10
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Sistem Informasi Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Sedangkan informasi adalah data berupa catatan historis yang dicatat dan diarsipkan tanpa maksud dan segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan. Menurut Stair dan Reynolds (2006, p.4), sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling terkait yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan, dan menyebarluaskan data dan informasi dan menyediakan mekanisme umpan balik untuk memenuhi tujuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu kesatuan dari komponen atau elemen yang dihubungkan dan di olah untuk menghasilkan suatu data atau informasi yang nantinya berguna dalam pengambilan keputusan.
2.2
Pengertian E-business Menurut
Herman
(2012),
“E-business
merupakan
lingkup
aktivitas
perdagangan secara elektronik dalam arti luas serta terpenting dan terbesar dari ebusiness adalah e-commerce, dimana berbagai aktivitas transaksi jual beli dilakukan melalui medium internet. Karena sangat lebarnya spektrum proses dari transaksi jual beli yang ada, sangat sulit menentukan ruang lingkup atau batasan
11
dari domain e-commerce.” E-business meliputi e-commerce, yang mana melibatkan pembelian – penjualan dan pemasaran, serta servis produk, dan servis informasi pada internet dan jaringan”. 2.2.1 Manfaat Implementasi E-business a. Meningkatkan kinerja operasional perusahaan. b. Meningkatkan peluang akses ke pasar, pemasok dan pendanaan yang luas. c. Meningkatkan efisiensi perusahaan. d. Mempermudah pengolahan aset perusahaan. e. Meningkatkan komunikasi seluruh stakeholder. f. Mengatasi kesenjangan digital. g. Media mempromosikan kompetensi perusahaan. h. Memperlancar transaksi bisnis. i. Sarana penyebaran informasi secara luas.
2.2.2 Tujuan E-business a. Koordinasi. b. Komunikasi. c. Pengelolaan organisasi. d. Transformasi proses bisnis. e. Berbagi informasi.
12
2.3
Pengertian E-commerce Menurut Wang, S., dan Wang, H. (2005), “E-commerce adalah proses pembelian, penjualan, bertukar produk, jasa, dan informasi melalui jaringan komputer.” 2.3.1
Mekanisme E-commerce dalam Dunia Bisnis Dua hal utama yang biasa dilakukan oleh customer: a. Melihat produk atau jasa yang diiklankan oleh perusahaan terkait melalui website. b. Mencari data atau informasi tertentu yang dibutuhkan sehubungan dengan proses transaksi bisnis atau dagang (jual-beli) yang akan dilakukan. Jika tertarik dengan produk atau jasa yang ditawarkan maka customer dapat melakukan transaksi perdagangan dengan dua cara berikut: 1) Secara konvensional seperti yang selama ini dilakukan baik melalui telepon, faksimile, atau langsung datang ke tempat penjualan produk atau jasa tekait. 2) Melakukan pemesanan secara elektronik, yaitu menggunakan perangkat komputer yang dapat ditemukan di mana saja seperti rumah, sekolah, tempat kerja, warung internet (warnet), dan sebagainya.
13
2.3.2 Model Bisnis atau Konsumen dari Transaksi E-commerce Menurut Chaffey (2009, p.26), model bisnis atau konsumen dari transaksi e-commerce, meliputi: a. Business to Business (B2B) Merupakan transaksi komersil antara suatu organisasi dengan organisasi lainnya (pemasaran interorganisasional). b. Business to Customer (B2C) Merupakan transaksi komersil antara suatu organisasi dengan konsumen – konsumen. c. Customer to Customer (C2C) Merupakan pertukaran informasi atau transaksi keuangan antara konsumen yang umumnya di mediasi melalui situs bisnis.
2.3.3
Mekanisme E-commerce Iqbal (2011) mengatakan customer yang hendak memilih belanjaan yang akan dibeli bisa menggunakan ‘Shopping Cart’ untuk menyimpan data tentang barang – barang yang telah dipilih dan akan dibayar. Konsep ‘Shopping Cart’ ini meniru kereta belanja yang biasanya digunakan orang untuk berbelanja di pasar swalayan. ‘Shopping Cart’ biasanya berupa formulir dalam web, dan dibuat dengan kombinasi CGI, database, dan
14
HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart’ masih bisa di-cancel, jika customer berniat untuk membatalkan membeli barang tersebut. Jika customer ingin membayar untuk barang yang telah dipilih, ia harus mengisi form transaksi. Biasanya form ini menanyakan identitas customer serta nomor kartu kredit. Karena informasi ini bisa disalahgunakan jika jatuh ke tangan yang salah, maka pihak penyedia jasa e-commerce telah mengusahakan agar pengiriman data – data tersebut berjalan secara aman, dengan menggunakan standar security tertentu. Setelah
customer
mengadakan
transaksi,
pihak
retailer
akan
mengirimkan barang yang dipesan melalui jasa pengiriman langsung ke rumah customer. Customer bisa melacak tracking status secara langsung dengan memasukkan nomor resi pengiriman pada website jasa pengiriman tersebut. Namun ada juga beberapa Online Shop yang menyediakan layanan transaksi COD (Cash on Delivery) selain karena faktor kebiasaan, juga karena faktor kepercayaan customer tersebut yang kurang memiliki kepercayaan yang cukup terhadap mekanisme jual beli online seperti ini.
15
Gambar 2.1 Mekanisme E-commerce (Sumber: Iqbal)
2.4
Pengertian E-Booking Menurut K, Bichard (2005), E-Booking adalah membuat suatu reservasi dalam sebuah layanan dengan menggunakan internet. E-Booking membawa manfaat besar bagi pengguna, untuk melakukan pendaftaran serta pembuatan janji.
2.5
Pengertian Penjualan Menurut Winardi dalam Purwasuka (2012), penjualan adalah proses dimana sang penjual memuaskan segala kebutuhan dan keinginan pembeli agar dicapai manfaat baik bagi sang penjual maupun sang pembeli yang berkelanjutan dan yang menguntungkan kedua belah pihak.
16
2.6
Teori – teori yang Berhubungan dengan Strategi Analisa E-commerce 2.6.1 Framing the Market Opportunity Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.73), framing the market opportunity merupakan sebuah analisis bagi pengusaha dan juga manajer senior yang hendak memperluas peluang bisnis yang ada atau memulai bisnis baru, dengan tujuan untuk mengidentifikasi peluang yang berpotensi tinggi dan memulai bentuk ide tentang elemen yang penting dari bisnis. Dalam analisis peluang pasar yang ada diperlukan sebuah kerangka kerja yang berguna untuk mendukung investigasi awal dari pencetusan ideide. Terdapat 7 tahap untuk menganalisis peluang pasar, yaitu:
Gambar 2.2 Framework for Market Opportunity (Sumber: Rayport dan Jaworski, p.83) Sesuai dengan ketujuh langkah diatas hanya berkisar antara 4 aspek utama yang berpengaruh dalam menganalisa peluang pasar, yaitu: a. Pelanggan b. Perusahaan c. Teknologi
17
d. Kompetisi
Dimana keempat aspek utama tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Analisa ruang lingkup atau cakupan pelanggan (analysis of the customer environment) yang akan menghasilkan hal yang belum terpenuhi dan hal pelayanan kepada pelanggan begitu pula dengan jangkauan pemasaran (unmet or underserved customer needs). Identifikasi pelanggan yang akan menjadi target penjualan perusahaan (identify the specific customers a company will pursue). Analisa terhadap lingkungan teknologi baik dalam perusahaan maupun pelanggan, yang akan menghasilkan kesiapan akan teknologi pada perusahaan dan juga pemasaran kepada pelanggan (assess market readiness of technology), analisa terhadap kompetitor (assess advantage relative to competition) yang akan menghasilkan sebuah keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Analisis peluang pasar merupakan suatu hal yang rumit dan sering kali terdapat kebutuhan pelanggan akan tetapi banyak kompetisi atau tidak ada teknologi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Berikut gambar ruang lingkup analisa peluang pasar:
18
Gambar 2.3 The Four Key Environments and The ”Sweet Spot” for Market Opportunity (Sumber : Rayport dan Jaworski, p.84)
2.6.1.1 Mengidentifikasi Keperluan Konsumen yang Tidak Terpenuhi (Identify the Unmet and/or Underserved Customer Need) Pada proses ini analisa akan dilakukan dengan cara menggambarkan aktifitas dan pilihan yang diambil konsumen dalam mengakses pengalaman spesifik pada nilai sistem. Dimana untuk memenuhi kebutuhan konsumen dapat digambarkan proses dalam pengambilan keputusan konsumen, berikut beberapa pertanyaan dalam pengambilan keputusan pelanggan. a. Langkah apa yang biasa ditempuh oleh konsumen? b. Siapa saja yang terlibat dan peran apa yang dilakukan c. Dimana proses terjadi?
19
d. Berapa
banyak
waktu
yang
diperlukan
pada
setiap
langkahnya? e. Apakah konsumen melewati seluruh proses pada waktu yang sama atau berhenti pada langkah tertentu? f. Pilihan apa yang tidak dipikirkan oleh pelanggan? g. Pilihan apa yang tidak disadari oleh mereka? h. Konsumen mana yang tidak berpartisipasi pada proses pengambilan keputusan konsumen nilai sistem yang spesifik?
