BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Teori Umum Pada bagian teori umum ini akan dijelaskan teori yang berkaitan dengan pengetahuan dasar dalam jaringan komputer.
2.1.1. Pengertian Jaringan Komputer Menurut definisi Bangad dan Dhotre (2009:1) yang dimaksud dengan Jaringan Komputer (computer network) adalah sebuah komputer yang terhubung dalam jaringan terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling terhubung guna membagi sumber data, saling berbagi data file atau untuk menerima komunikasi elektronik. Komputer yang terhubung jaringan dapat menghubungkan berupa media kabel, telephone line, gelombang radio, satelit atau infrared. Terdapat dua aspek dalam jaringan komputer yakni perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat lunak terdiri dari koneksi fisik antara dua mesin dengan menggunakan adaptor, kabel, router, bridge dan lainnya. Perangkat lunak terdiri dari sekumpulan protokol.
2.1.2. Klasifikasi Jaringan Komputer Menurut Bagad dan Dhotre (2009:4), Tipe jaringan ditentukan oleh ukuran, kepemilikan,
arsitektur
fisik
dan
jangkauannya.
Secara
umum, jaringan dibagi dalam tiga tipe berdasarkan ukuran fisiknya.
Gambar 2.1 Jangkauan LAN, MAN, dan WAN (Bagad dan Dhotre, 2009)
8 2.1.2.1 Local Area Network (LAN) Menurut Bagad dan Dhotre (2009:5), LAN adalah jaringan
yang banyak digunakan untuk komunikasi jaringan
peer-to-peer dalam membroadcast informasi untuk semua stasiun ke penerima. LAN memungkinkan untuk berkomunikasi langsung menggunakan media yang umum secara point to point tanpa membutuhkan sistem switching yang lebih tinggi. LAN biasa digunakan untuk jaringan pribadi dalam suatu gedung kampus dengan jarak tertentu.
Gambar 2.2 LAN (Bagad dan Dhotre, 2009) LAN menyediakan beberapa keuntungan: a.
Fleksibilitas
b.
Kecepatan
c.
Reliability
d.
Adaptability
e.
Keamanan
f.
Akses ke jaringan lain seperti LAN dan WAN
g.
Hardware dan software pembagian
Karakteristik LAN : a.
Multi sistem dalam pembagian
b.
Total bandwidth yang tinggi (sampai 10Mbps)
c.
Delay kecil
d.
Error rate kecil
e.
Mampu untuk Broadcast / multicast
f.
Jangkauan geografi yang terbatas (1-2km)
g.
Nomor station yang terbatas
h.
Relasi peer antara station
atau
9 2.1.2.2 Metropolitan Area Network (MAN) Menurut Bagad dan Dhotre (2009:7), MAN adalah suatu jaringan yang lebih besar dari LAN, dimana jaringan terbatas hanya untuk kota atau perusahaan yang berdekatan. MAN merupakan standar dari IEEE, ANSI dan
Regional Bell.
Teknologi yang digunakan tidak jauh beda dengan LAN. MAN menyediakan kecepatan transfer data mulai dari 34 sampai 150 Mbps. MAN juga menyediakan transfer data dalam bentuk data dan suara.
Gambar 2.3 Arsitektur bus terbuka MAN (Bagad dan Dhotre, 2009)
Gambar 2.4 Arsitektur bus tertutup MAN (Bagad dan Dhotre, 2009)
2.1.2.3 Wide Area Network (WAN) Menurut Bagad dan Dhotre (2009:8), WAN adalah sebuah jaringan yang mencakup area yang luas seperti kota, provinsi, negara atau dunia. Sebuah WAN menyediakan transmisi data dan suara jarak jauh. WAN berisi host dan berbagai alat. Semua host saling terhubung melalui subnet komunikasi. Subnet membawa pesan/ messages dari host ke host.
10
Gambar 2.5 Wide area network (Bagad dan Dhotre, 2009)
2.1.2.4 Perbandingan Antara LAN, WAN, dan MAN Tabel 2.1 Perbandingan antara LAN, WAN dan MAN (Bagad dan Dhotre, 2009) Parameter
LAN
Area
Jangkauan
jangkauan
kecil,
MAN area Jangkauan seperti luas
sebuah gedung
WAN yang Jangkauan sangat
yang luas
daripada LAN dan MAN
Tingkat error
Kecil
Tinggi
Sedang
Kecepatan
Tinggi
Kecil
Sedang
Murah
Mahal
Paling mahal
Transmisi Biaya
2.1.3. Topologi Jaringan Komputer Menurut Bagad dan Dhotre (2009:10), Topologi adalah bagaimana cara stasiun- stasiun terhubung secara fisik. Topologi jaringan menentukan cara bagaimana setiap node diatur secara geometris dan terhubung satu sama lain. Terdapat 4 tipe topologi yang umum digunakan antara lain : 1. Mesh Topology 2. Star Topology 3. Bus Topology 4. Ring Tolopogy
11 2.1.3.1 Mesh Topology Menurut Bagad dan Dhotre (2009:10), pada mesh topology setiap node terhubung antara satu sama yang lain secara langsung. Link membagi traffic antara dua node saja.
Gambar 2.6 Mesh topology (Bagad dan Dhotre, 2009)
Keuntungan Mesh Topology: a. Link yang saling terhubung antar node meng-optimalkan kinerja jaringan dan menghapus masalah pada traffic. b. Keamanan dan privasi yang lebih baik. c. Mesh topology kuat d. Kegagalan di suatu link tidak akan merusak seluruh jaringan. e. Link yang point-to-point membuat identifikasi kesalahan dan isolasi kesalahan lebih mudah.
Kerugian Mesh Topology: a. Membutuhkan port I/ O dan kabel yang banyak. b. Setiap link membutuhkan port I/ O dan link yang tidak dipakai menambah biaya. c. Sulit dalam instalasi d. Sulit untuk dikonfigurasi.
12 2.1.3.2 Star Topology Menurut Bagad dan Dhotre (2009:11), Star Topology berisi beberapa device yang terhubung secara point-to-point ke sebuah central hub. Device tidak terhubung langsung satu sama lain. Jika sebuah node ingin mengirimkan data ke node lain, maka data dikirim ke central hub dan kemudian dikirimkan ke node yang diinginkan.
Gambar 2.7 Star topology (Bagad dan Dhotre, 2009)
Keuntungan Star Topology: a. Mudah di-instal dan dikonfigurasi (tinggal di hubungkan ke slot central, misal: hub, router). b. Topologi yang kuat. c. Jika suatu link gagal, tidak mempengaruhi ke seluruh jaringan. d. Mudah mengidentifikasi kesalahan dan isolasi kesalahan. e. Mudah dimodifikasi dan menambah node baru tanpa mengganggu seluruh jaringan. Kerugian Star Topology: a. Jika central hub bermasalah, maka semua jaringan akan bermasalah. b. Setiap device membutuhkan segmen kabel tersendiri. c. Dalam jaringan hirarki, instalasi dan konfigurasi sulit.
13 2.1.3.3 Bus Topology Menurut Bagad dan Dhotre (2009:12), Bus Topology menggunakan sebuah kabel yang berfungsi sebagai backbone untuk menghubungkan semua device ke dalam jaringan. Ketika sebuah device mengirimkan sinyal ke bus, semua komputer akan menerima informasi tersebut, namun hanya satu yang akan menerima informasi menggunakan pencocokan alamat ip penerima.
Bus
merupakan
topology
yang
pasif
karena
membutuhkan terminasi.
Gambar 2.8 Bus topology (Bagad dan Dhotre, 2009)
Keuntungan Bus Topology: a. Mudah di-instal. b. Tidak membutuhkan banyak kabel. c. Jumlah port I/O dan hardware yang dibutuhkan sedikit. d. Backbone dapat di perpanjang menggunakan repeater. e. Biaya lebih murah.
Kerugian Bus Topology: a. Traffic jaringan yang tinggi dapat memperlambat jaringan bus. b. Sulit untuk melakukan koneksi ulang. c. Sulit menambah node/device baru. d. Semakin banyak node yang terhubung ke jaringan maka semakin buruk kualitas jaringan e. Jika backbone bermasalah maka semua device juga akan bermasalah.
14 2.1.3.4 Ring Topology Menurut Bagad dan Dhotre (2009:13), pada topology ini, setiap device terhubung dengan koneksi poitn-to-point ke device yang berdekatan, membentuk sebuah struktur yang berbentuk ring. Sinyal yang dikirim berjalan pada satu arah dari satu device ke device lainnya sampai sinyal tersebut sampai ke tujuannya.
Gambar 2.9 Ring topology (Bagad dan Dhotre, 2009) Keuntungan Ring Topology: a. Mudah di-instal dan dikonfigurasi. b. Link yang gagal dapat mudah di temukan karena setiap device saling terhubung dengan tetangga saja. c. Tidak ada node yang memonopoli jaringan. d. Biaya murah
Kerugian Ring Topology: a. Panjang ring dan jumlah device terbatas. b. Kegagalan disatu node dapat mempengaruhi seluruh jaringan. c. Menambah dan mengurangi node dapat menggangu jaringan.
