BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya Tabel 2.1 Perbandingan dengan Program Sebelumnya Hidden Cities
Nama Rogram
Jalan-jalan Men
Jenis
Features
Features
Features
Jumlah Host
2 orang
1 orang
2 orang
Membawa
Menunjukan
audiens jalan-
berbagai kegiatan
Menunjukan berbagai
jalan ke tempat-
yang dianggap
peninggalan yang ada
tempat yang unik
ekstrim di berbagai
di Indonesia yang
dan menunjukkan
kota di negara Asia
sudah mulai
pemandangan di
dan menunjukkan
dilupakan audiens
Indonesia dengan
berbagai budaya luar
dengan pembawaan
gaya bahasa host
biasa yang masih
host yang ramah,
yang heboh dan
dilakukan
interaktif dan
menggunakan
masyarakat dan host
membawa audiens
lagu-lagu yang
ikut mencoba
seakan ikut berjalan-
berbeda tiap
kegiatan unik
jalan bersama
episodenya
tersebut
Lokasi
Outdoor
Outdoor / Indoor
Indoor
Tipe Program
Tapping
Tapping
Tapping
Waktu
Sabtu, Minggu
Penayangan
12.00 WIB
Durasi
20 menit
30 menit
Stasiun
Global TV
History Asia
Televisi
(nasional)
Channel (kabel)
Konten
Extreme
Selasa, 12.00 WIB
Jejak Kaki
Sabtu, 15.00-15.30 WIB 30 menit NET. (nasional)
Sumber: http://jalan2men.com/about-jjm/, http://www.cliveworld.com/people/simonyin-hidden-cities-extreme/
13
14
2. 2 Teori atau Konsep yang Menjadi Kaitan antara Tugas Karya Akhir dengan Penontonnya. Berangkat dari fenomena masyarakat yang selalu bergerak maju menuju modern, masyarakat modern mengandalkan pertimbangan rasional dan perhitungan matematis melalui penelitian ilmiah. Hal ini terjadi akibat perkembangan teknologi yang kian pesat. Teknologi ini pun sampai pada cara individu untuk berkomunikasi dengan individu lainnya dan ditemukannya media elektronik. Masyarakat mengandalkan peralatan modern untuk mendukung proses komunikasi mereka dan media massa seperti radio dan televisi menjadi hal yang mempengaruhi proses komunikasi tersebut. 2.2.1 Media Massa dan Fungsi Media Massa Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audiens yang luas dan heterogen. Kelebihannya adalah media massa mampu mengatasi hambatan ruang dan waktu. Akan arti penting media massa, menurut Dennis McQuail pada tahun 1987 (Nurudin, 2007: 34-35) pernah memberikan beberapa asumsi: 1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa serta mengidupkan industri lain yang terkait. Media merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan normanorma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Di pihak lain, institusi media diatur oleh masyarakat. 2. Media massa merupakan sumber kekuatan –alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. 3. Media merupakan lokasi (atau norma) yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. 4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma. 5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat
15
dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. Melihat dari asumsi 4 dan 5, penulis dan tim memiliki ide untuk membuat suatu program yang berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan dan juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif –dalam hal ini melestarikan peninggalan sejarah Indonesia- yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. Tak lepas dari fungsi komunikasi massa menurut beberapa ahli yaitu untuk menginformasikan, memberi hiburan, membujuk, dan transmisi budaya (Jay Black dan Frederick C. Whitney, 1988) dan fungsi pengawasan, fungsi korelasi, dan fungsi pewarisan sosial (Harold D. Lasswell), karya ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai
benda-benda
peninggalan
sejarah
Indonesia
sekaligus
