BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Teori yang Berkaitan dengan Jaringan Berikut ini disertakan teori-teori yang berkaitan dengan jaringan komputer yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. 2.1.1
Definisi Jaringan Komputer Menurut Sofana (2011:4), Jaringan komputer (Computer Networks)
adalah
himpunan
interkoneksi
sejumlah
komputer
autonomous. Kata “autonomous” mengandung pengertian bahwa komputer tersebut memiliki kendali atas dirinya sendiri. Bukan merupakan bagian komputer lain, seperti sistem terminal yang biasa digunakan
pada
komputer
mainframe.
Komputer
juga
tidak
mengendalikan komputer lain yang dapat mengakibatkan komputer lain restart, shutdown, merusak file dan sebagainya. Dua
buah
komputer
dikatakan
“interkoneksi”
apabila
keduanya bisa berbagi resources yang dimiliki, seperti saling bertukar data / informasi, berbagi printer, berbagi media penyimpanan (hard disk, floppy disk, CD ROM, flash disk, dan sebagainya). Data berupa teks, audio maupun video, mengalir melalui media jaringan (baik kabel atau nirkabel) sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer berukar file/data, menggunakan printer yang sama, menggunakan hardware / software yang terhubung dalam jaringan. Jadi, jaringan komputer dapat dikatakan sebagai kumpulan beberapa buah komputer yang terhubung satu sama lain dan dapat saling berbagi resources.
5
6
2.1.2
Topologi Jaringan Topologi jaringan adalah susunan peletakan node pada suatu jaringan dan bagaimana cara mengaksesnya. Topologi jaringan secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : topologi fisikal dan topologi logikal. 1.
Topologi Fisikal Topologi fisikal menyusun peletakan node pada jaringan. Contoh dari topologi fisikal adalah : a. Topologi Bus Topologi Bus menggunakan sebuah kabel backbone dan semua host terhubung secara langsung pada kabel tersebut. Kelebihan : Proses instalasi mudah, biaya instalasi murah, penambahan node dapat dilakukan dengan mudah dan bekerja baik pada network skala kecil. Kelemahan : Merupakan teknologi lama yang sudah out of date, jika kabel putus atau rusak maka network lumpuh total, proses troubleshooting cukup sukar dan manajemen pada network skala besar tidak dapat dilakukan.
Gambar 2.1 Topologi Bus (Sumber: McQuerry, 2008:15)
b. Topologi Ring Topologi Ring menghubungkan host dengan host lainnya membentuk lingkaran tertutup atau loop. Kelebihan :
7
Tidak terjadinya collision atau tabrakan pengiriman data seperti pada topologi Bus, karena hanya satu node dapat mengirimkan data pada suatu saat. Kelemahan : Setiap node dalam jaringan akan selalu ikut serta mengelola informasi yang dilewatkan dalam jaringan, sehingga bila terdapat gangguan di suatu node maka seluruh jaringan akan terganggu.
Gambar 2.2 Topologi Ring (Sumber: McQuerry, 2008:17)
c. Topologi Star Topologi Star menghubungkan semua komputer pada sentral atau konsentrator. Biasanya konsentrator berupa perangkat hub atau switch. Kelebihan : Proses instalasi mudah, biaya instalasi murah, penambahan node dapat dilakukan dengan mudah, proses troubleshooting mudah, jika salah satu kabel putus atau rusak maka network masih dapat berfungsi, manajemen network terpusat dan memudahkan untuk network skala besar. Kelemahan :
8
Biaya instalasi cukup mahal dan jika hub atau switch rusak maka network akan lumpuh total.
Gambar 2.3 Topologi Star (Sumber: McQuerry, 2008:16)
d. Topologi Mesh atau Fully-Mesh Topologi mesh menghubungkan setiap komputer secara point-to-point, artinya semua komputer akan saling terhubung satu-satu sehingga tidak dijumpai ada link yang terputus. Topologi ini biasanya digunakan pada lokasi yang kritis, seperti instalasi nuklir. Kelebihan : Sangat fault tolerant karena banyak link dengan setiap node. Kelemahan : Biaya instalasi cukup mahal, proses instalasi sukar, proses manajemen sukar, proses troubleshooting sukar.
