BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem Menurut McLeod (2007, P11), Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan kutipan-kutipan yang diambil dari beberapa pengarang, pada prinsipnya pengertian dari sistem adalah di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, terintegrasi, dan berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan dalam menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
2.2 Pengertian Data Menurut Inmon (2002, p388), dikemukakan bahwa data merupakan sebuah catatan fakta, konsep atau instruksi pada tempat pnyimpanan untuk komunikasi, pengarsipan. Lebih jauh, menurut Laudon (2006, p13), data yang sudah terkumpul dapat diproses, dalam artian diorganisir dan diubah menjadi informasi yang dapat dimengerti oleh manusia. Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, pada prinsipnya data merupakan rekaman fakta yang belum diolah menjadi informasi. Fakta-fakta tersebut berisi aktivitas, konsep dan benda.
8
9 2.3 Pengertian Informasi Menurut McLeod (2007, p15), informasi adalah data-data yang telah diproses sehingga data-data tersebut memiliki arti. Dengan kata lain, Informasi merupakan data-data yang telah diproses sehingga dapat dimengerti oleh manusia. Sasaran yang harus dicapai oleh suatu informasi adalah : 1.
Akurasi Informasi harus benar, karena informasi yang tidak akurat akan berakibat fatal kepada pengguna.
2.
Tepat waktu Informasi yang diterima tidak boleh terlambat kaena merupakan landasan dalam mengambil keputusan.
3.
Relevan Informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pemakai.
4.
Reliabilitas Tingkat kehandalan terhadap keakuratan informasi yang disajikan harus dapat dipertanggungjawabkan.
5.
Lengkap Informasi yang disajikan harus utuh dan terperinci.
2.4 Pengertian Sistem Informasi Menurut Laudon (2006, p7), sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling terkait, yang saling bekerjasama mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan
10 menyebarkan informasi untuk pengambilan keputusan, koordinat, kontrol, analisa dan visualisasi dalam organisasi. Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, prinsipnya sistem informasi adalah pengaturan peralatan yang mengumpulkan, memasukkan dan memproses data serta peralatan untuk menyimpan, mengatur, mengontrol dan melaporkan informasi sehingga organisasi dapat mencapai tujuan dan sasarannya. Tujuan utama dari sistem informasi adalah mengumpulkan, memproses dan menukar informasi antar pelaku bisnis serta didesain untuk mendukung operasi sistem bisnis, Jeffrey L,Whitten, et.al., (2007, p39).
2.5 Pengertian Geogafis Menurut Richthoffen (Prahasta, 2005, P12), Geogafis adalah ilmu yang mempelajari permukaan bumi sesuai dengan referensinya, atau studi mengenai area-area yang berada di permukaan bumi. Kata Geogafis berasal dari kata geographika dari bahasa yunani yang dikemukakan oleh Eratosthenes sekitar abad ke-1 SM. Asal katanya adalah Geo yang berarti Bumi dan graphika yang berarti tulisan atau lukisan. Berdasarkan asal katanya, Geogafis dapat diartikan sebagai tulisan mengenai Bumi atau lukisan tentang Bumi. Dalam arti yang lebih luas, Geogafis merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang permukaan bumi, penduduk, serta hubungan timbal-balik antara keduanya. Berdasarkan pengertian di atas, yang dimaksud dengan permukaan bumi ialah tempat mahkluk hidup yang meliputi daratan, air atau perairan dan udara atau lapisan udara.
11 Dalam artian yang lebih luas, Geogafis merupakan ilmu pengetahuan yang memperlajari tentang permukaan bumi, penduduk serta hubungan timbal balik antar keduanya. 2.6 Sistem Informasi Geogafis 2.6.1 Pengertian Sistem Informasi Geogafis Menurut ESRI tahun 1990, Sistem Informasi Geogafis adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data Geogafis dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengubah, memanipulasi dan menampilkan semua bentuk informasi yang berkaitan dengan Geogafis. Menurut Bernhardsen (1992), Sistem Informasi Geogafis adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data Geogafis. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akuisisi dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan dan persentasi data dan analisa data. Sedangkan menurut Prahasta (2005, P49) sistem informasi Geogafis merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-objek yang terdapat di permukaan bumi. Jadi Sistem Informasi Geogafis merupakan kumpulan data Geogafis (spasial) dan data dokumen (non-spasial) yang terorganisir dan dapat dimanipulasi.
12 2.6.2 Subsistem Sistem Informasi Geogafis (SIG) Sistem Informasi Geogafis dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem (Prahasta, 2005, P56), yaitu :
1. Data Input Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentranformasikan format-format yang dapat digunakan oleh sistem informasi Geogafis.
2. Data Output Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy seperti tabel, grafik, peta, dan lain-lain.
3. Data Manajemen Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diperbaharui, dan diperbaiki.
4. Data Manipulation and Analysis Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh sistem informasi Geogafis. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
13 Uraian dari subsistem-subsistem tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Uraian Subsistem-subsistem SIG 2.6.3 Komponen Sistem Informasi Geogafis Komponen-komponen SIG terdiri dari : 1.
Perangkat Keras (hardware)
SIG membutuhkan komputer untuk menyimpan dan memproses data. SIG dengan skala yang kecil membutuhkan PC (Personal Computer) yang kecil untuk menjalankannya, namun ketika sistem menjadi besar dibutuhkan komputer yang lebih besar serta host untuk client machine yang mendukung penggunaan multiple user. Perangkat keras yang digunakan dalam SIG memiliki spesifikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem informasi lainnya. Ini dikarenakan penyimpanan data yang digunakan dalam SIG baik data raster maupun data vector membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisisnya membutuhkan memori yang besar dan processor yang cepat. Selain itu diperlukan juga digitizer untuk mengubah peta ke dalam bentuk digital.
14 2.
