BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Entrepreneurship 2.1.1 Sejarah Entrepreneurship Entrepreneurship berasal dari bahasa Perancis dimana jika diartikan dalam bahasa Inggris adalah “between taker” atau “go between”. Hisrich (2000, p7) menjabarkan bahwa terdapat lima periode sejarah dari definisi entrepreneurship yaitu : Pada periode awal, definisi dari entrepreneur adalah sebuah “go - between”. Contohnya adalah Marco Polo yang berusaha membangun sebuah jalur perdagangan ke arah timur jauh. Marco Polo menandatangani sebuah kontrak dengan peminjam untuk menjual barangnya. Kontrak pada zaman ini umumnya menyediakan pinjaman pada peminjam (petualang) pada tingkat bunga 22,5% termasuk asuransi. Saat penjual (petualang) berhasil menjual barangnya, keuntungan akan dibagi antara penjual (petualang) dengan pemberi modal. Biasanya pemberi modal mendapatkan lebih. Istilah Entrepreneur mengalami sedikit perubahan pada zaman tengah (middle ages). Entrepreneur diartikan sebagai seorang yang mengatur sebuah proyek produksi yang besar. Individu ini tidak mengambil resiko apapun, tapi hanya mengatur proyek dengan menggunakan sumber daya yang telah disediakan, biasanya oleh pemerintahan suatu negara. Abad 17, entrepreneur diartikan sebagai seseorang yang menyetujui sebuah kontrak dengan pemerintah untuk melakukan sebuah jasa atau supply produk yang ditetapkan. Karena harga dari kontrak telah ditetapkan sejak pertama kali, maka segala 6
7 hasil keuntungan atau kerugian semuanya ditanggung oleh entrepreneur. Contoh dari jaman ini adalah John Law, seorang warga negara Prancis yang diijinkan untuk membangun sebuah bank yang megah. Pada abad 18, seseorang yang mempunyai modal dibedakan dengan seseorang yang memerlukan modal (venture capitalist). Entrepreneur dibedakan dengan penyedia modal. Salah satu penyebab dari perbedaan ini adalah industrisasi yang terjadi di seluruh dunia. Venture capitalist adalah manajer uang profesional yang membuat sebuah resiko investasi dari kumpulan modal ekuitas untuk mendapatkan pengembalian yang tinggi dari investasinya. Akhir dari abad 19 dan awal dari abad 20, entrepreneur tidak dibedakan dari manajer dan sering dipandang dari segi ekonomi. Entrepreneur mengorganisasikan dan mengoperasikan perusahaan untuk pendapatan pribadi. Entrepreneurer membayar untuk material yang dikonsumsi untuk bisnis, tanah dan pekerja yang digunakan, dan untuk modal yang diperlukan. Entrepreneurer memberikan inisiatif, kemampuan, pikirannya pada perencanaan, organisasi, dan mengatur perusahaan. Entrepreneurer juga memperkirakan kemungkinan untuk kerugian dan pendapatan berdasarkan keadaan yang tidak terlihat maupun terkontrol. Enterpreneur sebagai sebuah inovator mulai dibangun pada pertengahan dari abad 20. Fungsi dari enterpreneur adalah untuk membentuk ulang atau merevolusi pola produksi dengan menggunakan sebuah penemuan, atau teknologi yang belum dicoba untuk memproduksi sebuah komoditas baru atau memproduksi komoditi lama dengan cara baru. Termasuk juga membuka sebuah sumber supply material baru atau sebuah outlet dari produk dengan mengorganisasikan sebuah industri baru.
8 2.1.2 Pengertian Entrepreneurship Menurut Hisrich (2000, p9), entrepreneurship adalah proses membuat sesuatu yang baru dengan nilai dari konsumsi waktu dan daya yang diperlukan, memperkirakan keuangan, fisik, dan resiko sosial, dan mendapatkan penghargaan hasil dari moneter dan kepuasan personal dan kebebasan. Dari definisi ini dapat dilihat adanya empat aspek dasar dari entrepreneurship yaitu : 1. entreprenuership termasuk didalamnya adalah proses penciptaan. 2. entrepreneurship memerlukan waktu dan daya. 3. adanya penilaian terhadap resiko. Jenis resiko bermacam-macam tetapi umumnya dalam bentu keuangan, fisik, dan sosial. 4. penghargaan dari menjadi entrepreneurship. Penghargaan dapat berupa kebebasan, kepuasan pribadi, maupun uang.
2.1.3 Tipe – Tipe dari aktivitas Entrepreneur Menurut Lambing dan Kuehl, terdapat tiga kemungkinan aktivitas dari Entrepreneur, yaitu : 1. Konsep baru / bisnis baru, yaitu entrepreneur menemukan produk baru atau ide baru yang kemudian membangun bisnis diseputar konsep yang baru itu. Disini dibutuhkan kreativitas dan kemampuan yang tinggi untuk melihat pola dan mode / tren sebelum dijelaskan secara meluas ke masyarakat. Konsep dari bisnis ini mungkin sangat baru dan revolusioner dimana dapat menciptakan industri baru. Contohnya adalah Steven Jobs, salah satu pendiri Apple computer dan NEXT,
9 kemudian Bill Gates pendiri dari Microsoft. Kebanyakan orang akan setuju bahwa orang yang membuat inovasi bisnis disebut entrepreneur yang sejati. 2. Konsep yang telah ada / bisnis baru, yaitu individu yang membuat bisnis baru tetapi memakai konsep lama. Contohnya jika seseorang membuka toko makanan, ide ini bukan bisnis yang baru, walaupun penemu ini bisa dikatakan tidak inovatif, tetapi bisnis ini masih terdapat resiko yang harus ditanggung oleh pemilik bisnis ini, kebanyakan orang akan mengatakan bahwa pemilik itu disebut entrepreneur, walaupun mungkin ada sebagian orang yang tidak menyetujuinya. Biasanya pemilik bisnis yang memakai konsep lama, memberikan sesuatu yang baru atau berbeda dibanding bisnis sejenis. 3. Konsep yang sudah ada / bisnis yang sudah ada, yaitu seseorang yang menggunakan sangat sedikit inovasi membagun bisnis dengan cara membeli bisnis yang telah ada tanpa merubah kegiatan operasi perusahaan. Walau tidak terlihat kreativitas, tetapi pemilik bisnis ini masih menanggung resiko keuangan. Oleh karena itu orang seperti itu masi bisa disebut entrepreneur.
