BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Mikroorganisme memegang peranan penting pada perkembangan penyakit pulpa dan jaringan periapikal.Dari sekitar 500 spesies bakteri yang dikenal sebagai flora normal mulut, hanya sebagian kecil saja yang dapat diisolasi dari pulpa terinfeksi. Di dalam satu penelitian yang memeriksa gigi utuh yang saluran akarnya terinfeksi, lebih dari 90% bakterinya adalah bakteri anaerob obligat.1Suatu penelitian dengan menggunakan teknik sampling anaerob, menunjukkan bahwa selain Streptococci, Lactobacilli dan Actinomyces, spesies obligat anaerob seperti Fusobacterium, Peptostreptococcus, Eubacterium, Propionibacterium, Veillonella, Wolinella, Prevotella dan Porhyromonas merupakan bakteri yang mendominasi saluran akar.2 Menurut Sundqvist (1994) bakteri yang paling banyak ditemukan pada saluran akar
adalahFusobacterium
nucleatum
yaitu
48%.3Fusobacterium
nucleatum
merupakan bakteri gram negatif obligat anaerob, tidak membentuk spora dan nonmotil.4Mikroorganisme di dalam saluran akar dapat tumbuh tidak hanya sebagai sel planktonik, tetapi juga dapat membentuk suatu biofilm yang terdiri dari jaringan kompleks dari berbagai mikroorganisme. Pembentukan biofilm didalam saluran akar dimulai setelah mikroorganisme kontak dengan tanduk pulpa dan morfologi saluran akar yang begitu kompleks juga mendukung pembentukan biofilm.5Kemampuan patogenesis Fusobacterium nucleatum tidak hanya sebagai bakteri tunggal namun dapat dikaitkan dengan keberadaan bakteri lain. Pada suatu penelitian menunjukkan bahwa pada pH 8,2 Fusobacterium nucleatum dapat melekat dan membentuk suatu lapisan biofilm yang homogen.6Kemampuan Fusobacterium nucleatum untuk melekat dengan spesies bakteri lain berhubungan dengan beberapa hal, diantaranya adalah kemampuannya mengumpulkan glukosa dalam bentuk glukan interseluler
Universitas Sumatera Utara
yang dapat digunakan sebagai sumber energi. Hal ini memungkinkan bakteri lain untuk mendekati permukaan Fusobacterium dan selanjutnya berikatan dengan dinding sel Fusobacterium.4Adanya kombinasi dari F. nucleatum, Prevotella spp, dan Porphymonas spp dapat menjadi risiko terjadinya flare-up endodonti.2Interaksi koagregasi antara E. Faecalis dan F. nucleatum meningkatkan kemampuan mikroorganisme tersebut untuk hidup berdampingan dalam komunitas mikroba dan berkontribusi terhadap infeksi endodonti.3 Untuk mengeliminasi bakteri penyebab infeksi saluran akar perlu dilakukan perawatan saluran akar, dimana tujuan utama dari perawatan saluran akar adalah menghilangkan bakteri sebanyak mungkin dari saluran akar dan menciptakan lingkungan dimana organisme yang tersisa tidak dapat bertahan hidup.7Perawatan saluran akar membutuhkan penggunaan bahan medikamen saluran akar untuk mengeliminasi mikroorganisme yang tidak dapat dicapai dengan teknik preparasi chemo-mechanical, yang kemungkinan dapat disebabkan oleh karena anatomi pulpa yang begitu kompleks sehingga beberapa mikroorganisme dapat bermigrasi ke ramifikasi, isthmus, delta saluran akar, dan tubulus dentin setelah dilakukan preparasi chemo-mechanical.7Syarat dari bahan medikamen saluran akar adalah harus memiliki aktivitas antimikroba, bersifat biokompatibel, dapat mengeliminasi bakteri yang tidak tereliminasi pada prosedur eliminasi, dan dapat mengontrol atau mencegah nyeri setelah perawatan.8 Medikamen saluran akar yang digunakan dalam perawatan endodonti dapat dibagi atas beberapa kelompok besar yaitu golongan fenol, aldehida, halida, steroid, kalsium hidroksida, antibiotik dan kombinasi.8Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) merupakan medikamen saluran akar yang paling sering digunakan dalam bidang kedokteran gigi sejak tahun 1920 hingga saat ini. Kalsium hidroksida memiliki keunggulan yaitu memiliki efek antimikroba, dapat mempertahankan aktivitas antimikrobanya untuk waktu yang lebih panjang, dapat menghambat resorpsi tulang dan menghidrolisis lipopolisakarida (LPS) yang umumnya dimiliki oleh bakteri gram negatif.7-9 Selain memiliki kelebihan kalsium hidroksida juga memiliki kekurangan yaitu memiliki efek antimikroba yang berkerja lambat hingga memerlukan waktu
Universitas Sumatera Utara
minimal satu minggu, memiliki efek yang kurang baik pada jaringan periodontal ketika digunakan sebagai medikamen saluran akar selama perawatan saluran akar rutin, dapat menghambat proses perlekatan gingival fibroblastdan beberapa bakteri ditemukan resisten terhadap kalsium hidroksida salah satunya adalah Fusobacterium nucleatum.9-11 WHO merekomendasikan penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit. Obat herbal telah diterima secara luas hampir di seluruh negara di dunia. Afrika, Asia, dan Amerika menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer. Obat herbal secara umum dinilai lebih aman dibandingkan dengan obat modern, hal ini dikarenakan efek samping yang ditimbulkan oleh obat herbal lebih sedikit dari obat modern.12Salah satu tumbuhan herbal yang masih dalam penelitian adalah daun Afrika (Vernonia amygdalina). Daun Afrika (Vernonia amygdalina)yang dikenal dengan sebutan South Africa leafdi Malaysia merupakan salah satu tanaman herbal yang telah sering digunakan sebagai obat tradisional seperti obat diabetes, bronkitis,malaria, campak, diare,demam, batuk dan schitosomiasis.Daun Afrika (Vernonia amygdalina) memiliki kandungan yang memiliki aktivitasbiologis antara lainAnthraquinones (0.08± 0.001),Tannins (1.55± 0.81), Flavonoids(0.17 ± 0.004), Alkaloids (2.95± 0.40), Saponins (2.85± 0.39), Cardiac glycosides (1.10 ± 0.03), Triterpenes (0.54 ± 0.02).13Aktivitas biologis yang terdapat dalam daun Afrika( Vernonia amygdalina) dapat
berperan
sebagai
antiinflamasi,analgesikantioksidan,
antibakteri, antikanker
dan
antijamur,
antivirus,
antidiabetes.14Daun
Afrika
(Vernonia amygdalina) juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi sakit gigi dan rematik dikarenakan aktivitas analgesik yang dimilikinya.15 Aktivitas antibakteri pada Vernonia amygdalina diduga karena memiliki kandungan Flavanoids, Anthraquinones, Tannins, dan Saponins.Pada suatu penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dari akar danbatang Vernonia amygdalina yang digunakan sebagai chewing stick di Nigeria menunjukkan aktivitas bakterisida
Universitas Sumatera Utara
terhadap bakteri anaerob rongga mulut seperti B. oralis, B. melaninogenicus, B. gingivalis, dan B. asaccharolyticuspada konsentrasi < 10%.Ekstrak air dari akar Vernonia amygdalina juga menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus gordoni, Porphyromonas nigrescens, Porphyromonas gingivalis, Prevotella intermedia, Fusobacterium nucleatum dan P. aeruginosa dengan kadar hambat minimum 100mg/ml.14 Aktivitas antibakteri dari ekstrak daun Afrika (Vernonia amygdalina) lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak batang dan akar.16Pada penelitian yang dilakukan oleh Ilondu et al(2009) menunjukkan bahwa pada ekstrak air daun Afrika(Vernonia amygdalina) dengan konsentrasi 50%, 40%, 30%, 20%, 10% memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan jamur.17Pada penelitian Anibijuwonet al(2012), ekstrak etanol Vernonia
