BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi Proses investasi pada dasarnya hampir mirip dengan kegiatan menabung yang sudah umum untuk dilakukan. Karena pada dasarnya, investasi dan menabung adalah suatu proses penundaan konsumsi masa sekarang untuk disimpan sebagai bekal di masa depan. Perbedaan mendasar yang membedakan investasi dengan menabung pada dasarnya terdapat di sistem dalam pelaksanaannya. Investasi menurut Jogiyanto (2007:1) Adalah “Penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu”. Hal ini jelas-jelas dikemukakan bahwa penundaan konsumsi digunakan untuk sebuah proses produksi yang efisien yang jelas berbeda dengan kegiatan menabung. Penundaan konsumsi sekarang lebih dialokasikan untuk diinvetasikan ke proses produksi yang efisien tersebut. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan secara signifikan imbal hasil atau nilai konsumsi yang sekarang pada masa mendatangnya. Investasi ke dalam produksi yang efisien antara lain dapat berbentuk aktiva nyata (seperti rumah, tanah dan emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat-surat berharga) yang diperjual-belikan di antara Investor (pemodal). Investasi dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli secara langsung aktiva keuangan dengan melalui perantara atau tanpa perantara. Sementara investasi tidak
11
12 langsung dilakukan dengan membeli portofolio-portofolio saham yang dijual-belikan oleh perusahaan investasi.
2.2 Saham Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham. Jika perusahaan hanya menggunakan satu kelas saham saja, saham ini dinamakan sebagai saham biasa. Ada kalanya perusahaan mengeluarkan kertas saham diluar kertas saham biasa, biasanya ini dilakukan untuk menarik para investor potensial. Saham jenis kedua ini dinamakan saham preferen. Saham ini mempunyai hak-hak prioritas lebih dari saham biasa.
2.3 Bursa Efek Indonesia Secara historis, pasar modal di Indonesia telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
13 Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Pada tahun 2007 lahirlah Bursa Efek Indonesia yang merupakan gabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).
2.4 LQ45 LQ45 adalah indeks pasar saham di Bursa Efek Indonesia. Indeks LQ45 merupakan kumpulan saham-saham 45 perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai berikut : •
Masuk ke dalam jajaran 60 perusahaan teratas dengan kapitalisasi pasar tertinggi dalam 12 bulan terakhir.
•
Masuk kedalam jajaran 60 perusahaan teratas dengan nilai transaksi pasar tertinggi dalam 12 bulan terakhir.
•
Telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam 3 bulan terakhir.
•
Mempunyai kondisi finansial perusahaan yang baik.
2.5 Return Return adalah hasil yang diperoleh dari suatu proses investasi. Return terbagi kedalam dua jenis utama yaitu return yang realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarakan data pada waktu-waktu sebelumnya atau disebut juga data
14 historisnya. Menurut Jogiyanto (2007:109) “Return realisasi berguna untuk mengukur tingkat kinerja dari suatu perusahaan dan juga untuk menentukan return ekspektasi dan risiko di masa mendatang”. Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapakan akan diperoleh di masa yang mendatang. Return ekspektasi sifatnya belum terjadi.
2.6 Risiko Berbicara mengenai investasi, apabila kita berbicara mengenai return maka kita harus pula mengenal istilah risiko. Risiko dan return mempunyai korelasi yang positif, yang artinya semakin tinggi risiko dari sebuah investasi maka semakin besar pula return yang akan diterima. Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari hasil yang diterima dari yang diekspektasi. Van Horne dan Wachowics, Jr. (1992) mendefinisikan
risiko
sebagai
“variabilitas
return
terhadap
return
yang
diharapkan”.
2.7 Portofolio Saham Portofolio berarti sekumpulan investasi, untuk kasus saham, berarti sekumpulan investasi dalam bentuk saham. Proses pembentukan porfolio saham terdiri dari mengidentifikasi saham mana yang akan dipilih dan menentukan berapa proporsi/alokasi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing saham tersebut. Proses alokasi ini dianggap sebagai komponen terpenting dalam melakukan investasi karena melibatkan berbagai kemungkinan alokasi yang dapat dipilih. Semakin
15 banyak saham yang dipilih semakin banyak pula kemungkinan alokasi yang dapat dipilihnya. Menurut Husnan (1998), strategi pembentukan portofolio saham ada dua macam, yaitu strategi pasif dan strategi aktif. Strategi pasif merupakan tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi dan hanya mendasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakan indeks pasar. Tujuan dari strategi pasif ini adalah memperoleh keuntungan portofolio sebesar keuntungan indeks pasar dengan menekankan seminimal mungkin risiko dan biaya investasi yang harus dikeluarkan. Investor yang mengggunakan strategi pasif ini biasanya memegang sahamnya dalam jangka waktu yang relatif lama. Mereka melakukan pembobotan untuk masingmasing sahamnya mengikuti bobot saham tersebut terhadap indeks. Indikator yang digunakan adalah indeks pasar, yaitu IHSG dan LQ45. Strategi pasif ini banyak dilakukan oleh manajer-manajer investasi, termasuk di Indonesia. Strategi pasif jugalah yang akan menjadi fokus pembahasan dalam skirpsi ini.
2.8 Model Markowitz Portofolio, umumnya mengandung diversifikasi yaitu penggabungan berbagai wahana investasi yang non-komplementer dengan maksud untuk menurunkan risiko, sekaligus memenuhi tujuan penghasilan dari investor. Mengacu kepada Sentanoe (1995) dalam kasus investasi saham, berbagai wahana investasi yang dimaksud tentunya adalah berbagai macam produk saham yang terdapat di bursa. Setiap wahana investasi mengandung dua jenis risiko, yaitu :
16 i.
Risiko yang dapat didiversifikasikan (diversifiable risk), yaitu risiko yang khas/unik pada setiap wahana investasi tertentu berupa risiko usaha dan risiko finansial. Risiko ini dapat dikurangi melalui diversifikasi portofolio.
ii.
Risiko yang tidak dapat didiversifikasikan (nondiversiable risk), yaitu risiko yang dihadapi oleh setiap wahana investasi sebagai dampak dari fluktuasi pasar pada umumnya.
Investor hanya dapat menurunkan risiko diversifikasi melalui manajemen portofolio. Salah satu metode atau model yang dapai diandalkan untuk penurunan risiko dengan cara pen diversifikasian portofolio ini ialah model Markowitz.
2.8.1 Diversifikasi Berdasarkan Prinsip Markowitz Teori portofolio modern digagas oleh Henry Markowitz pada tahun 1952. Pada dasarnya Markowitz melakukan strategi baru dalam diversifikasi portofolio saham yang sebelumnya masih menggunakan pola yang lama. Menurut Fabozzi (1999) diversifikasi Markowitz berusaha menggabungkan aktiva-aktiva dalam portofolio dengan pengembalian yang memiliki korelasi positif kurang dari sempurna, dengan tujuan mengurangi risiko portofolio (varians) tanpa mengurangi pengembalian. Diversifikasi portofolio mempertimbangkan keuntungan rata-rata dan juga berdasarkan hubungan antar saham-saham (varians) yang membentuk portofolio. Oleh karena itu, model ini sering juga disebut model meanvariance. Dalam memilih portfolio, pendekatan yang dilakukan oleh Markowitz ialah bahwa investor harus mengevaluasi portofolio berdasarkan return yang diharapkan
17 dan risiko yang diukur dari standar deviasi. Dalam jurnalnya Wawan dan Anitha (2005) menjelaskan bahwa Markowitz lalu menurunkan sebuah konsep yang dinamakan Markowitz Efficient Portfolio, yaitu sebuah portofolio dikatakan efisien apabila sebuah portofolio mempunyai risiko terkecil untuk expected return yang sama atau expected return terbesar untuk tingkat risiko yang sama. Di dalam model Markowitz, jumlah tertimbang dari dalam nilai-nilai dalam matriks kovarians tingkat return merupakan representasi dari keseluruhan varian, , dari sebuah portofolio. Misalkan
adalah jumlah saham di dalam portofolio,
adalah proporsi uang/resource yang dialokasikan untuk saham i (negative untuk menunjukkan short positions),
adalah tingkat return yang diharapkan dan
adalah tingkat return dari tiap-tiap saham. Berdasarkan apa yang telah dirumuskan oleh Markowitz (1952) persamaan untuk Markowitz Efficient Portofolio adalah :
Dengan konstrain/hambatan sebagai berikut :
18 Dengan menggunakan persamaan (1) diatas, dapat dihitung sebuah portofolio dengan varians (risiko) yang paling kecil, untuk setiap tingkat return yang dikehendaki investor. Dengan inilah maka akan terbentuk himpunan portofolio yang efisien. Solusi dari suatu model Markowitz pada bobot portofolio atau proporsi uang yang ditanamkan kepada masing-masing saham pada portofolio. Karena standar deviasi, expected return dan covariance adalah input dalam analisis model Markowitz, maka bobot alokasi saham di portfolio adalah satu-satunya variabel yang bisa dimanipulasi untuk memaksimalkan portofolio. Untuk mengetahui titik bobot yang optimal inilah, akan dimodifikasi rumusan Markowitz Efficient Portfolio dengan Linear Programming berkendala fuzzy.