melakukan fungsi sebagai pewarisan sosial dengan memperlihatkan benda-benda peninggalan sejarah Indonesia. (Nurudin, 2007: 64). 2.2.2 Teori Komunikasi Organisasi Tim adalah sebuah kelompok kerja lengkap atau suatu satuan kerja, yang para anggotanya paling sedikit memiliki satu tujuan bersama, dan pencapaian tujuan itu memerlukan perilaku kerja sama dari semua anggotanya (Pace, 2006: 334). Dalam hal ini tim terbentuk dengan tujuan memproduksi sebuah program features sebagai syarat kelulusan dan pengembangan kemampuan diri masing-masing anggota. 2.2.2.1 Manajemen Ilmiah Taylor Di lain sisi, tim produksi menggunakan pendekatan Taylor terhadap manajemen yang dilakukan di sekitar empat unsur kunci: pembagian kerja, proses skalar dan fungsional, struktur, dan rentang kekuasaan. Menggunakan analisis Sofer pada tahun 1972 (Pace, 2006: 49-51), pembagian kerja yang dimaksud adalah pendistribusian tugas, kewajiban, dan pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan spesialisasi, dalam hal ini penulis sebagai seorang produser. Dalam proses skalar dan fungsional berkaitan dengan pertumbuhan vertikal dan horisontal organisasi. Proses skalar menunjukkan rantai perintah atau dimensi vertikal organisasi dan pembagian kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih khusus menjadi unit-unit yang sesuai adalah hal-hal yang berkaitan dengan proses fungsional dan ekspansi horisontal organisasi. Dengan tiga orang yang memproduksi program ini tidaklah efisien dan akan
16
membuang waktu, oleh karena itu dibutuhkan kru tambahan sebagai bentuk ekspansi vertikal dan horisontal organisasi. Kemudian ada dua struktur dasar dalam organisasi yang disebut lini dan staf. Struktur staf menunjukkan jabatan-jabatan yang memberikan bantuan kepada jabatan-jabatan lini untuk melaksanakan pekerjaan mereka dengan lebih baik, dengan memberikan nasihat, bantuan, dan pelayanan. Nilai dasar yang membedakan lini dan staf terletak pada wilayah pembuat keputusan. Lini berarti bahwa kewenangan terakhir terletak pada jabatan-jabatan dalam struktur itu. Dalam hal ini produser sebagai lini atas mengatur dan menentukan jumlah pengeluaran budget dan ide serta konsep dalam pengembangan program agar sesuai dengan ide awal dan dapat tercapai tujuan dari “Jejak Kaki” itu sendiri. 2.2.2.2 Teori Fusi Bakke Terkait pula dengan teori Fusi Bakke tahun 1950 (Pace, 2006: 61), bahwa organisasi, hingga suatu tahap tertentu, mempengaruhi individu, sementara pada saat yang sama individu pun mempengaruhi organisasi. Dengan ciri komunikasi organisasi yang paling nyata adalah konsep hubungan, Goldbaher tahun 1979 mendefinisikan organisasi sebagai “sebuah jaringan hubungan yang saling bergantung (interdependent).” Setiap pegawai menunjukkan ciri-ciri organisasi, dan setiap jabatan tampak unik seperti individu yang mendudukinya. Setiap jabatan dalam organisasi dimodifikasi sesuai dengan minat khusus individu. Dalam hal ini telah terbagi tugas dalam tim yaitu sebagai produser, kameraman, dan editor. Masing-masing individu membawa keunikannya dalam mendeskripsikan “Jejak Kaki” dan membawa keunikan tersebut agar tertuang dalam tugas karya akhir ini. 2.2.2.3 Arah Aliran Informasi Selama proses produksi, penulis dan tim menggunakan komunikasi horizontal dan vertikal yang memungkinkan tim saling berkoordinasi dalam penugasan kerja dan berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan menggunakan teknologi media elektronik seperti telepon genggam dan komputer dalam proses pelaksanaannya. Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan menurut Katz & Kahn pada tahun 1966 yaitu informasi mengenai
17
