BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Jaringan Komputer Jaringan Komputer ( Anonymous, 2002, p102 ) adalah hubungan antar dua atau lebih alat yang dapat berkomunikasi. Jaringan komputer merupakan kumpulan komputer dan device lainnya seperti printer, scanner, plotter, modem yang terhubung satu dengan yang lainnya melalui media komunikasi. Tiap-tiap komputer, printer atau peripheral yang terhubung dengan jaringan disebut node. Tujuan suatu jaringan komputer adalah menyampaikan informasi dari suatu sumber ke sumber lainnya dengan perangkat serta protokol tertentu. Media yang digunakan dapat berupa media langsung ( melalui kabel ) atau tidak langsung ( melewati frekuensi signal atau udara ) sehingga dapat berkomunikasi dengan tujuan seperti di atas. Menurut ( Tanenbaum, 1997, pp2-3 ) manfaat jaringan komputer
dalam
sebuah organisasi yaitu pertama resource sharing yang bertujuan agar seluruh program, peralatan, khususnya data bisa digunakan oleh setiap orang yang ada pada jaringan tanpa terpengaruh oleh lokasi resource dan pemakai. Manfaat kedua adalah untuk mendapatkan reliabilitas tinggi dengan memiliki sumber-sumber alternatif persediaan, misalnya semua file dapat disalin kedua atau tiga buah mesin sehingga jika salah satu mesin tersebut tidak dapat dipakai ( terjadi gangguan) maka salinan lainnya yang ada pada lainnya dapat digunakan. Manfaat ketiga adalah menghemat uang, contohnya perancangan sistem untuk membangun sistem yang terdiri dari komputer-komputer pribadi ( model client – server ) untuk menggantikan komputer 7
8 mainframe yang relatif lebih mahal. Manfaat ke empat adalah skalabilitas, yaitu kemampuan untuk meningkatkan kinerja sistem secara berangsur-angsur sesuai dengan beban pekerjaaan dengan menambahkan sejumlah processor. Berdasarkan tipe transmisinya berdasarkan pendapat ( Tanenbaum, 1997, pp 5-6) jaringan komputer dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : Broadcast dan point-to-point. Dalam jaringan komputer broadcast, komunikasi terjadi dalam sebuah saluran komunikasi yang digunakan secara bersama-sama, dimana data berupa paket yang dikirimkan dari sebuah komputer akan disampaikan ke tiap komputer yang ada dalam jaringan komputer tersebut. Kemudian setiap komputer akan memeriksa apakah data tersebut ditujukan untuk dirinya berdasarkan data alamat yang ada dalam paket tersebut. Dalam jaringan point-to-point, terdiri dari beberapa koneksi pasangan individu dari mesin-mesin. Untuk pergi dari sumber ke tempat tujuan, sebuah paket pada jaringan jenis ini mungkin harus melalui satu atau lebih mesin-mesin perantara. Jaringan yang lebih kecil dan terlokalisasi secara geografis cenderung memakai broadcasting, sedangkan jaringan yang lebih besar umumnya menggunakan point-topoint.
Tabel 2.1 Klasifikasi Jaringan berdasarkan jarak ( Tanenbaum, 1997, p6 ) Jarak antar prosesor 0,1 m
Prosesor di tempat yang Contoh sama Papan Rangkaian
Data Flow machine
1m
Sistem
Multikomputer
10 m
Ruangan
Local area network
9 100 m
Gedung
Local area network
1 km
Kampus
Local area network
10 km
Kota
Metropolitan
area
network 100 km
Negara
Wide area network
1000 km
Benua
Wide area network
10000 km
Planet
The Internet
2.1.1 Klasifikasi Jaringan Komputer Klasifikasi jaringan dibagi menjadi tiga bagian ( Anonymous, 2004, p77 ), yaitu : Local Area Network ( LAN ) / Jaringan Area Lokal Sebuah LAN, adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti sebuah perkantoran di sebuah gedung, atau sebuah sekolah, dan biasanya tidak jauh dari sekitar 1 km persegi. Beberapa model konfigurasi LAN, satu komputer biasanya di jadikan sebuah file server. Yang mana digunakan untuk menyimpan perangkat lunak ( software ) yang mengatur aktivitas jaingan, ataupun sebagai perangkat lunak yang dapat digunakan oleh komputer-komputer yang terhubung ke dalam network. Komputerkomputer yang terhubung ke dalam jaringan (network) itu biasanya disebut dengan workstation. Biasanya kemampuan workstation lebih di bawah dari file server dan mempunyai aplikasi lain di dalam harddisknya selain aplikasi untuk jaringan.
