BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Industri kabel merupakan salah satu industri yang berperan penting dalam pembangunan infrastruktur listrik di suatu negara. Salah satu perusahaan kabel tertua di dunia adalah AEI Cables (Inggris) yang memiliki pengalaman selama 175 tahun dalam menyediakan kabel untuk sektor industri yang bergerak dalam bidang konstruksi, minyak dan gas, pertahanan dan rel di berbagai negara seperti Amerika, China, Jepang, negara-negara Eropa. (AIE Cables,2015) Tabel 1.1 Perusahaan Kabel Terbesar Di Dunia Pada Tahun 2010 Nama Perusahaan
Prysmian Group
Nexans
Sumitomo Electric Industries
LS Cable & System
General Cable
Negara
Jumlah Karyawan
Jumlah Pendapatan (Trilliun Dollar)
Italia
22.000
$9.0
Perancis
25.000
$7.3
Jepang
12.000
$5.8
Korea Selatan
9.168
$5.1
11.700
$4.9
Jepang
4.192
$4.6
Amerika
4.100
$3.9
Jepang
44.853
$3.1
Amerika Serikat
Furukawa Electric
Southwire
Fujikura
1
2 Tabel 1.1 Perusahaan Kabel Terbesar Di Dunia Pada Tahun 2010 (Lanjutan) Nama Perusahaan
Negara
Jumlah Karyawan
Jumlah Pendapatan (Trilliun Dollar)
Walsin Lihwa
Taiwan
7.000
$2.5
Far East Holding
China
5.600
$2.05
Polycab Group
India
8.000
$0.79
(Sumber: Integer Research,2015)
Dapat dilihat dari Tabel 1.1, terdapat 11 (sebelas) perusahaan kabel terbesar di dunia yang diurutkan berdasarkan segi pendapatan perusahaan-perusahaan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa industri kabel menjadi salah satu industri yang dapat bersaing dengan industri-industri sektor lainnya. Seiring dengan jumlah pemakaian listrik yang berfluktuasi di setiap negara maka permintaan terhadap kabel mengalami fluktuasi juga tiap tahunnya. Negara China merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat konsumsi kabel yang tinggi.
Tabel 1.2 Pemakaian Kabel Di Negara China Pada Tahun 2007-2012
(Sumber: Wirecablein,2015)
3 Dapat dilihat dari Tabel 1.2 bahwa pemakaian kabel di negara China sepanjang tahun 2007- 2012 secara umum mengalami kenaikan tiap tahunnya . Pada jenis kabel tegangan rendah, power cables, kabel data internal dan winding wires selalu mengalami kenaikan pemakaian setiap tahunnya. Namun pada jenis kabel eksternal selalu mengalami penurunan setiap tahunnya. Dari segi jumlah konsumsi kabel negara China pada tahun 2007-2008 mengalami peningkatan hampir sebesar 11%. Pada tahun 2008-2009 terjadi peningkatan juga lebih dari 12%. Lalu pada tahun 2009-2010 mengalami jumlah peningkatan pemakaian kabel sebesar 9,3%. Sedangkan pada tahun 2010-2011 mengalami peningkatan sebesar lebih dari 4%. Dan pada tahun 2011-2012, tingkat pemakaian kabel di negara tersebut mengalami kenaikan sebesar hampir 5%. Peningkatan pemakaian kabel terbesar di negara China terjadi pada tahun 2008-2009 yaitu meningkat hampir 12%. Perusahaan yang bergerak dalam industri kabel umumnya memproduksi berbagai jenis kabel seperti kabel listrik, kabel telepon, kabel fiber optik, kabel kontrol dan lainnya. Kabel listrik merupakan media penghantar tenaga listrik dari sumber tenaga listrik ke peralatan yang menggunakan listrik atau menghubungkan suatu peralatan listrik ke peralatan listrik lainnya (APKABEL,2015). Di Indonesia, pembangunan pabrik kabel pertama didirikan pada tahun 1952 dan terus mengalami perkembangan hingga tahun 1970. Pada tanggal 10 Februari 1973, Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (APKABEL) dibentuk dan disahkan pada tanggal 26 Juni 1974. APKABEL berada dalam pembinaan Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka (ILMTA) Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan menjadi anggota luar biasa Kadin Indonesia (APKABEL, 2015). Anggota APKABEL terdiri dari Perusahaan Modal Asing (PMA) dan Perusahaan Modal Dalam Negeri (PMDN) baik dalam sudah bentuk Perusahaan Terbuka (Tbk) maupun belum. Beberapa perusahaan adalah merupakan anak perusahaan atau kepemilikannya terkait dengan MNC seperti Pirelli, Furukawa, Fujikura, Sumitomo, Showa, Siemens/Corning yang cukup potensial baik dari segi financial, jaringan maupun teknologi.
