BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lidah Lidah adalah kantung mukosa yang berisi otot yang memiliki dasar atau radiks yang cekat dan korpusyang bergerak serta ujung yang dapat memiliki bentuk dan posisi yang bermacam-macam. Korpus lidah yang mengandung otot intrinsik dan ekstrinsik merupakan otot terkuat di dalam tubuh. Lidah dipersarafi oleh nervus hipoglossus( nervus XII ).1,2,6 2.1.1
Anatomi Lidah Normal
Lidah terletak di dasar mulut dan melekat pada tulang hyoid. Dorsal lidah mempunyai permukaan konveks dengan suatu sulkus median. Pada bagian posterior sulkus tersebut terdapat foramen sekum, yang menandai daerah asal kelenjar tiroid. Dibelakang foramen sekum ditemukan kelenjar-kelenjar penghasil mukus dan sekelompok jaringan limfe yang disebut tonsil lingual. Lidah mempunyai tekstur kasar yang disebabkan oleh adanya papilla. Papilla yang terbesar adalah papilla sirkumvalata. Terdapat kira-kira sepuluh papilla yang berbentuk bundar ini, yang terletak tepat didepan foramen sekum dan membagi lidah menjadi dua pertiga anterior dan sepertiga posterior. Papilla filiformis merupakan papilla yang paling banyak, dan ditemukan pada permukaan bagian anterior lidah. Papilla fungiformisterletak pada bagian ujung dan sisi lidah. Papilla ini dapat dikenali berdasarkan warnanya yang merah dan permukaannya yang lebar.1,2,6
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Bagian-bagian lidah
Taste bud terletak pada sisi-sisi papilla sirkumvalata dan fungiformis. Taste bud merupakan tempat terletaknya sel reseptor pengecap. Pengecapan diterima dari dua pertiga anterior lidah oleh nervus korda timpani, cabang nervus fasial. Nervus glosofaringeus, atau saraf kranial ke sembilan, mengindra sensasi pengecapan dari sepertiga posterior lidah. Ada empat sensasi dasar pengecapan: manis, asin, asam dan pahit. Rasa manis dideteksi pada ujung lidah. Rasa asin dirasakan pada tepi lateral lidah. Rasa asam dan pahit dirasakan pada aspek posterior lidah dan dihantarkan melalui nervus glosofaringeus. Apabila lidah diangkat ke atas, suatu perlekatan mukosa, frenulum, dapat terlihat di bawah lidah di garis tengah yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut.1,2,6
Universitas Sumatera Utara
2.1.2
Fungsi Lidah
Lidah merupakan organ yang dapat bergerak dan berperan penting dalam proses pengunyahan, menelan, mengisap dan berbicara. Dalam proses pengunyahan lidah dibantu oleh otot-otot labium oris dan pipi yang mana akan membawa makanan diantara permukaan oklusal gigi geligi dan mempertahankan makanan pada posisi tersebut selama pengunyahan. Selain itu lidah juga berfungsi untuk membuang objek seperti biji-biji, benda asing, fragmen tulang serta substansi yang tidak enak rasanya. Lidah juga berperan dalam mempertahankan kebersihan mulut yaitu untuk menghilangkan debris makanan dari gingival, vestibulum dan dasar mulut.1,2,6,7 Didalam rongga mulut, lidah dianggap sebagai salah satu petunjuk atau cermin kesehatan umum seseorang. Hal ini disebabkan karena lidah merupakan organ tubuh yang paling peka terhadap perubahan yang terjadi di dalam tubuh.1,2,6,7 2.1.3