Perangkat Lunak (software)
Perangkat lunak dalam SIG haruslah mampu menyediakan fungsi dan tool untuk melakukan penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi Geogafis. Dengan demikian, elemen yang harus terdapat dalam komponen perangkat lunak SIG adalah : a.
Tool untuk melakukan input dan transformasi data Geogafis.
b.
Sistem Manajemen Basis Data.
c.
Tool yang mendukung manipulasi Geogafis, analisa dan visualisasi.
Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool Geogafis. Ada banyak perangkat lunak SIG yang dapat kita gunakan, diantaranya adalah Map Info, Arc Info, Arc View, Arc GIS dan masih banyak lainnya. 3.
Data
Menurut McLeod (2004, P12), data merupakan fakta-fakta dan angka-angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai. Sedangkan Laudon (2003, P8) mendeskripsikan data sebagai berkas-berkas fakta yang masih mentah yang menggambarkan kejadian-kejadian yang terjadi di dalam perusahaan/organisasi atau di lingkungan fisik sebelum di susun dalam bentuk yang dapat dimengerti dan digunakan oleh pemakai. Jenis data yang digunakan dalam sistem informasi Geogafis adalah data spasial (peta) dan data non-spasial (keterangan/atribut). Perbedaan antara 2 jenis data tersebut adalah sebagai berikut : a. Data Spasial Data spasial adalah data sistem informasi yang terpaut pada dimensi ruang dan dapat digambarkan dengan berbagai komponen data spasial, yaitu :
15 1.
Titik
Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana untuk suatu objek. Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi di atas peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor dengan menggunakan simbol-simbol. Titik dapat mewakili objek-objek tertentu berdasarkan skala yang ditentukan, misalnya letak bangunan, kota, dan lain-lain. 2.
Garis.
Garis adalah bentuk linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek satu dimensi. Batas-batas poligon merupakan garis-garis, demikian pula dengan jaringan listrik, saluran buangan, jalan, sungai, dan lain sebagainya. 3.
Poligon
Poligon digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi. Suatu danau, batas propinsi, batas kota, batas-batas persil tanah milik adalah tipe-tipe entitas yang pada umumnya direpresentasikan sebagai poligon. Suatu poligon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang saling terhubung diantara ketiga titik tersebut.
Gambar 2.2 Komponen-komponen Data Spasial
16 b. Data Non-spasial (atribut) Data atribut adalah data yang mendeskripsikan karakteristik atau fenomena yang dikandung pada suatu objek data dalam peta dan tidak mempunyai hubungan dengan posisi Geogafis. Contoh : data atribut suatu sekolah berupa jumlah murid, jurusan, jenis kelamin, agama, beserta atribut-atribut lainnya yang masih mungkin dimiliki dan diperlukan. Atribut dapat dideskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada pendeskripsian secara kualitatif, kita mendeskripsikan tipe, klasifikasi, label suatu objek agar dapat dikenal dan dibedakan dengan objek lain, misalnya : sekolah, rumah sakit, hotel, dan sebagainya. Bila dilakukan secara kuantitatif, data objek dapat diukur atau dinilai berdasarkan skala ordinat atau tingkatan, interval atau selang, dan rasio atau perbandingan dari suatu titik tertentu. Contohnya, populasi/jumlah siswa di suatu sekolah 500-600 siswa, berprestasi, jurusan, dan sebagainya. 4. Metode Untuk menghasilkan SIG sesuai dengan yang diinginkan, maka SIG harus direncanakan dengan matang dengan menggunakan metologi yang benar. SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, yaitu metode, model dan implementasi akan berbeda-beda untuk setiap permasalahan. 5. Manusia Teknologi SIG tidak akan bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan membangun perencanaan untuk diaplikasikan sesuai dunia nyata. Sumber daya manusia sangat
diperlukan
untuk
mendefinisikan,
menganalisa,
mengoperasikan
serta
menyimpulkan masalah yang sedang dihadapi dalam pembuatan SIG. Pemakai pada
17 SIG terdiri dari beberapa tingkatan, dari tingkatan spesialis teknis yang mendesain dan memelihara sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaan sehari-hari.
2.6.4 Analisa Data Pada Sistem Informasi Geogafis Ada berbagai macam jangkauan fungsi untuk analisa data yang tersedia dalam kebanyakan paket Sistem Informasi Geogafis, termasuk didalamnya adalah teknik pengukuran (measurement technique), query atribut (attribute query), analisa kedekatan (proximity analysis), operasi overlay (overlay operation), dan analisa model permukaan (surfaces) serta jaringan (networking). Langkah awal untuk memahami analisa data spasial dalam Sistem Informasi Geogafis adalah mengetahui tentang terminologi yang digunakan. Mencari istilah standard menjadi hal yang sulit sejak berbagai paket perangkat lunak Sistem Informasi Geogafis sering kali menggunakan kata yang berbeda-beda untuk menjelaskan suatu fungsi yang sama, dan indifidu dengan latar belakang suatu bidang tertentu cenderung lebih senang menggunakan istilah-istilah sendiri. Adapun terminolgi yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Terminologi SIG Istilah Entitas
Atribute
Definisi Titik, garis, area indifidual dalam suatu database SIG. Data tentang entitas. Dalam SIG vector dapat disimpan dalam database, sedangkan dalam SIG raster nilai suatu sel dalam grid raster merupakan kode numeric yang digunakan untuk mewakili ada tidaknya suatu attribute.
18 Fitur
Layer Data
Gambar
Sel Fungsi atau Operasi Algoritma
Suatu objek dalam dunia nyata yang akan diterjemahkan dalam database Sistem Informasi Geogafis. Suatu set data untuk kepentingan SIG. Layer data dalam SIG biasanya mengandung data dari satu tipe entitas saja. Layer data dalam SIG raster harus diingat bahwa setiap sel dalam gambar raster akan membawa suatu nilai tunggal yang berfungsi sebagai kunci attribute yang ada didalamnya. Suatu titik atau pixel tunggal dalam gambar raster. Prosedur analisis data yang dilakukan oleh SIG. Implementasi komputer sebagai urutan aksi yang dirancang untuk memecahkan suatu masalah.
