BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pap Smear 2.1.1. Defenisi Pap Smear Tes Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio. Untuk mengetahui adanya tanda-tanda awal keganasan servik (prakanker) yang ditandai dengan adanya perubahan pada lapisan epitel serviks (Rasjidi, 2008) Pap Smear yaitu suatu metode pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim dengan menggunakan mikroskop (Supriyanto, 2010) Kunci untuk deteksi dini kelainan serviks terletak dengan mampu memantau dan mengevaluasi perubahan epitel serviks biasanya dengan mendapatkan sampel sel epitel dan melihatnya dibawah mikroskop (sitologi serviks) Pap Serviks disebut juga Pap Smear (Dunleavey, 2009)
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Manfaat Pap Smear Menurut Sumaryati (2003) dalam Nasution (2012), manfaat dari pemeriksaan Pap Smear adalah untuk mendeteksi dini tentang adanya radang pada rahim dan tingkat radangnya, adanya kelainan degeneratif pada rahim, ada/tidaknya tanda-tanda keganasan pada rahim, yaitu : 1. Mengetahui penyebab radang (virus, bakteri, jamur). 2. Untuk menyelidiki infeksi-infeksi tertentu dan penyakit yang disebarkan secara seksual. 3. Untuk menentukan pengananan dan pengobatan. 2.1.3. Indikasi Pap Smear Frekuensi tes Pap Smear yang dianjurkan bervariasi mulai dari satu kali pertahun sampai satu kali setiap lima tahun, American Cancer Society (ACS) merekomendasikan pemeriksaan Pap Smear dilakukan pada: 1. Wanita yang telah menikah/seksual aktif selama tiga tahun dan/atau sebelum berusia 21 tahun. 2. Wanita yang mempunyai riwayat penyakit seksual berulang dilakukan pemeriksaan setiap 6 bulan. 3. Wanita yang memulai hubungan seksual saat usia < 18 tahun. 4. Wanita yang mempunyai banyak partner ( multiple partner) seharusnya melakukan tes Pap setiap tahun (Rasjidi, 2009, Nurhasanah, 2008) Pada tahun 2003 rekomendasi untuk skrinning kanker serviks berubah, seorang wanita harus menjalani pap smear pertama tiga tahun setelah hubungan seksual pertama atau pada usia 21 tahun. Sebelum usia 30 tahun, dianjurkan bahwa wanita menjalani Pap Smear tahunan, karena usia ini resiko infeksi HPV (Pearson, 2009)
Universitas Sumatera Utara
American College of Obstetry and Gynecology dan National Cancer Institute, US Preventive Task Force (USPSTF) menganjurkan pemeriksaan Pap Smear untuk skrinning kanker mulut rahim saat 3 tahun pertama dimulainya aktivitas seksual atau saat usia 21 tahun. Program pemeriksaan/skrinning yang dianjurkan untuk kanker serviks (WHO), skrinning pada setiap wanita minimal satu kali pada usia 35-40 tahun. 1. Kalau fasilitas tersedia, lakukan tiap 10 tahun pada wanita usia 35-55 tahun. 2. Kalau fasilitas tersedia lebih, lakukan tiap 5 tahun pada wanita usia 35-55 tahun. 3. Ideal atau optimal, lakukan tiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun Pemeriksaan rutin Pap Smear dapat dihentikan pada usia 70 tahun pada wanita yang tidak memiliki abnormalitas pada hasil pemeriksaan Pap Smearnya (Rasjidi, 2009 dan Rachmi, 2004) 2.1.4. Syarat – Syarat Pemeriksaan Pap Smear Syarat-syarat yang harus dilakukan dalam pemeriksaan Pap Smear antara lain: 1. Mengisi blanko permintaan secara lengkap. 2. Menyiapkan botol atau tempat untuk etil alkohol 95% yang dipakai untuk fiksasi. 3. Jangan lakukan pemeriksaan lainnya sebelum pengambilan sampel. 4. Jangan gunakan lubrikan pada spekulum. 5. Sebaiknya dilakukan diluar menstruasi, kecuali pada perdarahan vagina abnormal sampel dapat diambil dengan melakukan tampon vagina sebelum mengambil sampel. 6. Bila pasien menggunakan obat berupa vagina ovule, harus dihentikan
Universitas Sumatera Utara
seminggu sebelum pengambilan sampel. 7. Untuk pasien pasca persalinan, pasca pembedahan, atau pasca radiasi hanya bisa dilakukan setelah penyembuhan untuk menghindari adanya sel inflamasi yang dapat menganggu interpretasi pemeriksaan sitologi. 8. Pada kasus yang dicurigai adanya keganasan endometrium, disarankan untuk mengambil sampel pada fornik posterior atau melakukan kerokan pada endometrium secara langsung. 9. Tidak melakukan pemeriksaan lain sebelum pengambilan sampel untuk pemeriksaan Pap smear. 10. Dua hari sebelum pemeriksaan, dianjurkan untuk tidak melakukan douching (mencuci vagina). 11. Sebelum melakukan pemeriksaan, pertama kali akan diminta untuk mengosongkan kandung kemih. 12. Tidak melakukan pemeriksaan Pap Smear saat sedang hamil, sebaiknya dilakukan dua atau tiga bulan setelah melahirkan atau darah nifas sudah bersih. 13. Tidak melakukan hubungan seksual minimal 3x24 jam (Rasjidi, 2009 dan Emilia, 2010) 2.1.5. Tempat/lokasi dan Biaya Pemeriksaan Pap Smear Pap Smear bisa dilakukan dirumah sakit, klinik pribadi dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan maupun di bidan yang sudah terlatih (Rasjidi, 2010) Salah satu kendala yang dialami seorang wanita untuk melakukan pemeriksaan dini kanker serviks yaitu ekonomi atau pembiayaan. Pemeriksaan dini kanker serviks atau skrinning memerlukan biaya yang tidak murah. Di negara berkembang alokasi dana untuk itu masih terbatas sehingga menghambat pelayanan gratis skrinning bagi masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Akibatnya, kanker serviks biasanya diketahui setelah memasuki stadium lanjut (Emilia, 2010) 2.1.6. Teknik/Prosedur Berikut teknik atau prosedur dalam pemeriksaan Pap Smear adalah : 1. Spesimen dapat diambil dari sekresi vagina, sekret serviks, sekret endometrium, dan fornik posterior. Instrumen yang bisa digunakan adalah Spatula Ayre, Spatula Szayla dan Citobush. Tempat lokasi yang tepat adalah daerah squamo collumner junction (SCJ). 