BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1
Analisis Jalur Analisis jalur atau juga dikenal dengan sebutan path analysis dikembangkan
pertama kali pada tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika bernama Sewall Wright (Kuncoro, 2008, p1). Bohrnstedt (Kusnendi, 2005, p1) mengartikan analisis jalur sebagai “a technique for estimating the effect’s a set of independent variables has on a dependent variable from a set of observed correlations, given a set of hypothesized causal asymetric relation among variables.” Sedangkan tujuan utama analisis jalur adalah “a method of measuring the direct influence along each separate path in such a system and thus of finding the degree which variation of a given effect is determined by each particular cause.” Jadi analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui hubungan langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Manfaat dari model analisis jalur adalah untuk menjelaskan fenomena yang diteliti, memprediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X), faktor determinan yaitu penentuan variabel bebas (X) mana yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalurjalur) pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), dan pengujian model menggunakan metode trimming. Prinsip-prinsip dasar yang sebaiknya dipenuhi dalam analisis jalur diantaranya ialah (Kuncoro, 2008, p2-3): 1. Hubungan antar variabel adalah bersifat adaptif dan bersifat normal.
8
2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang berbalik. 3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan rasio. 4. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel 5. Observed variable diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran validitas dan reliabilitas) artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung. 6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan artinya model teori yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti. Langkah-langkah menguji analisi jalursebagai berikut (Kuncoro, 2008, p116117): 1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural Struktur: 2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi a. Gambar diagram jalur lengkap tentukan sub-sub struktural dan rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan. Hipotesis: naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan oleh variabel eksogen(
dan
).
9
b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. 3. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan) Pengujian keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut : Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut: H0:
………
0
H1:
………
0
a. Kaidah pengujian signifikan secara manual : menggunakan Tabel F 1 1 Keterangan : n = jumlah sampel k = jumlah variabel eksogen = Rsquare Dengan taraf signifikan (α) = 0.05. Mencari nilai Ftabel menggunakan Tabel F dengan rumus: Ftabel = F{(1 - α)(dk = k),(dk = n – k – 1)} Jika Fhitung Fhitung
Ftabel, maka tolak H0 artinya signifikan dan Ftabel, terima H0 artinya tidak signifikan
b. Kaidah pengujian signifikansi 4. Menghitung koefisien jalur secara individu Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut:
10
Ha:
0
H0:
0
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus (Riduwan & Kuncoro, 2008, p117) ;
1
Keterangan: = Koefisien regresi dari variabel Xi = Standard Error Koefisien Regresi 5. Mencari besar kontribusi bersama atau koefisien determinasi (KD) dengan mengalikan Rsquare dengan 100%. 6. Meringkas dan menyimpulkan
Model analisis jalur berbeda dengan model regresi. Perbedaan tersebut terletak pada pola hubungan yang ingin diungkapkan. Model regresi digunakan untuk meramalkan atau menduga nilai sebuah variabel respon Y atas dasar nilai tertentu beberapa variabel prediktor X1; X2, ..., Xk, atau pola hubungan yang mengisyaratkan besarnya pengaruh variabel penyebab X1; X2, ..., Xk, terhadap sebuah variabel akibat Y, baik pengaruh yang langsung secara individual maupun secara bersamaan. Telaah statistika menyatakan bahwa untuk peramalan/pendugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai X1; X2, ..., Xk, pola hubungan yang sesuai adalah pola hubungan yang mengikuti model regresi, sedangkan untuk mengetahui hubungan sebab akibat, pola yang tepat adalah model
struktural.
Secara
matematik,
analisis
jalur
mengikuti
pola
model
11
struktural(Riduwan & Kuncoro, 2008, p5). Model struktural yaitu apabila setiap variabel terikat/endogen (Y) keadaannya ditentukan oleh seperangkat variabel bebas/eksogen (X). Berikut beberapa perbedaan model regresi dan model analisis jalur. Penjelasan Variabel Kegunaan
Jenis data yang dianalisis
MODEL ANALISIS Regresi Path (Jalur) Bebas (X) Eksogen (X) Terikat (Y) Endogen (Y) Intervening (bila ada) 1. Penjelasan terhadap 1. Penjelasan. fenomena yang 2. Prediksi kualitatif. dipelajari atau 3. Faktor diterminan. permasalahan yang 4. Penelusuran mekanisme diteliti. (lintasan) pengaruh. 2. Prediksi kuantitatif. 3. Faktor diterminan, yaitu penentual variabel bebas (X) yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y). Skala interval dan rasio Minimal skala interval dan data dinyatakan dalam satuan baku atau z score
Table 2.1 Perbedaan Model Regresi dengan Jalur Sumber : dimodifikasi dari Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur(2008) Besar pengaruh setiap jalur dalam model analisis jalur (Beta) diperoleh dari perhitungan sebagai berikut : ; Keterangan : = Koefisien regresi dari variabel Xi = Standar deviasi dari variabel Xi = Standar deviasi dari variabel endogen
12
Nilai Beta kemudian dikalikan dengan 100% untuk mendapatkan persentase dari besarnya pengaruh variabel X.