2.6.5 Format Penyajian Data Peta Bentuk penyajian data peta Geogafis dalam Sistem Informasi Geogafis (SIG), antara lain : 1.
Format Vector Menurut Eddy Prahasta(2001, p158) format vector adalah format yang
menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis, poligon beserta atributenya. Bentuk-bentuk dasar representasi data spasial dalam format vector didefinisikan oleh sistem kordinat dua dimensi. Istilah-istilah dalam format vector adalah :
a. Titik (Point)
19 Digunakan untuk mereprensentasikan fitur yang terlalau kecil untuk dapat direpresentasikan sebagai area yang terdiri dari lokasi Geogafis dan rincian dari fitur tersebut. Contoh : Lokasi gunung berapi, hotel, rumah sakit, restoran dan sebagainya. b. Garis (line) Garis merupakan kumpulan dari titik-titik. Digunakan untuk merepresentasikan batas wilayah sungai dan jalan. c. Bidang (area) Merupakan bidang tertutup oleh garis, biasanya disajikan dalam bentuk poligon digunakan untuk menggambarkan suatu wilayah.
Gambar 2.3 Format Data Vektor 2.
Format Raster Menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan
struktur matrix atau pixel (Picture Element) yang membentuk grid. Setiap pixel memiliki attributenya masing-masing termasuk kordinatnya yang unik.
Format ini sangat
tergantung pada resolusi atau ukuran pixelnya dipermukaan bumi.
Menurut Eddy Prahasta(2001, p146), entitas spasial raster disimpan dalam layer
20 secara fungsionalitas direalisasikan dengan unsur-unsur petanya. Contoh sumber entitas spasial raster adalah citra satelit, citra radar dan model ketinggian. Kelebihan format raster yaitu dalam memperoleh data raster lebih mudah dan cepat serta memiliki struktur data yang lebih sederhana. Kekurangannya adalah memerlukan memori yang besar, transfer kordinat dan proyeksi serta representasi hubungan topologi lebih sulit dilakukan.
2.6.6 Queries Melakukan query dalam database SIG untuk menampilkan data adalah bagian dasar dan penting dalam proyek SIG. Query menawarkan metode untuk mendapatkan data, dapat dilakukan pada data yang menjadi bagian database SIG ataupun pada data prosedur baru hasil dari hasil analisis data. Query berguna pada setiap tahapan analisis SIG untuk memeriksa kualitas dan pengukuran SIG raster. Secara umum ada dua tipe query yang dapat dilakukan SIG, yaitu spasial dan nonspasial. Query non-spasial merupakan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan attribute suatu fiture. Merupakan suatu query non-spasial karena baik pertanyaan ataupun jawabannya tidak melibatkan komponen analisa dari komponen spasial data. Query ini dapat dilakukan oleh komponen perangkat lunak database sendiri. Metode menspesifikasi query pada SIG dapat menjadi suatu hal yang sangat interaktif. Pengguna dapat memberikan pertanyaan pada peta lewat layar komputer atau menjelajah database lewat serangkaian pertanyaan didalam query. Query dapat menjadi kompleks dengan kombinasi pertanyaan mengenai area, keliling ataupun jarak terutama dalam SIG vector dimana data disimpan sebagai atribut dalam database.
21 Query tunggal dapat dikombinasikan untuk mengindetifikasi entitas dalam database yang bisa memenuhi kebutuhan dua atau lebih criteria spasial ataupun nonspasial. Operator Boolean seperti and, or, not, xor, juga bisa digunakan.
2.6.7 Reklasifikasi Merupakan variasi dalam ide query pada SIG, dapat digunakan pada query untuk SIG raster. Sebagai contoh : “Dimanakah semua area perkebunan ?”. Jawabannya dapat diperoleh dengan menggunakan query atau dengan mengklasifikasikan gambar. Reklasifikasi akan ditampilkan digambar yang baru dengan seluruh area perkebunan diberi kode 1 dan semua area yang bukan perkebunan diberikan kode dengan nilai 0.
2.6.8 Buffering and Neighbourhood Functions Ada
berbagai
mempengaruhi
fungsi
sekitarnya,
dalam ataupun
SIG
yang
sebaliknya
memungkinkan dimana
entitas
spasial
lingkungan
sekitar
mempengaruhi karakteristik entitas. Contoh yang paling umum adalah buffering yaitu pembuatan suatu daerah kepentingan (zone of interest) disekitar suatu entitas. Fungsi neighbourhood lainnya termasuk penyaringan data (data filtering) yang melibatkan rekalkulasi sel dalam gambar raster didasarkan pada karakteristik sekitarnya. Jika suatu titik dijadikan buffer (bufffering) maka akan terbentuk area lingkaran, buffering pada garis atau area akan menghasilkan suatu area yang baru (gambar). Buffering merupakan suatu konsep yang sederhana namun dengan operasi perhitungan yang rumit dan juga beragam. Metode daerah buffer sering dipergunakan dalam SIG vector. Sedangkan untuk
22 SIG raster digunakan metode lainnya yaitu dengan memperhitungkan pendekatan dan akana menghasilkan suatu layer data raster baru dimana atribut dari setiap sel merupakan suatu pengukuran jarak. Operasi lainnya dalam SIG raster dimana nilai dari sel tunggal dirubah sebagai dasar pendekatan disebut fungsi tetangga (Neighbourhood Function). Penyaringan (filtering) merupakan contoh yang digunakan untuk memproses perbandingan terpisah (remotely sensed imagery). Filterisasi akan mengubah suatu sel didasarkan pada attribute sel sekitarnya. Ukuran dan bentuk penyaringan ditentukan operator. Umumnya untuk filter berapa kotak, lingkaran dan bentuk tiga dimensi penyaringan menentukan banyaknya sel sekitar yang digunakan dalam proses penyaringan. Filter akan disebarkan ke seluruh bagian data raster dan digunakan untuk kalkulasi ulang nilai dari sel target yang ada dipusatnya. Nilai baru yang diberikan pada sel target diperhitungkan dengan menggunakan berbagai algoritma, misalnya nilai terbesar sel dan nlai yang sering muncul.