2.1.4. Berdasarkan arah data Menurut Bagad dan Dhotre (2010:1-2), Komunikasi antara dua perangkat terdiri dari pengirim dan penerima data yang terdiri dari : 1. Simplex 2. Half Duplex 3. Full Duplex
15 2.1.4.1 Simplex Pada mode komunikasi simplex, data mengalir hanya pada satu arah saja. Satu perangkat dapat mentransmit data dan perangkat lain menerima data . Contoh dari komunikasi simplex adalah sebuah sistem komputer, aliran data dari CPU ke monitor atau dari keyboard ke monitor melalui satu jalur aliran saja. Contoh lainnya dari simplex yakni radio broadcast.
Gambar 2.10 Komunikasi Simplex (Bagad dan Dhotre, 2010)
2.1.4.2 Half-Duplex Pada mode komunikasi Half duplex, dimana station dapat mentransmit atau menerima data . Pada komunikasi Half duplex ini hanya dapat mentransmit data salah satu saja, tidak bisa mentrasmit data bersamaan. Contoh pada Half-duplex ini yakni: handy talky
Gambar 2.11 Komunikasi Half duplex (Bagad dan Dhotre, 2010)
2.1.4.3 Full-Duplex Pada mode komunikasi half duplex, keduanya dapat mentransmit dan menerima data secara bersamaan. Contoh pada Full duplex ini, yakni : komunikasi telepon.
16
Gambar 2.12 Komunikasi Full duplex (Bagad dan Dhotre, 2010)
2.1.5. Perangkat Jaringan 2.1.5.1 Repeater Menurut Forouzan (2003:368), Repeater adalah sebuah alat elektronik yang bekerja hanya pada layer physical pada model OSI. Sinyal yang membawa informasi dalam jaringan dapat melaju pada jarak tertentu sebelum redaman yang membahayakan integritas data. Sebuah repeater dipasang pada link sebelum sinyal tersebut menjadi terlalu lemah atau rusak. Repeater meregenerasi pola bit yang asli dan mengirimkan kembali salinan dari data tersebut. Repeater hanya dapat menambahkan jarak secara fisik pada sebuah jaringan. Repeater tidak merubah fungsi dari jaringan sama sekali. Penempatan sebuah repeater sangatlah penting. Repeater harus diletakan pada posisi dimana sinyal dapat menjangkaunya sebelum noise atau gangguan dapat merubah arti dari setiap bitnya. Gangguan kecil dapat merubah presisi dari voltase bit tanpa merusak identitasnya. Jika bit yang sudah corrupt berjalan lebih jauh lagi, maka dengan gangguan– gangguan yang diterima dapat merubah artinya sepenuhnya. Pada saat itu, data yang asli tidak dapat
di recover
kembali dan hanya dapat diperbaiki dengan mengirim ulang data tersebut. Sebuah repeater diletakan pada jalur sebelum, legalitas dari sinyal yang hilang masih dapat dibaca sehingga dapat dibuat replika dari data yang asli. Banyak
yang
membandingakan
repeater
dengan
amplifier, namun perbandingan tersebut tidaklah akurat. Sebuah amplifier tidak dapat membedakan sinyal yang benar dengan
17 noise. Amplifier memperkuat semua yang diterimanya. Repeater tidak
memperkuat
sinyal,
namun
meregenerasinya.
Saat
menerima sinyal yang sudah rusak atau lemah repeater membuat salinan untuk setiap bitnya dari sinyal yang asli.
Gambar 2.13 Cara kerja repeater (Forouzan, 2003)
2.1.5.2 Bridge Menurut Forouzan (2003:370), Bridge beroperasi pada layer physical dan data link pada model OSI. Bridge membagi jaringan yang besar menjadi segmen yang lebih kecil. Mereka juga dapat saling bertukar data antar dua segmen yang terpisah namun sejenis. Berbeda dengan repeater, bridge mengandung logika yang membuat mereka
dapat memisahkan traffic dari
masing–masing segmen. Bridge adalah repeater yang dapat menyampaikan data kepada segmen dimana data tersebut dituju. Bridge juga dapat memberikan keamanan melalui pembagian traffic ini. Bridge tidak memodifikasi struktur atau isi dari paket data dan hanya dapat digunakan antar segmen yang menggunakan protokol yang sama. Sebuah bridge bekerja pada layer data link, memberikan akses
ke alamat fisik dari semua komputer yang terhubung
dengannya. Saat sebuah frame memasuki bridge, bridge tidak hanya meregenerasi sinyal namun juga memeriksa alamat dari tujuan dan mengirimkan salinan dari sinyal tersebut hanya ke segmen dimana alamat itu berada. Saat sebuah bridge menerima paket data, bridge membaca alamat yang terdapat pada frame, dan membandingkan alamat tersebut dengan table yang berisi
18 semua alamat komputer pada kedua segmen tersebut. Saat alamat tersebut cocok, bridge menemukan segmen dimana komputer tersebut berada dan mengirimkan paket tersebut hanya ke segmen itu.
Gambar 2.14 Fungsi Bridge (Forouzan, 2003)
2.1.5.3 Switch Menurut Forouzan (2003:381), Switch adalah perangkat yang menyediakan fungsi–fungsi pada bridge dengan efisiensi yang lebih baik. Sebuah switch dapat berperan sebagai multiport bridge untuk menghubungkan perangkat–perangkat atau segmen pada LAN. Switch biasanya memiliki buffer untuk setiap jalur yang terhubung. Saat menerima paket, paket disimpan pada buffer jalur penerima dan memeriksa alamatnya untuk mencari jalur keluar. Jika jalur keluar telah bebas, maka frame dikirim ke jalur tersebut. Switch didesain berdasarkan dua buah strategi, yaitu store-and-forward dan cut-through. Switch store-and-forward menyimpan frame pada buffer input hingga semua paket tiba. Sementara switch cut-through pada sisi lain meneruskan paket ke buffer output saat alamat dari tujuan diterima.
2.1.5.4 Router Menurut Forouzan (2003, 374), router memiliki akses ke alamat
network
memungkinkan
layer mereka
dan
mengandung
untuk
software
menentukan
yang
beberapa
kemungkinan jalur antara alamat – alamat tersebut. Router
19 bekerja pada layer physical, data link dan network. Router mengirim paket melalui beberapa jaringan. Mereka memberikan rute pada sebuah paket dari sebuah jaringan ke sembarang jaringan yang berpotensi menjadi tujuan pada internet. Router bertindak seperti komputer pada sebuah jarin gan. Tapi tidak seperti kebanyakan komputer, yang hanya merupakan anggota sebuah jaringan, router memiliki alamat dan hubungan dengan dua atau lebih jaringan pada saat yang sama. Fungsi yang paling sederhana adalah router menerima paket dari sebuah jaringan yang terhubung dan mengirimnya ke jaringan kedua yang tehubung. Walaupun alamat yang di tuju dari paket yang diterima bukan anggota dari router tersebut, router dapat menentukan jaringan yang terhubung untuk mengirimkan paket tersebut. Saat sebuah router telah mengidentifikasi rute terbaik dari sebuah paket, paket tersebut dikirim ke jaringan yang sesuai ke router yang lain. Router tersebut memeriksa alamat tujuan, mencari jalur terbaik untuk paket tersebut dan mengirimnya ke jaringan tujuan. Router menggunakan routing protokol untuk menentukan jalan yang terbaik
untuk
paket-paket (berdasarkan
alamat
Internet Protokol (IP)). Sehingga di setiap port yang dimiliki sebuah router harus memiliki alamat IP yang berbeda jaringan.
Gambar 2.15 Router (Forouzan, 2003)
20 2.1.6. Tipe-tipe Koneksi Menurut Bagad dan Dhotre (2010:1-4), Tipe-tipe Koneksi adalah sebuah node pada jaringan komputer yang saling terkoneksi dengan beberapa link. Link mempunyai dua tipe yakni: 1. Point to point 2. Multipoint / Multidrop
2.1.6.1 Point to Point Pada kasus dari point to point link ini dihubungkan sebuah link antara dua perangkat/ node. Kapasitas link ini hanya membagi antara dua node saja. Link dapat berupa kabel atau gelombang link. Contoh sederhananya adalah TV dan remote kontrol.
Gambar 2.16 Point to Point (Bagad dan Dhotre, 2010)
2.1.6.2 Multipoint Ketika dua atau lebih perangkat/ node membagi pada sebuah common link, biasanya disebut sebagai koneksi multipoint atau multidrop.
Gambar 2.17 Multipoint (Bagad dan Dhotre, 2010)
21 2.1.7. Model OSI Menurut Sofana (2008:79), OSI Reference Model for open networking atau model referensi jaringan terbuka OSI adalah sebuah model arsitektural jaringan
yang dikembangkan
oleh
badan
International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. Menurut Sofana (2011:106 -109), Model OSI mempunyai tujuh layer :
Gambar 2.18 OSI Layer (Iwan Sofana, 2012) 2.1.7.1 Physical Layer Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.
2.1.7.2 Data Link Layer Berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menetukan bagaimana
22 perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
2.1.7.3 Network Layer Berfungsi
untuk
mendefinisikan
alamat-alamat
IP,
membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.
2.1.7.4 Transport Layer Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket yang hilang di tengah jalan.
2.1.7.5 Session Layer Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama.
2.1.7.6 Persentation Layer Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protokol (RDP)).
23 2.1.7.7 Aplication Layer Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.
2.1.8. Model TCP/IP Menurut Forouzan dan Chung Fegan (2007:43-46), TCP/IP adalah sebuah hierarki protokol yang terdiri dari modul – modul yang interaktif, dimana masing - masing modul tersebut mempunyai fungsionalitas
yang
spesifik.