2.1.4 Faktor – Faktor dari Entrepreneurship Menurut Lambing dan Kuehl (2003,p.25) terdapat lebih dari satu faktor ketika ingin mempelajari enterpreneurs . Masih terdapat banyak argument, mengapa ada orang yang mau menjadi pekerja bagi orang lain dan ada juga orang yang memilih untuk bekerja pada diri sendiri. Terdapat empat faktor dari entrepreneurship, yaitu : 1) Faktor Individual Banyak yang percaya bahwa entrepreneur mempunyai kepribadian yang khusus dan itu tidak dapat diajarkan. Seorang entrepreneur dapat menjadi manajer yang
10 professional tetapi tidak setiap manajer dapat menjadi entrepreneur. Selain itu juga terdapat kalimat bahwa ide yang baik itu sudah umum, tetapi orang yang mampu melaksanakan ide yang baik itu masih sedikit. Beberapa sifat dari entrepreneur : a) Kesabaran dari berbisnis Entrepreneur harus memiliki lebih dari sekedar keminatannya pada bisnis, karena akan terdapat banyak halangan yang susah. Jika tidak terdapat kesabaran maka bisnis tidak akan sukses. Menurut Steven Jobs, Apple Computer sukses bukan karena ide yang hebat, tetapi dibangun dari “hati”. b) Kegigihan dalam menghadapi kegagalan Karena banyaknya halangan, banyak pengusaha yang sukses , hanya setelah mereka mengalami kegagalan yang berulang kali. Contohnya adalah Walt Disney, seblum berhasil membuat film pertama kali yang sukses, Disney mengalami kebankrutan sebanyak tiga kali. c) Kepercayaan Enterpreneur percaya akan kemampuan dan konsep bisnis mereka. Mereka percaya bahwa mereka memiliki kemapuan untuk menyelesaikan apapun yang mereka rencanakan untuk dikerjakan. d) Ketetapan hati / kebulatan tekad Setiap entrepreneur
mengetahui kepentingan dari motivasi diri serta
kebulatan tekad agar dapat menjadi sukses, entrepreneur yakin bahwa kesuksesan ataupun kegagalan tergantung dari tindakannya. Kualitas seperti ini dikenal dengan “ internal locus of control”,
11 e) Manajemen risiko Entrepreneur dikenal berani mengambil resiko yang besar, tetapi sebenarnya cara pandang mereka berbeda. Mereka tidak akan menaruh semua “telur” ke dalam satu “ keranjang”. Dan biasanya mereka telah mengambil tindakan yang dapat memperkecil risiko yang akan dihadapi. f) Melihat perubahan sebagai suatu kesempatan Bagi kebanyak orang perubahan adalah sesuatu yang menakutkan dan harus dihindari. Tetapi bagi pengusaha itu adalah hal yang normal dan perlu. Mereka mencari dan merespon perubahan itu untuk dijadikan dasar dalam melakukan inovasi. g) Toleransi untuk ambigu Kehidupan dari pengusaha sangat tidak terstruktur, tidak ada jadwal, sehingga tidak ada garansi akan kesuksesan. Faktor – faktor yang tidak terkontrol membuat kehidupan pengusaha dapat menjadi ambigu. Pengusaha yang sukses merasa nyaman dengan ketidakpastian. h) Inisiatif dan keperluan akan pencapaian Banyak orang akan setuju bahwa pengusaha yang sukses dapat membuat suatu inisiatif atas terjadinya suatu situasi dimana yang lain tidak dapat melakukannya. Banyak orang memiliki ide yang baik tetapi tidak dapat menjalankannya. Entrepreneur bereaksi atas ide mereka karena kebutuhan akan hasil yang tinggi.
12 i) Persepsi dari berlalunya waktu Entrepreneur menyadari bahwa waktu berlalu dengan cepat, dan mereka sering terlihat untuk tidak sabar. Karena terlalu orientasi waktu, maka tidak ada sesuatu yang dilakukan terlalu cepat dan semuanya dalam keadaan krisis.
2) Faktor Motivasi Walau banyak orang percaya bahwa motivasi dari seorang pengusaha adalah uang, tetapi terdapat juga faktor lain yang lebih penting, seperti Kebutuhan akan hasil dan keinginan untuk mandiri. Para pengusaha sering kali membangun bisnis sendiri hanya untuk menghindari memiliki atasan. Berdasarkan penelitian, kurang lebih sebanyak 3000 enterpreneur mengidentifikasi faktor – faktor yang membuat mereka menjadi pekerja bagi diri mereka sendiri adalah : ¾ Untuk menggunakan keahlian dan kemampuan diri sendiri ¾ Untuk dapat mengontrol kehidupannya sendiri ¾ Untuk membangun sesuatu untuk keluarga. ¾ Karena mereka menyukai tantangan ¾ Untuk dapat menjalani hidup sesuai pilihan mereka Didalam studi lain, juga teridentifikasi faktor lain selain motivasi adalah kebutuhan untuk diakui, kebutuhan untuk tampil secara nyata dan penghargaan yang berarti, dan kebutuhan akan kepuasan dari pengharapan.
3) Faktor Budaya Kebudayaan juga memiliki pengaruh seseorang menjadi pengusaha, tetapi bukan berarti setiap orang dari satu grup menjadi pengusaha dengan alasan yang
13 sama. Selain itu cara dari setiap budaya menjadi entrepreneur tidaklah sama, seperti orang Jepang telah dikenal dapat membantu pengusaha itu tetap ada dan menjadi sukses, sedangkan orang Amerika dikenal memiliki “internal locus of control”.
4) Faktor Kombinasi Dalam hal ini, seseorang menjadi entrepreneur karena gabungan dari dua atau lebih dari faktor yang telah dijelasakan sebelumnya. Seperti gabungan dari individu, dan kebudayaan dari keluarnya yang berjiwa entrepreneur.
2.1.5 Keuntungan dan Kerugian Entrepreneurship Terdapat beberapa keuntungan dan kerugian menurut Lambing dan Kuehl (2003,p.30 ), sebelum para pengusaha ( entrepreneur ) memulai suatu bisnis. a) Keuntungan ¾ Otonomi Keuntungan yang pertama adalah keperluan untuk kebebasan dan kemandirian dalam pengambilan keputusan. Kepuasan dalam merasakan menjadi pengatur dari diri sendiri adalah yang utama bagi kebanyakan pengusaha.
¾ Tantangan Untuk Memulai Bagi para pengusaha, tantangan untuk memulai adalah sesuatu yang menggembirakan. Kesempatan untuk menemukan konsep kedalam keuntungan, sehingga dapat membuat perasaan untuk mencapainya.
14 Pengusaha mengetahui dengan jelas tanggung jawabnya atas kesuksesan dari ide mereka.
¾ Pengendalian Keuangan Karena setiap pengusaha memiliki keuangan yang independen, maka mereka harus dapat mengaturnya agar dapat menghadapi berbagai situasi yang dihadapi.
b) Kerugian ¾ Pengorbanan Diri Untuk awalnya, pengusaha harus bersiap – siap untuk kerja dalam jangka waktu yang lama per harinya, dibanding jika mereka bekerja di perusahaan orang lain. Mereka harus merelakan waktu pribadi untuk bersenang – senang bersama keluarga, teman , dll. Biasanya dapat mengakibatkan stress. Pengusaha harus mengetahui seberapa besar yang harus mereka korbankan agar bisnis ini berhasil.
¾ Beban akan Tanggung Jawab Pengusaha harus mengetahui bahwa dia berada pada puncak posisi jabatan, sehingga segala keputusan ada ditangannya. Masalah bisa terselesaikan atau tidak tergantung dari tindakannya.
15 ¾ Sedikit Kebebasan untuk Kesalahan Pengusaha juga harus bisa untuk membuat suatu keputusan yang tidak menguntungkan. Contoh jika sebuah perusahaan menwarkan sebuah produk yang tidak diterima dengan baik dan ditempat yang tidak menguntungkan pula. Sebagai contoh nyatanya adalah ketika Euro Disney dibuka di Prancis, pada tahun – tahun awal tidak mengalami keuntungan bahkan mengalami kerugian. Tetapi kerugian seperti ini hanya bisa dilakukan oleh perusahaan yang besar, karena mereka dapat menutupi kerugian dari tempat yang lain.
