BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum Dalam menganalis masalah-masalah yang terdapat dalam skripsi ini maka diperlukan adanya gambaran objektif terhadap masalah pokok tersebut. Untuk itu, dibutuhkan adanya suatu landasan teoritis mengenai hal-hal yang berkaitan dengan media pertelevisian, khususnya Pengaruh tayangan Asia’s Next Top Model terhadap minat untuk menjadi model pada siswa OQ Modeling School. Teori-teori yang bersangkutan diambil dari buku-buku seperti buku komunikasi, dan komunikasi massa.
2.1.1 Teori Komunikasi Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu cum, kata depan yang artinya dengan atau bersama dengan, dan kata units, kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communion, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan communion, yang berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk melakukan communion diperlukan usaha dan kerja. Kata communion dibuat kata kerja communicate yang berarti membagi sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorag, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Jadi komunikasi berarti pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan (Hardjana, 2003). Para ahli mendefinisikan arti komunikasi menurut persepsinya masingmasing. Adapun definisi dari para ahli, sebagai berikut:
7
8 1. Everett M. Rogers & D. Lawrence Kincaid (1981) mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. 2. Shannon dan Weaver (1949) mengungkapkan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya sengaja atau tidak sengaja. 3. Sarah Trenholm dan Arthur Jensen (1996) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran. 4. Raymond S. Ross (1938) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud oleh komunikator. 5. Benard Berelson dan Gary A. Steiner (1964) mengatakan bahwa komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.
2.1.2 Teori Komunikasi Massa Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Komunikasi massa berasal dari kata media of mass communication (media komunikasi massa). Massa disini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa atau pembaca (Nurudin, 2013).
9 Para ahli mempunyai pendapat sendiri berkaitan dengan definisi komunikasi massa, antara lain: 1. Menurut Gerbner (1967), komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Rakhmat : 2003). 2. Menurut Bittner yang dikutip oleh Rakhmat, komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. 3. Definisi komunikasi massa menurut Meletzke seperti yang terdapat di dalam buku Elvinaro, dkk. komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada public yang tersebar. 4. Menurut Janowits (1968), komunikasi massa terdiri atas lembaga dan teknik dari kelompok tertentu yang menggunakan alat telnologi (pers, radio, film dan sebagainya) untuk menyebarkan konten simbolis kepada khalayak yang besar, heterogen, dan sangat tersebar. Dari definisi-definisi yang telah dijabarkan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang banyak, atau biasa disebut massa. Lalu disebutkan juga bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan melalui media massa. Dan media massa yang dapat menunjang komunikasi massa adalah media seperti televisi, radio, koran, majalah, dan media-media yang dapat menjangkau masyarakat luas.
2.1.3 Karakteristik Komunikasi Massa Setelah mengetahui definisi komunikasi massa, walaupun para ahli mengemukakannya dengan bahasa yang berbeda tetapi secara umum mengandung
10 suatu makna yang sama. Komunikasi mempunyai komponen-komponen yang membuatnya berbeda dari jenis komunikasi lainnya. Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut: 1. Komunikator Terlembagakan Komunikasi massa menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik. 2. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. 3. Komunikannya Anonim dan Heterogen Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Komunikator tidak mengenal komunikan, karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi. 4. Komunikasi Bersifat Satu Arah Komunikator aktif dalam menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersona. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah.
