BAB 1
PENDAHULUAN
Laju pertumbuhan inflasi harus selalu diwaspadai dan dikendalikan, karena berdampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan. Inflasi yang tinggi mempunyai pengaruh agregatif terhadap perekonomian makro sebagai faktor eksternal dunia industri serta berdampak luas pula terhadap sektor perekonomian mikro yang merupakan faktor internal dunia bisnis. Inflasi yang tinggi akan melemahkan daya beli masyarakat terutama terhadap produksi dalam negeri yang selanjutnya dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap nilai mata uang nasional. Oleh sebab itu, pengendalian inflasi merupakan upaya antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah yang saling bersinergi. Meningkatkan daya beli masyarakat merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan. Peningkatan daya beli masyarakat jika diiringi dengan tingkat harga yang stabil dan terkendali akan menambah kesejahteraan mereka. Tingkat harga yang stabil dan terkendali ini dapat dipantau setiap saat, dan salah satu indikatornya adalah angka inflasi. Oleh sebab itu, penghitungan angka inflasi di kabupaten/kota sangat diperlukan pada era otonomi daerah.
Tingkat inflasi juga merupakan salah satu
variabel dalam menyusun Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Hal ini juga menjadi tanggung jawab semua pihak, terutama pemerintah daerah untuk mengendalikan inflasi agar tidak terjadi angka inflasi di daerahnya yang melebihi asumsi APBN tersebut. Inflasi ataupun Deflasi adalah merupakan gambaran kenaikan maupun penurunan harga yang diperoleh dari perhitungan angka Indeks Harga Konsumen (IHK) beberapa kelompok dan subkelompok pengeluaran. Angka indeks atau sering disebut indeks saja, pada dasarnya merupakan suatu angka yang dibuat sedemikian
Universitas Sumatera Utara
2 rupa, sehingga dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan antara kegiatan yang sama (produksi, ekspor, hasil penjualan, jumlah uang beredar, dan lain sebagainya) dalam waktu yang berbeda (J. Supranto, 1990). Di dalam membuat angka indeks diperlukan dua macam waktu, yaitu waktu dasar (base period) dan waktu yang bersangkutan atau sedang berjalan (current period). Waktu dasar adalah waktu dimana suatu kegiatan (kejadian) yang dipergunakan untuk dasar perbandingan, sedangkan waktu yang bersangkutan ialah waktu dimana suatu kegiatan (kejadian) akan diperbandingkan terhadap kegiatan (kejadian) pada waktu dasar. Sementara ruang lingkup perhitungan diagram timbangan dan penyusunan paket komoditas Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan hasil Survei Biaya Hidup yang dikelompokkan menjadi 7 (tujuh) kelompok pengeluaran yaitu : kelompok bahan makanan; kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar; kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi, olahraga, serta kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan. Berdasarkan uraian di atas maka penulis memberi judul tulisan ini ”Pengaruh Metode Pembobotan Nilai Komoditi Berdasarkan Formula Laspeyres dan Paasche Dalam Menentukan Tingkat Inflasi” dengan memakai data Harga Konsumen Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009-2010.
A.
PERUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah metode pembobotan nilai dari tiap komoditi yang mempengaruhi indeks harga konsumen dengan formula Laspeyres yang dimodifikasi dan formula Paasche dalam menentukan tingkat inflasi.
B.
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam menentukan indeks harga, metode yang paling sering dan umum digunakan adalah metode Laspeyres dan metode Paasche.
Pada kedua metode tersebut,
didefenisikan sebuah rataan harga (unit value) atau volume relatif yang mempunyai
Universitas Sumatera Utara
3 bobot masing-masing yang berasal dari nilai individu tiap barang, yang selanjutnya nilai value pada periode tertentu dibandingkan dengan periode berikutnya apakah terjadi kenaikan atau penurunan. Indeks harga tak tertimbang, khususnya pada metode agregat tak tertimbang menganggap bahwa semua item barang adalah sama atau setara. Padahal tidak mungkin semua item barang tersebut dikonsumsi pada satuan dan jumlah yang sama. Karena itu diperlukan sebuah timbangan atau bobot untuk membedakan antara item barang yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Bobot atau
timbangan tersebut biasanya adalah jumlah barang yang dibeli/dijual, dan metode semacam itu dinamakan metode tertimbang (Singgih Santoso, 2003).
INDEKS LASPEYRES
Pengukuran dengan indeks ini merupakan salah satu alat pengukuran yang paling populer.
P .Q P .Q
IL =
Rumus :
Dengan : IL
= Indeks Laspeyres
Pn
= Harga Tahun ke n
P0
= Harga Tahun Dasar
Q0
= Jumlah jenis barang
n
0
0
0
.100
yang dikonsumsi pada tahun dasar
(Timbangan / bobot)
Formula yang digunakan untuk menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) di Indonesia adalah Indeks Laspeyres yang telah dimodifikasi. Adapun formula Indeks Laspeyres yang telah dimodifikasi adalah sebagai berikut :
k
In =
Pni
P i 1
.P( n 1) i .Q0i
( n 1)
. 100
k
P i 1
0i
.Q0i
Universitas Sumatera Utara
4 Dengan :
In
= Indeks harga konsumen bulan/tahun ke n
Pni
= Harga jenis barang i bulan/tahun ke n
P(n-1)i
= Harga jenis barang i bulan/tahun ke (n-1)
P(n-1)i.Qoi
= Nilai konsumsi jenis barang i pada bulan/tahun ke (n-1)
Poi.Qoi
= Nilai konsumsi jenis barang i pada tahun dasar
k
= Banyaknya jenis barang paket komoditas dalam sub kelompok
Untuk memperoleh persentase (%) perubahan indeks atau laju inflasi setiap bulan,
dengan
mengurangkan
kelompok/kelompok/umum)
suatu
indeks
Harga
bulan
dengan
Konsumen bulan
indeks
(IHK (IHK
sub sub
kelompok/kelompok/umum) bulan sebelumnya dikalikan 100 atau indeks Harga Konsumen (IHK sub kelompok/kelompok/umum) suatu bulan dibandingkan dengan indeks harga konsumen (IHK sub kelompok/kelompok/umum) bulan sebelumnya, hasilnya dikurangi dengan 1 dan dikalikan 100. atau dapat dijabarkan dengan rumus sebagai berikut :
L(I)n =
I n I ( n 1) I ( n 1)
.100%
Atau L(I)n = (
Dengan : L(I)n
In I ( n 1)
1).100%
= Laju inflasi bulan/tahun ke n
In
= Indeks bulan/tahun ke n
I(n-1)
= Indeks bulan/tahun (n-1)
INDEKS PAASCHE
Pada penghitungan indeks harga dengan formula Paasche menggunakan bobot tahun berjalan atau nilai terakhir pada tiap periode tertentu dan bukan tahun dasar sebagai bobot, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
5
IP =
Dengan : IP
P P
ni
.Qni
0i
.Qni
.100
= Indeks Paasche
Pni
= Harga jenis barang i bulan ke n
P0i
= Harga jenis barang i pada tahun dasar
Qni
= Banyaknya jenis barang i paket komoditas dalam sub kelompok sebagai pembobot (W)
Dari rumus diatas terdapat rumus utama yaitu perkalian antara indeks pertumbuhan harga dengan bobot dari tiap komoditi pada periode tertentu dan tidak terdapat periode dasar yang menjadi acuan. Dengan formula Paasche nilai indeks harga yang dihasilkan akan lebih detail mengikuti pertumbuhan nilai yang dibobotkan tersebut, sehingga gejolak kenaikan atau penurunan angka indeks harga akan lebih terlihat mengikuti perkembangan nilai total dari komoditi tersebut.
C.
BATASAN MASALAH
Untuk memperjelas dan memudahkan penelitian ini agar tidak menyimpang dari sasaran yang dituju maka penulis membuat pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Angka indeks yang dibahas adalah indeks harga konsumen dengan metode tertimbang. 2. Penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan pengaruh formula Laspeyres yang dimodifikasi dengan formula Paasche dalam hal pembobotan nilai komoditi yang dipakai untuk mengukur tingkat inflasi. 3. Data yang akan digunakan pada kedua formula tersebut adalah data harga konsumen Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009-2010.
D.
TUJUAN PENELITIAN
Universitas Sumatera Utara
6 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh metode pembobotan nilai dari tiap komoditi dalam mengukur tingkat inflasi dengan menggunakan Formula Laspeyers yang dimodifikasi dan formula Paasche
E.
KONTRIBUSI PENELITIAN
Kesimpulan yang diperoleh setelah dilakukan penelitian ini, diharapkan : 1. Memberikan gambaran tentang perkembangan harga yang menjadi paket komoditas Indeks Harga Konsumen (IHK) dengan memakai formula Laspeyres yang dimodifikasi dan formula Paasche 2. Secara teoritis akan memberikan tambahan wawasan kepada penulis dalam hal ilmu Statistika Deskriptif terutama tentang perhitungan laju inflasi dengan formula Laspeyres yang dimodifikasi dan formula Paasche 3. Diharapkan memberikan manfaat untuk bidang ilmu yang berkaitan dengan Indeks Harga dengan Formula Laspeyres yang dimodifikasi dan formula Paasche seperti untuk praktisi ekonomi, pemerintah dan publik umum.
F.
METODA PENELITIAN
Uraian metode yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mengkaji macam-macam indeks 2. Mengkaji beberapa cara mengukur indeks harga 3. Mengkaji indeks harga tertimbang dengan formula Laspeyres yang dimodifikasi dan formula Paasche 4. Menghitung laju inflasi dengan formula Laspeyres yang dimodifikasi dan formula Paasche
Universitas Sumatera Utara