Bab 2 Landasan Teori
2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan·da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah tampak -- nya; 3 bukti: itulah -- bahwa mereka tidak mau bekerja sama; 4 pengenal; lambang: kontingen Indonesia mengenakan -- Garuda Pancasila; 5 petunjuk; -- baca tanda yang dipakai dl sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua). Ada lima belas tanda baca yang dikenal, baik dalam bahasa inggris maupun bahasa Indonesia. (1) tanda titik(.), (2) tanda koma(,), (3) tanda titik koma(;), (4) tanda dua titik(:), (5) tanda hubung(-), (6)tanda pisah(--), (7) tanda ellipsis(…), (8) tanda Tanya(?), (9) tanda seru(!), (10) tanda kurung((…)), (11) tanda kurung siku([…]), (12) tanda petik(“…”), (13) tanda petik tunggal(‘…’), (14) tanda garis miring(/), (15) tanda penyingkat atau apostrof(`). Sedangkan, dalam bahasa Jepang, tanda baca yang digunakan berbeda dengan tanda baca yang digunakan dalam bahasa Indonesia. New Generation Publishing
新世代出版研究所) (2001), mengungkapkan bahwa ada sepuluh jenis tanda baca yang termasuk dalam kutouten(句読点)atau disebut juga dengan yakumono (約物) yang digunakan dalam bahasa Jepang, yaitu;
Institute (
7
(句点)atau maru(丸) Tanda baca ini (。)penggunaannya hampir sama dengan tanda baca
1. Kuten
titik (.), yaitu untuk mengakhiri suatu kalimat dan diletakkan di akhir kalimat. Tanda baca ini menunjukkan jeda sebelum kalimat selanjutnya. Contoh :
サルはバナナが好きです。 (読点)atau ten(点) Fungsi touten (、) dalam bahasa Jepang mirip dengan fungsi koma (,)
2. Touten
dalam bahasa Indonesia. Touten juga menandakan jeda tetapi letaknya di tengah kalimat. Penggunaan touten lebih luas daripada koma dalam bahasa Inggris, touten dapat diletakkan di manapun untuk memberikan jeda dalam satu kalimat. Contoh :
山田さんは、いらっしゃいますか。 (鉤括弧) Kagikakko ( 「」 ) adalah penanda ucapan dalam Bahasa Jepang.
3. Kagikakko
Penggunaannya hampir mirip dengan penggunaan tanda petik (“…”) dalam bahasa Indonesia. Contoh :
「どうしたの?」
8
(二重鉤括弧) Penggunaan nijuukagikakko (『』) sangat jarang dibandingkan dengan
4. Nijuukagikakko
penggunaan kagikakko, fungsinya mirip dengan tanda petik tunggal (
‘…’) yaitu untuk menyatakan suatu kutipan dalam sebuah kutipan.
Contoh:
「突然だけど、一時間前のぼくへ『足下に気をつける』と忠告 してくれ!」 (波ダッシュ) Nami dasshu (~) dalam bahasa Jepang memiliki fungsi untuk menunjukkan rentang misalnya; waktu, nomor, dsb(4~9,5 時~8 時). Terkadang digunakan juga untuk menarik keluar bunyi vokal (そうだね~), menunjukkan darimana sesuatu berasal(アメリカ ~), menunjukkan anak judul (~こんにちは~).
5. Nami dasshu
(中点)atau nakaguro(中黒) Nakaten ( ・ ) biasanya digunakan untuk memisahkan dua kata yang
6. Nakaten
ditulis dalam huruf katakana, misalnya nama orang asing. Tujuannya agar pembaca tidak bingung saat membacanya. Contoh :
マイク・ミラー
9
7. Gimonfu
(疑問符) ?
Kegunaan tanda baca gimonfu ( ) sama dengan fungsi tanda tanya (?) dalam bahasa inggris yaitu untuk menandai kalimat tanya. Bedanya, dalam bahasa Jepang sebenarnya tidak mengenal tanda tanya, karena secara gramatikal kalimat tanya sudah ditandai dengan partikel
か.
Tapi dalam bahasa tulisan yang tidak formal, tanda ini sering digunakan untuk menggantikan nada bertanya yang tidak dapat diungkapkan melalui tulisan. Contoh :
おいしい? 8. Kantanfu
(感嘆符)
Baik fungsi maupun kesan yang ditimbulkan oleh kantanfu (!) sama seperti kegunaannya dalam bahasa inggris, tetapi kita tidak akan pernah menemukannya dalam bahasa Jepang formal sama seperti gimonfu. Contoh :
寒い! 9. Odoriji
(踊り字)
Fungsi dari Odoriji adalah untuk menunjukkan pengulangan yang terdapat pada bahasa Jepang. Tanda baca ini tidak ditemukan pada bahasa Inggris. Bentuk dari tanda baca ini juga berbeda sesuai dengan aksara yang digunakan, pada huruf kanji tanda yang digunakan adalah
10
々
ゝ
( ), sedangkan pada huruf hiragana tandanya adalah ( ), dan pada
ヽ
huruf katakana digunakan tanda ( ). Contoh :
様々、おゝの 10. Ioriten
(庵店)
Ioriten (
)
adalah tanda baca khusus yang digunakan dalam
pertunjukkan teater Noh. Oleh karena itu, tanda ini tidak pernah muncul dalam penggunaan sehari-hari. Tanda ini menunjukkan awal dari lagu pemain selanjutnya.
