8 BAB 2 LANDAS AN TEORI
2.1 Teori Umum 2.1.1
8 Aturan Emas Berikut ini adalah 8 aturan emas dalam pembuatan website : 1. Berusaha untuk konsisten. Harus konsisten terhadap warna, huruf dan sebagainya yang akan digunakan. 2. M emungkinkan frequent users menggunakan shortcuts. M emungkinkan adanya link-link untuk mempermudah penggunaan web oleh pengguna. 3. M emberikan umpan balik yang informatif. M emungkinkan adanya pesan yang diberikan ketika user menyelesaikan suatu event. 4. M erancang dialog yang memberikan penutupan (keadaan akhir). M emungkinkan adanya pesan sebelum user mengeksekusi suatu event. 5. M emberikan pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan yang sederhana. M emberikan pesan-pesan kesalahan ketika seorang user melakukan atau menekan tombol salah atau mengisi filled dengan tidak benar dan diminta membenarkannya. 6. M emungkinkan pembalikan aksi yang mudah. Adanya link-link ke halaman sebelumnya dalam web sehingga mempermudah pengunaan oleh user itu sendiri.
9 7. M endukung pusat kendali internal (internal locus of control). Terdapat database yang mengendalikan pusat kontrol dari sistem web sehingga dapat berfungsi dengan baik. 8. M engurangi beban ingatan jangka pendek. M embuat web yang tidak mengharuskan user untuk mengingat segala sesuatu yang ada di web tersebut. 2.1.2
Database 2.1.2.1 Pengertian Database M enurut Connolly dan Berg (2003, p14) database adalah kumpulan data yang terhubung secara logis yang dapat digunakan secara bersama dan deskripsi dari data ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi. M enurut O’Brien (2003, p145) database adalah sebuah kumpulan terintegrasi dari elemen data yang terhubung secara logis. 2.1.2.2 DBMS ( Database Management System ) M enurut Connolly dan Berg (2003, p16) DBMS merupakan suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk menentukan, menciptakan, memelihara dan mengontrol akses ke database. 2.1.2.3 SQL (Structure Query Language) M enurut Connolly dan Berg (2003, p111) SQL merupakan bahasa yang dirancang untuk menggunakan relasi untuk mengubah masukkan menjadi keluaran yang diharapkan.
10 M enurut O’Brian (2003, p148) SQL merupakan bahasa query yang ditemukan di berbagai paket manajemen database. SQL dimaksudkan untuk memenuhi keperluan berikut : 1. M embuat database dan struktur relasi 2. M elakukan tugas dasar manajemen data seperti pemasukkan, modifikasi dan penghapusan data dari relasi 3. M elakukan query sederhana dan kompleks. 2.1.2.4 MySQL MySQL
adalah
server
Relational
Database
Management
System(RDBMS). Server MySQL mengendalikan akses pada data sehingga memungkinkan banyak user menggunakannya pada saat yang bersamaan, dan supaya hanya user yang mempunyai hak akses yang bisa menggunakannya. M aka dari itu, MySQL merupakan server yang multi-user dan multi-threaded. (Brelling dan Thompson, 2001, p2-3). 2.1.3
Java S cript M enurut Connolly dan Berg (2003, p964) Java Script merupakan sebuah
bahasa scripting berbasis
objek
yang
akarnya terdapat
pada program
pengembanganan gabungan antara Netscape dan Sun dan telah menjadi bahasa scripting pada web Netscape 2.1.4
PHP (Personal Home Page) M enurut Connolly dan Berg (2003, p965) PHP merupakan bahasa scripting
yang didukung oleh banyak web server termasuk Apache HTTP Server dan Internet Information Server dari M icrosoft serta bahasa scripting Web Linux
11 2.1.5
Local Area Network (LAN) 2.1.5.1
Pengertian Local Area Network (LAN) LAN dapat didefinisikan sebagai network atau jaringan sejumlah
sistem komputer yang lokasinya terbatas didalam satu gedung, satu kompleks gedung atau suatu kampus dan tidak menggunakan media fasilitas komunikasi umum seperti telepon, melainkan pemilik dan
pengelola
media komunikasinya adalah pemilik LAN itu sendiri. Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa sebuah LAN dibatasi oleh lokasi secara fisik. Adapun penggunaan LAN itu sendiri mengakibatkan semua komputer yang terhubung dalam jaringan dapat bertukar data atau dengan kata lain berhubungan. Kerjasama ini semakin berkembang dari hanya pertukaran data hingga penggunaan peralatan secara bersama. 2.1.5.2
Komponen Dasar Local Area Network Beberapa komponen dasar yang biasanya membentuk suatu LAN
adalah sebagai berikut: • Workstation Workstation merupakan node atau host yang berupa suatu sistem komputer. Sistem komputer ini dapat berupa personal computer atau dapat pula berupa suatu komputer yang besar seperti sistem minicomputer, bahkan suatu mainframe. Workstation dapat bekerja sendiri (stand-alone)
dapat pula
menggunakan jaringan untuk bertukar data dengan workstation atau pengguna yang lain.