2.9 Optimasi Menurut
Nash
and
Sofer
(1996)
optimasi
adalah
sarana
untuk
mengekspresikan model matematika yang bertujuan memecahkan masalah dengan cara terbaik. Untuk tujuan yang lainnya, optimasi juga dapat berarti memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian, atau untuk tujuan yang lebih khusus lagi seperti tema dalam skripsi ini yaitu untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan dalam suatu proses investasi. Model optimasi telah digunakan dalam waktu yang sangat lama. Pada masa sekarang, fungsinya menjadi sangat esensial mulai dari urusan bisnis, produksi hingga efektifitas lalu lintas dan rute perjalanan. Para peneliti dan insinyur pun semakin giat untuk melakukan penelitian dan pengembangan akan hal ini. Hal ini mengakibatkan terus muncul dan lahirnya pengembangan-pengembangan aplikasi baru yang merupakan produk dari teori optimasi ini.
19 Pada beberapa tahun terakhir ini, telah banyak diciptakan sofware-software aplikasi untuk menyelesaikan berbagai bentuk permasalahan yang berkaitan dengan optimasi, maksimisasi, dan minimisasi. Seiring dengan berjalannya waktu, software untuk menganalisis dan menghitung permasalahan model optimasi dengan tingkat kerumitan tinggi dengan banyak variabel juga semakin banyak diciptakan. Dalam skripsi ini, akan dibahas aplikasi model optimasi untuk pemilihan portofolio saham yang berhubungan erat dengan konsep Linear Programming dan kendala fuzzy.
2.10 Linear Programming Linear Programming adalah salah satu model matematika yang digunakan untuk
menyelesaikan
masalah
optimasi,
yaitu
memaksimumkan
atau
meminimumkan fungsi tujuan yang bergantung kepada sejumlah variabel input. Menurut Yuwono dan Istiani (2007) hal penting yang harus kita lakukan dalam penggunaan Linear Programming ialah mencari tahu apakah tujuan dan masalah yang terdapat dalam suatu kasus yang akan dimodelkan, lalu membentuknya kedalam beberapa fungsi. Adapun fungsi-fungsi yang terdapat dalam Linear Programming adalah : •
Fungsi Tujuan : Mengarahkan analisa untuk mendeteksi tujuan perumusan masalah.
•
Fungsi kendala : Untuk mengetahui sumber daya yang tersedia dan permintaan atas sumber daya tersebut.
20 Agar persoalan dapat diselesaikan dengan menggunakan Linear Programming maka persoalan harus dapat dirumuskan secara matematis, fungsi objektif dibuat optimum, fungsi objektif dan kendala harus dibuat secara linear, semua batasan harus dinyatakan dalam persamaan dan pertidaksamaan linear dan semua variabelnya harus tidak negatif. Dalam hal ini, Supranto (1983) memperjelas di dalam bukunya, Ia menyatakan suatu persoalan dapat dipecahkan melalui Linear Programming, apabila memenuhi syarat- syarat sebagai berikut ini : 1.
Tujuan (objektif) yang terdapat di dalam suatu permasalahan harus dimodelkan dan dinyatakan dalam sebuah fungsi linier, yang dinamakan fungsi tujuan.
2.
Harus ada alternatif pemecahan yang membuat nilai fungsi tujuan optimum (dalam kaitannya dengan skripsi ini misalnya tingkat risiko yang minimum)
3.
Sumber-sumber tersedia dalam jumlah yang terbatas (bahan mentah, modal investasi, dan sebagainya). Kendala-kendala ini dinyatakan dalam pertidaksamaan linier.
Berikut ini ialah contoh perumusan dari masalah Linear Programming sederhana untuk diketahui. Cari
Sedemikian rupa sehingga = Optimum (maksimum atau minimum).
21 Dengan kendala :
. . .
Keterangan : Ada n macam barang atau item hasil produksi masing-masing sebesar
= banyaknya produksi barang yang ke- , dimana
= harga per-satuan barang ke- disebut “price”.