Berikut contoh gambar diagram proses pembelian buku:
Gambar 2.4 Consumer Buying Process Tree for Book Purchase (Sumber : Rayport dan Jaworski, p.86)
20
2.6.1.2 Mengidentifikasi Segmentasi Pasar (Identify the Specific Customers a Company will Pursue) Segmentasi
adalah
proses
pengelompokan
konsumen
berdasarkan persamaan konsumen. Bila perbedaan segmentasi telah ditemukan, maka perusahaan harus menentukan segmen yang ingin dikuasai dengan tujuan untuk mencapai dan menyaring peluang yang ingin diambil oleh perusahaan kedepannya. Contoh pendekatan segmentasi yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah sebagai berikut: a. Geografis Pembagian pasar ke dalam skala geografis yang berbeda, contohnya: Negara, provinsi, daerah, dan lain – lain. b. Demografis Pembagian pasar berdasarkan unsur demografis dasar, contohnya: Umur, jenis kelamin, pendapatan, dan lain – lain. c. Firmografis Pembagian pasar kedalam variabel spesifik perusahaan sendiri, contohnya: Jumlah karyawan, ukuran perusahaan, dan lain – lain. d. Tingkah Laku Pembagian pasar berdasarkan sifat atau tingkah laku dari pelanggan dalam membeli dan menggunakan produk,
21
contohnya: Loyalitas pelanggan, cara pelanggan membeli, jenis pembelian yang dilakukan. e. Situasi Pembagian pasar berdasarkan situasi yang menyebabkan produk yang ditawarkan, diperlukan, dibeli atau digunakan, contohnya seperti kesempatan – kesempatan tertentu baik secara rutin maupun kesempatan spesial seperti hari raya dan sebagainya. f. Psikografis Pembagian pasar berdasarkan personalitas dan gaya hidup pelanggan, contohnya: pembelanja (shopaholic), pemalas (lazy person), sibuk (busy person), dan sebagainya. g. Keuntungan Membagi pasar berdasarkan keuntungan atau keunggulan yang terdapat pada produk yang ditawarkan, contohnya: kualitas produk, harga, dan juga kenyamanan pembelian.
2.6.1.3 Menilai Keunggulan Relatif pada Pesaing (Assess Advantage Relative to Competition) Pada tahap ini analisa terfokus pada persaingan yang sedang terjadi dan kemungkinan akan datangnya pesaing baru, dimana diperlukan pengertian yang sangat mendalam mengenai konteks
22
dari kompetisi pada level industri dan pesaing spesifik pada level perusahaan perorangan. Pada tahap ini mengidentifikasi pesaing online lebih mudah sekaligus lebih sulit daripada mengidentifikasi pesaing offline, yang dikarenakan pada satu sisi, perusahaan dapat menggunakan mesin pencari untuk memulai mengidentifikasi pesaing, lalu mengunjungi website dari pesaing yang potensial untuk mengerti penawaran yang tersedia pada pesaing mereka, sedangkan pada sisi lainnya kompetisi pada pasar biasanya mempersingkat batasan industri tradisional. Di dunia usaha terdapat dua jenis pesaing yang dapat mengancam perusahaan, yaitu: a. Pesaing Langsung Merupakan pesaing yang memiliki segmen pasar yang sama sehingga dapat membahayakan keberadaan perusahaan secara langsung. b. Pesaing Tidak Langsung Merupakan pesaing yang memiliki segmentasi pasar yang berbeda
atau
jenis
usaha
yang
berbeda
sehingga
membahayakan keberadaan perusahaan tidak secara langsung. Terdapat dua jenis pesaing yang tidak langsung, yaitu:
23
1) Produsen Pengganti Perusahaan yang bergerak di bidang yang sama akan tetapi memihak pada industri yang berbeda, akan tetapi memproduksi produk dan jasa berbeda dengan fungsi yang sama. 2) Pesaing Berdekatan Perusahaan yang berpotensi untuk menawarkan barang dan jasa untuk menggantikan
produk perusahaan
pesaingnya akan tetapi belum dijalankan.
2.6.1.4 Menilai Sumber Daya Perusahaan yang Menghasilkan Penawaran Terhadap Produk/Jasa (Assess the Company’s Resource to Deliver the Offering) Pada tahap ini perusahaan diharuskan mempertaruhkan pengalaman
dan
juga
keuntungan
penawaran
dalam
hal
menyediakan sumber daya dan teknologi yang diperlukan untuk mengirimkan penawaran dari perusahaan. Tim manajemen harus mengidentifikasi kurang lebih 3 atau 4 perkiraan dalam memenangkan sistem sumber daya yang dapat dibuat atau diberikan melalui mitra bisnis. Perusahaan memerlukan bantuan atau kerja sama dengan perusahaan lain sebagai penyedia jasa untuk menyampaikan penawaran kepada konsumen.
24
2.6.1.5 Menilai Kesiapan Pasar dalam Menerima Teknologi (Assess Market Readiness of Technology) Pada tahap ini perusahaan perlu menilai kesiapan pasar dengan teknologi yang akan diterapkan oleh perusahaan. Hal – hal yang perlu dinilai oleh perusahaan, yaitu: a. Kepekaan Terhadap Teknologi (Technology Vulnerability) Selain persaingan dan juga area pelanggan, perusahaan harus membuat penilaian yang tinggi tentang kepekaan peluang trend teknologi, baik pada masa penerapan teknologi baru dan juga efek dari teknologi baru tersebut. b. Adopsi Teknologi (Technology Adoption) Tim manajemen juga diharuskan mampu membuat penilaian level tinggi terhadap perpindahan teknologi dan tingkat adopsi dari teknologi yang berhubungan. c. Pengaruh dari Teknologi Baru (Impact of New Technologies) Perusahaan harus dapat memahami teknologi baru apa saja yang dapat secara radikal mengubah tingkat ekonomis dari pengiriman penawaran dan membutuhkan penyesuaian.
2.6.1.6 Spesifikasi Peluang dalam Kondisi yang Konkrit (Specify Opportunity in Concrete Terms) Pada tahap ini tim manajemen diharuskan memiliki gambaran yang jelas tentang kesempatan pasar yang diperlukan utuk
25
menspesifikasikan peluang kondisi yang konkrit, tim manajemen harus menciptakan sebuah jalan cerita sendiri. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menspesifikasikan peluang konkrit, yaitu: a. Mendeskripsikan segmen yang ditargetkan pada sistem yang dipilih. b. Mengartikulasi nilai proporsi tingkat tinggi. c. Menerangkan elemen yang diharapkan dapat memberi keuntungan bagi pelanggan. d. Mengidentifikasikan kemampuan kritikal dan sumber daya yang diperlukan untuk keuntungan pelanggan. e. Menggambarkan alasan untuk mempercayai yang kritis dan kemampuannya dapat dikenali serta sumber daya yang akan menjadi sumber yang relatif menguntungkan didalam kompetisi. f. Mengkategorikan kemampuan kritikal. g. Mendeskripsikan
pengertian
awal
yang
menyangkut
(Assess
Opportunity
kesempatan finansial untuk perusahaan.
2.6.1.7 Menilai
Peluang
yang
Menarik
Attractiveness) Pada tahap ini tim manajemen sudah seharusnya dapat menggambarkan secara jelas mengenai daya pikat dari sebuah
26
kesempatan
berdasarkan
performa
yang
memperkirakan
keuntungan jangka panjang pada industri. Manajer dapat menentukan karakter dan besarnya peluang dengan menguji: a. Level dari kebutuhan yang tidak terpenuhi dan besarnya peluang yang tidak memiliki kendala. b. Level dari interaksi antara segmen pelanggan mayoritas. c. Kemungkinan tingkat pertumbuhan. d. Ukuran/isi dari pasar. e. Level dari profitabilitas.
Aspek penting lainnya dari penilaian ukuran pasar dan profitabilitas adalah menentukan bagaimana perusahaan akan menghasilkan pendapatan. Mempertimbangkan sumber yang khas dari pendapatan pada jaringan ekonomi – pendapatan periklanan, referensi, biaya program cabang, iuran pelanggan, dan pembelian dari produk dan jasa.
2.6.1.8 Overall Opportunity Assessment Merupakan
penilaian
yang
berguna
untuk
menaksir
keseluruhan peluang dan keunikan yang dimiliki. Manajer tidak hanya menilai setiap faktor secara terpisah, akan tetapi menilai secara
bersamaan.
Baik
faktor
tertentu
membantu
atau
27
menghalangi keseluruhan peluang pasar (atau tidak memiliki efek apapun), manajer harus terus mencoba untuk mengukur besarnya dampak yang dihadapi. Sangat penting untuk melihat keseluruhan faktor (teknologi dan kompetisi serta konsumen dan faktor pasar yang telah disebutkan di atas) untuk melihat keseluruhan efek, karena efek ini mungkin dapat berkembang dan tidak bertambah. Setiap perusahaan harus menentukan bagaimana mengevaluasi peluang dengan baik.
2.6.2 Business Models Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.110), tanpa menghiraukan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, sebuah bisnis harus terlebih dahulu menspesifikasikan model bisnisnya. Sebuah model bisnis online memerlukan 4 komponen yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.5 Component of a Business Model (Sumber : Rayport dan Jaworski, p.111)
28
a. Perencanaan Nilai dan Pengelompokan Nilai (Value Propositions and Value Clusters) Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.112), langkah awal dalam membangun model bisnis online adalah untuk menspesifikasikan dengan jelas perencanaan nilai untuk bisnis tersebut. Konstruksi dari sebuah perencanaan nilai untuk bisnis tersebut. Konstruksi dari sebuah
perencanaan
nilai
memerlukan
manajemen
untuk
menspesifikasikan 3 hal, yaitu: 1) Segmentasi target. 2) Berfokus pada keuntungan konsumen. 3) Sumber daya utama yang dimiliki bisnis yang dapat menjadi manfaat dalam cara yang lebih berarti dibandingkan dengan kompetitor. Perencanaan nilai meruapakan level yang paling kecil akan tetapi paling kritis dari manfaat dan sumber daya yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen. Karena model bisnis online memiliki segmentasi konsumen yang banyak dan manfaat yang beragam maka bisnis tersebut memerlukan pendekatan pengelompokan nilai yang merupakan
penggabungan
dari
beberapa
Pengelompokan nilai terdiri dari 3 bagian, yaitu: a) Pemilihan target segmentasi konsumen. b) Fokus kombinasi dari manfaat bagi konsumen.
rencana
nilai.
