BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sistem Informasi Dewasa ini suatu organisasi menghasilkan dan menyimpan sejumlah besar
data yang oleh pihak manajemen harus diubah menjadi informasi yang berguna. Dalam mengubah data menjadi suatu informasi dibutuhkan suatu sistem. Sistem tersebut harus dirancang sedemikian rupa agar dapat menentukan validitas data yang berasal dari berbagai sumber (Aditama, 2006). Menurut Sutedjo (2002), sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan. Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh orang untuk menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada. Sistem informasi adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi (Sutedjo, 2002). Dengan kata lain, sistem informasi merupakan kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk menciptakan dan membentuk aliran informasi yang akan mendukung pembuatan keputusan dan melakukan kontrol terhadap jalannya suatu organisasi (Sutedjo, 2002).
Universitas Sumatera Utara
2.2
Sistem Informasi Rumah Sakit Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting
dalam upaya mewujudkan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem dan mengolah informasi yang sebagai pengambilan keputusan (Wandy, 2009). Pelanggan rumah sakit mengandalkan informasi secara intensif. Informasi memainkan peranan vital dalam pengambilan keputusan. Sistem informasi dapat digunakan sebagai sarana strategis untuk memberikan pelayanan yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan. Dalam hal ini perlu disadari bahwa pelanggan rumah sakit dapat berupa pelanggan internal maupun pelanggan eksternal. Pelanggan internal adalah pemilik, pemimpin, dan seluruh karyawan rumah sakit itu sendiri. Sementara itu, pelanggan eksternal dapat mulai dari pasien, keluarganya, rekanan pemasok, dan juga masyarakat luas (Aditama, 2006). Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang tinggi, jika dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk melakukan integrasi sistem yang ada didalam suatu organisasi menjadi satu sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dengan biaya yang cukup besar dan harus dilakukan secara berkesinambungan. Sinkronisasi antar sistem yang ada dalam sistem informasi itu, merupakan prasyarat yang mutlak untuk dapat mendapatkan sistem informasi yang terpadu (Sanjoyo, 2008).
Universitas Sumatera Utara
2.3
Sistem Informasi Rumah Sakit Berbasis Komputer Perkembangan yang sangat menggembirakan ketika teknologi komputer
dapat digunakan untuk mendukung penciptaan sistem informasi. Keuntungan utama dari pemanfaatan teknologi ini adalah waktu untuk menghasilkan informasi lebih singkat, disamping birokrasi dapat dikurangi, komputer juga memiliki kemampuan proses yang sangat cepat untuk menghasilkan informasi dengan tingkat keakuratan yang tinggi (Sutedjo, 2002). Menurut Mahmudin dalam Wandy (2009) sistem informasi berbasis komputer memiliki kelebihan dalam hal kecepatan dan ketepatan. Kecepatan dapat dilihat dari otomatisasi yang mampu dilakukan oleh komputer dengan dukungan sistem yang tepat dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat. Ketepatan karena komputer dapat menyimpan serta mengelola data dalam kapasitas yang besar juga minimnya kesalahan yang dapat terjadi. Sistem informasi komputer juga berguna bagi peningkatan kinerja user dalam hal membantu mereka untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan mereka. Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer (Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir dekade 80’an. Dalam era seperti saat ini, begitu banyak sektor kehidupan yang tidak terlepas dari peran serta dan penggunaan teknologi komputer, terkhusus pada bidangbidang dan lingkup pekerjaan. Semakin hari, kemajuan teknologi komputer, baik di bidang piranti lunak maupun perangkat keras berkembang dengan sangat pesat, disisi lain juga berkembang kearah yang sangat mudah dari segi pengaplikasian dan murah dalam biaya. Solusi untuk bidang kerja apapun akan ada cara untuk dapat dilakukan
Universitas Sumatera Utara
melalui media komputer, dengan catatan bahwa pengguna juga harus terus belajar untuk mengiringi kemajuan teknologinya. Solusi apapun teknologi yang kita pakai, sangatlah ditentukan oleh sumber daya manusia yang menggunakannya (Sanjoyo, 2008). Rumah Sakit sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan masyarakat akan melayani transaksi pasien dalam kesehariannya. Pemberian layanan dan tindakan dalam banyak hal akan mempengaruhi kondisi dan rasa nyaman bagi pasien. Semakin besar jasa layanan suatu rumah sakit, akan semakin kompleks pula jenis tindakan dan layanan yang harus diberikan yang kesemuanya harus tetap dalam satu koordinasi terpadu. Selain memberikan layanan, rumah sakit juga harus mengelola dana untuk membiayai operasionalnya. Melihat situasi tersebut, sudah sangat tepat jika rumah sakit menggunakan sisi kemajuan komputer, baik piranti lunak maupun perangkat keras dalam upaya membantu penanganan manajemen yang sebelumnya dilakukan secara manual (Sanjoyo, 2008).