10 Kebanyakan LAN menggunakan media kabel untuk menghubungkan antara satu komputer dengan komputer lain.
Gambar 2.1 Local Area Network ( LAN )
Metropolitan Area Network ( MAN ) / Jaringan Area Metropolitan Sebuah MAN, biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar wilayah dalam satu propinsi. Dalam hal ini jaringan menghubungkan beberapa buah jaringan-jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar, sebagai contoh yaitu : jaringan Bank dimana beberapa kantor cabang sebuah Bank di dalam sebua kota besar dihubungkan antara satu dengan yang lainnya. Misalnya Bank BNI yang ada di seluruh wilayah Ujung Pandang atau Surabaya.
11
Gambar 2.2 Metropolitan Area Network ( MAN )
Wide Area Network ( WAN ) / Jaringan Area Skala Besar Wide Area Network (WAN) adalah jaringan yang lingkupnya biasanya sudah menggunakan sarana Satelit ataupun kabel bawah laut sebagai contoh keseluruhan jaringan BANK BNI yang ada di Indonesia ataupun yang ada di Negara-negara lain. Menggunakan sarana WAN, sebuah BANK yang ada di Bandung bisa menghubungi kantor cabangnya yang ada di Hongkong, hanya dalam beberapa menit. Biasanya WAN agak rumit dan sangat kompleks, menggunakan banyak sarana untuk menghubungkan antara LAN dan WAN ke dalam Komunikasi Global seperti Internet. Tapi bagaimanapun juga antara LAN, MAN, dan WAN tidak banyak berbeda dalam beberapa hal, hanya lingkup areanya saja yang berbeda satu diantara yang lainnya.
12
Gambar 2.3 Wide Area Network ( WAN )
2.2 Protokol Protokol ( Anonymous, 2004, p120 ) adalah aturan-aturan main yang mengatur komunikasi diantara beberapa komputer di dalam sebuah jaringan, aturan itu termasuk di dalamnya petunjuk yang berlaku bagi cara-cara atau metode mengakses sebuah jaringan, topologi fisik, tipe-tipe kabel dan kecepatan transfer data. Tabel 2.2 Jenis-Jenis Protokol Protokol yang
Kabel yang
Dipakai
Digunakan
Ethernet
Twisted
Kecepatan transfer
Pair, 10 Mbps
Topologi fisik
Linear Bus, Star,
13
Fast Ethernet
Coaxial, Fiber
Tree
Twisted
Star
Pair, 100 Mbps
Fiber Local Talk
Twisted Pair
0,23 Mbps
Linear Bus or Star
Token Ring
Twisted Pair
4 Mbps – 16 Mbps
Star – Wired Ring
FDDI
Fiber
100 Mbps
Dual Ring
ATM
Twisted
Pair, 155 – 2488 Mbps
Fiber
Linear Bus, Star, Tree
2.3 Jenis-jenis topologi ( Anonymous, 2004, p130 ) 1. Topologi jaringan bintang (Star) Dalam topologi jaringan bintang, salah satu central dibuat sebagai central pusat. Sistem ini mempunyai tingkat kerumitan yang lebih sederhana sehingga sistem menjadi lebih ekonomis, tetapi beban yang dipikul central pusat cukup berat. Dengan demikian kemungkinan tingkat kerusakan atau gangguan dari central ini lebih besar. Kebaikan Topologi Star 1. Mudah untuk ditempatkan ( install ) dan dipasang kabel ( wiring ) 2. Rangkaian tidak akan terganggu apabila salah satu komputer rusak atau terjadi gangguan. 3. Mudah untuk memperbaiki kerusakan kerusakan yang ada.
Kekurangan Topologi Star 1. Memerlukan banyak kabel yang lebih panjang dibanding dengan topologi bus.
14 2. Jika hub gagal berfungsi, komputer yang tersambung ke hub tersebut akan gagal untuk menjalankan tugasnya. 3. Harga yang diperlukan lebih tinggi dibandingan dengan topologi bus karena membutuhkan kabel dan hub yang lumayan banyak.
