BAB 2 LANDAS AN TEORI
2.1
Sistem Basis Data 2.1.1
Pengertian Sistem M enurut M cLeod (2001, p11), sistem adalah sekelompok elemen yang
terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan. Suatu sistem memiliki karakteristik tertentu, yaitu :
2.1.2
-
Komponen – komponen (components)
-
Batas sistem (boundary)
-
Lingkungan luar sistem (environments)
-
Penghubung (interface)
-
M asukan (input)
-
Keluaran (output)
-
Pengolah (process)
-
Sasaran (objectives)
-
Tujuan (goal)
Data M enurut Connolly & Begg (2005, p20), data adalah jembatan yang
menghubungkan antara komponen manusia dengan komponen mesin.
8
9 2.1.3
Basis Data Basis data adalah kumpulan data logikal yang saling berhubungan, dan
deskripsi dari data, didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi sebuah organisasi. (Connolly & Begg, 2005, p15). Basis data adalah kumpulan data yang persisten. Syarat data yang persisten adalah sesuatu yang kurang jelas, tetapi dirancang untuk menyiratkan data lebih atau kurang bebas keberadaannya atau semi permanen.
2.1.4
Arsitektur Basis Data M erupakan suatu proses pembuatan suatu rancangan yang akan
mendukung mission statement dan mission objective perusahaan untuk membuat sistem basis data yang dibutuhkan. Tujuan utamanya, yaitu: 1.
M erepresentasikan data dan hubungan antar data yang dibutuhkan oleh seluruh area aplikasi utama dan kelompok pengguna.
2.
M enyediakan model data yang mendukung segala transaksi yang diperlukan pada data.
3.
M enspesifikasikan desain minimal yang secara tepat disusun untuk memenuhi kebutuhan performa yang ditetapkan pada sistem (misal, waktu respon).
10 Ada empat pendekatan dalam perancangan basis data, yaitu: 1. Top-Down Pendekatan ini dimulai dari pengembangan model data yang terdiri dari beberapa relationship dan entitas tingkat tinggi yang kemudian dipakai untuk mengidentifikasikan entitas tingkat rendah, relationship, dan atribut yang
saling berhubungan.
2. Bottom-Up Pendekatan ini dimulai dari tingkat paling dasar dari atribut (yakni property dari entitas dan relationship) di mana melalui analisis gabungan antara atribut-atribut, dikelompokkan ke dalam relasi-relasi yang merepresentasikan tipe-tipe entitas dan hubungan antara entitas. Pendekatan ini lebih cocok untuk perancangan basis data yang sederhana dengan jumlah atribut yang relatif kecil. 3. Inside-Out M enyerupai dengan pendekatan bottom-up tetapi sedikit berbeda di mana pada awalnya mengidentifikasikan entitas utama dan kemudian menentukan entitas, relationship, dan atribut lainnya yang berkaitan dengan entitas utama yang telah diidentifikasi sebelumnya. 4. Mixed M enggunakan pendekatan bottom-up dan top-down untuk bagian yang berbeda sebelum pada akhirnya digabungkan.
11 2.1.5
Database Management System DBM S adalah sebuah piranti lunak yang memungkinkan user untuk
mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke basis data. (Connolly & Begg, 2005, p16). DBM S berinteraksi dengan user aplikasi program dan database. DBM S menyediakan fasilitas : 1.
Data Definiton Language (DDL), yang berguna untuk membantu spesifikasi tipe data struktur, dan constraint data.
2.
Data Manipulation Language (DM L), yang berguna untuk memberikan fasislitas query data.
3.
Pengendalian akses database, antara lain mengontrol : - Kemanan sistem : mencegah user yang tidak memiliki hak akses untuk mengakses database. - Integritas sistem : menjaga konsistensi data. - Pengendalian share data. - Backup dan recovery sistem. - Katalaog deskripsi dalam database.
4.
M ekanisme view, yang berfungsi untuk menyediakan data yang hanya diinginkan dan diperlukan user.
2.1.5.1 Komponen DBMS M enurut Connolly & Begg (2005, p18), ada 5 komponen utama dalam lingkungan database yaitu :
12 a. Perangkat keras (Hardware) Perangkat keras bisa berupa personal computer, single mainframe, dan jaringan – jaringan komputer. Penggunaan perangkat keras tergantung pada kebutuhan organisasi dan DBM S yang digunakan. b. Perangkat lunak (Software) Komponen perangkat lunak berupa: perangkat lunak DBM S itu sendiri, sistem operasi (OS), software jaringan bila diperlukan (bila DBM S digunakan dalam sebuah jaringan), dan juga aplikasi program c. Data Komponen paling penting dalam DBM S yang berasal dari sudut pandang enduser yaitu data. Data berfungsi untuk menghubungkan mesin dengan user. Basis data berisi data operasional dan metadata. d. Prosedur Prosedur yaitu instruksi dan aturan yang harus ada pada desain dan kegunaan dari database dan DBM S. User sistem dan staff yang mengatur basis data membutuhkan aturan – aturan untuk menjalankan sebuah sistem. e. Pemakai (people) Ada 4 kelas user dalam penggunaan DBM S, yaitu : 1. Data Administrator Data administrator lebih memperhatikan tahapan awal dari lifecycle. Data administrator mengatur sumber daya data, meliputi : perencanaan basis data, pengembangan dan pemeliharaan standar, kebijakan, prosedur, dan desain basis data logikal dan konseptual Database Administrator
13 Database administrator mengatur realisasi fisik dari aplikasi basis data yang meliputi desain fisik basis data dan implementasi, pengaturan kemanan dan kontrol integritas, pengawasan performa sistem dan pengaturan ulang database. 2. Database Designer, yaitu : a.
Logical database designer Logical database designer mengarah pada identifikasi data (entitas dan attribute), hubungan antara data dan constraint data yang akan disimpan dalam basis data.
b.
Physical database designer Physical database designer memutuskan bagaimana desain basis data logikal direalisasikan dalam bentuk fisikal.
3. Application Developer Application Developer bertanggung jawab untuk mengimplementasikan aplikasi program yang memenuhi kebutuhan end-user. 4. End-user M enurut penggunaan sistem, end-user dibagi 2, yaitu : a.
Native User Native User adalah user yang tidak mengerti tentang basis data dan DBM S, Native User menggunakan basis data dengan memasukkan perintah sederhana atau memilih pilihan dari menu.
b.
Sophisticated User Sophisticated User adalah user yang sudah mengerti tentang basis data dan DBM S. Sophisticated User menggunakan high-level query
14 language seperti SQL untuk menampilkan kebutuhan operasi.
2.1.5.2 Keuntungan dan Kerugian DBMS M enurut Connolly & Begg (2005, p26), keuntungan dari DBM S adalah : a.
M engontrol Redudansi Data Pendekatan basis data tidak akan menghilangkan duplikasi data secara keseluruhan, tetapi mengontrol jumlah duplikasi data yang alan disimpan dalam basis data.
b.
Konsistensi data Dengan mengontrol atau menghilangkan duplikasi data, maka dapat mengurangi resiko data yang tidak konsisten.
c.