Ada m macam bahan mentah masing-masing tersedia
= banyaknya bahan mentah ke- , = banyaknya bahan mentah ke- yang dipergunakan untuk memproduksi 1 satuan barang ke-
22 unit memerlukan
unit bahan mentah .
2.10.1 Asumsi – Asumsi Linear Programming Model Linear Programming memiliki asumsi-asumsi implisit (mutlak) tertentu yang harus dipenuhi, sehingga dia memiliki keabsahan sebagai suatu masalah Linear Programming. Asumsi yang menuntut hubungan fungsional dalam suatu masalah tersebut adalah linear, additif, dapat dibagi dan deterministic. Berikut ini ialah penjelasan dari masing-masing asumsi tersebut. • Linearity dan Additivity Bahwa semua fungsi tujuan dan kendala harus linier, ini berarti bahwa bila suatu kendala melibatkan dua variabel keputusan, maka dalam diagram dimensi dua ia akan berbentuk berupa garis lurus. Begitu juga, apabila suatu kendala melibatkan tiga variabel akan membentuk suatu bidang datar dan kendala yang melibatkan
variabel akan membentuk suatu hyperplane
(bentuk geometris yang rata) dalam ruang berdimensi . Linear Programming juga mengisyaratkan bahwa jumlah variabel kriteria dan jumlah total penggunaan sumber daya harus bersifat additif. Dalam artian bahwa apabila dijumlahkan, seluruh sumber daya yang dipakai untuk seluruh kegiatan harus sama jumlahnya dengan total dari seluruh sumber daya dari masing-masing kegiatan. Additif juga dapat diartikan sebagai tidak adanya penyesuaian pada perhitungan variabel kriteria karena terjadinya interaksi.
23 • Divisibility Asumsi ini berarti solusi nilai yang diperoleh bulat. Ini berarti bahwa
, tidak selalu bilangan
dapat berupa nilai pecah. Karena itu variabel
keputusan merupakan variabel kontinyu, sebagai lawan dari variabel diskrit atau bilangan bulat. • Deterministic Semua parameter model (
) diasumsikan diketahui konstan.
Meskipun begitu, dalam kenyataannya parameter model jarang bersifat deterministik karena mereka mencerminkan kondisi masa depan maupun saat ini. Sebagaimana diketahui, kondisi masa depan tidak ada ataupun jarang yang bersifat pasti.
2.11 Himpunan Fuzzy Dalam beberapa permasalahan pemodelan matematika, tidak setiap hal dapat kita definisikan secara tegas. Banyak kriteria didalam kehidupan nyata yang tidak bisa didefinisikan secara tegas seperti cantik, kaya, miskin, tidak terlalu buruk, tidak terlalu baik dan sebagainya.Untuk mengatasi permasalahan himpunan dengan batasan yang kurang tegas tersebut, maka dikaitkanlah himpunan tersebut terhadap suatu fungsi yang menyatakan derajat kesesuaian unsur-unsur di dalam semestanya dengan syarat konsep yang merupakan syarat himpunan tersebut. Fungsi ini disebut fungsi keanggotaan dan nilai fungsi itu disebut derajat keanggotaan suatu unsur dalam himpunan itu, yang selanjutnya disebut himpunan Fuzzy.
24 Derajat keanggotaan dinyatakan dalam suatu bilangan real dalam selang tertutup [0,1]. Misalkan diberikan himpunan semesta X, maka suatu himpunan kabur (fuzzy)
didefinisikan sebagai : (2)
Oleh karena itu
disebut sebagai fungsi keanggotaan dari suatu himpunan kabur
dan nilai fungsi
menyatakan derajat keanggotaan
unsur
dalam
himpunan kabur .