29
c) Pemikiran alasan untuk kenapa perusahaan dan rekan perusahaan dapat mengirimkan pengelompokan nilai dalam cara yang lebih bagus dibandingkan pesaing. 1. Pemilihan Segmen (Coice of Segments) Langkah awal dalam konstruksi pengelompokan nilai adalah memilih
target
segmentasi.
Untuk
melakukan
pemilihan
segmentasi pasar kita perlu memperhatikan beberapa aspek berikut: • Ukuran pasar dan pertumbuhan harga (Market size and growth rates). Keseluruhan ukuran pasar dan presentase pertumbuhan harga dari segmentasi pasar harus bisa dimengerti. • Kebutuhan konsumen yang tidak tercapai atau kurang terpenuhi (Unmet or insufficiently met customer needs). Konsumen tidak terlayani atau tidak dilayani dengan baik oleh para pelaku bisnis yang sudah ada. • Kompetitor yang lemah atau tidak terdapat kompetitor (Weak or nonexistent competitors). Merupakan hal yang penting bagi perusahaan untuk masuk kedalam pasar karena tidak terdapat persaingan, performa pesaing yang lemah, atau pesaing tidak memiliki sumber daya yang mungkin untuk memenangkan pasar.
30
2. Fokus Pemilihan Manfaat bagi Konsumen (Choice of Focal Customer Benefits) Langkah kedua dalam artikulasi pengelompokan atau perencanaan nilai adalah mensepsifikasi manfaat utama yang ingin ditawarkan kepada konsumen. Manfaat bagi konsumen tidak selalu berupa harga murah, hal tersebut terbukti pada penjualan di Amazon.com. Amazon tidak selalu menawarkan produk dengan harga terendah, akan tetapi Amazon.com dapat sukses dan menjadi retailer online terbesar. Aspek – aspek lain juga ikut mempengaruhi kesuksesan sebuah toko online misalnya dukungan layanan purna jual, pengiriman yang tepat waktu, pengiriman
dan
penanganan
produk,
dan
perlindungan
keamanan. 3. Memilih Sumber Daya yang Unik dan Berbeda (Choice of Unique and Differentiating Resources) Komponen ketiga dari perencanaan nilai adalah memaksa pemikiran alasan untuk kenapa perusahaan online khusus dapat menyediakan sebuah atau beberapa buah manfaat yang lebih dibandingkan pesaingnya. Komponen ini memfokuskan diri pada faktor di dalam perusahaan atau pada rekan bisnis yang mengarah pada penyampaian manfaat yang unggul. Sumber daya ini dapat juga disebut kompetensi inti, kekuatan bisnis, kontrol poin strategis, sumber daya unik dan kemampuan unik.
31
b. Penawaran Online (Online Offering) Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.117), ruang lingkup dari penawaran dapat berupa spesifikasi kategori atau penyingkatan kategori. Pada penawaran online tidak akan dibahas perancangan konten maupun tampilan web, akan tetapi akan dibahas deskripsi luas dari produk atau jasa nyata yang akan disediakan secara online. Secara khusus, tim manajemen senior harus melengkapi 3 tahap pekerjaan, yaitu: 1) Jangkauan dari penawaran. 2) Identifikasi proses pengambilan keputusan konsumen. 3) Rencanakan penawaran untuk proses pengambilan keputusan konsumen.
1) Jangkauan dari Penawaran (Scope of Offering) Jangkauan merujuk kepada jumlah kategori dari produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan. Jangkauan dari penawaran dapat berupa apa saja dari sebuah perusahaan yang fokus pada satu kategori produk tertentu hingga perusahaan dengan fokus pada kategori produk yang luas. Ada dua tipe spesifik yang dapat menjadi fokus pada jangkauan penawaran, yaitu: a) Dominasi kategori spesifik (Category-specific dominance) Dominasi kategori spesifik menunjuk kepada perusahaan yang secara eksklusif fokus pada suatu kategori produk
32
misalnya bunga, akan tetapi sangat sulit untuk memisahkan perusahaan yang fokus hanya pada satu kategori. Pada kategori penjualan bunga online, perusahaan fokus pada kombinasi bunga, hadiah, dan barang yang melengkapi seperti permen. b) Dominasi produk campuran (Cross-category dominance) Salah satu pengembangan yang paling menarik pada dunia online adalah perluasan dari sebuah kategori ke kategori produk
tambahan
untuk
mencapai
dominasi
produk
campuran. Salah satu contoh yang paling dikenal dalam dominasi produk campuran adalah Amazon. 2) Identifikasi Proses Pengambilan Keputusan Konsumen (Identify the Customer Decision Process) Langkah kedua dalam mengkonstruksi penawaran online adalah proses keputusan konsumen untuk berbagi kategori produk. Proses ini dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu sebelum pembelian, pembelian, dan sesudah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian, konsumen dapat melewati beberapa tahap termasuk mengenal permasalahan atau keperluan, mencari ide dan penawaran, dan mengevaluasi alternatif. Pada tahap pembelian, konsumen menentukan pembelian dan melewati proses pembelian. Tahap setelah pembelian mencakup evaluasi dari tingkat kepuasan dan mempertimbangkan untuk menjadi
33
konsumen setia. Ketika konsumen telah selesai dengan produk, dia dapat atau tidak dapat memilih pembuangan barang. 3) Pemetaan Produk dan Jasa dalam Proses Keputusan Pelanggan (Map Products and Service onto the Customer Decision Process) Tahap ketiga dari konstruksi penawaran mencakup pemetaan produk dan jasa ke dalam proses keputusan konsumen. Pemikirannya adalah membawa konsumen melewati seluruh siklus pemutusan pembelian dan mendorong konsumen untuk terus menjalani siklus. Proses pemetaan ini disebut juga dengan egg diagram. Pembuatan diagram ini dimulai dengan menjabarkan tahapan dari proses keputusan yang harus dilewati konsumen untuk sebuah kategori produk tertentu. Berikutnya adalah identifikasi produk, jasa dan informasi yang akan membantu konsumen melewati tahapan yang beragam. Contoh gambar Egg Diagram:
34
Gambar 2.6 Egg Diagram (Sumber : Rayport dan Jaworski, p.142)
c.
Sumber Daya Sistem (Resource System) Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.122), sumber daya sistem menunjukkan
bagaimana
sebuah
perusahaan
harus
memilih
kemudian mensejajarkan sumber daya mereka untuk menghasilkan manfaat dari perencanaan atau pengelompokan nilai. Terdapat 4 modifikasi penting pada aktivitas sistem logika agar dapat diterapkan pada pasar online, diantaranya adalah:
35
1) Perubahan dari dunia nyata ke dunia virtual dan nyata (Shift from physical world to virtual and physical world) Modifikasi utama adalah untuk merubah dari sumber daya pada dunia nyata menjadi kombinasi antara sumber daya pasar dan tempat. Sumber daya sistem bagi kebanyakan perusahaan merupakan kombinasi dari aset virtual dan fisikal. 2) Perubahan dari fokus sisi pemasok menjadi fokus sisi permintaan (Shift from a supply-side focusto a demand-side focus) Banyak perusahaan fokus pada sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Meskipun hal tersebut terlihat masuk akal, akan tetapi lebih benar apabila fokus awal pada manfaat yang diinginkan oleh target konsumen, kemudian manfaat yang diinginkan menjadi acuan dalam memilih sumber daya. 3) Perubahan dari sumber daya menjadi manfaat (Shift from resources to benefits) Sumber daya sistem terdiri dari kemampuan pemesanan yang lebih tinggi dan aset dari perusahaan. Manfaat didukung oleh sekumpulan sumber daya yang membantu membangun dan membedakan dengan sumber daya perusahaan lainnya, sumber daya dapat berupa beberapa bentuk. Dapat berupa aset nyata seperti gudang atau aset yang tidak dapat diraba seperti nama brand atau hak paten.
36
4) Perubahan dari sistem tunggal menjadi beberapa perusahaan (Shift from single to multifirm systems) Sumber daya sistem memerlukan kemampuan yang harus siap digunakan untuk memenangkan berbagai pasar. Sumber daya ini mungkin dapat berupa penduduk dalam perusahaan dan dikembangkan dalam rumah, akan tetapi mereka juga dapat diperoleh di pasar terbuka atau di akses melalui hubungan kerja strategis. Dalam menentukan Resource System terdiri dari 2 tahap, yaitu: a) Spesifikasi sumber daya sistem (Specifying a resource system) Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.123), ada empat langkah menspesifikasi sumber daya sistem, yaitu : • Identifikasi Manfaat Utama dalam Pengelompokan Nilai (Identify Core Benefits in the Value Cluster) Langkah
pertama
bermula
dengan
di
definisikan
keuntungan inti pada perencanaan atau pengelompokan nilai. • Identifikasi Sumber Daya yang Berhubungan dengan Setiap Manfaat (Identify Resources that Relate to Each Benefit) Langkah kedua menghubungkan sumber daya yang diperlukan untuk mengirim manfaat konsumen tertentu.