11 2.1.4 Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi mempunyai fungsi bagi kehidupan sehari-hari. Antara lain sebagai berikut: 1. Informasi 2. Hiburan 3. Persuasi 4. Transmisi budaya 5. Mendorong kohesi budaya 6. Pengawasan 7. Korelasi 8. Pewarisan sosial 9. Melawan kekuasaan dan kekuatan represif 10. Menggugat hubungan trikotomi
2.1.5 Elemen-elemen Komunikasi Massa Terdapat beberapa elemen di dalam komunikasi massa, yaitu: 1. Komunikator Komunikator dalam komunikasi massa disini meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Jadi bisa dikatakan bahwa komunikator dalam komunikasi massa adalah gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa. 2. Isi Isi media bisa dibagi ke dalam lima kategori yakni: 1) Berita dan Informasi 2) Analisis dan interpretasi
12 3) Pendidikan dan sosialisasi 4) Hubungan masyarakat dan persuasi 5) Iklan dan bentuk penjualan lain 6) Hiburan 3. Audience Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa sangat beragam, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, koran, atau jurnal ilmiah. Masing-masing audience berbeda satu sama lain diantaranya dalam hal berpikir, menanggapi pesan, pengalaman, dan orientasi hidupnya. Akan tetapi, masingmasing individu bisa saling mereaksi pesan yang diterimanya. Menurut Hiebert dan kawan-kawan dalam buku Nurudin (2013), audience dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai lima karakter sebagai berikut. 1) Audience cenderung berisi individu-inidividu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan social di antara mereka. Individu-individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran. 2) Audience cenderung besar, ini berarti tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. 3) Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori
sosial.
Beberapa
media
mempunyai
sasaran,
tetapi
heterogenitasnya juga tetap ada. 4) Audience cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain. 5) Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator. Dapat juga dikatakan audience dipisahkan oleh ruang dan waktu.
13 4. Umpan Balik Umpan balik yang terjadi dalam komunikasi massa tidak terjadi secara langsung. Artinya, antara komunikator dengan komunikan dalam komunikasi massa tidak terjadi kontak langsung yang memungkinkan mereka mengadakan reaksi langsung satu sama lain. 5. Gangguan Dalam komunikasi massa, gangguan yang terjadi bukan hanya satu macam gangguan, yakni ada beberapa gangguan seperti gangguan saluran, dan gangguan semantik. 6. Gatekeeper Di dalam komunikasi massa dengan salah satu elemennya adalah informasi, mereka yang bertugas untuk memengaruhi informasi itu (dalam media massa) disebut dengan gatekeeper. Atau bisa dikatakan, gatekeeper-lah yang memberi izin bagi tersebarnya sebuah berita. 7. Pengatur Yang dimaksud pengatur dalam komunikasi massa adalah mereka yang secara tidak langsung ikut memengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengatur ini tidak berasal dari dalam media tersebut, tetapi di luar media. Namun walaupun demikian, pengatur ini bisa ikut menentukan kebijakan redaksional. 8. Filter Filter adalah kerangka pikir melalui mana audience menerima pesan. Filter merupakan kacamata tempat audience melihat sesuatu.
14 2.1.6 Media Massa Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. (Cangara : 2006) Satu kenyataan yang tidak terbantahkan dan sangat memengaruhi proses komunikasi dalam masyarakat modern sekarang ini adalah keberadaan media massa. Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi massa dewasa ini. Bahkan ketergantungan manusia pada media massa sudah sedemikian besar. Akan arti penting media massa, Dennis McQuail (1987) pernah mengeluarkan beberapa asumsi seperti: 1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media juga merupadkan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan normanorma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi social lainnya. Di pihak lain, institusi media diatur oleh masyarakat. 2. Media massa merupakan sumber kekuatan –alat control, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. 3. Media merupakan lokasi (atau norma) yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. 4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma.
15 5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas social, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.
2.1.7 Jenis-jenis Media Massa Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media cetak dan media elektronik. 1. Media Cetak Media cetak terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau kolom dalam tata warna dan halaman putih, dengan fungsi utama untuk memberikan informasi atau menghibur. Media cetak yang dimaksud adalah seperti surat kabar dan majalah. Dari empat fungsi media massa (informasi, edukasi, hiburan dan persuasi), fungsi yang paling menonjol dari media cetak adalah informasi. 2. Media Elektronik Media elektronik merupakan media massa yang menggunakan alat-alat elektronik, seperti: 1) Radio Media radio adalah media yang telah berkembang lebih awal dari media televise.