Gambar 2.4 Topologi Jaringan Bintang ( Star )
2. Topologi jaringan Bus Dalam topologi ini semua central dihubungkan secara langsung pada medium transmisi dengan konfigurasi yang disebut Bus. Transmisi signal dari suatu central tidak dialirkan secara bersamaan dalam dua arah. Hal ini berbeda sekali dengan yang terjadi pada topologi jaringan Mesh atau Bintang, yang pada kedua sistem tersebut dapat dilakukan komunikasi atau interkoneksi antar central secara bersamaan. Topologi jaringan Bus tidak umum digunakan untuk interkoneksi antar sentral, tetapi biasanya digunakan pada sistem komputer. Kebaikan Topologi Bus 1. Mudah dalam proses instalasi.
15 2. Topologi ini sangat murah. Kekurangan Topologi Bus 1. Jika ada salah satu komputeryang terkena masalah, komputer yang lain akan terkena dampaknya. 2. Sulit untuk mendeteksi masalah jika salah satu komputer dari jaringan hub rusak.
Gambar 2.5 Topologi Jaringan Bus
3. Topologi jaringan Pohon (Tree) Topologi jaringan ini disebut juga topologi jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar central dengan hirarki yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada lokasi yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki yang semakin tinggi. Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan komputer. Kebaikan Topologi Tree 1. Mempunyai titik-ke-titik kabel untuk setiap komputer. Kekurangan Topologi Tree
16 2. Jika tulang belakang atau kabel utama mengalami kerusakan, maka seluruh komputer akan mengalami kerusakan. 3. Lebih sulit dibandingkan dengan topologi topologi yang lain dalam segi pemeliharaan. .
Gambar 2.6 Topologi Jaringan Pohon ( Tree )
4. Topologi Jaringan Cincin (Ring) Untuk membentuk jaringan cincin, setiap central harus dihubungkan dengan seri satu dengan yang lain dan hubungan ini akan membentuk loop tertutup. Dalam sistem ini setiap central harus dirancang agar dapat berinteraksi dengan central yang
17 berdekatan maupun berjauhan. Dengan demikian kemampuan melakukan switching ke berbagai arah central. Keuntungan dari topologi jaringan ini antara lain : Tingkat kerumitan jaringan rendah (sederhana), juga bila ada gangguan atau kerusakan pada suatu central maka aliran traffic dapat dilewatkan pada arah lain dalam sistem. Yang paling banyak digunakan dalam jaringan komputer adalah jaringan bertipe Bus dan Pohon (Tree), hal ini karena alasan kerumitan, kemudahan instalasi dan pemeliharaan serta harga yang harus dibayar. Tetapi hanya jaringan bertipe pohon (Tree) saja yang diakui kehandalannya karena putusnya salah satu kabel pada client, tidak akan mempengaruhi hubungan client yang lain. Kebaikan Topologi ring 1. Jika salah satu komputer mengalami kerusakan, maka komputer yang lain tetap bisa bekerja. 2.Mudah dalam proses penginstalan. 3. Jika terjadi kerusakan mudah untuk di deteksi. Kekurangan Topologi Ring 1. Memerlukan kabel yang lebih panjang sama seperti topologi star.
18
Gambar 2.7 Topologi Jaringan Cincin ( Ring ) 2.4 Media Transmisi Menurut Jonathan Lukas (pp 55-57) media transmisi adalah satu jalur antara pemancar dan penerima dalam sistem transmisi data. Media transmisi dapat diklasifikasikan menjadi guided dan unguided yaitu ( dengan perantara dan tanpa perantara ). Jenis media transmisi guided seperti copper twisted pair yaitu ( sepasang kabel tembaga ), copper coaxial cable ( kabel tembaga coaxial ) dan fiber optic. Sedangkan media transmisi unguided menghantarkan gelombang atau signal elektromagnetik tanpa melalui suatu perantara yang solid, yaitu melalui udara, baik di dalam atmosfir maupun di luar angkasa. Bentuk transmisi ini biasa disebut juga disebut koneksi tanpa kabel ( wireless transmission ). Kualitas dan karakteristik dari transmisi data ditentukan oleh media dan signalnya. Kecepatan data dan jarak transmisi ditentukan oleh sejumlah faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain bandwidth, kesalahan-kesalahan dalam saluran transmisi, intervensi, dan jumlah penerima.