2.4
Pasien Pasien adalah orang sakit atau orang yang menjalani pengobatan untuk
kesembuhan penyakitnya (Dorland, 1996).
2.5
Pasien Rawat Jalan Pasien Rawat Jalan adalah seorang pasien yang datang ke rumah sakit atau
klinik atau balai pengobatan untuk diagnosis dan atau pengobatan namun ia tidak menempati ranjang perawatan (tidak memerlukan rawat inap) (Dorland, 1996).
Universitas Sumatera Utara
2.6
Pengembangan
Informasi
Manajemen
Rumah
Sakit
dengan
Menggunakan Microsoft Visual Basic 2008 Express Edition 2.6.1 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Dalam era reformasi, informasi menjadi sumber penting untuk melakukan pengambilan
keputusan.
Informasi
dapat
mengurangi
ketidakpastian
dan
mempermudah dalam pengambilan keputusan. Pengadaan data dan informasi di dalam organisasi merupakan kebutuhan suatu sistem. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (Management Information System) atau disingkat dengan MIS merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi yang dibutuhkan semua tingkatan manajemen. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah suatu sistem berbasis komputer yang menghasilkan sekumpulan informasi yang telah diolah dan saling berinteraksi. Hasil informasi berupa laporan dan digunakan oleh pengguna dalam mengambil keputusan atau peningkatan upaya pelayanan (Wandy, 2009). Sejumlah penulis menggambarkan data untuk menyatakan nilai yang secara aktual terkandung dalam basis data sedangkan informasi digunakan untuk menyatakan makna nilai ketika dipahami oleh pengguna. Data adalah fakta mengenai objek, orang, dan lain-lain. Data dinyatakan dengan nilai angka, deretan karakter, atau simbol (Kadir, 1999). Informasi adalah hasil analisa dan sintesis terhadap data. Dengan kata lain informasi dapat dikatakan sebagai data yang dapat diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang, seperti manajer, staf ataupun orang lain di dalam suatu organisasi atau perusahaan (Kadir, 1999).
Universitas Sumatera Utara
Secara garis besar, Sistem informasi Manajemen Berbasis Komputer mengandung unsur-unsur berikut : 1.
Manusia Manusia merupakan penentu dari suatu keberhasilan suatu Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan manusia juga yang akan memanfaatkan informasi yang dihasilkan oleh SIM. Unsur manusia dalam hal ini adalah para staf komputer professional dan para pemakai kompuer (computer users).
2.
Perangkat Keras Perangkat keras terdiri atas komputer itu sendiri yang disebut sebagai Control Prosessing Unit (CPU) serta semua perangkat pendukungnya. Perangkat pendukung yang dimaksud adalah peralatan keluaran (output devices), peralatan penyimpanan (memory) dan peralatan komunikasi.
3.
Perangkat Lunak (Software) Perangkat lunak mengacu kepada program-program komputer serta petunjukpetunjuk pendukungnya.
4.
Data Data inilah yang akan diolah, dimodifikasi, atau diperbaharui oleh programprogram supaya dapat menjadi informasi.
5.
Prosedur Peraturan-peraturan yang menentukan operasi sistem komputer.
Universitas Sumatera Utara
2.6.2 Pengertian Database Database merupakan komponen terpenting dalam pembangunan sistem informasi karena menjadi tempat untuk menampung dan mengorganisasikan seluruh data yang ada dalam sistem sehingga dapat dieksplorasi untuk menyusun informasiinformasi dalam berbagai bentuk. Database merupakan himpunan kelompok data yang saling berkaitan. Data tersebut diorganisasikan sedemikian rupa agar tidak terjadi duplikasi yang tidak perlu sehingga dapat diolah atau dieksplorasi secara cepat dan mudah untuk menghasilkan informasi (Sutedjo, 2002). Sistem database terus dikembangkan oleh para ahli agar dapat diperoleh cara pengorganisasian data yang efisien dan efektif. Adapun penerapan sistem database ini antara lain untuk pembangunan sistem informasi, persediaan barang, kepegawaian, akuntansi, pemasaran, produksi, reservasi, layanan pelanggan yang digunakan dalam perusahaan retail, perbankan, perhotelan dan pariwisata, rumah sakit, institusi pendidikan, dan sebagainya (Sutedjo, 2002). 2.6.3 Visual Basic 2008 Express Edition Microsoft Visual Basic atau dikenal dengan VB, merupakan salah satu perangkat lunak (software) yang digunakan untuk pengembangan software (software development. Versi terbaru dari Microsoft Visual Basic adalah Visual Basic 9 atau disebut juga Visual Basic 2008. Pada versi terbaru ini kita dihadapkan pada tampilan grafis dan lingkungan IDE (Integrated Development Environment) yang sangat berbeda dari versi sebelumnya (Rahmadani, 2010).
