8
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum 2.1.1
Teori Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu, communicare atau communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Dengan kata lain, kita berusaha agar informasi yang kita berikan kepada penerima pesan dapat menjadi miliknya. Kata lain yang sama dengan komunikasi adalah komunitas (community) yang
juga menekan kesamaan atau kebersamaan.
Komunitas adalah sekelompok orang yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu, dan berbagi makna serta sikap. Tanpa komunikasi tidak akan tercipta komunitas, yang berarti komunitas itu tercipta karena adanya suatu komunikasi. Berger dan Chaffe (1983:7) mendefinisikan bahwa ilmu komunikasi adalah : “Communication science seeks to understand the production, processing and effect of symbol and signal system by developing.” Dari penuturan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
ilmu
komunikasi kita dapat mengetahui tentang proses produksi dan juga pengaruh dari simbol serta sinyal dari sumber komunikasi atau komunikan dengan suatu proses untuk mengembangkannya.
9
Menurut Fisher (1986) dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi (Wiryanto, 2004 : 3), bahwa komunikasi mencakup semua dan bersifat eklektif. Sifat eklektif sebagai jalan simpang yang ramai, semua disiplin ilmu melintasinya. Berdasarkan pendapat Fisher, peneliti berpendapat bahwa komunikasi merupakan perlintasan semua ilmu pengetahuan. 2.1.2
Proses Komunikasi Frank Dance (Richard West, 2008 : 7) menggambarkan proses komunikasi dengan menggunakan sebuah spiral (Gambar 2.1)
Gambar 2.1 Proses Komunikasi Model Dance (Richard West, 2008 : 7) Frank Dance menyakini bahwa kejadian-kejadian di masa sekarang akan mempengaruhi masa depan seseorang, sehingga ia menekankan bahwa proses komunikasi tidak linear.
10
Menurut peneliti, komunikasi dianggap sebagai proses yang berubah seiring dengan waktu dan situasi dimana orang-orang berinteraksi. 2.1.3
Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi menurut Effendy (2004 : 8) terdiri dari empat, sebagai berikut: 1.
Perubahan sikap (attitude change)
2.
Perubahan pendapat (opinion change)
3.
Perubahan perilaku (behavior change)
4.
Perubahan sosial (social change) Menurut peneliti, komunikasi dapat lebih efektif karena adanya
beberapa ketentuan untuk memudahkannya, hal tersebut merupakan persyaratan dasar dalam komunikasi, yaitu: 1. Kemampuan mengamati dan menganalisis persoalan 2. Kemampuan menarik perhatian 3. Kemampuan mempengaruhi pendapat 4. Kemampuan menjalin hubungan dan suasana saling mempercayai. 2.1.4
Jenis Komunikasi Dalam penelitian ini jenis komunikasi yang dipakai adalah komunikasi massa. Komunikasi masa merujuk pada komunikasi umum yang menggunakan perantara. Oleh karena itu segala aspek komunikasi
11
antar perorangan, kelompok, dan organisasi sangat berkaitan erat dengan komunikasi massa. (Kriyantomo, 2009 : 206) 2.1.5 Unsur-Unsur Komunikasi Teori komunikasi dari Harold Lasswell sangat sesuai dengan pembahasan penelitian ini, ia mengatakan bahwa ada lima unsur dalam proses komunikasi (Wiryanto, 2007: 3). Unsur-unsur tersebut yaitu: 1. Who (Komunikator) Komunikator adalah maupun
negara
mengkomunikasikan
individu, kelompok, organisasi, perusahaan yang
memiliki
informasi
yang
informasi ada
dan
dalam
akan
pemikiran
komunikator kepada penerima pesan. 2. Says What (Pesan) Pesan atau berita yang harus diinformasikan komunikator kepada komunikan. Pesan dapat berupa pesan verbal maupun pesan non verbal yang terkandung unsur-unsur nilai, perasaan, gagasan atau maksuda dari
komunikator tersebut.
Simbol
penting dalam
komunikasi adalah kata-kata (bahasa) baik ucapan maupun tulisan. 3. In Which Channel (Media) Media yaitu alat yang digunakan komunikator untuk menyampaikan pesan. Manusia berkomunikasi pada dasarnya menggunakan dua saluran, yaitu cahaya dan suara, walau kita juga dapat menerima pesan menggunakan kelima indera kita.