Model
TCP/IP
layer
memang
dikembangkan secara bersamaan dengan OSI layer model. Berbeda dengan model referensi OSI yang memiliki tujuh layer, model referensi TCP/IP ini hanya memiliki empat layer, yaitu :
Gambar 2.19 OSI Layer dan TCP/IP Layer
2.1.8.1 Network Access Layer Berfungsi meletakkan frame-frame data yang akan dikirim ke media jaringan. Layer ini bertugas mengatur semua hal yang diperlukan sebuah paket IP. Protokol yang berjalan dalam lapisan ini adalah beberapa arsitektur jaringan lokal seperti: Ethernet, Token Ring, serta layanan teknologi WAN seperti POTS, ISDN, Frame Relay, dan ATM.
24 2.1.8.2 Internet Layer Berfungsi untuk melakukan routing dan pembuatan paket IP menggunakan teknik encapsulation. Layer ini memiliki tugas utama untuk memilih rute terbaik yang akan dilewati oleh sebuah paket data dalam sebuah jaringan. Selain itu, layer ini juga bertugas untuk melakukan. Packet switching untuk mendukung tugas utama tersebut. Protokol yang digunakan pada layer ini yaitu: Internet Protokol (IP), Internet Control Message Protokol (ICMP), Address Resolution Protokol (ARP), Reverse Address Resolution Protokol (RARP).
2.1.8.3 Transport Layer Berfungsi membuat komunikasi antara dua host. Layer ini menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke tujuan data dengan cara membuat logical connection di antara keduanya. Layer ini juga bertugas memecah data dan menyatukan kembali data yang diterima dari application layer ke dalam aliran data yang sama antara sumber dan pengirim data. Ada dua cara pengiriman data, connection-oriented (menggunakan protokol TCP) atau connectionless-oriented (menggunakan protokol UDP). Protokol TCP memiliki orientasi terhadap reliabilitas data. Sedangkan protokol UDP lebih berorientasi kepada kecepatan pengiriman data. Protokol pada lapisan ini adalah: TCP dan UDP.
2.1.8.4 Application Layer Berfungsi
menyediakan
akses
aplikasi
terhadap
jaringan TCP/IP. Layer ini menangani high-level protokol, masalah representasi data, proses encoding, dan dialog control yang
memungkinkan
terjadinya
komunikasi
antar-aplikasi
jaringan. Protokol-protokol aplikasi pada layer ini antara lain: Telnet, DHCP, DNS, HTTP, FTP, SMTP, SNMP, dan lain-lain.
25
2.1.9. Karakteristik Protokol TCP dan IP Menurut Forouzan dan Chung Fegan (2007:46) beberapa karakteristik yang terdapat pada Protocol TCP dan Protokol IP yakni :
2.1.9.1 Protokol TCP TCP didefinisikan dalam RFC 793. TCP mempercayai IP untuk pengiriman data end-to-end termasuk masalah routing. TCP menjamin transmisi dan aliran data dari asal ke tujuan. Berikut adalah karakteristik dari protokol TCP :
1. Reability TCP menyediakan pengiriman data yang dapat diandalkan. Untuk dapat diandalkan, TCP menggunakan field Sequence dan Acknowledgment yang terdapat pada header TCP. Bila terdapat TCP segment yang rusak maka segment yang rusak tersebut akan dikirim ulang.
2. Folow Control Untuk mencegah data terlalu banyak dikirim dalam satu
waktu, maka dilakukan flow
control dengan
windowing. TCP memanfaatkan field Sequence dan Acknowledgment dan window yang terdapat pada header TCP. Ukuran dari window berubah – ubah setiap waktu. Window
awalnya
berukuran
kecil
lalu
kemudian
membesar hingga terjadi error.
3. Connection - Oriented Sebelum
data
dapat
dikirim,
terlebih
melakukan pertukaran informasi antar dua host.
dahulu
26 4. Data Segmentation TCP membagi data menjadi ukuran yang lebih kecil dan tidak lebih dari ukuran maximum transmission unit (MTU). Pada sisi penerima TCP akan melakukan reassembly ketika menerima segment dan juga dapat mengurutkan kembali segment – segment yang datang tidak berurutan.
2.1.9.2 Protokol IP Layanan
layer network yang diimplementasikan pada
protokol TCP/IP adalah Internet Protokol (IP). IP versi 4 saat ini yang paling umum digunakan. IP versi 6 diciptakan dan telah diimplementasikan di beberapa tempat, umumnya di Internet Service Provider. IP dirancang sebagai protokol dengan tingkat overhead yang rendah, IP hanya menyediakan fungsi pengiriman paket dari sumber ke tujuan melalui sistem jaringan yang saling terhubung. IP tidak dirancang untuk mengatur aliran paket. Berikut adalah karakteristik dari protokol IP versi 4 :
1. Connection Less Paket
IP dikirim tanpa memberitahu terlebih
dahulu penerima bahwa paket tersebut akan datang. Oleh karena itu, IP tidak memerlukan pertukaran informasi dahulu sebelum IP dapat mengirim paket. Sehingga
didalam
header
PDU
tidak
perlu
ada
penambahan field. Proses tersebut mengurangi terjadinya overhead pada IP. Pengiriman paket bersifat connectionless berdampak pada tidak berurutnya paket yang diterima ditujuan. Bila hal tersebut terjadi, layanan pada layer diatasnya (TCP) yang akan memecahkan masalah tersebut.
2. Best – Effort (Unreliable)
27 Protokol IP tidak menyediakan layanan yang reliable. Bila dibandingkan dengan protokol yang reliable, maka header IP berukuran lebih kecil. Mengirimkan paket yang berukuran kecil akan berdampak kecilnya Overhead. Overhead yang kecil menyebabkan kecilnya terjadi delay dalam pengiriman. Maksud reliable disini bukan berarti IP bekerja pada suatu saat, namun tidak bekerja sebagaimana mestinya pada saat yang lain. Unreliable disini berarti IP tidak
memiliki
kemampuan
untuk
mengatur,
dan
memperbaiki paket yang rusak maupun paket yang tidak terkirim.
3. Media Independent IP versi 4 dan IP versi 6 tidak bergantung pada media yang digunakan, IP dapat berkomunikasi pada media kabel, fiber optik maupun sinyal radio. Terdapat karakteristik yang perlu diperhatikan pada network layer yaitu ukuran maksimum dari PDU yang tiap media dapat kirimkan. Karakteristik tersebut dikenal sebagai Maximum Transmission Unit (MTU). Bagian dari pengaturan komunikasi antara Data
Link
dan
layer
layer
Network. Layer Data Link
melewatkan MTU naik ke layer Network dan menentukan seberapa besar ukuran pembuatan paket. Pada beberapa kasus, intermediary device seperti router akan membagi paket ketika akan dikirim dari satu media ke media lain dengan ukuran MTU yang lebih disebut dengan istilah fragmentation.
rendah. Proses itu
28 2.1.10. Pengalamatan IP Menurut Sofana (2008:103), IP address adalah sekumpulan bilangan biner sepanjang 32 bit, yang dibagi atas empat segmen dan setiap segmen terdiri atas 8 bit IP address terdiri dari 32 bit angka binari. IP address dapat ditulis dalam empat kelompok 8 bit (octet) angka binari atau angka decimal (0-255) yang dipisahkan oleh tanda titik.
Contoh
penulisan
IP
address
11000000.00010000.00001010.00000001
dalam atau
bentuk dalam
binary bentuk
desimalnya 192.16.10.1. IP address yang terdiri dari 32 bit angka binari dikenal sebagai IP versi 4 (IPv4).
Gambar 2.20 IP address versi 4 Dalam TCP/IP, IP address terdiri dari dua bagian utama yaitu network ID dan host ID. Network ID merupakan alamat dari jaringan, sedangkan host ID merupakan alamat dari host. Jumlah kelompok angka biner yang termasuk network ID dan host ID tergantung dari kelas IP address yang dipakai.
2.1.10.1 Kelas-kelas IP address Menurut Sofana (2012:26-29), IP address dibagi menjadi lima kelas : a. Kelas A 8
bit
pertama
IP
kelas
A
merupakan
network address dan 24 bit berikutnya merupakan host address. IP kelas A ditentukan dari byte pertama
29 yang bit pertamanya adalah 0, mempunyai range antara 1.xxx.xxx.xxx hingga 126.xxx.xxx.xxx. IP address kelas A dapat ditulis sebagai: nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
b.
Kelas B 16 bit pertama IP kelas B merupakan network address dan 16 bit berikutnya merupakan host address. IP kelas B mempunyai byte pertama 10xx xxxx sehingga mempunyai range antara
128.0.xxx.xxx
hingga 191.255.xxx.xxx. IP address kelas B dapat ditulis sebagai: nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
c.
Kelas C 24 bit pertama IP kelas C merupakan network address
dan
8
bit
berikutnya
merupakan
host
address. IP kelas C mempunyai byte pertama 110x xxxx sehingga mempunyai range antara 192.0.0.xxx hingga 223.255.255.xxx . IP address kelas C dapat ditulis sebagai: nnnnnnnn.nnnnnnnn. nnnnnnnn.hhhhhhhh
d.
Kelas D IP kelas D mempunyai byte pertama 1110 xxxx sehingga mempunyai range antara 224.0.0.0 hingga 239.255.255.255.
e.
Kelas E IP kelas E mempunyai byte pertama 1111 xxxx sehingga mempunyai range antara 225-254 .