Radio
memiliki
kemampuan
audio
yang
khas
dengan
mengandalkan perpaduan antar suara dan bunyi. Radio mendapat juukan kekuatan kelima atau the fifth estate. Hal ini disebabkan siaran radio dapat melakukan fungsi kontrol sosial, disamping empat fungsi lainnya yakni member informasi, menghibur, mendidik, dan melakukan persuasi.
16 2) Televisi Televisi adalah media massa yang berfugsi sebagai penerima gambar bergerak beserta suara. Istilah televisi (television) merupakan suatu kata yang berasal dari gabungan kata tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh dan vision (bahasa latin videra), artinya melihat/memandang. Jadi secara harfiah, televisi berarti memandang dari jauh. Tepatnya, televisi ialah memandang peristiwa dari jauh dalam waktu yang bersamaan. 3) Film Film dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar lewat layar lebar, tetapi dalam pengertian yang lebih luas bisa juga termasuk yang disiarkan di TV. Film dengan kemampuan visualnya yang didukung dengan audio yang khas, sangat efektif sebagai media hiburan dan juga sebagai media pendidikan dan penyuluhan. Ia bisa diputar berulangkali pada tempat dan khalayak yang berbeda. 4) Internet Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran telepon. Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu pengetahuan, dan pandangan dunia.
17 Oleh karena itu internet telah menjadi media massa yang sangat berpengaruh. Nilai yang ditawarkan internet dapat dikiaskan sebagai sistem yang diibaratkan sebagai “perpustakaan yang dapat dikunjungi kapan saja”.
2.1.8 Karakteristik Media Massa Media mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi. 2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. 3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rentang waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama. 4. Bersifat terbuka artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan di mana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa. 5. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar, dan semacamnya.
2.1.9 Televisi Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz serta penemuan Marconi pada tahun 1890. Paul Nipkow dan William Jenkins melalui eksperimennya menemukan metode pengiriman gambar melalui kabel. Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada
18 tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal Jenkins. Akibat dari ditemukannya beberapa sistem dan konsep teknologi televise dari tahun ke tahun yang dipelopori oleh Nipkow, maka industri penyiaran televise juga dengan sendirinya ikut berkembang. Begitu ditemukan sistem televise mekanik oleh John Logie Baird, berdiri stasiun televise Baird Television Limited pada 1934, yang menyiarkan program Crystal Palace, London. Tonggak sejarah perkembangan industri televisi selanjutnya yang dimulai dari berdirinya stasiun televise BBC di London antara lain: a. 1929 BBC mengudara siaran percobaan dengan menggunakan temuan John Logie Baird, yaitu sistem televisi 30 garis. b. 1929 penyiaran televise secara regular dimulai di Jerman, yang kemudian menyiarkan liputan Olympic games yang disiarkan dari stasiun di Berlin dan Leipzig. c. 1931 Penyiaran televisi secara regular dimulai di Perancis. d. 1951
stasiun
TV
Nederland-1
berdiri
yang
merupakan
public
broadcasting pertama di Belanda. e. 1952 CBC (Canadian Broadcasting Corporation) TV Station berdiri dengan stasiun pemancarnya di Montreal, Quebec. Pada tahun-tahun yang lain masih banyak stasiun penyiaran televisi yang berdiri, diantaranya di Uni Soviet, Amerika, Australia, dan kawasan benua lainnya. Kegiatan penyiaran melalui media televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se-Asia IV atau Asian Games. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (station call) sampai sekarang.
19 TVRI yang berada di bawah Departemen Penerangan pada saat itu, kini siarannya sudah dapat menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia yang berjumlah sekitar 210 jiwa. Sejak tahun 1989 TVRI mendapat saingan televsi siaran lainnya, yakni Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang bersifat komersial. Secara berturut-turut berdiri stasiun televisi, Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV), Indosiar, TV7, Lativi, Metro TV, Trans TV, dan televisi-televisi daerah seperti Bandung TV, JakTV, Bali TV dan lain-lain.