Gambar 2.4 Topologi Mesh (Sumber: McQuerry, 2008:19)
9
Dari keempat topologi dasar diatas telah dikembangkan beberapa topologi turunan, seperti : e. Topologi Extended Star Topologi Extended Star menggabungkan beberapa topologi star menjadi satu kesatuan. Alat yang digunakan untuk menghubungkan masing-masing topologi star adalah hub atau switch.
Gambar 2.5 Topologi Extended Star (Sumber: McQuerry, 2008:16)
f. Topologi Hierarchical Hampir mirip dengan Extended Star. Perbedaannya terletak pada alat penghubung masing-masing topologi star. Tidak menggunakan
hub
atau
switch
namun
menggunakan
komputer sebagai kendali traffic pada topologi ini. Biasanya komputer sekaligus berfungsi sebagai router. Kelebihan : Topologi ini mudah dimanajemen karena adanya pusat node dalam tingkatan masing – masing dan dapat menjangkau jarak yang jauh dengan adanya sifat repeater yang dimiliki hub. Kekurangan : Jika ada node yang rusak, maka node yang berada di bawahnya akan susah untuk mengirim node yang jauh atau tetangganya dan sering terjadinya collision.
10
Gambar 2.6 Topologi Hierarchical (Sumber: Edwards and Bramante, 2009: 24)
2.
Topologi Logikal Topologi Logikal menentukan bagaimana cara para user (node) mengakses untuk berkomunikasi melalui suatu jaringan ketika akan mengirim data. Dua tipe topologi logikal yang
paling
banyak digunakan adalah broadcast (Bus, Star, Mesh) dan token passing (Ring).
2.1.3
OSI Layer Menurut
Sofana
(2011:105-109),
OSI
(Open
System
Interconnection) Reference Model atau model referensi OSI adalah sebuah model untuk jaringan komputer yang dikembangkan oleh International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1997. Model OSI ini disebut juga model OSI tujuh lapis atau OSI seven layer yang mulai diperkenalkan pada tahun 1984. Hingga saat ini, model OSI hanya merupakan “model ideal” dan digunakan sebagai acuan untuk memudahkan mempelajari bagaimana protokol jaringan berfungsi dan berinteraksi. Berikut penjelasan tiap-tiap layer dari OSI layer :
11
a.
Layer 7 : Application Layer Berfungsi sebagai antarmuka (penghubung) aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Pada layer inilah sesungguhnya user “berinteraksi dengan jaringan”. Contoh protokol yang berada pada lapisan ini : FTP, telnet, SMTP, HTTP, POP3, NFS.
b.
Layer 6 : Presentation Layer Berfungsi
untuk
mentranslasikan
data
yang
hendak
ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada pada level ini adalah sejenis redirector software, seperti network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)). Kompresi data dan enkripsi juga ditangani oleh layer ini. c.
Layer 5 : Session Layer Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dimulai, dipelihara, dan diakhiri. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama. Beberapa protokol pada layer ini : NETBIOS, protokol yang dikembangkan IBM, menyediakan layanan untuk layer presentation dan layer application; NETBEUI, (NETBIOS Extended User Interface), protokol pengembangan dari NETBIOS, digunakan pada Microsoft networking; ADSP (Apple Talk Data Stream Protocol); PAP (Printer Access Protocol), protokol untuk printer Postscript pada jaringan Apple Talk.
d.
Layer 4 : Transport Layer Berfungsi untuk memecah data menjadi paket-paket data serta memberikan nomor urut setiap paket sehingga dapat disusun kembali setelah diterima. Paket yang diterima dengan sukses akan diberi tanda (acknowledgment). Sedangkan paket yang rusak atau hilang di tengah jalan akan dikirim ulang.
12
Contoh protokol yang digunakan pada layer ini seperti : UDP, TCP, SPX. e.
Layer 3 : Network Layer Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3. Pada layer ini juga dilakukan proses deteksi error dan transmisi ulang paket-paket yang error. Contoh protokol yang digunakan seperti : IP, IPX.
f.