30 2.2. Teori Khusus Pada bagian teori khusus ini
akan dijelaskan teori yang berkaitan
dengan tema penelitian yakni radio komunikasi digital.
2.2.1. Definisi Radio Komunikasi Digital Radio Komunikasi adalah pengembangan teknologi radio komunikasi dari analog radio komunikasi pada range frekuensi UHF (Ultra High Frequency) dan VHF (Very High Frequency). Biasanya komunikasi radio banyak
dipakai untuk radio dua
meteran atau yang biasa disebut HT (Handy Talkie). Radio Analog umumnya sudah banyak dipakai untuk Security, Public Service, Field service
di
dalam
proyek-proyek
pembangunan,
manufacture
(Perindustrian berat), di daerah exporasi (Oil dan Gas), Hospitality (Perkantoran dan Hotel) dan lain-lain.
2.2.1.1 Frequency Radio Menurut Jusak (2013:51), frequency ialah banyaknya getaran gelombang yang terjadi dalam waktu satu detik. Rumus dari frequency adalah jumlah getaran dibagi dengan jumlah detik waktu. frequency ini mempunyai satuan hertz. Gelombang radio yang ditransmisikan sebagai rangkaian siklus, satu demi satu.
Hz singkatan yang digunakan untuk menunjukkan
frequency radio. Hertz sama dengan satu siklus per detik. Gelombang radio diukur dengan kilohertz (kHz), yang sama dengan 1000 siklus per detik, atau megahertz (MHz), yang sama dengan 1.000.000 siklus per detik – atau 1000 kHz. Hubungan antara unit-unit ini adalah seperti ini: 1.000.000 Hertz = 1000 kilohertz = 1 megahertz. Channel adalah
kanal atau saluran , yaitu satu slot
frekuensi (dengan bandwidth tertentu) yang diperlukan untuk mengirimkan informasi via gelombang radio.
Jenis-jenis Gelombang Frekuensi radio :
31 1. VHF (Very High Frequency) Karakteristik gelombang frequency VHF sebagai berikut: 1. Range frequency 30 MHz dan 300 MHz, namun pada radio komunikasi pada range antara 136 sampai 174 MHz 2. Performa dua kali lebih jauh dibandingkan dengan UHF jika tanpa hambatan/ penghalang. 3. Membutuhkan antena lebih besar dibandingkan UHF. 4. Biasanya dipakai untuk siaran televisi, Fm radio, radio komunikasi. 5. Pemakaian mudah 6. Pemakaian daya yang kecil 7. Biaya lebih murah
2. UHF (Ultra High Frequency) Karakteristik gelombang frequency UHF sebagai berikut: 1. Range frequency 300 MHz dan 3GHz (3000 MHz) , namun pada
radio komunikasi pada
range antara 403 -470 MHz dan 450 -512 MHz. 2. Performa bagus walau ada pengahalng seperti tembok, gedung, pohon, bukit, dan objek lainnya. 3. Membutuhkan antenna kecil. 4. Biasanya dipakai untuk GPS, Bluetooth, telepon nirkabel, dan WiFi. 5. Pemakaian rumit 6. Pemakaian daya yang besar 7. Biaya mahal.
2.2.1.2 Berdasarkan arah sinyal Menurut Jusak (2013:100), Berdasarkan arah sinyal ada dua jenis yakni:
32 1. Receiver adalah penerimaan data
yang dikirim
dari
transmitter kemudian diolah datanya oleh receiver. Pada motoTRBO biasanya dinamakan dengan sinyal RX. 2. Transmitter adalah pengiriman data ke receiver. Pada motoTRBO biasanya dinamakan dengan sinyal TX. 2.2.1.3 Berdasarkan Jumlah Penerima Data Menurut Fairhurst (2009) , Berdasarkan jumlah penerima data dibagi menjadi tiga jenis yakni : 1. Unicast Unicast
adalah
istilah
yang
digunakan
untuk
menggambarkan komunikasi di mana sepotong informasi dikirim dari satu titik ke titik yang lain . Dalam hal ini hanya ada satu pengirim , dan satu penerima . 2. Broadcast Broadcast adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan komunikasi di mana sepotong informasi dikirim dari satu titik ke semua titik . Dalam hal ini hanya ada satu pengirim , tetapi informasi tersebut dikirim ke semua penerima terhubung.
3. Multicast Multicast adalah
istilah
yang
digunakan
untuk
menggambarkan komunikasi di mana sepotong informasi dikirim dari satu atau lebih poin ke satu set poin lainnya . Dalam hal ini ada mungkin satu atau lebih pengirim , dan informasi tersebut didistribusikan ke satu set penerima.
Gambar 2.21 Unicast, Broadcast, dan Multicast.
33
2.2.1.4 Perangkat Radio Menurut Dwi ananto widjojo (2013: 200-288), Perangkat radio terdiri dari beberapa komponen antara lain: 1. Converter adalah sebuah rangkaian yang berfungsi untuk mengubah sinyal dari satu kondisi ke kondisi yang lain. Misalnya sinyal video dengan standar NTSC diubah ke PAL disebut dengan standar converter. Sinyal dari frekuensi IF dibuah frekuensinya ke RF disebut dengan Up-Converter. Sinyal listrik diubah menjadi sinyal optik disebut dengan FO Converter. Sinyal analog diubah menjadi digital disebut A/D Converter. 2. Repeater adalah suatu perangkat alat yang dipasang di titiktitik tertentu dalam jaringan untuk memperbarui sinyal-sinyal yang di transmisikan agar mencapai kembali kekuatan dan bentuknya yang semula, guna memperpanjang jarak yang dapat di tempuh. Ini di perlukan karena sinyal-sinyal mengalami perlemahan dan perubahan bentuk selama transmisi. 3. Combiner
adalah
sebuah
alat
yang
berfungsi
untuk
menghubungkan dua buah sinyal atau lebih sehingga outputnya bisa disalurkan ke satu tujuan. 4. Divider adalah sebuah alat yang berfungsi untuk membagibagi sinyal agar bisa disalurkan ke beberapa tujuan. 5. Duplexer adalah alat untuk menggabungkan signal RX dan TX pada sebuah radio sehingga bisa bekerja bersamaan dalam satu antena yang berfungsi sebagai penerima sekaligus sebagai pemancar. Fungsi utama duplexer adalah untuk merutekan sinyal yang diterima dari antena ke receiver dan merutekan sinyal high power Tx dari filter Tx ke antena, atau dengan kata lain, sinyal yang datang dan yang meninggalkan antena diolah tanpa ada kebocoran saat menerima dan mengirim sinyal, karena keduanya terjadi pada waktu yang
34 bersamaan. Duplexer banyak diaplikasikan pada repeater radio yang mempergunakan satu antena. 6. Filter adalah sebuah alat atau rangkaian elektronik yang berfungsi untuk meredam, membuang atau memantulkan sinyal yang memiliki frekuensi-frekuensi tertentu dan meloloskan frekuensi-frekuensi lain. 7. Multiplexer adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menggabungkan beberapa sinyal untuk dijadikan satu group agar bisa dikirim melalui satu saluran atau dipancarkan menggunakan
satu
pemancar.
Tujuan
utama
dari
penggabungan sinyal-sinyal ini adalah untuk berbagi sumber daya yang tersedia agar lebih efisien.
2.2.1.5 Gangguan-ganguan Transmisi Menurut Jusak (2013:66-69), Sinyal merambat melalui media transmisi dari pengirim. Selama melalui proses rambatan tersebut sinyal akan mengalami penurunan energy dan juga menerima gangguan eksternal. Gangguan akibat penurunan energy disebut dengan atenuasi , sedangkan gangguan dari luar energy dapat disebabkan oleh adanya distorsi dan derau (noise).
1. Atenuasi Sesuai dengan hukum Termodinamika II, tidak mungkin tidak ada energy yang terbuang selama sebuah system yang melakukan proses. Demikian pula halnya dengan sinyal yang merambat melalui media transmisi, secara natural pasti akan mengalami kehilangan energy akibat adanya gesekan electron dengan media (terbuang menjadi panas). Hal ini menyebabkan adanya penurunan daya sinyal pada sisi penerima jika dibandingkan dengan daya yang dikirimkan oleh sisi pengirim. Gangguan ini dapat diatasi dengan peralatan repeater diantara
sisi pengirim dan disisi penerima.
Repeater menguatkan kembali sinyal yang telah kehilangan
35 daya tersebut. Tanpa adanya repeater maka sinyal tidak akan dapat dideteksi dengan baik oleh peralatan di sisi penerima.
2. Distorsi Distorsi mengakibatkan adanya perubahan bentuk sinyal di sisi penerima sehingga peralatan pada sisi penerima tidak dapat mendeteksi sinyal dengan benar. Salah satu penyebab distorsi adalah adanya berbagai macam filter di sepanjang jalur komunikasi antara pengirim dan penerima. Bahkan media transmisi sendiri dapat berfungsi sebagai filter. Karena tidak ada filter yang bersifat ideal. Salah satu jenis distorsi yang secara dominan mengganggu komunikasi
data terutama dalam komunikasi nirkabel
disebut Inter-Symbol Interferensce (ISI). Solusinya dengan penambahan alat equalizer pada sisi penerima.