2.1.10 Karakteristik Televisi Televisi mempunyai karakteristik, antara lain: 1. Audiovisual Karena sifatnya yang audiovisual, tayangan di televisi harus selalu dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta (still picture), maupun film berita. 2. Berpikir dalam gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara. Bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar (think in picture). Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, ada visualisasi, yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukkan objekobjek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Tahap kedua dari proses berpikir dalam gambar adalah penggambaran
20 (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian lebih kompleks Pengoperasian siaran televisi lebih kompleks, lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakanpun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.
2.1.11 Program Televisi Jenis program umumnya dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu hiburan, informasi dan berita. Terdapat juga klasifikasi jenis program tersebut hanya dua kelompok besar, yaitu program acara artistik dan jurnalistik. Kedua jenis program itu dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Program Karya Jurnalistik Program karya jurnalistik bersumber pada masalah yang sedang hangat, berisi peristiwa dan pendapat. Proses produksinya mengutamakan kecepatan dan kebenaran. Jenis-jenis karya jurnalistik ini bisa berbentuk berita actual (siaran berita), berita non actual (feature, majalah udara), dan penjelasan tentang masalah hangat (dialog, monolog, panel diskusi, current affairs). 2. Program Karya Artistik Program ini digagas oleh perorangan atau tim-kreatif. Prosesnya mengutamakan keindahan dan kesempurnaan sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh timkreatif. Jenis program karya artistik ini beragam, bisa berbentuk drama, acara music, lawak, quiz, informasi sejarah (dokumenter), dan informasi apa saja yang bersifat non-politik. Program hiburan tidak membebani penonton untuk berpikir. Produksi ini dibuat dengan dekorasi, tata artistik, tata lampu maupun properti
21 meriah.misalnya acara komedi, reality show, dan sinetron.
2.2 Teori Khusus 2.2.1 Teori Uses and Gratification Herbert Blumer dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan teori ini. Teori uses and gratifications milik Blumer dan Katz ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada seseorang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Teori ini memusatkan perhatian
pada
penggunaan
(uses)
media
untuk
mendapatkan
kepuasan
(gratification) atas kebutuhan seseorang. Oleh karena itu, sebagian besar perilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan individu (Ardianto, 2007) Katz, Blumler & Gurevitch dalam buku Ardianto (2007) menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori uses and gratifications, yaitu: 1. Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan. 2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak. 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan.
22 4. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak. Teori ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media massa. Artinya, manusia itu mempunyai otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Sementara Schramm dan Porter pernah memberikan formula untuk menjelaskan bekerjanya teori ini. Gambar 2.1 Formula Teori Uses and Gratfication Janji Imbalan = Probabilitas Seleksi Upaya yang Diperlukan Imbalan disini bisa berarti imbalan yang saat itu juga diterima (segera) atau imbalan yang tertunda. Imbalan memenuhi kebutuhan khalayak. Uses and gratifications model meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain (atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Dalam bukunya, Nurudin (2013) menjelaskan bahwa, Katz dan kawan-kawan (1974) dan Dennis McQuail (1975) menggambarkan logika yang mendasari penelitian uses and gratifications model sebagai berikut:
23 Gambar 2.2 Model Uses and Gratification
Lingkungan social: 1. Ciri-ciri demogra fis 2. Afiliasi kelompo k
Kebutuhan Khalayak: 1. Kognitif 2. Afektif 3. Integrat if persona l 4. Integrat if sosial 5. Pelepas an ketegan gan
Sumber pemuasan kebutuhan yang berhubungan dengan nonmedia: 1. keluarg a, temanteman 2. komuni kasi interper sonal 3. hobi 4. tidur
Pemuasan media (fungsi): 1. Pengamatan lingkungan
Penggunaan media massa: 1. jenis media SK, majalah, radio, TV, dam film 2. isi media 3. terpaan media 4. konteks sosial dan terpaan media
2. Diversi/hiburan 3. Identitas personal 4. Hub. sosial
(Sumber: Nurudin, M.si. 2007)
Kebutuhan kognitif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk menyelidiki lebih lanjut. Kebutuhan afektif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional. Kebutuhan pribadi secara integratif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual (Nurudin, 2013). Hal itu bisa diperoleh dari hasrat akan harga diri.
