BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data Data proyek yang akan dikerjakan untuk analisis didapatkan dari survey buku berisi cerita biografi WARKOP DKI di berbagai toko buku di Jakarta, serta pencarian informasi dari internet. Berikut ini adalah data-data narasumber yang penulis dapatkan 2.1.1 Riset dari Toko Buku GRAMEDIA Judul
: WARKOP “Main-Main Jadi Bukan Main”
Penulis
: Rudy Badil dan Indro WARKOP
Tebal
: 271 halaman Tahun Terbit : November 2010
Penerbit
: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
2.1.2 Riset dari Internet http://www.goodreads.com/topic/show/436073-kumpulan-artikel-tentang-bukuwarkop-main-main-jadi-bukan-main http://www.donokasinoindro.com/profil-warkop-dki http://ph4ph4t.blogspot.com/2010/04/biografi-3-pelawak-legenda.html
http://biografi-info.blogspot.com/2012/10/biografi-dono-warkop-dkipelawak.html http://www.profil.web.id/2012/11/biografi-kasino-warkop-dki.html http://kolom-biografi.blogspot.com/2013/01/biografi-indro-warkop-pelawakindonesia.html http://perkasamandiri2.wordpress.com/2013/02/01/asal-usul-nama-warkop-dki/ http://candrawijayaonblog.blogspot.com/2011/12/daftar-karya-karya-warkopdki.html http://www.donokasinoindro.com/ 2.1.3 Wawancara Penulis melakukan wawancara dengan salah satu tokoh WARKOP DKI yaitu Indrodjojo Kusumonegoro atau yang sering disapa mas indro, yang juga berperan sebagai narrator.
2.2 Pengertian Biografi Pengertian biografi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bi.o.gra.fi riwayat hidup (seseorang) yg ditulis oleh orang lain. Biografi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios dan graphien yang berarti hidup dan tulis. Sehingga dapat diartikan sebagai kisah riwayat hidup seseorang.
Biografi dapat memuat, menganalisa, dan menerangkan fakta-fakta dari kehidupan seseorang dan peran pentingnya. Biografi dapat bercerita tentang tokoh sejarah ataupun tokoh yang masih hidup, orang terkenal, ataupun orang yang tidak terkenal. Kebanyakan biografi ditulis secara kronologis, dan dibagi kepada beberapa bagian. Adapula beberapa biografi yang hanya berfokus kepada bagian-bagian atau pencapaian-pencapaian tertentu.
Macam-macam biografi : 1. Berdasarkan pandangan penulis : - Autobiografi: Biografi yang ditulis sendiri oleh tokoh yang terkait. - Biografi : Biografi yang ditulis oleh orang lain. Dibagi dua berdasarkan izin penulisan : - Authorized biography, yaitu biografi yang penulisannya seizin atau sepengetahuam tokoh didalamnya - Unauthorized biography, yaitu ditulis seseorang tanpa sepengetahuan atau izin dari tokoh di dalamnya (biasanya karena telah wafat) 2. Berdasarkan Isi yang dibahas: - Biografi Perjalanan Hidup, Isinya berupa perjalanan hidup lengkap atau sebagian paling berkesan. - Biografi Perjalanan Karir, Isinya berupa perjalanan karir dari awal karir hingga karir terbaru, atau sebagian perjalanan karir dalam mencapai sukses tertentu.
3.Berdasarkan Persoalan yang dibahas : - Biografi politik. Biografi yang ditulis dari sudut politik. Namun, biografi semacam ini kadang kala tidak lepas dari kepentingan penulis ataupun sosok yang ditulisnya. - Intelektual biografi Yang juga disusun melalui riset dan segenap temuan dituangkan penulisnya dalam gaya penulisan ilmiah.
- Biografi jurnalistik ataupun biografi sastra Yaitu materi penulisan biasanya diperoleh dari hasil wawancara terhadap tokoh yang akan ditulis maupun yang menjadi rujukan sebagai pendukung penulisan.