Informasi yang didapat lebih banyak dengan data yang sama dengan mengintegrasikan
data
operasional,
maka
perusahaan
dapat
memperoleh tambahan informasi dengan data yang sama. d.
Sharing of Data Basis data dimiliki oleh keseluruhan perusahaan dan dapat di-share oleh semua pemakai yang berhak.
e.
M eningkatkan integritas data Integritas data menunjuk pada kebenaran dan konsistensi data yang disimpan.
f.
M eningkatkan keamanan
15 Keamanan basis data adalah proteksi basis data dari user yang tidak memiliki akses. Biasanya penggunaan username dan password digunakan untuk mengidentifikasi orang yang memiliki akses untuk menggunakan basis data. g.
Pelaksanaan standarisasi (enforcement of standard) Integrasi
memperbolehkan
Database
Administrator
untuk
mendefinisikan dan melaksanakan kebutuhan standar. h.
Economy of Scale Dengan menggabungkan seluruh operasional data menjadi satu dan menciptakan sebuah aplikasi yang berkerja dengan satu sumber data, maka diharapkan dapat mengurangi biaya keseluruhan.
i.
M enyeimbangkan konflik kebutuhan Database membuat keputusan mengenai desain dan kebutuhan operasional basis data untuk menyediakan sumber data bagi perusahaan.
j.
M eningkatkan produktivitas DBM S menyediakan banyak fungsi standar yang memudahkan programmer.
k.
M emperbaiki pemeliharaan dan melalui data independence Deskripsi data dan pengaksesan data dibangun pada masin – masing program aplikasi, membuat program bergantung pada data.
16 l.
M eningkatkan concurrency DBM S mengatur akses concurrent database dan memastikan bahwa masalah tidak akan muncul.
m. M engembangkan layanan recovery dan backup DBM S menyediakan fasilitas untuk meminimalkan jumlah proses yang dapat menyebabkan kegagalan. n.
M emperbaiki pengaksesan data dan hasilnya M enyediakan sistem yang berjalan dengan fungsi – fungsi untuk memperoleh data.
M enurut Connolly & Begg (2005, p26), kerugian dari DBM S adalah : a.
Kompleksitas DBM S yang baik membuat DBM S menjadi lebih kompleks.
b.
Ukuran (size) DBM S yang kompleks membutuhkan perangkat lunak yang besar, memerlukan
disc
space
dan
memori
yang
besar
untuk
menjalankannya. c.
Biaya penggunaan DBM S Biaya penggunaan DBM S tergantung pada lingkungan dan fungsi – fungsi yang disediakan oleh DBM S.
d.
Penambahan biaya perangkat keras Kebutuhan penyimpanan untuk DBM S dan basis data memerlukan
17 penambahan disc storage. e.
Biaya konversi Penambahan biaya untuk mengonversi aplikasi yang sudah ada untuk berjalan pada DBM S yang baru.
f.
Pengaruh dari kerusakan yang tinggi Sentralisasi data meningkatkan serangan terhadap sistem.
g.
Kinerja (performance) DBM S dibuat lebih umum, untuk melayani banyak aplikasi sehingga mempengaruhi kinerja DBM S itu sendiri.
2.1.6
Definisi Data Definition Language (DDL) DDL (Data Definition Language) menurut Connolly & Begg (2005, p40),
merupakan bahasa yang menyediakan operasi – operasi yang digunakan untuk membantu spesifikasi tipe data, struktur, dan constraint data.
2.1.7
Definisi Data Manipulation Language (DML) DM L (Data M anipulation Language) menurut Connolly & Begg (2005,
p40) merupakan bahasa yang menyediakan operasi – operasi yang digunakan untuk memanipulasi data didalam basis data. Operasi – operasi DM L : - Insert
: memasukkan data baru kedalam database
18
2.2
- Update
: mengubah data yang ada didalam database
- Retrieve
: mengambil data dari database
- Delete
: menghapus data dari database
Analisa dan Perancangan Sistem 2.2.1
Pengertian Analisis Sistem M enurut M cLeod (2001, p190), analisis sistem adalah penelitian atas
sistem yang telah ada bertujuan untuk merancang sistem baru atau diperbaharui.
2.2.2
Pengertian Perancangan Sistem M enurut M cLeod (2001, p238), perancangan sistem adalah penentuan
proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru, jika sistem itu berbasis computer, perancangan dapat menyatakan spesifikasi peralatan yang akan digunakan.
2.2.3
Aplikasi Database Lifecycle Database merupakan komponen mendasar suatu sistem informasi, dimana
pengembangan/pemakainnya harus dilihat dari perspektif yang lebih luas berdasarkan kebutuhan organisasi.
19
Gambar 2.1 Tahapan Siklus Aplikasi Database (Connolly&Begg, 2005, p284)
20 Berikut ringkasan dari aktivitas utama yang ada di setiap langkah dari siklus hidup aplikasi database, antara lain:
Tahap 1. Perencanaan Basis Data (Planning) M erupakan aktivitas manajemen yang memungkinkan tahapan dari database application lifecycle direalisasikan se-efektif dan se-efisien mungkin. Perencanaan database harus terintegrasi dengan keseluruhan strategi sistem informasi dan organisasi. Terdapat 3 hal pokok yang berkaitan dengan strategi sistem informasi, yaitu : ‐
M engidentifikasi rencana dan tujuan (goal) dari pembuatan aplikasi basis data untuk menetapkan kebutuhan dari sistem informasi.
‐
Evaluasi sistem yang sudah
ada untuk menentukan kelebihan dan
kekurangannya. ‐
M enaksir kesempatan bagi teknologi informasi yang mungkin menghasilkan keuntungan.
Tahap 2. Pendefinisian Sistem (System Definition) M enspesifikasikan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi basis data. User dan area aplikasi basis data, user dan area aplikasi. Ruang lingkup yang dispesifikasikan bukan hanya ruang lingkup dari user sekarang, tapi juga dari user yang mungkin ada pada masa yang akan datang. Selain itu pada tahap ini perlu diidentifikasi user view yang terdapat dalam
21 aplikasi basis data. User view mendefinisikan apa yang diperlukan dari aplikas i basis data dari peran jabatan tertentu seperti manajer atau supervisor ataupun keseluruhan area aplikasi (M arketing, Personalia, dan bagian gudang). Aplikasi basis data dapat memiliki satu atau lebih user view. Identikasi user view, membantu memastikan bahwa tidak ada user utama dari suatu database yang terlupakan ketika pembuatan aplikasi baru yang dibutuhkan.
Tahap 3. Analisis dan Pengumpulan Kebutuhan (Requirement Collection and Analysis) M engumpulkan dan menganalisa informasi tentang bagian dari organisasi yang harus didukung oleh aplikasi basis data dan menggunakan informasi itu untuk mengindentifikasi kebutuhan user dari sistem basis data baru. Informasi yang dikumpulkan mencakupi: ‐
Gambaran / deskripsi dari data yang digunakan dan diolah
‐
Rincian mengenai bagaimana data akan digunakan dan diolah
‐
Kebutuhan tambahan untuk aplikasi basis data yang baru Informasi ini kemudian dianalisa untuk mengidentifikasikan kebutuhan
informasi aplikasi database yang baru. Tiga pendekatan untuk mengelola kebutuhan dari aplikasi basis data dengan banyak user view :
22 1.