2.2
Motivasi Kata motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti suatu dorongan atau
menggerakan. Menurut G.R Terry (2003,p130) motivasi dapat diartikan sebagai suatu “Usaha agar seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan semangat karena ada tujuan yang ingin dicapai”. Mc Donald (Hamalik,2003,p106) berpendapat bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif atau perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik, karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala daya upaya yang dapat orang itu lakukan untuk mencapainya (Djamarah, 2000, p114). Dalam kaitannya dengan belajar, motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan aktualisasi diri sehingga motivasi paling besar pengaruhnya pada kegiatan belajar murid yang bertujuan untuk mencapai prestasi yang tinggi. Seseorang yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar maka akan timbul minat yang besar dalam mengerjakan tugas, membangun sikap, dan kebiasaan belajar yang sehat melalui penyusunan jadwal belajar dan melaksanakannya dengan tekun. Berikut adalah faktorfaktor yang mempengaruhi motivasi belajar:
13
1. Cita-cita Cita-cita atau aspirasi adalah sesuatu target yang ingin dicapai. Penentuan target ini tidak sama bagi semua murid. Target ini diartikansebagai suatu tujuan yang
ditetapkan
dalam
suatu
kegiatan
yang
mengandung
maknabagi
seseorang.Munculnya cita-cita seseorang disertai denganperkembanganakar, moral kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan yang jugamenimbulkan adanya perkembangan kepribadian. 2. Kemampuan belajar Dalam
belajar
dibutuhkan
kemampuan.
Setiap
murid
memiliki
kemampuan belajar yang berbeda. Hal inidiukur melalui taraf perkembangan berpikir murid, dimana murid yang tarafperkembangan berpikirnya konkrit tidak sama dengan murid yang sudahsampai pada taraf perkembangan berpikir rasional. Murid yang merasa dirinyamemiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu, maka murid tersebut akan mendorongdirinya berbuat sesuatu untuk dapat mewujudkan tujuan yang ingindiperolehnya dan sebaliknya yang merasa tidak mampu akan merasa malasuntuk berbuat sesuatu. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri murid, misalnya pengamatan, perhatian dan daya pikir fantasi 3. Kondisi murid Kondisi murid dapat diketahui dari kondisi fisik dan kondisi psikologis,karena
murid
psikofisik.Kondisifisik
adalah
murid
makluk
lebih
cepat
yang
terdiri
diketahui
dari
daripada
kesatuan kondisi
14
psikologisnya.Hal inidikarenakan kondisi fisik lebih jelas menunjukkan gejalanya daripada kondisipsikologis. 4. Kondisi lingkungan Kondisi lingkungan merupakan unsur yang datang dari luar diri muridyaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.Lingkungan fisik sekolah,sarana dan prasarana perlu ditata dan dikelola agar dapat menyenangkan danmembuat
murid
merasa
nyaman
untuk
belajar.Kebutuhan
emosionalpsikologis juga perlu mendapat perhatian, misalnya kebutuhan rasa aman,berprestasi, dihargai, diakui yang harus dipenuhi agar motivasi belajar timbuldan dapat dipertahankan. 5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar Unsur-unsur
dinamis
adalah
unsur-unsur
yang
keberadaannya
didalamproses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah danbahkan hilang sama sekali misalnya gairah belajar, emosi murid dan lainlain.Murid memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yangmengalami perubahan selama proses belajar, kadang-kadang kuat atau lemah. 6. Upaya guru membelajarkan murid Upaya
guru
dalammempersiapkan
membelajarkan diri
untuk
murid
membelajarkan
adalah murid
usaha mulai
guru dari
penguasaanmateri, cara menyampaikannya, menarik perhatian murid dan mengevaluasihasil belajar murid. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar, artinyakeberhasilan guru yang menjadi titik tolak, besar kemungkinan murid
15
tidaktertarik untuk belajar sehingga motivasi belajar murid menjadi melemah atauhilang (Max Darsono, 2000, p65). Dalam Sardiman (2001,p81), disebutkan bahwa motivasi yang ada pada diri seorang murid, memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Tekun menghadapi tugas. b. Ulet menghadapi kesulitan. c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macan masalah. d. Lebih senang bekerja mandiri. e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin. f. Dapat mempertahankan pendapatnya. g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya. h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