12 • Server Perangkat keras (hardware) yang berfungsi untuk melayani jaringan dan workstation yang terhubung pada jaringan tersebut pada umumnya sumber daya (resources) seperti printer, disk, dan sebagainya yang hendak digunakan secara bersama oleh para
pengguna di workstation
berada dan bekerja pada server. Berdasarkan jenis pelayanannya dikenal disk server, file server, print server, dan suatu server juga dapat mempunyai beberapa fungsi pelayanan sekaligus.
13 2.2 Teori Khusus 2.2.1
Pengertian Sistem Informasi Poliklinik M enurut Sabarguna (2003, p11), sistem informasi rumah sakit terdiri atas :
1. Sistem Informasi Poliklinik M erupakan sistem informasi yang secara langsung untuk membantu pasien dalam hal pelayanan medis. Contoh : sistem informasi di ICU, sistem informasi pada alat seperti CT Scan, USG tertentu. 2. Sistem Informasi Administrasi M erupakan sistem informasi yang membantu pelaksanaan administrasi di rumah sakit. Contoh : sistem informasi administrasi, sistem informasi pembayaran, sistem informasi farmasi, sistem informasi penggajian. 3. Sistem Informasi M anajemen M erupakan sistem informasi yang membantu manajemen rumah sakit dalam pengambilan keputusan Contoh : sistem informasi manajemen pelayanan, sistem informasi keuangan, sistem informasi pemasaran. 2.2.2
Sistem Informasi Poliklinik Dengan demikian dapat disimpulkan sistem informasi poliklinik adalah
sistem informasi yang bertujuan untuk mengakses, mengorganisir, menyimpulkan dan memperlihatkan informasi secara langsung untuk membantu pasien dalam pelayanan medis, dokter dalam melihat data rekam medis pasien, juga staf dalam
14 rumah sakit yang akan memudahkan masalah adminsistrasi dan pencarian data secara komputerisasi. 2.2.3
Object Oriented Analysis dan Design (OOAD) 2.2.3.1 Pengertian Object M cLeod dan Raymond (2001, p330) berpendapat, object adalah suatu entitas fisik atau kejadian yang dijelaskan dalam bentuk data dan prosesnya. Sedangkan menurut Adi Nugroho (2005, p38) objek adalah orang,
tempat, kejadian, atau konsep-konsep yang ada di dunia nyata yang
penting bagi suatu aplikasi (perangkat lunak atau sistem informasi) Dari definisi di atas dapat diartikan bahwa objek merupakan suatu kejadian dalam bentuk data dan proses yang terjadi di dunia nyata yang penting bagi suatu aplikasi. 2.2.3.2 Pengertian Object Oriented Object Oriented menurut Britton dan Doake (2000, p268) merupakan suatu sistem pendekatan untuk mengembangkan software yang didasarkan atas data item, atribut, dan operation yang mendefinisikannya. M enurut M athiassen dan Lars (2000, p5) keuntungan dari object oriented adalah: 1. M erupakan konsep yang sesuai untuk menjelaskan model fenomena dalam sebuah kantor atau pun sistem komputerisasi yang dibuat dengan menggunakan bahasa sehari-hari (natural language). 2. M emberikan informasi yang jelas tentang konteks dari sistem. 3. M engurangi biaya perawatan (maintenance).