37
• Identifikasi
hingga
Tahap
Apa
Perusahaan
Dapat
Menyediakan Setiap Manfaat (Identify to What Degree the Firm Can Deliver Each Benefit) Langkah ketiga memerlukan pengamatan ke bagian dalam perusahaan untuk mengetahui apakah perusahaan memiliki sumber daya yang diperlukan atau memerlukan sumber daya luar untuk memenuhi kekurangan sumber daya tersebut. • Identifikasi Rekanan yang dapat Melengkapi Sumber Daya (Identify Partner Who Can Complete Resources) Langkah terakhir yaitu mengidentifikasikan rekanan utama yang dapat melengkapi sumber daya sistem. Berikut contoh gambar pemetaan resource system:
Gambar 2.7 Resource System (Sumber : Rayport dan Jaworski, p.124)
38
b) Kriteria untuk menaksir kualitas dari sumber daya sistem (Criteria to assess the quality of a resource system) Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.124), beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menaksir kualitas dari sumber daya sistem adalah sebagai berikut: • Keunikan dari sistem (Uniqueness of the system) Keunikan dari sistem menunjuk pada sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk melakukan perluasan dengan sumber daya yang berbeda dari pesaing. • Hubungan antara sumber daya dan manfaat (Links among resources and benefits) Apakah setiap sumber daya mendukung pengiriman manfaat ke konsumen? Apakah dukungan tersebut kuat atau lemah? • Hubungan antara sumber daya dalam sistem (Links among resources in the system) Sebagus apa sumber daya saling melengkapi dan saling mendukung satu dan lainnya? Apakah terdapat hubungan yang kuat antar sumber daya?
39
• Hubungan antara sistem bisnis dunia maya dan dunia nyata (Links between virtual-world and physical world business systems) Apakah sumber daya sistem online mendukung atau bermasalah dengan sistem offline? • Keuntungan
yang
dapat
dipertahankan
(Sustainable
Advantage) Apakah sumber daya mudah di tiru? Proses unik tetapi sumber daya mudah untuk di tiru. d.
Model Pendapatan (Revenue Models) Menurut Raymond dan Jaworski (2003, p.127), tujuan dari model pendapatan adalah memperoleh keuntungan permasalahan yang dihadapi adalah sering kali sulit untuk menyatukan model pendapatan dengan berbanding nilai perusahaan dan nilai penawaran perusahaan. Perusahaan dapat mengumpulkan pendapatannya dari beberapa sumber utama, yaitu: 1) Periklanan (Advertising) Sebuah situs tertentu dapat memperoleh pendapatan dari pemasangan iklan dengan menjual iklan (spanduk). Sponsorships situs, dan bentuk komunikasi lainnya.
40
2) Penjualan produk, jasa atau informasi (Products, services, or information sales) Merupakan penjualan yang didapatkan dari penjualan barang pada situs. 3) Transaksi (Transaction) Merupakan pendapatan yang tumbuh dari perubahan biaya dan komisi para konsumennya. 4) Langganan (Subscription) Merupakan
pendapatan
yang
diperoleh
dari
biaya
berlangganan perbulan maupun pertahun untuk informasi tertentu. 5) Biaya lisensi (License fees) Merupakan biaya yang dihasilkan dari lisensi prosuk perusahaan. e.
Model Bisnis Online (Online Business Models) Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.128), setelah menentukan pengelompokan nilai, penawaran online, sumber daya sistem dan model pendapatan, maka dapat dimulai membangun model bisnis perusahaan. Terdapat tujuh jenis alternatif yang dapat dijadikan model bisnis online, yaitu:
41
1) Metamarket switchboard model Metamarket switchboard model mengajak pembeli dan penjual menjalani aktivitas yang sama untuk mencapai tujuan tertentu. 2) Traditional and reverse auction models Lelang tradisional di desain untuk menyatukan pembeli dan penjual dalam jumlah yang besar. Pembeli menawar hingga titik dimana tidak terdapat lagi tawaran yang diberikan. Pembeli dengan harga penawaran tertinggi yang akan memenangkan barang. Situs lelang kebalikan mengizinkan pemasok untuk menawar harga termurah hingga tidak terdapat tawaran saingan. Pemasok dengan harga terendah mengirimkan barang kepada pembeli. 3) Freshest-information model Salah satu aspek model bisnis baru yang dipengaruhi oleh internet adalah kemampuan untuk dengan cepat dan efisien mengirimkan informasi kepada pelanggan, sehingga perusahaan harus dapat menyediakan informasi secepat mungkin kepada pelanggan. 4) Highest-quality model Perusahaan dengan model bisnis ini umumnya menetapkan harga yang tinggi untuk setiap prosuk, jasa atau informasi yang disediakannya. Perusahaan ini hanya menargetkan konsumen
42
yang menginginkan barang, jasa atau informasi dengan kualitas tanpa memperhatikan harga. 5) Widest-assortment model Perusahaan dapat bersaing dengan memperdalam dan meluaskan produk campuran baik dalam satu kategori maupun antar kategori. 6) Lowest-price model Merupakan model yang menjanjikan harga terendah secara online kepada konsumen. 7) Most personalized business model Model bisnis yang menyediakan pengalaman yang berbeda dan
unik
kepada
konsumennya
karena
menyediakan
personalisasi secara khusus kepada setiap konsumen. Misalnya seperti pasien berkonsultasi melalui internet dengan dokter, dokter dapat memberikan resep, diagnosis, maupun timbal balik melalui internet.
2.6.3 Strategy Formulation : Customer Interface Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.150), terdapat tujuh kerangka kerja yang berhubungan dengan desain tampilan konsumen, dapat digambarkan sebagai berikut:
43
Gambar 2.8 Map of 7Cs Framework (Sumber : Rayport dan Jaworski, p.185) a. Context Keadaan sebuah website harus menampilkan keindahan dan dapat memberikan fungsi yang baik. Beberapa situs fokus hanya pada grafik, warna, dan fitur desain, sementara situs lainnya menekankan pada kemudahan navigasi. Susunan sebuah website terbagi menjadi dua elemen utama, yaitu: 1) Function Fungsi atau kemudahan penggunaan mempengaruhi penampilan sebuah situs dalam aspek kecepatan dan keandalan situs. Meskipun mempengaruhi penampilan dari halaman situs secara keseluruhan, akan tetapi pembukaan halaman yang membutuhkan waktu lama
44
akan mempengaruhi kenyamanan pengguna. Terdapat beberapa elemen desain dan performa yang penting bagi fungsi: a) Section breakdown Sub komponen sebuah situs yang memberikan kemudahan akses bagi pengguna. b) Linking structure Penghubungan struktur situs untuk navigasi antara satu halaman ke halaman yang lainnya sehingga pengguna tidak mengalami
kesulitan
dalam
mencari
kebutuhan
yang
diinginkan. c) Navigation tools Memfasilitasi pengguna untuk mengakses situs. d) Speed Desain sederhana dan pembatasan penggunaan grafis kompleks untuk mengurangi waktu yang diperlukan dalam menampilkan sebuah halaman pada layar pengguna. e) Reliability Seberapa menyebabkan
sering situs
kinerja tidak
server dapat
menurun diakses
sehingga
dan
dapat
mempengaruhi keandalan situs dalam menyediakan informasi. f) Platform independence Sebuah ukuran tentang sebaik apa situs dapat berjalan pada segala browser termasuk browser yang sudah lama.
45
g) Media accesibility Cara sebuah situs dapat di-download ke berbagai media platform. Situs sebaiknya sederhana dan dirancang untuk dapat memenuhi standar berbagai platform serta dapat diterima oleh para pengguna.
2) Aesthetics Estetis sebuah situs dapat diciptakan dengan pilihan visual seperti warna, grafis, foto, dan tulisan. Terdapat dua fitur estetis yang paling penting bagi sebuah situs, yaitu: a) Color scheme Perancangan sebuah situs sering kali menggunakan warna tertentu yang konsisten agar dapat membuat pengguna nyaman dalam mengakses situs. b) Visual themes Tema visual membantu menceritakan tujuan dari situs, sehingga dengan melihat tampilan dari situs pengguna dapat langsung mengetahui tentang tujuan situs tersebut.
b. Content Content mencakup kesuluruhan informasi digital pada sebuah situs, termasuk audio, video, gambar, dan tulisan. Pada bagian ini terdapat empat cara untuk mengevaluasi content, yaitu:
46
1) Offering mix Situs dapat menawarkan tiga jenis isi : produk, informasi, dan jasa. Seringkali sebuah situs menggabungkan ketiga jenis tersebut, akan tetapi tidak setiap saat. Offering mix menunjuk pada kemampuan yang diberikan pada setiap isi situs. 2) Appeal mix Appeal mix merupakan gambaran pesan promosi atau iklan dari perusahaan. 3) Multimedia mix Multimedia mix merupakan pilihan dari perancang web tentang cara mengkombinasikan tulisan, audio, gambar, video. 4) Timeliness mix Seluruh situs web yang berisikan informasi perlu peka terhadap waktu karena menyampaikan informasi pada waktu yang salah dapat membuat pengguna rugi.
c. Community Komunitas adalah interaksi antar pengguna situs baik hubungan antara individu dengan individu maupun interaksi individu ke kelompok. Komunitas menciptakan sebuah perasaan kebersamaan melalui ketertarikan yang sama. Terdapat tiga tipe komunitas secara umum, yaitu:
47
1) Nonexistent Situs tidak memiliki komunitas yang menawarkan interaksi baik antar pengguna maupun antara perusahaan dengan pengguna. 2) Limited Situs menawarkan fitur seperti membaca maupun menempatkan informasi, cerita maupun pendapat kepada situs komunitas terbatas. Situs ini biasanya menawarkan fitur komunitas yang tidak berinteraksi. 3) Strong Situs dengan komunitas yang kuat menawarkan fungsi komunikasi interaktif seperti chat room dan message board.
d. Customization Customization adalah kemampuan website untuk menampilkan informasi sesuai dengan peraturan pengguna, sehingga tidak semua pengguna menggunakan tampilan yang sama. Sebuah situs dapat dirancang agar dapat diubah oleh pengguna maupun situs tersebut sendiri. Ketika customization dijalankan oleh pengguna, maka situs disebut personalization. Ketika customization dijalankan oleh website, maka disebut tailoring. Klasifikasi customization terbagi tiga, yaitu: 1) Generic Meskipun peralatan customization telah menjadi semakin canggih dalam beberapa tahun belakangan ini, banyak situs masih
48
tetap memberikan tampilan yang sama ke tiap pengguna. Sehingga tingkat customization pada tipe ini terbilang rendah. 2) Moderately customized Kebanyakan situs e-commerce menggunakan klasifikasi ini. Setiap kebiasaan dari pengguna disimpan sehingga pada saat pengguna mengunjungi kembali situs, situs akan langsung menampilkan kebiasaan tersebut. 3) Highly customized Situs yang masuk dalam klarifikasi ini melakukan usaha yang ekstrim untuk memberikan setiap pengguna pengalaman yang berbeda – beda bagi setiap individu. Biasanya situs mengizinkan setiap pengguna untuk memilih tampilan dan informasi sendiri.
e. Communication Komunikasi merupakan percakapan antara perusahaan dengan pengguna. Percakapan tersebut mungkin tidak bertujuan atau interaktif. Komunikasi terbagai menjadi empat klasifikasi, yaitu: 1) One-to-many, non responding user Website ini mengirimkan komunikasi secara luas kepada pendengar yang telah ditentukan, biasanya melalui e-mail. Pesan ini biasanya bersifat menyampaikan informasi, tanpa memperdulikan respon konsumen.