Kelainan dan Lesi Lidah
Ada banyak kondisi yang dijumpai pada lidah yang termasuk kedalam istilah anomali lidah. Beberapa diantaranya tidak menunjukkan gambaran klinis yang signifikan meskipun cukup sering terjadi. Akibatnya sering dianggap sebagai suatu variasi yang normal. Beberapa kelainan yang lain menunjukkan kondisi klinis yang jelas pada lidah, dan pada beberapa kasus dapat membantu untuk menentukan sejumlah kelainan akibat faktor genetik. Anomali lidah yang dijumpai juga bisa membuktikan bahwa kelainan lidah dapat disebabkan oleh kelainan perkembangan.1,2,6,7 Lidah bukan hanya tempat bagi lesi lokal, tetapi juga merupakan cerminan dari keberadaan beberapa
penyakit
sistemik. Lesi
lokal
dapat
dikelompokkan sebagai congenital atau
developmental (fissured tongue, lingual thyroid, lymphangioma, hemangioma, dll), traumatik (traumatic ulser, neuroma dll), infeksi (herpes simplex infections, apthous ulcers, candidiasis, dll), neoplastik (papilloma, lipoma, squamous cell carcinoma, dll) atau idiopatik (hairy tongue, geographic tongue, dll). Sedangkan lesi mulut yang berasal dari kondisi sistemik dapat dikelompokkan menjadi lesi yang berkaitan dengan infeksi sistemik (siphilis, tuberculosis, dll), blood dyscrasias
Universitas Sumatera Utara
(anemia,leukemia), penyakit metabolik (diabetes mellitus, defisiensi vitamin B, dll) dan gangguan immunologi (pemphigus, erythema multiform, lichen planus, dll).1,2,6,7 2.2 Geographic tongue Geographic tonguemerupakan kondisi yang menunjuk pada beberapa istilah seperti exfoliation areata linguae, glossitis exfoliativa marginata, lingua geographica, benign migratory glossitis, erythema migrans, annulus migrans, wandering rash of the tongue, migratory glossitis.8 Lidah dengan lesi Geographic tongue kurang disadari keberadaannya oleh penderita, kecuali lesi ini menimbulkan rasa gatal atau terbakar pada daerah yang terlibat. Kondisi ini biasanya dimulai pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan selama hidup atau menghilang di usia pertengahan.9
Gambar 2. Geographic tongue
2.2.1
Defenisi dan Epidemiologi
Geographic tongueadalah permukaan lidah yang eritematous, atropi, papilla filiformis yang dikelilingi oleh bentuk lingkaran putih ataupun tidak, dengan lokasi dan bentuk yang bervariasi. Geographic tonguemerupakan suatu kondisi abnormal dari permukaan lidah yang bisa terjadi pada hampir semua usia, bahkan dapat dijumpai sejak usia 2 tahun.10
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil penelitian diberbagai negara ditemukan hasil bervariasi dari prevalensi Geographic tongue, diantaranya penelitian oleh Honarmand dkkyang mengemukakan prevalensi Geographic tonguepada tahun 2013 adalah sebesar 7,8%,4Shulman JDdkk pada tahun 2005adalah sebesar 1,0%2,5%,5Bird JAdkk pada tahun 2003 adalahh sebesar 1-14%,6 dan Darwazehdkk pada tahun 2011 adalah sebesar 4,8%,7 dan F. Mojarradpada tahun 2008adalah sebesar 27% populasi.