2.3
Prestasi Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau
kegiatan tertentu.Menurut MersonSangalang yang dikutip dari Tulus Tu’u (2004, p78) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan murid dalam mencapai hasil belajar yang baik yaitu: 1. Faktor kecerdasan. Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki murid sangat menentukan prestasi belajarnya, termasuk prestasi-prestasi lain yang ada dalam dirinya. 2. Faktor bakat
16
Bakat yang dimiliki murid apabila diberi kesempatan untuk dikembangkan maka akan mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
3. Faktor minat dan perhatian Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu.Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik serta teliti terhadap sesuatu. Minat dan perhatian yang tinggi akan memberikan dampak yang baik bagi prestasi belajar murid. 4. Faktor motif Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha dan kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila dalam belajar, murid mempunyai motif yang baik dan kuat maka hal ini akan memperbesar usaha dalam mencapai prestasi yang tinggi. 5. Faktor cara belajar Keberhasilan belajar murid dipengaruhi oleh cara belajarnya. Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efektif. 6. Faktor lingkungan keluarga. Keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif dalam memberi pengaruh pada prestasi murid.Terutama dalam hal mendorong, memberi semangat, dan memberi teladan yang baik kepada anaknya. 7. Faktor sekolah.
17
Sekolah merupakan faktor pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem, dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral,mental, spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan (Tulus Tu’u,2004, p78). 2.4
Pembimbing Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,pembimbing adalah orang yang
membimbing; pemimpin; penuntun.Dalam konteks Kumon, pembimbing bertanggung jawab atas kelangsungan belajar di kelas Kumon.Pembimbing juga menjadi penghubung antara anak yang belajar di Kumon dengan orang tuanya. Dalam membimbing, seorang pembimbing harus menerapkan SPE (Smile, Praise, Encourage). Smile yang artinya senyum mengharuskan seorang pembimbing untuk selalu senyum agar murid merasa nyaman. Praise yang artinya pujiandimaksudkan agar pembimbing tidak lupa untuk memberikan pujian kepada setiap murid sesuai dengan pencapaiannya.Encourage yang artinya memberi semangat juga merupakan tugas yang harus dilakukan pembimbing kepada muridnya. Tugas pembimbing antara lain adalah menggali potensi murid dan mengajar agar murid dapat mandiri. Oleh karena jumlah murid yang banyak, maka seorang pembimbing Kumon akan dibantu oleh sejumlah asisten dalam menjalankan tugasnya.
2.5
Asisten Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, asisten adalah orang yang bertugas
membantu orang lain dalam melaksanakan tugas professional, misal dalam pekerjaan, profesi, dan kedinasan. Asisten juga berarti pembantu ahli dalam bekerja. Dalam
18
konteks Kumon, asistenbertugas membantu pekerjaan pembimbing dan memandu seorang murid kembali pada suatu masalah sebelumnya secarasistematis.Asisten tidak bertugas untuk memberikan jawaban dari masalah kepada murid. Sama dengan pembimbing, seorang asisten juga harus menerapkan SPE dalam pekerjaannya.
2.6
Orang Tua Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut bahwa orang tua adalah ayah dan
ibu kandung; orang yang dianggap tua (cerdik pandai, ahli, dsb); orang-orang yang dihormati (disegani) di kampung; tetua.Orang tua di dalam kehidupan keluarga mempunyai posisi sebagai kepala keluarga atau pemimpin rumah tangga.Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.Pengertian orang tua diatas tidak lepas dari pengertian keluarga, karena orang tua merupakan bagian keluarga besar yang sebagaian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.Dalam metode Kumon, orang tua di rumah diharapkan juga memberikan SPE kepada anak-anaknya.