bagaimana melakukan pekerjaan, informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan, informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi, informasi mengenai kinerja pegawai, dan informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission) (Pace, 2006: 185). Komunikasi vertikal lebih condong kepada informasi mengenai dasar pemikiran dan mengembangkan rasa memiliki tugas. Sebagai seorang produser, akan lebih baik apabila sepemikiran dengan kru yang lain agar hasil akhir sesuai dengan yang diingini. Rasa memiliki tugas lebih ditekankan agar masing-masing anggota merasa memiliki dan mempunyai peranan yang besar dalam pembuatan program ini. Tidak menutup kemungkinan juga dalam komunikasi vertikal ke atas bahwa produser mendengar ide dan keinginan anggota yang lain untuk mengembangkan konsep dan penggunaan alat-alat tertentu guna melancarkan proses produksi. Sesuai dengan tujuan komunikasi horisontal yaitu untuk berbagi informasi mengenai
rencana
dan
kegiatan,
memperoleh
pemahaman
bersama,
dan
menumbuhkan dukungan antarpersona (Pace, 2006: 195-196), komunikasi dalam tim pun memiliki tujuan tersebut. Rencana dan kegiatan tim dibuat bersama menyesuaikan jadwal individu setelah memiliki pemahaman yang sama mengenai ide awal sampai hasil akhirnya, dan juga interaksi untuk saling mendukung dan memperkuat ikatan dan interaksi antar individu. Semakin seringnya interaksi akan meminimalisir kesalahpahaman dalam tim.
2.3 Teori atau Konsep yang Berkaitan dengan Proses Pembuatan Karya Akhir Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut (Naratama, 2004: 63). Format features dipilih sesuai dengan tujuan program yang ingin menghibur sekaligus memberikan informasi sesuai dengan target audiens yang berusia 15-25 tahun (remaja hingga dewasa muda). Lebih tepatnya lagi adalah features perjalanan karena program ini dibuat untuk menampilkan kisah yang dialami oleh host pada saat mengunjungi museum-museum yang ada di Indonesia.
18
2.3.1 Features Untuk menarik minat audiens dengan menyuguhkan informasi dan entertainmen, penulis dan tim membuat suatu karya features yang menampilkan segi artistik dari hasil jurnalistik. Features merupakan program yang membahas suatu pokok bahasan, satu tema diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis dan disajikan dengan berbagai format. Berbagai pendapat para ahli mendefinisikan tentang features. Menurut Mc. Kinney features adalah tulisan yang berada di luar tulisan yang bersifat berita langsung. Ashadi Siregar mengatakan features adalah liputan mengenai kejadian yang dapat menyentuh perasaan, ataupun yang dapat menambah pengetahuan audiens, melalui penjelasan rinci, lengkap serta mendalam. Tidak terikat aktualitas nilai utamanya unsur manusiawi atau informasi yang dapat menambah pengetahuan. Harris Sumadiria mengatakan features adalah cerita khas kreatif yang berpijak pada jurnalistik sastra tentang suatu situasi, keadaan, atau aspek kehidupan, dengan tujuan untuk memberi informasi dan sekaligus menghibur khalayak media massa (Sumadiria, 2005: 236). Melihat pendapat-pendapat tersebut, sesuailah tujuan utama program “Jejak Kaki” yang ingin menjadi sarana hiburan audiens melalui televisi sekaligus menambah wawasan dan meningkatkan rasa cinta tanah air. Unsur berita didalamnya memang tidak aktual melihat pembahasan konsep mengenai museum yang berisikan benda-benda peninggalan jaman dahulu. Fungsi dari features dalam Sumadiria tahun 2005 adalah sebagai berikut. 1. Sebagai pelengkap sekaligus variasi sajian berita langsung (straight news). 2. Pemberi informasi tentang suatu situasi, keadaan atau peristiwa yang terjadi. 3. Penghibur atau sarana rekreasi dan pengembangan imajinasi yang menyenangkan. 4. Wahana pemberi nilai dan makna terhadap suatu keadaan. 5. Sarana ekspresi yang paling efektif dalam mempengaruhi khalayak.