2. Pasien tidur pada meja ginekologi secara litotomi. 3. Membuka vagina secara gentle dan memasukkan spekulum dengan arah vertikal setelah masuk, vagina diputar 90 derajat. Bila ada mukus pada osteum atau krusta sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu. 4. Spesimen diambil dengan spatula atau citobrush. Untuk meningkatakn ketepatan pemeriksaan disarankan untuk mengambil dua spesimen untuk tiap pasien. 5. Menghapuskan spesimen pada permukaan gelas objek. 6. Segera masukkan kedalam cairan etil alkohol 95% selama paling sedikit 30 menit atau keringkan segera dengan menggunakan hair dryer. 7. Mengangkat gelas objek dan mengeringkan diudara terbuka. 8. Untuk kasus yang dicurigai adanya keganasan dan disarankan untuk mengambil sampel dari fornik posterior dengan menggunakan gelas pipet. Pada saat pengambilan sampel pipet digerakkan kekiri dan kekanan untuk mengambil sampel yang cukup. Sampel dalam pipet kemudian disemprotkan ke gelas kemudian difiksasi pada etil alkohol 95% selama 30
Universitas Sumatera Utara
menit kemudian dikeringkan pada udara terbuka dan dikirimkan dalam amplop beserta blanko pemeriksaan (Rasjidi, 2009 dan Emilia, 2010) 2.2. Pengetahuan dan Sikap 2.2.1 Pengetahuan (knowledge) Menurut
Bloom
dalam
Notoatmodjo
2003,
pengetahuan
merupakan hasil tahu dan ini terjadi seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6(enam) tingkatan yaitu: Tahu (Know), memahami (Comprehension), aplikasi (application), analisa (analysis), dan evaluasi (evaluation). Tahu (Know), diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.Memahami (comprehension), diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui,
dan
benar.Aplikasi
dapat
menginterpretasikan
(application),
diartikan
materi tersebut
secara
sebagai kemampuan
untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Analisis (analysis)adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-
Universitas Sumatera Utara
komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisai, dan masih ada kaitannya satu sam lain. Kemampuan ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkkan dan sebagainya.Sintesis (synthesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untik meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang ada. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain : Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah pula bagi mereka untuk menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pengetahuan yang mereka
miliki.Kemudianlingkungan
pekerjaan
dapat
menjadikan
seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Selanjutnya umur dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek fisik dan psikologis (mental), dimana aspek psikologis ini taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa. Kemudian minat diartikan sebagai suatu kecendrungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. minat menjadikan seseorang untuk
Universitas Sumatera Utara
mencoba menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. Pengalaman juga termasuk salah satu faktornya pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh individu baik dari dalam dirinya ataupun dari lingkungannya. Pada dasarnya pengalaman mungkin saja menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi individu yang melekat menjadi pengetahuan individu secara subjektif. Dan informasi kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru(Wahid dkk, 2007) 2.2.2 Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan manifestasi sikap itu tidak dapat dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2007) sikap dibagi menjadi tiga komponen pokok, yaitu :Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek,yang kedua kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek, dan terakhir kecenderungan untuk bertindak.
Universitas Sumatera Utara
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penetuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting (soekidjo, 2003) Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap terdiri dari empat tingkatan yaitu: Menerima (receiving), Diartikan orang atau subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.Merespon (responding), Indikasi dari sikap
adalah
memberikan
jawaban kalau
ditanya,
menyelesaikan dan mengerjakan tugas yang diberikan.Menghargai (valuing), Indikasi dari menghargai adalah mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.Bertanggung jawab (responsible), Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi dalam tingkatan sikap.
Universitas Sumatera Utara