2.11.1 Bilangan Fuzzy Konsepsi bilangan fuzzy muncul dari banyaknya hal di kehidupan sehari-hari yang tidak dapat terjabarkan secara jelas dan tegas. Konsepsi ini muncul dan terdeklarasi sebagai adanya bilangan yang “tidak tepat”. Sebagai contoh, dapat diterima bahwa ungkapan “kurang dari 6”, “lebih dari 6”, “kira-kira sekitar 6” dapat dinyatakan dalam suatu himpunan kabur pada semesta bilangan real, dimana bilangan 3 mempunyai derajat keanggotaan sama dengan 1 (satu), bilangan-bilangan disekitar 3 mempunyai derajat keanggotaan kurang dari 1, dan semakin jauh dari 3 derajat keanggotaannya mendekati 0 (nol). Bilangan fuzzy yang banyak dipakai dalam aplikasi ialah bilangan kabur (fuzzy) segitiga dengan fungsi keanggotaan sebagai berikut :
25
(3)
Gambar 2.1 Bilangan Fuzzy Segitiga
Secara umum, empat aturan dasar dalam operasi aritmatika yaitu juga digunakan dalam operasi antar dua buah bilangan fuzzy. Misalkan diberikan bilangan fuzzy A dan B dan * adalah operasi aritmatika yang diberikan kepada bilangan fuzzy A dan B, maka bilangan fuzzy A*B didefinisikan sebagai (Parmadi, 2010): (4) Dimana *
.
2.12 Fuzzy Linear Programming Kumar dan Kaur (2012) menjelaskan, permasalahan Fuzzy Linear Programming dengan kendala dan tujuannya dapat dituliskan sebagai :
26 Maksimumkan (atau minimumkan)
(5)
Dengan kendala :
Dimana
,
,
adalah
bilangan fuzzy trapesium yang simetris.
2.12.1 Solusi Fuzzy yang Optimal untuk Fuzzy Linear Programming Himpunan dari bilangan fuzzy trapesium yang simetris sebuah solusi fuzzy optimal dari
dikatakan sebagai
apabila syarat berikut terpenuhi :
i. ii. iii.
Jika terdapat himpunan bilangan fuzzy segitiga yang simetris sehingga
dan
sedemikian maka
(bila kasusnya ialah maksimisasi) dan (bila kasusnya ialah minimisasi).
2.13 Model Pemilihan Portofolio Pada Kasus Teratur
27 Misalkan seorang investor memilih asset , dimana
untuk
jumlah asset (saham). Hambatannya antara lain
dan acak,
dengan
proporsi yang diinvestasikan pada
Nilai return return
untuk asset ke adalah variabel
ekspektasi dan
biaya transaksi untuk asset ke adalah
Dimana
.
Ambil
Dalam hal ini,
yang dijabarkan sebagai berikut :
adalah nilai asset diberikan dan
adalah biaya transaksi untuk tiap unit asset ke . Jadi total biaya transaksi dideskripsikan sebagai :
Return total dideskripsikan sebagai :
Sehingga risiko total dapat diberikan sebagai berikut :
Dimana Pada dasarnya, preferensi investor menginginkan portofolio yang tinggi secara return namun rendah secara risiko. Hal ini dapat diformulasikan secara
28 matematis sebagai model pemrograman dengan dua fungsi tujuan (Hong-Wei Liu, 2011).
2.14 Model Pemilihan Portofolio Pada Kasus Fuzzy Di dalam proses investasi, pengetahuan dan pengalaman para ahli sangat penting dalam pengambilan keputusan seorang investor. Didasarkan pada kompleksitas dan tidak terprediksinya pasar keuangan, akan sangat menyulitkan untuk memberikan nilai yang tepat untuk prediksi atas risiko dan return, namun hal itu dapat diatasi dengan membentuknya menjadi fungsi tujuan fuzzy. Menurut Guohua Chen (2006) return dapat dibentuk menjadi nilai fuzzy dengan membuatnya dalam bentuk bilangan fuzzy trapesium Fungsi keanggotaan dari bilangan fuzzy
dimana dapat dinotasikan sebagai :
.
29 Bilangan fuzzy trapezium akan menjadi bilangan fuzzy segitiga apabila terjadi . Selain itu, yang menjadi pertimbangan dalam menentukan proporsi saham yang optimal pada portofolio ialah nilai VaR atau Value at Risk. Dimana nilai ini ialah nilai diberikan toleransi resiko yang dapat ditanggung oleh investor. Nilai VaR dirumuskan secara fuzzy dan disimbolkan melalui bilangan fuzzy trapezium
Untuk menentukan proporsi saham optimal yang sesuai dengan tingkat return yang maksimal pada suatu tingkat. Guohoa Chen (2006) juga telah merumuskan pemrograman linear fuzzy untuk pemilihan portofolio saham optimal yang dapat dikemukakan sesuai dengan model dibawah ini :
Keterangan :
30
2.15 PHP PHP adalah bahasa pemrograman server-side yang didesain secara spesifik untuk web. Menggunakan halaman HTML, kode PHP dapat disisipkan dan akan tereksekusi pada saat halaman web dilihat. PHP ditemukan pada tahun 1994 oleh seorang bernama Rasmus Ledorf. Pada Januari 2001, PHP telah digunakan lebih dari 5 juta domain di seluruh dunia dan terus bertambah seiring waktunya. PHP pada dasarnya merupakan singkatan daru Personal Home Page namun kini kepanjangannya berubah menjadi PHP Hypertext Preprocessor. Menurut Luke dan Thomson (2001) adapun beberapa kekuatan dari bahasa pemrograman PHP antara lain : •
Kemampuan yang tinggi
•
Kompatibel untuk berbagai sistem database
•
Mudah dipelajari dan dipergunakan
•
Biaya yang murah dalam penggunaan
•
Ketersediaan source code.