Layer 2 : Data Link Layer Berfungsi
untuk
menentukan
bagaimana
bit-bit
data
dikelompokkan menjadi format yang disebut frame. Pada level ini terjadi error correction, flow control, pengalamatan perangkat keras (MAC Address), dan menentukan bagaimana perangkatperangkat jaringan seperti bridge dan switch layer 2 beroperasi. Menurut spesifikasi IEEE 802, layer ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu Logical Link Control (LLC) dan Media Access Control (MAC). Contoh protokol yang digunakan pada layer ini adalah : Ethernet (802.2 & 802.3), Token Bus (802.4), Token Ring (802.5), Demand Priority (802.12). g.
Layer 1 : Physical Layer Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan, dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaiman Network Interface Card (NIC) berinteraksi dengan media wire atau wireless. Layer physical berkaitan langsung dengan besaran fisik seperti listrik, magnet, gelombang. Data biner dikodekan berbentuk sinyal yang dapat ditransmisi melalui jaringan.
13
2.1.4
TCP/IP Layer Menurut Sofana (2011:169-171), Transfer Control Protocol / Internet Protocol atau biasa dikenal dengan TCP/IP adalah hasil riset yang dikembangkan badan pertahanan Amerika Serikat yang awalnya diberi nama ARPANET. Sama seperti arsitektur OSI, TCP/IP juga menggunakan sistem layering. Jika arsitektur OSI dikenal dengan seven layer OSI, karena memiliki tujuh layer arsitektur. Sedangkan TCP/IP hanya mempunyai empat layer arsitektur, yaitu : a.
Layer 4 : Application layer Menyediakan akses aplikasi ke jaringan TCP/IP. Layer ini menangani high-level protocol, masalah representasi data, proses encoding, dan dialog control yang memungkinkan terjadinya komunikasi antar aplikasi jaringan. Protokol-protokol yang bekerja pada layer ini antara lain : Telnet, DHCP, DNS, HTTP, FTP, SMTP, SNMP, dan lain-lain.
b.
Layer 3 : Transport Layer Bertanggung jawab atas komunikasi antar dua buah node. Layer ini menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke tujuan data dengan cara membuat logical connection di antara keduanya. Layer ini juga bertugas memecah data dan menyatukan kembali data yang diterima dari Application layer ke dalam aliran data yang sama antara sumber dan pengirim data. Ada dua cara pengiriman data, connection-oriented (menggunakan protokol TCP) atau connectionless-oriented (menggunakan protokol UDP). Protokol TCP memiliki orientasi terhadap reliabilitas data. Sedangkan protokol UDP lebih berorientasi kepada kecepatan pengiriman data. Protokol yang bekerja di lapisan ini adalah TCP dan UDP.
c.
Layer 2 : Internet Layer Bertanggung jawab dalam masalah routing dan addressing (pembuatan paket IP). Layer ini bertugas menentukan rute terbaik yang akan dilewati oleh sebuah paket data. Selain itu, layer ini
14
juga bertugas melakukan packet swithcing untuk mendukung tugas utama tersebut. Protokol yang bekerja pada layer ini yaitu : Internet Protocol (IP), Internet Control Message Protocol (ICMP), Address Resolution Protocol (ARP), Reverse Address Resolution Protocol (RARP). d.
Layer 1 : Network Access Layer Berfungsi membentuk frame-framedata yang akan dikirim ke media jaringan. Protokol yang berjaalan dalam lapisan ini : Ethernet, Token Ring, serta layanan teknologi WAN seperti POTS (Plain Old telephone service), ISDN, Frame Relay, dan ATM.