4 Tabel 1.3 Jumlah Anggota Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (APKABEL) Tahun
Jumlah Perusahaan
1974
5 Perusahaan
1997
35 Perusahaan
2000
35 Perusahaan
2002
36 Perusahaan
2005
33 Perusahaan
2006
34 Perusahaan
2008
32 Perusahaan
2009
33 Perusahaan
(Sumber: APKABEL,2009)
Kabel listrik dikelompokkan kepada jenis tegangannya yaitu tegangan tinggi (High Voltage/HV), Medium Voltage (MV), dan Low Voltage (LV). Berdasarkan penggunaan isolasi nya kabel listrik dibagi menjadi kabel telanjang yang terdiri dari kawat aluminium (Bare Alluminium Conductor) dan Bare Cooper Conductor. Umumnya kabel telanjang ini adalah kabel udara bertegangan ekstra tinggi, tinggi atau menengah. Hampir semua pabrik kabel besar memproduksi semua jenis kabel baik kabel listrik, telepon maupun fiber optic. Seperti PT Sucaco, dan PT. Sumi Indo Kabel. Setiap kabel memiliki kode pengenal yang menunjukkan jenis konduktor, jenis isolator, jenis pelindung. Misalnya kabel berkode NYY adalah kabel dengan konduktor jenis tembaga (kode N), jenis bahan isolasinya PVC yang terdiri dari 2 lapis (kode YY) (Indonesian Commercial Newsletter,2009) Perkembangan industri kabel listrik di Indonesia selalu mengalami pasang surut. Industri kabel pasca krisis moneter tahun 1998 sangat terpuruk. Sampai tahun 2004, pemanfaatan kapasitas produksi hanya sekitar 25-30% dari kapasitas produksi terpasang. Pada tahun 2006-2009, industri kabel mulai mengalami peningkatan pertumbuhan. Dari kapasitas terpasang sebesar 445 ribu ton/tahun, produksi kabel
5 tahun 2007 hampir mencapai 300 ribu ton atau sekitar 65% dari kapasitas produksi. Maraknya pembangunan proyek pembangkit listrik dan peningkatan pasar ekspor mampu mendukung pulihnya industri kabel (APKABEL,2015). Pasar kabel juga mulai merambah ke pasar ekspor. Negara tujuan ekspor utama adalah wilayah Timur Tengah, yang sedang giat melakukan pembangunan akibat harga minyak naik pada tahun 2005. Pembangunan kota baru tersebut pada gilirannya membutuhkan pasokan daya listrik termasuk jaringan transmisi dan distribusinya. Pertumbuhan pasar kabel sepanjang tahun 2007 dan 2008 terlihat dari kinerja keuangan pabrik kabel yang telah “go public”. Perusahaan go public merupakan perusahaan kabel yang sudah berdiri lama, memproduksi lebih dari 1 (satu) jenis kabel. Selama tiga tahun terakhir penjualan dan keuntungan pabrik kabel meningkat pesat. PT Sumi Kabel pada tahun 2004 nilai penjualannya hanya mencapai Rp. 97 milyar, kemudian meningkat pesat mencapai Rp. 1,914 milyar tahun 2006. PT Supreme Cable (SUCACO) penjualan pada tahun 2007 meningkat pesat menjadi Rp 2,281 milyar dari Rp. 1,483 milyar tahun 2006. Konsumsi kabel pada tahun 2007 terus meningkat pesat. Pada tahun 2004, konsumsi mencapai 65,4 ribu ton dan kemudian meningkat menjadi 227,7 ribu ton tahun 2007 atau meningkat lebih dari 3 kali lipat. Kenaikan konsumsi di dalam negeri tahun 2007 sejalan dengan mulai dibangunnya proyek percepatan pembangunan pembangkit listrik PLTU batubara 10.000 MW, dan juga selesainya beberapa pembangunan pembangkit listrik di Jawa dan luar Jawa yang dibangun untuk mengatasi krisis kekurangan listrik di kawasan tersebut. Namun memasuki akhir tahun 2008, pasar kabel mulai melambat pertumbuhan nya. Pasar ekspor mengalami penurunan karena banyaknya proyek infrastrukur dan pembangunan kota baru yang ditunda akibat krisis finansial global. Di dalam negeri pasar kabel juga mendapat gangguan yang diakibatkan melambatnya pembangunan kelistrikan sebagai imbas krisis finansial global, kenaikan harga bahan baku seperti tembaga juga menyebabkan margin penjualan dari pabrik kabel semakin menyusut.