49
2) One-to-many, responding user Situs jenis ini mengirimkan pesan kepada pengguna yang telah terdaftar dan mengundang mereka untuk mengirimkan komentar atau respon. 3) One-to-one, nonresponding user Tipe situs ini mengirimkan pesan yang telah dipersonalisasi kepada pengguna dengan ketertarikan atau kebutuhan yang spesifik dan biasanya merupakan pesan pengingat. 4) One-to-one, responding user Tipe situs ini mengirimkan informasi individu seperti pesan pengingat, akan tetapi pada kasus ini pengguna dapat merespon baik dengan membalas informasi melalui e-mail atau interaksi secara langsung. Tujuannya untuk menawarkan perhatian individu yang sama dengan apa yang didapat pelanggan dari pasar tradisional.
f. Connection Koneksi adalah derajat sebuah situs terhubung dengan situs lainnya. Ini dapat terjadi karena adanya hyperlink yang ditanamkan pada situs. Klasifikasi koneksi terbagi atas 3, yaitu:
50
1) Destination site Situs tujuan menyediakan informasi secara eksklusif atau tersendiri, dengan link yang sangat sedikit ke situs lain. Situs ini sering kali dinilai integritas dan tingkat ketergantungan mereka. 2) Hub site Fitur yang disediakan merupakan kombinasi dari konten yang dihasilkan sendiri dan link – link terpilih untuk website yang berhubungan. Pengguna biasanya mengunjungi hub site karena mereka bertindak sebagai gateway untuk informasi pada industri atau topik yang spesifik. 3) Portal site Situs ini terdiri hampir semata-mata dari informasi outsource dan link – link untuk situs lain, dengan konten yang sangat sedikit atau tidak dihasilkan sendiri.
g. Commerce 1) Commerce Features Fitur – fitur dari perdagangan untuk tampilan pelanggan membantu
kemampuan
website
untuk
melakukan
transaksi
keuangan. Dalam e-commerce terdapat beberapa alat fungsional, yaitu:
51
a) Pendaftaran (Registration) Pendaftaran
pengguna
memungkinkan
situs
untuk
menyimpan informasi kartu kredit, alamat pengiriman, dan preferensi tagihan. b) Keranjang Belanja (Shopping Cart) Saat pengguna dapat menempatkan barang dalam keranjang belanja virtual, ini memberi mereka pilihan dalam pembelian dengan segera atau menyimpan barang tersebut sampai kunjungan berikutnya. c) Keamanan (Security) Situs mencoba untuk menjamin keamanan dari transaksi dan data yang berhubungan melalui enkripsi dan teknologi autentikasi. d) Persetujuan Kartu Kredit (Credit Card Approval) Situs
dapat
memiliki
kemampuan
untuk
menerima
persetujuan kredit dengan segera untuk pembelian kartu kredit melalui link elektronik untuk izin penyimpanan kartu kredit. e) Belanja dengan 1 klik (One-click Shopping) Bentuk yang paling dikenali dari fitur ini adalah fitur 1-click yang dipatenkan Amazon.com, yang mengizinkan pembelanja untuk menetapkan lebih dulu informasi kartu kredit dan alamat pengiriman sehingga mereka dapat memesan produk hampir dengan segera.
52
f) Pemesanan Melalui Kantor Cabang (Order Through Affiliates) Website program kantor cabang harus dapat membawa pesanan yang mula – mula berasal dari situs kantor cabang, sebagaimana menetapkan hak pembayaran untuk penyerahan. g) Konfigurasi Teknologi (Configuration Technology) Ini membantu pengguna untuk menetapkan produk dan jasa bersama – sama dalam cara yang bervariasi, yang mengizinkan untuk melakukan analisis performa, kemampuan untuk beroperasi melalui berbagai komponen sistem yang rumit dalam sistem, dan penggantian umum dari produk yang memiliki brand. h) Pelacakan Pesanan (Order Tracking) Pembelanja dapat memeriksa status pengiriman dari pesanan mereka. i) Pilihan Pengiriman (Delivery Options) Sebagian besar situs e-commerce memberi pilihan pada pengguna mengenai kecepatan pengiriman, dengan biaya lebih untuk waktu yang lebih cepat.
2) Commerce Classifications Setelah
mengevaluasi
fitur
perdagangan
yang
ingin
diimplementasikan di situs, sangat mungkin untuk menentukan
53
kemampuan perdagangan baik rendah, menengah, maupun tinggi. Terdapat tiga jenis klasifikasi perdagangan, yaitu: a) Rendah (Low) Website ini memiliki kemampuan untuk memproses transaksi, akan tetapi dengan fitur perdagangan yang rendah. Situs seperti ini hanya merupakan bisnis kecil yang hanya menggunakan web untuk merepresentasikan sebagian kecil penjualan mereka. b) Menengah (Medium) Beberapa
website
tidak
memerlukan
seluruh
fitur
perdagangan dan hanya memerlukan fitur transaksi finansial akan tetapi bukan merupakantujuan utama mereka. c) Tinggi (High) Website ini dilengkapi dengan hampir seluruh fitur perdagangan seperti kereta belanja, persetujuan kartu kredit, pendaftaran, penjaminan keamanan, dan fitur – fitur lainnya. Website tipe ini biasanya dimiliki oleh perusahaan offline yang besar atau dibangun oleh perusahaan dengan penjualan online dalam jumlah yang besar.
2.6.4 Implementation Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.236), jika sebuah perusahaan telah menarik konsumen ke website mereka, website tersebut harus
54
menyampaikan pengalaman konsumen secara menyeluruh yang dijanjikan komunikasi brand. Tidak hanya tampilan konsumen yang berjalan seperti yang diharapkan, akan tetapi perusahaan harus mampu mengeksekusi secara benar transaksi melalui tampilan konsumen. Kerangka Kerja Untuk Implementasi: Sistem Sumber Daya (A Framework for Implementation : The Resource System) Berikut gambar mengenai kerangka kerja Implementasi:
Gambar 2.9 Framework for Implementation (Sumber : Rayport dan Jaworski, p.237) Gambar di atas menyediakan kerangka implementasi yang meliputi tujuh faktor yang diperlukan untuk membangun sistem sumber daya yang kuat dan bertahan, yaitu: a. Aset Manusia (Human Assets) b. Proses (Processes) c. Struktur Organisasi (Organizational Structure) d. Sistem (Systems)
55
e. Kebudayaan (Culture) f. Kepemimpinan (Leadership) g. Kemitraan (Partnership)
Istilah aset manusia mengacu kepada bagaimana karyawan berkembang, dikelola, dan bertahan. Perhatian lebih telah diberi pada manajemen sumber daya
manusia
semenjak
jatuhnya
ketersediaan
internet
terkait
ketidakpastian oleh karyawan mengenai pilihan persediaan. Kekuatan ini terletak pada tekanan besar pada organisasi untuk memelihara sumber daya paling penting mereka yaitu orang – orang. a.
Aset Manusia (Human Assets) Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.241), di dalam aset manusia terdapat empat kegiatan umum yang dilakukan oleh perusahaan – perusahaan dalam menentukan aset manusianya, yaitu perekrutan, pemilihan, pengembangan dan usaha mempertahankan pekerja. 1) Perekrutan (Recruit) Perekrutan mengacu pada tugas formal dari mencari karyawan yang tepat. Perekrutan terdiri dari kumpulan aktivitas, termasuk menetapkan kriteria untuk posisi tertentu, deskripsi pekerjaan ahli yang jelas, menentukan campuran yang tepat dari saluran perekrutan (contoh : universitas, job fair, website online, dan website perusahaan), dan memasang metrik prestasi tertentu
56
(contohnya : berapa banyak mahasiswa yang belum mendapat gelar dipekerjakan tahun ini). 2) Seleksi (Select) Seleksi adalah proses dari membuat keputusan dalam mempekerjakan karyawan dan menawarkan pekerjaan formal. Sekumpulan faktor dapat mempengaruhi pemilihan seleksi, termasuk karakteristik dari karyawan yang potensial dan pengalaman
kerja,
sebagaimana
yang
dibutuhkan
oleh
perusahaan. 3) Pengembangan (Develop) Sekali dipekerjakan, karyawan secara khusus disediakan rencana
pengembangan
profesional
untuk
mengutamakan
kekuatan individual dan memperbaiki kelemahan. 4) Dipertahankan (Retain Employees) Mempertahankan bakat terbaik merupakan tantangan yang konstan. Bakat terbaik sangat terlihat setelah pasar kerja yang sulit.
b.