3. Derau (Noise) Derau dapat dikategorikan ke dalam beberapa macam yaitu termal noise, induced noise, cross talk , dan impulse noise. Thermal noise secara natural terjadi akibat adanya gesekan electron dalam media. Induced noise berasal dari perangkat-perangkat lain disekitar jalur komunikasi, misalnya adanya medan listrik di sekitar media komunikasi. Crosstalk terjadi akibat saling pengaruh antara media pengirim dan penerima. Tidak jarang saat bersamaan anda mendengar pembicaraan orang lain. Inilah yang disebut dengan crosstalk. Impulse noise merupakan derau dengan energy sangat tinggi tetapi berlangsung dalam waktu cukup singkat. Misalnya energy yang berasal dari petir yang menjalar melalui media komunikasi dapat digolongkan sebagai impulse noise.
36 2.2.1.6 Multiplexing Menurut Jusak (2013:179), Multiplexing adalah sebuah teknik yang digunakan untuk menggabungkan beberapa sinyal ke dalam
sebuah
kanal
komunikasi.
Namun
implementasi
multiplexing dapat dilakukan dengan satu syarat, yaitu: bandwith dari kanal jauh lebih lebar daripada bandwith dari sinyal-sinyal itu sendiri. Karena itu tujuan dilakukan multiplexing adalah membuat keseluruhan proses komunikasi menjadi lebih efisien Sebagai contoh, komunikasi selular yang menggunakan teknologi Global System for Mobile Communication (GSM) yang saat ini banyak diselengarakan di Indonesia, memiliki lebar bandwith 25 MHz untuk komunikasi dari Base-station menuju ke pengguna dan selebar 25 MHz lagi untuk komunikasi dari pengguna menuju ke base station. Padahal sebuah kanal komunikasi antara base station dan pengguna pada GSM hanya membutuhkan bandwith sebesar 200 KHz, betapa borosnya apabila bandwith yang melimpah hanya digunakan oleh satu kanal komunikasi saja. Karena itu untuk menyelesaikan problem pada
contoh
komunikasi
selular
tersebut
digunakannya
multiplexing. Menurut
Jusak
(2013:180-188),
Ada
dua
jenis
multiplexing yang biasa digunakan , antar lain:
1. Frequency-Division Multiplexing (FDM) FDM menggabungkan berbagai sinyal analog yang akan ditransmisikan pada sebuah jalur komunikasi. FDM dilakukan apabila pita frekuensi pada jalur komunikasi lebih besar daripada pita frekuensi setiap sinyal analog. Pada gambar dibawah menunjukan FDM membagi jalur komunikasi menjadi 5 frekuensi tertentu, yaitu: f1, f2, ...., f5. Agar setiap kanal tidak berinteraksi, maka di antara kanal-kanal diberikan guard-band untuk memisahkan kanal komunikasi satu dengan yang lain.
37
Gambar 2.22 Frequency-Division Multiplexing/ FDM ( Jusak, 2013)
2. Time-Division Multiplexing (TDM) TDM
adalah
teknik
multiplexing
dengan
cara
melakukan pembagian waktu akses ke saluran komunikasi. Pada TDM tidak ada pembagian kanal berdasarkan frekuensi, karena itu seluruh pita frekuensi yang dianggap sebagai satu kanal komunikasi, pada umumnya diimplementasikan untuk sinyal digital, bukan pada sinyal analog. Pada gambar di bawah ini, terlihat bahwa sebanyak lima sinyal input yang berasal dari lima koneksi yang telah di multiplexing membentuk deretan frame. Setiap Frame memuat lima slot dari sinyal asli dengan durasi waktu setiap slot lebih pendek daripada durasi waktu sinyal asli.
Gambar 2.23 Time-Division Multiplexing / TDM (Jusak, 2013)
38 Menurut
Jusak (2013:281-282), Protokol Kanalisasi
dibagi menjadi dua macam, yakni :
1. Time Division Multiple Access (TDMA) Pada TDMA , bandwith yang tersedia dianggap sebagai sebuah kanal komunikaasi karena setiap terminal membagi seluruh kapasitas kanal berdasarkan slot waktu. Dalam hal ini, setiap terminal mendapatkan alokasi waktu tertentu untuk mengirimkan frame data, seperti TDM. TDMA adalah protokol multiple access yang memanfaatkan metode multiplexing TDM. Protokol multiple access yang berbeda pada lapis frame data link, sedangkan TDM berada pada lapis physical. Metode TDMA digunakan secara luas pada jaringan komunikasi selular GSM.
2. Frequency Division Muliple Access (FDMA) Pada FDMA, bandwith yang tersedia dibagi secara rata untuk semua terminal yang ada pada jaringan. Karena itu setiap terminal menggunakan alokasi frekuensi yang telah ditentukan untuk mengirmkan frame data. FDMA adalah protokol multiple access yang memanfaatkan metode multiplexing TDM, dan FDMA berada di lapis data-link sedangkan FMD berada pada lapis physical. Contoh penerapan FDMA pertama kali adalah pada Komunikasi satelit Intelsat IVA dan V.
39
Gambar 2.24 Perbandingan FDMA system dan TDMA system(Motorola solution) Pada
gambar
diatas
menjelaskan
bahwa,
dengan
menggunakan teknologi FDMA dimana satu panggilan/ call membutuhkan satu repeater, combiner, dan channel, sedangkan pada teknologi TDMA hanya memerlukan satu repeater, dan channel
untuk
dua
panggilan/
call.
Sehingga
dengan
menggunakan teknologi TDMA dapat menghemat repeater yang digunakan dan tidak membutuhkan combiner; dan menghemat lisensi frekuensi.
2.2.1.7 Antena Menurut
www.radiokomunikasi.info,
Antena
adalah
transformator antara gelombang transmisi ke ruang bebas atau sebaliknya sehingga mempunyai dua fungsi sebagai pemancar dan penerima gelombang frekuensi dan merupakan bagian vital dari suatu pemancar dan penerima untuk menyalurkan sinyal radio dari dan ke udara. Adapun fungsi antena untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal elektromagnetik dan meradiasikannya ke udara/ruang bebas dan sebaliknya, banyak dijumpai antena yang melakukan kedua fungsi tersebut sekaligus. Bentuk antena bermacam-macam sesuai desain, pola penyebaran, frekuensi dan gain. Panjang antena antena secara efektif adalah panjang gelombang frekuensi radio yang dipancarkan, antena setengah gelombang sangat populer karena
40 mudah dibuat dan mampu pemancarkan gelombang radio secara efektif. Antena berdasarkan bentuknya secara umum dibedakan antara lain: Yagi, helix, dipole, loop dan omnidirectional.
1. Antena Yagi adalah salah satu antena radio yang bersifat direksional yaitu menambah gain hanya pada salah satu arah. Sisi antena yang berada di belakang reflektor memiliki gain yang lebih kecil daripada di depan director. Bagian dari antena Yagi terdiri dari: Driven: adalah catu dari kabel antena biasanya panjang fisik driven adalah setengah panjang gelombang yang dipancarkan atau diterima. Reflektor: bagian belakang antena yang berfungsi sebagai pemantul sinyal dengan panjang lebih panjang daripada driven biasanya 0,55 lamda (panjang gelombang). Director adalah pengarah antena ukurannya sedikit lebih pendek daripada driven. Penambahan batang director akan menambah gain antena dan membuat pola pengarahan lebih sempit. Boom: bagian dari tempatnya driven, reflektor dan director, boom berbentuk batang sepanjang antena tersebut.Antena Yagi mempunyak jarak antar elemen. Jarak umumnya sama, yaitu 0,1 lamda dari frekuensi.
Gambar 2.25 Antena Yagi 2. Antena Helix atau helical adalah antena yang terdiri dari kawat konduktor yang dililitkan pada media penyangga berbentuk helix. Khusus untuk frekuensi di kisaran 2-5 GHz desain ini sangat mudah, dan praktis. Untuk frekuensi
41 sekitar 2,4 GHz dapat digunakan untuk packet radio kecepatan tinggi dan satelit amatir.
Gambar 2.26 Antena Helix 3. Antena dipole adalah antena radio praktis yang dibuat sederhana, bisa dibuat dengan bahan logam atau kawat dengan feed dan didorong oleh elemen yang tediri dari dua konductor dengan gap kecil diantara kedua elemen dengan panjang bentangan masing-masing ½ lamda.
Gambar 2.27 Antena Dipole
4. Antena loop merupakan salah satu tipe antena yang memiliki konstruksi sederhana tetapi tetap mempunyai kemampuan yang tinggi. Salah satu aplikasi antena loop adalah dipergunakan pada telepon genggam dengan frekuensi 900 MHz. Pola radiasi antena loop yang terletak pada bidang X -Y mempunyai nilai minimal pada bidang yang tegak lurus dengan bidang datar dan nilai maksimal pada bidang datar antena. Sebuah antena loop antena radio terdiri dari sebuah loop (atau loop) dari kawat, pipa, atau konduktor listrik lain dengan ujung-ujungnya terhubung ke saluran transmisi seimbang. Dideskripsi fisikada dua desain antena yang sangat berbeda: lingkaran kecil (loop magnetik) dengan ukuran jauh lebih kecil dari panjang
42 gelombang, dan antena loop resonan dengan lingkaran kurang lebih sama denganpanjang gelombang. Loop kecil memiliki efisiensi yang buruk dan terutama digunakan sebagai antenna penerima pada frekuensi rendah. Kecuali untuk radio mobil, hampir setiap siaran AM penerima dijual memiliki seperti antena yang dibangun di dalamnya atau langsung melekat padanya. Antena ini juga digunakan untuk penemuan radio pengarah. Sebuah loop kecil, juga dikenal sebagai loop magnetik, yang memiliki lingkar sepersepuluh dari panjang gelombang atau kurang. Hal ini diperlukan
untuk
memastikanputaran
distribusi
arus
konstan loop. Loop antena yang lebih besar. Mereka biasanya digunakan pada frekuensi yang lebih tinggi, terutama VHF dan UHF, Mereka dapat dilihat sebagai bentuk dipole dilipatdan memiliki karakteristik yang agak sama. Efisiensi radiasi juga tinggi dan mirip dengan sebuah dipole.
