BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Status Nutrisi 2.1.1. Definisi status nutrisi Status nutrisi adalah penampilan fisik yang diakibatkan karena adanya keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran nutrisi, terlihat melalui indikator status nutrisi.12 Prinsip penentuan status nutrisi dengan pemeriksaan antropometri dengan menentukan proporsi berat badan (BB) menurut tinggi badan (TB) atau panjang badan (PB) sesuai dengan jenis kelamin.13 Klasifikasi status nutrisi diperoleh dengan perhitungan persentase BB aktual terhadap BB ideal (BB/TB) yaitu :13 1. Obesitas
: BB/TB > 120%
2. Nutrisi lebih (overweight) : BB/TB > 110% sampai 120% 3. Nutrisi normal
: BB/TB > 90% sampai 110%
4. Malnutrisi ringan-sedang
: BB/TB > 70% sampai 90%
5. Malnutrisi buruk
: BB/TB < 70%.
2.1.2. Antropometri Perubahan pada dimensi tubuh mencerminkan keadaan kesehatan dan kesejahteraan secara umum.14 Antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh manusia, dalam hal ini dimensi tulang, otot, dan jaringan lemak. Antropometri digunakan untuk mengukur status nutrisi individu dan populasi serta merupakan
5 Universitas Sumatera Utara
refleksi status sosio-ekonomi. Pengukuran antropometri yang akurat, sahih dan dapat dipercaya memerlukan peralatan dan teknik yang sesuai. Semua pengukuran variabel pertumbuhan harus diulang tiga kali dan diambil nilai reratanya.13 Berat badan merupakan penghitungan rerata dari status nutrisi secara umum yang memerlukan data lain seperti umur, jenis kelamin dan tinggi badan untuk menginterpretasikan data tersebut secara optimal. Tinggi badan mencerminkan status nutrisi jangka panjang.15
2.2.
Periode Remaja
Karakteristik pemikiran remaja berupa perkembangan kognitif sosial, dimana remaja mengembangkan suatu egosentrisme khusus, remaja yakin bahwa orangtua memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya sendiri. Rasa unik pribadi remaja membuat mereka merasa bahwa tidak seorangpun dapat mengerti bagaimana perasaan mereka sebenarnya.4 Beberapa ciri pemikiran operasional formal pada remaja:16 •
Abstrak : mampu memunculkan kemungkinan-kemungkinan hipotesis atau dalil-dalil dan penalaran yang benar-benar abstrak.
•
Idealis : mulai berpikir tentang ciri-ciri ideal bagi mereka sendiri, orang lain dan dunia, dan membandingkan diri mereka dengan orang lain dan standarstandar ideal ini.
6 Universitas Sumatera Utara
•
Logis : mulai mampu mengembangkan hipotesis atau dugaan terbaik akan jalan keluar suatu masalah, menyusun rencana-rencana untuk memecahkan masalah dan menguji pemecahan masalah secara sistematis.
2.2.1. Karakteristik remaja Menurut World Health
Organization (WHO), definisi remaja adalah individu
dengan batasan usia antara 10 sampai 19 tahun, berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekunder sampai saat mencapai kematangan seksual, yang mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.1 Karakteristik seksual primer mencakup perkembangan organ reproduksi sedangkan karakteristik seksual sekunder mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai dengan jenis kelamin.15 Pada remaja perempuan ditandai dengan menarche (menstruasi pertama), tumbuhnya rambut-rambut pubis, pembesaran payudara dan pinggul.17 Pada remaja laki-laki mengalami mimpi basah pertama, pembesaran suara, tumbuh rambut-rambut pubis, tumbuh rambut pada bagian tertentu seperti di dada, kaki, kumis dan sebagainya.4 Masalah remaja antara lain masalah pribadi dan masalah khas remaja. Masalah pribadi berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilai. Masalah
7 Universitas Sumatera Utara