Gambar 2.7 Perbandingan OSI Layer dan TCP/IP Layer (Sumber: McQuerry, 2008:42)
2.1.5
Wide Area Network (WAN) Wide Area Network adalah jaringan komunikasi data yang beroperasi pada area geografis yang lebih luas dari LAN. WAN berbeda dari LAN dalam beberapa hal. LAN hanya menghubungkan komputer, periferal, dan perangkat lain dalam satu gedung atau wilayah geografis yang kecil, sedangkan WAN memungkinkan transmisi data dalam jarak geografis yang lebih luas. WAN menggunakan fasilitas yang disediakan oleh penyedia layanan atau operator seperti perushaan telepon atau kabel untuk
15
menghubungkan lokasi antar suatu organisasi untuk satu sama lain, untuk lokasi dari organisasi lain, untuk layanan eksternal, dan pengguna remote (CISCO CCNA Exploration 4.0 Accessing the WAN, akses tanggal 13 Desember 2013). Berikut adalah tiga karakteristik utama dari WAN : 3. WAN umumnya menghubungkan perangkat yang dipisahkan oleh wilayah geografis yang lebih luas daripada wilayah geografis pada LAN, 4. WAN menggunakan jasa operator, seperti perusahaan telepon, perusahaan kabel, sistem satelit, dan penyedia jaringan, 5. WAN menggunakan koneksi dari berbagai jenis koneksi serial untuk menyediakan akses bandwidth di daerah geografis yang luas.
Gambar 2.8 Contoh jaringan WAN (Sumber : CISCO CCNA Exploration 4.0 Accessing the WAN, akses tanggal 13 Desember 2013)
16
2.2
Toeri yang Terkait Tema Penelitian (Tematik) Berikut ini disertakan teori-teori yang berkaitan dengan jaringan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. 2.2.1
Computer Assisted Test (CAT) Computer Assisted Test (CAT) adalah suatu metode seleksi dengan alat bantu komputer yang digunakan untuk mendapatkan standar minimal kompetensi dasar bagi pelamar CPNS. Standar kompetensi dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) diperlukan untuk mewujudkan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil. Untuk menjamin standar kompetensi dasar CPNS dilakukan Tes kompetensi dasar melalui Computer Assited Test (CAT). Maksud dan tujuan : 1.
Mempercepat proses pemeriksaan dan laporan hasil ujian,
2.
Menciptakan standarisasi hasil ujian secara nasional,
3.
Menetapkan standar nilai.
Keunggulan / manfaat penggunaan CAT : 1.
Peserta tes dapat mendaftarkan melalui internet,
2.
Peserta tes dapat dinilai langsung sesuai dengan hasil yang diperoleh,
3.
Komputer menyediakan keseluruhan materi soal Kompetensi Dasar (Tes Pengetahuan Umum, Tes Bakat Skolastik dan Tes Skala Kematangan),
4.
Penilaian dilakukan secara obyektif,
5.
Peserta ujian dapat mengakses dengan mudah terhadap pencapaian hasil (skor) yang diperoleh.
Spesifikasi Minimal Infrastruktur pengunaan Computer Assisted Test : a.
Processor Intel Core 2 Duo,
b.
Memory 2GB,
c.
HDD 250GB,
d.
DVD RW,
e.
Keyboard dan Mouse Optic PS 2,
f.
Display minimum 1024 x 768 pixel,
17
g.
Network Card 100 mbps dan wifi,
h.
Browser Google Chrome,
i.
Antivirus update,
j.
Jaringan Lokal (Local Networking) menggunakan hub/switch dan router serta wifi sesuai standar pabrikan industri yang disesuaikan dengan jumlah client (min 1/100),
k.
Genset/UPS untuk mengantisipasi PT.PLN apabila ada pemadaman listrik,
l.
LCD TV untuk monitoring hasil tes berikut kabel data untuk menghubungkan ke komputer,
m. Infocus/Projector untuk pemaparan dan pengarahan tes dengan CAT System. 2.2.2
Routing Routing berkaitan dengan penentuan rute yang dilalui oleh paket data untuk mencapai tujuan. Routing juga berkaitan dengan pertukaran informasi antar jaringan komputer. Menurut McQuerry (2008:240), ada dua jenis routing berdasarkan cara konfigurasi dan input ke routing table nya, yaitu : Static Routing dan Dynamic Routing. a.