Pendekatan tersentralisasi : kebutuhan dari tiap user digabung menjadi satu set untuk aplikasi basis data yang baru.
2.
Pendekatan view terintegrasi : kebutahan dari tiap user view digunakan untuk membangun model data yang terpisah untuk mempresentasikan user view tersebut. Hasil dari model data lokal akan digabungkan menjadi model data global di tahap akhir perancangan basis data.
3.
Gabungan pendekatan tersentralisasi dengan view terintegrasi.
Tahap 4. Desain Database M erupakan suatu proses pembuatan sebuah desain database yang akan mendukung tujuan dan operasi suatu perusahaan. Tujuan utamanya adalah : ‐ M erepresentasikan data dan hubungan antar data yang dibutuhkan oleh seluruh area aplikasi utama dan grup pengguna . ‐ M enyediakan model data yang mendukung segala transaksi yang diperlukan pada data. ‐ M enspesifikasikan desain minimal yang secara tepat disusun untuk memenuhi kebutuhan performa yang ditetapkan pada sistem (misal : waktu respon). Model Data Ada 2 kegunaan utama dari model data yaitu : ‐ Untuk membantu dalam memahami arti (semantik) dari data. ‐ Untuk memfasilitasi komunikasi mengenai informasi yang dibutuhkan.
23 Kriteria untuk menghasilkan model data yang optimal : ‐ Validitas Struktural (Structural Validity), harus konsisten dengan definisi perusahaan dan informasi organisasi. ‐ Keserdehanaan (Simplicity), mudah dimengerti baik oleh profesional sistem informasi maupun pengguna non-teknik. ‐ Ketepatan (Expressibility), kemampuan untuk membedakan antara data yang berlainan, relationship antar data dan batasan-batasan. ‐ Tidak
rangkap
(Nonredudancy),
pengeluaran
informasi
yang
tidak
berhubungan, dengan kata lain, representasi setiap bagian informasi hanya satu kali. ‐ Digunakan bersama (Shareability), tidak ditentukan untuk aplikasi atau teknologi tertentu dan dapat digunakan oleh banyak pengguna. ‐ Perluasan pengguna (Extensibility), kemampuan untuk menyusun dan mendukung kebutuhan baru dengan akibat sampingan yang minimal terhadap user yang sudah ada. ‐ Integritas (Integrity), konsistensi dengan cara yang digunakan perusahaan dan pengaturan informasi. ‐ Representasi Diagram (Diagrammatic Representation), kemampuan untuk merepresentasikan dimengerti.
model menggunakan
notasi diagram
yang
mudah
24 Tiga fase desain database : a.
Desain Database Konseptual Perancangan basis data konseptual adalah proses pembuatan suatu model dari data yang digunakan dalam suatu organisasi, yang tidak tergantung pada segala pertimbangan fisikal (Connolly, 2005, •
Langkah 1
p419).
Buatlah data model lokal yang konseptual untuk setiap
sudut pandang pengguna. 1.
Identifikasikan tipe-tipe entitas.
2.
Identifikasikan tipe-tipe hubungan.
3.
Identifikasi dan hubungkan atribut-atribut dengan tipe entitas atau hubungannya.
4.
Tentukan domain atribut.
5.
Tentukan atribut Candidate dan Primary key.
6.
Pertimbangkan penggunaan konsep pemodelan yang tinggi / enhanced modelling (langkah optional).
7.
Periksa model untuk redundansi.
8.
Validasikan model konseptual lokal terhadap transasksi pengguna.
9.
Tinjau kembali data model lokal yang konseptual dengan pengguna.
25 b.
Desain Database Logikal Perancangan basis data logikal adalah proses pembuatan suatu model dari data yang digunakan di dalam suatu organisasi berdasarkan model data yang spesifik tetapi tidak tergantung pada suatu DBM S tertentu dan perangkat keras lainnya (Connolly, 2005, p441). •
Langkah 2
Buat dan validasikan data model lokal yang logikal untuk
setiap sudut pandang. 1.
Hilangkan fitur-fitur yang tidak kompatibel dengan model relaitonal (langkah optional).
2.
Drive relation untuk data model logikal.
3.
Validasikan hubungan menggunakan normalisasi.
4.
Validasikan hubungan terhadap transaksi pengguna.
5.
Tentukan batasan integritas.
6.
Tinjau kembali model data logikal lokal dengan semua pengguna.
• Langkah 3
Buat dan validasikan model logikal data global.
1.
Gabungkan model data logikal lokal menjadi model global.
2.
Validasikan model data logikal global.
3.
Periksa untuk pengembangan mendatang.
4.
Tinjau kembali model data logikal global dengan user.
26 c.
Desain Database Fisikal Perancangan basis data fisikal adalah proses untuk menghasilkan suatu deskripsi pengimplementasian dari suatu basis data pada secondary storage, yang juga akan mendeskripsikan dasar dari suatu relasi, organisasi file, dan juga index yang digunakan untuk mencapai suatu efisiensi pengaksesan data dan batasan-batasan integritas serta ukuran keamanan (Connolly, 2005, p478). •
•
Langkah 4
Terjemahkan model data logikal global target DBM S.
1.
Desain base relation.
2.
Desain representasi dari derived data.
3.
Desain batasan-batasan perusahaan.
Langkah 5
Desain representasi fisikal
1.
Analisa transaksi-transaksi.
2.
Pilih organisasi file.
3.
Pilih indeks-indeks.
4.
Perkirakan kebutuhan tempat penyimpanan (disk space).
•
Langkah 6
Desain sudut pandang pengguna.
•
Langkah 7
Desain mekanisme keamanan.
•
Langkah 8
Pertimbangkan pengenalan dari redudansi terkontrol.
•
Langkah 9
Awasi dan atur sistem operasional.
27 Tahap 7. Pemilihan DBMS (DBMS Selection) M enurut Connolly dan Begg (2005, p295), pengertian pemilihan DBM S adalah menyeleksi DBM S yang tepat untuk mendukung aplikasi basis data. Seleksi DBM S dilakukan antara tahapan perancangan database logikal dan perancangan database fisikal. Tujuannya untuk kecukupan sekarang dan kebutuhan masa mendatang pada perusahaan, membuat keseimbangan biaya termasuk pembelian produk DBM S, piranti lunak untuk mendukung aplikasi basis data, biaya yang berhubungan dengan perubahan dan pelatihan pegawai. M enurut Connolly dan Begg (2005, p295), pengertian pemilihan DBM S adalah menyeleks i DBM S yang tepat untuk mendukung aplikasi basis data. Pemilihan DBM S dilakukan antara tahapan perancangan database logikal dan perancangan databas e fisikal. Tujuannya untuk kecukupan sekarang dan kebutuhan masa mendatang pada perusahaan, membuat keseimbangan biaya termasuk pembelian produk DBM S, piranti lunak untuk mendukung aplikasi basis data, biaya yang berhubungan dengan perubahan dan pelatihan pegawai. Langkah-langkah untuk memilih DBM S : ‐
M enetapkan arti dari penelitian : pada langkah ini ditentukan tujuan dari penelitian dan tugas-tugas yang harus bisa dilakukan DBM S.
