagian
kartu
persediaan untuk mencatat berkurangnya kuantitas dan harga pokok persediaan karena pemakaian intern. Bukti ini juga digunkan sebagai dokumen sumber dalam pencatatatn pemakaian persediaan ke dalam jurnal pemakaian bahan baku atau jurnal umum. h. .................................................................................. B ukti pengembalian barang gudang Dokumen ini digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat tambahan kuantitas persediaan ke dalam kartu gudang.Dokumen ini juga dipakai oleh bagian kartu persediaan untuk mencatat tambahan kunatitas dan
harga
pokok
persediaan
ke
dalam
kartu
42
persediaan, untuk mencatat berkurangnya biaya ke dalam kartu biaya dan untuk mencatat pengembalian barang gudang tersebut ke dalam jurnal umum. i. ................................................................................... K artu perhitungan fisik (inventory tag) Dokumen
ini
digunakan
untuk
merekam
hasil
perhitungan fisik persediaan.Dalam perhitungan fisik persediaan, setiap jenis persediaan dihitung dua kali secara independen oleh penghitung (counter) dan pengecek (checker). Kartu penghitungan fisik dibagi menjadi tiga bagian, yang tiap bagian dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan cara menyobeknya pada waktu proses penghitungan fisik (bagian bawah) disediakan untuk merekam data hasil penghitungan oleh penghitung pertama. Bagian ke-2 (bagian tengah) kartu tersebut digunakan untuk merekam hasil penghitungan yang dilakukan oleh penghitung kedua (pengecek). Bagian ke-1 (bagian atas) kartu tersebut digunakan dengan cara menggantungkan bagian kartu tersebut pada tempat penyimpanan barang yang bersangkutan.
j. ................................................................................... D aftar hasil penghitungan fisik Dokumen ini digunakan untuk meringkas data yang telah
direkam
ke
penghitungan fisik. 2.2.3. Sistem Penjualan
dalam
bagian
ke-2
kartu
43
Menurut Mulyadi (2011, p202) Penjualan mempunyai peranan penting dalam perusahaan karena penjualan merupakan sumber kelangsungan hidup atau pembayaran.Semakin besar jumlah penjualan semakin besar pula laba yang diperoleh. Penjualan terjadi apabila pihak yang satu (penjual) menyerahkan hak milik suatu barang, sedangkan pihak lain (pembeli) membayar barang baik secara tunai maupun kredit sebagai imbalan dari perolehan hak milik tersebut. Menurut Indrajani (2011, p68) Kegiatan penjualan terdiri atas penjualan barang dan jasa, baik secara kredit maupun secara tunai.Dalam transaksi penjualan kredit, jika pesanan dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya.Dalam sistem penjualan secara tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli. Penjualan menurut cara bayarnya dapat dibedakan sebagai berikut: •
Penjualan tunai, yaitu penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli dengan melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan kepada pembeli.
•
Penjualan kredit, yaitu penjualan yang dilakukan dengan cara memenuhi pesanan pelanggan dengan mengirimkan barang atau menyerahkan jasa, dan untuk jangka waktu tertentu
perusahaan
memiliki
piutang
kepada
pelanggannya.
2.2.3.1. Fungsi yang Terkait dalam Penjualan Menurut Mulyadi (2011, p202) Fungsi
penjualan
bertanggung jawab untuk mencatat semua transaksi penjualan yang diberikan oleh pelanggan berupa surat order dan menentukan tanggal pengirimannya.
44
2.2.3.2. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penjualan Menurut Mulyadi (2011, p211) Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan adalah: a) Prosedur Order Penjualan, dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. b) Prosedur Pengiriman, dalam prosedur ini fungsi gudang menyiapkan barang yang diperlukan oleh pembeli dan fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam faktur penjualan yang diterima dari fungsi gudang. c) Prosedur Pencatatan Piutang, dalam prosedur ini fungsi akutansi mencatat tembusan faktur penjualan kedalam kartu piutang. d) Prosedur Penagihan, dalam prosedur ini fungsi penagihan menerima faktur penjualan dan mengarsipkannya menurut abjad. e) Prosedur Pencatatan Penjualan, dalam prosedur ini fungsi akutansi mencatat transaksi penjualan kedalam jurnal penjualan.