Proses (Processes) Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.243), proses ditetapkan sebagai pola dari interaksi, koordinasi, komunikasi, dan pembuatan keputusan yang karyawan gunakan menstandarisasi bagaimana
57
pekrjaan diselesaikan. Proses – proses berikut ini diatur oleh perusahaan online selama implementasi: 1) Proses Alokasi Sumber Daya (Resource-Allocation Processes) Seringkali ada lebih banyak peluang yang tersedia daripada yang dapat perusahaan kejar pada sikap yang berkelanjutan. 2) Proses Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Management Processes) Perusahaan online perlu untuk menimbang dan mengatur dengan cepat untuk bertumbuh dengan pasar. 3) Proses
Manufaktur
dan
Distribusi
(Manufacturing
and
Distribution Processes) Proses manufaktur dan distribusi ditetapkan sebagai rantai persediaan. 4) Proses Pembayaran dan Penagihan (Payment and Billing Processes) Hal ini jelas bahwa tanpa fungsi tepat dari proses pembayaran dan penagihan, sebuah perusahaan online akan mengalami kesulitan dalam memproduksi apa saja selain dari keuntungan virtual. 5) Proses
Dukungan/Pemeliharaan
Pelanggan
(Customer
Support/Handling Processes) Pelanggan dapat bertanya saat mereka berada di website, dan juga setelah transaksi selesai.
58
c.
Struktur Organisasi (Organizational Structure) Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.248), sistem adalah rutinitas atau pembangunan prosedur untuk organisasi dan bisa dihubungkan ke berbagai aspek pada organisasi.
d.
Sistem (Systems) Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.256), budaya organisasi adalah konteks sosial yang membentuk perilaku dan cara kerja orang yang bekerja di dalam organisasi. Budaya dapat juga didefinisikan juga sebagai pola dari pembagian nilai, kepercayaan dan asumsi yang melibatkan pendapat dan aksi. Dapat dijelaskan pada gambar sebagai berikut:
Gambar 2.10 Generic Organizational Culture Types (Sumber : Rayport dan Jaworski, p.257)
59
e.
Kebudayaan (Culture) Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.259), kualitas dari kepemimpinan mempengaruhi semua aspek dari penyelenggaraan organisasi, dengan hormat pada implementasi, pemimpin memainkan peran yang penting dalam mengklarifikasi arti dari strateggi, mereka mengkomunikasikan strategi pada stakeholder, termasuk karyawan, pemegang saham, pemasok, dan pelanggan kunci, pemimpin yang berbakat menyatukan organisasi disekitar tujuan yang menarik, mereka memastikan bahwa strategi diwujudkan dalam rencana kerja dan target kinerja.
f.
Kemitraan (Partnership) Menurut Rayport dan Jaworsky (2003, p.216), kemitraan adalah persetujuana antara dia atau lebih perusahaan yang diciptakan demi keuntungan bagi masing – masing perusahaan secara strategis atau ekonomis, atau keduanya, kemitraan meliputi aliansi strategi formal, penggabungan menawarkan produk bersama, persetujuan pemasaran, lisensi produk, pengerjaan tenaga luar, vendor, dan kemitraan penelitian dan pengembangan perusahaan menggunakan kemitraan untuk mendukung usaha penelitian dan pengembangan untuk mengembangkan produk bersama, untuk membantu dalam usaha globalisasi.
60
2.6.5 Metrics Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.277), terdapat empat area yang dibahas pada metrics, yaitu: a. Financial Metrics Metric keuangan didesain untuk menilai performa keuangan dari perusahaan. Ukuran keuangan yang khas meliputi pendapatan pertumbuhan pendapatan, keuntungan kotor, pendapatan operasi, keuntungan bersih, penghasilan per saham, dan aliran kas, ukuran keuangan mencerminkan pilihan strategi dan periode rencana yang paling terkini dan untuk beberapa tingkatan, akumulasi dari semua periode perencanaan yang lampau.
b. Internal Business Process Metrics Metric proses bisnis internal berfokus pada aktivitas penambahan biasanya kelompok metric ini berfokus pada aktifitas penambahan nilai yang penting yang membawa kepuasan pelanggan dan penambahan nilai pemegang saham, metric ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : 1) Inovasi (Innovation) Metric
inovasi
mengukur
sebaik
apa
perusahaan
mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan perubahan atau penambahan penawaran baru , pengukuran ini dapat meliputi
61
persepsi pelanggan atas inovasi dari perusahaan atau ukuran kualitas dari inovasi. 2) Operasi (Operation) Metric operasi mengukur kualitas dari seluruh proses rantai persediaan hingga pengiriman produk kepada pelanggan ini dapat meliputi pengukuran yang mereklekasikan prosess pemesanan
pelanggan,
daur
hidup
pemesanan,
waktu
pengiriman, dan persentasi kesalahan pemesanan. 3) Layanan Setelah Penjualan (Postsale Service) Metric layanan setelah penjualan mengukur kualitas dari layanan yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumennya, ini meliputi pemrosesan , pengembalian, pemrosesan garansi, waktu respon untuk pertanyaan melalui email, dan pemrosesan pembayaran. 4) Learning and Growth Metric Mertric pembelajaran
dan pengembangan
secara luas
mencakup karyawan, sistem informasi, dan metric informasi. Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.279), pada balance scorecard terdapat beberapa batasan, yaitu: a) Tidak Adanya Definisi yang Jelas Dari Strategi atau Model Bisnis (No Clear Definition of Strategy or Business Model) Tema kunci dari balance scorecard berdasarkan dari strategi pada perusahaan. Meski begitu komponen dan
62
stratregi ataupun bisnis model tidak didefinidikan dengan jelas. Tanpa definisi yang jelas, sulit untuk menilai apakah empat dari kategori dari metric menangkap aspek penting dengan tepat dari strategi bisnis atau model bisnis. b) Lokasi yang tidak jelas dari kemampuan perusahaan atau sumber data pada kerangka kerja (Unclear Location of Organizational Capability or Recources in The Framework) Kemampuan organisasi dan sumber daya menjangkau berbagai wilayah, termasuk proses bisnis internal, hubungan pelanggan, dan seleksi unik dari pasar. c) Lokasi yang tidak jelas dari kemitraan pada kerangka kerja (Unclear Location of Partnership in Framework) Kemitraan strategis merupakan ukuran penting dari kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan jaringan ekonomi saat ini, meski begitu kemitraan tidak dialamatkan pada kerangka kerja balance scorecard.
2.6.6 The Performance Dashboard Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.284), terdapat lima langkah dalam implementasi performance dshboard pada metric, yaitu: a. Penjabaran strategi bisnis (Articulate business strategy). b. Menerjemahkan strategi menjadi hasil yang diinginkan (Translate strategy into desired outcome).
63
c. Memilih metric (Choose metric). d. Menghubungkan metric dengan indicator untuk memimpin dan indicator untuk meninggalkan pesaing (Link metric to leading and lagging indicator). e. Memperhitungkan performa yang ada dan performa target (Calculate current and target performance).
Gambar 2.11 The Performance Dashboard (Sumber : Rayport dan Jaworski, p.280)
2.7
Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Berikut ini akan dibahas mengenai pengertian analisa dan perancangan sistem informasi serta penjelasannya, juga segala aktivitas dalam perancangan sistem informasi yang ber-orientasi Object-Oriented Analysis and Design. 2.7.1 Pengertian Analisis Sistem Menurut Raymond McLeod, Jr (2004, p.138), analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbarui.
64
Dari defisini diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis sistem informasi adalah penelitian kebutuhan informasi dalam sebuah organisasi dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui.
2.7.2 Pengertian Perancangan Sistem Menurut Raymond McLeod, Jr (2004, p.140), perancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah solusi atau implementasi berbasis komputer untuk memenuhi kebutuhan bisnis. Tujuan dari perancangan sistem adalah menentukan bagaimana membangun atau menyusun sistem informasi yang baik sesuai kebutuhan yang telah didokumentasikan.
2.7.3 Tujuan Perancangan Sistem Tujuan perancangan sistem adalah untuk menghilangkan kelemahan sistem yang sedang berjalan atau meningkatkan kelebihan sistem yang sedang berjalan. Raymond McLeod, Jr (2004, p.140), membagi dua tujuan utama perancangan sistem, yaitu : a. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem. b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancangan bangunan yang lengkap kepada programmer komputer dan ahli – ahli teknik lain yang terlibat.
65
2.7.4 Pengertian UML Menurut Whitten dan Bentley (2007, p.370), unified modelung language adalah satu kumpulan konvensi permodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek.
2.7.5 Konsep Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) Menurut Satzinger (2005, p.60), Object-Oriented Analysis adalah mendefinisikan semua tipe objek yang bekerja pada suatu sistem dan menunjukkan apa yang diperlukan pengguna dalam penyelesaian suatu tugas. Dan Object-Oriented Design adalah mendefinisikan semua jenis objek agar dapat berkomunikasi dengan pengguna dan alat dalam suatu sistem, serta menunjukkan bagaimana objek berinteraksi untuk menyelesaikan suatu tugas dan memperjelas definisi dari setiap objek agar dapat diimplementasikan. 2.7.5.1 Activity Diagram Menurut Satzinger (2005, p.144), diagram proses bisnis yang sederhana yang menggambarkan aktifitas user atau system, dan alur sekuensial dari setiap aktifitas.
66
Tabel 2.1 Komponen Activity Diagram
67
Gambar 2.12 Contoh Activity Diagram (Sumber: Satzinger, Robert dan Stephen)
68
2.7.5.2 Class Diagram Menurut Whitten dan Bentley (20057, p.382), class diagram menunjukkan struktur objek dari sebuah sistem. Diagram ini juga menunjukkan objek – objek yang membentuk sistem tersebut dan menunjukkan hubungan antar objek – objek tersebut.