‐
M enyeleksi dua atau tiga produk : menentukan beberapa DBM S yang masuk kriteria di butuhkan. Kriterianya bisa berupa harga, perangkat keras yang didukung, platform yang didukung, dan lain-lain.
28 ‐
Evaluasi produk : membandingkan kinerja dari beberapa DBM S yang sudah diseleksi, bisa berdasarkan fitur yang tersedia atau kinerjanya.
‐
M emilih produk DBM S yang terbaik dan membuat dokumentasi dari tahapan pemilihan tersebut.
Tahap 8. Perancangan Aplikasi (Application Design) M erancang user interface dan program aplikasi yang menggunakan dan mengolah basis data. Dua aspek perancangan aplikasi : 1.
Perancangan Transaksi ‐ Retieval Transaction Transaksi pengambilan data dari basis data untuk ditampilkan di layar maupun untuk pembuatan laporan. ‐ Update Transaction Transaksi yang mencakup penambahan record baru, menghapus record lama dan memodifikasi record dalam basis data. ‐ Mixed Transaction Transaksi yang melibatkan pengembalian dan peng-update-an data.
2.
Pedoman perancangan user interface Berikut adalah aturan dari perancangan user Interface : ‐ Judul yang berarti
29 ‐ Instruksi yang dapat dimengerti ‐ Pengelompokan dan pengurusan fields ‐ Layout dari form atau laporan yang konsisten ‐ Label field yang familiar ‐ Istilah dan singkatan yang konsisten ‐ Ruang dan batasan yang jelas untuk field penginputan data ‐ Pergerakan kursor yang nyaman ‐ Pengeditan kesalahan karakter dan nilai yang tidak sesuai ‐ Fields opsional ditandai dengan jelas ‐ Pesan penjelasan untuk fields yang ada ‐ Tanda penyelesaian suatu transaksi
Tahap 9. Prototyping(optional) M embangun model aplikasi basis data dimana user dan pembuat aplikasi dapat melihat dan mengevaluasi bagaimana sistem akhir akan terlihat dan bagaimana fungsi-fungsinya dioperasikan. Prototyping digunakan agar user dapat mengetahui fitur dalam aplikasi basis data dan jika memungkinkan memberikan pendapat atau masukan terhadap aplikasi basis data. Tujuan utama dari pembuatan prototyping adalah : -
Untuk mengidentifikasi fungsi dari sistem yang ada berjalan dengan baik atau tidak.
30 -
Untuk memberikan perbaikan-perbaikan atau penambahan fungsi baru.
-
Untuk klarifikasi kebutuhan pengguna.
-
Untuk evaluasi feasibilitas (kemungkinan yang akan terjadi) dari desain sistem khusus.
Tahap 10. Implementasi Penerapan dan perwujudan fisikal dari basis data dan perancangan aplikasi. Implementasi basis data didapat dari penerapan Data Definition Language (DDL) dan Graphical User Interface (GUI). Program aplikasi yang biasa digunakan merupakan Third Generation Language (3GL) atau Fourth Generation Language (4GL). Bahasa program yang biasa digunakan, antara lain : PHP, Visual Basic, C++, Java, Pascal, Cobol. Keamanan dan integrity juga diimplementasikan pada tahap ini. Biasanya digunakan program yang mendukung Structure Query Language (SQL), seperti DB2, MySQL, SQL server, dan Oracle.
Tahap 11. Konversi Data dan Loading (Data Conversion and Loading) Proses transfer data yang sudah ada ke dalam basis data yang baru dan mengkonversi aplikasi yang sudah ada untuk dijalankan di basis data yang baru.
31 Tahap 12. Pengujian (Testing) Proses mengeksekusi program aplikasi dengan tugas mencari kesalahan. Dengan pengujian kita dapat mengetahui apakah basis data dan program aplikasinya bekerja sesuai dengan spesifikasi dan harapan kita. Situasi yang ideal dalam pengujian juga harus melibatkan user.
Tahap 13. Perawatan Operasional (Operational Maintenance) Suatu proses pengawasan dan pemeliharaan sistem setelah instalasi, meliputi : ‐
M engawasi kinerja sistem. Apabila kinerja sistem menurun dibawah tingkat yang diharuskan, maka perbaikan atau pengorganisasian basis data diperlukan.
2.3
‐
M eng-upgrade basis data apabila diperlukan.
‐
M enggabungkan kebutuhan baru kedalam aplikasi database.
Entity Relationship Diagram (ERD) ERD merupakan alat bantu yang digunakan untuk menggambarkan model data
yang didapat dari spesifikasi kebutuhan. M odel ERD biasanya dinyatakan sebagai ERD. Bagian yang membangun model ERD adalah Entity types, relationship, dan attributes.
2.3.1
Tipe-tipe Entity (Entity types) Konsep dasar dari model ERD adalah Entity Types yaitu kumpulan dari
32 objek-objek dengan sifat properti yang sama, yang diidentifikasi oleh enterpis e mempunyai eksistensi yang independent. Entity Type menurut Connolly (2005, p343) merupakan sekumpulan objek yang memiliki properties yang sama didalam sebuah aplikasi. Kejadian entity (Entity Occurrence) adalah objek yang teridentifikasi didalam tipe entity. Entity yang bisa didefinisikan antara lain : person, place ataupun concept. Beberapa contoh dari masing-masing tipe entity adalah : -
Person : EM PLOYEE, STUDENT
-
Place : BRANCH, REGION, COUNTRY
-
Concepts of interest : BID
-
Tipe Entity terbagi dalam 2 jenis, yaitu : o Strong Entity Type : Entity type yang keberadaannya tidak bergantung oleh adanya entity lain. o Weak Entity Type : Entity type yang keberadaannya bergantung oleh adanya entity lain.
Gambar 2.2 S trong and Weak Entity Types
33 2.3.2
Tipe-tipe Relasi Kumpulan keterhubungan yang mempunyai arti antara tipe entitas yang
ada. Relationship occurance, yaitu keterhubungan yang diidentifikasi secara unik yang meliputi keberadaan tiap tipe entitas yang berpartisipasi. Contoh :
Gambar 2.3 Relationship Occurance
2.3.3
Derajat Relasi Yaitu jumlah entitas yang berpartisipasi dalam suatu relasi. Derajat relasi
terdiri dari : •
Relasi Binary, keterhubungan antar dua tipe entitas. Contoh Relasi Binary antara PrivateOwner dengan PropertyForRent yang disebut POwns.
Gambar 2.4 Relasi Binary
34 •
Relasi Ternary, keterhubungan antar tiga tipe entitas. Contoh relasi Ternary yang dinamakan Registers. Relasi ini melibatkan tiga tipe entiti yaitu Staff, Branch, dan Client. Relasi ini menggambarkan staff mendaftarkan client pada branch.