khas remaja yaitu masalah yang timbul akibat status yang belum jelas.18 Tekanan sebagai akibat perkembangan fisiologis pada masa remaja ditambah dengan tekanan akibat perubahan kondisi sosial budaya serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat seringkali mengakibatkan timbulnya masalah-masalah psikologis berupa gangguan penyesuaian diri atau gangguan prilaku pada remaja itu sendiri.19,20 Maturasi otak yang meliputi perubahan volume, struktur serta neurokimia selama masa remaja akan mempengaruhi aspek kognitif. Fungsi kognitif yang lebih tinggi seperti memori, perencanaan, pemecahan masalah akan mengalami perkembangan selama masa remaja. Maturasi lobus frontal memiliki korelasi erat dengan perubahan fungsi kognitif.21 Perubahan aspek kognitif lainnya selama masa remaja meliputi perbaikan konstruksi visuospasial dan psikomotor yang berkaitan dengan maturasi corpus callosum. Maturasi regio temporal dan oksipital berkaitan dengan perbaikan memori visual.22 Aspek lainnya adalah kemampuan memori verbal yang berkaitan dengan maturasi fasiculus uncinatum sinistra dan lobus parietal. Maturasi pada ekstremitas posterior kapsula interna juga dikaitkan dengan peningkatan perhatian dan kemampuan berbahasa.23 2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi status nutrisi remaja Status nutrisi remaja dipengaruhi oleh masukan dan pengeluaran dari makanan.24 Masalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien, khususnya anemia defisiensi besi, serta masalah malnutrisi, baik underweight dan perawakan pendek maupun overweight sampai obesitas dengan ko-morbiditas keduanya 8 Universitas Sumatera Utara
seringkali berkaitan dengan perilaku makan salah.25 Nutrisi pada masa remaja hendaknya dapat memenuhi beberapa hal di bawah ini:26 1. Mengandung
nutrien
yang
diperlukan
untuk
pertumbuhan
fisik
dan
perkembangan kognitif serta maturasi seksual. 2. Memberikan cukup cadangan bila sakit atau hamil. 3. Mencegah awitan penyakit terkait makanan seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, osteoporosis, dan kanker. 4. Mendorong kebiasaan makan dan gaya hidup sehat. Masalah nutrisi yang sering timbul pada remaja antara lain disebabkan: a. Makan tidak teratur Aktivitas yang tinggi pada masa remaja, baik kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah, menyebabkan remaja tidak jarang makan di luar rumah. Selain itu, tidak jarang remaja makan pagi dan siang dijadikan satu, dengan risiko remaja makan dengan komposisi nutrisi yang tidak seimbang.27,28 Kebiasaan merokok, minum alkohol dan penggunaan obat-obat terlarang merupakan masalah remaja yang dapat mempengaruhi asupan makanan dan status nutrisi.29,30 b. Anoreksia nervosa Hal ini merupakan keadaan psikofisiologik, yang biasanya terlihat pada remaja perempuan, khas ditandai dengan tidak mau atau menolak makanan yang berkepanjangan dan berat. Tidak jarang gangguan psikologis ini menetap dan tidak bisa diatasi sendiri.20
9 Universitas Sumatera Utara
c. Bulimia nervosa Pada umumnya penderita bulimia mempertahankan BB normal atau mendekati normal, dengan cara memuntahkan secara periodik makanan yang dimakan. Remaja cenderung mempunyai pendapat yang tidak realistis terhadap makanan yang diperlukan oleh tubuh. Keadaan ini menjadi masalah serius bila menjadi
suatu
obsesi,
sehingga
dapat
mempengaruhi
sekolah
atau
aktivitas.20,25 d. Obesitas Obesitas pada masa remaja dapat disebabkan faktor psikologis, fisiologis maupun adat istiadat. Makin lama remaja mengalami obesitas, makin besar kecenderungan menjadi obesitas sampai dewasa. Pendidikan tentang penanggulangan obesitas dapat dibuat lebih efektif melalui berbagai pendekatan, misalnya melalui organisasi pemuda atau kelompok olahraga.24 e. Gangguan tingkah laku Makanan
dapat
berpengaruh
terhadap
perilaku
remaja,
antara
lain
kekurangan zat besi yang berpengaruh pada daya konsentrasi. Keracunan logam berat, bahan tambahan pada makanan (food additives), alergi makanan dan minuman beralkohol dapat berpengaruh terhadap perilaku remaja.20 2.3. Prestasi akademik Belajar adalah setiap perubahan perilaku yang diakibatkan pengalaman atau sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Manusia bersifat dinamis dan terbuka terhadap berbagai bentuk perubahan yang dapat terjadi pada dirinya 10 Universitas Sumatera Utara
dan pada lingkungan sekitarnya maka proses belajar akan selalu terjadi tanpa henti dalam kehidupan manusia.31 Dalam pengertian yang lebih spesifik, belajar didefinisikan sebagai akuisi atau perolehan pengetahuan dan kecakapan baru. Pengertian inilah yang merupakan tujuan pendidikan formal di sekolah atau di lembaga pendidikan yang memiliki program terencana, tujuan instruksional yang konkret, dan diikuti oleh para murid sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis.5
