BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Air merupakan salah satu dari kebutuhan mendasar dalam kehidupan manusia. Secara fisik manusia dapat hidup tanpa air atau menahan haus maksimal sampai 7 hari. Sementara untuk menahan lapar, manusia bisa bertahan untuk tidak makan dan hanya mengonsumsi air sampai 8 minggu. Sehingga, dapat disimpulkan manusia tidak bisa lepas dari air sebagai salah satu kebutuhan utama. Namun tidak semua di wilayah DKI Jakarta kebutuhan air bersih terpenuhi. Terbukti dari hasil analisa neraca air oleh Badan Regulator PAM DKI Jakarta bahwa setiap tahunnya PAM Jaya mengalami defisit. Hasil analisa ini terlihat di Tabel 1, dimana secara makro terlihat bahwa defisit air bersih di wilayah DKI Jakarta sebesar 14.474 l/dt pada tahun 2015 yang akan terus bertambah menjadi 22.638 l/dt pada akhir tahun 2030. Tabel 1. Neraca Air Dan Kebutuhan Air Baku PAM DKI Jakarta 2015-2030 Tahun No. Desain Parameter Satuan 2015 2020 2025 2030 1 Total Penduduk (1000) Capita 10.634 11.560 12.641 13.910 2 Target Cakupan Layanan % 80 85 97 97 3 Target Pend. Terlayani (1000) Capita 8.507 9.826 12.262 13.493 4 Non-Revenue Water (NRW) % 35 27 22 17 5 Total Kebutuhan Air Bersih l/dt 29.474 32.569 37.847 39.138 6 Air Baku Tersedia Saat Ini l/dt 15.000 16.500 16.500 16.500 7 Defisit Air Baku l/dt 14.474 16.069 21.347 22.638 Sumber: Hasil Analisa Badan Regulator PAM DKI Jakarta, 2012.
Berdasarkan jenis pelanggan PAM di DKI Jakarta berdasarkan banyaknya volume, rata-rata jumlah volume tertinggi sebesar 184,22 m3 oleh jenis pelanggan rumah tangga. Semakin tingginya kebutuhan air bersih pada rumah tangga berpengaruh pada semakin banyaknya kebutuhan air bersih yang perlu disiapkan oleh PAM, sedangkan dari pihak PAM sendiri mengalami defisit air baku (Tabel 1). Tabel 2. Jenis Pelanggan PAM Di DKI Jakarta Berdasarkan Volume (m3) No
Tahun
JenisPelanggan
2012 184,78
2013
2014
RataRata
185,89
182,00
184.22
1
Rumah Tangga
2
Hotel
9,02
8,40
30,48
15.97
3
Badan Sosial / Rumah Sakit
6,26
6,22
8,60
7.03
4
Tempat Peribadatan
3,49
3,33
3,44
3.42
5
Sarana Umum
6
Perusahaan / Pertokoan / Industri
1
5,74
3,39
3,20
4.11
81,58
85,87
65,00
77.48
2 Tabel 2. Jenis Pelanggan PAM Di DKI Jakarta Berdasarkan Volume (m3) No
Tahun
Jenis Pelanggan
7
Instansi Pemerintah
8
Lain-Lain
2012 16,45
Jumlah
2013 16,84
2014 19,25
RataRata 17.51
2,69
3,51
8,90
5.03
310.01
313.45
320.87
314.78
Sumber: Badan Pusat Statistik, diakses 16 November 2015.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, penduduk DKI Jakarta tidak hanya mengandalkan dari air yang disalurkan oleh PAM Jaya. Menurut Badan Pusat Statistik, ada penduduk DKI Jakarta yang mengandalkan sumur ataupun air eceran untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Namun, menurut data Badan Geologi ESDM, potensi air tanah dalam adalah 52 juta m3 per tahun, sedangkan penduduk DKI Jakarta mengambil air tanah dalam sebesar 21 juta m3 per tahun atau berkisar 40%. Sementara maksimum pengambilan air tanah agar tidak terjadi intrusi air laut adalah sebesar 20%. Hal ini mengakibatkan level tanah DKI Jakarta mengalami penurunan berkisar 0 sampai 1,4 meter yang mengakibatkan rusaknya infrastruktur kota (Dinas Perindustrian Dan Energi DKI Jakarta Tahun 2000-2011) dan menyebabkan air tanah seluruh bagian DKI Jakarta Utara tercampur oleh air laut (Gambar 1).