12
4. To Whom (Komunikan) Komunikan atau yang kita sebut penerima pesan dapat kita sebut juga sebagai sasaran / tujuan. Komunikan akan memproses informasi tersebut untuk dijadikan menjadi gagasan. 5. With What Effect (Pengaruh) Pengaruh yang terjadi pada komunikan setelah menerima informasi atau pesan dapat disebut pengaruh. Pengaruh terhadap komunikan berbeda-beda atara satu individu dengan individu lainnya. Menurut peneliti, proses komunikasi ditentukan oleh unsur-unsur komunikasi.
Komunikasi
memiliki
seorang
komunikator
yang
merupakan individu maupuk kelompok yang tentunya memiliki informasi yang akan diberikan kepada komunikan melalui berbagai media. Komunikasn juga mengalami pengaruh atas informasi yang diberikan. 2.1.6
Fungsi-fungsi Komunikasi Rudolph
F.
Verderber
(Deddy
Mulyana,
2007
:
6)
mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi, yaitu: 1. Fungsi Sosial Bertujuan untuk kesenangan, menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan.
13
2. Fungsi Pengambilan Keputusan Menentukan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu.
Menurut paparan di atas mengenai fungsi komunikasi, peneliti berpendapat bahwa komunikasi bertujuan memperoleh kesenangan yang didapatkan dari suatu komunikasi, serta mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang.
2.1.7
Teori Komunikasi Massa Menurut Wiryanto dalam buku teori komunikasi massa (2006 : 1), komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alatalat mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi.
Menurut peneliti dari penjabaran di atas, komunikasi massa merupakan alat untuk melipatgandakan pesan komunikasi, dengan suatu alat pesan dapat diterima oleh banyak komunikan.
Menurut Berlo (1960), kata massa dalam komunikasi massa dapat diartikan lebih dari sekedar “orang banyak”, seperti orang-orang yang sedang mengerumuni penjual obat atau yang sedang bersama-sama berhenti menanti dibukanya pintu lintasan kereta api. Massa disini
14
meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran.
Menurut peneliti dari penjabaran di atas bahwa sasaran komunikasi massa bukan hanya pada satu tempat, melainkan siapapun dan dimanapun keberadaannya dapat dikatakan sebagai sasaran komunikasi massa, karena komunikasi massa memakai alat yang dapat menggandakan pesan-pesan.
2.1.7.1 Karakteristik Komunikasi Massa Karakteristik komunkasi massa menurut Ardianto (2004 : 7-12), sebagai berikut: 1. Komunikasi Terlembaga Komunikasi ini menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik. Komunikasi melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. 2. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa ditunjukan untuk semua orang dan tidak ditunjukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karena itu, pesan komunikasi bersifat umum. Pesan komunikasi massa berupa fakta, peristiwa, dan juga opini publik.
15
3. Komunikannya Anonim dan Heterogen Komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Komunikan dalam komunikasi massa adalah heterogen yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi. 4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran publik atau komunikan yang dicapainya relatif lebih banyak dan tidak terbatas. Bahkan, komunikan yang lebih banyak tersebut serempak pada waktu yang bersamaan dalam menggunakan media massa tersebut. 5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Komunikasi melibatkan unsur isi dan hubungannya sekaligus. Pada komunikasi antar personal, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa lebih diutamakan adalah unsur isi. 6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Komunikasi
massa
merupakan
komunikasi
dengan
menggunakan media massa, karena melalui media massa
16
komunikator
dan
komunikan
tidak
dapat
melakukan
komunikasi. Komunkator aktif menyampaikan pesan, komunan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana yang terjadi dalam komunikasi antarpersonal. 7. Stimulasi Alat Indera “Terbatas” Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Melaui surat kabar dan majalah, pembaca hana melihat dan tidak dapat berkomunikasi dengan komunikan. Pada media televisi dan film, kita juga hanya menggunakan indera penglihatan dan pendengaran. Pada media elektronik seperti situs Lintas.me, kita menggunakan indera penglihatan saja. 8. Umpan Balik Tertunda (Delayed) Komponen umpan balik atau lebih populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektifitas komunikasi dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.
Menurut
peneliti,
komunikasi
massa
memiiliki
karakteristik terlembaga dan bersifat umum, melalui umpan balik. Menstimulasi komunikan melaui umpan balik yang tertunda karena komunikasi merupaka komunikasi satu arah.
17
2.1.7.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa Menurut Nurudin (2007 : 19-32), ciri-ciri komunikasi massa adalah sebagai berikut: 1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga Komunikator dalam komunikasi massa bukan hanya satu orang,
melainkan
sekumpulan
atau
kelompok
orang.