Static Routing : tipe dari routing ini adalah dengan cara menambahkan informasi pada routing table secara manual, baris per baris, tanpa komunikasi antara router yang satu dengan yang lainnya. Kelebihannya adalah load router yang lebih ringan dibandingkan dengan dynamic routing. Kekurangannya adalah informasi routing yang tidak akurat karena tidak ada komunikasi antar router sumber (pemilik network), maka ketika terjadi perubahan pada network (up / down), router lain yang telah di konfigurasi routing secara static tidak mengetahui informasi sebenarnya (tidak triggered update).
b.
Dynamic Routing : tipe dari routing ini adalah dengan cara membuat routing table yang dinamis dengan menggunakan informasi routing yang diperoleh dari routing protocol dan mengijinkan router-router berkomunkasi satu sama lain sehingga
18
dicapai sebuah kondisi converged, di mana semua user dapat saling berkomunikasi. Secara algoritmanya, dynamic routing dibagai menjadi 3, yaitu : Distance Vector, Link State dan Hybrid. 1. Distance Vector, router tidak harus mengetahui setiap atau segmen jaringan, router hanya harus tahu arah atau vector terdekatnya untuk mengirim paket dan distance vector beroperasi secara periodik (periodically). Contoh routing protocol distance vector adalah Routing Information Protocol (RIP). 2. Link State, setiap router membangun gambaran atau peta internalnya sendiri dari topologi jaringan, mengirimkan pesan ke router lain yang aktif secara langsung dan memberikan informasi apakah link ke setiap router telah aktif. Router lain akan menggunakan informasi ini untuk memilih tujuan terbaik. Contoh routing protocol link state adalah Open Shortest Path First (OSPF) 3. Hybrid, penggabungan aspek dari distance vector dan link state. Hybrid hanya dapat diimplementasikan pada Cisco. Contoh hybrid protocol adalah Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP). 2.2.3
Open Shortest Path First (OSPF) Menurut Balchunas (2007:1), OSPF adalah standar dari linkstate routing protocol, yang dirancang untuk mendukung efisiensi skala jaringan yang lebih besar. OSPF memiliki sebagai berikut : a.
Hirarki desain jaringan pada OSPF menggunakan area,
b.
OSPF akan membentuk neighborship dengan router yang berdekatan pada area yang sama,
c.
OSPF menyebarkan informasi tentang kondisi link dan informasi rute yang dibagi-bagikan di antara router-router OSPF menggunakan Link-State Advertisements (LSA),
d.
Router OSPF hanya akan membagi paket Link-State Advertisements (LSA) kepada sesama router OSPF yang sudah melakukan adjacency,
19
e.
OSPF mengirimkan update LSA bila ada perubahan ke salah satu linknya dan mengirimkan perubahan update tersebut setiap 30 menit dan mendukung triggered update (update yang dilakukan langsung setiap ada perubahan topologi),
f.
Traffic pada OSPF adalah multicast dengan alamat 224.0.0.5 (untuk semua router OSPF) atau 224.0.0.6 (semua designated router),
g.
OSPF menggunakan algoritma Dijkstra Shortest Path First untuk mencari jalur terpendek,
h.
OSPF merupakan protocol classless dan mendukung Variable-Length Subnet Mask (VLSM),
i.
OSPF mendukung IP routing,
j.
Administrative distance pada rute OSPF adalah 110,
k.
Metric pada OSPF dilihar dari cost yang dihitung berdasarkan bandwidth link. OSPF tidak memiliki batas hop-count (unlimited).
OSPF membangun dan memelihara tiga tabel, yaitu : a.
Neighbor table : berisi daftar semua router neighbor / router tetangga,
b.
Topology table : berisi daftar semua rute yang mungkin untuk semua jaringan dalam satu area,
c.
2.2.4
Routing table : berisi rute terbaik untuk setiap jaringan.
Multi Protocol Label Switching (MPLS) MPLS adalah teknologi jaringan WAN yang bekerja dengan cara menyisipkan label ke setiap paket yang akan dikirimkan lewat jaringannya. MPLS label digunakan antar router sehingga bisa membentuk label-to-label mapping. Label yang disisipkan kepada paket IP tersebut, memungkinkan router untuk meneruskannya berdasarkan label dan bukan IP address tujuan. Jadi, paket diteruskan berdasarkan label switching buka IP switching (Ghein, 2007:5).