19 Tabel 2.3 Kemampuan dari media guided yang digunakan dalam aplikasi point to point ( Jonathan Lukas, 2006 , p57 )
Medium Transmisi
Total Date Rate
Bandwidth
Jarak Repeater
Twisted Pair
3 Mhz
3 Mhz
2-20 km
Coaxial cable
500 Mhz
350 Mhz
1-10 km
Optikal fiber
10-100 km
Unguided Media mengirim gelombang elektromagnetik tanpa menggunakan konduktor fisik. Tipe komunikasi yang menggunakan media ini disebut sebagai komunikasi nirkabel (wireless). Sinyal secara normal akan disebarkan melalui udara sehingga tersedia untuk perangkat apa pun yang memiliki kemampuan untuk menerimanya. 2.5 Perangkat-perangkat Hardware Perangkat Hardware ( Anonymous, 2004, p150 ) terdiri dari sebagai berikut : 1. Hub / Konsentrator Sebuah Konsentrator / Hub adalah sebuah perangkat yang menyatukan kabelkabel network dari tiap-tiap workstation, server atau perangkat lain. Dalam topologi Bintang, kabel twisted pair datang dari sebuah workstation masuk kedalam hub. Hub mempunyai banyak slot konsentrator yang mana dapat dipasang menurut nomor port dari card yang dituju.
20 Ciri-ciri yang dimiliki Hub / konsentrator adalah :
Biasanya terdiri dari 8, 12 atau 24 port RJ-45.
Digunakan pada topologi Bintang / Star
Biasanya di jual dengan aplikasi khusus yaitu aplikasi yang mengatur manajemen port tersebut.
Biasanya disebut hub.
Biasanya dipasang pada rak khusus, yang didalamnya ada Bridges, Router.
Gambar 2.8 Hub / Konsentrator 2. Repeater Contoh yang paling mudah adalah pada sebuah LAN menggunakan topologi Bintang dengan menggunakan kabel unshielded twisted pair. Dimana diketahui panjang maksimak untuk kabel unshielded twisted pair adalah 100 meter, maka untuk menguatkan sinyal dari kabel tersebut dipasanglah sebuah repeater pada jaringan tersebut.
21
Gambar 2.9 Repeater
3. Bridges / Jembatan Bridges adalah sebuah perangkat yang membagi satu buah jaringan kedalam dua buah jaringan, ini digunakan untuk mendapatkan jaringan yang efisien, dimana kadang pertumbuhan network sangat cepat makanya diperlukan jembatan untuk itu. Kebanyakan Bridges dapat mengetahui masing-masing alamat dari tiap-tiap segmen komputer pada jaringan sebelahnya dan juga pada jaringan yang lain disebelahnya pula. Diibaratkan bahwa Bridges ini seperti polusi lalu lintas yang mengatur di persimpangan jalan pada saat jam-jam sibuk. Dia mengatur agar informasi di antara kedua sisi network tetap jalan dengan baik dan teratur. Bridges juga dapat digunakan untuk mengkoneksi diantara network yang menggunakan tipe kabel yang berbeda ataupun topologi yang berbeda pula.
22
Gambar 2.10 Bridges / Jembatan 4. Routers Sebuah router mengartikan dari satu jaringan ke jaringan yang lain, dia hampir sama dengan bridges namun agak pintar sedikit, router akan mencari jalur yang terbaik untuk mengirimkan sebuah pesan yang berdasarkan atas alamat tujuan dan alamat asal. Sementara Bridges dapat mengetahui alamat masing-masing komputer di masing-masing sisi jaringan, router mengetahui alamat komputer, bridges dan router lainnya. Router dapat mengetahui keseluruhan jaringan melihat sisi mana yang paling sibuk dan dia bisa menarik data dari sisi yang sibuk tersebut sampai sisi tersebut bersih. Jika sebuah perusahaan mempunyai LAN dan menginginkan terkoneksi ke Internet, harus dibeli router. Ini berarti sebuah router dapat menterjemahkan informasi diantara LAN dan Internet. Ini juga berarti mencarikan alternatif jalur yang terbaik untuk mengirimkan data melewati internet. Ini berarti Router itu :
23
Mengatur jalur sinyal secara efisien.
Mengatur pesan diantara dua buah protokol.
Mengatur pesan diantara topologi jaringan linear Bus dan Bintang (Star).
Mengatur pesan diantara melewati kabel fiber optic, kabel koaksialm atau kabel twisted pair.
Gambar 2.11 Router 5. Network Interface Card ( NIC ) NIC atau yang lebih dikenal dengan network card merupakan sebuah PCB ( Printed Circuit Board ) yang berfungsi untuk menghubungkan komputer dengan jaringan komputer. NIC ini ditempatkan pada slot yang terdapat pada mainboard komputer.