P R E
-
Fisik INTERNAL
Panca Indera Kondisi Fisik Umum
Variabel Nonkognitif : Minat Motivasi Variabel-variabel Kepribadian
Psikologis
S T A S
Kemampuan kognitif : Kemampuan Khusus (Bakat) Kemampuan Umum (Intelegensi)
I
Fisik
A K
-
A D E
Kondisi tempat belajar Sarana dan perlengkapan belajar Materi pelajaran Kondisi lingkungan belajar
-
EKSTERNAL Sosial
-
Dukungan sosial Pengaruh budaya
M I K
Gambar 2.1. Diagram faktor yang mempengaruhi prestasi akademik3
11 Universitas Sumatera Utara
Prestasi akademik dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan, dan semacamnya.32 Tes IQ cenderung lebih berkorelasi dengan tes prestasi daripada dengan nilai di sekolah. Seberapa tingginya korelasi yang diperoleh tergantung pada a) karakteristik tes intelegensi dan tes prestasi yang bersangkutan, b) karakteristik mata pelajaran yang diujikan, dan c) karakteristik kelompok murid yang dijadikan sampel dalam penelitian.33 2.4. Aptitude Test Bakat adalah suatu konsistensi karakteristik yang menunjukkan kapasitas seseorang untuk mengetahui, menguasai pengetahuan khusus dengan latihan, contoh kemampuan berbahasa Inggris, kemampuan musikal. Definisi lain dari bakat atau aptitude adalah kemampuan spesifik yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan atau keterampilan tertentu setelah melalui suatu latihan.34 Suatu tes intelegensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuankemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui melalui tes intelegensi.3 Potensi yang ada pada diri seseorang diketahui setelah melakukan Aptitude test. Tes bakat dapat membantu untuk menganalisis permasalahan yang dihadapi testee di masa kini secara lebih cermat, baik dalam pendidikan, klinis maupun industri.3,35 Tujuan mengetahui bakat adalah untuk prediksi, yaitu memprediksi kemungkinan kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam bidang tertentu di 12 Universitas Sumatera Utara
masa depan. Prediksi meliputi seleksi, penempatan dan klasifikasi. Pada dasarnya prediksi adalah mempertemukan potensi seseorang dengan persyaratan yang dituntut oleh suatu lembaga.36 Faktor-faktor yang mempengaruhi bakat ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal, meliputi faktor kematangan fisik/ kedewasaan biologis.10 Kematangan juga terjadi dalam segi mental psikologisnya, artinya bahwa makin orang dapat mencapai kematangan fisik dan mental maka bakatnya juga akan mengalami perkembangan. Faktor eksternal, yang meliputi lingkungan dan pengalaman. Lingkungan yang baik akan menunjukkan perkembangan bakat yang ada pada individu yang bersangkutan.37 Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut Aptitude test. Tujuan Aptitude test untuk membantu individu menyesuaikan jurusan atau ekstrakurikuler dalam pendidikan sehingga bakat atau potensinya dapat diaktualkan secara optimal.38 Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude Test dan yang dipakai di bidang pekerjaan adalah Vocational Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh dari Scholastic Aptitude Test adalah Tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record Examination (GRE). Sedangkan contoh dari Vocational Aptitude Test atau Interest Inventory adalah Differential Aptitude Test (DAT) dan Kuder Occupational Interest Survey.10
13 Universitas Sumatera Utara
Faktor-faktor yang diungkap oleh tes bakat yaitu:10,37 a. kemampuan verbal, yaitu kemampuan memahami dan menggunakan bahasa baik secara lisan atau tulisan. b. kemampuan numerikal, yaitu kemampuan ketepatan dan ketelitian memecahkan problem aritmatik/ konsep dasar berhitung. c. kemampuan spatial, yaitu kemampuan merancang suatu benda secara tepat. d. kemampuan perseptual, yaitu kemampuan mengamati dan memahami gambar dua dimensi menjadi bentuk tiga dimensi. e. kemampuan reasoning, yaitu kemampuan memecahkan suatu masalah. f. kemampuan mekanik, yaitu kemampuan memahami dua konsep mekanik dan fisika. g. kemampuan memori, yaitu kemampuan mengingat. h. kemampuan clerical, yaitu kemampuan bekerja di bidang administrasi. i.