15 2.2.3.3 Pengertian Object Oriented Analysis M enurut Larman (2002, p6), object oriented analysis adalah suatu analisis yang menekankan pada penemuan dan penjabaran object-object atau konsep-konsep di dalam problem domain. Sedangkan menurut Whitten, Bentle, dan Ditman (2004, p430) object oriented
analysis
adalah
mengintegrasikan data dan
teknik
pembuatan
model
yang
proses ke dalam suatu rancangan yang
dinamakan objek. Dari definisi di atas dapat diartikan bahwa object oriented analysis adalah suatu cara untuk menganalisis objek dalam menentukan model dalam problem domain. 2.2.3.4 Pengertian Object Oriented Design M enurut Larman (1998, p6), object oriented design lebih menekankan pada logika software yang diimplementasikan melalui bahasa program. Sedangkan menurut Whitten, Bentle, dan Ditman (2004, p686), object oriented
design adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk
menspesifikasikan solusi software, hubungan antara objek, atribut dan metode yang dimiliki. Dari definisi di atas dapat diartikan bahwa object oriented design adalah aktivitas yang dilakukan untuk membuat solusi dari hubungan antara objek, atribut, dan metode yang dimiliki oleh sistem dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu.
16 2.2.3.5 Pengertian Object Oriented Analysis & Design M enurut Whitten, Bentle, dan Ditman (2004, p686), object oriented analysis and
design adalah sekumpulan tool dan teknik untuk
mengembangkan sistem yang akan menggunakan objek teknologi dalam membangun sistem dan software-nya. Sedangkan menurut M athiassen dan Lars (2000, p14), Object Oriented Analysis and Design (OOA&D) terbagi dalam empat aktivitas utama, yaitu problem-domain analysis application-domain analysis, architectural design, dan componen design. 2.2.4
Pengertian UML (Unified Modelling Language) M enurut Nugroho (2005,
p20), UML (Unified Modelling Language)
pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990-an ketika Grady Booch dan Ivar Jocaobson dan James Rumbaugh mulai mengadopsi ide-ide serta kemampuankemampuan tambahan dari masing-masing metodenya dan berusaha membuat metodologi terpadu yang kemudian dinamakan UML (Unified Modelling Language). UML merupakan metode penggembangan perangkat lunak (atau sistem informasi) dengan metode grafis yang relatif mudah dipahami. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum UML merupakan bahasa yang digunakan untuk visualisasi, spesifikasi, konstruksi serta dokumentasi. Dalam kerangka visualisasi para pengembang menggunakan UML sebagai suatu cara untuk mengkomunikasikan idenya kepada para programmer serta calon pengguna sistem / perangkat lunak. Dalam kerangka spesifikasi, UML menyediakan model-model yang lengkap, tepat serta tidak ambigu. Secara khusus,
17 UML menspesifikasi
langkah-langkah penting dalam pengambilan keputusan
analisis, perancangan, serta implementasi. 2.2.4.1 Class Diagram Class menurut Schmuller (1999, p8) adalah sebuah kategori atau pengelompokkan dari hal-hal yang mempunyai atribut dan fungsi yang sama. M enurut Lethbridge dan Laganiere (2002, p152), class diagram mendeskripsikan
classes
dan
hubungannya.