2.7
Skala Pengukuran Menurut Sugiyono(2002, p14),kesesuaian antara macam data dengan metode
analisis statistiknya didasarkan pada skala pengukuran datanya. Berdasarkan skala pengukurannya, data dibedakan menjadi 4 macam yaitu: 1. Skala Nominal
19
Data nominal adalah data yang hanya dapat digolong-golongkan secara terpisah, secara diskrit, atau kategori. Data ini diperoleh dari hasil menghitung, misalnya dalam suatu kelas setelah dihitung terdapat 50 mahamurid, terdiri atas 30 pria dan 20 wanita. 2. Skala Ordinal Data ordinal adalah data yang berbentuk ranking atau peringkat. Misalnya juara I, II, II, dan seterusnya.Data ini bila dinyatakan dalam skala, maka jarak satu data dengan data yang lain tidak sama. 3. Skala Interval Data interval adalah data yang jaraknya tidak sama tetapi mempunyai nilai nol (0) absolut/mutlak. Contoh skala termometer, walaupun ada nilai 0o C, tetapi tetap ada nilainya. Data-data yang diperoleh dari pengukuran dengan instrumen sikap dengan skala likert misalnya adalah berbentuk data interval. 4. Skala Rasio Data rasio adalah data yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol mutlak. Misalnya data tentang berat, panjang, dan volume. Berat 0 kg berarti tidak ada bobotnya, panjang 0 m berarti tidak ada panjang. Data yang menggunakan skala pengukuran nominal dan atau ordinal, analisis statistik yang digunakan digolongkan dalam analisis statistik nonparametrik.Sedangkan data yang menggunakan skala pengukuran interval dan atau rasio, analisis statistik yang digunakan digolongkan dalam analisis statistik parametrik.
20
2.8
Model Skala Sikap Skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial tertentu (Sugiono,2004,p86). Dalam skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
2.9
Structured Non Disguised Tipe kuisioner yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
structured non disguised. Pola dari kuisioner ini merupakan gabungan dari pola pertanyaan terstruktur (structured question) dan tidak ada yang disamarkan pada pertanyaan (nondisguised question). Structured question berarti sebuah pertanyaan diajukan kata demi kata untuk setiap responden dan dengan kategori respon yang tetap (Parasuraman, 2008). Nondisguised question adalah sebuah pertanyaan langsung yang tujuannya diketahui dengan jelas dan responden menyadari bahwa mereka sedang diamati. Bisa diartikan bahwa tipe kuisioner structured non disguisedmerupakan kuisioner dengan derajat ketegasan yang tinggi melaluipertanyaan yang tepat dan langsung tanpa ada penyamaran pertanyaan.
2.10Uji Validitas dan Reliabilitas
21
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliable (Sugiyono, 2003, p110).
2.10.1 Validitas Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan(2004, p109-110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.Alat ukut yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Riduwan &Kuncoro, 2008, p217). Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu kita mencari harga korelasi antara bagian-bagian alat ukur secara keseluruuhan dengan cara mengkorelasi tiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment. ∑ ∑
∑ ∑
.
Dimana: r
= koefisien korelasi product moment
x
= skor tiap pertanyaan
y
= skor total
. ∑ ∑
∑
22
N
= jumlah responden
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:
√ √
Keterangan : t = Nilai r = Koefisien korelasi hasil n = Jumlah responden Distribusi (Tabel t) untuk α = 0.05 dan derajat kebebasan (dk = n - 2) Kaidah keputusan: Jika
>
berarti valid, sebaliknya
Jika
<
berarti tidak valid
Jika instrumenitu valid, makadilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasi (r) sebagai berikut: Interval Koefisien 0.80 – 1.00 0.60 – 0.799 0.40 – 0.599 0.20 – 0.399 0.00 – 0.199
Tingkat Hubungan Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Rendah Sangat Rendah
Tabel 2.1 Interval Koefisien 2.10.2 Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul (instrumen) yang digunakan. Dari hasil pernyataan yang valid dikelompokkan menjadi satu untuk diuji reliabilitasnya, untuk butir yang tidak valid dinyatakan gugur atau diperbaiki. Pengujian reliabilitas instrumendilakukan
23
dengan umus korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu (Riduwan &Kuncoro, 2008, p221): ∑ ∑
∑ ∑
.
. ∑ ∑
∑
Harga ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh karenanya disebut . Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumusSpearman Brown (Split Half).
Dimana: ri = reliabilitas internal seluruh instrumen rb= korelasi product moment antara belahan pertama dengan belahan kedua Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi (Tabel r) untuk α = 0.05 atau α = 0.01 dengan derajat kebebasan (dk = n-2). Kemudian membuat keputusan membandingkan keputusan: Jika
2.11
berarti reliabel dan
dengan
. Adapun kaidah
berarti tidak reliable.
Tranformasi Data Ordinal menjadi Interval Mentransformasi data ordinal menjadi data interval berguna untuk memenuhi
salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala interval.Teknik transformasi yang paling sederhana dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval adalah sebagai berikut: 1.
Perhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner;
24
2.
Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapatkan skor 1, 2, 3, 4, dan 5 yang disebut sebagai frekuensi;
3.
Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi;
4.
Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor;
5.
Gunakan Tabel Distribusi Normal, hitunga nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh;
6.
Tentukan nilai tinggi densitas untk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan table Tinggi Densitas);
2.12
7.
Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus:
8.
Tentukan nilai transformasi dengan rumus:
1
|
|
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal
atau tidak.Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal.Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Pengamatan data yang normal akan memberikan nilai ekstrim yang rendah dan ekstrim tinggi yang sedikit dan kebanyakan mengumpul di tengah. Demikian juga nilai rata-rata, modus dan median relatif dekat.Uji normalitas dalam penelitian ini
25
menggunkan uji Kolmogorov-Smirnov(K-S).Langkah-langkah pengujian menggunakan Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut: 1. Urutkan nilai galat ei dari terkecil sampai terbesar. 2. Transformasi nilai ei menjadi zi dengan zi = (ei− e)/s; dimana e adalah ratarata dan s adalah simpangan baku nilai galat. 3. Tentukan besarnya nilai peluang zi yaitu P(zi) dan peluang proposional S(zi). 4. Tentukan selisih mutlak | S(zi) - P(zi) | dan | S(zi-1) - P(zi) |. 5. Tentukan nilai statistika Kolmogorov Smirnov D = maksimum
| S(zi) -
P(zi) | atau | S(zi-1) - P(zi) |. 6. Bandingkan nilai D dengan Dα(n) 7. Keputusan jika D > Dα(n) maka tolak Ho artinya nilai variabel galat tidak normal
2.13
Uji Homogenitas Uji homogenitas diartikan bahwa, jika varians sama (ini yang seharusnya
terjadi), maka dapat dikatakan data homogen dan jika varian tidak sama berarti data tidak homogen. Deteksi homogenitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan
memplotkan
nilai
ZPRED
(nilai
prediksi)
dengan
SRESID
(nilai
residualnya).Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit.
2.14
Javascript
26
Javascript diperkenalkan pertama kali olehNetscapepada tahun 1995.Pada awalnyabahasa ini dinamakan“LiveScript”yang berfungsi sebagai bahasa sederhana untuk browser Netscape Navigator 2.Pada masa itu bahasa ini banyak di kritik karenakurang aman, pengembangannya yang terkesan buru-buru dan tidak ada pesankesalahan yang di tampilkan setiap kali kita membuat kesalahan pada saat menyusunsuatu
program.
Kemudian
sejalan
dengan
giatnya
kerjasama
antaraNetscapedanSun(pengembang bahasa pemrograman“Java”) pada masa itu, maka Netscapememberikan nama“JavaScript”kepada bahasa tersebut pada tanggal 4 desember1995. Javascript adalah bahasa yang berbentuk kumpulan skrip yang pada fungsinyaberjalan pada suatu dokumen HTML.Sepanjang sejarah internet, bahasa ini adalahbahasa skrip pertama untuk web. Bahasa ini adalah bahasa pemrograman untuk memberikan
kemampuan
tambahan
terhadap
bahasa
HTML
dengan
mengijinkanpengeksekusian perintah-perintah di sisi user, yang artinya di sisi browser bukan disisi server web.Javascript bergantung kepada browser(navigator) yang memanggil halaman web yangberisi skrip dari Javascript dan tentu saja terselip di dalam dokumen HTML.Javascript juga tidak memerlukan kompilator atau penterjemah khusus untuk menjalankannya (pada kenyataannya kompilator Javascript sendiri sudah termasuk didalam browser tersebut).
2.15
ActiveX ActiveX merupakan nama brand dari Microsoft untuk teknologi yang semula
dikenal sebagai Object Linking dan Embedding (OLE), dan OLE Control Extention
27
(OCX). ActiveX adalah sejenis perangkat lunak yang didasarkan pada Component Objeck Model (COM). ActiveX adalah standar yang memungkinkan komponen perangkat lunak untuk berinteraksi satu dengan yang lain dalam lingkungan jaringan, terlepas dari bahasa yang digunakan. ActiveX merupakan objek COM yang portable dan dipakai secara luas pada platform Windows, khususnya pada aplikasi berbasis web. ActiveX dapat dipanggil dari halaman web melalui penggunaan bahasa script atau langsung dengan tag pada HTML. Penelitian ini menggunakan ActiveX dokumen. Dengan ActiveX dokumen, sebuah program dapat dibuka sendiri sesuai dengan menu yang tersedia sehingga bisa membuka dokumen non-HTML, seperti dokumen Microsoft Excel atau Microsoft Word.