24
Gambar 2.12 Network Interface Card ( NIC ) 6. Access Point Digunakan untuk melakukan pengaturan lalu lintas jaringan dari mobile radio ke jaringan kabel atau backbone jaringan wireless client/server. Biasanya berbentuk kotak kecil dengan 1 atau 2 antena kecil. Peralatan ini merupakan Radio based, berupa receiver dan transmitter yang akan terkoneksi dengan LAN.
Gambar 2.13 Access Point
25
2.6 Perangkat Lunak Jaringan 2.6.1 Hierarki Protokol Menurut ( Tanenbaum, 1997, pp12-14 ) sebagian besar jaringan di organisasi sebagai suatu tumpukan layer atau level yang setiap layernya berada di atas layer yang berada di bawahnya. Jumlah, nama, isi, dan fungsi setiap layer dapat berbeda dari jaringan yang satu dengan jaringan lainnya. Akan tetapi, pada semua jaringan, tujuan satu layer adalah untuk memberikan layanan pada layer yang berada di atasnya. Antara setiap pasangan layer yang berdekatan terdapat sebuah interface. Interface menentukan operasi-operasi primitif dan layanan layer yang di bawah kepada layer yang berada di atasnya. Pada saat perancang jaringan menentukan jumlah layer dan tugas masing-masing layernya, pertimbangan yang sangat penting di sini adalah menentukan interface yang bersih yang akan di tempatkan di antara 2 layer yang bersangkutan. Untuk melaksanakan hal tersebut diperlukan syarat bahwa setiap layer membentuk kumpulan fungsi-fungsi yang secara spesifik dapat dimengerti dengan baik. Sebuah himpunan layer dan protokol disebut arsitektur jaringan. Sebuah arsitektur harus terdiri dari informasi yang cukup untuk memungkinkan suatu implementasi menulis suatu program atau untuk membentuk perangkat keras bagi setiap layernya. Sehingga jaringan itu dapat mentaati sepenuhnya protokol yang cocok. Baik detail implementasi maupun interface bukanlah merupakan bagian dari arsitektur karena terdapat bagian tersembunyi di dalam mesin yang tidak dapat dilihat
26 dari luar. Tidaklah diperlukan interface-interface yang sama pada semua mesin, dengan syarat setiap mesin dapat menggunakan semua protokol dengan benar. Contoh sebuah pesan M dihasilkan oleh sebuah proses aplikasi yang bekerja di layer 5 dan diberikan ke layer 4 untuk ditransmisikan. Layer 4 menambahkan sebuah header dibagian depan pesan tersebut. Untuk mengidentifikasi pesan dan mengharuskan hasilnya ke layer 3. Header berisi informasi, seperti deret angkaangka, untuk memunginkan layer 4 di mesin yang dituju dapat mengirimkan pesannya dengan urutan yang benar jika layer di bawah tidak menjaga urutannya. Pada sebagian layer, header juga berisi ukuran, waktu dan field-field kontrol lainnya. Dalam sejumlah jaringan, tidak ada batas ukuran bagi pesan yang dikirimkan pada protokol layer 4, hampir selalu ada batas ukuran bagi protokol layer 3 nya. Karena itu, layer 3 harus memecah pesan-pesan yang diterimanya menjadi satuansatuan yang lebih kecil, paket dan menambahkan header layer 3 ke setiap paket tersebut. Dalam contoh ini pesan M dipecah menjadi 2 bagian : M1 dan M2. Layer 3 menentukan saluran mana yang akan dipakai dan meneruskan paket ke layer 2. Layer 2 tidak hanya menambahkan header ke setiap potongan pesan tersebut, tetapi juga sebuah trailer, dan mengirimkan unit yang dihasilkan itu ke layer 1 untuk transmisi fisik.
2.6.2 Model-Model Referensi Model-model referensi dibagi menjadi 2 arsitektur jaringan yang penting, masingmasing adalah model referensi OSI dan model referensi TCP/IP.