Gambar 2.28 Antena Loop 5. Antena Omnidirectional adalah antena yang umum digunakan oleh pemancar radio komunikasi dua arah dan access point 2,4 GHz karena sifat dari radiasinya yang menyebar berbentuk polarisasi 360 derajat dengan sinyal yang merata, Khusus untuk komunikasi dua arah untuk menghasilkan cakupan area yang luas, gain dari antena omnidirectional horizontal
harus
(mendatar,
memfokuskan dengan
dayanya
mengabaikan
secara pola
pemancaran ke atas dan ke bawah,sehingga antena dapat di letakan di tengah-tengah base station. Dengan demikian
43 keuntungan dari antena jenis ini adalah dapat melayani jumlah pengguna yang lebih banyak. Namun kesulitannya adalah pada pengalokasian frequensi untuk tidak terjadi interferensi. Antena jenis ini biasanya di gunakan pada lingkup yang mempunyai base station terbatas dan cenderung untuk posisi pelanggan yang melebar. Ada banyak bentuk antena ini dengan beragam keunggulan dan kemampuan penguatan.
Gambar 2.29 Antena Omnidirectional
2.2.2. Definisi Sinyal Analog dan Digital Menurut Stoneytiti, sinyal adalah kuantitas terukur yang rentang waktunya atau spasial yang bervariasi. Sebuah sinyal dapat dikatakan sebagai fungsi dari waktu dan frekuensi.
2.2.2.1.
Sinyal Analog Sinyal Analog bekerja dengan mentransmisikan suara
dan gambar dalam bentuk gelombang kontinu. Dua parameter / karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitudo dan frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus, mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat analog. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa berdasarkan analisis fourier, suatu sinyal analog dapat diperoleh dari perpaduan sejumlah gelombang sinus. Dengan menggunakan sinyal analog, maka jangkuan
44 transmisi data dapat mencapai jarak jauh, tetapi sinyal ini mudah terpengaruh oleh noise. Gelombang pada sinyal analog yang umumnya
berbentuk
gelombang sinus
memiliki 3 variabel dasar, yaitu amplitudo, frekuensi, dan phasa. a. Amplitudo adalah ukuran tinggi rendagnya tegangan dari sinyal analog. b. Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal dalam satuan detik. c. Phasa adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu. 2.2.2.2.
Sinyal Digital Sinyal digital merupakan hasil teknologi yang dapat mengubah sinyal menjadi kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 (juga dengan biner), sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau, proses informasinya pun mudah, cepat dan akurat, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat. Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal yang mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas pada sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa 0 dan 1. Kemungkinan nilai sebuah bit adalah 2 buah. Kemungkinan nilai untuk 2 bit adalah sebanyak 4, berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum, jumlah kemungkinan nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2n buah. Sistem digital merupakan bentuk sampling dari sistem analog. Digital pada dasarkanya dikodekan dalam bentuk biner atau Hexa, besarnya nilai suatu sistem digital dibatasi oleh lebarnya dibagi jumlah bit. Jumlah bit juga sangat mempengaruhi nilai akurasi sistem digital.
45 Sinyal digital ini memiliki berbagai keistimewaan yang unik yang tidak dapat ditemukan pada teknologi analog, yaitu : a. Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang membuat informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi. b. Penggunaan yang berulang – ulang terhadap informasi tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari informasi itu sendiri. c. Informasi
dapat
dengan
mudah
diproses
dan
dimodifikasi ke dalam berbagai bentuk. d. Dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan mengirimnya secara interaktif.
Pengolahan
sinyal
komponen
digital,
digital
memerlukan
register,
komponen-
counter,
decoder,
mikroprosesor, mikrokontroler, dan sebagainya. Saat ini pengolahan sinyal banyak dilakukan secara digital, karena kelebihannya antara lain: a. Untuk menyimpan hasil pengolahan, sinyal digital lebih mudah dibandingkan sinyal analog. Untuk menyimpan sinyal digital dapat menggunakan media digital seperti CD, DVD, Flash Disk, Harddisk. Sedangkan media penyimpanan sinyal analog adalah pita tape magnetik. b. Lebih kebal terhadap noise karena bekerja pada level 0 dan 1. c. Lebih kebal terhadapt perubahan temperatur. d. Lebih mudah pemrosesannya.
46
Gambar 2.30 Sinyal Analog dan Sinyal Digital
Mengacu pada pendapat Stephen Cook (Cornelius Arianto, 2010), ada 2 faktor penting selama proses sinyal analog diubah menjadi sinyal digital. Pertama adalah “sample rate”, atau beberapa sering merekan nilai – nilai tengangan. Kedua adalah “bit per sample”, atau seberapa akurat nilai dicatat. Ketiga adalah jumlah saluran (mono atau streo), tetapi untuk aplikasi yang paling ASR (Automatic Speech Recognition), mono sudah cukup. Pengembangan harus bereksperimen dengan nilai yang berbeda untuk menentukan apa yang terbaik dengan algoritma mereka.
2.2.3. Radio Digital Motorola MotoTRBO 2.2.3.1 Perangkat Lunak Radio Digital MotoTRBO Menurut Motorola Solutions, ada beberapa perangkat lunak yang digunakan dalam radio komunikasi digital MotoTRBO antara lain: 1. TRBOnet Menurut Trbonet.com, TRBOnet adalah aplikasi kelas profesional terutama dikembangkan untuk pusat Dispatch yang memantau sejumlah besar lalu lintas. Mendukung digital serta saluran analog yang dapat membantu untuk klien
47 selama periode migrasi mereka. Juga membuat respon selama situasi darurat yang cepat dan efektif, dan dapat digunakan untuk menghubungkan beberapa instansi atau departemen di sentuhan tombol oleh dispatcher. TRBOnet memungkinkan pengguna untuk memonitor audio, data, dan lokasi aset user, menyediakan manajemen record dan kemampuan untuk meninjau peristiwa yang telah terjadi seperti : a. Pelacakan aset b. Keselamatan Unit c. Monitoring Unit d. Telemetri dan darurat pemicu e. Seamless integrasi sistem f. Pemberitahuan Instan g. Integrasi dengan sistem yang ada h. Kemampuan pelaporan i. Mendukung Saluran campuran (digital/ analog )
TRBOnet menggunakan kapasitas standar DMR digital dan protokol IP yang terkandung dalam stasiun radio MotoTRBO ™ Motorola. Pada saat yang sama solusi TRBOnet memperluas kapasitas standar MOTOTRBO ™ stasiun radio, memperluas kapasitas dengan terhubung fitur yang memungkinkan melakukan panggilan suara bersama dengan transfer data. TRBOnet solusi yang dikembangkan untuk terciptanya sistem komunikasi, manajemen dan monitoring untuk organisasi yang berbeda atau perusahaan. Sebagai contoh penerapannya dapat seperti organisasi keselamatan publik, perusahaan transportasi, layanan kota, pelayanan darurat, pelayanan pencairan di mana biasa komunikasi radio suara selain ada perlunya kontrol dan deteksi lokasi objek bergerak dan manajemen mereka, pengiriman pesan teks dan beberapa
48 fitur tambahan (misalnya fitur 'tombol panik'), transfer data digital . Keuntungan utama dari TRBOnet adalah skalabilitas dan kehandalan. Dapat meningkatkan tanpa batas baik dalam jumlah pengguna dan wilayah penggunaan. Dalam sistem ini tidak ada ‘pikiran sentral’ , dan dalam hal kegagalan salah satu
komponen
TRBOnet
tidak
akan
mengganggu
keseluruhan sistem akan terus berfungsi.
TRBOnet juga memiliki fitur – fitur seperti : a. Capacity Plus ( CapPlus ) MotoTRBO Capacity
Plus
berfungsi
untuk
meningkatkan
kapasitas channel dan slot pada MotoTRBO. Prinsip kerja dari CapPlus dapat diasumsikan seperti Lineln di PABX dengan cara hunting, jika kita memiliki dua belas line telepon, maka line telepon yang masih idle akan dapat dipakai secara otomatis. Jadi cara kerja dua belas Digital Voice Lineln telepon di PABX.
CapPlus memilik kempuan, sebagai berikut: 1. Konfigurasi trunking untuk single site. 2. Software only (tanpa controller). 3. Hanya
perlu
ethernet
switch,
untuk
menyambungkan beberapa repeater. 4. Maximum enam repeater dalam single site (total dua belas digital voice slots). 5. Capacity pengaturan
Plus
tetap
mensuport
pembicaraan,
data
fasilitas
capablities
seperti GPS , Text Messaging & Telemetry.