Class
Diagram
mendeskripsikan data yang ditemukan dalam sebuah sistem software. Contoh, dalam sebuah sistem reservasi penerbangan akan ada classes seperti Penerbangan, Penumpang, dan Bandara. Simbol-simbol utama yang ada dalam class diagram : 1. Classes, merepresentasikan hubungan antar class. 2. Associations, merupakan data sederhana yang ditemukan dalam kelaskelas dan turunannya. 3. Operations, dimana merepresentasikan fungsi-fungsi yang ditunjukkan oleh kelas-kelas dan turunannya. 4. Generalizations, dimana kelas-kelas grup menjadi turunan. 5. Multiplicity, dimana objek dari sebuah kelas berhubungan dengan sebuah objek pada sebuah asosiasi kelas Contoh Class Diagram terdapat pada Gambar 2.1 :
18 Ms_User -Nama -Alamat -Jenis_Kelamin -Telp_Rumah -Telp_genggam -Tgl_Lahir
Admin +Akt ivasi_A ccount ()
S taff
Dokter
-K ode_Staf f -Tgl_Terdaftar -Jabatan -S tatus_Kerja -S tatus_Aktivasi
-Kode_Doter -Tgl_Terdaftar -Jenis_Dokter -Stat us_Aktivasi -Jadwal_Dokter
Gambar 2.1 Class Diagram * keterangan : Gambar diatas menunjukkan bahwa kelas Admin, kelas Staff dan kelas Dokter merupakan generalisasi dari kelas Ms_User. 2.2.4.2 Use Case Diagram Use case menurut Schmuller (1999, p10) adalah sebuah gambaran dari fungsi sistem yang dipandang dari sudut pandang pemakai atau perspektif orang yang berada di luar sistem. Use case diagram menjelaskan behavior dari sebuah sistem dan merupakan deskripsi dari sekumpulan urutan aksi, termasuk varian
yang dilakukan oleh sistem untuk
menggambarkan hasil pengamatan aksi oleh aktor.
19 Contoh Use Case Diagram terdapat pada Gambar 2.2 :
Gambar 2.2 Use Case Diagram * keterangan : Gambar diatas menunjukkan bahwa terdapat 3 aktor / user yang akan melakukan tindakan atas sebuah system. 2.2.4.3 Sequence Diagram Sebuah Sequence Diagram menurut Lethbridge dan Laganiere (2002, p270) menunjukan urutan pertukaran pesan yang dilakukan oleh sekumpulan objek atau aktor yang mengerjakan pekerjaan tertentu. Komponen utama sequence diagram : 1. Obyek : diletakkan di dekat bagian atas diagram dengan urutan dari kiri ke kanan. Setiap obyek terhubung dengan garis titik – titik yang disebut dengan lifeline dan di sepanjang lifeline terdapat kotak yang disebut dengan activation. Activation mewakili sebuah eksekusu operasi dari participant. Panjang kotak ini harus berbanding lurus dengan durasi activation. 2. Message atau Pesan : Sebuah pesan akan bergerak dari satu obyek ke obyek yang lain dan dari satu lifeline ke lifeline yang lain.
20 3. Time : diagram yang mewakili waktu pada arah vertikal. Waktu dimulai dari atas ke bawah. Pesan yang lebih dekat dari atas akan dijalankan terlebih dahulu dibanding pesan yang lebih dekat ke bawah. Contoh Sequence Diagram terdapat pada Gambar 2.3 :
Object1 : Ac_Admin
Object2 : Ms_Login
Object3 : Ms_Admin
WindowAdmin
Object4 : Ms_Admin
Login() validasi_login() status_login()
login_valid() delete_dokter() tampilkan_daftar_dokter()
Logout()
Gambar 2.3 Sequence Diagram * keterangan : Gambar diatas menunjukkan skenario pada saat aktor Admin sedang melakukan login untuk melaksanakan proses menghapus dokter melalui menu admin. 2.2.6
Sejarah Singkat Data Pasien ( Patient Record ) Pada awalnya isitilah yang digunakan untuk menyebut catatan data-data
pasien yang berkaitan dengan perawatan kesehatan adalah istilah data pasien, sebelum kemudian lebih umum digunakan istilah rekam medis
dan kemudian
21 dibuat klasifikasi untuk berbagai jenis catatan atau rekaman data kesehatan seseorang pasien. Data pasien adalah suatu rekaman atau catatan yang berisi tentang kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang dibuat setelah pasien mendapatkan suatu tindakan medis. Pada umumnya, catatan atau rekaman dibuat oleh suster atau dokter ahli. Catatan tersebut berisi temuan (findings), pendekatan (consideration), hasil tes, dan informasi perawatan lain yang berhubungan dengan penyakit pasien. 2.2.7