Gambar 2.1 : Keuntungan dan Kerugian dari Entrepreneurship
2.1.6 Proses Entrepreneurial Proses entrepreneurial merupakan proses dimana sebuah perusahaan diciptakan oleh sebuah entrepreneur. Menurut Hisrich (2000, p39) ada 4 buah tahap dalam proses ini:
16
Tabel 2.1 Aspek dari Proses Entrepreneurial Identify and Evaluate the Opportunity
Develop the Business Plan
Resources Required
· Creation and length
· Title page
· Existing resources of
of opportunity
· Table of contents · Executive Summary · Major Section
entrepreneur ·Resources gaps and available supplies
1. Description of business 2. Description of industry 3. Marketing Plan 4. Financial Plan 5. Production Plan 6.Organization Plan 7. Operation Plan 8. Summary · Appendixes (Exhibits)
· Access to needed Resources
· Real and perceives value of opportunity · Risk and return of opporttunity · Opportunity versus personal skill and goals · Competitive situation
Manage the Entreprise
· Management style · Key variables for success · Identification of problem and potential problems ·Implementation of control system
Sumber : Hisrich ( 2000,p.40 )
Identifikasi peluang bukanlah hal yang mudah dan terkadang tidak langsung timbul tetapi dari hasil pengamatan akan adanya sebuah kemungkinan. Beberapa sumber yang dapat digunakan untuk mencari peluang adalah konsumen, asosiasi bisnis, anggota dari sistem distribusi, dan orang-orang teknis. Peluang yang didapat harus dilihat dari kemampuan pribadi dan tujuan yang ingin dicapai. Resiko pada pasar, kompetisi, teknologi, dan banyaknya modal yang diperlukan harus diperhitungkan.
17 Sebuah rencana bisnis yang baik harus dibangun untuk mengekploitasi peluang yang didapat. Rencana bisnis diperlukan untuk mengembangkan peluang dan menentukan sumber daya yang diperlukan, mendapatkan sumber daya tersebut, dan mengatur perusahaan dengan sukses. Proses untuk menentukan sumber daya yang diperlukan dimulai dari penilaian dari sumber daya yang ada sekarang. Sumber daya yang sifatnya kritis harus dipisahkan dari sumber daya yang hanya berperan sebagai pembantu. Jumlah dan variasi dari sumber daya harus diperhitungkan dengan cermat. Resiko kekurangan sumber daya harus juga dihitung. Setelah sumber daya didapat, entrepreneur harus menggunakannya untuk diimplementasikan pada rencana bisnis. Masalah operasi yang mungkin ditemui harus diteliti. Pengaturan perusahaan termasuk gaya manajemen dan struktur manajemen. Faktor kunci sukses harus ditentukan dan sebuah sistem kontrol harus dibangun untuk dengan cepat mengidentifikasi dan menyelesaikan area masalah.
2.1.7 Enterpreneur Versus Investors Investor (Hisrich, 2000, p38) adalah seorang individu yang menciptakan sesuatu untuk pertama kali, individu dengan dimotivasi oleh pekerjaan dan ide pribadi mereka, kreatif, berpendidikan. Investor juga seseorang yang mempunyai keluarga, pendidikan, dan pengalaman yang berkontribusi pada pengembangan kreativitas dan kebebasan berpikir serta problem solver dan dapat memberikan toleransi pada ketidakpastian dan ketidakjelasan. Entrepeneur berfokus pada organisasi dan akan melakukan segala cara untuk menjamin pertumbuhan dan keselamatan perusahaannya. Investor tertarik pada penemuan dan hanya akan sedikit mengubah penemuan untuk menjadikannya komersial
18 2.2 Perencanaan Bisnis 2.2.1 Pengertian Perencanaan Bisnis Menurut Berry (2000,p.9), perencanaan bisnis adalah mengenai semua rencana kerja
perusahaan dimasa yang akan datang, dimana berguna untuk
mencapai tujuan akhir perusahaan. Menurut Zimmerer et al ( 2004,p.282), rencana usaha adalah ringkasan tertulis dari usulan pendiriian perusahaan wirausaha, rincian kegiatan operasi dan rencana keuangannya, peluang pasar dan strategi serta ketrampilan dan kemampuan manajer. Perencanaan tersebut adalah bukti tertulis bahwa wirausaha telah melakukan penelitian tentang peluang usaha. Singkatnya rencana usaha adalah jaminan terhadap kegagalan dan kekeliruan manajemen bagi perusahaan yang berhasil. Rencana bisnis (Hisrich, 2000, p187) adalah sebuah dokumen tertulis yang disiapkan oleh entrepreneur yang menjelaskan semua elemen eksternal dan internal yang relevan yang terdapat dalam pendirian sebuah perusahaan baru. Didalamnya terdapat rencana fungsional seperti pemasaran, keuangan, manufaktur, dan sumber daya manusia. Rencana bisnis juga mengalamatkan keputusan jangka panjang dan pendek. Rencana bisnis ditulis oleh seorang entrepreneur dan dalam pembuatannya dapat berkonsultasi dengan pengacara, akuntan, konsultan, dan teknisi. Rencana bisnis dapat dibaca oleh karyawan, investor, bank, supplier, konsumen, dan penasihat. Karena masing-masing membaca rencana bisnis dengan tujuan yang berbeda, entrepreneur harus dapat mengalamatkan semua keinginan mereka. Ada tiga pandangan yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan rencana (Hisrich, 2000, p188) yaitu :
19 ¾ Pandangan dari entrepreneur, yang mengerti lebih baik pada kreatifitas dan teknologi yang ada pada perusahaan yang baru. ¾ Pandangan pasar, orientasi yang diambil harus dari sisi konsumen bukan produk
atau teknologi.
¾ Pandangan Investor, investor menginginkan proyeksi finansial yang berarti. Tingkat ketelitian dari rencana bisnis bergantung pada ukuran dan cakupan dari perusahaan yang akan didirikan. Cakupan dari rencana bisnis bergantung dari pasar, pesaing, pertumbuhan, dan juga barang atau jasa yang dijual.Rencana bisnis sangat penting bagi kebanyakan orang karena faktor-faktor berikut ini : (Hisrich, 2000, p189) ¾ rencana bisnis menolong untuk menentukan kelangsungan hidup dari perusahaan pada pasar tertentu. ¾ menyediakan panduan bagi entrepreneur dalam mengorganisasikan aktifitas perencanaan ¾ alat yang penting untuk mendapatkan pendanaan. Menurut Sharma ( 1999,p.113 ), perencanaan bisnis adalah peta yang dapat menunjukkan keadaab dunia bisnis, perencanaan bisnis dapat menjaga langkah – langkah kita agar dapat tetap fokus, memberikan strategi – strategi yang tepat dalam menghadapi berbagai rintangan yang dilalui.
2.2.2 Mengapa Perencanaan Bisnis itu Penting Menurut Sharma ( 1999,p.113 ),dengan segala hormat untuk segala romantika di sekitar kita, uang membuat dunia bisnis tetap berputar. Darah, kenikmatan, kesedihan, determinasi, hati dan segala hal lainnya sangat penting dalam memulai suatu bisnis,
20 tetapi uang adalah darah kehidupan dari suatu bisnis.Uang memberikan para pengusaha kesempatan untuk dapat menguji kecerdasan bisnis mereka, sejumlah uang membuat mereka kaget untuk memperkirkan apa yang akan terjadi. Dan menurut Blawatt ( 1998,p.274 ), sekitar satu setengah bisnis yang dimulai, tidak memiliki perencanaan bisnis secara formal. Kebanyakan dari pebisnis baru ini didanai dari simpanannya ataupun dari keluarga, oleh karena itu perencanaan dapat dikesampingkan dengan kepercayaan. Tetapi statistik mengindikasi bahwa kebanyakan perusahaan baru tidak dapat bertahan. Pada tahun 1996 terdapat sebanyak 90000 bisnis baru yang dibuka dimana jumlah populasinya adalah dua juta ( 875000 yang teregistrasi dan 1,1 juta merupakan perusahaan rumah tangga ). Dalam kurun waktu 1 tahun, setengah dari bisnis baru tersebut bankrut, dan empat tahun kemudian sebanyak 30% lainnya menyusul. Beberapa perusahaan yang tersisa tadi ada yang dibeli, tetapi setelah 8 tahun hanya akan tersisa sekitar 5%. Kebanyakan pertanyaan adalah mengapa seseorang mau terjun kedalam dunia bisnis untuk menantang keganjilan ini ? atau pertanyaan lainnya adalah apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki keganjilan ini ? Jawabannya dapat ditemukan walaupun secara sebagian – sebagian, yakni dengan membuat perencanaan bisnis yang baik.