27 2.6.2.1 Model Referensi OSI. Model ini diciptakan berdasarkan sebuah proposal yang dibuat oleh International Standards Organization ( ISO ) sebagai langkah awal menuju standarisasi protokol internasional yang digunakan pada berbagai layer ( Stallings,200,pp22-23 ). Model ini disebut ISO OSI ( Open System Interconection ) Reference Model karena model itu ditujukan sebagai pengkoneksian open sistem. Model OSI memiliki tujuh layer. Prinsip-prinsip yang digunakan bagi ketujuh layer tersebut adalah : 1. Sebuah layer harus dibuat bila diperlukan tingkat abstraksi yang berbeda. 2. Setiap layer memiliki fungsi-fungsi tertentu. 3. Fungsi setiap layer harus dipilih dengan teliti sesuai dengan ketentuan standar protokol internasional. 4. Batas-batas layer diusahakan agar meminimalkan aliran informasi yang melewati interface. 5. Jumlah layer harus cukup banyak, sehingga fungsi-fungsi yang berbeda tidak perlu disatukan dalam satu layer diluar keperluannya. Akan tetapi jumlah layer juga harus diusahakan sesedikit mungkin sehingga arsitektur jaringan tidak menjadi sulit dipakai. Ketujuh layer dari lapisan model OSI adalah : 1. Application Menyediakan akses ke lingkungan OSI untuk pemakai dan hanya menyediakan pelayanan distribusi informasi. 2. Presentation
28 Menyediakan kebutuhan pada proses aplikasi serta memberi layanan keamanan data serta proses penyimpanan file. 3. Session Menyediakan struktur kontrol bagi hubungan antar aplikasi, membangun, mengatur dan mengakhiri koneksi antara hubungan aplikasi. 4. Transport Menyediakan
kepercayaan,
kejernihan
transfer
data
diakhir
point,
menyediakan end to end error recovery flow control. 5. Network Penyediaan fasilitas pada transport, agar data dapat sampai ketujuan. Untuk itu proses penyambungan dilakukan dan juga proses pengendalian jaringan dilakukan. 6. Data Link Penyediaan kepercayaan pengiriman informasi melewati jaringan fisik, mengirim blok data dengan penyeragaman, error control dan flow control. 7. Physical Menyiapkan system penyambungan fisik ke jaringan dan menyesuaikannya sehingga aliran data dapat melewati saluran dengan baik.
29
Layer 7
Nama unit yang dipertukarkan Application
Application
Interface 6
Presentation
Presentation
Interface 5
Session
4
Transport
3
Network
2
Data Link
Network
1
Physical Host A
protocol
Application
APDU
Presentation
PPDU
Session protocol
Session
SPDU
Transport protocol Communication subnet boundary Internet subnet protocol Network Network
Transport
TPDU
Network
Packet
Data Link
Data Link
Frame
Physical
Physical
Physical
Bit
Router
Router
Host B
protocol
Network layer host-router Data Link layer host-router Physical layer host-router
protocol protocol protocol
Gambar 2.14 Model Referensi OSI
2.6.2.2 Model Referensi TCP/IP TCP/IP ( Stallings, 2000, pp 18 – 21 ) merupakan hasil dari pengembangan dan riset protokol yang dilakukan atas jaringan paket seperti – switched experimental ( experimental packet – switched network ), ARPANET, dan didanai seperti oleh DARPA ( Defence Advanced Research Project Agency ), dan secara umum dikenal sebagai TCP/IP protocol suite. Protocol suite ini terdiri atas sekumpulan protokol dalam jumlah besar yang dijadikan sebagai standard internet. Tujuan utama model TCP/IP adalah mengusahakan agar jaringan-jaringan yang telah ada mampu mempertahankan diri dari hilangnya hardware-hardware subnet, dimana percakapan yang ada tidak
30 terputus. Lapisan yang ada pada model TCP/IP ialah internet layer, transport layer, application layer dan host to network layer. Internet layer merupakan simpul yang menggenggam semua bentuk arsitektur secara bersama sama. Tugas internet layer adalah untuk mengijinkan host mengirimkan paket ke network dan memungkinkan paket-paket itu berjalan sendirisendiri ke tempat tujuannya (yang besar kemungkinan berada di jaringan lain). Internet layer juga menentukan format paket yang resmi dan protokol resmi yang disebut IP ( Internet Protokol ). Tugas internet layer adalah untuk mengirimkan paket-paket IP yang berisi informasi tujuan paket tersebut. Transport layer dirancang untuk memungkinkan peer entity-peer entity pada host sumber dan host tujuan untuk melakukan percakapan, sama halnya seperti pada transport layer OSI. Yang pertama, TCP ( Transmision Control Protocol ) merupakan protokol reliable connection oriented yang mengijinkan sebuah aliran byte yang berasal pada suatu mesin untuk dikirimkan tanpa error kesebuah mesin yang ada pada internet. Protokol kedua pada layer ini adalah UDP ( User Datagram Protocol ). UDP merupakan protokol yang tidak reliable dan connectionless bagi aplikasi-aplikasi yang tidak memerlukan pengurutan TCP atau pengendalian aliran dan bagi aplikasi-aplikasi yang ingin melayani dirinya sendiri. Aplication layer terdapat di puncak model TCP/IP. Layer ini berisi bermacammacam protokol tingkat tinggi. Protokol-protokol terdahulu terdiri dari terminal virtual ( TELNET ), transfer file ( FTP ), surat elektronik ( SMTP ) . Host–To-Network layer harus terhubung ke jaringan dengan menggunakan protokol, sehingga host dapat mengirim paket IP melalui layer ini. Protokol ini tidak
31 menentu dan berbeda dari satu host ke host dan juga dari satu jaringan ke jaringan lainnya.