2.2.2
Etiologi dan Predisposisi
Geographic tongue merupakan perubahan spesifik pada mukosa lingua. Lesi ini jarang mengenai mukosa labial, bukal atau palatal.11Pada dasarnya etiologi dari Geographic tongue belum diketahui secara pasti. Berbagai faktor telah diajukan oleh para peneliti untuk menjelaskan faktor penyebab dari kondisi ini walaupun dapat dikatakan bahwa hal ini belum jelas kepastiannya.11 Faktor-faktor tersebut antara lain 2.2.2.1
Genetik
Menurut Prinz dan Baum (1939), separuh dari kasus Geographic tongue yang terjadi dapat dikaitkan dengan faktor keturunan atau herediter yang mempunyai latar belakang Geographic tongue, yang kemudian akan diturunkan pada generasi-generasi berikutnya dengan faktor pencetus adanya kondisi sistemik tertentu.11 2.2.2.2
Defisiensi Nutrisi
Faktor defisiensi nutrisi juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab dari kondisi ini. Defisiensi zat besi, asam folat dan vitamin B12 dapat mengakibatkan depapilasi lingua dan kondisi ulseratif.11
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.3
Psikosomatik
Banyak peneliti yang mencoba menghubungkan Geographic tongue dengan keadaan psikosomatik penderita, dimana lesi ini sering ditemukan pada penderita yang dalam keadaan stress, gugup dan temperamen emosional. Keadaan psikis yang seperti ini dapat menimbulkan perubahan pada tubuh dan organ-organ visceral sehingga fungsi normal sel-sel tubuh mudah terganggu sebagai akibat dari kecemasan ataupun stress emosional yang berlangsung lama.11 Salah satu literatur menyatakan bahwa pelajar yang menderita Geographic tongue memiliki kecenderungan untuk mengalami lesi yang lebih parah apabila mereka sedang dalam kondisi stress emosional daripada bila mereka dalam keadaan tenang. Diantara penderita psikiatri terdapat prevalensi Geographic tongue 6 kali lebih tinggi pada mereka yang menderita gangguan jiwa daripada diantara pelajar.11,12 2.2.2.4
Hormonal
Lesi ini dapat muncul pada awal menstruasi atau lebih jelas pada masa menstruasi. Hal ini dikaitkan dengan adanya perubahan hormonal.11,12 2.2.2.5
Atopy
Geographic tongue merupakan suatu kondisi inflamasi rekuren yangdikarakteristikkan cenderung mudah teriritasi oleh kontak dengan iritan dari lingkungan luar seperti panas, makanan, asam dan lain-lain. Asma dan rhinitis terbagi kedalam dua bentuk yaitu ekstrinsik dan intrinsik dan cenderung bahwa asma ekstrinsik dan rhinitis ekstrinsik terjadi pada orang yang atopy sedangkan asma intrinsic dan rhinitis intrinsic terjadi pada orang yang non atopy. Burkett telah menyatakan bahwa individu dengan latar belakang atopy tampaknya lebih sering menunjukkan manifestasi kondisi ini. Meskipun demikian, Geographic tongue merupakan suatu tanda umum dalam rongga mulut pada pasien asma dan rhinitis, tidak masalah atopy atau tidak.11,12
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.6
Psoriasis dan Penyakit Reiter’s
Lesi Geographic tongue digambarkan berhubungan dengan penyakit kulit tertentu seperti psoriasis dan penyakit Reiter’s. dimana dinyatakan bahwa Geographic tongue merupakan salah satu manifestasi di rongga mulut yang terjadi pada penderita dengan psoriasis kulit dan penyakit Reiter’s, karena ditemukannya gambaran histopatologis yang sama. Beberapa penulis mengelompokkan psoriasis, penyakit Reiter’s, Geographic tongue dan geographic stomatitis kedalam suatu kelompok yang disebut lesi oral psoriasis.11,12 2.2.2.7
Infeksi Jamur dan Bakteri