2.2.2 Isi dari Perencanaan Bisnis Menurut Lambing dan Kuehl ( 2003, p.154 ) format perencanaan bisnis yang baik dapat menjelaskan informasi yang dibutuhkan dalam membangun sebuah bisnis. Topik – topik utama yang bisa terdapat dalam perencanaan bisnis adalah :
21 ¾ Ringkasan eksekutif Gambaran umum dari semua fakta yang paling penting dari rencana usaha yang akan dibuat. ¾ Pernyataan misi Pernyataan singkat yang menjelaskan filosofi dari manajemen, berguna untuk menjelaskan arah tujuan dari perusahaan, sehingga pengusaha dapat menjadi lebih focus. ¾ Lingkungan bisnis Menganalisis lingkungan sekitar bisnis, sehingga dapat mengetahui apakah bisnis tersebut dapat bertahan dan berkembang. ¾ Perencanaan pemasaran Mengenai strategi – strategi pemasaran agar dapat memenuhi permintaan pasar. Seperti bagaimana cara penetapan harga, layanan apa yang akan diberikan, cara berpromosi dan lain – lain. ¾ Tim manajemen Menjelaskan uraian pekerjaan, sehingga dapat mengetahui siapa orang yang paling tepat untuk setiap pekerjaan. ¾ Data keuangan Perencanaan keuangan yang akan dihadapi,baik dari segi biaya maupun pendapatan, dan biasanya berupa laporan – laporan keuangan. Dari laporan – laporan tersebut dapat diketahui arus biaya. ¾ Dari segi hukum Menjabarkan bentuk perusahaan, sehingga dapat memperkirakan kewajiban hukum apa saja yang harus dipenuhi ( pajak, upah minimum, dll ).
22 ¾ Kebutuhan akan asuransi Mendefinisikan keamanan dalam berusaha dari segi asuransi, seperti asuransi untuk pekerja, perusahaan, pendapatan , dll. ¾ Pemasok Menjelaskan siapa saja yang akan menjadi pemasok bagi perusahaan, dan bagaimana cara berhubungan dengan para pemasok tersebut. ¾ Resiko Menjelaskan resiko – resiko apa saja yang mungkin bisa terjadi, sehingga dapat diantisipasi dengan baik. ¾ Asumsi /kesimpulan Berisi tentang kesimpulan dari usaha yang akan dibuat.
Sedangkan menurut Sharma ( 1999,p.122 ), isi dari perencanaan bisnis sudah mulai dilakukan sejak dari pembuataan surat untuk calon penanam uang. Perencaaan bisnis yang baik harus memiliki elemen – elemen sebagai berikut :
Surat pembuka
Judul
Daftar isi
Ringkasan eksekutif
Pernyataan identifikasi bisnis
Daftar jajaran manajemen beserta anggotanya
Analisa pasar
Deskripsi mengenai produk atau jasa
23
Strategi pemasaran
Gambaran mengenai persaingan
Proyeksi keuangan
Lampiran, termasuk rangkuman ataupun index.
1. Surat pembuka Surat pembuka dapat memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi diri kita, bisnis kita, dan dana yang dibutuhkan. Surat pembuka ini harus terdiri atas informasi berikut ini :
Informasi bisnis ( nama, alamat, telepon, fax, dan orang yang dapat dihubungi )
Laporan yang mendeskripsikan perusahaan secara singkat
Keperluan akan keuangan
2. Judul Judul merupakan sinyal awal dari perencanaan bisnis yang anda buat. Judul dan logo perusahaan harus terlihat dengan jelas.
3. Daftar Isi Halaman daftar isi harus dibuat agar pembaca dapat dengan mudah mengetahui letak dari isi yang ingin segera diketahui.
24 4. Ringkasan Eksekutif Ringkasan eksekutif merupakan poin utama dari perencanaan bisnis yang dibuat. Ringkasan ini sangat penting untuk menjual ide bisnis kepada calon penginvestasi. Karena ringkasan ini biasanya hanya satu atau dua halaman, maka dalam beberapa paragraph , ringkasan ini harus dapat meyakinkan pembacanya bahwa terdapat peluang bisnis yang sangat baik dipasaran, dan produk atau jasa yang dibuat oleh perusahaan kita dapat memenuhi peluang pasar tadi. Ringkasan eksekutif yang baik harus memiliki informasi sebagai berikut :
Penjelasan singkat mengenai latar belakang dari pasar
Peluang bisnis yang ada
Strategi perusahaan untuk memenuhi peluang yang ada
Permintaan perusahaan untuk meminta bantuan keuangan ( perkiraan jumlah kebutuhan )
Ringkasan ini harus dibuat secara hati – hati, karena ringkasan awal sangatlah menentukan untuk tindakan selanjutnya yang akan dilakukan oleh calon penginvestasi.
5. Pernyataan identifikasi bisnis Pernyataan identifikasi bisnis menunjukan laporan perusahaan secara detail, seperti mengenai spesifikasi, sejarah, maksud dan organisasi. Hal – hal yang perlu diberikan adalah sebagai berikut :
Deskripsi bisnis secara tepat
Sejarah dari bisnis yang akan dibuat
Lokasi bisnis
25
Penjadwal dari operasi
Daftar kebutuhan operasional dari proyek bisnis, seperti kebutuhan akan sumber daya manusia, mesin, peralatan dan lain – lain.
Daftar dari pada kontraktor yang akan digunakan
Tujuan dari bisnis tersebut.
6. Daftar jajaran manajemen beserta anggotanya Kebanyakan calon penginvestasi, ingin mengetahui siapa saja yang duduk dijajaran manajer. Dari situ mereka dapat memperkirakan apakah jajaran manajer tadi merupakan kelemahan terbesar ataupun kekuatan terbesar dari bisnis yang akan dijalankan. Deskripsikan secara singkat mengenai latar belakang, pengalaman dari tiap – tiap orang yang telibat dalam jajaran manjemen.
7. Analisa pasar Sebelum meminjamkan uangnya, calon penginvestasi harus diyakinkan bahwa keadaan pasar beserta permintaannya dan kekuatan dari penawaran bisnis kita. Temukan konsumen potensial dan analisa ini haruslah sejujur mungkin. Selain itu kemukakan kelemahan daripada pesaing – pesaing, dan jangan lupa memperkirakan rintangan – rintangan yang mungkin dihadapi. Analisa pasar yang baik harus berisi seperti berikut ini :
Penjabaran umum mengenai pasar
Penjabaran yang spesifik dari pasar
Tren daripada pasar
26
Analisis dari segmen pasar yang sangat khusus ( karakteristik, penetrasi pasar, pertumbuhan, jumlah penjualan, dan batasan – batasan )
Sumber daya dari pasar, seperti kekuatan dan kelemahannya ( lokasi, pelayanan konsumen, kualitas daripada produk atau jasa, strategi pemasaran )
Terdiri dari pernyataan kesempatan bisnis dan kemampuan kita untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang ada.