2.2.1
Biografi WARKOP DKI
Gambar 2.2.1 Dono, Kasino, Indro Sumber : www.Google.com
WARKOP DKI, Warkop atau sebelumnya bernama Warkop Prambors, juga kemudian dikenal sebagai Trio DKI adalah grup lawak yang dibentuk oleh Nanu (Nanu Mulyono), Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro). Nanu, Rudy, Dono dan Kasino adalah mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Jakarta sedangkan Indro kuliah di Universitas Pancasila, Jakarta. Mereka pertama kali meraih kesuksesan lewat acara Obrolan Santai di Warung Kopi yang merupakan garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio Prambors. Acara lawakan setiap Jumat malam antara pukul 20.30 hingga pukul 21.15, disiarkan oleh radio Prambors yang bermarkas di kawasan Mendut, Prambanan, Borobudur, alias Menteng Pinggir. Dalam acara itu, Rudi Badil dalam obrolan sering berperan sebagai Mr. James dan Bang Cholil. Indro yang berasal dari Purbalingga berperan sebagai Mastowi (Tegal), Paijo (Purbalingga), Ubai atau Ansori. Kasino yang asli Gombong perannya bermacammacam: Mas Bei (Jawa), Acing/Acong (Tionghoa), Sanwani (Betawi) dan Buyung (Minang). Nanu yang asli Madiun sering berperan sebagai Poltak (Batak) sedangkan Dono sendiri hanya berperan sebagai Slamet (Jawa).
2.2.2
Sejarah Berdirinya Warkop
Ide awal obrolan Warkop Prambors berawal dari dedengkot radio Prambors, Temmy Lesanpura. Radio Prambors meminta Hariman Siregar, dedengkot mahasiswa UI untuk mengisi acara di Prambors. Hariman pun menunjuk Kasino dan Nanu, sang
pelawak di kalangan kampus UI untuk mengisi acara ini. Ide ini pun segera didukung oleh Kasino, Nanu, dan Rudy Badil, lalu disusul oleh Dono dan Indro. Rudy yang semula ikut Warkop saat masih siaran radio, tak berani ikut Warkop dalam melakukan lawakan panggung, karena demam panggung. Dono pun awalnya saat manggung beberapa menit pertama mojok dulu, karena masih malu dan takut. Setelah beberapa menit, barulah Dono mulai ikut berpartisipasi dan mulai kerasan, hingga akhirnya terus menggila hingga akhir durasi lawakan. Indro adalah anggota termuda, saat anggota Warkop yang lain sudah menduduki bangku kuliah, Indro masih pelajar SMA. Pertama kali Warkop muncul di pesta perpisahan SMA IX yang diadakan di Hotel Indonesia. Semua personel gemetar, alias demam panggung, dan hasilnya hanya bisa dibilang lumayan saja, tidak terlalu sukses. Namun peristiwa pada tahun 1976 itulah pertama kali Warkop menerima honor yang berupa uang transport sebesar Rp20.000. Uang itu dirasakan para personel Warkop besar sekali, namun akhirnya habis untuk menraktir makan teman-teman mereka. Berikutnya, mereka manggung di Tropicana. Sebelum naik panggung, kembali seluruh personel nervous, dan hasilnya kembali lumayan. Baru pada acara Terminal Musikal (asuhan Mus Mualim), grup Warkop Prambors baru benar-benar lahir sebagai bintang baru dalam dunia lawak Indonesia. Acara Terminal Musikal sendiri tak hanya melahirkan Warkop tetapi juga membantu memperkenalkan grup PSP (Pancaran Sinar Petromaks), yang bertetangga dengan
Warkop. Sejak itulah honor mereka mulai meningkat, sekitar Rp 1.000.000 per pertunjukan dan dibagi empat orang, setiap personel mendapat Rp 250.000. Mereka juga jadi dikenal lewat nama Dono-Kasino-Indro atau DKI (yang merupakan pelesetan dari singkatan Daerah Khusus Ibukota). Ini karena nama mereka sebelumnya Warkop Prambors memiliki konsekuensi tersendiri. Selama mereka memakai nama Warkop Prambors, maka mereka harus mengirim royalti kepada Radio Prambors sebagai pemilik nama Prambors. Maka itu kemudian mereka mengganti nama menjadi Warkop DKI, untuk menghentikan praktik upeti itu.
2.2.3
Personil
Dari semua personel Warkop, mungkin Dono lah yang paling intelek, walau ini agak bertolak belakang dari profil wajahnya yang 'ndeso' itu. Dono bahkan setelah lulus kuliah menjadi asisten dosen di FISIP UI tepatnya jurusan Sosiologi. Dono juga kerap menjadi pembawa acara pada acara kampus atau acara perkawinan rekan kampusnya. Kasino juga salah satu lulusan dari FISIP. Selain melawak, mereka juga sempat berkecimpung di dunia pencinta alam. Hingga akhir hayatnya Nanu, Dono, dan Kasino tercatat sebagai anggota pencinta alam Mapala UI.
2.2.4
Era Film
Setelah puas manggung dan mengobrol di udara, Warkop mulai membuat filmfilm komedi yang selalu laris ditonton oleh masyarakat. Dari filmlah para personel
Warkop mulai meraup kekayaan berlimpah. Dengan honor Rp 15.000.000 per satu film untuk satu grup, maka mereka pun kebanjiran uang, karena tiap tahun mereka membintangi minimal 2 judul film pada dekade 1980 dan 1990-an yang pada masa itu selalu diputar sebagai film menyambut Tahun Baru Masehi dan menyambut Hari Raya Idul Fitri di hampir semua bioskop utama di seluruh Indonesia.
2.2.5
Era Televisi
Dalam era televisi swasta dan menurunnya jumlah produksi film, DKI pun lantas memulai serial televisi sendiri. Serial ini tetap dipertahankan selama beberapa lama walaupun Kasino tutup usia pada tahun 1997. Setelah Dono juga meninggal pada tahun 2001, Indro menjadi satu-satunya personel Warkop. Sedangkan Nanu sudah meninggal tahun 1983 karena sakit liver dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta 2.2.6
Proses Kreatif
Kelebihan Warkop dibandingkan grup lawak lain, adalah tingkat kesadaran intelektualitas para anggotanya. Karena sebagian besar adalah mahasiswa (yang kemudian beberapa menjadi sarjana), maka mereka sadar betul akan perlunya profesionalitas dan pengembangan diri kelompok mereka. Ini dilihat dari keseriusan mereka membentuk staf yang tugasnya membantu mereka dalam mencari bahan lawakan. Salah satu staf Warkop ini kemudian menjadi pentolan sebuah grup lawak, yaitu Tubagus Dedi Gumelar alias Miing Bagito.
Saat itu Miing mengaku bahwa ia ingin sekali menjadi pelawak, dan kebetulan ia diterima menjadi staf Warkop. Kerjanya selain mengumpulkan bahan lawakan, melakukan survei lokasi (di kota atau daerah sekitar tempat Warkop akan manggung), kalau perlu melakukan pekerjaan pembantu sekalipun seperti menyetrika kostum para personel Warkop. Ini dilakukan Miing dengan serius, karena ia sadar disinilah pembelajaran profesionalitas sebuah kelompok lawak. Miing sempat ikut dalam kaset warkop dan film warkop, sebelum akhirnya membentuk kelompok lawak sendiri bersama Didin (saudaranya) dan Hadi
Prabowo alias
Unang
yang
diberi
nama
Bagito (alias Bagi Roto)
2.2.7
Diskografi / Kaset
a. Kaset 01 Cangkir Kopi (warkop Live di Palembang/Plaju, masih ada Nanu) b. Kaset 02 Warung Tenda (masih ada Nanu) c. Kaset 03 Mana Tahan d. Kaset 04 Gerhana Asmara (bersama Srimulat) e. Kaset 05 Pengen Melek Hukum (Indro sebagai mahasiswa penyuluh hukum, Kasino, Dono sebagai warga) f. Kaset 06 Pokoknya Betul - Ke Bali (Dono dan Indro pengen ke Bali, tanya ke Kasino yang orang Bali)
g. Kaset 07 Semua Bisa Diatur - Lurah Indro (Indro sebagai Lurah, Dono dan Kasino sebagai warga, featuring Mi'ing sebagai rakyat / petugas RSJ) h. Kaset 08 Dokter Masuk Desa (Indro sebagai dokter baru masuk desa, Dono dan Kasino sebagai warga) i. Kaset 09 Makin Tipis Makin Asyik (Indro sebagai pak Guru, Kasino dan Dono sebagai murid-murid)
2.2.8
Filmografi
Kebanyakan film Warkop tidak dapat diedarkan secara internasional karena masalah pelanggaran hak cipta, yaitu digunakannya musik karya komponis Henry Mancini tanpa izin atau tanpa mencantumkan namanya dalam film. Pembuatan dan peredaran film setahun dua kali diperuntukkan masa edar bioskop-bioskop utama di Indonesia dengan masa tayang awal bertepatan dengan libur Hari Raya Idul Fitri dan malam pergantian tahun. 1. Mana Tahaaan... (1979) bersama Elvy Sukaesih, Rahayu Effendi dan Kusno Sudjarwadi 2. Gengsi Dong (1980) bersama Camelia Malik, Zainal Abidin dan M. Pandji Anom 3. Pintar