Beberapa literatur mengaitkan kemungkinan adanya kaitan infeksi jamur dan bakteri dengan terjadinya Geographic tongue.11,12 2.2.2.8Fissure Tongue Geographic tongue sering muncul bersamaan dengan Fissure tongue yang dinyatakan mempunyai hubungan klinis yang positif. Menurut perkiraan, 50% dari penderita Geographic tongue juga memiliki Fissure tongue. Bentuk lidah ini terlihat merupakan suatu kelainan herediter dan genetic yang saling berhubungan satu sama lain. Menurut Kulla-Mikkonen (1986), Geographic tongue dapat merupakan pengaruh dari Fissure tongue. Hal ini mungkin terjadi akibat iritasi dari mikroorganisme yang tersembunyi di dalam Fissure.11,12 2.2.2.9Ibu Hamil dan Menyusui Sebuah hasil studi di skotlandia menemukan bahwa pada ibu hamil maupun ibu yang sedang menyusui akan meningkatkan resiko terjadinya Geographic tongue. Hal ini diyakini berkaitan dengan kebutuhan nutrisi dan zat besi yang ekstra pada ibu hamil maupun menyusui. Saat ibu hamil kebutuhan nutrisi akan menjadi 2 kali lipat lebih banyak, dan sama halnya pada ibu yang menyusui.11,12
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.10 Alergi Kata alergi dapat digunakan untuk mendefinisikan reaksi imun spesifik terhadap satu atau lebih zat atau bahan penyebab alergi. Alergi tipe IV menurut Gawkroder pada tahun 2005 merupakan jenis alergi yang paling sering mucul diwilayah orofasial.11,12,13 Geographic tonguediyakini juga bisa muncul sebagai efek alergi terhadap bahan mercuri dan emas. Seperti yang kita ketahui kedua jenis bahan ini lazim dijumpai di dunia kedokteran gigi pada masa lampau maupun sekarang.11,12,13
2.2.3
Gambaran Klinis Geographic tongue
Lesi pada Geographic tongue pada awalnya sering dijumpai pada dorsal, ujung atau tepi lateral lidah dan biasanya bermigrasi kearah depan. Kondisi ini dapat dimulai dengan pembentukan satu bintik merah yang secara bertahap dapat meningkat ukurannya. Bintik-bintik merah ini selanjutnya secara perlahan-lahan akan meluas dan menyebar pada daerah yang berdekatan dimana kadang-kadang dua lingkaran akan bertemu dan saling memotong.14 Lesi ini biasanya terdiri dari beberapa daerah yang mengalami deskuamasi papilla filiformis dan berbentuk lingkaran tak beraturan. Bagian tengah lesi tersebut kadang-kadang terlihat mengalami inflamasi dan dibatasi oleh suatu garis tipis berwarna putih kekuning-kuningan. Papilla fungiformis tetap berada dalam daerah deskuamasi merupakan daerah kecil yang mengalami titiktitik meninggi berwarna merah. Daerah yang mengalami inflamasi menjadi merah dan sedikit perih.14
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.Geographic tongue pada lidah orang dewasa
Gambar 4. Geographic tonguepada anak-anak
Sifat khas Geographic tongue bermanifestasi secara klinis sebagai area terlokalisasi, melingkar dengan batas yang tidak teratur, berupa bercak merah yang dikelilingi oleh batas putih yang sedikit menonjol. Bercak merah menunjukkan atrofi papilla filiformis dan batas putih terdiri dari papilla filiformis yang beregenerasi dan campuran antara keratin dan neutrofil. Geographic
Universitas Sumatera Utara
tongue dikarakterisasi oleh periode remisi dan eksaserbasi. Lesi ini biasanya menetap pada satu area untuk satu atau beberapa minggu maupun bulan dan kemudian menghilang dan muncul kembali di tempat lain pada lidah. Pada beberapa pasien, perpindahan area dapat terjadi selama periode menstruasi, sedangkan pada pasien lainnya, hal ini terjadi selama periode anxietas dan tegang.14 Lesi ini biasanya asimptomatik, meskipun sering menimbulkan sensasi terbakar dan ketidaknyamanan saat makan makanan pedas atau asam atau minum minuman berkarbonat atau alkohol. Beberapa pasien dengan lesi ini mengalami Cancer phobic dan memerlukan penjelasan.114 2.2.4
Diagnosa dan Diagnosa Banding