Pergunakanlah statistik untuk mengungkapan penjabaran – penjabaran, selain itu perlihatkan juga dokumen – dokumen yang penting seperti, hasil dari penelitian pemerintah, laporan industri, jurnal – jurnal akademis, dan lain – lain.
8. Deskripsi mengenai produk atau jasa Produk atau jasa yang akan ditawarkan merupakan inti dari ide bisnis yang dikemukakan. Ketika meperlihatkan deskripsinya, calon penginvestasi pasti ingin mengetahui perbedaan daripada produk atau jasa yang ditawakan dibandingkan dengan jasa atau produk dari perusahaan – perusahaan pesaing, dan apa kegunaan bagi konsumen serta cara pengunaannya. Informasi – informasi yang harus terdapat pada deskripsi ini adalah sebagai berikut :
Penjabaran secara detail mengenai produk atau jasa
Bagaimana cara produk atau jasa mengambil keuntungan dari kesempatan yang ada
Bagaimana produk atau jasa yang ditawarkan berbeda dari para pesaing
Nilai lebih bagi konsumen yang terdapat dari produk atau jasa
27
Daur hidup penjualan dari produk atau jasa
Pendukung produk atau jasa di masa yang akan datang
Pelayanan bagi pelanggan dan pendukung dari produk
Hak paten, hak cipta, ataupun legalitas dari pemerintah dari produk atau jasa yang ditawarkan
Faktor – faktor resiko yang unik seperti untuk produksi, pengiriman, ataupun pelayanan dari produk atau jasa yang ditawarkan tadi.
Pada bab ini jangan terlalu fokus dengan keunggulan produk atau jasa pada saat sekarang, tetapi juga kemukakan posisi produk atau jasa dimasa yang akan datang.
9. Strategi pemasaran Bagian ini membahas secara detail tentang strategi pemasaran yang akan dilakukan untuk menjual produk atau jasa yang ditawarkan. Strategi pemasaran yang baik akan melakukan hal – hal sebagai berikut :
Mengetahui secara jelas target pasar
Mendeskripsikan secara jelas jalur pendistribusian produk atau jasa
Penjelasan strategi untuk menaikkan penjualan
Menjelaskan strategi harga dari produk atau jasa
Mendeskrisikan bagaimana cara mempromosikan barang atau jasa
Menemukan keuntungan / kelebihan dari strategi pelayanan dari produk terhadap strategi yang dilakukan oleh pesaing
28 Ketika membuat strategi pemasaran, usahakan penjabaran analisa pasar dan kompetisi tetap berada di pikiran kita. Selain itu, kita juga harus bisa memprediksi secara yakin tentang strategi apa yang dilakukan oleh pesaing – pesaing.
10. Gambaran mengenai persaingan Pada bagian ini akan dijelaskan secara detail tentang bagaimana perusahaan bersaing dengan perusahaan – perusahaan lain, baik secara langsung ataupun tidak langsung pada segmen pasar yang sama. Pada bagian ini sebaiknya dijabarkan hal – hal sebagai berikut :
Identifikasi semua kekuatan dan kelemahan dari tiap –tiap pesaing
Identifikasi semua pangsa pasar dan status keuangan dari tiap – tiap pesaing
Mendeskripsikan bagaimana pesaing memasarkan produk atau jasa mereka
Menjabarkan secara jelas tentang keuntungan produk atau jasa yang kita tawarkan dibanding produk atau jasa dari tiap – tiap pesaing.
Membayangkan setiap pesaing potensial di dalam pasar
11. Proyeksi keuangan Proyeksikan keuangan yang dibutuhkan sehingga calon penginvestasi dapat membayangkan secara moneter. Proyeksi keuangan yang baik menjelaskan keadaan keuangan sampai lima tahun kedepan, dan kemudian dapat dilihat secara jelas untuk tiap bulannya. Walaupun keuangan dalam perencanaan bisnis dapat berubah – ubah, tetapi tetap ada dasar – dasar yang harus dibuat, yaitu :
29
Laporan rugi laba ( selisih bersih antara total pendapatan dan total biaya )
Neraca saldo ( memperlihatkan asset, hutang dan modal perusahaan )
Laporan arus kas ( memperlihatkan secara actual dari tiap pendapatan )
Kebanyakan pengusaha baru tanpa pengalaman akuntansi yang baik merasa kesulitan dalam mempersiapkan proyeksi keuangan ini.
2.2.3 Target dari Perencanaan Menurut Blawatt ( 1998,p.278 ) perencanaan bisnis bertugas sebagai pedoman dan juga sebagai determinasi dari nilai – nilai yang dimiliki perusahaan, tetapi perencanaan bisnis dibuat sebagian besar untuk investor, sehingga mereka setelah selesai membaca mengetahui kapan modal mereka akan kembali ?, apakah informasinya dapat dipercaya ?, siapa yang akan membuat bisnis ini sukses ? Kenyataannya investor dapat juga disebut “boss”, oleh karena itu target dari perencanaan ini adalah untuk meyakinkan “boss” agar mau menjadi investor di perusahaan kita. Selanjutnya perencanaan bisnis tadi dapat menjadi dasar perencanaan operasi. Perencanaan bisnis menjadi dasar acuan dari setiap tindakan yang telah dilakukan, mengevaluasi performa perusahaan, dan membuat perencanaan ulang bagi perusahaan.
2.3 Manajemen Investasi Menurut Fabozzi ( 2000,p.2) manajemen investasi adalah proses pengelolaan uang. Proses manajemen investasi meliputi lima langkah yaitu menetapkan sasaran investasi, membuat kebijakan investasi, memilih strategi portofolio, memilih aktiva atau aset dan mengukur serta mengevaluasi kinerja.
30 2.4 Lima Fungsi Utama Yang Terlibat Dalam Bisnis Menurut Madura ( 2001, p.13 ), lima fungsi utama yang terlibat dalam bisnis adalah : 1. Pemasaran, cara bagaimana produk dan jasa dikembangkan, diberi harga, didistribusikan dan dipromosikan kepada pelanggan. 2. Manajemen, cara bagaimana karyawan dan sumber lain ( seperti mesin – mesin ) digunakan oleh perusahaan. 3. Keuangan,
cara
bagaimana
perusahaan
mendapatkan
dana
dan
menggunakannya untuk keperluan operasi bisnisnya. 4. Akuntansi, ringkasan atau analisis dari kondisi keuangan perusahaan. 5. Sistem informasi , meliputi teknologi informasi, masyarakat, dan prosedur yang bekerjasama untuk memberikan informasi yang cocok kepada karyawan perusahaan sehingga mereka dapat membuat keputusan bisnis.