Gambar 2.13 Contoh Class Diagram (Sumber: Whitten and Bentley)
69
2.7.5.3 Sequence Diagram Menurut
Satzinger
(2005,
page
316),
Diagram
yang
menunjukan eksekusi operasi disebuah objek yang melibatkan pemanggilan operasi diobjek lain.
Gambar 2.14 Contoh Sequence Diagram
(Sumber: Satzinger)
70
2.7.5.3 Use Case Diagram
Menurut Satzinger (2005, p.213), diagram yang menunjukan peran user dan bagaimana mereka berinteraksi dengan sistem.
Berikut ini adalah komponen – komponen dari Use Case Diagram, menurut Satzinger :
a. System Boundary : menggambarkan batasan antar sistem (use case) dengan actor.
System
Gambar 2.15 System Boundary
(Sumber: Satzinger)
b. Actor
Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan – pekrjaan tertentu.
71
Gambar 2.16 Actor
(Sumber: Satzinger)
c. Use Case
Menggambarkan perilaku interaksi antara actor dengan system.
Gambar 2.17 Use Case
(Sumber: Satzinger)
d. Communication
Menggambarkan hubungan antara use case dengan actor.
Gambar 2.18 Communication
(Sumber: Satzinger)
72
Gambar 2.19 Contoh Use Case Diagram
(Sumber: Satzinger)
2.7.5.4 Deployment Environment and Software Architecture Menurut Satzinger (2005, p.279), lingkungan deployment terdiri dari hardware, sistem software, dan lingkunan network yang akan dioperasikan di dalam sistem. Menurut
Satzinger
(2005,
p.279),
merupakan
sistem
deployment environment yang sederhana seperti komputer tunggal yang tersentralisasi yang bisa dicocokan dengan software architecture yang sederhana secara keseluruhan.
73
a. Deployment Environment Deployment environment terdapat beberapa macam : a. Multitier Architecture : Merupakan arsitektur yang mendistribusikan aplikasi yang berhubungan dengan sistem dan memproses seluruh sistem komputer.
Gambar 2.20 Contoh Multitier Architecture (Sumber: Satzinger) b. Centralized and distributed architecture: Arsitektur yang mengalokasikan semua sumber computing dalam satu lokasi central. c. Computer Networks: Kumpulan dari garis transmisi, hardware khusus
dan
protokol
komunikasi
yang
memungkinkan komunikasi antara user – user yang berbeda dan sistem komputer.
74
a) Local Area Network (LAN): Merupakan sebuah network komputer yang memiliki area terbatas atau lokal, seperti di dalam suatu gedung. b) Router:
Merupakan
peralatan
network
yang
mengirimkan informasi dalam sebuah jaringan. b. Software Architecture 1) Three – Layer Client/Server Architecture Client atau server yang membagi aplikasi menjadi beberapa bagian yaitu view layer, business logic layer, dan data layer.
Gambar 2.21 Contoh Three – Layer Client/Server Architecture (Sumber: Satzinger)
75
2.7.5.5 Interface Menurut Mahasin (2011), antarmuka (Interface) merupakan mekanisme komunikasi antara pengguna (user) dengan sistem. Antarmuka (Interface) dapat menerima informasi dari pengguna (user) dan memberikan informasi kepada pengguna (user) untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan suatu solusi.
Gambar 2.22 Contoh Interface (Sumber: Mahasin)
76
2.8
Pengujian Sistem Berbasis Web (Testing Web Based System) Menurut Perry, W.E (2006, p.802) pengujian sistem berbasis web merupakan salah satu dari perluasan metode pengujian ini terdiri atas tahap – tahap sebagai berikut : a. Tahap penentuan kepentingan pengujian (select testing concerns) Sesuai dengan sistem yang hendak dirancang maka concerns dari testing ini berada pada bagian kegunaan atau usabilitty. b. Tahap penentuan ruang lingkup pengujian (select web based test) Sesuai dengan cakupan proyek dan waktu dalam pembangunan proyek, maka ruang lingkup pengujian berada pada tingkat pengujian unit or component testing. c. Tahap penentuan penggunaan media bantuan atau tools yang digunakan dalam proses pengujian (select web based tools) Berdasarkan ruang lingkup pengembangan proyek, maka pengujian yang dilakukan hanya sebatas pada HTML tools dan Site validation tools. 2.8.1 Testing Concerns on Usability Menurut Perry, W.E (2006, p.806), testing yang mementingkan kegunaan adalah sebuah metode testing yang dapat : a. Memastikan website dapat dengan mudah digunakan dan dipahami. b. Memastikan bahwa pengguna tahu bagaimana menginterpretasikan dan menggunakan informasi yang disampaikan. c. Memastikan tampilan dan navigasi pada halaman website dapat dilihat dengan jelas dan benar.
77
2.8.2 Unit or Component Testing Menurut Perry, W. E (2006, p.807), merupakan tingkat pengujian paling terendah dimana pengujian berluang lingkup pada objek, komponen dan halaman pada website saja.
2.8.3 HTML Tools Menurut Perry, W.E (2006, p.809), HTML tools merupakan metode pengujian yang hanya terfokus pada fungsi inti pada website yang akan dikembangkan, dimana hasil akhir dari pengujian menggunakan alat bantu ini, berupa gambaran mengenai bagaimana sistem akan dapat atau tidak dapat berjalan atau di compile.
2.8.4 Site Validation Tools Menurut Perry, W. E (2006, p.809), Site Validation tools merupakan metode pengujian yang terfokus pada tampilan dari website, kepastian akan keberadaan website dan kesesuaian website dengan rancangan awal. Pada metode pengujian ini, hasil akhir dapat berupa gambar akan tampilan website dan juga sebuah tabel yang dapat memberikan sebuah kesimpulan dari sistem pengujian sebelumnya.
2.8.5 PHP (Hypertext Preprocessor) Menurut Langley, N (2004, p.76), PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor
adalah
bahasa
scripting
HTML
embedded
yang
78
memungkinkan pengembang web untuk menulis halaman yang dihasilkan secara dinamis dengan cepat.
2.8.6 JavaScript Menurut Smith, D (1999, p.111-113), JavaScript adalah bahasa scripting yang lebih sederhana untuk belajar dari Java. Berguna untuk menempatkan efek JavaScript pada halaman web. Untuk menambahkan sedikit kode untuk HTML menggunakan tag sebagai berikut: <SCRIPT>.
2.8.7
CSS (Cascading Style Sheets) Menurut G.H, Cloutier (2001, p.9), CSS merupakan bagian integral dari DHTML. Yang biasa digunakan untuk mengendalikan tampilan teks pada halaman web. CSS dapat diubah menggunakan bahasa scripting.
2.9
Analisa SWOT Menurut Beagrie (2004, p.21), Analisa SWOT merupakan salah satu cara perencanaan bisnis yang sangat berguna bagi organisasi untuk menyelidiki peluang bisnis, dengan berlandasan strength, weaknesses, opportunities, dan threats. Secara pribadi SWOT dapat berguna untuk career applications.
79
Gambar 2.23 Analisa SWOT (Sumber: Proquest) a. Strengths (Kekuatan) Contoh: Menentukan keterampilan, pengalaman dan kemampuan. Hal ini akan membangun keunggulan yang kompetitif di dalam organisasi dan pribadi. b. Weakness (Kelemahan) Contoh: Suatu perusahaan merasa tidak nyaman dalam meningkatkan gaji karyawannya. c. Opportunities (Peluang) Contoh: 1) Apa yang Anda ingin lakukan dalam waktu tiga atau lima tahun kedepan?
80
2) Apakah Anda sering berpindah pekerjaan untuk menemukan tantangan baru yang Anda cari? d. Threats (Ancaman) Contoh: Apapun yang mencegah anda mencapai tujuan suatu karir adalah ancaman. Persaingan yang ketat dalam hal pekerjaan, stabilitas keuangan, karyawan yang tidak kondusif, dan dapat menimbulkan ancaman di suatu organisasi dan perusahaan.
81
2.10 Kerangka Pikir Berdasarkan teori – teori yang dijabarkan diatas, maka dapat dibentuk sebuah kerangka berpikir dengan konsep SDLC (System Development Life Cycle) yang bersifat waterfall. Dengan tahapan sebagai berikut: a. Tahap Planning dan Analysis Pada tahap ini terdiri dari: 1) Tahap perolehan informasi (Information Gathering) dengan
cara
melakukan wawancara / interview secara langsung kepada Manager Operational dan calon admin pada sistem baru yang akan dirancang pada CV. PRAKARSA WIBOWO MAKMUR. Pada akhirnya tahap ini akan menghasilkan berbagai informasi yang dapat digunakan dalam tahap analisa sistem berjalan, perancangan sistem baru, pengujian sistem baru, implementasi sistem baru hingga evaluasi dari sistem baru tersebut. Dimana perolehan informasi tersebut dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan pada saat pengerjaan sistem baru.