2.2.4.1 Diagnosa Diagnosa Geographic tonguedapat diperoleh dari anamnese dan pemeriksaan klinis. Dari anamnese diperoleh data-data seperti awal kemunculan lesi, waktu kambuh, simptomatis atau asimptomatis, riwayat penyakit, riwayat alergi, dan faktor genetik atau keturunan. Sedangkan dari pemeriksaan klinis dapat diperoleh gambaran seperti peta (Geographic) pada permukaan lidah dan memiliki ciri yang paling umum yaitu dimana lesi pada awalnya sering dijumpai pada dorsal, ujung atau tepi lateral lidah dan biasanya bermigrasi kearah depan. Kondisi ini dapat dimulai dengan pembentukan satu bintik merah yang secara bertahap dapat meningkat ukurannya dan umumnya sembuh pada suatu area lidah dan kemudian bermigrasi ke area yang lainnya. Lesi bersifat asimptomatis sehingga sering kurang disadari oleh para penderita, sedangkan etiologinya belum diketahui secara pasti. Pemeriksaan laboratorium pada Geographic tonguebertujuan hanya untuk menyingkirkan penyakit lainnya yang mungkin menyertai gejala dari Geographic tongue.15 2.2.4.2 Diagnosa Banding Setiap anomali lidah mempunyai ciri, gambaran klinis dan etiologi masing-masing yang membedakan satu dengan lainnya. Beberapa kondisi berikut ini sering dijadikan sebagai diagnosa banding dari Geographic tongue, yaitu acute candidiasis atrophic, lichen planus tipe atropik, eritroplakia, dan erupsi obat.16,17
Universitas Sumatera Utara
Kandidiasis atropik akut memiliki gambaran klinis yang sering dikaitkan dengan Geographic tongue. Acute atrophic candidiasis umumnya terjadi pada bagian dorsal lidah. Pada lichen planus tipe atopic lesi terlihat sebagai bercak asimptomatik putih yang jelas, fokal, dan berwarna translusen hingga opaque dengan tepi yang berbatas tegas. Permukaan lesi mungkin terlihat tidak teratur dan terasa kasar pada lidah. Eritroplakia berupa bercak merah seperti beludru, menetap dan biasanya berbatas jelas. Sedangkan lesi yang timbul sehubungan dengan erupsi obat terlihat mirip dengan Geographic tongue, akan tetapi dalam proses pembentukan lesi ini biasanya jauh lebih sakit dan mempunyai sifat khas berupa terjadinya perdarahan. Erupsi obat dapat dibedakan dari Geographic tongue dalam mendiagnosa kasus dengan mengetahui riwayat pemakaian obat.18
Gambar 5. Acute atrophic candidiasis
Gambar 6. Lichen planus tipe atropic
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7. Eritroplakia 2.2.5
Perawatan
Sebelum dilakukan perawatan, hal yang paling penting adalah untuk mengedukasi pasien bahwa walaupun kondisi geographic tongue nya kronis atau merupakan kondisi yang terus-menerus berulang terjadi, geographic tonguebukanlah suatu penyakit kelainan sel, infeksi, atau penyakit yang menular.19 Ketika geographic tongue yang timbul tanpa disertai gejala, maka tidak dibutuhkan perawatan yang lebih lanjut. Tetapi ketika ditemukan adanya geographic tongue disertai rasa tidak nyaman dan timbulnya sensasi perih di lidah, maka perlu dihindari faktor-faktor iritannya seperti mengonsumsi makanan pedas, minuman berkarbonasi, alkohol, dan rokok. Untuk pengobatan awal dapat diberikan vitamin, obat kumur, anti-anxietas, dan anti-inflamasi. Dan jika diperlukan maka pemberian obat anti-inflamasi non-steroid (NSAIDs) dan topikal kotikosteroid atau kortikosteroid sistemik bisa menjadi pilihan. Pada beberapa kasus obat analgesik mungkin perlu diberikan.19,20 Kombinasi
obat
seperti
nystatin-triamcinolone
acetonide,
clotrimazole-betamethasone
dipropionate, dan bethamethasone valerate 0,1%, diberikan setiap selesai makan dan sebelum tidur di daerah yang terdapat Geographic tongue. Penting bagi seorang dokter gigi untuk menentukan pemilihan terapi sesuai dengan gejala dan keluhan yang dirasakan pasien sebelum memberikan jenis obat tertentu karena gejala Geographic tongue yang dialami setiap pasien mungkin berbeda.2
Universitas Sumatera Utara
KERANGKA TEORI
LIDAH
Anatomi Lidah Normal
Fungsi Lidah
Kelainan dan Lesi Lidah
Geographic tongue
Defenisi dan Epidemiologi
Etiologi dan Predisposisi
Gambaran Klinis
Perawatan
Defferensial Diagnosa
Universitas Sumatera Utara
KERANGKA KONSEP
PASIEN RSGM FKG USU
GEOGRAPHIC TONGUE
- Jenis Kelamin - Usia
Universitas Sumatera Utara