49
Gambar 2.30 Global connectivity cap plus
b. IP Site Connect MotoTRBO Berfungsi sebagai penghubung antara repeater yang berbeda site, sehingga perlu dibuat interkoneksi antara site. Karena Repeater MotoTRBO sudah berdasarkan IP base maka koneksi antara site juga melalui IP koneksi. Kemampuan dari IP Site Connect MotoTRBO: 1. Menghubungkan hingga lima belas repeater yang terhubungkan secara IP. 2. Mudah mengkonfigurasi komunikasi Local / Wide. 3. Membangun area cakupan yang luas dan lebih efektif. 4. Broadcast pengumuman ke semua site. 5. Menghubungkan repeater beroperasi di band RF yang berbeda
Gambar 2.32 Global connectivity IP site connect
50
Gambar 2.33 Routing service architecture
2. MotoTRBO CPS Aplikasi MotoTRBOCPS (Customer Programming Software) merupakan aplikasi pengkonfigurasian Radio Digital dengan tampilan yang mudah dimengerti pengguna Radio Digital untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
Gambar 2.34 Tampilan Logo MotoTRBO
Gambar 2.35 Tampilan perangkat lunak MotoTRBO
51
2.2.3.2 Kelebihan Radio Digital Menurut TRBO.net, Kebutuhan operasi dilapangan yang terus
meningkat,
diantaranya
agar
satu
teknologi
radio
komunikasi dapat terkoneksi langsung/ terintegrasi dalam jaringan data dan peralatan yang dipakai, dimana fungsi kontrol dan monitoring dari aktivitas di lapangan dapat dilakukan secara langsung (Online), maka dibutuhkan teknologi radio komunikasi yang baru yaitu “Digital Radio Komunikasi” karena Analog Radio komunikasi tidak dapat mengisi kebutuhan tersebut. Teknologi Digital Radio komunikasi dengan teknologi TDMA (Time Division Multiple Access) memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan analog radio komunikasi, seperti memperluas untuk Digital Voice, Data dan kemampuan fungsi kontrol, dapat dijelaskan secara singkat, sebagai berikut: a. Performance Audio yang dikeluarkan lebih jelas Karena dengan digital voice sudah tertanam teknologi error correction (melakukan koreksi dari kualitas digital voice) dan Reduce Background Noice (hanya menerima suara dari orang yang berbicra/ memfilter suara selain semua orang). Teknologi ini sangat terasa sekali manfaatnya saat dipakai di area yang memiliki kebisingan yang cukup tinggi, seperti di area jalan raya, di area mesin pabrik dan di area tambang, sehingga pemberian instruksi
dan
informasi pelaksanaan tugas di lapangan dapat didengar sangat jelas dan bersih dari noise, tentunya akan berdampak pada peningkatan performance pekerjaan. Disamping itu kualitas digital voice yang diterima tidak berbanding lurus dengan jarak/ bersarnya signal yang diterima . Seperti pada gambar dibawah ini.
52
Gambar 2.36 Perbandingan kualitas audio analog dan digital
b. Efisinen dalam pemakaian spektrum frekuensi Dengan teknologi TDMA dapat menggandakan kapasitas kanal menjadi dua Slot per satu Chanel Frekuensi akibatnya dapat melakukan dua pembicaraan yang berbeda saat bersamaan dan akan mengurangi biaya investasi serta biaya operasional, seperti: 1. Biaya investasi dari Repeater, untuk pemakaian dua slot dalam satu channel frekuensi , hanya perlu mengadakan
satu
repeater
saja,
tanpa
resiko
interferensi antara dua slot tersebut (maka tidak perlu mengadakan dua repeater).
Gambar 2.37 Teknologi TDMA-1 repeater dengan slot pembicaraan yang berbeda
2. Biaya perizinan lisensi frekuensi, untuk pemakaian dua slot dalam satu channel cukup memanfaatkan satu lisensi yang sudah ada.
53
Gambar 2.38 Teknologi TDMA-1 chanel frekuensi dengan dua slot
c. Efisien dalam pemakaian baterai Dengan teknologi TDMA waktu transmit diatur berdasarkan waktu dan data yang akan dikirim sehingga dapat meningkatkan waktu berbicara sampai 40% , dengan produk dari MotoTRBO waktu pembicaraan bisa mencapai hingga 13 jam dengan Standard Battery atau 19 jam operasi dengan HiCap (High Capacity) Battery. MotoTRBO juga memilik teknologi untuk smart charging yang disebut dengan
IMPRESS . Dimana
memiliki kemampuan untuk mengatur efek memori dan merekondisikan dari battery yang dicharging, sehingga akan menambah waktu pemakaian battery. d. Fitur-fitur yang bertambah Dengan teknologi Digital mengirim setiap perangkat bisa mengirim dan menerima DATA (Text data) di dalam jaringan “Digital Radio Komunikasi” , bahkan bisa dikirim keluar jaringan karena sudah berdasarkan IP (Internet Protokol). Akibatnya Fitur yang bertambah seperti: 1. Text
messaging
:
MotoTRBO
produk
dapat
mengirimkan data text dalam setiap pengiriman, dengan
demikian dapat meningatkan efisiensi kanal
dengan mereduksi trafik suara (Voice). Fitur-fitur dari text messaging juga mengikuti kemampuan :
Inbox, Write, Quick Text, Reply ,
54 Forward baik dengan infrastruktur (dengan repeater) atau tidak (Point to point antara device).
Gambar 2.39 Transmit & receiver data text.
Pemakaian text messaging di lapangan, misalkan untuk: 1. Komunikasi
“Rahasia” , komunikasi alternatif
untuk menyampaikan informasi yang sifatnya sensitif/ rahasia. 2. Dispatch job : Informasi alamat, nama barang, informasi angka, dan lain-lain. 3. Mereduksi kesalahan dalam komunikasi suara pada lingkungan terlalu berisik. 4. Memungkinkan komunikasi yang cepat dengan adanya preConfigure text ( Quick-text).
2. GPS (Geo Positioning System) Dapat mengirmkan data koordinat dari peralatan yang sudah terintegrasi dengan GPS modul. Produk MotoTRBO
menyediakan
peralatan
yang
sudah
terintegrasi dengan GPS Receiver / penerima, baik untuk di portable dan di Mobile. Pemakaian dilapangan
dapat dipakai untuk :
melacak posisi pekerja atau kendaraan yang biasanya dipakai
pada
aplikasi
“Fleet
Management”,
meningkatkan keamanan pada daerah daerah berbahaya (seperti di mining dan industri berat).
55
Gambar 2.40 Contoh screen Aplikasi Fleet Management dengan GPS
3. General Purpose Input Output port (GPIO port) Produk MotoTRBO menyediakan fasilitas Port untuk GPIO agar peralatan digital radio komunikasi dapat dipakai sebagai fungsi kontrol dari peralatan , GPIO port ini dapat mengirimkann data telemetry.
Gambar 2.41 Pemakaian GPIO sebagai telemetry pada kendaraan
Pemakaian di lapangan dapat diintegrasikan dengan kontrol kendaraan , seperti untuk mengetahui kondisi: Bahan bakar (kurang atau normal), Pintu (terbuka atau tertutup),
Mesin kendaraan (hidup atau mati),
Temperatur (normal atau terlalu panas) dan lain-lain sehingga aplikasi telemetry bisa dipakai sebagai: 1. Sensor triggering
56 2. Wireless remote control
Gambar 2.42 Global jaringan integrasi antara MotoTRBO dengan PBX.
e. Penyatuan atau Integrasi dengan Sistem lain. Dengan berbasis Ip base maka peralatan digital radio komunikasi dapat terintegrasi dengan sistem IP-Phone dan IP-PBX, untuk mengintegrasikannya diperlukan gateway antara digital radio komunikasi dengan IP-phone / IP PBX agar kedua sistem tersebut dapat berkomunikasi.
f. Secure terhadap Data dan Voice yang dikirim. Dengan digital maka security dan Authorization dapat ditambahkan pada digital radio komunikasi, seperti: 1. Radio Password & Lock : empat-digit password untuk memprotek radio dari pengguna yang tidak berhak. Sebagai kontrol dan akses yang efektif ke komunitas kerja anda. 2. Repeater Authorization mecegah radio
yang tidak
berhak menggunakan repeater tersebut. 3. Memanfaatkan teknologi IP- Based ADP.
Bahkan jika ingin ditingkatkan level securitynya, produk
MotoTRBO
Privacy” seperti untuk:
dapat
ditambahkan
“Enhaanced
57 1. Proteksi berbasiskan Encrytion 16 keys – 40 bits encryption key. 2. Memprotek baik Voice (Suara) dan Data (Text Messager, GPS data). Dengan demikian data yang terkirim tidak dapat diketahui oleh orang yang tidak berhak.
g. Pengaturan Pembicaraan Setiap Device memiliki ID yang unik biasanya disebut dengan Caller ID, pembicaraan atau manajemen Panggilan dapat dilakukan berdasarkan: 1. Private Call : Pembicaraan antara personal ke personal secara langsung (Point to Point komunikasi).
Gambar 2.43 Private call 2. Group Call : Pembicaraan dalam satu Group ID yang sama.
Misalkan
untuk
aktivitas
di
mining,
pembicaraan hanya untuk Group Pengeboran / Drilling, Group Pengiriman, dan lain-lain.
Gambar 2.44 Group all 3. All Call : Pembicaraan ke semua Group ID dan Private ID (sesuai dengan konfigurasi yang sudah di setting),
58 bisa
dipakai
seseorang
manager
memberikan
informasi untuk kesemua Group.