24 Kebutuhan sosial secara integratif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. Sementara itu, kebutuhan pelepasan adalah kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman (Nurudin, 2013).
2.2.2 Minat Minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Dari pengertiaan diatas tersebut jelaslah bahwa minat itu sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu obyek seperti benda tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap obyek tersebut (Hariyanto, 2010). Menurut J.P Chaplin (1979), minat merupakan keadaan dari motivasi dan merupakan suatu kesiapan yang membawa tingkah laku kepada suatu arah atau goal tertentu. Jika individu memiliki ke- inginan dalam suatu bidang pekerjaan tertentu, me- reka akan memiliki kesiapan untuk bisa mengarah- kan tingkah lakunya tersebut pada tingkah laku yang sesuai dengan tuntutan di bidang pekerjaan yang akan mereka jalani nantinya. (Nugroho, 2008) Sedangkan menurut Drs. Dyimyati Mahmud (1982), minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu obyek, atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifitas. (Hariyanto, 2010) Berdasarkan definisi minat tersebut dapatlah dikemukakan bahwa minat mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
25 a. Minat adalah suatu gejala psikologis b.
Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena tertarik.
c. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran d.
Adanya
kemauan
atau
kecenderungan
pada
diri
subyek
untuk
melakukan kegiatan guna mencapai tujuan. Berdasarkan beberapa Pengertian Minat menurut ahli tersebut penulis simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukan bahwa minat adanya pengertian subyek terhadap obyek yang menjadi sasaran karena obyek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada obyek tersebut.
2.3 Kerangka Pemikiran Dalam menyusun penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu variabel X dan variabel Y. Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Program Acara Asia’s Next Top Model (X)
Minat untuk menjadi model siswa OQ Modeling School (Y)
26 2.4 Operasional Konsep Operasional Konsep Variabel X
Variabel
Dimensi
Tayangan
Sumber
Indikator
Tayangan Asia’s
Asia’s
Next Top Model
Next Top
menjadi sumber
Model
informasi dalam
Skala pengukuran
Likert
mengetahui
(X)
perkembangan dunia permodelan. Presenter
Presenter dan mentor Asia’s Next Top Model
Likert
berpenampilan menarik dan berwawasan luas. Presenter dan mentor Asia’s Next Top Model bisa menjelaskan tentang tips dan trik kepada peserta bagaimana
Likert
27 menjadi model yang baik.
Pesan
Tayangan Asia’s
Likert
Next Top Model memberikan motivasi kepada penonton. Setting
Dekorasi tayangan
Likert
Asia’s Next Top Model sudah sesuai dengan acara yang ditampilkan.
Operasional Konsep Variabel Y Variable
Dimensi
Indikator
Minat
Merasa puas
untuk
dengan informasi
menjadi
tentang bagaimana
model
menjadi model
(Y)
yang baik, yang
Skala Pengukuran
Likert
28 Minat
diberikan program Asia’s Next Top Model di RCTI. Merasa senang apabila menonton tayangan Asia’s Likert Next Top Model dan merasa termotivasi. Tayangan Asia’s Next Top Model menjadi contoh bagi penonton Likert dalam mengembangkan keahlian modeling.
Tayangan Asia’s Next Top Model meningkatkan
Likert
minat untuk menjadi model. Secara keseluruhan Likert tayangan Asia’s Next Top Model
29 menarik dan menjadi panutan dalam hahmengembangka n keahlian modeling.