1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Konsumsi minuman maupun makanan asam secara global oleh masyarakat seluruh dunia telah banyak menimbulkan kasus erosi serta kerusakan lain pada gigi.1 Masyarakat yang hidup dalam lingkungan modern saat ini memiliki gaya hidup yang lebih bervariasi terutama pada kalangan remaja. Hal ini terlihat dari meningkatnya konsumsi makanan dan miuman ringan yang mengandung zat asam. Konsumsi makanan dan minuman asam secara terus menerus dapat menyebabkan erosi gigi walaupun erosi gigi juga dapat disebabkan oleh faktor ekstrinik (luar) lain maupun faktor intrinsik (dalam) seperti lingkungan pekerjaan, obat-obatan (vitamin C), gastroesofageal reflux, bulimia dan anorexia.2 Dampak asam fosfor dari minuman ringan terhadap enamel juga diteliti secara in vitro oleh Silaen DN dkk (2013) dengan menggunakan SEM yang memperlihatkan terjadinya kehilangan material dari permukaan enamel yang signifikan setelah perendaman gigi dalam minuman berkarbonasi (pepsi cola) dengan pH 2,6 selama lima menit dan saline selama empat jam sebanyak tiga kali sehari dalam jangka waktu enam hari berturut-turut.3 Tingginya tingkat pengkonsumsian minuman berkarbonasi oleh masyarakat Indonesia maupun luar Indonesia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pertama karena pengaruh merek dagang minuman yang paling baik melalui iklan di televisi maupun dari majalah. Kedua, harga minuman berkarbonasi yang relatif lebih murah serta rasanya yang lebih enak dibandingkan air putih dimana hal ini dapat dilihat dari penelitian Vereecken CA (2005) terhadap 114.558 anak usia 11, 13 dan 15 tahun menunjukkan masyarakat dengan status ekonomi rendah dan kalangan non profesional lebih banyak mengkonsumsi minuman berkarbonasi daripada masyarakat dengan status ekonomi tinggi dan pada kalangan profesional. Faktor ketiga disebabkan oleh banyaknya mesin minuman yang disediakan baik di sekolah ataupun
Universitas Sumatera Utara
2
di jalan raya. Faktor keempat disebabkan karena menurut Bere E (2007) minuman berkarbonasi dapat meningkatkan energi tubuh akibat kandungan indeks glikemik yang tinggi sehingga saat dikonsumsi, minuman ini dapat dengan cepat meningkatkan kadar gula dalam darah dan menyebabkan meningkatnya nafsu makan untuk mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak. Faktor kelima disebakan oleh tingginya tingkat promosi terhadap strategi harga dengan cara meningkatkan ukuran besar minuman dan memberikan promosi gratis minuman jika telah membeli satu minuman ( buy one get one free).4,5 Mikrostruktur gigi berperan dalam mempertahankan sifat mekanis gigi karena memiliki peran penting untuk menahan distribusi beban oklusal yang diberikan saat gigi menerima beban mastikasi. Kebanyakan beban yang diterima saat mastikasi diserap oleh enamel karena kekakuannya yang lebih tinggi dibandingkan dentin sehingga gaya mastikasi cenderung mengalir dari daerah sekitar enamel menuju ke dentin. Enamel memiliki kekerasan yang tinggi karena tingginya komposisi mineral anorganik enamel yang tersusun atas 92-96 % matriks anorganik, 1-2 % matriks organik dan 3-4 % air sehingga enamel dapat menahan beribu-ribu kontak dan tekanan setiap hari saat mastikasi. Namun, enamel mempunyai sifat yang rapuh / getas dimana kerapuhan ini dikarenakan enamel memiliki modulus elastisitas yang tinggi dan tensile strength yang rendah.6 Sifat rapuh / getas pada enamel inilah yang menyebabkan dibutuhkannya dentin dengan sifat yang kuat dan lentur untuk mendukung dan mencegah frakturnya enamel saat pemakaian. Enamel dan dentin bertemu pada perbatasan enamel-dentin (dentino enamel junction) dimana daerah ini memiliki ketahanan fraktur yang tinggi dan memiliki ligamen pembatas dari kolagen fibril yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan sehingga awal keretakan (crack) yang terjadi hanya sampai batas dentino enamel junction yang dapat mencegah fraktur gigi terutama saat gigi sedang berfungsi.6,7 Lawrence Livermore National Laboratory (2008) dalam penelitiannya
dengan
menggunakan
scanning
electron
microscope
(SEM)
menyatakan bahwa pada saat terjadi keretakan maka dentin juga berperan dalam mencegah terjadinya fraktur dimana mantel tubulus dentin yang dekat pada daerah
Universitas Sumatera Utara
3
retak berusaha mencegah perluasan keretakan yang terjadi dengan menyerap tekanan yang diberikan dan membentuk suatu jembatan melalui jaringan kolagen.7 Ketahanan fraktur gigi terhadap beban maksimal yang diterima akan mengalami perubahan dengan terjadinya proses demineralisasi oleh minuman berkarbonasi. Hal ini dapat dilihat dari penelitian Yusuf dkk (2013) di India yang menggunakan sampel gigi mandibular bawah yang telah terpapar minuman berkarbonasi coca cola untuk dilakukan pengujian kekuatan tekan (compressive strength) dengan menggunakan alat Universal Testing Machine dan didapatkan bahwa terjadi penurunan kekuatan tekan gigi yang signifikan setelah terpapar minuman berkabonasi coca cola dibandingkan setelah terpapar air. Penurunan ketahanan gigi terhadap fraktur disebabkan oleh proses demineralisasi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pH minuman, jenis asam maupun konsentrasi ion fosfat, kalsium dan fluor dalam minuman.8 Fraktur gigi tidak hanya terjadi pada tekanan mastikasi yang besar melainkan dapat juga terjadi pada tekanan mastikasi yang normal apabila tekanan normal tersebut diberikan atau dikenakan pada gigi yang lemah.9 Dari uraian ini maka peneliti ingin melihat seberapa besar ketahanan gigi terhadap beban maksimum yang diberikan setelah terjadi proses demineralisasi oleh minuman berkarbonasi serta melihat ada tidaknya pengaruh perbedaan waktu perendaman gigi dalam minuman berkarbonasi terhadap kekuatan tekan (compressive strength) gigi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Berapakah kekuatan tekan (compressive strength) gigi setelah direndam dalam minuman berkarbonasi dan aquadest (kelompok kontrol) selama 1 menit, 5 menit dan 25 menit? 2. Apakah terdapat pengaruh perbedaan waktu perendaman gigi dalam minuman berkarbonasi dan aquadest (kelompok kontrol) setelah 1 menit, 5 menit dan 25 menit terhadap kekuatan tekan (compressive strength) gigi?
Universitas Sumatera Utara
4
3. Apakah terdapat perbedaan kekuatan tekan (compressive strength) gigi setelah perendaman dalam minuman berkarbonasi dan aquadest (kelompok kontrol) pada masing-masing kelompok waktu? 1.2 Tujuan Penelitian 1. Untuk melihat kekuatan tekan (compressive strength) gigi setelah perendaman dalam minuman berkarbonasi dan aquadest (kelompok kontrol) selama 1 menit, 5 menit dan 25 menit. 2. Untuk melihat pengaruh perbedaan waktu perendaman gigi dalam minuman berkarbonasi dan aquadest (kelompok kontrol) setelah 1 menit, 5 menit dan 25 menit terhadap kekuatan tekan (compressive strength) gigi. 3. Untuk melihat perbedaan kekuatan tekan (compressive strength) gigi setelah perendaman dalam minuman berkarbonasi dan aquadest (kelompok kontrol) pada masing - masing kelompok waktu. 1.4 Hipotesa Penelitian 1. Ada pengaruh perbedaan waktu perendaman gigi dalam minuman berkarbonasi setelah 1 menit, 5 menit dan 25 menit terhadap kekuatan tekan (compressive strength) gigi. 2. Ada perbedaan kekuatan tekan (compressive strength) gigi setelah perendaman dalam minuman berkarbonasi dan aquadest (kelompok kontrol) pada masing-masing kelompok waktu. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat teoritis 1. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui perbedaan efek perendaman antara kelompok minuman berkarbonasi dan aquadest (kelompok kontrol) pada beberapa waktu perendaman terhadap kekuatan tekan (compressive strength) gigi.
Universitas Sumatera Utara
5
2. Sebagai data awal untuk penelitian lanjutan tentang kekuatan tekan (compressive strength) gigi. 1.5.2 Manfaat praktis Sebagai bahan masukan dalam perkembangan ilmu kedokteran gigi dan tambahan informasi kepada masyarakat bahwa kebiasaan konsumsi minuman berkarbonasi secara terus menerus dapat memberikan dampak negatif terhadap kekuatan tekan (compressive strength) gigi.
Universitas Sumatera Utara