Gambar 2.4 Operasi Filter Raster GIS 2.7 Pemetaan
23 2.7.1 Pengertian Peta Peta adalah sekumpulan titik, garis dan wilayah yang digunakan untuk mendefinisikan lokasi dan tempat yang mengacu pada sistem koordinat. Peta biasanya direpresentasikan ke dalam dua dimensi, tetapi juga tidk menutup kemungkinan untuk dapat direpresentasikan dalam bentuk tiga dimensi (Burrough, 1986, p13). Peta Topografi adalah peta dengan tujuan utama adalah mengiindikasikan data rekaan dari sebuah permukaan tanah. Peta ini biasanya menampilkan tanah lapang, keadaan tanah, jaringan transportasi, batas administrasi dan bentuk-bentuk buatan yang lain (Heywood, 2002, p290). Kemajuan dalam ruang teknologi yang berbasiskan komputer memperluas wahana dan wawasan mengenai peta. Peta tidak hanya dikenali sebagai gambar pada lembar kertas, tetapi juga sebagai penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisis dan penyajiannya dalam bentuk digital terpadu antara gambar, citra dan teks. Data yang terkelola dalam model digital memiliki keuntungan penyajian dan penggunaan secara konvensional serta garis cetakan (Hardcopy) dan keluwesan, kemudahan, penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisis dan penyajian secara interaktif bahkan realtime pada media computer (Softcopy).
2.7.2 Jenis peta Peta dapat dijeniskan berdasarkan isi, skala, objek serta kegunaannya. A. Peta Berdasarkan Isi: Peta umum melukiskan semua kenampakan suatu wilayah secara umum. Kenampakan adalah keadaan alam atau daerah dalam berbagai bentuk permukaan bumi, yaitu gunung,
24 daratan, lembah, sungai dan sebagainya yang merupakan satu kesatuan. Contoh : Peta Indonesia, Peta Eropa, Peta Dunia. Peta Umum terbagi dalam dua jenis (http://e-dukasi.net), yaitu :
1. Peta Topografi : Peta topografi adalah peta yang menampilkan, semua unsur yang berada di atas permukaan bumi, baik unsur alam maupun buatan manusia, sehingga disebut juga peta umum. Unsur alam antara lain meliputi: relief muka bumi, unsur hidrografi (sungai, danau, bentuk garis pantai), tanaman, permukaan es, salju, dan pasir (Prihandito 1989: 23; Hascaryo dan Sonjaya 2000: 10).
2. Peta Chorografi : Peta yang menggambarkan keseluruh atau sebagian permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil antara 1:250.000 – 1:1.000.000 atau lebih. Peta ini menggambarkan daerah yang luas, menampilkan semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah. Atlas merupakan kumpulan dari peta Chorografi.
3. Peta Tematik (Peta khusus) : Melukiskan kenampakan tertentu atau menonjolkan satu macam data pada wilayah yang dipetakan. Contoh : Peta Iklim dan Peta Perhubungan.
4. Peta Kadaster : Peta Kadaster merupakan peta berskala ekstra besar, sebagai sumber data dan informasi dasar yang berguna dalam berbagai kepentingan. B. Peta Berdasarkan Skala :
25 1.
Peta Kadaster(Peta Teknik) : Skala peta antara 1:100 – 1:5.000.
2.
Peta skala besar : Skala peta antara 1:5.000 – 1:250.000.
3.
Peta skala sedang : Skala peta antara 1:250.000 – 1:500.000.
4.
Peta skala kecil(Peta Geogafis) : Skala peta antara 1:500.000 – 1:1.000.000 atau lebih besar.
C. Peta Berdasarkan Objek: 1.
Peta Stationer : Menggambarkan keadaan atau objek yang dipetakan dalam keadaan tetap atau stabil. Contoh : Peta persebaran gunung berapi.
2.
Peta Dinamik : Menggambarkan bahwa keadaan atau objek yang dipetakan mudah berubah. Contoh : Peta Urbanisasi dan peta arah angin.
D. Peta berdasarkan kegunaannya(The World Book Encyclopedia, 2006, p177): 1.
General Reference Map(Peta referensi umum) Merupakan peta yang digunakan untuk mengidentifikasi dan memverifikasi berbagai macam bentuk Geogafis, termasuk fitur tanah, badan air, perkotaan, jalan dan lain sebagainya.
2.
Mobility Map(Peta Mobilitas) Merupakan peta yang bermanfaat untuk membantu masyarakat dalam menentukan jalur dari satu tempat ke tempat lainnya. Peta ini biasa digunakan untuk perjalanan di darat, laut dan udara.
3.
Thematic Map(Peta Tematik)
26 Merupakan peta yang menunjukkan penyebaran dari objek tertentu, seperti populasi, curah hujan dan sumber daya alam. 4.
Inventory Map(Peta Inventaris) Merupakan peta yang menunjukkan lokasi dari fitur khusus, misalnya : posisi semua gedung di wilayah Jakarta Timur.
2.7.3 Skala Peta Skala Peta merupakan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya yang dinyatakan dengan angka atau garis atau gabungan keduanya(Badan Standarisasi Nasional). Skala dapat digambarkan dalam salah satu dari tiga cara, yaitu sebagai skala angka, skala verbal(Nominal), atau skala grafis (Heywood, 2002, p23). Tabel 2.2 Penggambaran Skala. Angka
1 : 5000
1 : 1 000 000
Verbal
1 cm merepresentasikan 50 m
1 cm merepresentasikan 10 km
Grafis 0
100 Km
200
0
10
20
30
40
Km
Peta Topografi yang standar mengandung contoh dari skala verbal, rasio dan grafis.