19
Konsep-konsep yang ada dalam feature adalah sebagai berikut (Nasir, 2010: 48-54): 1. Hasil cipta penulis, artinya menjadi sebuah kreasi karena telah melalui hasil internal penulis dan hasilnya tidak akan sama antar satu dengan yang lainnya. 2. Membuat senang, artinya sebuah feature menceritakan lebih rinci dan faktual di balik sebuah materi analisis dengan lebih enak dan santai. 3. Informatif, artinya memiliki nilai aktualitas dan daya tarik. Dalam artian selalu ada sudut pandang baru mengenai sesuatu. 4. Subjektif,
artinya
karena
topik
apapun
yang
diangkat
dan
cara
menceritakannya dinilai sebagai sudut subjektifitas. Akan tetapi harus profesional agar objektif dan faktual. 5. Tentang kehidupan terpendam, artinya merupakan sesuatu yang tidak terlihat atau benda dalam persembunyian yang menunggu untuk dieksplorasi oleh penggagas. 6. Tidak lekas basi, artinya hal ini berdasarkan pada penggalian cerita di balik fakta. Merupakan penelusuran suatu masalah yang diangkat, sehingga banyak data dan informasi yang mendukung. Dari berbagai jenis features yang ada dapat dibedakan melalui jenisnya, yaitu. 1. Feature berita: suatu feature yang lebih banyak mengandung unsur beritanya dan berhubungan dengan peristiwa aktual yang menarik perhatian khalayak. 2. Feature opini: feature yang terkait secara langsung atau tidak langsung dengan isu-isu yang masih actual tentang sebuah peristiwa, ide/gagasan, atau sebuah pernyataan orang penting. 3. Feature human interest: feature yang muatan isinya langsung dapat menyentuh rasa perikemanusiaan audiens. 4. Feature profil tokoh (biografi): bercerita tentang penampilan dan biografi singkat tokoh-tokoh tertentu yang menarik.
20
5. Feature perjalanan: feature ini biasanya mengungkap laporan kisah perjalanan, fakta-fakta yang ditemui dan kesan yang dirasakan selama perjalanan itu. 6. Feature sejarah: feature ini bercerita mengenai fakta-fakta sejarah peristiwa dan tokoh masa lampau di suatu daerah atau tempat. 7. Feature tips: dikenal dengan informasi how to do it. Membantu audiens mempelajari bagaimana melakukan sesuatu. Menurut Adinegoro tahun 1966 (Nasir, 2010: 47), “Features lebih mirip pada periang, penghibur lara daripada untuk memberikan informasi dan nasehat. Panjangnya boleh sebagaimana dikehendaki, dan features bukan fiksi melainkan fakta, oleh sebab itu diperlukan reporting.” Dari pendapat tersebut, penulis dan tim memakai 2 orang yang berperan sebagai host untuk melakukan laporan fakta-fakta dari tempat yang diliput. Host akan diberikan briefing singkat sebelum pengambilan gambar dimulai tanpa naskah yang pasti (semi scripted) dan hanya menggunakan improvisasi (menciptakan plot yang sangat singkat dan mewujudkannya dengan dialog yang tidak direncanakan dan dilatih sebelumnya) untuk memperlihatkan pengalaman jalan-jalan mengunjungi museum yang sebenarnya (Saptaria, 2006: 94).
2.3.2 Konsep Tahapan Produksi Dalam proses pembuatan “Jejak Kaki” dari awal hingga akhirnya mengikuti tahapan-tahapan produksi yang membagi kegiatan-kegiatan menjadi tiga tahapan besar. Proses tahapan produksi tersebut adalah: (Morissan, 2008: 270-271) 1. Tahap Pra Produksi atau Perencanaan Kegiatan mulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan pelaksanaan pengambilan gambar (shooting). Dalam perencanaan ini terjadi proses interaksi antara kreativitas manusia dengan peralatan pendukung yang tersedia. Baik buruknya proses produksi akan sangat ditentukan oleh perencanaan di atas kertas. Perencanaan di atas kertas merupakan imajinasi yang dituangkan di atas kertas yang nantinya akan diproduksi di lapangan. Apa yang direncanakan di atas kertas itulah yang akan dibuatkan audiovisualnya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
21
2. Tahap Produksi Hal-hal yang termasuk dalam kegiatan pra produksi antara lain penuangan ide (gagasan) ke dalam outline, penulisan skrip/scenario, storyboard, program meeting, peninjauan lokasi pengambilan gambar, production meeting, technical meeting, pembuatan dekor dan perencanaan lain yang mendukung proses produksi dan pasca produksi. Namun demikian harus diingat, apa yang direncanakan di atas kertas dalam pelaksanaannya di lapangan sering menyimpang karena berbagai
alasan,
misalnya
pengambilan
gambar
tertunda karena hujan atau alasan teknis lainnya. Maka dalam perencanaan pembiayaan perlu ditambahkan dana untuk biaya tak terduga, pemain cadangan dan sebagainya. Kegiatan pengambilan gambar (shooting) baik di studio maupun di luar studio. Proses pengambilan gambar (shooting) bisa dilakukan secara langsung pada saat program televisi disiarkan (live), namun pengambilan gambar juga bisa dilakukan dengan taping. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah kegiatan pengambilan gambar selesai dilakukan. Jika terdapat kesalahan maka pengambilan gambar dapat diulang kembali.
3. Tahap Pasca Produksi Kegiatan setelah pengambilan gambar sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali. Kegiatan yang termasuk dalam tahap pasca produksi adalah penyuntingan (editing), memberi ilustrasi, musik, efek, evaluasi dan lain-lain.
2.3.3 Produser Produser adalah orang yang bertanggung jawab terhadap proses penciptaan dan pengembangan suatu program sesuai dengan tema yang ditentukan dan di sepakati oleh production manager, executive producer. Produser adalah orang yang ditunjuk mewakili produser pelaksana (Eksekutif Produser) untuk melaksanakan apa yang diinginkan oleh Eksekutif Produser. Produser juga harus mengawasi berbagai komponen dari proses produksi dan memberikan kontribusi dalam konten program yang diproduksi. Produser juga harus menjadi psikolog amatir, bertanggung jawab untuk menyatukan orang-orang yang berkontribusi terhadap program dan membuat mereka untuk bekerja sama sebagai sebuah tim (Zettl, 2009: 336-337).
22
Lima tipe produser adalah (Mabruri, 2013: 27-29): 1. Produser Pengertian produser sangat luas, mulai dari mengkoordinir dari awal, dari ide sampai skrip jadi (pengembangan ide dan konsep), ke fase persiapan produksi (memilih kru inti maupun penunjang), produksi (pengambilan gambar), paska produksi (editing, finalisasi audio visual) sampai promosi / publikasi. Tugas produser adalah memimpin seluruh tim produksi sesuai tujuan yang ditetapkan bersama, baik dalam aspek kreatif maupun manajemen produksi, sesuai dengan anggaran. 2. Produser Eksekutif Produser eksekutif harus menggabungkan dua yaitu kru dan tugas. Produser eksekutif bertanggung jawab jangka panjang perihal siaran: set, gaya pembukaan dan penutupan, pilihan pembawa acara, filosofi, dan rincian lainnya ditentukan oleh produser eksekutif dengan berkonsultasi dengan direktur dan manajer umum. 3. Line Producer Tugasnya membantu memberi masukan dan alternatif atas masalah-masalah yang dihadapi oleh seluruh departemen dalam lingkup manajerial dan dalam batasan anggaran yang sudah disepakati. Bertanggung jawab dari hari ke hari, terutama menyiarkan
program acara.
Bekerja sama dengan
editor
membicarakan perihal rundown, sudut pandang cerita, dan keinginan produser menggunakan voice over atau tidak. 4. Associate Producer Tangan kanan produser yang sering berbagi kewajiban dan tanggung jawab, baik dalam hal kreatif maupun keuangan dengan produser. Memiliki tanggung jawab sama seperti seorang produser tetapi dengan program yang relatif lebih kecil. Dan ia juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga program itu sendiri agar tetap mendapatkan rating dan share yang bagus, kemudian menjaga keutuhan dari tim itu sendiri sehingga dapat saling bekerja sama dalam mempertahankan rating dan share program.