Gambar 2.15 TCP / IP
2.7 Network Monitoring 2.7.1 Pengertian Network Monitoring Berdasarkan pendapat ( Wong, 2000 , p2 ) network monitoring adalah koleksi informasi yang diperlukan di dalam network management.
Aplikasi
network
monitoring
dibuat
untuk
mengumpulkan data untuk aplikasi network management. Sebenarnya network monitoring dapat dibagi menjadi 2 bagian menurut ( Anonymous, 2001, p425 ) yaitu : 1. Connection Monitoring
32 Connection monitoring adalah teknik monitoring jaringan yang dapat dilakukan dengan melakukan tes ping antara monitoring station dan device target, sehingga dapat diketahui bila koneksinya down. 2. Traffic Monitoring Traffic monitoring adalah teknik monitoring jaringan dengan melihat paket aktual dari traffic pada jaringan dan menghasilkan laporan berdasarkan traffic jaringan 2.7.2 Tujuan Network Monitoring Berdasarkan( Wong , 2000 , pp2-3) tujuan network monitoring adalah untuk mengumpulkan informasi yang berguna dari berbagai bagian jaringan sehingga jaringan dapat diatur dan dikontrol dengan menggunakan informasi yang telah terkumpul. Beberapa alasan utama dilakukannya untuk network monitoring ( Bhandari, 2004, p5) adalah : 1. Adalah sulit untuk mengawasi apa yang sedang terjadi di dalam jaringan yang memiliki sejumlah besar mesin ( host ) tanpa alat pengawas yang baik. 2. Untuk menjaga agar jaringan selalu dalam keadaan baik. 3. Untuk mendeteksi kesalahan pada jaringan, gateway dan server yang penting. 4. Untuk memberitahukan masalah kegagalan jaringan kepada administrator secepatnya. 5. Mendokumentasikan jaringan.
33 6. Untuk mengetahui masalah pada jaringan sebelum manager menanyakan kepada administrator dan sebelum pelanggan menelepon. Tanpa kemampuan untuk monitoring jaringan, seorang administrator hanya dapat bereaksi terhadap problem jika problem tersebut muncul dibandingkan mencegah problem ini sebelumnya. 7. Keuntungan akan administrasi yang tersenralisasi. 8. Adalah suatu keharusan dalam lingkungan jaringan 2.8 Program Ping Berdasarkan ( Anonymous, 2004 ) ping adalah perintah TCP/IP yang utama yang digunakan untuk pemecahan masalah konektivitas, pencapaian dan resolusi nama. Ping pada sistem operasi Windows menjelaskan konektivitas pada level IP ke komputer TCP/IP lainnya dengan mengirimkan pesan ICMP Echo Request. Kemudian, tanda terima dari pesan Echo Request yang bersangkutan akan ditampilkan bersama dengan round-trip times. Namun, sebenarnya kebijakan penyaringan paket pada router, firewall atau sejenisnya yang dapat mencegah lalu lalang pesan ICMP tersebut. Ketika pesan ICMP echo reply dikembalikan oleh tujuan, TTl dan round-trip time dengan menyimpan waktu kapan ping mengirimkan Echo Request pada bagian data di dalam pesan ICMP. Ketika echo reply dikembalikan, ping mengurangi waktu itu dari waktu sekarang. 2.9 Aplikasi yang digunakan 2.9.1 Java (J2SE Development Kit 5.0 dan J2SE Run Environment 5.0)
34 Java menurut ( Indrajani, 2000, pp1-10 ) merupakan konsep pemrograman yang berorientasi objek ( OOP ). Dalam bahasa Java segala sesuatu yang terdapat disetiap baris program merupakan suatu bagian dari objek.