27 Harus diingat bahwa peta skala kecil (Contohnya 1:250.000 atau 1:1.000.000) adalah peta yang mencakup area luas. Sedangkan peta skala besar (Contohnya 1: 10.000 atau 1:25.000) mencakup area kecil dan banyak rincian. Skala juga penting saat entitas spasial digunakan (Titik, garis dan area) untuk mempresentasikan versi umum dua dimensi dari fitur dunia nyata (Heywood, 2002, p24).
2.7.4 Struktur pemetaan Data pemetaan terdiri dari dua struktur, yaitu Struktur Data Vector dan Struktur Data Raster. Struktur Data Vector setiap titik pada peta dan setiap titik pada suatu wilayah berusaha digambarkan dengan tepat menjadi sebuah objek. Koordinat yang ada pada struktur data Vector diasumsikan terus berhubungan dan tidak dihitung seperti pada Struktur Data Raster. Struktur Vector mengijinkan semua posisi, panjang dan dimensi dapat didefinisikan secara tepat (Burrough, 1986, p25). Struktur Data Raster mempresentasikan secara nyata pemilihan susunan permukaan pada pola bidang. Secara nyata representasi dari struktur data raster diturunkan dalam suatu aturan yang sama. Sel-sel beraturan yang biasanya berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang dapat juga berupa segitiga atau persegi enam. Model ini disebut juga sebagai model kisi-kisi karena bentuk bujur sangkar atau persegi empat sering digunakan dan tergambar menyerupai kisi-kisi klasik dari persegi empat (Burrough, 1986, p20).
2.7.5 Komponen Peta
28 Komponen peta terdiri dari : 1.
Isi Peta Isi peta menunjukkan makna ide penyusun peta yang akan disampaikan kepada pengguna peta. Kalau ide yang disampaikan mengenai perbedaan curah hujan, isi peta tentunya berupa isohyet.
2.
Judul Peta Judul peta harus mencerminkan isi peta berupa isohyet, tentu judul petanya menjadi “Peta Distribusi Curah Hujan”.
3.
Skala Peta dan Simbol Arah Skala peta sangat penting dicantumkan untuk melihat tingakat ketelitian dan kedetailan objek yang dipetakan. Sebuah belokan sungai akan tergambar jelas pada peta dengan skala 1 : 10.000 dibandingkan dengan peta berskala 1 : 50.000. Kemudian bentuk-bentuk pemukiman akan terlihat lebih rinci dan detail pada peta berskala 1: 10.000 dibandingkan dengan peta berskala 1 : 50.000. Simbol arah dicantumkan dengan tujuan untuk orientasi peta. Arah utara lazim nya mengarah pada bagian atas peta. Kemudian berbagai tata letak tulisan mengikuti arah tadi, sehingga peta menjadi nyaman untuk dibaca. Lebih jauh, arah juga penting sehingga pemakai peta dapat dengan mudah menyamakan objek dipeta dengan objek sebenarnya di lapangan.
4.
Legenda atau Keterangan Peta Agar pembaca peta dapat dengan mudah memahami isi peta, seluruh bagian dalam isi peta harus dijelaskan dalam legenda atau keterangan.
5.
Inzet dan Index Peta
29 Peta yang dibaca harus diketahui dari bagian bumi sebelah mana area yang dipetakan tersebut. Inzet peta merupakan peta yang diperbesar dari bagian belahan bumi. Sebagai contoh pada saat pembuat peta ingin memetakan Pulau Jawa, Pulau Jawa merupakan bagian dari Kepulauan Indonesia yang di Inzet. Sedangkan index peta merupakan sistem tata letak peta, dimana menunjukkan letak peta yang bersangkutan terhadap peta yang lain di sekitarnya. 6.
Grid Dalam selembar peta sering terlihat dibubuhi semacam jaringan kotak-kotak atau grid sistem. Tujuan pembuatan grid adalah untuk memudahkan penunjukan lembar peta dari sekian banyak lembar peta dan untuk memudahkan penunjukkan letak sebuah titik diatas lembar peta. Cara pembuatan grid yaitu adalah untuk membagi-bagi wilayah dunia yang luas ke dalam beberapa kotak. Tiap kotak diberi kode. Tiap kotak dengan kode tersebut kemudian diperinci dengan kode yang lebih terperinci lagi dan begitu juga dengan kode seterusnya. Salah satu jenis grid pada peta-peta dasar (peta topografi) di Indonesia antara lain : Kilometering (kilometer fiktif) yaitu lembar peta dibubuhi jaringan kotakkotak dengan satuan kilometer. Disamping itu ada juga grid yang dibuat oleh Tentara Ingggris dan grid yang dibuat oleh Amerika (American Mapping Sistem). Untuk menyeragamkan sistem grid, Amerika Serikat sedang
30 berusaha membuat sistem grid yang seragam dengan sistem UTM Grid Sistem dan UPS Grid Sistem. 7.
Nomor Peta Penomoran peta penting untuk lembar peta dengan jumlah besar dan seluruh lembar peta terangkai dalam satu bagian muka bumi.
8.
Sumber / Keterangan Riwayat Peta Sumber ditekankan pada pemberian identitas peta, meliputi penyusun peta, percetakan, sistem proyeksi peta, penyimpangan deklinasi magnetis, tanggal / tahun pengambilan data dan tanggal pembuatan / pencetakan peta dan lain sebagainya yang memeperkuat identitas penyusunan peta yang dapat dipertanggungjawabkan.