2.2 Konsep Tanda Baca Koma Tanda Baca koma(,) dalam bahasa Indonesia, digunakan untuk membantu pembaca memahami ragam bahasa tulisan yang tidak memiliki intonasi ataupun jeda seperti ragam bahasa lisan. Fungsi koma dalam bahasa Indonesia sendiri tidak hanya satu, setidaknya ada duabelas fungsi koma menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional(2000. Hal 56-60). Keduabelas fungsi ini dibagi berdasarkan penggunaannya dalam kalimat. Fungsi-fungsi tersebut diantaranya adalah; (1) membagi unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan, (2) memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara berikutnya, (3) memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat mendahului induk kalimat, (4) dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung kalimat yang terdapat di awal kalimat (5) memisahkan kata O, ya, wah, aduh, kasihan dari katakata yang lain dalam kalimat, (6) dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) 11
bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, dan (iii) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan, (7) menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka, (8) di antara bagian-bagian dalam catatan kaki, (9)
dipakai
di
antara
nama
orang
dan
gelar
akademik
yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga, (10) dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka, (11) dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi, (12) dipakai dibelakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca. Dalam penulisan bahasa Jepang, tanda baca touten sering digunakan untuk mempermudah pembaca membagi kalimat. Menurut Abe (2009)
読点(、)は、息継ぎ記号ではありません。1 つの文の中で、意味 の固まりを視覚的に示すものです。読点が明確な位置に打たれてい れば、読んでみてから意味の切れ目を考える手間を省いてくれます。 その結果、読みやすくなり、理解しやすくなります。ときには、違 う意味に誤解するのを防いでもくれます。読点の役割は、とても大 きなものがあります。 Touten (,) bukan merupakan simbol untuk bernafas.Itu merupakan tanda visual untuk menunjukkan makna keseluruhan dalam satu kalimat.Jika touten diletakkan di posisi yang tepat dapat menghilangkan kesulitan dalam memahami makna kalimat.Hasilnya, kalimat menjadi mudah dibaca dan dimengerti. Kadang-kadang juga dapat menghindarkan kita dari kesalahpahaman makna.Touten memiliki peran yang sangat besar. Karena fungsinya yang sangat beragam, fungsi touten dalam bahasa Jepang akan dijelaskan dalam teori di bawah ini.
12
2.3 Teori Fungsi Touten Dalam teorinya, Takayama (2007) mengungkapkan bahwa ada 10 pola penggunaan touten dalam bahasa Jepang, yaitu pada saat;
接続助詞)(ば・から・ので・て・が・の に・けれど・ても・し…など)
1. Setelah setsuzokujoshi (
Contoh:
私はダイエットしても、さっぱり体重が減らない。 独立語)(ああ、はい、もしもし、ねえ…な
2. Setelah dokuritsu-go (
ど) Contoh:
ねえ、いっしょに行ってくれないかしら。 接続詞)(そして、しかし、なお、また、ゆ えに、ちなみに、さて…など)
3. Setelah setsuzokushi (
Contoh:
そして、誰もいなくなった。 4. Jika verba, kata sifat dan konjungsi yang memiliki peran yang sama berada dalam satu kalimat. Contoh:
明るく、風通しのよい部屋ですよ。 彼はこぶしを上げ、叫んだ。 13
5. Diletakkan setelah kata keterangan waktu atau keadaan, untuk membatasi seluruh pernyataan Contoh:
私たちが到着したとき、彼はもういなかった。 主語)、jutsugo (述語)、dan shushoku-
6. Posisi hubungan antara shugo (
修飾語) telah berubah
go (
Contoh:
そのボールを、少年は強く握り締めた。 参ったよ、彼の頑固さには。 7. Setelah subjek yang panjang dan subjek yang memiliki jarak dengan predikatnya. Contoh:
中国奥地で育った彼は、本物の海を知らない。 彼女は、駅前のスーパーの雑貨売り場で働いている。 8. Untuk mencegah kebingungan menarik makna kalimat dan membantu memahami maknanya. Contoh:
あわてて、逃げる泥棒を追いかけた。
14
9. Untuk memberikan jeda pada saat membaca dengan keras. Contoh:
そのとき、お寺の鐘がゴーン、ゴーンと、鳴り響いた。 「」” untuk menandakan percakapan.
10. Sebelum tanda kurung “ Contoh:
長女は、「私が行くの?」と不機嫌そうに言った。
15