Maksudnya, kumpulan atar berbagai macam unsur dan kerja sama satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini merupakan sebuah sistem. Sistem itu adalah sekelompok orang, pedoman dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, dan juga lambang yang dijadikan pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sebuah informasi. Komunikator dalam komunikasi massa setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Kumpulan individu, 2. Dalam berkomunikasi individu-individu itu dibatasi perannya dengan sistem dalam, 3. Media massa,
18
4. Pesan disebarkan atas nama media yang bersangkutan, 5. Bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, 6. Dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis. 2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen atau beragam. Artinya, komunikan terdiri dari beragam jenis latar belakang pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, jabatan yang beragam, dan memiliki agama atau kepercayan yang berbeda pula. 3. Pesan Bersifat Umum Pesan dalam komunikasi massa ditunjukan kepada satu orang atau kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesanpesan yang ditunjukan kepada khalayak plural. Pesan-pesan yang disampaikan tidak boleh bersifat khusus, artinya pesan memang tidak sengaja untuk golongan tertentu. 4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah Komunikasi hanya berjalan satu arah pada komunikasi melalui media massa. Respon yang diberikan kepada
19
komunikator bersifat tertunda, dengan kata lain tidak bisa langsung diberikan respon oleh komunikator. 5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan Adanya keserempakan dalam proses penyebaran pesannya, serempak berarti audience dapat menikmati pesan melalui media massa tersebut hampir bersamaan. 6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis Media massa merupakan alat utama dalam menyampaikan pesan kepada audience yang membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis disini misalnya pemancar untuk media elektronik. Website disebut media massa yang membutuhkan pemancar juga, namun pemancar untuk media massa online ini berupa internet. 7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper Gatekeeper atau yang juga disebut penapis informasi merupakan orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.
20
Gatekeeper juga berfungsi untuk menginterprestasikan pesan, menganalisis, menambah data, dan mengurangi pesanpesannya. Intinya, gatekeeper merupakan pihak yang ikut menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa. Semakin komplek sistem media yang dimiliki, semakin banyak pula (penapis informasi) yang dilakukan. Menurut peneliti, komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang terorganisasi yang bersifat umum serta heterogen dan menimbulkan keserempakan dan mengutamakan isi ketimbang hubungan. 2.1.7.3 Unsur-unsur Komunikasi Massa Unsur-unsur komunikasi massa menurut Laswell dalam (Deddy Mulyana, 2007 : 69), yaitu: a. Sumber (source) Sumber merupakan pihak yang melakukan komunikasi. Kebutuhan sumber berbeda-beda tergantung target pasar yang mereka inginkan. b. Pesan (message) Pesan merupakan simbol verbal dan non-verbal yang didalamnya termasuk perasaan, nilai, gagasan atau sumber. c. Saluran (channel)
21
Saluran merupakan alat atau media yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesan kepada penerima. Dalam interaksi komunikasi terdapat banyak saluran yang digunakan, termasuk menggunakan kelima indera manusia untuk menerima pesan tersebut. d. Penerima (receiver) Penerima merupakan seseorang yang menerima pesan dari sumber. Penerima pesan dapat menafsirkan simbol verbal dan non-verbal berdasarkan pengalaman masa lalu, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan juga perasaan yang diterima dan menjadi gagasan yang mudah dipahami. e. Efek (effect) Hal yang merubah penerima setelah menerima pesan tersebut, misal penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap, dan juga keyakinan disebut efek. Menurut peneliti terdapat empat hal yang harus selalu diperhatikan
dalam
kegiatan
komunikasi
berdasarkan
penjelasan di atas, sebagai berikut: a. Publik itu manusia, jadi mereka tidak pernah bebas dari berbagai pengaruh apapun.
22
b. Manusia cenderung suka memperhatikan, membaca dan mendengarkan pesan yang dirakan sesuai dengan kebutuhan atau sikap mereka. c. Adanya berbagai media massa yang beragam, memberikan efek yang beragam pula bagi publiknya. d. Media massa memberikan efek dengan variasi yang besar kepada publik atau perseorangan maupun kelompok. Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (Nurudin, 2007:8) mengemukakan sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-hal berikut : 1. Komunikasi
dalam
komunikasi
massa
mengandalkan
peralatan modern untuk menyebarkan pesan secara cepat. 2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. 3. Pesan adalah milik publik. 4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). 6. Umpan balik dalam komunikasi masa sifatnya tertunda.