2.2.3.3. Dokumen pada Sistem Penjualan Menurut Indrajani (2011, p69) Dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam siklus pendapatan perusahaan dagang, yaitu : a) Sales Order, formulir formal yang memiliki banyak copy yang dipersiapkan dari customer.
45
b) Shipping Notice, biasanya merupakan salinan dari sales order atau dokumen pengiriman yang terpisah yang berfungsi sebagai bukti bahwa barang telah dikirimkan. c) Sales Invoice, dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan untuk menyatakan berapa jumlah penjualan. d) Remitance Advice, dokumen yang menunjukan jumlah penerimaan kas dari pelanggan. e) Deposit Slip, dokumen yang menyertai penyetoran kas ke bank. f) Back Order, dokumen yang dipersiapkan ketika kuantitas dari persediaan tidak mencukupi sales order. g) Credit Memo, dokumen yang memungkinkan pengurangan kredit pelanggan untuk pengembalian penjualan atau penyisihan penjualan. h) Credit Application, sebuah formulir yang dipersiapkan ketika pelangan baru mengajukan kredit. i) Cash Register Receipt, formulir yang digunakan oleh retailer untuk mencerminkan kas yang diterima.
2.3. ................................................................................................................ T ools yang Digunakan 2.3.1. .................................................................................................. D iagramming Tools Beberapa unsur penting perancangan suatu aplikasi membutuhkan perangkat lunak pembantu perancangan aplikasi yang ingin dibuat serta beberapa pre-tools yang harus dirancang sebelum perancangan aplikasi dengan perangkat lunak, diantaranya adalah:
2.3.1.1. Flowchart
46
Flowchart adalah teknik analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek dari system informasi secara jelas, singkat dan logis.Flowchart menggunakan serangkaian symbol standar untuk menguraikan prosedur pengolahan transaksi yang digunakan oleh sebuah perusahaan, sekaligus menguraikan aliran data dalam sebuah system. Flowchart terbagi menjadi lima jenis, yaitu : 1. Flowchart sistem Merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur yang terdapat di dalam sebuah sistem. 2. Flowchart dokumen Flowchart dokumen menelurusi alur dari data yang ditulis melalui sistem. Flowchart ini sering disebut juga dengan flowchart dokumen yang kegunaannya untuk menelurusi alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lainnya baik bagaimana alur dari form dan laporan di proses, dicatat, dan disimpan. 3. Flowchart program Flowchart program dihasilkan dari flowchart sistem yang
merupakan
keterangan
lebih
rinci
tentang
bagaimana setiap langkah program atau prosedur yang sebenarnya
dilaksanakan.Flowchart
program
menunjukan setiap langkah program dan prosedur dalam urutan yang benar saat terjadinya. 4. Flowchart skematik Flowchart ini serupa dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart skematik bukan hanya menggunakan simbol dari flowchart standart, tetapi menggunakan juga seperti
47
gambar komputer, peripheral, form dan peralatan lain yang digunakan di dalam sistem. 5. Flowchart proses Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis tahap – tahap selanjutnnya dalam suatu sistem.
Simbol-simbol
Flowchart
dibagi
kedalam
empat
kategori, sebagai berikut: 1. Simbolinput/output merepresentasikan perangkat atau media yang menyediakan input untuk atau mencatat output dari proses operasi. 2. Simbol Proses menunjukkan jenis perankat yang digunakan untuk memproses data atau mengindikasi ketika data diolah secara manual. 3. Simbol Penyimpanan merepresentasikan perangkat yang digunakan untuk data penyimpanan yang tidak sedang digunakan system. 4. Flow and miscellaneous symbols mengindikasi aliran dari data dan barang. Dengan kata lain, merepresentasikan
operasi
seperti
sebagaimana
flowchart mulai dan berakhir, ketika keputusan dibuat, dan ketika menambahkan explanatory notes ke flowchart.(Marshall Roomney & Paul Steinbart,p70)
Flowchart memiliki beberapa simbol yang digunakan, yaitu :
48
Tabel 2.1 Tabel Flowchart SIMBOL
NAMA
KEGUNAAN
Proses
Digunakan untuk menggambarkan pengolahan data yang dilakukan oleh komputer.