2.5 Pengertian E-Bisnis Menurut Indrajit (2002, p.1), e-bisnis adalah penggunaan suatu jaringan elektronik dan teknologi yang disatukan untuk memungkinkan, memperbaiki, mempertinggi, merubah bentuk atau menciptakan suatu proses bisnis atau sistem bisnis untuk menghasilkan nilai yang tinggi untuk para pelanggan tetap yang potensial Menurut Phillips ( 2003,p.1 ), e- bisnis meliputi e-commerce, dan cakupannya jauh lebih besar, meliputi aplikasi teknologi informasi yang berguna untuk proses internal bisnis, baik yang bersifat komersil ataupun tidak. Aktifitas ini
31 juga meliputi aktivitas fungsional seperti keuangan, pemasaran, manajemen sumber daya manusia dan juga operasi. Menurut Turban ( 2004,p.3 ), E-business is a broader definition of
E-
Commerce, which includes not just buying and selling of goods and services, but also servicing customers, collaborating with business partners, and conducting electronic transactions, within an organization. Jadi kesimpulannya adalah proses e-commerce hanya merupakan bagian dari proses e-bisnis secara keseluruhan. Menurut Kalakota ( 2001,p.106 ), e- busniness succes depends on how well company executives make such decisions while crafting an e-business path that was not preordained but that is of their own choosing. Jadi agar pelaksanaan e –bisnis dapat berhasil, maka diperlukan perencanaan yang matang.
2.6 Metode Analisis Bisnis 2.6.1 Model Lima Kekuatan Persaingan Porter Berdasarkan buku Thomson et al ( 2001,pp 79 – 81 ), Porter mengemukakan suatu alat analisis untuk mendiagnosa tekanan persaingan dalam suatu pasar dan menilai seberapa kuat dan penting dari setiap faktor yang ada, dan biasanya disebut sebagai model lima kekuatan persaingaan dan digambarkan seperti dalam gambar 2.2.
32 Perusahaan dalam industri lain yang menawarkan produk substitusi
Pemasok bahan mentah, komponen atau sember masukkan lainnya
Persaingan diantara perusahaan dalam industri yang sama Tekanan persaingan disebabkan oleh perebutan posisi pasar yang lebih baik dan keunggulan kompetitif
Pembeli
Pendatang baru potensial
Sumber : Thomson et al.,2001,p.79 Gambar 2.2 : Model Lima Kekuatan Persaingan
2.6.2 Model Matriks Internal Eksternal ( IE ) Menurut David ( 2002,p.196 ), matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci, yakni total nilai IFAS yang diberi bobot pada sumbu Y dan total nilai EFAS yang diberi bobot pada sumbu X. Pada sumbu Y, total nilai IFAS yang diberi bobot dari 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah, nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang, dan nilai 3,0 sampai 4,0 dianggap kuat. Demikian pula pada sumbu
33 X , total nilai IFAS yang diberi bobot dari 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah, nilai dari 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang, dan nilai 3,0 sampai 4,00 dianggap kuat. Matriks IE dapat dibagi menjadi 3 bagian utama yang memiliki dampak statistic yang berbeda. Pertama, perusahaan yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat disebut tumbuh dan bina. Strategi intensif ( penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk ) atau integretif ( integrasi ke depan, dan integrasi horizontal ) mungkin paling tepat untuk perusahaan tersebut. Kedua, perusahaan yang masuk sel dalam sel III, V, VII terbaik dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara, penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan strategi yang paling banyak digunakan untuk tipe –tipe perusahaan ini. Ketiga, perusahaan umum masuk kedalam sel VI, VIII, IX adalah panen atau divestasi. Organisasi yang sukses dapat mencapai portofolio bisnis yang diposisikan dalam atau sekitar sel I dalam matrix IE.
2.6.3 Model Threats Opportunity Weaknesses Strength ( TOWS ) Menurut Thomson dan Strickland ( 2001,p.127 ), metode SWOT merupakan proses penelusuran kekuatan dan kelemahan internal perusahaan serta kesempatan dan ancaman yang ditimbulkan oleh lingkungan eksternal perusahaan, yang kemudian ditarik beberapa kesimpulan mengenai : 1. Bagaimana strategi perusahaan dapat diselaraskan dengan kemampuan sumber daya perusahaan dengan kesempatan yang ada dalam pasar. 2. Seberapa penting bagi perusahaan untuk memperbaiki kelemahan sumber daya tertentu dan melindunginya terhadap ancaman tertentu dari pasar.
34 Sedangkan menurut Kotler, Kartajaya, Hooi dan Liu ( 2003,pp.13-14 ), dengan menggunakan model SWOT perusahaan cenderung terjebak dalam penekanan pada analisis faktor – faktor internal sehingga terbatas dalam mengindentifikasi ancaman dan peluang pasar yang hanya sesuai dengan sumber daya perusahaan. Oleh karena itu mereka mengemukakan model TOWS sebagai solusi dimana TOWS lebih bersifat outside-in yang berorientasi pada pasar disbanding SWOT yang bersifat inside – out yang lebih berorientasi pada produk. Dengan mengidentifikasikan seluruh ancaman dan peluang sebelum menilai kelemahan dan keunggulan perusahaan akan memberikan suatu gambaran yang lebih jelas akan kebutuhan mengambil langkah strategi kritis atau bahkan kadang yang radikal.
2.7 Sistem Informasi 2.7.1 Konsep Sistem Informasi Menurut Raymond ( 2001,p.25 ), sistem adalah suatu integrasi elemen – elemen yang semuanya bekerja menuju satu tujuan. Semua sistem meliputi tiga elemen utama yaitu input, transformasi dan output. Dan informasi adalah salah satu dari lima jenis utama sumber daya yang dapat dipakai oleh manajer. Semua sumber daya , termasuk informasi dapat dikelola. Pengelolaan informasi semakin penting saat bisnis menjadi lebih rumit dan kemampuan computer yang makin berkembang. Menurut Laudon (2002,pp.7-8), sistem informasi dapat didefinisikan secara teknis
sebagai
sekumpulan
komponen
yang
saling
berhubungan
untuk
mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengendalian dalam suatu
35 organisasi. Sistem informasi dapat membantu untuk mengatasi masalah, dan memperlihatkan hal – hal yang baru. Sistem informasi mengandung informasi mengenai suatu organisasi dan lingkungan sekitarnya. Ada tiga aktivitas dasar, yakni masukkan, proses, dan keluaran. Feedback merupakan keluaran yang dikembalikan ke orang atau kegiatan – kegiatan tertentu dalam organisasi bersangkutan untuk mengevaluasi dan memperhalus masukkan. Pihak – pihak dalam lingkungan seperti pelanggan, pemasok, pesaing, pemegang saham, dan lembaga atau institusi berwenang berinteraksi dengan organisasi dan sistem informasinya. Hal ini digambarkan oleh Laudon seperti terlihat dalam gambar berikut ini :
Sumber : Laudon 2002.p9 Gambar 2.3 : Fungsi – Fungsi Sistem Informas
36 2.7.2 Analisis Sistem Menurut Laudon ( 2002,p.316 ), analisis sistem merupakan analisis mengenai suatu masalah yang dicoba untuk dipecahkan oleh organisasi dengan menggunakan sistem informasi.
2.7.3 Perancangan Sistem Menurut Laudon ( 2002,p.317 ), perancangan sistem adalah sebagai rincian bagaimana suatu sistem akan memenuhi kebutuhan informasi yang telah ditentukan dengan analisis sistem.
2.8 Jenis dan Metode Penelitian 2.8.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam proses penulisan skripsi adalah studi kasus yang dilakukan dengan mempelajari kasus penerapan suatu aktivitas dilapangan, mengamati dan melakukan wawancara kepada pihak – pihak yang terkait.
2.8.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yakni dengan cara melakukan penelitian studi kasus pada objek penelitian, kemudian melaporkannya dalam bentuk deskriptif atau berupa gambaran – gambaran tentang hasil penelitian, yakni penerapan ilmu – limu bisnis dan bagaimana universitas berinteraksi dengan mahasiswa.