2.8 Basis Data (Database) 2.8.1 Pengertian Basis Data Basis data adalah penggabungan dari sekumpulan usur data yang berhubungan secar logika. Basis data menggabungkan catatan lama yang disimpan dalam arsip terpisah ke dalam unsur data yang biasa menyediakan data untuk banyak aplikasi (O’Brien, 2003 p145). Basis data dapat diartikan sebagai kumpulan data yang saling berhubungan secara logika dan saling berbgi serta menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Basis data merupakan sebuah penyimpanan data yang besar yang dapat digunakan oleh pemakai dan departemen secara simultan (Connolly, 2002, p14-p15). 2.8.2 Pengertian Table
31 Table adalah suatu relasi data yang digambarkan dalam kolom dan baris (Connolly, 2002, p72). 2.8.3 Pengertian Field Field dalam konteks database biasanya sering disebut dengan atribut. Field merupakan nama kolom dari sebuah tabel atau relasi (Connolly, 2002, p72). 2.8.4 Pengertian Record Record adalah suatu baris data atau informasi dalam sebuah tabel. Record sering juga disebut dengan tuple (Connolly, 2002, p73). 2.8.5 Pengertian Primary Key Primary key adalah sebuah atribut atau himpunan atribut yang dipilih untuk mengindentifikasikan tuple-tuple atau record dalam tabel yang bersifat unik. Unik memiliki arti tidak boleh ada duplikat atau key yang untuk dua atau lebih tuple atau record dalam sebuah table (Connolly, 2002, p79). 2.8.6 Pengertian Foreign Key Foreign Key adalah sebuah atribut atau himpunan atribut dalam suatu tabel yang menunjuk pada key yang terdapat pada tabel lain. Foreign Key
berfungsi untuk
menunjukan hubungan antar satu tabel dengan tabel yang lainnya (Connolly, 2002, p79). 2.8.7 Entitas Relationship Diagram (ERD) Entitas Relationship Diagram (ERD) adalah pendekatan top-down untuk mendesain basis data yang dimulai dengan mengidentifikasikan data yang penting, yang disebut sebagai entitas dan hubungan antara data harus digambarkan (Connolly, 2002, p330).
32 Batasan utama dalam relasi disebut multiplicity. Multiplicity adalah jumlah kejadian yang mungkin muncul dari entitas satu ke entitas lainnya yang mempunyai hubungan khusus. Hubungan yang paling umum adalah berpasangan (Connolly, 2002, p344-p348) seperti : 1.
one-to-one(1:1)
Sebuah entitas di A hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entitas di B. 2.
one-to-many (1:*)
Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan satu atau lebih entitas di B, namun entitas di B hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entitas di A. 3.
many-to-many (*:*)
Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entitas di B dan sebuah entitas di B dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entitas di A.
2.8.8 Data Flow Diagram (DFD) Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu gambaran garis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentuk simbol untuk menggambarkan aliran data melalui suatu proses yang saling berkaitan. Simbol menggambarkan hubungan antar elemen prose’s, aliran data dan penyimpanan data (McLeod, 2004, p171). Proses adalah sesuatu yang mengubah masukan menjadi keluaran. Aliran data mengandung sekelompok elemen data yang saling berhubungan secara logika. Penyimpanan data bertugas mengambil data atau meng-update (O’Brien, 2007, p115).
33 Dengan pemakain DFD, pengguna dapat memahami aliran data dalam sebuah sistem. Ada tiga keuntungan pemakaian DFD: 1.
Terhindar dari satu usaha untuk mengimplementasikan sistem yang terlalu
dini.Pengguna perlu memikirkan secara cermat aliran-aliran data sebelum memakai keputusan untuk merealisasikannya secara teknis. 2.
Dapat mengerti lebih dalam hubungan sistem dengan subsistemnya.
Pengguna dapat membedakan sistem dari lingkungan beserta batasan-batasannya. 3.
Dapat menginformasikan sistem yang berlaku kepada dunia. DFD dapat
digunakan sebagai alat untuk berinteraksi dengan pengguna dalam bentuk representasi simbol-simbol yang digunakan. Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD adalah sebagai berikut : 1.
Entitas Eksternal
Entitas eksternal adalah entitas yang berada di luar sistem yang memberi data ke sistem atau menerima keluaran dari sistem dan tidak termasuk dalam bagian sistem. Entitas ini digambarkan dengan symbol
2.
Proses
Menggambarkan apa yang dilakukan sistem. Berfungsi mentransformasikan satu atau beberapa data input menjadi satu atau beberapa output sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
Dalam penamaan suatu proses digunakan kata kerja dan kata benda.
Digambarkan dengan simbol
34 3.
Aliran Data
Menggambarkan aliran data dari suatu entitas ke entitas lain. Simbol anak panah menggambarkan arah aliran data. Digambarkan dengan simbol
Penyimpanan Data(Storage) Merupakan data untuk menyimpan data. Proses dapat mengambil data dari atau memberikan data ke data store. Digambarkan dengan
Tingkatan dalam DFD ada tiga, yaitu : 1.
Diagram Konteks a.
Merupakan level tertinggi yang menggambarkan masukan dan keluaran
sistem b. 2.
Terdiri dari suatu prose’s yang tidak memiliki data store.
Diagram Nol a.
Memiliki data store.
b.
Diagram tidak rinci, diberikan tanda bintang pada akhir nomor.
3.
Diagram Rinci
a.
Merupakan rincian dari diagram nol atau diagram level di atasnya.
b.
Proses yang ada sebaiknya tidak lebih dari tujuh titik.
2.8.9 State Transaction Diagram (STD) STD menggambarkan sifat suatu sistem informasi, menjelaskan cara sistem melakukan suatu respon untuk setiap kejadian dan cara kejadian merubah State suatu
35 sistem.STD digunakan untuk menggambarkan diagram dari kebiasaan sistem dan beberapa jenis pesan dengan prose’s yang kompleks dan singkronisasi kebutuhan. STD memiliki komponen-komponen utama, yaitu state dan arrow yang mewakili sebuah perubahan state. Setiap persegi panjang mewakili sebuah state, tempat sistem tersebut berada. Sebuah state didefinisikan sebagai suatu atribut atau keadaan suatu sistem pada saat tertentu.