2.16Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak adalah suatu disiplin ilmu (engineering discipline) yang berkaitan dengan semua aspek dalam produksi perangkat lunak mulai dari tahap awal spesifikasi sistem sampai dengan pemeliharaan sistem setelah digunakan. Dalam definisi ini, ada dua frase kunci: 1. Engineering discipline Para pekerja (engineer) membuatnya berfungsi. Engineer menerapkan teori, metode, dan alat-alat mana yang sesuai. Namun, engineermenggunakannya secara selektif dan selalu mencoba untuk menemukan solusi-solusi untuk masalah bahkan ketika tidak ada teori dan metode yang berlaku. 2. All aspect of software production
28
Engineer perangkat lunak tidak hanya memperhatikan proses teknis dari pengembangan perangkat lunak. Hal tersebut juga mencakup kegiatan seperti manajemen proyek dan alat-alat pengembangan perangkat lunak, metode, dan teori untuk mendukung produksi perangkat lunak. Terdapat banyak proses model yang digunakan dalam rekayasa perangkat lunak. Model proses ini secara terstruktur menunjukkan urutan proses dalam pengembangan perangkat lunak.Model proses yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah modelwaterfall. Model waterfalladalah model klasik yang bersifat sistematis yaitu berurutan dalam membangun perangkat lunak. Model proses Waterfall digunakan jika kebutuhan dari klien telah terdefinisi dengan jelas serta alur kerja yang akan dilakukan juga telah jelas. Langkah-langkah dalam membangun perangkat lunak dengan model ini adalah sebagai berikut: 1. Requirements analysis and definiton, yaitu mengumpulkan kebutuhan dengan lengkap lalu dianalisis dan didefinisikan. 2. System and software design,yaitu pengerjaan desain setelah semua kebutuhan telah dikumpulan. 3. Implementation and unit testing,yaitu pengkodean menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. 4. Integration and system testing,yaitu penyatuan unit-unit program kemudian dilakukan pengujian secara menyeluruh. 5. Operation and maintenance,yaitu mengoperasikan program dilingkungannya dan melakukan pemeliharaan.
29
Requirement definiton
Syystem and software design
Impleementation and u unit design
Integrration and syystem testting Operattion and d mainten nance
Gambar 2.1 Waterfall Model G M Sumbber: Softwarre Engineerinng (2011) 2 2.17 Intera aksi Manusiia dan Kom mputer Interak ksi manusiaa dan kompputer meruppakan disipplin ilmu yaang mempeelajari h hubungan antara a manuusia dan koomputer yanng meliputi perancangaan, evaluasi, dan i implementas si antarmukka penggunaa komputer agar mudaah digunakaan oleh mannusia. T Terdapat atturan-aturan yang telahh dikenal dengan d Eighht Golden Rules R inInteerface D Design (delaapan aturan emas), e yaituu: 1. Strrive for conssistency Kaaidah ini adaalah yang paaling sering dilanggarteta d api mengikuuti kaidah inni bisa sajja sedikit menipu m karenna ada bannyak bentuk dari konsisstensi. Konssisten dissini meliputti konsistennsi untuk prompt, p meenu, dan laayar bantu; dan konsistensi waarna, tata letaak, huruf, daan sebagainyya yang harus diterapkann.
2. En nable frequennts users to use u shortcutts
30
Menyadari kebutuhan pengguna yang berbeda-beda maka muncul kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan fasilitas makro. 3. Offer informative feedback Untuk setiap tindakan pengguna, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana tetapi ketika tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. 4. Design dialogs to yields closure Urutan tindakan sebaiknya diatur sehingga memiliki bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan memberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan tindakan berikutnya. 5. Offer error prevention and simple error handlings Sistem didesain sedemikian rupa sehingga pengguna tidak dapat membuat kesalahan yang fatal.Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sederhana dan mudah dipahami. 6. Permit easy reversal of actions Sebanyak mungkin, tindakan harus reversible.Hal ini dapat mengurangi kekhawatiran karena pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan sehingga pengguna tidak takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan.
31
7. Support internal locus of control Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem mengontrol dirinya. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden. 8. Reduce short-term memory load Keterbatasan ingatan manusia membuatnya membutuhkan tampilan tetap yang sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan.(Shneiderman, 2010, p88 - 89)