Kegunaan Data Pasien Kegunaan data pasien saat ini meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. M endukung perawatan pasien: a. Sebagai sumber bahan evaluasi dan pengambilan keputusan. b. Sebagai sumber informasi yang dapat dibagi di antara pendukung pendukung perawatan. 2. Sebuah laporan legal dari tindakan medis. 3. Pendukung riset: a. Riset Poliklinik. b. Studi epidemi penyakit. c. Peninjauan kualitas perawatan. d. Pengawasan distribusi obat-obatan. 4. Pendidikan petugas kesehatan. 5. M anajemen dan pelayanan kesehatan: a. M enyediakan sarana pendukung untuk penagihan (billing)
22 b. Sebagai dasar kewenangan dari pembayar. c. M enyediakan pendukung untuk manajemen pembiayaan. 2.2.8
Data Pasien yang Berbasis Komputer Peningkatan kebutuhan untuk data pasien yang terstruktur baik dan mudah
diakses, seiring dengan perkembangan pada ilmu pengetahuan komputer, memunculkan ketertarikan yang besar pada pengembangan rekam medis pasien. Lebih dari 25 tahun manusia berusaha untuk mengembangkan rekam medis pasien. Pengembangan pertama adalah pada kondisi rumah sakit dan difokuskan pada bagian data pasien yang berisi data-data diagnosa, hasil tes laboratorium, dan data pengobatan. Data-data yang naratif jauh lebih sulit untuk dikumpulkan menjadi format yang terstruktur. Contoh data-data naratif adalah catatan-catatan pada sejarah pasien dan pengujian fisik. Tidak hanya dokter yang memberikan beragam penjelasan tentang temuan mereka tetapi pemasukan data (data entry) langsung ke komputer juga lamban karena belum terbiasanya petugas kesehatan dan mereka masih merasa bahwa memasukkan data ke terminal akan banyak memakan waktu. 2.2.9
EMR (Electronic Medical Record) Data pasien yang konvensional menggunakan kertas sebagai media
pencatatnya. Data pasien pada umumnya berisi catatan-catatan dari suster klinik dan hal-hal lain yang mendukung perawatan. Catatan-catatan ini sering dilengkapi dengan data-data dari sumber lain, seperti hasil tes laboratorium dan laporan yang menjelaskan hasil dari tes-tes lain yang pernah dilakukan, seperti X-ray, patologi, ultrasonic, fungsi paru-paru, dan endoskopi. Dengan pengecualian terhadap
23 elektrokardiogram, beberapa citra atau gambar, dan data lain yang merupakan informasi mayoritas pada rekam medis pasien konvensional (paper-based patient record) merupakan data yang dapat diekspresikan dalam karakter dan digit (alphanumeric data). Hampir semua informasi yang umumnya bukan berasal dari catatan dari dokter ahli, yang khususnya adalah berupa citra atau gambar, hanya dapat dilihat melalui permintaan khusus, dan umumnya mengharuskan suster klinik untuk pergi ke suatu tempat khusus untuk melihat materi tersebut. M aka dari itu, suatu set data pasien pada umumnya belum tersedia sebagai satu kesatuan pada satu tempat dan waktu yang sama seperti yang dibutuhkan. Laerum memberikan pandangan yang berkaitan dengan terminologi electronic medical record : “The EMR in its simplest form may be regarded as an electronic version of the paper-based medical record. It is the repository of clinical information on which health personnel base their decisions regarding health care of the individual patient. However, its content is not universally defined in the literature, and consequently, the concept is named in a multitude of ways.” (EMR pada bentuknya yang paling sederhana dapat dipandang sebagai versi elektronik dari paper-based medical record. Ini adalah tempat penyimpanan informasi-informasi klinik
yang mana para petugas
kesehatan
membuat
keputusan-keputusan mereka dalam perawatan kesehatan pasien dengan mengacu padanya. Bagaimanapun, isi dari EMR tidak terdefinisi pada literatur dan sebagai konsekuensinya, konsep ini disebut dengan berbagai macam cara.)
24 M aka, secara umum untuk menyebut suatu catatan tentang kesehatan dan penyakit pasien dalam bentuk data elektronik dan memiliki interoperability digunakan terminologi electronic medical record (EMR).