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan mendasar VB 9 dengan VB 6 adalah : 1. Pada VB.NET index array dimulai dari 0 2. Internet Project dengan Web Classes dan DHTML sudah tidak di support. PadaVB.NET anda dapat menggunakan Web Form (ASP.NET). 3. Teknik-teknik lama di VB6 untuk print document, menggambar graphic, membaca text file sudah tidak dapat digunakan di VB.NET, anda harus siap untuk mempelajari teknik yang baru. 4. VB.NET tidak mensupport deterministic finalization, jadi ketika object sudah tidak digunakan maka ia akan tetap di memory untuk sementara sebelum dibersihka oleh Garbage Collector. 5. Cara lama mengakses database di VB6 menggunakan DAO dan RDO tidak disupport secara penuh (tidak dapat digunakan sebagai data binding). 6. Biarpun anda menggunakan upgrade wizard untuk migrasi dari VB6 namun pada beberapa bagian anda harus menulis ulang, terutama untuk aplikasi-aplikasi yang kompleks.
2.6.3.1 Pemrograman Berbasis Objek (OOP) Pemrograman berbasis objek (OOP) sendiri adalah suatu pendekatan ke arah struktur pengembangan aplikasi berdasarkan objek. Objek tersebut dapat berupa prosedur, dan event. Objek satu dapat menjadi bawahan objek lainnya berdasarkan susunan fungsinya. Artinya suatu objek terdepan terdiri atas beberapa objek yang memiiki tugas lebih sempit, dan antar objek dapat saling berinteraksi dalam melaksanakan tugas tertentu (Kusumo, 2006).
Universitas Sumatera Utara
2.6.3.2 .NET Framework .NET Framework adalah pemodelan dari platform .NET Framework untuk membangun, menyebarkan, dan menjalankan XML Web service dan aplikasi. .NET Framework menyediakan lingkungan berbasiskan standar produksi yang tinggi untuk memadukan investasi yang ada dengan aplikasi dan service. . NET Framework terdiri atas dua bagian utama, yaitu CLR dan gabungan kelas library termasuk ASP.NET untuk aplikasi web dan XML Web Services, Windows forms untuk aplikasi klien dan ADO.NET. .NET Framework menyediakan lingkungan yang cerdas, mudah dikembangkan untuk membangun, menyebarkan dan menjalankan XML Web Services yang terdistribusi serta aplikasi. Dalam istilah yang mudah , .NET memisahkan platform sistem operasi menjadi dua layer, yaitu sebuah layer pemrograman dan layer eksekusi (Budiharto, 2002). NET Framewok mendukung beberapa bahasa pemrograman, adapun bahasa pemrograman yang disupport secara resmi oleh Microsoft adalah C# (CSharp), VB, dan C++, tetapi sekarang banyak bahasa lain yang juga dikembangkan untuk mensupport platform .NET diantaranya Delphi, Phyton (IronPhyton), dll. Untuk mengembangkan aplikasi berbasis .NET sebenarnya dapat digunakan lebih dari satu bahasa
pemrograman
(Language
Interoperability)
misal
sebagian
program
menggunakan C# dan sebagian lagi menggunakan VB, tetapi disarankan untuk memilih hanya satu bahasa pemrograman saja agar aplikasi yang dibuat lebih mudah untuk di-maintain. Bahasa paling banyak digunakan di platform .NET saat ini adalah C# dan VB.
Universitas Sumatera Utara
2.6.3.3 Common Language Runtime (CLR) Common Language Runtime (CLR) adalah pondasi utama dari Framework .NET. CLR merupakan komponen yang bertanggung jawab terhadap berbagai macam hal, seperti bertanggung jawab untuk melakukan managemen memory, melakukan eksekusi kode, melakukan verifikasi terhadap keamanan kode, menentukan hak akses dari kode, melakukan kompilasi kode, dan berbagai layanan sistem lainnya. Dengan adanya fungsi CLR ini, maka aplikasi berbasis .NET biasa juga disebut dengan managed code, sedangkan aplikasi di luar itu biasa disebut dengan unmanaged code. Dengan adanya CLR maka tugas pengembang program menjadi lebih ringan karena banyak tugas yang dahulu harus dikerjakan oleh pengembang sudah digantikan secara otomatis oleh komponen CLR ini. CLR akan melakukan kompilasi kode-kode aplikasi kita menjadi bahasa assembly MSIL (Microsoft Intermediate Language). Proses kompilasi ini sendiri dilakukan oleh komponen yang bernama Just In Time (JIT). 2.6.3.4 Kompilasi Kode Kompilasi kode adalah mengubah kode sumber menjadi serangkaian instruksi mesin x86, sehingga aplikasi yang dibuat dapat dijalankan (Kusumo, 2006). Saat menulis perangkat lunak untuk windows, pasti kode tersebut akan berjalan pada intel chip intel x86. Bahasa komputer adalah kode mesin (kadang disebut instruksi mesin atau bahasa mesin) dan keseluruhan hanya berisi satu dan nol, masing-masing berhubungan pada elektrikal pada chip. Ketika mengkompilasi kode sumber VB 2008, kode akan diubah menjadi MSIL (Microsoft Intermediate Language) atau disebut IL saja, dimana CLR dan lingkungan pengembangannya .NET lainnya memahami. Pada level IL, semua kode .NET akan menjadi sama, tidak peduli