2.9 Perkebunan Kelapa Sawit 2.9.1 Pengertian Perkebunan Kebun sebagai lahan usaha berarti dapat berupa budidaya lahan kering. Kebun dengan pengertian ini mengarah pada usaha produksi berorientasi bisnis dan kegiatannya dipelajari dalam bidang perkebunan (estate management) serta budidaya tanaman. Kebun dengan pengertian ini dapat mencakup lahan dengan luasan sangat bervariasi, mulai dari beberapa meter persegi hingga ribuan hektare. Apabila berukuran kecil dan ditanami tumbuhan semusim dapat disebut sebagai ladang. Penggarapan kebun selalu melibatkan perencanaan sebelumnya dan dapat memasukkan unsur-unsur alami.. 2.9.2 Pengertian Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis Guineensis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi.
36 2.9.3 Kondisi Kesehatan Tanaman Pengertian kondisi kesehatan tanaman adalah tingkat kesehatan tanaman yang digunakan untuk memantau seluruh areal tanaman kelapa sawit, apakah memenuhi standar teknis pencatatan terhadap tingkat kesehatan tanaman yang digunakan sebagai upaya meningkatkan pengendalian terhadap kondisi kesehatan areal tanaman dalam setiap blok, dimana kumpulan dari blok-blok itu disebut dengan afdeling. Kriteria penilaian kesehatan tanaman budidaya kelapa sawit terbagi kedalam 12 parameter : Tabel 2.3 Parameter Penilaian Kondisi Kesehatan Tanaman Kelapa Sawit 1) JALAN PRODUKSI
Hijau(H)
Jalan Produksi adalah jalan yang dilalui oleh kendaraan roda empat yang terdiri dari jalan utama (main road) dan jalan produksi (production road) yang digunakan untuk mengangkut sarana produksi dan hasil produksi.
-Badan dan Parit jalan terpelihara dengan baik -Tidak dijumpai jalanan berlubang dan tergenang air -Dapat dilalui angkutan TBS di musim hujan Kuning (K)
Bobot :8% 2) LALANG Lalang adalah tanaman liar yang tumbuh di dalam areal tanaman pokok yang dapat mengganggu pertumbuhan tanamn pokok maupun penyerapan unsur hara oleh tanaman pokok.
Bobot :6% 3) PIRINGAN
-Badan dan Parit jalan kurang terpelihara dengan baik -Dijumpai sporadic jalan berlubang dan tergenang air -Dapat dilalui angkitan TBS dimusim hujan Merah (M) -Badan dan Parit jalan kurang terpelihara dengan baik -Dijumpai sporadic jalan berlubang dan tergenang air -Dapat dilalui angkitan TBS dimusim hujan Hijau(H) -Dosis : 10 – 25 cc/Ha -Kondisi lalang wipping Kuning (K) -Dosis > 25 - 100 cc/Ha -Dijumpai lalang sporadic yang dikendalikan dengan wipping Merah (M) -Dosis > 100 cc/Ha -Dijumpai lalang sporadic s/d berat dan dikendalikan dengan kombinasi penyemprotan dan wipping Hijau(H)
37 Piringan adalah tempat tumbuh tanaman pokok yang harus dipelihara minimal dengan diameter 1.5 meter dari pokok tanaman.
Bobot : 10% 4) PASAR PIKUL Pasar Pikul adalah jalan setapak yang dibuat di dalam Gawangan Hidup (diantara dua barisan tanaman yang hanya dapat dilalui oleh tenaga pemanen dengan menggunakan alat sepeda, motor dan angkong) untuk mengeluarkan hasil panen ke jalan produksi. Bobot : 6% 5) GAWANGAN HIDUP
-Dosis : 350-400 cc/Ha/rotasi 3 bulan -Pertumbuhan gulma di piringan 0%-30% pada bulan ke 3 -Pertumbuhan brondolan dapat dilakukan dengan bersih Kuning (K) -Dosis : 400-450 cc/Ha/rotasi 3 bulan -Pertumbuhan gulma di piringan>30%-60% pada bulan ke 3 -Pertumbuhan brondolan sulit dilakukan dengan bersih Merah (M) -Dosis :>500 cc/Ha/rotasi 3 bulan -Pertumbuhan gulma di piringan>60%-100% pada bulan ke 3 -Pertumbuhan brondolan tidak dapat dilakukan dengan bersih Hijau(H) -Pasar pikul terpelihara dengan baik dan dapat dilalui untuk mengeluarkan TBS dari pohon ke TPH -Pemeliharaan denga manual atau kimia dengan rotasi 3 bulan Kuning (K) -Pasar pikul kurang terpelihara dengan baik dan dapat dilalui untuk mengeluarkan TBS dari pohon ke TPH -Rotasi pemeliharaan > 3 Bulan Merah (M) -Pasar pikul tidak terpelihara dengan baik dan belum terbentuk - Rotasi pemeliharaan > 3 Bulan -TBS hasil panen tidak dapat dikeluarkan dari pokok ke TPH Hijau(H) -Penutup tanah terdiri dari Rumput Lunak / Pakisan dengan ketinggian gulma < 20 cm -Dijumpai Anak kayu sporadic terkendali, dengan pengendalian semprot selektif rotasi 3-4bulan -Dosis pengendalian 350 cc/Ha Kuning (K)
Gawangan Hidup adalah gang/lahan kosong diantara dua barisan tanaman pokok yang dipelihara secara periodik karena merupakan tempat -Penutup tanah terdiri dari Rumput Lunak / Pakisan dengan untuk pasar pikul. ketinggian gulma 20-30 cm -Anak kayu sporadic kurang terkendali, dengan pengendalian semprot selektif rotasi 3-4bulan -Dosis pengendalian > 350 – 450cc/Ha/Rotasi 3-4 bulan Bobot :10% Merah (M)
38
6) GAWANGAN MATI Gawangan Mati adalah gang/lahan kosong diantara dua barisan tanaman pokok yang digunakan untuk tempat penumpukan pelepah tanaman kelapa sawit.