Gambar 2.5 Relasi Ternary •
Relasi Quaternary, keterhubungan antar empat tipe entitas. Contoh relasi Quarternary yang dinamakan Arranges.Relasi ini melibatkan 4 entity yaitu buyer, Solicitor, Financial Institution dan Bid. Relasi ini menggambarkan buyer, diberi masukan oleh solicitor, dan didukung oleh Financial Institution, melakukan penawaran (bid).
Gambar 2.6 Relasi Quaternary
35 •
Relasi Unary, keterhubungan antar satu tipe entitas, dimana tipe entitas tersebut berpartisipasi lebih dari satu kali dengan peran yang berbeda. Kadang disebut juga Relasi Rekursif. Relasi dapat diberikan role names untuk meng-identifikasikan keterkaitan tipe entitas dalam relationship. Contoh entitas Staff yang berperan
menjadi supervisor dan staff
yang di-supervisor-i.
Gambar 2.7 Relasi Unary
2.3.4
Hubungan (Relationship) Relationship menurut Connolly (2005, p346) adalah suatu hubungan yang
berarti antar satu atau lebih tipe entity. Didalam suatu relationship terdapat batasan-batasan yang kita sebut dengan multiplicity. Multiplicity adalah nilai atau jangkauan nilai dari suatu kejadian tipe entity lain melalui hubungan yang bersangkutan. Jenis batasan Multiplicity terdiri dari :
36 -
One-to-one (1:1) Relationship
-
One-to-many (1:*) Relationship
-
Many-to-many (*:*) Relationship
2.3.5 Atribut Atribut menurut Connolly (2005, p350) adalah property atau karakter dari tipe entity atau relationship. Setiap tipe entity mempunyai satu set attribute. Attribute domain adalah himpunan nilai yang diperlukan untuk satu atau lebih attribute. M acam-macam attribute : 1.
Simple Attribute, yaitu attribute yang terdiri dari satu komponen tunggal dengan keberadaan yang independent dan tidak dibagi menjadi lebih kecil lagi. Dikenal juga dengan nama atomic attribute.
2.
Composite Attribute, yaitu attribute yang terdiri dari beberapa komponen, dimana masing-masing komponen memiliki keberadaan yang independen. M isalkan attribute Address dapat terdiri dari Street, City, PostCode.
3.
Single-valued Attribute, yaitu attribute yang mempunyai nilai tunggal untuk setiap kejadian. M isalnya entitas Branch memiliki satu nilai untuk attribute BranchNo pada setiap kejadian.
4.
Multi-value Attribute, yaitu attribute yang mempunyai beberapa nilai untuk setiap kejadian. M isal entitas Branch memiliki nilai untuk attribute TelpNo pada setiap kejadian.
37 5.
Derived Attribute, yaitu attribute yang memiliki nilai yang dihasilkan dari satu atau beberapa attribute lainnya, dan tidak harus berasal dari satu entitas.
2.3.6
Keys •
Super Key
•
Candidate Key adalah
beberapa attribute yang secara unik
mengidentifasi setiap entity. •
Primary key adalah attribute unik yang mengidentifikasi setiap row daalm table. Candidate key yang terpilih untuk mengidentifikasi secara unik setiap entity.
•
Alternate key adalah candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key.
•
Composite key adalah candidate key yang terdiri dari dua attribute atau lebih.
•
Foreign key adalah attribute sebuah tabel yang menggabungkan diri ke tabel lain.
Beberapa entity mungkin punya lebih dari satu candidate key, tetapi perancang harus memilih salah satu dari candidate key untuk dijadikan primary key.
38 2.3.7
Aggregation Aggregation menurut Connolly (2005, p383) merepresentasikan hubungan
‘memiliki’ (has-a) atau ‘bagian dari’ (is-part-of) antara tipe entity, dimana satu pihak mewakili ‘seluruh’ (whole) dan yang lain memiliki ‘bagian’ (part). Contoh cabang ’memiliki’ staf. Cabang merupakan ‘seluruh’ dan staf merupakan ‘bagian’.
2.3.8
Composition Composition menurut Connolly (2005, p384) adalah bentuk spesifik dari
aggregation yang merepresentasikan hubungan antara entity, dimana terdapat hubungan yang kuat pada ‘seluruh’ dan ‘bagian’. Pada composition, ‘seluruh’ bertanggung jawab dalam pembuatan dan penghapusan dari ‘bagian’.
2.4
Normalisasi 2.4.1
Pengertian Normalisasi Tujuan utama dalam pengembangan model data logical pada sistem
database relasional adalah menciptakan representasi akurat suatu data, relationship antar data dan batasan-batasannya. Untuk mencapai tujuan ini, maka harus ditetapkan sekumpulan relasi. Empat bentuk normal yang biasa digunakan yaitu, first normal form (1NF), second normal form (2NF), dan third normal form (3NF). Konsep utamanya terkait dengan functional dependencies, dimana menerangkan hubungan antar
39 atribut yang ada. Sebuah relasi dapat dinormalisasi ke dalam bentuk tertentu untuk mengatasi kemungkinan terjadinya pengulangan dari update yang tidak baik. Normalisasi adalah suatu teknik untuk menghasilkan sekumpulan relas i dengan sifat-sifat (properties) yang diinginkan, memenuhi kebutuhan data pada perusahaan.
2.4.2
Data Redudancy Tujuan
utama
dari
desain
database
relasional
adalah
untuk
mengelompokkan atribut-atribut ke dalam relasi-relasi sehingga meminimalisas i redudansi data dan mengurangi penggunaan tempat penyimpanan yang dibutuhkan untuk sebuah relasi dasar.
2.4.3
Proses Normalisasi -
Suatu teknik formal untuk menganalisa relasi berdasarkan primary key dan functional dependencies antar atribut.
-
Dieksekusi dalam beberapa langkah. Setiap langkah mengacu ke bentuk normal tertentu, sesuai dengan sifat yang dimilikinya.
-
M enghilangkan atribut yang berulang.
-
Setelah normalisasi diproses, relasi menjadi secara bertahap lebih terbatas/kuat bentuk formatnya dan juga mengurangi tindakan update yang anomali.
40 2.4.4
Relasi Antar Normal Forms
Gambar 2.8 Relasi Antar Normal Forms
2.4.4.1 Unnormalized Form (UNF) •
M erupakan suatu tabel yang berisikan satu atau lebih group yang berulang.
•
M embuat tabel unnormalized yaitu dengan memindahkan data dari sumber informasi kedalam format tabel dengan baris dan kolom.
2.4.4.2 First Normal Form (1NF) •
M erupakan sebuah relasi dimana setiap irisan antara baris dan kolom berisikan satu dan hanya satu nilai.
•
UNF ke 1NF Tunjuk satu atau sekumpulan atribut sebagai kunci untuk tabel unnormalized.
41 Identifikasikan group yang berulang dalam tabel unnormalized yang berulang untuk kunci atribut. Hapus group yang berulang dengan cara : 1. M asukkan data yang semestinya kedalam kolom yang kosong pada baris yang berisikan data yang berulang (flattening the table), atau dengan cara 2. M enggantikan data yang ada dengan copy dari kunci atribut yang sesungguhnya kedalam relasi terpisah.
2.4.4.3 Second Normal Form (2NF) •
Berdasarkan pada konsep transitive dependency, yaitu suatu kondisi dimana A, B, dan C merupakan atribut dari sebuah relasi, maka jika A → B dan B → C, maka C transitively dependent pada A melalui B. (Jika A tidak functionally dependent pada B atau C).
•
3NF – Adalah sebuah relasi dalam 1NF dan 2NF dimana tidak terdapat atribut non-primary-key atrribute yang bersifat transitively dependent pada primary key.
•
2NF ke 3NF Identifikasikan primary key dalam relasi 2NF. Identifikasikan functional dependencies dalam relasi. Jika terdapat transitive dependencies terhadap primary key,
42 hapus dengan menempatkannya dalam relasi yang baru bersama dengan salinan determinan-nya.
2.5
Pengantar Pemodelan Proses M embahas tentang cara menggambar diagram aliran data sebuah model proses
yang berguna untuk mendokumentasikan proses sitem aliran data. Pemodelan data sebagai alat analisis sistem. M ode sistem memainkan peranan penting dalam pengembangna sistem. Banyak masalah-masalah yang tidak terstruktur. Salah satu cara untuk menyusun persoalan tersebut adalah dengan menggambar model. M odel adalah representasi kenyatan atau gambar yang melukiskan banyak kata. M odel sistem adalah representasi bergambar mengenai kenyataan. M odel berguna untuk memahami sistem dengan lebih baik, mendokumentasikan persyaratan bisnis atau desain teknis. Terdapat dua macam model, yaitu model logika dan fisik.
2.5.1
Model Fisik M odel fisik tidak hanya menunjukkan apa sebenarnya sistem tersebut atau
apa yang dilakukannya, tetapi juga bagaimana sistem tersebut diimplementasikan secara fisik dan teknis. M odel tersebut implementation – dependent karena merefleksikan pilihan teknologi dan batasan pilihan teknologi. Sinonimnya adalah model implementasi dan model teknik.
43 2.5.2
Model Logika M odel logika menunjukkan apa sebenarnya sistem tersebut dan apa yang
dilakukan. M odel tersebut implementation-independent; yaitu memberi gambaran tentang sistem terlepas dari implementasi teknis. Dengan demikian model logika menggambarkan implementasi teknis. Sinom yang populer adalah model essensial, model konseptual, dan model bisnis. M odel sistem logika berguna untuk menggambarkan persyaratan bisnis dan model sistem fisik untuk menggambarkan desain teknisnya. Kegiatan analisis sistem cenderung fokus pada model sistem logika karena : -
M odel logika meningkatkan kreativitas.
-
M odel logika memisahkan antara apa yang seharusnya dikerjakan sistem dari bagaimana sistem akan mengerjakannya, kita menjadi menganalisa dengan lebih baik dalam hal kelengkapan, keakuratan dan konsistensi.
-
M odel logika memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan pengguna akhir dalam bahasa teknis maupun non-teknis.
2.5.3
Pemodelan Proses Pemodelan proses adalah teknik mengelola dan mendokumentasi struktur
dan aliran data melalui PROSES sistem dan/atau logika, kebijakan, prosedur yang akan diimplementasikan oleh PROSES sistem. M odel proses logika digunakan untuk mendokumentasikan fokus PROSES sistem informasi dari sudut pandang pengguna dan pemilik sistem. M odel proses
44 terdapat tipe khusus yang disebut diagram konteks, yang menggambarkan fokus komunikasi dari sudut pandang pemilik dan pengguna sistem, atau model proses yang menggambarkan secara aktual antar muka sistem ke bisnis, dunia luar, dan termasuk sistem informasi lain. Berbagai tipe model proses misalnya bagan struktur program, flowchart logika, model proses analisis sistem, diagram aliran data (data flow diagram).
2.5.4
Data Flow Diagram Data Flow Diagram adalah sebuah model proses yang digunakan untuk
menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem dan tugas atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem. Terdapat tiga simbol dan satu tanda panah yang merepresentasikan Data Flow Diagram yaitu :
Simbol
Keterangan Proses sistem atau pekerjaan yang harus diselesaikan.
Agen luar yang merupakan batasan antara sistem dan pengguna. Penyimpanan data yang disebut dengan database.
45 Aliran data atau masukkan dan keluaran, dari dan menuju proses sebuah sistem.
Gambar 2.9 S imbol pada Data Flow Diagram
2.5.4.1 Bentuk Data Flow Diagram Terdapat dua bentuk DFD, yaitu : 1. Diagram Alur Data Fisik (DADF) DADF lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang ada (sistem yang lama). Penekankan dari DADF adalah bagaimana prosesproses dari sistem diterapkan (dengan cara apa, oleh siapa dan dimana), termasuk proses-proses manual. Untuk memperoleh gambaran bagaimana sistem yang ada diterapkan, DADF harus memuat : •
Proses-proses manual juga digambarkan.
•
Nama dari alur data harus memuat keterangan yang cukup terinci untuk menunjukkan bagaimana pemakai sistem memahami kerja sistem.
•
Simpanan data dapat menunjukkan simpanan non komputer.
•
Nama dari simpanan data harus menunjukkan tipe penerapannya apakah secara manual atau komputerisasi. Secara manual misalnya
46 dapat
menunjukkan
buku
catat,
meja pekerja.
Sedang cara
komputerisasi misalnya menunjukkan file urut, file database. •
Proses harus menunjukkan nama dari pemroses, yaitu orang, departemen, sistem komputer, atau nama program yang mengakses proses tersebut.
2. Diagram Alur Data Logikal (DADL) DADL lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang akan diusulkan (sistem yang baru). Untuk sistem komputerisasi, penggambaran DADL hanya menunjukkan kebutuhan proses dari sistem yang diusulkan secara logika, biasanya proses-proses yang digambarkan hanya merupakan proses-proses secara komputer saja.
2.5.4.2 S yarat–syarat Pembuatan Data Flow Diagram Syarat pembuatan DFD ini akan menolong profesional sistem untuk menghindari pembentukkan DFD yang salah satu atau DFD yang tidak lengkap atau tidak konsisten secara logika. Beberapa syarat pembuatab DFD dapat menolong profesional sistem untuk membentuk DFD yang benar, menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibaca oleh pemakai. Syarat-syarat pembuatan DFD ini adalah : 1. Pemberian nama untuk tiap komponen DFD 2. Pemberian nomor pada komponen proses
47 3. Penggambaran DFD sesering mungkin agar enak dilihat 4. Penghindaran penggambaran DFD yang rumit 5. Pemastian DFD yang dibentuk itu konsiten secara logika
2.5.4.3 Penggambaran Data Flow Diagram Secara garis besar langkah untuk membuat DFD adalah : 1. Indentifikasi terlebih dahulu semua entitas luar yang terlibat di sistem. 2. Identifikasi semua input dan output yang terlibat dengan entitas luar. 3. Buat Diagram Konteks (diagram context) Diagram ini adalah diagram level tertinggi dari DFD yang menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungan luarnya. Caranya : •
Tentukan nama sistemnya.
•
Tentukan batasan sistemnya.
•
Tentukan terminator apa saja yang ada dalam sistem.
•
Tentukan apa yang diterima/diberikan terminator dari/ke sistem.
•
Gambarkan diagram konteks.
4. Buat Diagram Level Zero Diagram ini adalah dekomposisi dari diagram konteks.
48 Caranya : •
Tentukan proses utama yang ada pada sistem.
•
Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing proses ke/dari sistem sambil memperhatikan konsep keseimbangan (alur data yang keluar/masuk dari suatu level harus sama dengan alur data yang masuk/keluar pada level berikutnya).
•
Apabila diperlukan, munculkan data store (master) sebagai sumber maupun tujuan alur data.
•
Gambarkan diagram level zero. - Hindari perpotongan arus data - Beri nomor pada proses utama (nomor tidak menunjukkan urutan proses).
2.5.5
S tate Transition Diagram State Transition Diagram adalah sebuah model yang digunakan untuk
menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat terjadi selama satu sesi pengguna. STD sering digunakan untuk menggambarkan kinerja dari sistem. M elalui STD, tingkah laku sistem dapat dimengerti serta ditunjukkan dan yang lebih penting adalah menyakinkan apa ada yang kurang dari tingkah laku yang telah dispesifikasikan. STD merupakan suatu alat untuk merancang suatu system yang digunakan secara realtime.
49 Notasi-notasi yang digunakan dalam STD adalah sebagai berikut : Notasi
Keterangan M enyatakan state atau kondisi dari suatu sistem. State terdiri dari dua macam yaitu initial state dan state awal dan final state atau state akhir. M enyatakan perubahan state atau kondisi dari suatu sistem.
Kondisi
M enyatakan suatu kejadian pada lingkungan eksternal yang dapat dideteksi oleh suatu sistem misalnya suatu signal atau data.
Aksi
Sesuatu yang dilakukan oleh sistem terjadi perubahan state merupakan rekasi terhadap kondisi. Aksi akan menghasilkan output, message display pada screen, menghasilkan kalkulasi dan lain-lain.
Gambar 2.10 S imbol pada State Tran sition Diagram (Connolly&Begg, 2005) 2.6
Teori Intranet 2.6.1
Pengertian Intranet Intranet
adalah
sebuah
jaringan
privat
(private
network) yang
menggunakan protokol-protokol internet(TCP/IP), untuk membagi informas i
50 rahasia perusahaan atau operasi dalam perusahaan tersebut kepada karyawannya. Biasanya, istilah intranet hanya merujuk kepada layanan yang terlihat, yakni situs web internal perusahaan. Untuk membangun sebuah intranet, maka sebuah jaringan haruslah memiliki beberapa komponen yang membangun internet, yakni protokol internet (Protokol TCP/IP, alamat IP, dan protokol lainnya), klien dan juga server. Protokol HTTP dan beberapa protokol internet lainnya (FTP, POP3, atau SM TP) umumnya merupakan komponen protokol yang sering digunakan. Umumnya, sebuah intranet dapat dipahami sebagai sebuah "versi pribadi dari jaringan Internet", atau sebagai sebuah versi dari Internet yang dimiliki oleh sebuah organisasi.
2.6.2
Protokol Internet
2.6.2.1 Pengertian Protokol Internet Protokol dalam dunia komunitas data komputer digunakan untuk mengatur bagaimana sebuah komputer berkomunikasi dengan computer lainnya. Komputer yang terhubung berkomunikasi dengan menggunakan protocol yang sama, karena protocol ini berfungsi mirip dengan bahasa (Purbo, 1998, p1).
2.6.2.2 Hyper Text Transport Protocol Salah satu protokol yang sering digunakan dalam dunia internet atau intranet adalah HTTP (Hyper Text Transport Protocol). Protokol HTTP ini digunakan untuk berbagi jenis layanan dalam WWW (World Wide Web) di
51 jaringan TCP/IP. Protokol HTTP juga dapat digunakan untuk berkomunikas i antara web browser dan web server satu sama lain. HTTP akan digunakan jika pemakai hendak mengakses suatu website tertentu. HTTP memiliki tugas yaitu untuk mentransfer dokumen atau file berupa hypertext yang kita kenal dengan HTM L. Protokol HTTP ini pada dasarnya keseluruhan beroperasi tanpa sepengetahuan pemakai, tidak setiap pemakai diwajibkan perlu tahu TCP/IP bila pemakai sekedar menggunakan intranet atau web untuk kebutuhannya. Ellsworth Jill H. dan Ellsworth M attew V 1997, p41-42).
2.7
Teori Intranet Service 2.7.1
Hypertext Markup Language (HTML) HTM L adalah suatu system yang digunakan untuk menandai dokumen
dengan pembatas informasional yang mengindikasikan bagaimana teks pada dokumen harus direpresentasikan dan bagaimana dokumen dihubungkan satu sama lain. HTM L sendiri termasuk turunan SGM L (Standar Generalized Language) yang merupakan bahasa standar untuk markup. Dokumen HTM L disebut sebagai markup language karena mengandung tanda tertentu yang digunakan untuk menentukan tampilan suatu teks dan tingkat kepentingan dari teks tersebut pada suatu dokumen. HTM L juga mendukun g multimedia secara penuh, karena dapat menampilkan seluruh komponen
52 multimedia (text, hypertext, gambar, animasi, audio, video).
2.7.2 Web Browser Web browser merupakan aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk menjelajahi World Wide Web untuk mendapatkan informasi dan berkomunikasi. Pengguna hanya mengetahui alamat-alamat web yang dimaksud. Kemudian web browser menunggu informasi yang diminta dikirimkan kembali oleh web server. Sehingga pengguna dapat melihat informasi tersebut dari web browser . Contoh web browser : Netscape Communicator, Microsoft Internet Explorer, Opera, dan lain-lain. Fungsi utama browser adalah ; 1.
M emungkinkan untuk mengambil dan melihat informasi dari Komputer server www, gopher, dan FTP di internet, atau media disk yang berisi dokumen HTM L.
2.
M erupakan alat untuk melihat dokumen elektronik.
3.
Untuk melakukan download/upload informasi digital.
4.
Untuk mengirim dan menerima email.
2.7.3
Web S erver Web server adalah sebuah program yang terletak pada komputer dengan
akses internet yang merespon permintaan browser untuk suatu URL.
53 Web server memenuhi permintaan pengguna dengan mensuplai atau melayani permintaan web. Halaman web harus diletakkan dalam web server agar dapat dilihat dari internet. Idealnya, web server harus memiliki koneksi internet yang tidak bis a terputus, sehingga halaman-halaman yang ditangani dapat selalu tersedia (Greenlaw&Hepp,2002 , p61).
2.8
PHP M enurut M Syafii(2005, p1), pertama kali PHP dibuat dan diperkenalkan oleh
Rasmus Lerdorf pada tahun 1995 menggunakan nama PHP/FI. Generasi awal PHP/FI dibuat dari Perl yang waktu itu digunakan untuk kebutuhan pribadi saja. Pada awalnya, PHP/FI merupakan bagian dari Personal Home Page Tools. Namun, karena kebutuhan penggunaan web yang semakin kompleks maka dikembangkan PHP/FI dengan menggunakan bahasa C. Rasmus menulis sejumlah besar fungsi untuk pengaksesan ke dalam database. Penulisan itu juga bertujuan membangun halaman web menjadi dinamis. PHP/FI merupakan akronim dari Personal Home Page/Forms Interpreter. Pada awalnya penyusunan, PHP/FI hanya mempunyai fungsi dasar dari PHP yang ada sekarang ini. Jadi, dengan kata lain, pondasi PHPsekarang ini adalah PHP/FI. Karena ketika pertama dibuat menggunakan Perl maka PHP/FI juga mempunyai susunan dan karakter pemrograman yang sama dengannya. PHP yang penulis pakai adalah PHP 5, PHP 5 muncul untuk menangani
54 kelemahan-kelemahan yang terdapat pada versi sebelumnya. PHP versi 5 dapat membuat file swf dan applet java. Secara resmi, PHP versi 5 diluncurkan pada Desember 2003. Fokus utamanya adalah mengoptimalkan penggunaan PHP untuk OOP (Object Oriented Programming)
2.9
DB2 M enurut Roger
E(1999, p1), Teknologi database relasional ditemukan dalam
penelitian IBM lebih dari 20 tahun yang lalu. Pada tahun 1983, IBM mengirimkan versi pertama M VS DB2. Pada tahun 1997, IBM menanamkan teknologi relasional pada AS/400 dan O S / 2. Pada abad ke-21, IBM terus memperluas teknologi database yang mendapatkan penghargaan dengan fungsi tambahan dan dukungan untuk platform tambahan. Hari ini, DB2 universal database adalah database yang paling modern, mendukung sistem paling populer (IBM OS/390, IBM OS/400, IBM RS/6000, IBM OS / 2, Sun Solaris, HP-UX, M icrosoft Windows NT, SCO OpenServer, dan Linux). DB2 universal database, yang pertama dibuat pada tahun 1997, telah berevolusi untuk memenuhi perubahan berturut turut di dalam perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. Perusahaan tradisional mengubah proses bisnis inti mereka pada internet. DB2 universal database adalah sebuah sistem manajemen database yang kuat yang didesain untuk digunakan pada berbagai sistem operasi. DB2 universal database bukanlah produk baru, hal ini telah ada dalam beberapa bentuk sejak 1989. Versi yang paling awal disebut manajer database, dibundel dengan OS / 2 dalam sebuah produk yang disebut OS / 2 extended edition. Produk ini adalah
55 usaha pertama IBM untuk membuat database 2 product yang populer (yang telah tersedia untuk sistem operasi M VS mainframe IBM sejak 1983) pada PC. Selama bertahun-tahun, IBM DB2 versi PC telah berkembang ke satu titik di mana program ini sekarang menjadi salah satu database yang paling kuat, produk yang tersedia untuk berbagai platform. DB2 universal database menyediakan set antarmuka pemrograman yang kaya (bahasa query terstruktur, tingkat antarmuka panggilan, dan berbagai fungsi antarmuka panggilan aplikasi) yang dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai jenis aplikasi. Buku ini, salah satu dari seri buku yang menjelaskan masing-masing antarmuka pemrograman secara rinci, dirancang untuk menyediakan anda dengan gambaran konseptual database DB2 Universal serta referensi yang komprehensif yang mencakup database DB2 universal tingkat panggilan-antarmuka. Penulis memakai DB2 versi IBM DB2 Express-C, ini merupakan edisi perangkat lunak sistem manajemen basis data keluarga IBM DB2 yang dapat diunduh, digunakan, serta diredistribusikan secara gratis. Versi gratis ini menawarkan baik fitur manajemen basis data relasional(RDBM S) serta basisdata berbasis XM L Ada 5 alasan mengapa memilih IBM DB2 Express-C : 1. IBM DB2 adalah RDBM S yang mapan IBM DB2 merupakan salah satu produk RDBM S yang telah memiliki sejarah yang cukup panjang dalam dunia komputasi. Produk tersebut merupakan salah satu produk RDBM S pertama yang mengimplementasikan fitur SQL, tersedia, dan
56 senantiasa terintegrasi sebagai paket yang terdapat pada mesin-mesin peladen skala menengah ke atas buatan IBM , dan digunakan pula oleh perangkat lunak bisnis ERP mapan seperti SAP, Oracle JDEdward, Lawson, dll. 2. Performa Baik 3. Keberadaan Fitur Yang kaya DB2 Express-C tidak membatasi jumlah data yang tersimpan, dan lisensi yang ada memungkinkan untuk digunakan untuk kebutuhan komersial sekalipun. 4. Pilihan Platform cukup luas(Windows, Linux, UNIX) 5. Pilihan Backup yang lebih beragam kita bisa menggunakan offline/online backup, full backup, ataupun incremental backup yang dapat diatur waktunya secara fleksibel.
2.10 Teori Pembelian, Penjualan, dan Persediaan 2.10.1 Pembelian M enurut Render (2001, p414), pembelian adalah perolehan barang dan jasa. Secara umum definisi pembelian adalah suatu usaha pengadaan barang atau jasa dengan tujuan yang akan digunakan untuk kebutuhan sendiri, untuk kepentingan proses produksi maupun untuk dijual kembali. Tujuan pembelian menurut Render (2001, p414), tujuan dari kegiatan pembelian adalah : 1.
M embantu identifikasi produk dan jasa yang dapat diperoleh secara eksternal.
2.
M engembangkan, mengevaluasi dan menentukan pemasok, harga dan
57 pengiriman yang terbaik bagi barang dan jasa tersebut.
2.10.2 Penjualan M enurut M ulyadi (2001, p204), kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, bisa secara kredit atau tunai. Dari pengertian diatas daapt disimpulkan bahwa penjualan adalah aktivitas perusahaan yang utama dalam memperoleh pendapatan, baik untuk perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Penjualan merupakan sasaran akhir dari kegiatan pemasaran. Pada bagian ini terjadi penetapan harga melalui perundingan dan perjanjian serah terima barang, cara pembayaran yang disepakati oleh kedua belah pihak, sehingga tercipta suatu titik kepuasan.
2.10.3 Persediaan M enurut Freddy Rangkuti (1997, p1), persediaan adalah sebuah aktivitas yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual satu periode waktu tertentu. M enurut M ulyadi (2001, p553), dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari 1 golongan, yaitu persediaan barang dagangan, yang merupakan barang yang dibeli dengan tujuan dijual kembali. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan bahanbahan yang disediakan untuk proses produksi atau untuk dijual kembali.