kreativitas, yaitu kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan menunjukkan hal yang tidak biasa/ istimewa.
j. kecepatan kerja, yaitu kemampuan bekerja secara cepat terutama untuk pekerjaan yang rutin. k. ketelitian kerja yaitu kemampuan bekerja secara teliti. l.
ketahanan kerja, yaitu kemampuan bekerja secara konsisten. Secara garis besar Aptitude test dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
besar, yaitu:10
14 Universitas Sumatera Utara
2.4.1.1. Multiple Aptitude Batteries, yaitu tes bakat yang mengukur bermacammacam kemampuan, seperti pengertian bahasa, kemampuan angkaangka, penalaran dalam berhitung, kecepatan dan ketepatan dalam persepsi. Dari hasil tes dapat dilihat kemampuan, kekuatan, dan kelemahan seseorang yang masing-masing dinyatakan dalam angkaangka tersendiri, hasilnya berupa profil angka-angka. Berbeda dengan tes intelegensi umum dimana semua aspek intelegensi keluar sebagai satu angka yaitu IQ. Tes ini termasuk tes bakat yang sudah cukup lama dipakai, yaitu sejak Perang Dunia-I. Yang termasuk jenis kelompok tes ini antara lain: 3,37 a) Differential Aptitude Test (DAT), terdiri dari 8 subtes. b) General Aptitude Test Battteries (GATB), terdiri dari 9 subtes. c) Flanagan Aptitude Classification Test (FACT), terdiri dari 14 subtes. 2.4.1.2. Special Aptitude Test atau Single Aptitude Test atau tes bakat khusus, yaitu tes yang hanya mengukur satu bakat khusus tertentu. Sebagai contoh:10 a) Musical Aptitude Test b) Artistical Aptitude Test c)
Clerical Aptitude Test
d) Mathematical Aptitude Test. • Differential Aptitude Test (DAT)
15 Universitas Sumatera Utara
Differential Aptitude Test adalah salah satu seri tes multipel bakat yang paling banyak dipakai dalam bidang pendidikan dan kerja. DAT pertama kali terbit tahun 1947, dan telah direvisi pada tahun 1963. Penyusun DAT adalah G.Bennt, H.G.Seashore, dan A.G.Wesman dari USA.10 Maksud dan tujuan DAT antara lain:10,38 • Sebagai sarana akademik untuk mendapatkan prosedur penilaian yang ilmiah, terintegrasi, dan standar bagi murid-murid. • Dirancang untuk bimbingan pendidikan dan vokasional (pekerjaan). • Dapat dipakai dalam bidang industri untuk penempatan karyawan dan promosi jabatan selanjutnya (perkembangan pembinaan karyawan pabrik). • DAT terdiri dari 8 tes, masing-masing berdiri sendiri, sehingga dapat digunakan secara terpisah, untuk seleksi dalam bidang industri pada jenis pekerjaan tertentu.Dalam bidang pendidikan akan lebih baik jika ke-delapan tes digunakan secara bersamaan. Kedelapan tes jika dikelompokkan maka akan terdiri dari 2 kelompok besar, yaitu:10 a. Kelompok Tes Verbal, meliputi: 1. Verbal Reasoning (VR) atau tes penalaran verbal, dirancang untuk mengukur kemampuan berpikir abstrak, generalisasi, dan konstruktif memahami konsep verbal.10 2. Numerical Ability (NA) atau kemampuan aritmatik, dirancang untuk mengukur
kemampuan
memahami
hubungan
numerik
dan 16
Universitas Sumatera Utara
memecahkan masalah yang berhubungan dengan konsep numerik. Tes ini sangat penting untuk prediksi dalam bidang matematika, fisika, kimia, teknik dan bidang lain yang membutuhkan kemampuan berpikir secara kuantitatif.10 3. Clerical Speed Accuracy (CSA) atau kecepatan dan keakuratan klerikal, dirancang untuk mengukur kecepatan dan ketelitian respon dalam tugas-tugas yang membutuhkan persepsi sederhana. Hasil tes ini untuk prediksi kemampuan mengerjakan hal-hal penting rutin administrasi. Manfaat untuk bidang pendidikan dapat dikatakan relatif kecil, tetapi skor rendah menunjukkan bahwa testee mengalami kesulitan dalam hal keberhasilan, ketepatan, kecepatan dalam mengerjakan tugas.10 4. Language Usage, bagian-I, Perbendaharaan kata dalam tes ini merupakan hasil seleksi dari Gate’s