37 2.8.3 Teknik Pengumpulan Data Data – data penelitian diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data – data tersebut berasal dari dua kegiatan, yaitu :
o Penelitian Lapangan Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer. Data tersebut didapat dengan menggunakan metode observasi dan wawancara.
o Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder dan landasan teoritis yang dapat digunakan, berkaitan dengan topic penelitian yang sedang dilakukan.
2.8.4 Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan adalah statistik deskriptif dimana statistik yang digunakan
untuk
menganalisis
data
dengan
cara
mendeskripsikan
atau
menggambarkan data yang telah terkumpul. Penyajiannya dapat berupa table , grafik, diagram lingkaran, dan lain – lain. Setelah itu mencari kuatnya hubungan antara variable melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, serta membuat perbandingan – perbandingan.
2.9 Metode Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek Menurut Mathiassen et al ( 2001.pp23-24 ) dalam suatu proyek pengembangan akan dimulai dengan menterjemahkan kebutuhan sistem dengan
38 merumuskan
suatu
definisi
sistem
yang
mendeskripsikan
suatu
sistem
terkomputerisasi dalam bahasa alami, yang mencakup informasi tentang fungsi yang harus ada, dimana sistem akan dipakai, dan kondisi pengembangan.
2.9.1 Analisis Problem Domain Mathiassen et al ( 2000,pp 45 ) mendefinisikan problem domain sebagai bagian dari konteks sistem yang dikelola, diawasi, atau dikendalikan oleh sistem, sedangkan model adalah suatu deskripsi dari class, object, struktur dan perilaku dalam suatu problem domain. Tujuan dari dilakukannya analisis problem domain adalah untuk mengidentifikasikan dan membuat model dari suatu problem domain. Analisis problem domain terdiri dari tiga aktivitas, yaitu : kelas, struktur, dan perilaku seperti yang ditampilkan dalam table berikut ini.
Tabel 2.2 : Aktivitas dalam Analisis Problem Domain Aktivitas Kelas ( class )
Isi
Konsep
Object dan event apa saja yang merupakan
bagian
Class, object dan event
dari
problem domain. Struktur ( Structure )
Bagaimana seluruh class dan
Generalisasi,
aggregasi,
object dihubungkan bersama
asosiasi, dan cluster.
secara konseptual ? Perilaku ( Behavior )
Properti dinamis apa saja yang
Event trace, pola perilaku (
dimiliki object ?
behavioral atribut.
Sumber : Mathiassen et al ( 2000,p.48 )
pattern
)
dan
39
2.9.1.1 Kelas ( Class ) Menurut Mathiassen et al ( 2000,p.49 ), tahap ini bertujuan untuk memilih elemen – elemen dari suatu model problem domain. Mathiassen et al ( 2000,pp.51-53) mendefinisikan object adalah suatu entitas yang memiliki identitas, kondisi ( state ) dan perilaku, sedangkan event didefinisikan sebagai suatu kejadian langsung yang melibatkan suatu object yang memiliki struktur, pola perilaku dan atribut yang serupa. Dalam tahap ini akan dihasilkan suatu event tabel yang menunjukkan hubungan class dan event yang ada di dalam sistem.
2.9.1.2 Struktur ( Structure ) Mathiassen et al ( 2000,p.69 ) mengemukakan bahwa adapun tujuan dari tahap ini adalah untuk mendeskripsikan relasi dan atau hubungan structural antara class dan object dalam suatu problem domain. Dalam tahap ini akan dihasilkan suatu diagram class menunjukkan kelas dan strukturnya. Struktur antar class terdiri dari :
Generalisasi : suatu kelas umum atau super class mendeskripsikan properti umum untuk suatu kelompok dari class khusus ( subclass ).
Cluster : merupakan suatu kumpulan dari kelas yang saling berhubungan.
Aggregasi : merupakan suatu object superior memiliki sejumlah object inferior.
Asosiasi : merupakan suatu relasi yang berarti antar sejumlah object.
40 2.9.1.3 Perilaku ( Behavior ) Menurut Mathiassen et al ( 2000,p.89 ), tujuan dari tahap ini adalah untuk membuat model dinamis dari suatu problem domain. Dari tahap ini akan diperoleh suatu pola perilaku dengan atribut – atribut untuk setiap kelas dalam suatu diagram kelas yang digambarkan dalam state chart.
2.9.2 Analisis Application Domain Mathiassen et al ( 2000,p.115 ) mendefinisikan application domain sebagai suatu organisasi yang mengelola, mengawasi atau mengendalikan suatu problem domain. Tujuan dilakukannya analisis application domain adalah untuk menentukan kebutuhan – kebutuhan penggunaan dari suatu sistem. Proses analisis application domain terdiri dari tiga buah tahap yaitu : usage, function dan interface seperti yang ditunjukkan dalam table berikut ini.
Tabel 2.3 : Aktivitas dalam Analisis Application Domain AKTIVITAS Kegunaan ( Usage )
ISI Bagaimana
KONSEP sistem Use case dan actor
bersang-kutan berinteraksi dengan orang dan sistem lain didalam konteks ? Fungsi ( Function )
Kemampuan informasi
proses Function apa
dimiliki oleh sistem ?
yang
41 Tampilan ( interface )
Kebutuhan tampilan apa Interface, user interface, yang menjadi tujuan dari dan system interface. sistem ?
Sumber: Mathiassen et al (2000,p.117)
2.9.2.1 Kegunaan ( Usage ) Menurut Mathiassen et al (2000,p.119), usage bertujuan untuk menentukan bagaimana actor berinteraksi dengan sistem, yang digambarkan dengan suatu diagram use case. Actor adalah suatu abstraksi dari pengguna atau sistem lain yang beronteraksi dengan sistem sasaran, sedangkan use case didefinisikan sebagai suatu pola interaksi antara sistem tersebut dan aktor dalam application domain.
2.9.2.2 Fungsi ( Function ) Menurut Mathiassen et al (2000,p.137), tujuan dari tahap function ini adalah untuk menentukan kemampuan pemrosesan informasi dari sistem bersangkutan yang ditunjukkan dalam suatu tabel fungsi dengan spesifikasi dari fungsi – fungsi yang kompleks. Function juga sebagai suatu fasilitas untuk membuat suatu model yang berguna bagi actor. Tipe dari fungsi adalah sebagai berikut :
Update : diaktifkan oleh suatu event dari problem domain dan menghasilkan perubahan status ( state ) dari model.
Signal : diaktifkan oleh suatu perubahan status model dan menghasilkan suatu reaksi dalam konteks yang bersangkutan. Reaksi ini dapat berupa tampilan untuk actor dalam application domain, atau suatu interfensi langsung dalam problem domain.
42
Read : diaktifkan oleh suatu kebutuhan akan informasi dalam tugas actor dan menghasilkan sistem yang menampilkan bagian – bagian yang relevan dari suatu model.
Compute : diaktifkan oleh suatu kebutuhan akan informasi dalam tugas actor dan terdiri dari suatu komputasi yang melibatkan informasi yang disediakan oleh actor atau model yang menghasilkan suatu tampilan dari hasil komputasi tersebut.
2.9.2.3 Tampilan ( Interface ) Menurut Mathiassen et al (2000,p.151), tahap interface bertujuan untuk menentukan tampilan dari suatu sistem. Interface didefinisikan sebagai fasilitas – fasilitas yang membuat suatu model dan fungsi dari sistem yang tersedia untuk actor. Ada dua tipe interface yaitu :
User interface, yang merupakan gaya dialog dan bentuk presentasi, suatu daftar lengkap dari elemen – elemen user interface, diagram – diagram window terpilih, dan diagram navigasi.