23
Menurut peneliti, media massa tidak berdiri sendiri, didalamnya ada beberapa individu yang bertugas melakukan pengolahan informasi sebelum informasi itu sampai kepada visitor-nya.
Jadi,
informasi
yang
diterima
visitor
dalam
komunikasi massa sebenarnya sudah diolah oleh gatekeeper dan disesuaikan dengan misi, visi media yang bersangkutan, khalayak sasaran dan orientasi bisnis atau ideal yang menyertai bahkan sering pula disesuaikan dengan kepentingan penanam modal atau pemerintah yang tidak jarang ikut campur tangan dalam sebuah perusahaan. Menurut jurnal tahun 2011 yang di tulis oleh Close-Up Media, Inc. dalam judul jurnal hive five introduces new social features for content curation halaman lima, sebagai berikut: Selain sumber konten pihak ketiga terbaik dari seluruh web dan menggabungkan bahan asli, pencatatan perusahaan. Curata sekarang
memiliki
memungkinkan
fungsi
pengguna
pencarian untuk
media
sosial
mengintegrasikan
yang konten
dibelakang tweets ke konten mereka.
Menurut peneliti, hal ini memperluas kekuatan curata karena dilengkapi sumber konten yang telah ada dengan tepat waktu. Konten yang relevan dalam format lain yang dapat menangkap tren topik dan industri influencer.
24
2.2
Teori Khusus 2.2.1 Teori Uses & Gratification 2.2.1.1 Pengertian Menurut Faber dalam Richart West (2008 : 103), teori ini memiliki ketertarikan dalam menghubungkan alasan khusus untuk penggunaan media dengan variabel seperti kebutuhan, tujuan, keuntungan, dan konsekuensi penggunaan media, dan faktor individual. Menurut penjabaran Faber tentang teori ini, peneliti mendefinisikan bahwa teori ini menyatakan bahwa pengguna media memainkan peran yang aktif dalam memilih dan meggunakan media untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Teori ini ditujukan untuk penelitian media yang berbasis media dan komunikasi massa, tetapi dewasa ini, teori ini juga telah digunakan untuk meneliti penggunaan internet, ponsel, blog, world wide web. Menurut Rakmat (2007 : 65), teori uses and gratification tidak tertarik pada apa yang dilakukan pada seseorang, melainkan tertarik pada apa yang dilakukan seseorang terhadap media.
25
Menurut peneliti, media bukan lagi sebagai subjek melainkan objek yang dapat memberi pengaruh kepada seseorang.
2.2.1.2 Fase-fase Teori Uses & Gratification Perkembangan uses & gratification
theory dibedakan
dalam tiga fase (Effendy, 2004 : 4), yaitu: a.
Fase pertama, mendeskripsikan tentang orientasi subgroup audience untuk memilih dari ragam isi media tersebut.
b.
Fase kedua, menawarkan operasionalisasi variabel-variabel sosial dan psikologis yang memberi pengaruh terhadap perbedaan pola konsumsi media.
c.
Fase ketiga, ditandai dengan menggunakan data gratifikasi untuk menjelaskan cara lain dalam proses komunikasi, dimana harapan dan motif audience mungkin saling berhubungan.
Menurut
peneliti,
perkembangan
teori
uses
&
gratification membedakan audience dengan mendeskripsikan orientasi subgroup untu memilih dari beragam isi media. Membahas tentang pengaruh terhadap perbedaan konsumsi media yang dihasilkan oleh operasional variabel-variabel sosiologi dan psikologi ditandai dengan menggunakan data gratifikasi untuk
26
menjelaskan
cara
lain
proses
komunikasi
dimana
saling
berhubunganya antara harapan dan motifasi audience.