Universitas Sumatera Utara
apakah kode sumber berasal bahasa VB, C++, C#, J#, Delphi for .NET, Oberon dan sebagainya (Kusumo, 2006). 2.6.3.5 SQL Server 2008 SQL (Structured Query Language) adalah bahasa yang digunakan untuk mengakses basis data yang tergolong relasional. Standar SQL mula-mula didefenisikan oleh ISO (International Standards Organization) dan ANSI (the American National Standards Institute) yang dikenal dengan sebutan SQL86 (Kadir, 2003). SQL Server 2008 merupakan bentuk software database yang diproduksi oleh Microsoft. Pada SQL Server 2008 terdiri dari beberapa komponen yang menjadi penyusunnya. Komponen-komponen tersebut antara lain adalah Relational Database Engine, Analysis Service, Data Transformation Service (DTS), Notification Service, Reporting Service, Service Broker, Native HTTP Support, SQL Server Agent, .NET Common Language Runtime (CLR), Replication, dan Full-Text, Search. 2.6.3.6 Crystal Report Free Crystal Report adalah salah satu program tunggal yang telah terintegrasi dengan Microsoft Visual Basic sehingga dengan menggunakan Crystal Report memungkinkan seorang programmer menciptakan sebuah laporan yang lengkap (Kusumo, 2006). Crystal Report Free adalah program third party (pihak ketiga artinya di luar Microsoft dan user) untuk membuat laporan dari Business Object Inc. Crystal Report untuk Visual Studio 2008 datang dengan versi embedded (ditanam) berupa aplikasi Crystal Report Desaigner yang berbentuk GUI/berbasis grafis dan dapat dijalankan
Universitas Sumatera Utara
pada Visual Studio menggunakan kumpulan wizard dan experts, file laporan yang kompleks dapat dibuat secara cepat dan mudah (Kusumo, 2006). 2.7
Pengembangan Sistem Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Menurut Hoffler dkk dalam Kadir (2002) untuk mengembangkan suatu sistem informasi, kebanyakan perusahaan menggunakan suatu metodologi yang disebut metodologi pengembangan sistem. Yang dimaksud dengan metodologi ini adalah suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk menganalisa, merancang, mengimplementasikan, dan memelihara sistem informasi. Seperti yang berlaku pada kebanyakan proses, pengembangan sistem informasi juga memiliki daur hidup. Daur hidupnya disebut dengan daur pengembangan sistem informasi atau secara lebih umum dinamakan SDLC (System Development Life Cycle) atau daur hidup dengan pengembangan sistem. 2.7.1 System Development Life Cycle (SDLC) SDLC
merupakan
metodologi
klasik
yang
digunakan
untuk
mengembangkan, memelihara, dan menggunakan sistem informasi. Metodologi ini mencakup sejumlah fase atau tahapan (Kadir, 2002) Metode daur hidup ini terdiri dari beberapa tahapan proses, yaitu tahap perencanaan,
analisis,
perancangan,
penerapan,
evaluasi,
penggunaan
dan
pemeliharaan. Sementara itu, dalam setiap tahap dilakukan proses pendokumentasian atas segala yang telah dilakukan atau disepakati dalam setiap tahap tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Perencanaan Sistem
Analisis Sistem
Perancangan Sistem
Penerapan Sistem
Evaluasi Sistem
Penggunaan dan Pemeliharaan Sistem
Gambar 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi
Universitas Sumatera Utara
2.7.1.1 Perencanaan Sistem Pada tahapan ini, tim pembuat sistem mencoba memahami permasalahan yang muncul dan mendefenisikannya secara rinci kemudian menentukan pembuatan sistem dan mengidentifikasi kendala-kendalanya. Tahap ini menjadi sangat penting karena: 1.
Permasalahan yang sebenarnya didefenisikan dan diidentifikasi secara rinci. Misalnya, pada pembangunan sistem informasi. Permasalahan-permasalahan yang melingkupinya didefenisikan seperti penciptaan alur data dan informasi yang efisien, prosedur transaksi dan penyajian informasi secara komunikatif pada layar monitor. Selanjutnya perlu dirumuskan tentang kasus-kasus yang ingin diselesaikan dan total investasi Teknologi Informasi yang akan disediakan. Setelah itu perlu disusun rencana aksi yang konkrit termasuk perencanaan
aplikasi-aplikasi
yang
dibutuhkan,
pembangunan
dan
penyebarannya. 2.
Pembangunan sistem informasi harus diarahkan pada peningkatan keunggulan kompetitif.
3.
Perubahan aliran informasi akan terjadi secara besar-besaran di dalam organisasi.
4.
Implementasi teknologi komputer akan membawa dampak bagi tenaga kerja di dalam organisasi (Sutedjo, 2002). Meskipun para pemimpin organisasi
mengerti betapa pentingnya
perencanaan Sistem Informasi namun beberapa diantaranya tidak memiliki konsep
Universitas Sumatera Utara
visi yang jelas dan rencana konkrit. Beberapa keuntungan dari perencanaan sistem informasi berbasis komputer adalah: 1.
Meningkatkan komunikasi antara manajer, pemakai, dan pembuat
2.
Meningkatkan efektivitas penggunaan sumber daya organisasi
3.
Mendukung komunikasi untuk pertanggungjawaban kegiatan yang dilakukan oleh individu maupun departemen
4.
Mendukung proses evaluasi
5.
Memungkinkan para manajer untuk mengelola pembangunan sistem jangka panjang (Sutedjo, 2002). Proses perencanaan sistem informasi mempunyai dampak secara langsung
dan berlangsung lama pada semua level manajemen, pesaing-pesaing dan para pelanggan. 1.
Para pengelola harus dapat terlibat langsung dan meluangkan waktu untuk belajar guna mengetahui skala dan potensi dari teknologi komputer yang akan diterapakan untuk pembangunan Sistem Informasi Manajemen.
2.
Perencanaan ini mendorong para manajer departemental untuk berfikir secara integral antar departemental.
3.
Para staf level operasional yang tidak terampil dalam mengoperasikan teknologi akan segera pensiun.
4.
Perencanaan ini mendorong terbentuknya suatu keunggulan kompetitif sehingga situasi persaingan antar organisasi akan semakin kompleks
Universitas Sumatera Utara
5.
Para pelanggan akan memperoleh pelayanan yang lebih baik lagi karena informasi tentang pelanggan telah menjadi bagian yang integral di dalam sistem informasi organisasi yang terpadu. (Sutedjo, 2002) Perencanaan sistem informasi meliputi seluruh aspek aliran informasi dalam
organisasi. Membuat perencanaan sistem informasi meliputi: kebijakan, sistem informasi, perangkat keras, perangkat lunak, komunikasi, organisasi, personil, pengelolaan, operasional, standar prosedur, fasilitas, otomatisasi perkantoran, layanan-layanan, dan lain-lain (Sutedjo, 2002). 2.7.1.2 Analisis Sistem Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan secara lebih mendalam dengan menyusun suatu studi kelayakan. Menurut Mc.Leod, terdapat enam dimensi kelayakan, antara lain: (Sutedjo, 2002) a. Kelayakan teknis, yaitu dengan menganalisis ketersediaan perangkat keras, perangkat lunak, dan organisasi untuk melaksanakan proses yang diperlukan. b. Pengembalian ekonomis, yaitu dengan menganalisis manfaat, penggunaan, dan potensi pengembalian secara ekonomis dari pembangunan sistem itu. Dengan memantau sejauh mana penghematan dapat dilakukan, maka peningkatan pendapatan dan laba dapat diperoleh sehingga perusahaan dapat merasakan manfaat nyata dari pembangunan sistem informasi tersebut. c. Pengembalian non-ekonomis, yaitu dengan menganalisis manfaat, penggunaan, potensi, dan keuntungan-keuntungan yang tidak dapat diukur secara financial, seperti ketersediaan informasi yang akurat dan up to date setiap saat, citra
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, moral karyawan, layanan konsumen yang semakin memikat dan penguatan posisi perusahaan terhadap para pesaingnya. d. Hukum dan Etika, yaitu dengan menganalisis apakah sistem yang akan dibuat akan beroperasi dengan batasan hukum dan etika pada umumnya dan kultur perusahaan pada khususnya. e. Operasional, yaitu dengan menganalisis apakah sistem dapat diimplementasikan. Hal ini menyangkut analisis terhadap tempat, lingkungan dan sumber daya manusia yang akan mengoperasikannya. Untuk memperoleh informasi yang tepat dari para pemakai, baik dari sisi perusahaan maupun dari sisi konsumen dapat digunakan model kuesioner. Hal-hal yang berkaitan langsung dengan para pemakai antara lain model antarmuka yang interaktif dan komunikatif, prosedur pengoperasian dan lain sebagainya. f. Jadwal, yaitu dengan menganalisis apakah mungkin dalam keterbatasan waktu yang ada, sistem tersebut dapat disusun dan diselesaikan. Selain enam dimensi di atas, studi kelayakan juga harus dilakukan terhadap beberapa faktor berikut ini agar pemodelan sistem informasi dapat digunakan dalam lingkup yang tepat (Sutedjo, 2002). a. Kelayakan organisasi Untuk mengetahui sejauh mana organisasi mendukung dan memprioritaskan pembangunan sistem informasi. Tanpa dukungan yang penuh, sistem informasi tidak dapat terbentuk.
Universitas Sumatera Utara
b. Memilih kelompok bisnis atau pasar sasaran mana yang akan menjadi tujuan penetresi produk-produk yang akan dipasarkan. Pasar sasaran yang dipilih berarti juga menentukan siapa pemakai sistem tersebut kelak setelah jadi. c. Melihat kemungkinan-kemungkinan pemodelan Besarnya modal yang dapat dihimpun tentu akan mempengaruhi perancangan kinerja sistem. Bila modal yang tersedia besar, maka diperkirakan sistem yang dibangun sudah melibatkan teknologi-teknologi terkini. d. Tingkat kompetisi produk harus dapat dideteksi dengan baik Tingkat kompetisi akan mempengaruhi pengembangan sistem. Oleh karena itu, pembangunan sistem harus dilakukan dengan berorientasi pada pemakai, karena pemakailah yang akan memberi penilaian terhadap sistem dalam lingkungan kompetisi yang sangat ketat. e. Lingkungan operasional sistem Dimana sistem akan dioperasikan. Apakah hanya di dalam toko atau dapat diakses secara bebas melalui komputer pribadi atau warnet-warnet?. Hal ini akan mempengaruhi perancangan terhadap fleksibilitas sistem. f. Sistem harga Apakah dalam melakukan transaksi, harga produk didasarkan pada ketentuan yang sudah ditetapkan atau ada aturan-aturan pemberian diskon atau bahkan terjadi tawar-menawar. Pemodelan sistem harga ini tentunya akan menentukan model pemasukan data dalam sistem. Tahap ini harus dilakukan secara objektif agar hasilnya tidak bias karena kegagalan dalam melakukan studi kelayakan dapat mengakibatkan pada kegagalan
Universitas Sumatera Utara
total pembangunan sistem informasi, maka tahap ini harus dilakukan secara hati-hati oleh orang-orang yang telah berpengalaman (Sutedjo, 2002). Bila ditemukan indikasi ketidaklayakan dari hasil analisis tersebut, maka perlu dilakukan penelitian terhadap penyebab ketidaklayakan. Kemudian dilakukan pertimbangan secara cermat, apakah penyebab tersebut dapat diatasi atau tidak. Bila ya, maka segera disusun langkah-langkah konkritnya (Sutedjo, 2002). Dari tahap ini akan dihasilkan rekomendasi, apakah sistem layak untuk dibangun atau tidak. Jika rekomendasi menunjukkan bahwa sistem layak untuk dibangun, maka rekomendasi itu sebaiknya juga diikuti dengan usulan-usulan perancangannya termasuk perkiraan biaya yang dibutuhkan (Sutedjo, 2002). 2.7.1.3 Tahap Perancangan Proses perancangan diperlukan untuk menghasilkan suatu rancangan sistem yang baik, karena dengan adanya rancangan yang tepat akan menghasilkan sistem yang stabil dan mudah dikembangkan di masa mendatang). Perancangan yang kurang baik akan mengakibatkan sistem yang dibangun harus dirombak total atau sistem yang dibangun akan sangat berlebihan dari kebutuhan yang diperlukan. Tahap perancangan disebut juga tahap pemecahan masalah, yaitu dengan menyusun suatu algoritma, alur sistem, masukan, prosedur proses, keluaran, dan database (Sutedjo, 2002). 2.7.1.4 Tahap Penerapan Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengimplementasikan rancangan yang telah disusun agar dapat diwujudkan. Proses implementasi untuk prosedur dalam teknologi komputer akan menggunakan bahasa komputer. Pertimbangan untuk
Universitas Sumatera Utara
memilih bahasa komputer didasarkan pada dua hal, yaitu kemampuan bahasa itu untuk menangani dan mengimplementasikan proses-proses yang dirancang (Sutedjo, 2002). Realisasi sistem pada tahap penerapan ini ditempuh dengan beberapa metode, antara lain penggunaan paket aplikasi, pengembangan oleh staf sendiri (insourcing) dan pengembangan yang dilakukan dengan kerjasama dari pihak luar seperti konsultan atau software house (outsourcing) (Sutedjo, 2002). a. Paket Aplikasi Metode ini paling mudah dan murah untuk dilakukan karena sistem diperoleh dengan cara membeli paket-paket aplikasi jadi yang dijual secara massal di toko-toko buku atau toko-toko komputer. Dengan menggunakan paket aplikasi ini, perusahaan akan menghemat waktu, tenaga, dan dana. Namun sistem ini tidak tepat untuk sistem perusahaan yang unik, apalagi dengan skalabilitas yang besar dan kompleks. Beberapa fasilitasnya kurang andal dan biasanya sulit untuk dikembangkan lagi. b. Pengembangan oleh staf sendiri Sistem dibuat oleh staf ahli dari perusahaan sendiri. Dengan metode ini, proses pembuatan sistem dapat dikontrol dengan baik dan hemat waktu karena staf sudah memenuhi kebutuhan, model, dan keinginan dari perusahaan. Biaya untuk pengembangan kelak juga akan lebih hemat. Namun, melalui metode ini, sistem yang dibangun sering kali tidak memenuhi standar kualitas dan kurang terkonsep dengan baik untuk menghadapi perkembangan teknologi informasi mengingat kemampuan staf perusahaan berbeda-beda dan cenderung melakukan tambal
Universitas Sumatera Utara
sulam. Sementara itu tingkat ketepatan untuk menyelesaikan sistem tergolong rendah, karena adanya tumpukan pekerjaan rutin. c. Pengembangan yang dilakukan dengan kerjasama dari pihak luar Metode yang dikenal outsourcing ini digunakan bila dalam pembuatan sistem informasi. Perusahaan mempercayakan kepada pihak konsultan atau software house untuk membangun sistem yang dibutuhkan. Langkah ini ditempuh untuk memperoleh sistem yang andal dan memenuhi sistem standar kualitas. Dengan outsourcing, perusahaan akan mendapatkan sistem baru secara tepat waktu dan lebih mudah untuk merawat dan mengembangkan sistem karena hal itu menjadi tanggung jawab pembuat sistem. Namun metode ini sangat riskan karena strategi perusahaan yang diimplementasikan di dalam sistem dapat dibocorkan kepada pesaing atau pihak lain. Alternatif teknologi yang digunakan juga sangat tergantung dari pihak konsultan tersebut (Sutedjo, 2002). 2.7.1.5 Tahap Evaluasi Pada tahap ini dilakukan uji coba sistem yang telah selesai disusun. Proses uji coba ini diperlukan untuk memastikan bahwa sistem tersebut sudah benar, sesuai karakteristik yang ditetapkan (Sutedjo, 2002). Proses uji coba dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama, pengujian dilakukan dengan mengecek alur sistem secara keseluruhan, apakah sudah benar dan sesuai harapan. Tahap kedua dilakukan pengecekan dengan sampel data dan dilakukan dengan penelusuran, apakah prosedur yang digunakan untuk mengolah data menjadi informasi sudah benar dan beroperasi sesuai dengan logika sistem yang
Universitas Sumatera Utara
tepat. Tahap ketiga, dilakukan pengecekan dengan melibatkan data yang sesungguhnya (Sutedjo, 2002). Disamping pengecekan terhadap sistem yang terbentuk, perlu dilakukan evaluasi terhadap perangkat keras yang digunakan. Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi perangkat keras adalah: (Sutedjo, 2002) 1. Kemampuan perangkat keras itu sendiri yang meliputi kecepatan proses dalam distribusinya. 2. Seberapa besar biaya yang harus disediakan untuk pengoperasian dan perawatan sistem. 3. Kompatibilitas perangkat keras terhadap sistem-sistem yang terkait. 4. Seberapa lama teknologi yang digunakan akan dapat bertahan. 5. Sejauh mana pilihan-pilihan terhadap komputer yang digunakan memperhatikan faktor-faktor ergonomik. 6. Tingkat keandalan dan skalabilitas jaringan komputer yang dibangun sebagai infrastruktur sistem tersebut. 2.7.1.6 Tahap Penggunaan dan Pemeliharaan Pada tahap ini sistem yang sudah diuji coba dan dinyatakan lolos dapat mulai digunakan untuk menangani prosedur bisnis yang sesungguhnya. Selama sistem digunakan, tim teknis harus memperhatikan masalah pemelihraan sistem. Hal tersebut penting untuk memelihara keutuhan data dan informasi yang telah dihimpun di dalamnya (Sutedjo, 2002). Pemeliharaan sistem secara rutin dapat meliputi penataan ulang database, memback-up dan scanning virus. Sementara itu, pemeliharaan juga termasuk
Universitas Sumatera Utara
melakukan penyesuaian-penyesuaian untuk menjaga kemutakhiran sistem atau pembetulan atas kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dan belum diketahui sebelumnya (Sutedjo, 2002). 2.7.2
Prototipe Prototipe merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang
menggunakan pendekatan untuk membuat suatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai (Kadir, 2002). Proses pengembangan prototipe merupakan rangkaian seperti: 1. Pendesain bertemu dengan pemakai 2. Pendesain menjelaskan sistem 3. Pendesain membangun sebuah prototipe 4. Pemakai yang bersangkutan bekerja dengan prototipe tersebut dengan memberikan kritik perbaikan 5. Pendesain memodifikasi prototipe tersebut atau membuat lagi dari permulaan 6. Kembali ke langkah 1 atau 4 Prototipe dapat berdiri sebagai metode pengembangan tersendiri, tetapi juga dapat menjadi bagian dari SDLC. Beberapa versi SDLC yang lebih baru sering kali menyertakan prototipe sebagai alternatif atau suplemen dalam tahap analisis dan desain sistem (Turban, McLean dalam Kadir, 2002). 2.7.3