Mekanisme
konsep
pemrograman
berorientasi
objek
adalah
enkapsulasi. Enkapsulasi adalah suatu mekanisme menyembunyikan atau memproteksi suatu proses dari kemungkinan interferensi atau penyalahgunaan dari luar sistem dan sekaligus menyederhanakan penggunaan system itu sendiri. Pewarisan yang merupakan suatu proses dimana suatu kelas diturunkan dari kelas lainnya dari kelas lainnya sehingga ia mendapatkan ciri atau sifat dari kelas tersebut. Akses ke internal sistem diatur sedemikian rupa melalui seperangkat interface. Java mendukung multitasking yang bertipe thread base. Pada saat menjalankan program sebuah thread utama akan dibuat oleh java untuk mengeksekusi program tersebut yang memulai memanggil ( method main ). Untuk membuat thread baru yang terpisah dari thread utama ini diharuskan membuat kelas yang merupakan turunan dari kelas thread atau mengimplementasi interface runnable. 2.9.2 Teknologi SMS (Khang, Bustam.(2002) Sms pertama kali ditemukan oleh SGM pioners di Eropa yang merupakan standarisasi di bawah lembaga Eutopan Telecommunications Standards Institute. SMS diciptakan untuk menyediakan infrastruktur transportasi pesan singkat yang mempunyai maksimal 140 bytes (8 bit objek). Pada jaringan mobile telekomunikasi transportasi data dapat dilakukan pada jaringan GSM dan GPRS. Pesan dibuat menggunakan PDU. SMS berbentuk bilangan biner, yang memuat informasi penting untuk menghasilkan message header untuk
35 trasnsportasi data dan messsage body sebagai payload. Skema dasar pengalamatan SMS adalah nomor mobile pnone yang disebut MSISDN. Tabel 2.4 Technology SMS
Jaringan SMS SMS dibuat melalui telepon selular atau alat lainnya ( misalnya personal komputer ). Perangkat tersebut dapat menerima dan mengirim SMS dengan menghubungkan perangkat melalui jaringan GSM. Semua perangkat tersebut mempunyai lebih dari satu nomor MSIDSN yang disebut Short Message Entities lihat gambar jaringan GSM SMS di bawah ini :
36
Gambar 2.16 Short Messaging Entities (SME) di Jaringan GSM SME sebagai titik awal ( sumber ) dan sebagai titik akhir ( penerima ). SME selalu terhubung dengan Short Message Service Center ( SMSC ) dan tidak pernah terhubung langsung dengan lainnya. SME dapat berupa telepon selular. SMS pada telepon selular ada dua macam yaitu Mobile Oriented message ( MO ) dan Mobile Terminated messsage ( MT ). MO messages dikirim oelh telepon selular ke SMSC. Mobile Terminated messages menerima pesan pada telepon selular kedua pesan dienkodekan secara berbeda selama proses transmisi. SME dapat juga berupa komputer yang dilengkapi software pembuat pesan, seperti Ozeki Message Server yang dapat menghubungkan langsung dengan SMSC service provider. untuk komunikasi tersebut dilakukan dengan menghubungkan mobile phone dengan PC melalui kabel data atau IP link secara langsung
37
Gambar 2.17 Ozeki Message Server menggunakan Handphone yang dihubungkan dengan PC
Gambar 2.18 Ozeki Message Sever menggunakan koneksi IP 2.9.2.1 Kekurangan SMS 1. Data yang dikirim per sms terbatas hanya sebesar 160 karakter 2. Tergantung pada signal handphone dan traffic yang ada pada provider GSM yang dipakai. Jika signal handphone sedikit maka terjadi gangguan dalam pengiriman sms kemudian jika terjadi gangguan pada provider akan sulit untuk mengirim sms.
38 2.9.2.2 Kelebihan SMS 1. Praktis, pesan dapat dikirim ke penerima kapan saja tanpa ada batasan waktu dan tempat. 2. Harga per kiriman tetap bahkan gratis. Hal ini tentunya akan mengurangi cost perusahaan dan meningkatkan kualitas dari perusahaan tersebut. 3. User Friendly, sms sudah umum bagi kebanyakan orang sehingga tidak sulit untuk mengaplikasikannya.