Gambar 2.45 All call
Fungsi Pembicaraan dapat ditingkatkan untuk : 1. Call Alert (Paging) : Untuk mengirimkan nada panggil pada caller ID yang dituju. 2. Radio Check : Untuk mengetahui apakah Caller ID yang dituju sedang aktif atau tidak. 3. Emergency call dengan alarm, jika dalam keadaan darurat, setiap device sudah disediakan tombol cepat dapat dikirimkan ke semua ID. 4. Radio Enable / Disable (mematikan menghidupkan fungsi radio). Dapat difungsikan untuk membatasi aktifitas dari device yang memegang memiliki masalah agar dapat dikontrol. 5. Remote Monitor : Mengatur PTT (Push To Talk) dari Caller ID lain agar dipaksa untuk aktif berbicara, misalkan untuk mengetahui suara disekitar device tersebut pada saat terjadi emergency.
h. Jaringan yang luas dan kompleks. Pada jaringan enterprise digital radio komunikasi, memiliki: 1. Jumlah pemakai dan group yang banyak dapat diimplementasikan
dengan
kapasitas Chanel dan Slot.
cara
meningkatkan
59 2. Atau jika memilik site yang banyak, maka jaringan dapat diperluas dengan cara membuat interkoneksi antara site.
2.3. Hasil Penelitian Sebelumnya Untuk mendukung kelancaran proses perancangan basis data dan menambah wawasan mengenai informasi-informasi yang lainnya, sebuah jurnal internasional dan dua buah jurnal nasional telah dikumpulkan, dibaca, dan dipelajari secara saksama. Berikut merupakan hasil ringkasan dari ketiga jurnal yang didapatkan:
2.3.1. Implementasi Radio Digital Komunikasi MotoTRBO di Khalda Petroleum Implementasi Radio Digital Komunikasi MOTOTRBO di Khalda Petroleum. Khadla Petroleum merupakan salah satu perusahaan terkemuka di Mesir, perusahaan ini bergerak di bidang eksplorasi minyak dan gas di area Gurun Barat Mesir. Khalda Petroleum merupakan perusahaan joint venture antara Apache Corporation dan pemerintah Mesir, dengan joint venture tersebut khalda
pertoleum
merupakan produsen minyak dan gas terbesar kedua di Mesir.
Gambar 2.46 Lokasi Khalda Petroleum di Mesir Perusahaan minyak dan gas ini sebelumnya telah menggunakan teknologi radio analog atau Handy Talkie (HT), teknologi radio analog ini bermain pada frekuensi UHF (Ultra High Frequency). Penggunaan teknologi radio analog tersebut untuk menghubungkan tim operasional minyak mereka dengan tim operasioanl gas. Penggunan teknologi radio analog tersebut memiliki keterbatasan pada frekuensi jaringan dan kualitas suara yang dihasilkan tidak sempurna, kedua tim lebih sering
60 mempergunakan
ponsel
mereka
untuk
saling
berkomunikasi
dibandingkan dengan dengan menggunakan HT. Mempertimbangkan keterbatasan
tersebut
pihak
Management
Khalda
Petroleum
mengevaluasi teknologi radio analog HT yang mereka miliki. Untuk mencari solusi yang sesuai dengan kebutuhan, mereka menggunakan Partner Motorola yaitu Systel Telecom untuk berdiskusi lebih lanjut, Dan solusi yang ditawarkan adalah penggunaan Teknologi Radio Digital Dua Arah MotorTRBO. Teknologi radio digital merupakan genrasi penerus dari teknologi analog. Tantangan menggunakan teknologi radio analog, ditemukannya beberapa kendala yang sangat mengganggu kegiatan operasional mereka, komunikasi tidak dapat dilakukan secara maksimal dimana jangkauan jaringan tidak begitu baik sehingga berdampak pada jaringan komunikasi radio dan data di area eksplorasi. Untuk berkomunikasi staf harus sering menggunakan ponsel pribadi mereka untuk melakukan komunikasi, baik perorangan dengan group, atau antara site satu dengan site yang lainnya dan hal itu berdampak pada besarnya biaya penggunaan ponsel staf yang harus dibayar oleh perusahaan. Dan yang terpenting adalah teknologi analog tidak mendukung komunikasi data. Sumber : PT. Autojaya Idetech and PT. Solusi Periferal. (2013). AutoID. Jakarta: PT. Autojaya Idetech and PT. Solusi Periferal.
2.3.2. Penerapan Jenis Teknik Modulasi Pada Komunikasi Transmisi digital adalah pengiriman sinyal digital antara dua atau lebih titik dalam suatu sistem komunikasi, bentuk populer dari modulasi digital adalah Binner, atau dua tingkat, modulasi digital. Dalam modulasi biner sinyal optik beralih dari tingkat daya rendah (biasanya off) ke level daya tinggi. Keuntungan Transmisi Digital : 1. Kebisingan digital / pulsa dievaluasi selama interval waktu yang tepat dan tekad yang sederhana dibuat apakah pulsa ow atas atau bel tingkat referensi ditentukan.
61 2. Lebih cocok dari sinyal analog untuk pengolahan data menggabungkan
menggunakan
teknik
yang
disebut
multiplexing. 3. Lebih tahan dibandingkan sistem analog kebisingan aditif karena meraka menggunakan regenerasi sinyal daripada penguatan sinyal. 4. Sederhana untuk mengukur dan mengevaluasi.
Kekurangan Transmisi Digital : 1. Transmisi sinyal analog dikodekan membutuhkan brandwith yang jauh dari sekedar transmisi sinyal analog asli. 2. Diperlukan penambahn encoding dan decoding circuitry karena sinyal analog harus dikonversi ke pulsa digital sebelum transmisi dan diubah kembali ke bentuk aslinya analog mereka pada penerimanya. 3. Transmisi digital membutuhkan sinkronisasi waktu yang tepat antara jam dalam pemancar dan penerima. 4. Tidak sesuai dengan yang lebih tua sistem transmisi analog.
Modulasi Digital merupakan proses penumpangan sinyal digital (beat stream) kedalam sinyal carrier. Modulasi digital sebenarnya adalah proses mengubah-ubah karakteristik dan sifat gelombang pembawa (carrier) sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya (modulated carrier) memiliki ciri-ciri dari bit-bit (0 atau 1) yang dikandungnya. Berarti dengan mengamati modulated carriernya, kita bisa mengetahui urutan bit nya disertai clock (timing, sinkronisasi). Melalui proses modulasi digital sinyal-sinyal digital setiap tingkatan dapat dikirim kepenerima dengan baik.
Untuk pengiriman ini dapat digunakan media transmisi fisik (logam atau optik) atau non fisik (gelombang-gelombang radio). 1. Perbedaan utama modulasi digital dan modulasi analog adalah pembawa pesan yang ditransmisikan untuk sistem modulasi digiatal mewakili simbol-simbol abstrak (misal 0 s dan 1 s untuk
62 sistem transmisi biner), sedangkan dalam sistem modulasi analog sinyal pesan adalah gelombang kontinu. Untuk mengirim pesan digital, modulasi digital mengalokasikan sepotong waktu yang disebut interval sinyal dan menghasilkan fungsi kontinu yang mewakili simbol. 2. Pada modulasi digital pesan sinyal diubah menjadi sinyal baseband. Dalam sistem komunikasi nirkabel, bagian kedua dari modulasi mengubah sinmkayal baseband ke frekuensi radio (RF) sinyal, modulasi fase, frekuensi atau amplitudo sinyal pembawa. Dalam sebuah sistem kabel, sinyal pada baseband dapat dikirimkan secara langsung tanpa modulasi carrier.
Beberapa sinyal pesan diperlukan untuk mengirimkan melalui kawat yang sama. Dalam keadaan tertentu beberapa teknik modulasi dapat digunakan sehingga pesan yang berbeda dapat di modulasi ke frekuensi yang berbeda. Teknik ini disebut Frequency Division Multiple Accses (FDMA). Selain itu, ada lebih banyak teknik akses yang dapat digunakan untuk sistem digital, seperti Time Divison Multiple Accses (TDMA) dan Code Divison Multiple Accses (CDMA). Dari pembahasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Komunikasi Data sangat bermanfaat bagi kehidupan manusi dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan juga sebagai sarana hiburan, terlebih untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Komunikasi Data juga memiliki banyak aplikasi-aplikasi yang menyuguhkam
berbagai
kelebihan
dan
kemudahan
bagi
para
penggunanya.
Sumber : Purwadi, Adi. (2012). Penerapan Jenis Teknik Modulasi pada Komunikasi Data. Komunikasi Data. 1(1).
2.3.3. The Digital Communications Revolution Komunikasi dan teori informasi adalah teori sistem komunikasi digital modern, dimana "digital" berarti bahwa kita mengirimkan
63 informasi sebagai simbol (atau nomor) dari alfabet terbatas (atau set terbatas angka). Meskipun sinyal fisik adalah bentuk gelombang terus menerus dalam waktu, prinsip-prinsip teori komunikasi, memungkinkan kita untuk mempertimbangkan bentuk gelombang terus menerus kita transmisi dan menerima melalui saluran komunikasi yang berisik dan mengganggu (kabel telepon atau gelombang radio propagasi dari antena ponsel) sebagai sistem digital, secara acak perturbing informasi yang kita transmisi.
Sumber : Kaul,Vineet. (2012).
The Digital Communications
Revolution. Online Journal of Communication and Media Technologies (ONLINE).
Vol
2,3.
diakses
http://www.ojcmt.net/articles/23/237.pdf
10
Januari
2014
dari