Data
Digunakan untuk mewakilkan data masuk ataupun data keluar yang diproses.
Keputusan (Decision)
Digunakan untuk memilih beberapa kemungkinan jawaban untuk menentukan proses selanjutnya.
Proses manual
Digunakan untuk menyatakan suatu proses yang dilakukan secara manual (tidak dilakukan oleh komputer).
Garis arus (Flow of data)
Digunakan untuk menggambarkan arus suatu proses pengolahan data.
Penghubung (Connector)
Digunakan sebagai penghubung bagianbagian flowchart yang berada pada halaman yang sama.
49
Penghubung untuk halaman yang berbeda
Digunakan sebagai penghubung bagianbagian flowchart yang berada pada halaman yang berbeda.
Connection link
Digunakan untuk menunjukkan perpindahaan data dari satu tempat ke tempat lain.
Terminal
Digunakan untuk menunjukkan permulaan atau akhir dari suatu program.
2.3.1.2. Data Flow Diagram (DFD) Data flow diagram (DFD) adalah sebuah alat yang menggambarkan aliran data sampai sebuah sistem selesai, dan kerja atau proses dilakukan dalam sistem tersebut. Dalam DFD ini terdapat empat komponen utama, yaitu: 1) Agen Eksternal Agen eksternal mendefinisikan orang atau sebuah unit organisasi, sistem lain, atau organisasi yang berada di luar sistem proyek tapi dapat mempengaruhi kerja sistem. 2) Proses proses
adalah
penyelenggaraan
kerja
datangnya aliran data atau kondisinya. 3) Data Stores Data stores adalah penyimpanan data.
4) Data flow
atau
jawaban,
50
Data flow mempresentasikan sebuah input data ke dalam sebuah proses atau output dari data (atau informasi) pada sebuah proses. Jenis-jenis DFD adalah sebagai berikut : 1. Level 0 (Diagram Konteks) Level ini merupakan sebuah proses yang berada di posisi pusat. 2. Level 1 (Diagram Nol) Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0 yang dipecahkan menjadi beberapa proses lainnya. Sebaiknya maksimum 7 proses untuk sebuah diagram konteks. 3. Level 2 (Diagram Rinci) •
Pada level ini merupakan diagram yang menrincikan diagram level 1.
•
Tanda * digunakan hanya jika proses tersebut tidak dapat dirincikan lagi. 2.0* artinya proses level rendah yang tidak dapat dirincikan lagi.
•
Penomoran yang dilakukan berdasarkan urutan proses.
51
Tabel 2.2 Simbol data flow diagram (DFD)
2.3.2. Software Tool Perancangan aplikasi membutuhkan perangkat lunak pembantu sebagai faktor pendukung utama pembuatan aplikasi. Tools yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah MySQL. Menurut Welling dan Thomson (2005, p3) MySQL adalah sistem manajemen basis data yang memungkinkan untuk menyimpan, mencari, mengurutkan, dan menerima data secara efisien. MySQL memastikan bahwa beberapa pengguna dapat mengakses
data serta
bekerja
secara bersamaan,
untuk
memberikan akses cepat ke hal itu, dan untuk memastikan bahwa hanya berwenang pengguna dapat memperoleh akses.Oleh karena itu, MySQL adalah multiuser, server yang multithreaded. Menggunakan Structured Query Language
(SQL), standar
bahasa query database pada MySQL telah tersedia untuk umum sejak tahun 1996, tetapi memiliki sejarah pembangunan sejak tahun 1979. Ini adalah database open source paling populer di dunia dan telah memenangkan Linux Journal ReadersChoice Award.
52
2.3.3. Programming Tools Penelitian skripsi ini dilakukan dengan menggunakan beberapa komponen penting yang berperan sebagai pendukung terbentuknya aplikasi penunjang basis data. Programming tools merupakan komponen penting penunjang aplikasi basis data dengan tujuan memungkinan pengguna dapat berinteraksi secara langsung dengan user interface atau tampilan yang di rancang oleh developer.