20
MPLS merupakan teknologi pengiriman paket pada jaringan backbone berkecepatan tinggi. Asas kerjanya menggabungkan beberapa kelebihan dari sistem komunikasi circuit-switched dan packet-switched yang melahirkan teknologi yang lebih baik dari keduanya. Konsep utama MPLS ialah teknik peletakan label dalam setiap paket yang dikirim melalui jaringan ini. MPLS bekerja dengan cara memberi label untuk paket-paket data, untuk menentukan rute dan prioritas pengiriman paket tersebut. Label tersebut akan memuat informasi penting yang berhubungan dengan informasi routing suatu paket, diantaranya berisi tujuan paket serta prioritas paket mana yang harus dikirimkan terlebih dahulu. Teknik ini biasa disebut dengan label switching. Dengan informasi label switching yang didapat dari router network layer, setiap paket hanya dianalisa sekali di dalam router dimana paket tersebut masuk dalam jaringan untuk pertama kali. Router tersebut berada di tepi dan dalam jaringan MPLS yang biasa disebut label switching router (LSR). Network MPLS terdiri atas sirkuit yang disebut label switched path (LSP), yang menghubungkan titik-titik yang disebut label switched router (LSR). LSR pertama dan terakhir disebut ingress dan egress. Setiap LSP dikaitkan dengan sebuah forwarding equivalence class (FEC), yang merupakan kumpulan paket yang menerima perlakukan
forwarding
yang
sama
di
sebuah
LSR.
FEC
diidentifikasikan dengan pemasangan label. Untuk menyusun LSP, label switching table di setiap LSR harus dilengkapi dengan pemetaan dari setiap label masukan ke setiap label keluaran. Proses melengkapi tabel ini dilakukan dengan protokol distribusi label hampir serupa dengan protokol persinyalan
di
persinyalan ATM.
ATM, sehingga sering
juga disebut protokol
21
2.2.5
Frame Relay Frame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada layer
pertama
dan
kedua
dari
model
OSI,
dan
dapat
diimplementasikan pada beberapa jenis interface jaringan. Frame relay adalah teknologi komunikasi berkecepatan tinggi yang telah digunakan
pada
ribuan
jaringan
di
seluruh
dunia
untuk
menghubungkan LAN, SNA, internet dan bahkan aplikasi suara / voice. Frame relay adalah cara mengirimkan informasi melalui Wide Area Network (WAN) yang membagi informasi menjadi frame atau paket. Masing-masing frame mempunyai alamat yang digunakan oleh jaringan untuk menentukan tujuan. Frame-frame akan melewati switch dalam jaringan frame relay dan dikirimkan melalui “Virtual Circuit” sampai tujuan. Frame Relay memiliki range kecepatan yang ditawarkan antara 64Kbps sampai 45Mbps dengan shared link pada ISP. (Lammle, 2007:778). 2.2.6
Virtual Private Nework (VPN) Menurut Sofana (2012:130), Virtual Private Network (VPN) merupakan teknologi jaringan computer yang digunakan untuk menggabungkan beberapa LAN yang lokasinya dipisahkan secara geografis menjadi sebuah LAN Virtual. VPN menggunakan media komunikasi publik seperti internet untuk menghubungkan area yang berjauhan. Data yang melalui media public akan dienkripsi sedemikian rupa sehingga pengguna lain tidak dapat melihat isinya.
2.2.7
Leased Line Leased line atau seringkali disebut dedicated connection atau point-to-point.
Leased
line
merupakan
jaringan
WAN
yang
menggunakan suatu koneksi langsung yang bersifat permanen antara piranti yang berkomunikasi dan memberikan suatu koneksi konstan. Misalnya dalam menghubungkan 3 buah lokasi yang berjauhan, maka diperluakan 3 buah network interface. Semakin banyak lokasi yang
22
hendak dihubungkan maka perangkat network yang dibutuhkan juga akan semakin bertambah. Kecepatan transfer data yang didukung point-to-point dapat mencapai 45 Mbps dengan koneksi 24 jam sehari. (Sofana, 2012:197). Tabel 2.1 Perbandingan Teknologi WAN
2.2.8
Frame Relay
Virtual Private Network (VPN)
Leased Line
Low
High
Low
High
Latency
Low
High
High
Low
Reliability
Yes
Yes
No
Yes
QoS
Yes
No
Yes
Yes
Scalability
Yes
No
Yes
No
Parameter / WAN Technology
MPLS
Cost
Graphical Network Simulator (GNS3) GNS3 adalah software simulasi jaringan komputer berbasis GUI yang dapat membuat simulasi dari suatu jaringan kompleks. Kita mungkin lebih dekat dengan istilah VMWare atau Virtual PC yang digunakan untuk menjalankan beberapa sistem operasi. Program VMWare memungkinkan kita menjalankan sistem operasi lain seperti Windows atau Linux dalam satu komputer. Software GNS3 juga mempunyai fungsi yang sama seperti VMWare. Software GNS3 mampu menjalankan Cisco IOS dalam komputer kita. Dengan mengunakan GNS3 kita dapat merancang dan mengimplementasikan jaringan mendekati keadaan yang sebenarnya. Dynamips adalah sebuah program simulator untuk mensimulasikan Cisco router dengan booting secara langsung Cisco IOS software image. GNS3 juga mampu menjalankan Cisco IOS baik di sistem operasi Windows maupun dalam Linux dan MAC OX. GNS3 juga adalah salah satu alat yang dipakai dalam ujian sertifikasi Cisco seperti CCNA dan CCNP. Berikut ini adalah penjelasan mengenai bagaimana melakukan simulasi dengan menggunakan simulator GNS3 di Windows :
23
l.
Memulai dengan simulator GNS3. Setelah selesai melakukan proses instalasi simulator GNS3, Anda bisa membuka software GNS3 tersebut melalui icon di desktop atau melalui start menu. Setelah menjalakan software simulator GNS3, Anda akan mendapati tampilan seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2.9 Membuat project baru Untuk membuat project baru, Anda bisa mengisi nama project yang akan Anda buat pada kolom project name dan GNS3 akan
secara
default
menyimpannya
di
direktori
C:\Users\Pengguna\GNS3\Projects\ Tetapi jika anda sudah pernah membuat sebuah project dan ingin membukanya kembali, Anda bisa membukanya dengan menekan tombol Open Project.
m. Memasang IOS pada GNS3. Sebelum Anda memilih device yang digunakan untuk simulasi, Anda harus memasukan IOS ke dalam device yang ingin Anda gunakan. Untuk memasukan IOS ke dalam device, Anda bisa masuk ke menu edit – IOS images and hypervisors. Setelah masuk ke menu tersebut maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
24
Gambar 2.10 Memasukkan software Cisco IOS Untuk memasukan IOS, klik browse di bagian image file dan kemudian cari IOS yang sudah anda miliki. Setelah memilih IOS mana yang akan digunakan, klik save dan sekarang router yang sudah memiliki IOS tersebut sudah dapat Anda gunakan untuk simulasi.
n.
Memilih dan menyalakan device yang akan dipakai untuk simulasi. Setelah proses memasukan IOS device selesai, Anda bisa menggunakan device yang sudah disediakan oleh GNS3 untuk melakukan simulasi. Untuk melakukan simulasi, pertama-tama pilih device yang ada dibagian node type, kemudian drag dan drop device yang sudah dipilih tadi ke bagian lembar kerja yang terdapat di GNS3. Setelah device sudah berada di lembar kerja GNS3, klik kanan pada device tersebut dan klik start untuk menyalakan device. Berikut adalah tampilannya :
25
Gambar 2.11 Menyalakan device Seperti yang terlihat pada gambar di atas, terlihat bahwa router R1 sudah menyala dan siap untuk digunakan. Hal ini ditandai dengan bulatan yang menyala hijau di bagian topology summary dock.
o.
Mengatur idle PC. Setelah device pada simulator GNS3 dijalankan, hal ini mungkin bisa menyebabkan performa pada PC Anda menjadi lebih lambat. Ini disebabkan karena dynamips, yaitu software untuk mensimulasi IOS router, ikut berjalan pada GNS3 sehingga processor yang dibututuhkan menjadi lebih besar. Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan pengaturan pada idle PC untuk membuat performa PC menjadi lebih stabil. Langkah pertama untuk melakukan pengaturan idle PC yaitu, klik kanan pada device kemudian pilih idle PC dan secara otomatis PC Anda akan melakukan perhitungan pada idle PC untuk mengoptimalkan performa, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
26
Gambar 2.12 Pengaturan idle PC Setelah selesai perhitungan ada beberapa pilihan nilai idle PC yang diberikan oleh GNS3. Sebagai rekomendasi, pilihlah nilai idle PC yang ditandai dengan tanda “*” seperti pada tampilan di bawah ini
Gambar 2.13 Memilih nilai idle PC p.
Menghubungkan dua device dengan menggunakan link. Untuk membuat jaringan yang utuh, pastinya diperlukan media yang menghubungkan antara satu device dengan device lainnya. Untuk membuat link penghubung di GNS3, klik pada tombol add link. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah, tombol add link memberikan pilihan berbagai jenis link yang bisa kita gunakan untuk menghubungkan masing-masing device.
27
Gambar 2.14 Menghubungkan 2 device Jika kita memilih menu manual pada tombol add link, kita bisa menentukan di port mana link tersebut akan dipasang. Di bawah ini adalah contoh pemasangan link dengan manual.
Gambar 2.15 Memilih Port pada Mode Manual Sebagai contoh yang terlihat pada gambar, R1 akan dihubungkan ke R2 dengan link manual. Kemudian kita klik device di R2 dengan link tersebut, hasilnya GNS3 akan memberikan dihubungkan.
pilihan
ke
port
mana
link
tersebut
ingin
28
q.
Masuk ke bagian console untuk melakukan konfigurasi pada device. Setelah
seluruh
device
pada
jaringan
yang ingin
disimulasikan sudah terhubung, tentunya kita ingin menjalakan sebuah sistem di dalam jaringan yang kita buat sebelumnya. Maka dari itu kita perlu melakukan konfigurasi pada setiap device agar sistem yang kita rancang dapat berjalan. Untuk melakukan konfigurasi di GNS3, pertama yang dilakukan adalah klik kanan pada device yang ingin di konfigurasi. Setelah itu pilih menu console. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah.
Gambar 2.16 Memulai konfigurasi
2.3
Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya CAT telah banyak membantu dalam penyelesaian berbagai masalah. Sebut saja sebelum dikenal sebagai Computer Assisted Test, CAT dikenal sebagai Computer Automated Test. Pada tahun 1969 digunakan oleh Martin Marietta Orlando Aerospace sebagai dasar dalam pembuatan SAVEGUARD Ground Equipment. Kemudian CAT dikembangkan dan digunakan sebagai sistem ujian masuk yang digunakan oleh CISCO, ORACLE, TOELF, IETLS, Civil Commision of Philippines, The Federal Aviation Administration (FAA). Sistem ini sangat membantu karena konten multimedia dapat dimasukkan sebagai soal ujian. Selain soal ujian, CAT juga digunakan oleh organisasi edukasi di United Kingdom. Sistem ini dikenal sebagai CBT(Computer Based Testing) dan CAA (Computer Assisted Assessment). Keduanya menggunakan
29
teknologi XML. Selain itu CBT juga digunakan oleh Frontier Nursing University (FNU) sebagai sistem belajar mengajar sejak 1970. Perbedaan antara CAT dan CBT adalah penamaan saja. CAT merupakan istilah secara umum tetapi CBT, CAA adalah istilah spesifik sesuai dengan fungsi dari sistem tersebut. Tentu saja CAT dan sejenisnya ini membutuhkan infrastruktur yang memadai untuk mengadakan proses ujian yang handal. Oleh karena itu, diadakan penelitian untuk menghasilkan jaringan WAN yang mampu menghubungkan server-server CAT yang ada dan server-server tersebut dapat saling berkomunikasi dengan baik.
30