2) Tahap analisa informasi yang diperoleh dengan menggunakan kerangka kerja analisa peluang pasar (Market Opportunity Analysis) yang terdiri dari langkah sebagai berikut: 1. Menggunakan
informasi
yang
diperoleh
(Raw
data)
untuk
mengidentifikasi kebutuhan akan konsumen. (Identify the Unmet
82
and/or Understand Customer Need) yang akan menghasilkan berbagai kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi dan terlayani. 2. Menggunakan informasi yang diperoleh untuk mengidentifikasi spesifikasi konsumen yang dituju perusahaan. (Identify the Specific Customer a Company will Pursue) dimana pada langkah ini akan menghasilkan segmentasi konsumen yang dituju perusahaan dan berguna dan dapat ditindak lanjuti pada langkah analisa berikutnya. 3. Menggunakan
segmentasi
konsumen
untuk
dapat
mengetahui
keuntungan relative pada persaingan. (Assess Advantage Relative to Competition) dimana akan menghasilkan pemetaan keuntungan terhadap pesaing lainnya. 4. Menggunakan informasi yang diperoleh untuk menganalisa berbagai sumber daya perusahaan yang berguna untuk dapat memberikan penawaran kepada konsumen (Assess the Companys Resources to Deliver the Offering). 5. Menggunakan informasi yang diperoleh untuk menganalisa kesiapan pasar teknologi (Assess the Market Readiness of Technology) yang hasilnya diharapkan pasar telah siap akan teknologi yang berada pada sistem baru. 6. Menggunakan
segmentasi
konsumen
untuk
menspesifikasikan
kesempatan yang sesuai dengan kategori masing – masing (Use the Customer Segmentation to Specify Opportunity in Concrete Terms)
83
yang pada akhirnya akan menghasilkan gambaran mengenai Opportunity Story. 7. Menggunakan tingkat kebutuhan yang belum terpenuhi dengan besarnya peluang yang akan diperoleh (Level of Unmet Need and The Magnitude of Unconstrained Opportunity), tingkat interaksi antara kegiatan utama (Level of Interaction Between Major), segmentasi konsumen (Customer Segments), peluang akan pertumbuhan (Likely Rate of Growth), ukuran pasar dan tingkat keuntungan yang diperoleh (Size/Volume of The Market and Level of Profitability). Dimana pada langkah ini akan menghasilkan penilaian mengenai daya tarik peluang yang akan diterima (Assess Opportunity Attractiveness).
Langkah terakhir merupakan kesimpulan dari analisa peluang pasar (Market Opportunity Analysis) yang menyimpulkan mengenai keseluruhan peluang yang akan dimiliki bila dibangunnya sistem baru dan siap untuk menspesifikasikan peluang dan merancang model bisnis pada sistem baru tersebut.
3) Tahap berikut pada bagian perencanaan dan analisa adalah dengan menggunakan berbagai peluang akan dimiliki untuk merancang model bisnis online pada sistem baru, dimana perancangan dari model bisnis online tersebut terdiri dari 4 komponen utama, yaitu:
84
1. Penentuan nilai dan penyusunan akan nilai tersebut. (Value Propositions
and Value Clusters) yang akan menghasilkan suatu
susunan nilai yang dapat ditawarkan kepada konsumen (Value Propositions). 2. Menggunakan proporsi nilai untuk menentukan berbagai penawaran online (Use Value Propositions to Decide The Online Offering) yang pada akhirnya akan menggambarkan berbagai fitur yang ditawarkan kedalam egg diagram. 3. Menggunakan proporsi nilai dan penawaran untuk menggambarkan kebutuhan dari sumber daya (Use Value Propositions and Offering to Specifying The Resource that Relate to Each Benefits) yang pada akhirnya akan menghasilkan gambaran mengenai hubungan sumber daya dengan berbagai keuntungan yang akan didapat pada model bisnis online. 4. Menggunakan sumber daya yang terspesifikasi untuk mendefinisikan model pendapatan (Use The Specified Resources System to Define The Revenue Model).
Dimana pada akhirn dari langkah pembentukan keempat komponen tersebut dapat menghasilkan sebuah model bisnis online (Online Business Models) yang berguna untuk merancang sistem baru. Pada akhir dari tahap perencanaan dan analisa akan menghasilkan suatu kesimpulan berupa alternative pemecahan masalah dan alternative model bisnis online.
85
b. Tahap Perancangan (Design) Pada tahap perancangan terdiri dari: 1) Menggunakan model bisnis online untuk merancang tampilan antar muka baik pada front end dan juga back end dengan menggunakan kerangka 7Cs (Use the Online Business Model to Design Customer Interface with 7Cs Framework) yang terdiri atas 7 komponen, yaitu: 1. Context 2. Content 3. Community 4. Customization 5. Communication 6. Connection 7. Commerce Dimana pada akhirnya akan menghasilkan sebuah kesimpulan pada Table Mapping 7C dan rancangan antar muka (Customer Interface Design).
2) Menggunakan tampilan antar muka untuk merancang database dan juga menggambarkan prosedur operasional sistem dengan menggunakan diagram UML, dimana terdiri dari: 1. Class Diagram 2. Activity Diagram 3. Sequence Diagram
86
4. Use Case Diagram Pada akhirnya akan menghasilkan rancangan database dan prosedur operasional pada sistem baru (database and Procedural Design).
3) Menggunakan rancangan tampilan antar muka (User Interface) untuk merancang komunikasi pemasaran dan pelabelan yang terdiri dari langkah – langkah sebagai berikut: a) Mengidentifikasi Kategori Komunikasi Pasar. Dimana akan menentukan kategori komunikasi pasar. Pada akhir tahap perancangan (Design) akan menghasilkan berbagai rancangan yang berguna untuk melakukan proses kontruksi sistem baru/website (Construction/Coding).
c. Tahap Kontruksi (Construction/Coding) Pada tahap ini akan dikontruksi/coding sistem yang baru berdasarkan rancangan user interface dan rancangan database dengan menggunakan: 1) Adobe Dreamweaver CS5 2) XAMPP Dimana pada akhir dari tahap ini akan menghasilkan website/ sistem baru yang telah terkonstruksi.
d. Tahap Pengujian/Pengetesan (Testing)
87
Pada tahap ini akan di uji website/sistem baru yang telah dibentuk dengan menggunakan pengetesan terhadap
unit atau component
dari
pada
website/sistem baru dengan focus pengujian adalah untuk mengetahui kegunaan/usability dari website/sistem baru, dimana alat bantu yang digunakan dalam pengujian meliputi: 1) HTML Tools 2) Site Validation Tools Dimana pada akhir tahap ini akan menghasilkan laporan pengujian yang diharapkan menyatakan sistem telah dapat digunakan dan siap untuk diimplementasikan.
e. Tahap Implementasi (Implementation) Pada tahap ini akan diimplementasikan website/sistem yang baru secara bertahap dengan menggunakan factor kerangka kerja implementasi (Factor Framework of Implementation) yang meliputi: 1) Human Assets 2) Processes 3) Systems Requirement 4) System Architecture (Component Diagram dan Deployment Diagram) Dimana pada akhir dari tahap ini akan menghasilkan bahwa sistem baru/website telah terimplementasi.
88
f. Tahap Evaluasi (Evaluation) Merupakan tahap terakhir yang mengevaluasi sistem baru/website yang telah terimplementasi dengan menggunakan langkah – langkah metrics yaitu meliputi: 1) Market Opportunity 2) Business Model 3) Marketing 4) Implementation 5) Customer Pada akhir dari tahap ini akan menghasilkan laporan mengenai evaluasi website/sistem baru yang telah terimplementasi. Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangka berpikir dapat digambarkan pada gambar 2.24.
Planning and Analysis Information Gathering by interview the Manager Operational Deliverable: Needed Raw Data (Company Description, Business Process,Company Market and Customer Data)
Design Use the Online Business Model to Design Customer Interface with 7Cs Framework 1.Context 2.Content 3.Community 4.Customization 5.Communication 6.Connection 7.Commerce (Deliverable Customer Interface Design)
Analysis Raw Datause 7 step of Market opportunity analysis framework 1. Identify the Unmet and/or Understand Customer Need (Reveal Unmet or Underserved Needs) 2. Identify the Specific Customer a Company Will Pursue
Use Customer interface to Design Database and Operational Procedures Using UML Diagram 1.Class Diagram 2.Activity Diagram 3.Sequence Diagram 4.UseCase Diagram
89 KERANGKA BERPIKIR PENERAPAN APLIKASI E-COMMERCE DAN E-BOOKING UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN DAN JASA SERVIS PADA CV.PRAKARSA WIBOWO MAKMUR
(Waterfall System Development Life Cycle)
Testing Construction/Coding Construct the Customer Interface Design and Database Design Using 1.Adobe Dreamweaver CS5 2.Adobe Photoshop CS5 3.XAMPP
(Deliverable : Database and Procedural Design)
(Actionable and Meaningful Customer Segmentation)
(Deliverable: Constructed Website)
Test the Constructed Website Unit or Component by concerns the Usability using 1.HTML TOOLS 2.Site Validation tools
(Deliverable: Web Test Report and Website Ready to be Implemented)
3.Use the Segmentation to Assess Advantage Relative to Competition (Maping the Competitor) 4.Asses the Company’s Resources to Deliver the Offering
(Deliver the offering) 5.Assess the market Readiness of Technology (Market Ready) 6.Use the Customer Segmentation to Specify Specify Opportunity in concrete Terms
(Deliverable: Design to Construction/Coding)
Implementation Implement the Tested Website using Factor Framework of Implementation 1.Human Assets 2.Processes 3.System Requirement 4.System Architecture (Component Diagram and Deployment Diagram)
(Deliverable: Website Implemented)
7.Use –Level of unmet need and the magnitude of unconstrained oppoertunity, -level of interaction between major, -Customer segments,-likely rate og growth,Size/Volume of the market and level of profitability To Assess Opportunity Attaractiveness (Deliverable: Overall Opportunity Assessment&READY to define SPECIFIC VALUE PROPOSITION and design a BUSINESS MODEL)
Evaluation Evaluate the Implemented System/Website by using the metrics Step:
User the Opportunity Assessment to Analyst the 4 Components of an Online Business Models 1.Value Propositions and Value Clusters
1.Market Opportunity 2.Business Mocell 3.Marketing 4.Implementation 5.Customer
(Deliverable: Value Propositions) 2. Use Value Propositions to Decide the Online Offering (Deliverable: Mapping Egg Diagram) 3.Use Value Propositions and Offering to Specifying The Resources that relate to each Benefits 4.Use the Specified Resources System to Define the Revenue Model
(Deliverable: Summary of the Metrics Evaluations)