2.3.3.1. PHP Menurut Welling dan Thomson (2005, p2) PHP adalah bahasa scripting server-side yang didesain khusus untuk sebuah Web. Di dalam sebuah halaman HTML yang dapat disatukan dalam kode PHP dan akan dieksekusi setiap halaman tersebut dikunjungi. Kode PHP yang telah dibuat diinterpretasikan oleh web server dan menghasilkan tag-tag HTML atau output lainnya yang dapat dibaca oleh pengguna. PHP adalah sebuah proyek Open Source, yang berarti anda memiliki akses ke kode sumber dandapat menggunakan, mengubah, dan mendistribusikan ulang semua tanpa biaya.PHP awalnya berdiri untuk Personal Home Page tetapi diubah sesuai dengan GNU rekursif konvensi penamaan (GNU = Gnu Not Unix) dan sekarang berdiri untuk PHP Hypertext Preprocessor.
2.3.3.2. Adobe Dreamweaver CS3 Menurut McFarland (2012, p2) Adobe Dreamweaver merupakan program pembangunan dan pengaturan website lengkap.Dreamweaver bekerja dengan baik dalam teknologi seperti HTML, XHTML, CSS, Javascript, dan PHP.Dukungan CSS-nya memungkinan pembuatan halaman yang fast-loading dan mudah dimodifikasi.Dan teknologi untuk “spry” yang
53
memungkinkan pembuatan tampilan interaktif hanya dengan sekali klik.
2.3.3.3. XAMPP Merupakan sebuah software web server pendukung berperan sebagai jembatan yang menjebatani antara browser yang khusus menerima input dari pengguna dari pengguna dan dikonversi ke server melalui software web server ini. Software xampp ini sudah tersedia system basisdata server dan php programming pendukung.
2.4. ........................................................................................................................ H asil Rancangan Sistem Basisdata yang Serupa 2.4.1. Analisis dan Perancangan Sistem Basisdata Pembelian, Penjualan dan Persediaan berbasis Web pada PT. Mitra Subur Lestari Hasil penelitian pertama berdasarkan jurnal “Analisis dan Perancangan Sistem Basisdata Pembelian, Penjualan dan Persediaan berbasis Web pada PT. Mitra Subur Lestari” yang disusun pada tahun 2011 oleh mahasiswa Binus University yang bernama Yesayas Juleith Anggi dan Hendra yaitu PT. MITRA SUBUR LESTARI menjual bahan-bahan kue memilikianeka ragam label ada yang berasal dari luar negeri. Saat ini sistem yang digunakan diperusahaan ini masih tergolong standartyang dimana perusahaan ini baru menggunakan Ms.Office dalam pembuatan faktur dan surat-surat. Dan perusahaan ini hanya menggunakan kertas dan alat tulis dalam melakukan pencatatan keluar masuk barang di gudang. Penulis pada penulisan jurnal ini membatasi ruang lingkup pembahasan pada PT. Mitra Subur Lestari yang meliputi bagian: 1. .................................................................................. P emasukan data-data staff 2. .................................................................................. P emasukan data-data barang 3. .................................................................................. P emasukan data-data customer
54
4. .................................................................................. P embuatan laporan faktur 5. .................................................................................. P embuatan rekap laporan faktur 6. .................................................................................. P ermintaan sales/order order 7. .................................................................................. P ermintaan purchase order 8. .................................................................................. P elaporan retur barang dari konsumen ke perusahaan
2.4.2.
Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Pembelian, Penjualan dan Persediaan pada Restoran Celio Bistro Pada penelitian yang kedua berdasarkan jurnal “Analisis dan Perancanga
Sistem Basis Data Pembelian, Penjualan dan Persediaan pada Restoran Celio Bistro” yang disusun pada tahun 2013 olehmahasiswa Binus University yang bernama Andry, Ernalia Dewi, dan Amelia Materinadimana membahas tentangPengolahan data persediaan, penjualan sertam pembelian pada Restoran Celio Bistro yang masih menggunakan Ms.Office dan masih ada kekurangan pada pencatatan laporan transaksi yang menggunakan Ms. Excel dengan ruang lingkup sebagai berikut: a. Menganalisis informasi yang dibutuhkan dan menunjang dalam
proses
operasional
pembelian,
penjualan
dan
persediaan pada Celio Bistro. b. Merancang sistem basis data untuk pembelian, penjualan dan persediaan pada Celio Bistro. c. Membuat aplikasi pembelian, penjualan dan persediaan pada Celio Bistro.
55