System Interface, yang merupakan diagram class bagi alat – alat eksternal dan protocol untuk berinteraksi dengan sistem lain.
2.9.3 Rancangan Arsitektural Menurut Mathiassen et al ( 2000,p.173 ), rancangan arsitektural memiliki tujuan untuk membuat struktur dari suatu sistem terkomputerisasi. Hal ini dilakukan dengan beberapa tahap yakni, criteria, komponen dan proses, seperti yang diperlihatkan tabel berikut ini.
43 Tabel 2.4 : Aktivitas dalam Perancangan Arsitektural AKTIVITAS Kriteria ( criteria )
ISI
KONSEP
Kondisi dan criteria apa Criterion yang
digunakan
dalam
rancangan ? Komponen ( component )
Bagaimana sistem yang Arsitektur komponen dan ber- sangkutan terstruktur komponen dalam komponennya ?
Proses ( Process )
Bagaimana proses sistem Arsitektur
dan
proses.
bersangkutan didistribusikan
proses
dan
dikoordinasikan ? Sumber : Mathiassen et al ( 2000,p.176 )
2.9.3.1 Kriteria ( Criteria ) Menurut Mathiassen et al ( 2000,p.177), tujuan dari criteria adalah untuk menentukan prioritas rancangan dengan ditunjukkan dalam table criteria sesuai dengan prioritas bersangkutan. Criterion merupakan property yang diinginkan dari suatu arsitektur, sedangkan kondisi merupakan suatu kesempatan dan keterbatasan secara teknis, organisasional, dan manusia yang terlibat dalam pelaksanaan suatu tugas. Berikut adalah tabel mengenai kriteria – kriteria kualitas piranti lunak.
Tabel 2.5 : Kriteria untuk Kualitas Piranti Lunak
44 Kriteria Usable
Pengukuran Terhadap Kemampuan adaptasi sistem terhadap konteks organisasional, hubungan dkerjaan dan teknis.
Secure
Pencegahan atas akses tidak terotorisasi akan data dan fasilitas sistem.
Efficient
EKsploitasi ekonomis dari fasilitas platform teknis.
Correct
Pemenuhan kebutuhan.
Reliable
Pemenuhan akan ketepatan yang dibutuhkan dalam menjalankan fungsi.
Maintainable
Biaya atas pencarian dan perbaikan kerancuan sistem.
Testable
Biaya untuk memastikan bahwa sistem yang dijalankan melakukan fungsi – fungsi yang dimaksud.
Flexible
Biaya modifikasi sistem yang dijalankan.
Comrehensible
Usaha yang diperlukan untuk mencapai pengertian logis dan konsistensi dari sistem.
Reusable
Potensi penggunaan bagian sistem kedalam sistem lain yang terkait.
Portable
Biaya pemindahan sistem ke platform teknis lain.
Interoperable
Biaya menggandeng sistem kepada sistem lain.
Sumber : Mathiassen et al ( 2000,p.178)
Dan kondisi yang harus diperhatikan dalam perancangan arsitektur ditunjukkan dalam table berikut ini.
45 Tabel 2.6 : Kondisi dalam Perancangan Arsitektur Teknis
Organisasional
Manusia
Perangkat keras, piranti lunak sederhana, dan sistem yang ada
Penggunaan kembali pola dan komponen yang telah ada.
Penggunaan dari komponen standar yang dibeli.
Perjanjian kontraktual.
Perencanaan untuk pengembangan berkelanjutan.
Pembagian kerja antar pengembang.
Komputasi perancangan.
Pengalaman dengan sistem yang serupa.
Pengalaman dengan platform teknis.
Sumber : Mathiassen et al ( 2000,p.184)
2.9.3.2 Komponen ( Component ) Menurut Mathiassen et al ( 2000,p.189), tahap komponen bertujuan untuk menciptakan suatu struktur sistem yang komprehensif dan fleksibel yang digambarkan dalam suatu diagram class dengan spesifikasi dari komponen yang kompleks. Komponen didefinisikan sebagai suatu kumpulan bagian – bagian program yang membentuk suatu kesatuan dan memiliki kewajiban yang terdefinisi dengan baik, sedangkan arsitektur komponen didefinisikan sebagai suatu struktur sistem yang terdiri dari komponen – komponen yang saling berhubungan. Bentuk – bentuk distribusi dalam arsitektur client – server akan ditunjukkan dalam table 2.7, dimana U adalah komponen user interface, F adalah komponen fungsi dan M adalah komponen model.
46
Tabel 2.7 : Bentuk Distribusi dalam Arsitektur Client Server Client
Server
Arsitektur
U
U+F+M
Distributed presentation
U
F+M
Local presentation
U+F
F+M
Distributed functionality
U+F
M
Centralized data
U+F+M
M
Distributed data
Sumber : Mathiassen et al ( 2000,p.200)
2.9.3.3 Proses ( Process ) Menurut Mathiassen et al ( 2000,p.209), tujuan dari rancangan proses adalah untuk mendefinisikan struktur fisik dari suatu sistem yang digambarkan dalam suatu deployment diagram. Arsitektur proses merupakan suatu struktur eksekusi sistem yang terdiri dari beberapa proses yang saling berhubung.
2.9.4 Rancangan Komponen Menurut Mathiassen et al ( 2000,p.231), rancangan komponen bertujuan untuk menetapkan kebutuhan – kebutuhan implementasi dalam suatu kerangka kerja arsitektural yang akan ditampilkan dalam suatu deskripsi komponen – komponen, yakni komponen model, komponen fungsi, dan komponen penghubung, seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
47 Tabel 2.8 : Aktivitas dalam Perancangan Komponen Aktivitas Komponen Model
Konten Bagaimana diwakili
oleh
suatu class
Konsep model Komponen
model
dan
fungsi
dan
dalam atribut
suatu sistem ? Komponen Fungsi
Bagaimana fungsi – fungsi Komponen diimjplementasikan ?
operasi
Komponen
Bagaimana komponen– kom-
Komponen dan hubungan
Penghubung
Ponen terhubung ?
Sumber : Mathiassen et al ( 2000,p.232)
2.9.4.1 Komponen Model ( Model Component ) Menurut Mathiassen et al ( 2000,p.235), tahap komponen model bertujuan untuk menggambarkan suatu model dari suatu problem domain yang akan ditampilkan dengan suatu diagram class dari komponen – komponen model yang ada. Komponen model adalah suatu bagian dari suatu sistem yang mengimplementasikan model problem domain.
2.9.4.2 Komponen Fungsi ( Function Component ) Menurut Mathiassen et al ( 2000,p.251), tujuan dari perancangan komponen fungsi adalah untuk menentukan implementasi dari fungsi – fungsi yang digambarkan dengan suatu diagram class dengan operasi dan spesifikasi dari operasi yang kompleks. Komponen fungsi adalah suatu bagian dari suatu sistem yang mengimplementasikan
48 kebutuhan – kebutuhan fungsional, sedangkan operasi merupakan suatu property proses yang terdapat dalam suatu class dan diaktifkan melauli object dari class tersebut.
2.9.4.3 Komponen Penghubung ( Connecting Components ) Menurut Mathiassen et al ( 2000,p.271 ), dijelaskan bahwa tujuan dari perancangan komponen penghubung adalah untuk menghubungkan komponen – komponen sistem yang digambarkan dengan diagram class dari komponen – komponen yang terlihat.