2.2.1.3 Tujuan Teori Uses & Gratification Teori yang mempelajari bagaimana seseorang memilih media dengan beragam tujuan atau sesuai dengan tujuannya, baik satu, dua atau banyak media. Jadi teori ini merupakan keinginan atau kehendak komunikan yang memilih sendiri berita yang akan dia dapatkan. (Effendy, 2004 : 8) Menurut peneliti, berbagai jenis media dipilih sendiri oleh komunikan dengan beragam tujuan atau sesuai dengan kebutuhan komunikan. 2.2.1.4 Pengaruh Uses & Gratification Efek atau akibat dari kegiatan komunikasi menurut model Hierarki Effect (Wiryanto, 2006 : 45), sebagai berikut: a. Tahap Kognitif: Awareness (perhatian) dan Knowledge (pengetahuan) b. Tahan Afektif: Liking (menyukai)¸ Preference (pilihan), dan Conviction (meyakini) c. Tahap Konatif: Purchase (membeli). Menurut peneliti, media massa tidak berdiri sendiri, didalamnya ada beberapa individu yang bertugas melakukan
27
pengolahan informasi sebelum informasi itu sampai kepada visitor-nya. Jadi, informasi yang diterima visitor dalam komunikasi massa sebenarnya sudah diolah oleh gatekeeper dan disesuaikan dengan misi, visi media yang bersangkutan, khalayak sasaran dan orientasi bisnis atau ideal yang menyertai bahkan sering pula disesuaikan dengan kepentingan penanam modal atau pemerintah yang tidak jarang ikut campur tangan dalam sebuah perusahaan. 2.2.2 Teori Perilaku Konsumen 2.2.2.1 Pengertian Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. American Marketing Association (AMA) mendefinisikan perilaku konsumen, bahwa perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. (Supranto, 2007 : 4)
Menurut peneliti, dalam pennjabaran di atas bahwa perilaku konsumen bersifat dinamis, sehingga susah ditebak atau diramalkan, melibatkan interaksi yaitu kognisi, afeksi, perilaku,
28
dan kejadian di sekitar atau lingkungan konsumen. Melibatkan pertukaran sepereti menukar barang milik penjual dengan uang pembeli. Perilaku konsumen dapat definisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Perilaku konsumen didefinisikansebagai tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperolehdan menggunakan barang-barang serta jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.. Kotler (2008: 179) mengemukakan lima proses keputusan pembelian dalam perilaku konsumen, yaitu: 1. Pengenalan Kebutuhan (Need Recognition) Pembelian ditandai dengan pengenalan kebutuhan (need recognition), yaitu kondisi dimana konsumen menyadari adanya suatu masalah yang merupakan suatu kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dipicu oleh rangsangan internal ketika kebutuhan normal seseorang, seperti rasa lapar, haus, kantuk, dan seks timbul dalam taraf yang tinggi sehingga menjadi motivasi.
29
2. Pencarian Informasi (Informasi Search) Jika motivasi yang didapatkan konsumen lebih kuat ditunjang dengan kualitas produk. Ditunjang dengan kemudahan dalam menemukan produk tersaebut, mungkin konsumen akan termotivasi
untuk
membelinya.
Jika
konsumen
tidak
menyukai sebuah produk, maka mereka akan mencari informasi lebih lanjut tentang produk tersebut.
Konsumen memperoleh informasi tersebut dapat berasal dari berbagai sumber, yaitu: 1. Sumber Pribadi Sumber pribadi itu berupa keluarga, teman, tetangga dan juga rekan kerja. 2. Sumber Komersial Sumber komersial dapat berupa iklan, wiraniaga, situs perusahaan atau organisasi, kemasan produk, dan juga tampilan dari produk tersebut. 3. Sumber Publik Media massa, organisasi pemeringkat konsumen, dan juga pencarian di internet, termasuk dalam sumber publik. 4. Sumber Pengalaman Termasuk di dalamnya penangganan produk, pemeriksaan kemasan produk bagus, dan juga pemakaian produk.
30
3. Evaluasi Alternatif (Alternative Evaluation) Setelah mengumpulkan informasi konsumen memutuskan cara yang dapat memenuhi kebutuhannya. Cara konsumen mengevaluasi tergantung setiap konsumen. 4. Keputusan Pembelian (Purchase Decision) Tahap ini dimana konsumen melakukan keputusan pembelian yang merupakan pilihan cara alternatif evaluasi. Keputusan pembelian didasari pada konsumen yang mencoba dan pemakaian yang berulang. 5.
Perilaku Pasca Pembelian Pembelian konsumen dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Sebagian besar, pemasar tidak dapat mengendalikan faktor-faktor tersebut. Budaya mencakup baik elemen abstrak maupun material.