amygdalinaterhadap
pertumbuhan
bakteri
Streptococcus
mutans
menunjukkan hasil KHM 30mg/ml dan KBM 50mg/ml dan terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus menunjukkan hasil KHM 45mg/ml dan KBM 125mg/ml.18Pada penelitianTula et al(2012), ekstrak etanol daun Afrika memiliki daya antibakteri terhadapShigella sp,Staphylococcus aureus, Salmonella thypi, Escherichia coli, Proteus mirabilis, Klebsiella pneumonia, Pseudomonas aeruginosa yang menunjukkan KHM pada konsentrasi 150mg/ml efektif terhadap bakteriShigella sp, E.coli, P. mirabilis, K. pneumonia, P. aeruginosa, pada konsentrasi 175 mg/ml efektif terhadap bakteri S.thypi, dan pada konsentrasi 125 mg/ml efektif terhadap bakteri S.aureus.16Pada penelitian terdahulu menyatakan bahwa ekstrak etanol lebih menunjukkan efektivitas daripada ekstrak air. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sule dan Agbabiaka terhadap bakteri Escherichia coli, Klebsiella sp., Salmonella sp.,dan Shigella sp. menunjukkan bahwa ekstrak airdaun Afrika (Vernonia amygdalina) memiliki daya hambat yang lebih kecil dibandingkan ekstrak etanol.19 Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa daun Afrika (Vernonia amygdalina) dapat dijadikan sebagai bahan alternatif medikamen saluran akar karena memenuhi beberapa persyaratan bahan medikamen saluran akar yaitu mempunyai daya antibakteri, bersifat biokompatibilitas dan dapat mengurangi rasa nyeri. Namun
Universitas Sumatera Utara
hingga saat ini belum ada penelitian mengenai daya antibakteri ekstrak etanol daun Afrika(Vernonia amygdalina) terhadap bakteri Fusobacterium nucleatum yang merupakan salah satu bakteri yang ada di dalam saluran akar. Untuk itu perlu dilakukan pengujian daya antibakteri ekstrak etanol daun Afrika (Vernonia amygdalina) terhadap bakteri Fusobacterium nucleatum sehingga dapat digunakan sebagai bahan alternatif medikamen saluran akar. Pengujian daya antibakteri pada penelitian ini menggunakan metode dilusi untuk mencari nilai KHM dan KBM yang mempresentasikan daya antibakteri ekstrak
etanol daun Afrika (Vernonia
amygdalina) terhadap Fusobacterium nucleatum. Kultur bakteri diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam karena pada suhu dan waktu tersebut Fusobacterium nucleatum dapat tumbuh dengan optimal.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka timbul permasalahan sebagai berikut: Apakah ada daya antibakteri ekstrak etanol daun Afrika (Vernonia amygdalina)
sebagai
bahan
alternatif
medikamen
saluran
akar
terhadap
Fusobacterium nucleatum dengan mencari konsentrasi minimal ekstrak etanol daun Afrika
(Vernonia
amygdalina)
yang
dapat
menghambat
dan
membunuh
Fusobaterium nucleatum.
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya antibakteri ekstrak etanol daun Afrika (Vernonia amygdalina) sebagai bahan alternatif medikamen saluran akar terhadap Fusobacterium nucleatum dengan mencari konsentrasi minimal ekstrak etanol daun Afrika (Vernonia amygdalina) yang dapat menghambat dan membunuh Fusobaterium nucleatum.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut pengembangan ekstrak etanol daun Afrika (Vernonia amygdalina) sebagai bahan alternatif medikamen saluran akar. 2. Menambah informasi dalam bidang kedokteran gigi mengenaidaya antibakteri dari ekstrak etanol daun Afrika (Vernonia amygdalina) 3. Pengembangan material kedokteran gigi yang berasal dari alam dan bersifat lebih biokompatibel, mudah didapat dan harga yang terjangkau dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan gigi di masyarakat.
Universitas Sumatera Utara