2.16 MySQL
31 MySQL adalah sebuah relational database management system (RDBMS) yang sangat cepat dan kuat. Database MySQL memungkinkan penggunanya untuk secara efisien menyimpan, mencari, mengurutkan dan menerima data. MySQL menggunakan SQL (Structured Query Language), sebuah query language database yang mendunia. Keunggulan dari MySQL sama dengan keunggulan yang dimiliki oleh PHP.
2.17 Waterfall Model Menurut Sommerville (2006) Waterfall Model ialah salah satu model dalam perancangan sebuah piranti lunak (software). Model ini adalah sebuah model klasik yang bersifat sistematis dan berurutan dalam membangun sebuah piranti lunak. Berikut ini adalah gambar fase-fase dalam Waterfall Model :
Gambar 2.2 Proses dan fase pada Waterfall Model
32 Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai fase-fase yang terjadi didalam Waterfall Model : i.
Requirements Analysis and Definition : Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap untuk kemudian dianalisis kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam proses pembangunan proyek piranti lunak.
ii.
System and Software Design : Melakukan desain dan rencana sistem piranti lunak setelah semua kebutuhan telah terpenuhi.
iii.
Implementation and Unit Testing : Desain program diimplementasikan kedalam bentuk nyata melalui proses penerjemahan kedalam kode-kode menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan (dalam hal ini PHP). Program langsung diuji coba.
iv.
Integration and System Testing : Penyatuan unit-unit program kemudian diuji secara keseluruhan (system testing).
v.
Operation and Maintenance : Mengoperasikan program di dalam lingkungannya, serta melakukan perbaikan-perbaikan dan adaptasi apabila diperlukan.
2.18 UML (Unified Modelling Language) Menurut Fowler (2003:1) UML adalah sekompulan notasi grafis yang digunakan untuk membantu dalam perancangan sebuah perangkat lunak, khususnya perangkat lunak yang dirancang dengan berbasis objek. UML terdiri dari beberapa tipe diagram, antara lain :
2.18.1 Use Case Diagram
33 Use-Case Diagram adalah diagram yang membantu untuk menentukan fungsionalitas dan fitur-fitur perangkat lunak dari perspektif pengguna. Menurut Pressman (2013:993) Use case menggambarkan bagaimana seorang pengguna berinteraksi dengan suatu sistem dengan cara menentukan langkah langkah yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Diagram use case memberikan suatu gambaran besar mengenai fungsionalitas sistem.
Gambar 3.3 Contoh Use-Case Diagram
2.18.2 Activity Diagram Menurut Pressman (2013) Activity Diagram membantu Use Case Diagram dengan memberikan representasi grafis dari jalannya interaksi pada keadaan tertentu. Activity Diagram menunjukkan aktivitas yang terlibat pada suatu proses atau proses data. Mirip seperti flowchart, Activity Diagram menggunakan bentuk bentuk seperti berikut :
34
Gambar 4.4 Contoh Activity Diagram Tabel 2.1 Penjelasan Simbol dalam Activity Diagram No.
Simbol
1.
Deskripsi Rounded Rectangle sebagai bentuk untuk
Task
fungsi sistem yang spesifik. 2.
Arrows/Tanda
panah
berfungsi
untuk
menunjukkan aliran kerja pada sistem.
3.
Decision Diamonds sebagai bentuk kerja yang memiliki cabang, bisa memiliki lebih dari 1 bentuk kerja selanjutnya.
4.
Horizontal Lines untuk menjelaskan aktivitas paralel yang sedang terjadi.
5.
Start node berfungsi untuk menunjukkan awal dari proses yang akan berjalan.
6.
End node berfungsi untuk menunjukkan akhir
35 dari suatu proses yang berjalan.