Spelling Differential in 3876 Words, dan merupakan
perbendaharaan kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Skor rendah pada subtes ini menunjukkan kesulitan dalam Spelling.10
5. Language
Usage,
bagian-II,
dirancang
untuk
mengukur
kemampuan membedakan tata-bahasa yang baik atau jelek, memahami pemberian tanda baca yang tepat, dan penggunaan kata 17 Universitas Sumatera Utara
yang tepat dalam bahasa Inggris. Tes ini lebih menyerupai tes prestasi jika dibandingkan dengan tes lain.10 b. Kelompok Tes Non-Verbal, meliputi: 6. Abstract Reasoning (AR) atau penalaran abstrak, dirancang untuk mengukur penalaran non-verbal. Dalam setiap butir tes, menuntut pemahaman logis tentang prinsip-prinsip yang digunakan untuk mengubah diagram dan kemampuan yang membedakan perbedaan yang kecil pada garis, daerah, maupun bentuk. Abstract Reasoning merupakan suplemen VR + NA, guna estimasi intelegensi. Abstract Reasoning digunakan untuk prediksi dalam bidang pendidikan dan profesi yang menuntut pemahaman relasi antara benda dan objek. Skor AR dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk memahami
penalaran
seseorang
jika
seseorang
mengalami
kesukaran bahasa dan mendapatkan skor rendah pada tes VR.10,38 7. Mechanical Reasoning (MR) atau Penalaran Mekanikal, Tes ini mengukur pemahaman prinsip-prinsip mekanik dan fisika dalam situasi familiar.10 8. Space Relation (SR) atau Hubungan Spasial atau ruang, Mengukur kemampuan visualisasi terhadap konstruksi objek tiga dimensi, dan tes ini dirancang untuk memprediksi kesuksesan dalam
18 Universitas Sumatera Utara
bidang perencanaan tata ruang, desainer, arsitektur, seni dan dekorasi.10 Hasil tes ini dinyatakan dengan angka-angka dengan skala antara 54 atau kurang sampai 145 atau lebih, dengan rata-rata (rerata) 100. Semakin tinggi hasil tes seseorang diatas 100, makin tinggi pula kemampuan yang ia miliki untuk dapat mengikuti materi pada jenjang yang lebih tinggi.3 Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan maka dapat diklasifikasikan skor intelegensi seperti pada tabel 2.1. berikut. Tabel 2.1. Klasifikasi skor intelegensi berdasarkan DAT3,10 Skor
Golongan
Tingkat Intelegensi Istimewa cerdas Sangat cerdas Cerdas
145+
A
130-144 115-129
B C
100-114 85-99
D+ D-
Rata-rata atas Rata-rata bawah
70-84 55-69 <54
E F G
Lemah Sangat lemah Sangat lemah sekali
Penjelasan Orang berada dalam golongan ini dapat menjadi Member Mensa. Hanya 2% dari jumlah populasi yang mempunyai IQ ini. Orang dengan IQ ini mempunyai kemampuan berkarir di bidang sains. Sebagian besar para investor, programmer, akuntan pengacara dan businessman yang sukses berada di golongan ini. Orang pada umumnya berasa pada golongan IQ ini. Biasanya mereka tidak mempunyai kendala di sekolah, banyak yang sukses masuk universitas dan cukup baik berada di semua profesi. Orang dengan IQ ini mempunyai kesulitan dalam memahami ide/materi abstrak dan dalam mempelajari skill/ketrampilan baru.