End-User Development (Pengembangan sendiri) Organisasi besar yang memiliki departemen yang menangani informasi
umumnya memenuhi kebutuhan sistem informasi dengan cara mengembangkannya
Universitas Sumatera Utara
sendiri. Kelebihan dan kelemahan pengembangan sendiri sistem informasi sebagai berikut: Tabel 2.1 Kelebihan dan kelemahan pengembangan sendiri sistem informasi Kelebihan pengembangan sendiri Kelemahan pengembangan sendiri sistem informasi sistem informasi 1 Sistem dapat diatur sesuai Perlu waktu yang lama untuk kemampuan mengembangkan sistem karena harus dimulai dari nol 2 Dapat diintegrasikan dengan lebih Kemungkinan program mengandung baik terhadap sistem yang sudah ada bug sangat besar 3 Sistem pengembangan sistem dapat Kesulitan para pemakai dalam dikelola dan dikontrol menyatakan kebutuhan dan kesukaran pengembangan memahami mereka dan seringkali hal ini membuat para pengembangan merasa puas 4 Dapat dijadikan keunggulan kompetitif Sumber: Kadir (2002) Keberhasilan pengembangan sistem dengan cara pembuatan sendiri oleh pihak internal perusahaan terletak pada kemampuan spesialis teknologi informasi dalam perusahaan dan juga kesiapan para pemakai yang terlibat selama pengembangan sistem berlangsung. (Kadir, 2002) 2.7.4
Software Pendukung (Perangkat Lunak Pendukung) Untuk membangun sistem informasi yang melibatkan teknologi multimedia,
diperlukan software yang mampu mengelola data dalam berbagai tipe. Kini softwaresoftware untuk menyajikan informasi yang lengkap dengan multimedia telah banyak tersedia sehingga sangat dimungkinkan untuk membangun sistem informasi yang interaktif (Sutedjo, 2002). Banyak vendor yang menjual paket perangkat lunak aplikasi (program siap pakai) dan bahkan kadang kala paket tersebut dijual bersamasama perangkat keras (Kadir, 2002).
Universitas Sumatera Utara
2.8
Flowchart Flowchart
merupakan
metode
untuk
menggambarkan
tahap-tahap
pemecahan masalah dengan mempresentasikan simbol-simbol tertentu yang mudah dimengerti, mudah digunakan dan standar (Sutedjo, 2002). Tujuan utama penggunaan flowchart adalah untuk menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah secara sederhana, terurai, rapi, dan jelas dengan menggunakan symbol-simbol yang standar. Tahap penyelesaian masalah yang disajikan harus jelas, sederhana, efektif, dan tepat (Sutedjo, 2002). Sistem flowchart merupakan diagram alir yang menggambarkan suatu sistem peralatan komputer yang digunakan dalam proses pengolahan data serta hubungan antar peralatan tersebut. Sistem flowchart ini tidak digunakan untuk menggambarkan urutan langkah untuk memecahkan masalah tetapi hanya untuk menggambarkan prosedur dalam sistem yang dibentuk (Sutedjo, 2002). Dalam menggambar flowchart biasanya digunakan simbol-simbol yang standar tetapi pemrogram juga dapat membuat simbol-simbol sendiri apabila simbolsimbol yang telah tersedia dirasa masih kurang. Dalam kasus ini, pemrogram harus melengkapi gambar flowchart tersebut dengan kamus simbol untuk menjelaskan arti dari masing-masing simbol yang digunakannya agar pemrogram lain mengetahui maksud simbol-simbol tersebut (Sutedjo, 2002).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Simbol flowchart No. Simbol Fungsi 1 Terminal, untuk memulai dan mengakhiri suatu program 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11
12
Proses, suatu symbol yang menunjukkan setiap pengolahan yang dilakukan oleh komputer Input-Output, untuk memasukkan data ataupun menunjukkan hasil dari suatu proses Decision, suatu kondisi yang akan menghasilakan beberapa kemungkinan jawaban atau pilihan Predfined proses, suatu symbol untuk menyediakan tempat-tempat pengolah data dalam storage. Connector, suatu prosedur akan masuk atau keluar melalui simbol ini dalam lembar yang sama Off-line Connector, merupakan simbol masuk atau keluarnya suatu prosedur pada lembar kertas lainnya Arus/Flow, prosedur yang dapat dilakuakan dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, dari kiri ke kanan, dan dari kanan ke kiri Document, merupakan simbol untuk data yang berbentuk kertas maupun untuk informasi Untuk menyatakan sekumpulan langkah proses yang ditulis sebagai prosedur. Simbol untuk output, ditunjukkan ke suatu device, seperti printer, plotters dan lain-lain sebagainya
Untuk menyimpan data
Sumber: Pohan, 1997
Universitas Sumatera Utara