23
5. Field Producer Bertugas membantu wartawan dengan detail pekerjaan: menemukan orangorang di tempat kejadian cerita dan mengarahkan cameraman untuk mengambil gambar yang dibutuhkan. Semakin tinggi posisi seseorang semakin erat dengan tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan, tugas dan tanggung jawab sebagai seorang produser adalah (Mabruri, 2013: 30): 1. Mencari dan mendapatkan ide cerita untuk diproduksi. 2. Membuat proposal produksi berdasarkan ide program televisi. 3. Menyusun rancangan produksi. 4. Menyusun rencana pemasaran. 5. Mengupayakan anggaran dana untuk produksi. 6. Mengawasi pelaksanaan produksi melalui laporan yang diterima dari semua departemen. 7. Bertanggung jawab atas kontrak secara hukum dengan berbagai pihak dalam produksi yang dikelola. 8. Bertanggung jawab atas seluruh produksi. Dengan tanggung jawab yang besar, seorang produser juga memiliki hak agar dapat membuat suatu program yang berkualitas dan sesuai dengan konsep awal program dibuat. Hak-hak yang dimiliki oleh produser adalah: 1. Memilih dan menetapkan penulis skenario dan sutradara.
2. Menetapkan pemain dan kru produksi utama berdasarkan calon yang telah ditetapkan dalam rancangan produksi dan juga berdasarkan usulan sutradara dan manajer produksi.
24
3. Mengarahkan dan memberikan pandangan (guide) kepada manajer produksi, serta meletakkan dasar-dasar strategi bagi pelaksanaan produksi dan pengelolaan produksi (administrative).
4. Mendapatkan laporan dari semua departemen berupa progress report.
5. Berhak memberikan keputusan bila terjadi konflik di lapangan, terutama bila produksi terganggu.
6. Memberhentikan / mengganti pemain / kru produksi apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan produksi tersebut yang merugikan jalannya produksi. Seorang produser bukan hanya harus membuat konsep dan memimpin sebuah produksi saja, melainkan seorang produser juga memimpin individu-individu yang ada di dalam kru produksi agar dapat bekerja sama dengan baik. Walaupun tidak ada formula untuk mengarahkan individu-individu yang beragam dalam sebuah tim, berikut adalah beberapa panduan dasar untuk membantu mengenai kepemimpinan yang diperlukan (Zettl, 2009: 336-337): 1. Mengetahui tujuan yang ingin dicapai. Seorang produser tidak mungkin dapat membuat orang lain bekerja untuk tujuan bersama bila produser sendiri tidak mengetahui tujuannya.
2. Mengetahui fungsi spesifik dari masing-masing anggota tim. Menjelaskan kepada anggota tim mengenai hal-hal yang ingin untuk mereka lakukan sebelum menilai mereka bertanggung jawab untuk pekerjaan mereka.
3. Jelas mengenai hal-hal yang ingin talent lakukan, jangan memberikan instruksi yang tidak jelas atau merasa terintimidasi oleh selebriti. Semakin profesional, semakin mudah pula mereka akan mengikuti arahan produser.
4. Memproyeksikan sikap yang jelas. Harus tegas tetapi tidak keras ketika memberikan instruksi. Mendengarkan rekomendasi dari staf produksi tetapi tidak memberikan keputusan akhir pada mereka.
25
5. Tidak mengejek seseorang yang membuat kesalahan. Tunjukkan masalahnya dan berikan solusi sesuai dengan tujuan keseluruhan produksi.
6. Memperlakukan talent dan semua tim produksi dengan hormat dan kasih. Seorang produser yang baik tidak mengenal hierarki kepentingan antara anggota tim. Semua memiliki tanggung jawab menyelesaikan produksi.
yang sama untuk
26