2.5. Hubungan status nutrisi dengan prestasi akademik pada remaja Nutrisi penting bagi remaja untuk menunjang pertumbuhan fisik dan mental, serta meningkatkan kecerdasan. Remaja membutuhkan nutrisi baik untuk mendapatkan status nutrisi yang baik, kondisi tubuh optimal dan bugar.39
Kecerdasan
remaja 19
Universitas Sumatera Utara
tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan pergaulan, melainkan juga ditentukan oleh faktor sosial dan ekonomi serta faktor nutrisi dan kesehatan.3 Faktor sosial dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orangtua, suku, agama. Faktor ekonomi dipengaruhi oleh pekerjaan orangtua, pendapatan orangtua dan jumlah anak dalam keluarga. Karakteristik makro ditentukan oleh umur dan jenis kelamin.3,6 Inteligensia dan prestasi akademik yang rendah telah terbukti berhubungan dengan status sosioekonomi rendah.8 Status sosioekonomi rendah dapat berpengaruh pada perkembangan otak melalui jalur nutrisi yang inadekuat, pendidikan dan kesehatan yang buruk, lingkungan tempat tinggal, kesempatan belajar, interaksi yang kurang hangat serta dapat menimbulkan tekanan mental yang berat sehingga mempengaruhi perkembangan kognitif anak.2,8 Untuk mencapai tumbuh kembang yang baik, maka diperlukan nutrisi yang adekuat. Makanan yang kurang baik secara kualitas maupun kuantitas dapat menyebabkan masalah nutrisi.15 Keadaan malnutrisi dapat mengakibatkan anak mudah mengantuk dan kurang bergairah, yang dapat mengganggu proses belajar di sekolah dan menurunkan prestasi akademik, daya pikir anak berkurang disebabkan pertumbuhan otak tidak optimal. Pendapatan keluarga, pekerjaan orangtua dan faktor sosial ekonomi mempunyai pengaruh cukup besar terhadap tingkat kecerdasan anak, dimulai usia tiga tahun sampai remaja.2,30 Remaja yang mengalami malnutrisi akan mengalami retardasi fisik dan intelektual sebanyak 20% sampai 30% dibanding nutrisi baik. Remaja pendek dan
20 Universitas Sumatera Utara
kecil karena sebelumnya menderita malnutrisi, akan menjadi remaja yang tidak responsif, sulit berkonsentrasi, sulit berkomunikasi, tidak energik dan mempunyai IQ yang rendah, sehingga kemampuan akademik juga rendah.2,6 Remaja harus mendapat nutrisi yang baik untuk dapat mengimbangi pertumbuhan dan perkembangan pesat, diantaranya adalah perkembangan intelektual. Pada masa remaja terjadi peningkatan kemampuan berpikir abstrak dan imajinasi.16 Malnutrisi kronik yang mengakibatkan perawakan pendek dapat menyebabkan rendahnya kompetensi intelektual pada remaja.2 Berdasarkan beberapa penelitian, anak dengan status nutrisi baik mempunyai IQ lebih tinggi (diatas rata-rata) dibandingkan terhadap anak dengan malnutrisi (mild dan moderate malnutrition).2,8,32 Status nutrisi turut berperan dalam menentukan intelegensi remaja selain oleh faktor genetik, faktor lingkungan, faktor sosial ekonomi, dan faktor kesehatan (riwayat masalah nutrisi remaja).1,15
21 Universitas Sumatera Utara
2.6. Kerangka Konseptual
Faktor Sosial dan Ekonomi Faktor Genetik Faktor Sosial : - Tingkat pendidikan orangtua kem - Suku - Agama
Faktor Ekonomi : - Pekerjaan orangtua - Pendapatan orangtua - Jumlah anak dalam keluarga
Faktor Nutrisi dan Kesehatan Status nutrisi remaja berdasarkan antropometri (BB/TB)
Riwayat masalah nutrisi remaja : - Makan tidak teratur - Anoreksia nervosa - Bulimia nervosa - Obesitas - Gangguan tingkah laku
Prestasi Akademik
Keterangan :
Faktor Lingkungan pergaulan
Karakteristik makro : - Umur - Jenis kelamin
Aptitude test (DAT)
Yang diteliti
22 Universitas Sumatera Utara