6 Tabel 1.4 Data Pertumbuhan Industri Kabel dan Telepon Indonesia Tahun 2006-2010 Tahun
Unit
Tenaga
Nilai
Produksi Nilai
Usaha
Kerja
(Ribuan Rupiah)
Bruto
Tambah (Ribuan
Rupiah) 2006
81
21.536
9.957.628.258
2.590.851.935
2007
79
23.182
10.464.808.163
3.345.678.165
2008
78
12.026.587.752
4.124.088.127
2009
76
23.976
11.376.156.001
4.540.423.382
2010
70
22.726
15.808.305.608
6.191.537.383
18.689
(Sumber: Kementerian Perindustrian,2015)
Dari Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa pertumbuhan industri kabel di Indonesia sepanjang tahun 2006-2010 mengalami naik turun. Jumlah unit usaha dari tahun 2006-2012 mengalami penurunan tiap tahun. Dari tahun 2006-2007, jumlah unit usaha mengalami penurunan hampir 3%. Kemudian pada tahun 2007-2008, mengalami penurunan jumlah unit usaha hampir 1,3%. Tahun 2008-2009 kembali mengalami penurunan jumlah unit usaha sebesar 2,6%. Tahun 2009-2010 terjadi penurunan jumlah unit usaha yang drastis yaitu sekitar 7,8%. Jadi penurunan terbesar dalam jumlah unit usaha industri kabel di Indonesia terjadi pada tahun 2009-2010 yaitu sekitar 7,8%. Dari segi jumlah tenaga kerja juga mengalami naik turun sepanjang tahun 2006-2010. Jumlah tenaga kerja tahun 2006-2007 mengalami peningkatan sebesar 7,4%. Tahun 2007-2008 mengalami penurunan hampir 19%. Tahun 2008-2009 mengalami peningkatan signifikan hampir 29%. Dan tahun 2009-2010, jumlah tenaga kerja mengalami penurunan hampir 5%. Jumlah nilai produksi industri kabel di Indonesia sepanjang tahun 2006-2010 juga mengalami naik turun tiap tahun nya. Tahun 2006-2007, jumlah produksi dari industri kabel mengalami peningkatan hampir 6%. Tahun 2007-2008 mengalami peningkatan kembali sebesar hampir 15%. Tahun 2008-2009 mengalami penurunan
7 hampir 5,5%. Dan pada tahun 2009-2010 peningkatan signifikan hampir mencapai 39%. Dan dari segi pertumbuhan jumlah nilai tambah bruto industri kabel di Indonesia sepanjang 2006-2010 selalu mengalami peningkatan setiap tahun nya. Tahun 2006-2007 terjadi peningkatan hampir sebesar 30%. Tahun 2007-2008 mengalami peningkatan hampir 24%. Kemudian tahun 2008-2009 kembali mengalami peningkatan hampir 11%. Dan tahun 2009-2010 terjadi peningkatan siginifikan yaitu hampir 36%. Jadi peningkatan terbesar dalam nilai tambah bruto industri kabel di Indonesia terjadi pada tahun 2009-2010 yaitu hampir 36%. Jumlah perusahaan kabel listrik yang terdaftar di Kementerian Perindustrian pada
tahun
2015
adalah
92
(sembilan
puluh
dua)
perusahaan
(Kemenperin.com,2015). Jumlah perusahaan kabel yang menjadi anggota Asosiasi Pabrik Kabel Kabel Listrik Indonesia (APKABEL) hingga tahun 2009 berjumlah 33 (tiga puluh tiga) perusahaan. Namun hanya ada 5 (lima) perusahaan kabel listrik yang tercatat sudah go public dalam bisnis kabel listrik yaitu: PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk atau juga yang dikenal sebagai PT. SUCACO, PT Sumi Indo Kabel Tbk, PT Voksel Electric Tbk, PT Jembo Cable Company Tbk, dan PT Kabelindo Murni Tbk. Berikut ditampilkan tingkat penjualan perusahaanperusahaan tersebut tahun 2006-2007.
Tabel 1.5 Data Penjualan Perusahaan-Perusahaan Listrik Go Public Penjualan tahun 2006
Penjualan tahun 2007
(Rupiah)
(Rupiah)
1.5 trilliun
2.3 trilliun
PT Sumi Indo Kabel Tbk.
1.914 miliar
1.590 miliar
PT Voksel Electric Tbk
919.53 miliar
1.358,64 miliar
448 miliar
735.6 miliar
Nama Perusahaan
PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk
PT Jembo Cable Company Tbk
8 Tabel 1.5 Data Penjualan Perusahaan-Perusahaan Listrik Go Public Nama Perusahaan PT Kabelindo Murni Tbk
Penjualan tahun 2006
Penjualan tahun 2007
(Rupiah)
(Rupiah)
285.40 miliar
499.50 miliar
(Sumber: APKABEL,2009)
Berdasarkan Tabel 1.5, dapat dilihat bahwa PT Kabelindo Murni Tbk mengalami peningkatan penjualan terbesar yaitu sebesar 175%. PT Jembo Cable Company Tbk mengalami peningkatan penjualan sebesar 64.2%. PT. Supreme Cable Manufacturing & Commerce mengalami peningkatan penjualan 53.85%. PT. Voksel Electric Tbk mengalami peningkatkan penjualan sebesar 48%. PT. Sumi Indo Kabel Tbk mengalami penurunan penjualan sebesar 16.93% pada tahun 2006-2007. PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan kabel listrik di Indonesia. PT XYZ didirikan pada 19 Agustus 1992 dan beroperasi pada bulan Desember 1993. PT. XYZ memiliki 1 (satu) kantor pusat dan 1 (satu) pabrik di daerah Serang. PT. XYZ menggunakan 3 (dua) tipe bahan baku kabel yaitu kabel tembaga, kabel alumunium, dan bahan PVC. PT. XYZ memproduksi 4 tipe produk dengan 28 (dua puluh delapan) jenis kabel hingga tahun 2015. PT. XYZ sudah memperoleh 2 (dua) standarisasi Indonesia dan 5 (lima) standardisasi internasional. Perusahaan ini pernah melakukan ekspor kabel listrik ke China pada tahun 1997 namun hanya berlangsung hingga tahun 1998. Hal ini disebabkan oleh persaingan yang ketat dengan produsen China yang dapat menjual kabel listrik dengan kualitas yang sama dengan harga lebih murah dan krisis yang melanda Indonesia pada tahun tersebut. Di Indonesia, PT. XYZ menjual produk kabel listrik ke PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan sektor-sektor swasta. Permasalahan yang dihadapi oleh PT XYZ adalah PT.XYZ ingin memperluas wilayah penjualan produk perusahaan di dalam semakin tingginya tingkat kompetisi dalam bidang perkabelan di Indonesia. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dan banyaknya kompetitor di Indonesia, maka PT XYZ harus memiliki strategi bisnis agar dapat bersaing dengan perusahaan sejenis. Strategi bisnis adalah bisnis yang strategi dirumuskan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan asumsi kompetisi (David dan David, 2015:53). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka peneliti terdorong untuk mengangkat permasalahan ini dalam bentuk penelitian dengan judul “Analisis Strategi Bisnis Industri Kabel Listrik Pada PT.XYZ”.
9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat disajikan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi internal dan eksternal pada produk kabel listrik PT. XYZ? 2. Bagaimana merumuskan alternatif strategi yang dijalankan oleh produk kabel listrik PT. XYZ pada tahap pemasukan, tahap pencocokan dan tahap keputusan? 3. Apakah strategi bisnis yang paling efektif bagi produk kabel listrik PT. XYZ?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat disajikan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kondisi internal dan eksternal produk kabel listrik PT. XYZ.(T-1) 2. Untuk merumuskan alternatif strategi yang dijalankan oleh produk kabel listrik PT. XYZ pada tahap pemasukan, tahap pencocokan dan tahap keputusan.(T-2) 3. Untuk mengetahui strategi bisnis yang paling efektif bagi PT. XYZ.(T-3)
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang penulis lakukan adalah: 1. Bagi Perusahaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi pengambilan keputusan strategi bisnis yang tepat untuk meningkatlkan daya saing dan daya jual perusahaan tersebut. 2. Bagi Penulis,dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi PT. XYZ. 3. Bagi Pembaca,sebagai referensi dan acuan yang bisa digunakan untuk penelitian lanjutan serta dapat menjadi suatu wawasan tambahan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah:
10 1. Menganalisa kelebihan, kelemahan PT XYZ serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaaan. 2. Keempat hal tersebut akan dianalisa untuk memilih beberapa strategi-strategi bisnis yang dipakai oleh perusahaan tersebut dengan menggunakan Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks TOWS, Matriks IE, Matriks SPACE, Matriks CPM, Matriks Grand Strategy. 3. Beberapa strategi-strategi bisnis yang telah ditetapkan oleh metode-metode diatas akan dipilih strategi bisnis yang paling tepat dan akurat dengan Matrix QSPM (Perencanaan Strategis Kuantitatif).
1.6 State Of Art (Tinjauan Pustaka)
Tabel 1.6 State Of Art (Tinjauan Pustaka) Jurnal
Metode
Kesimpulan
Mohammad Reza
Analisis SWOT, Matriks
Penelitian empirikal
Shojaee, Soheila karimi.
EFE, Matriks IFE, dan
mengenai perencanaan
Strategic Planning for
Matriks QSPM.
strategi bagi sebuah
Parsa Chemical Industry
perusahaan print
Company Using SWOT
manufacturing di Iran
Analysis, QSPM model
menunjukkan bahwa
(one of the Top
strategi bisnis yang tepat
companies of Iranian
dan mendapatkan nilai
paint). Public Policy and
tertinggi dan menjadi
Administration Research
priorotas utama adalah
Vol.3, No.12, 2013.
memperoleh sertifikasi mutu.
Maryam Saghaei, Leila
Analisa SWOT, Matriks
Penelitian empirikal
Fazayeli, Mohammad
EFE, Matriks IFE, Matriks
mengenai perencanaan
Reza Shojaee.
QSPM
strategi bagi sebuah
Tabel 1.6 State Of Art (Tinjauan Pustaka) (Lanjutan)
11 Jurnal
Metode
Kesimpulan
Strategic Planning for a
perusahaan dan pabrik
Lubricant Manufacturing
bensin di Iran
Company Using SWOT
menunjukkan bahwa
Analysis, QSPM model
strategi bisnis yang tepat
(one of the Top
dan mendapatkan nilai
companies of Iranian Oil,
tertinggi dan menjadi
Gas and Petrochemical
prioritas utama adalah
Products Exporters'
merekrut staff yang
Association). Australian
berkualitas dan
Journal of Business and
memperkenalkan produk
Management Research.
ke pelanggan.
Vol.1, No.10 (18-24, January 2012. Ahmad Reza Ommani.
Analisa SWOT, Matriks
Penelitian empirikal
Strengths, weaknesses,
EFE, Matriks IFE, Matriks
mengenai strategi yang
opportunities and threats
SPACE dan Matriks
tepat bagi manajemen
(SWOT) analysis for
QSPM
bisnis sistem pertanian
farming system
gandum di Iran
businesses management:
menunjukkan bahwa
Case of wheat farmers of
strategi yang mendapatkan
Shadervan District,
nilai tertinggi dan menjadi
Shoushtar Township,
priorotas utama adalah
Iran. African Journal of
membangun pasar lokal
Business Management
dan infrastruktur,
Vol. 5(22), pp. 9448-
membangun tanaman-
9454, 30 September,
tanaman yang memiliki
2011
nilai ekonomi tinggi, peran pemerintah dalam pengembangan,
Tabel 1.6 State Of Art (Tinjauan Pustaka) (Lanjutan)
12 Jurnal
Metode
Kesimpulan mempersiapkan strategi dan rencana untuk membangun perkebunan organik, memperhatikan kualitas tanaman, memperhatikan indeks keberlanjutan perkebunan, membuat aturan mengenai penggunaan air, membangun program jangka panjang berdasarkan kebutuhan.
Hasan Givarian, Ali
Matriks EFE, Matriks IFE,
Penelitian empirikal
Samani, Roghieh
Matriks SWOT, Matriks
mengenai strategi yang
Ghorbani, Rokhsareh
SPACE, Matriks IE,
tepat bagi sebuah
Samani. Formulating
Matriks QSPM.
perusahaan post di Iran
Strategy Of Iran Post
menunjukkan bahwa
Company Using Strategic
strategi yang mendapatkan
Management Matrix and
nilai tertinggi dan menjadi
SWOT Analysis.
prioritas utama adalah
Sci.Int(Lahore), Vol. 25,
menerapkan strategi
No. 3 (663-670), 2013.
kompetitif.
Seyed Fathollah Amiri
Analisa SWOT
Penelitian empirikal
Aghdaie. A SWOT
mengenai ekspor karpet
Analysis of Persian
asal Persia dengan metode
Handmade Carpet
SWOT menunjukan hasil
Exports. International
kekuatan, kelemahan,
Journal of Business and
peluang, dan ancaman.
Tabel 1.4 State Of Art (Tinjauan Pustaka) (Lanjutan)
13 Jurnal
Metode
Kesimpulan
Management Vol. 7, No.
yang dimiliki industri
2; January 2012.
tersebut dalam mengekspor karpet Persia