Bobot :6% 7) HAMA PENYAKIT Hama/Penyakit adalah segala jenis binatang yang dapat menggangu tanaman pokok(hama) dan segala jenis bakteri/jamur yang dapat mengganggu jaringan tanaman(penyakit). Bobot :8%
-Penutup tanah semak belukar dan ketinggian gulma > 30 cm -Dosis pengendalian > 450cc/Ha/Rotasi 3-4 bulan Hijau(H) -Gulma terdiri dari rumput lunak,pakisan,anak kayu sporadic terkendali dengan ketinggian s/d 30cm -Rotasi babat 4-6 Bulan Kuning (K) -Gulma terdiri dari rumput lunak,pakisan,anak kayu sporadic terkendali dengan ketinggian 30s/d 60cm -Rotasi babat 6-8 Bulan Merah (M) -Gulma terdiri dari rumput lunak,pakisan,anak kayu sporadic terkendali dengan ketinggian >60cm -Rotasi babat >8 Bulan Hijau(H) -Tingkat serangan hama/penyakit bebas s.d ringan dan terkendal Kuning (K) -Tingkat serangan hama/penyakit sedang -Pengendalian dengan kimia Merah (M) -Tingkat serangan hama/penyakit berat -Pengendalian dengan kimia
8) PEMUPUKAN
Hijau(H)
Pemupukan adalah tingkat pelaksanaan pemupukan tanaman dibandingkan dengan rekomendasi pemupukan tanaman yang ditetapkan pada tahun yang berjalan. Bobot :12%
-Aplikasi dilakukan sesuai dengan rekomendasi dan sesuai SE Kuning (K)
9) TUNASAN
Hijau(H)
-Aplikasi dilakukan 80% terhadap rekomendasi dan sesuai SE Merah (M) -Aplikasi dilakukan <60% terhadap rekomendasi dan sesuai SE
Tunasan adalah -Jumalah pelepah sesuai standar, 42-46 pelepah/pokok pelaksanaan pekerjaan -Kondisi pelepah songgo 2-3 pelepah dibawah tandan tertua untuk membuang pelepah Kuning (K)
39 tanaman kelapa sawit -Jumalah pelepah 46-50 pelepah/pokok yang tidak produktif. -Kondisi pelepah songgo 3-4 pelepah dibawah tandan tertua Merah (M) -Jumlah pelepah >50 pelepah/pokok -Kondisi pelepah songgo >4 pelepah dibawah tandan tertua 10) JUMLAH TEGAKAN Hijau(H) Bobot :9%
Jumlah Tegakan adalah -Jumalah tegakan / Ha:125-130 Pkk/Ha jumlah populasi tanaman Kuning (K) yang diukur dengan -Jumalah tegakan / Ha<125-120 Pkk/Ha satuan Ha (10.000 m2). Merah (M) Bobot :8%
-Jumalah tegakan / Ha:<120 Pkk/Ha
11) PANEN
Hijau(H)
Panen adalah pelaksanaan pekerjaan memanen produksi sesuai criteria matang panen yang sudah ditetapkan.
-Tidak dijumpai brondolan baik dipinggiran maupun digawangan -Tidak dijumpai buah matang tertinggal di pohon Kuning (K) -Dijumpai brondolan baik digawangan dan piringan s.d 5 brondolan/piringan -Tidak dijumpai buah matang tertinggal di pohon Merah (M)
Bobot :10% 12) TPH TPH adalah tempat pengumpulan hasil produksi (hasil penen) yang dibuat dipingir jalan produksi, diantara dua gawang hidup dengan ukuran 2 meter x 3 meter.
Bobot :6%
-Dijumpai brondolan baik digawangan dan piringan > 5 brondolan/piringan -Tanda matang tidak terpanen dijumpai secara sporadic Hijau(H) -TPH terpelihara dengan baik dengan pertumbuhan gulma 010% rotasi pemeliharaan 1 bulan -Brondolan terkutip dengan bersih Kuning (K) -TPH terpelihara dengan baik dengan pertumbuhan gulma 1020% rotasi pemeliharaan 1 bulan -Brondolan terkutip dengan bersih Merah (M) -TPH tidak terpelihara dengan baik dengan pertumbuhan gulma >20 % rotasi pemeliharaan 1 bulan -Brondolan tidak terkutip dengan bersih
40 Pengertian bobot adalah nilai tingkat pengaruh (penting/kurang penting) terhadap
peningkatan
produksi,
kemudahan
pemeliharaan
tanaman,
diperoleh
berdasarkan hasil survey kualitatif dengan menggunakan scala likert yang kemudian dijadikan standart baku. Pengertian standar nilai adalah maerupakan nilai akumulasi dari 12 parameter pengelolaan tanaman kelapa sawit yang diperoleh berdasarkan hasil survey kualitatif mnggunakan scala likert yang kemudian dijadikan standart baku, dimana angka 100 = sangat baik 85 =baik dan 70 =kurang. Penetapan kondisi kesehatan tanaman pada blok, yang pada akhirnya menetapkan apakah blok tersebut berwarna hijau/baik, kuning/sedang maupun merah/buruk adalah sebagai berikut : 1. Standar Nilai : Hijau (H)
: 100
Kuning (K)
: 85
Merah (M)
: 70
2. Nilai Parameter = Bobot X Standar Nilai 3. Kondisi Kesehatan Tanaman Blok
Hijau (H)
: Total Nilai Parameter 95-100
Kuning (H)
: Total Nilai Parameter <95-85
Merah (H)
: Total Nilai Parameter < 85-70