Elemen abstrak mencakupi nilai, sikap, gagasan, tipe kepribadian, dan gagasan ringkasan, seperti agama. Elemen material mencakup benda-benda seperti buku, komputer, peralatan, gedung, produk spesifik, seperti celana jeans. (Harvarindo, 2005 : 11) Kelas sosial merupakan masyarakat yang anggotanya memiliki nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan,
31
pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan variabel lain. Kelas sosial menunjukkan pemilihan produk dan merek tertentu dalam bidangbidang seperti pakaian, peralatan rumah tangga, aktivitas di waktu senggang, dan mobil. (Harvarindo, 2005 : 12) Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan berahan lama terhadap lingkungannya. (Harvarindo, 2005 : 24) Ciri-ciri kepribadiaan seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya tahan, dan kemampuan beradaptasi. Kepribadiaan dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen asalakan terdapat korelasi yang kuat antara jenis kepribadian tertentu dengan pilihan produk atau merek. (Harvarindo, 2005 : 24) Faktor psikologi juga mempengaruhi individu dalam pembelian
produk.
Empat
faktor
psikologi
utama
yang
mempengaruhi pembelian produk adalah motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan pendirian. (Harvarindo, 2005 : 24)
Menurut peneliti tentang penjabaran di atas, pembelian konsumen dipengaruhi oleh motivasi dan persepi seseorang
32
tentang suatu produk maupun jasa yang memungkinkan seseorang memutuskan pembelian. Pengetahuan tentang suatu produk maupun jasa juga mejadi pertimbangan bagi konsumen dan mengevaluasi produk dan jasa. Jika produk memenuhi kebutuhan konsumen, maka akan terjadi pembelian berulang atau dengan kata lain menjadi konsumen tetap dari produk maupun jasa yang telah digunakan, dan sebaliknya.
Dalam jurnal yang Lincoln dan Nebraska halaman 4 tahun 2009, studi perilaku konsumen online merupakan salah satu agenda penelitian yang paling penting dalam sistem informasi pengelolaan dan pemasaran. Namun, ada sangat terbatas pengetahuan tentang perilaku konsumen online karena ini merupakan fenomena social-technical yang rumit dan melibatkan terlalu banyak antecedent faktor. Sebelum mempelajari apa yang sering ditawarkan tidak konsisten atau bahkan hasil dari pertentangan
karena
berbagai
penelitian
sederhana
untuk
menggunakan model dalam rangka untuk mencapai tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi kelemahan dari penelitian sebelumnya dan diperiksa hingga sepuluh antecedent faktor dalam satu model penelitian. Lincoln, Nebraska (2009) Online Consumer Behavior: An Empirical Study Based On Theory of Planned Behavior, 4.
33
Menurut peneliti, perilaku konsumen online, fenomena merupakan hal yang sangat rumit sehingga kita haru mempelajari tentang
perilaku
konsumen
online
dengan
mengatasi
kelemahannya.
2.2
Kerangka Teori dan Kerangka Berpikir Dari penjelasan-penjelasan diatas, kita dapat menyimpulkan kerangka teori dan kerangka berpikir kedalam sebuah grafik gambar. Kerangka teori merupakan teori-teori yang relevan, lengkap, mutakhir yang sesuai dengan permasalahan yang ada. Sedangkan kerangka pemikiran merupakan hubungan antara variabel atau teori yang telah dibahas
34
2.2.1 Kerangka Teori
Teori Umum
Teori Komunikasi
Teori Komunikasi Massa
Teori Khusus
Teori Uses & Gratification
Teori Perilaku Konsumen - Pengertian Teori Perilaku Konsumen - Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
- Pengertian Komunikasi - Proses Komunikasi - Tujuan Komunikasi - Jenis-jenis Komunikasi - Unsur-unsur Komunikasi - Fungsi Komunikasi
- Karakteristik Komunikasi Massa - Ciri-ciri Komunikasi Massa - Unsur-unsur Komunikasi Massa
Gambar 2.2 Kerangka Teori - Pengertian Uses & Gratification - Fase-fase Teori Uses & Gratification - Tujuan Teori Uses & Gratification - Pengaruh Uses & Gratification
35
2.2.2 Kerangka Pemikiran 1. X: Social Sharing Curation Apakah ada pengaruh antara content dengan keputusan pembelian?
2. Y: Perilaku Konsumen
Hubungan Ho = Tidak terdapat hubungan atara social sharing curationterhadap perilaku konsumen H1 = Terdapat hubungan antara social sharing curationterhadap perilaku konsumen. Pengaruh H0 = Tidak ada pengaruh positif antara social sharing curation terhadap perilaku konsumen. H1 = Ada pengaruh antara social sharing curation terhadap keputusan pembelian
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Cara Menganalisa Penyebaran kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Normalitas Uji Korelasi Uji Regresi Korelasi Determinasi
Analisa Hasil Penelitian
Kesimpulan dan Saran
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian