BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian ini berjudul pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang kesan pemaparan sinar X terhadap anak dalam kandungan. Sinar X atau X – Ray adalah sejenis bahan radiasi yang digunakan untuk mendiagnosa dan memantau kondisi kesehatan seorang pasien. Adalah diketahui bahwa sekiranya ibu–ibu hamil terpapar dengan sinaran radiasi sewaktu hamil, maka ia mungkin dapat menimbulkan kecacatan pada bayi atau fetus dalam kandungan (janin). Bayi yang cacat ini biasanya tidak dapat hidup lama atau seumur hidup akan berada dalam keadaan yang cacat dan secara tidak langsung tidak dapat hidup secara produktif. Produktif di sini bermaksud dapat hidup dengan tidak menyusahkan orang lain dan dapat menjalani kehidupan yang bermanfaat bukan sahaja terhadap diri sendiri tetapi kepada orang lain yang terdiri daripada keluarga, teman dan juga masyarakat umum. Menurut Oxford Learning Pocket Dictionary, 2009 produktif bermaksud kemampuan untuk melakukan atau mencapai sesuatu yang bermanfaat dalam kehidupan. Daripada artikel Webster yang telah saya baca, saya dapat tahu bahawa sinar X dapat menyebabkan malformasi pada janin. Di Medan ini, saya memperhatikan bahawa terdapatnya ramai anak – anak yang kurang sehat iaitu mereka mengalami deformitas atau cacat anggota. Saya tertarik untuk melakukan penelitian ini karena saya tahu bahwa salah satu faktor penyebab deformitas anak adalah sinar X dan saya ingin tahu
Universitas Sumatera Utara
sebanyak mana pengetahuan ibu hamil di Medan ini tentang sinar X dan sikap mereka dalam mencegah paparan sinar X. Radiasi secara umum adalah suatu bentuk tenaga yang berasal dari sinaran elektromagnet. Secara kasar terdapat dua jenis radiasi, yaitu radiasi ionisasi dan radiasi non-ionisasi. Yang akan lebih diperhatikan selama penelitian ini adalah radiasi ionisasi karena radiasi ini yang dapat memberikan efek terhadap tubuh manusia. Radiasi ionisasi merupakan suatu jenis radiasi yang mempunyai cukup tenaga untuk memecahkan ikatan kimiawi sesuatu bahan. Radiasi non-ionisasi pula adalah radiasi yang mempunyai gelombang yang panjang tetapi tidak mempunyai cukup tenaga untuk memecahkan ikatan kimiawi. Contoh–contoh radiasi ionisasi adalah sinaran alfa, beta, sinar X, dan gamma. Sebagai manusia, kita tidak dapat lari dari paparan dengan sinaran radiasi setiap hari. Radiasi ini bisa timbul dari alam sekitar maupun dari peralatan buatan manusia. Boleh juga dikatakan bahawa pemaparan radiologi ini bisa secara internal dan eksternal. Apabila seseorang terpapar dengan radiasi ionisasi maka tenaga yang dikeluarkan daripada emisi radiasi ini dapat memasuki tubuh (Bupa’s health Information team, 2009). Apabila ibu hamil terpapar dengan sinar X pada bahagian abdomen secara eksternal maka bayi dalam kandungan dikatakan telah mengalami paparan radiasi prenatal (American Academy of Family Physicians, 1999). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Max L. Baker pada "Radiasi dan janin", periode organogenesis sangat radiosensitif dari tahap perkembangan lain. Data juga menunjukkan bahwa paparan radiasi rahim akan meningkatkan kemungkinan kanker sebanyak 50 persen, dan sebagian besar yang terlibat adalah kanker leukemia dan tumor dari system saraf pusat. Menurut Webster, pada "Radiasi pengion tingkat rendah dan efek biologisnya", sinar X dinyatakan sebagai salah satu agen pertama untuk menghasilkan efek buruk pada anak dalam kandungan. Contoh efek buruk pada anak dalam kandungan adalah cacat
Universitas Sumatera Utara
perkembangan. Selama tahun 1920-an ibu hamil yang telah menerima terapi radiasi bahagian abdomen diuji dan hasil penelitian menunjukkan anak dalam kandungan akan mengalami kecacatan. Berikut adalah beberapa kelainan manusia dilaporkan setelah paparan radiasi pada rahim seperti keterlambatan pertumbuhan, kebutaan, kelainan tengkorak, kelainan tulang, retardasi mental, kelainan telinga dan kelainan bentuk alat kelamin (Radiation and the Fetus, 2006). Dosis paparan ini biasanya tidak membahayakan ibu (orang dewasa) tetapi adalah amat berbahaya dan dapat menimbulkan kecacatan pada bayi. Adalah lebih berbahaya lagi apabila ibu hamil mengkonsumsi bahan radiasi seperti Vincristine Sulfate. Ini adalah karena bahan ini akan memasuki saluran darah ibu dan ke bayi melalui umbilikus bayi yang berada pada (2 – 15) minggu gestasi yang paling berisiko tinggi mengalami kecacatan. Walaupun dosis yang dikonsumsi ibu tersebut adalah rendah dan tidak membahayakan ibu hamil namun anak yang dari (2 – 15) minggu adalah amat sensitif dan dapat mengalami kecacatan. Contoh – contoh kecacatan pada bayi yang bisa dialami adalah pertumbuhan yang terganggu atau terhenti, deformitas, gangguan fungsi otak dan kanker tetapi ini biasanya dilihat apabila anak semakin dewasa (American Academy of Family Physicians, 1999). Sekiranya janin terpapar dengan sinaran radiasi pada dua minggu gestasi maka fetus tersebut bisa juga mati dalam kandungan. Namun sekiranya fetus tersebut hidup maka pada umumnya, bayi akan lahir dengan kecacatan. Pada minggu gestasi (2 – 15), anak dalam kandungan yang terpapar dengan radiasi dosis tinggi sering mengalami gangguan fungsi otak. Pada minggu ke (16 – 25), fetus biasanya tidak akan mengalami efek melainkan terpapar dengan radiasi dosis tinggi. Pada minggu ke–26, bayi dalam kandungan akan mengalami efek yang sama dengan bayi baru lahir yang terpapar dengan sinaran radiasi. Efek yang biasa dapat dialami adalah kanker yang biasanya pada usia yang lebih tua (American Academy of Family Physicians, 1999).
Universitas Sumatera Utara
Dengan memahami kesan-kesan yang dapat dialami oleh bayi atau anak dalam kandungan maka jelaslah bahawa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang kesan sinar X. Oleh itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan serta mewujudkan suatu kesadaran antara ibu – ibu hamil tentang masalah radiasi ini. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat merealisasikan Visi dan Misi Indonesia Sehat 2010 yang menyatakan bahwa “Upaya kuratif sahaja tidak mencukupi tetapi harus adanya upaya preventif”. Dengan mewujudkan kesadaran di kalangan ibu – ibu maka dapat dielakkan kejadian kelahiran bayi kurang upaya.
1.2. Rumusan Masalah Bagaimanakah pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang kesan pemaparan sinar X terhadap anak dalam kandungan?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu–ibu hamil tentang kesan pemaparan sinar X terhadap anak dalam kandungan.
1.3.2. Tujuan Khusus 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengetahuan ibu hamil tentang kesan sinar X kepada anak dalam kandungan. 2. Penelitian ini bertujuan mewujudkan suatu sikap kesadaran dikalangan ibu hamil supaya mereka dapat mengambil langkah-langkah untuk mengelakkan kesan yang buruk pada anak dalam kandungan.
Universitas Sumatera Utara
3. Dengan mengetahui bahaya sinar X terhadap anak, diharapkan ibu- ibu dapat mengambil langkah – langkah dalam menacegah paparan sinar X untuk mengelakan kelahiran bayi dengan deformitas.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: a) Kepada Pihak Pemerintah: 1. Sekiranya didapati pengetahuan dikalangan ibu–ibu hamil berada pada tahap yang rendah maka usaha – usaha untuk meningkatkan pengetahuan dapat dilaksanakan. 2. Pencegahan terhadap pemaparan sinar X dapat mengurangi angka kematian bayi baru lahir. 3. Peningkatan penduduk yang sehat dapat meningkatkan jumlah penduduk yang produktif dan secara tidak langsung produktivitas negara meningkat karena apabila lahirnya bayi yang sehat maka jumlah masyarakat yang sehat dan dapat bekerja meningkat justeru meningkatkan produktivitas negara. b) Kepada Masyarakat: 4. Upaya – upaya prevensi kelahiran bayi cacat dapat mengelakan biaya-biaya penatalaksanaan keluarga bagi anak yang kurang sehat. Ini secara tidak langsung akan memperbaiki status ekonomi keluarga. c) Kepada Peneliti: 5. Sebagai seorang calon dokter, saya dapat mengetahui lebih tentang pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang kesan pemaparan sinar X terhadap anak dalam
Universitas Sumatera Utara