Pintar
Bodoh (1980)
Dewi dan Dorman Borisman
bersama Eva
Arnaz, Debby
Cynthia
4. GeEr - Gede Rasa (1980) bersama Dorman Borisman, Ita Mustafa dan Itje Trisnawati 5. Manusia
6.000.000
Dollar (1981)
bersama Eva
Arnaz, Eddy
Gombloh dan Wolly Sutinah 6. IQ Jongkok (1981) bersama Enny Haryono, Marissa Haque, dan Bokir 7. Setan Kredit (1981) bersama Minati Atmanegara, Nasir dan Alicia Djohar 8. Dongkrak Antik (1982) bersama Meriam Bellina, Mat Solar dan Pietrajaya Burnama 9. Chips (1982) bersama Sherly Malinton, Tetty Liz Indriati dan M. Pandji Anom 10. Maju Kena Mundur Kena (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou dan Us Us 11. Pokoknya Beres (1983) bersama Eva Arnaz, Nourma Yunita dan Us Us 12. Itu Bisa Diatur (1984) bersama Ira Wibowo, Pong Hardjatmo dan Aminah Cendrakasih 13. Tahu Diri Dong (1984) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou dan Us Us. 14. Kesempatan
Dalam
Kesempitan (1985)
bersama Lydia
Kandou, Nena
Rosier dan Kaharuddin Syah. 15. Gantian Bangun
Dong (1985)
bersama Ira
Wibowo, Lia
Warokka dan Advent
16. Atas Boleh Bawah Boleh (1986) besama Eva Arnaz, Dian Nitami dan Wolly Sutinah 17. Sama
Juga
Bohong (1986)
bersama Ayu
Azhari, Nia
Zulkarnaen,
dan Chintami Atmanegara 18. Depan Bisa Belakang Bisa (1987) bersama Eva Arnaz dan HIM Damsyik 19. Makin
Lama
Makin
Asyik (1987)
bersama Meriam
Bellina, Susy
Bolle dan Timbul 20. Saya Suka Kamu Punya (1987) bersama Doyok dan Didik Mangkuprojo 21. Jodoh Boleh Diatur (1988) bersama Raja Ema, Silvana Herman dan Nia Zulkarnaen 22. Malu-Malu
Mau (1988)
bersama Nurul
Arifin, Pak
Ogah dan Sherly
Malinton 23. Godain Kita Dong (1989) bersama Lisa Patsy, Ida Kusumah dan Tarsan 24. Sabar Dulu Doong...! (1989) bersama Anna Shirley, Pak Tile dan Eva Arnaz 25. Mana Bisa Tahan (1990) bersama Nurul Arifin, Zainal Abidin dan Sally Marcellina 26. Sudah Pasti Tahan (1991) bersama Nurul Arifin, Sherly Malinton dan Diding Zeta 27. Bisa
Naik
Bisa
Turun (1991)
Schadt dan Sally Marcellina
bersama Kiki
Fatmala, Fritz
G.
28. Lupa Aturan
Main (1991) bersama Eva Arnaz, Fortunella dan Hengky
Solaiman 29. Masuk
Kena
Keluar
Kena (1992)
bersama Kiki
Fatmala, Robert
Syarif dan Sally Marcellina 30. Salah Masuk (1992) bersama Gitty Srinita, Tarida Gloria dan Angel Ibrahim 31. Bebas Aturan Main (1993) bersama Lella Anggraini, Gitty Srinita dan Diah Permatasari 32. Bagi-Bagi
Dong (1993)
bersama Kiki
Fatmala dan Inneke
Koesherawati dan HIM Damsyik 33. Saya Duluan Dong (1994) bersama Diah Permatasari, Gitty Srinita dan HIM Damsyik 34. Pencet
Sana
Pencet
Sini (1994)
bersama Sally
Marcellina, Pak
Tile dan Taffana Dewi 2.2.9
Acara Televisi
Warkop Millennium adalah sebuah sinetron di televisi yang menampilkan Warkop bersama Karina Suwandi dan Roweina Umboh. a. Indro Berperan sebagai dirinya sendiri dengan peran istri oleh Karina Suwandi b. Kasino Berperan sebagai dirinya sendiri dengan peran istri Roweina Umboh
c. Dono Berperan sebagai kakak dari Karina Suwandi sekaligus iparnya dari Indro d. Kasino dan Roweina adalah tetangga dari Indro, Karina, dan Dono. Sumber:
Wikipedia
:
http://id.wikipedia.org/wiki/Warkop