Gambar 1. Peta Lokasi Pemantauan Kualitas Air Tanah Dangkal DKI Jakarta Sumber: BPLHD Provinsi DKI Jakarta 2013.
Di sisi lain, menurut hasil analisa Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta tahun 2014, sebesar 85% air tanah dangkal DKI Jakarta sudah mengalami pencemaran bakteri E-Coli. Bakteri ini mengakibatkan gangguan
3
pencernaan. Hal ini menyebabkan sebagian besar air tanah dangkal DKI Jakarta sudah tidak layak sebagai sumber air bersih. Tabel 3. Harga Air per Tahun 2016 No. 1. 2. 3.
Sumber Air PAM Galon / Isi Ulang Jeriken
Harga Rp 3.550-Rp5.500/m³ Rp5.000-Rp18.000÷19liter= Rp265.000-Rp950.000/m³ Rp150.000-200.000/m³
Sumber PAM Jaya Survey Survey
Sumber: Dari Berbagai Sumber, 2016.
Sumber air bersih lainnya yang diandalkan oleh penduduk DKI Jakarta adalah air eceran. Air eceran yang dimaksud disini adalah air kemasan atau air jeriken. Air kemasan terdapat dalam berbagai ukuran dan merk, sehingga harganya pun beragam. Air jeriken biasanya dapat menampung 15-20 liter air bersih. Namun dari kedua sumber air bersih ini memiliki harga yang lebih mahal dari pada air PAM (Tabel 3). Hal ini membuat masyarakat menengah ke bawah semakin susah untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Tabel 4. Kriteria Kategori Konservasi Air Greenship Bangunan Baru Versi 1.2
Sumber: Lembaga Konsil Bangunan Hijau Indonesia, 2014.
Berdasarkan permasalahan pemenuhan kebutuhan air bersih di atas, salah satu solusi yang dianjurkan oleh Lembaga Konsil Bangunan Hijau Indonesia adalah sistem pemanenan air hujan (Tabel 3). Berdasarkan UNEP (2001) disebutkan bahwa sistem pemanenan air hujan mempunyai beberapa manfaat, yaitu mengurangi volume
4
banjir di jalan-jalan perkotaan, sebagai salah satu upaya konservasi air, sebagai cadangan air bersih, memiliki teknologi yang mudah dan fleksibel. Dalam penelitian ini, penulis mencoba menyelesaikan permasalahan pemenuhan kebutuhan air bersih di DKI Jakarta dengan menerapkan sistem pemanenan air hujan yang ditempatkan pada rumah susun sewa di Cakung Barat Jakarta Timur. Rumah susun dipilih karena merupakan salah satu jenis pelanggan air PAM yang terbanyak dalam pemakaian air bersih (Tabel 2) dan merupakan salah satu program kerja 2015 pemerintah daerah. Rumah Susun Sewa di Cakung Barat ini merupakan salah satu rencana pemerintah daerah DKI Jakarta yang tertera di Laporan LARAP (Land Acquisition And Resettlement Action Plan) (Juli, 2015). Dimana tujuan pembangunan rumah susun ini untuk menampung warga yang terkena gusuran sub proyek PakinKali Besar-Jelangkeng dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). 1.2. RumusanMasalah Dikutip dari buku Problem Seeking: An Architectural Programming Primer, menurut Pena dan Parshall, dalam menentukan sebuah masalah dapat ditinjau terlebih dahulu dari aspek-aspek yang berkaitan dengan perencanaan desainnya. Masing-masing aspek tersebut saling mempengaruhi satu sama lainnya, sehingga terbentuklah sebuah permasalahan yang harus diselesaikan dan dicari solusinya. Tabel 5. Problem Seeking Sasaran Kebutuhan manusia akan hunian vertikal yang sehat.
Konsep Rumah Susun Sewa
Fakta Kebutuhan air bersih yang semakin meningkat.
Aspek Bangunan
Mendesain hunian vertikal yang terpenuhi kebutuhan air bersih.
Rumah Susun yang memiliki sistem pemanenan air hujan.
Semakin luas area penangkapan semakin besar hasil tangkapannya.
Aspek Lingkungan
Merancag bangunan yang sesuai dengan lingkungans ekitar.
Pemanfaatan area perkerasan sebagai area penangkapan di sekitar bangunan rumah susun.
Air tanah dangkal yang sudah tercemar oleh bakteri E-Coli dan termasuk di area DKI Jakarta yang memiliki curah hujan paling tinggi.
Aspek Manusia
Kebutuhan Memenuhi kebutuhan hunian yang sehat dan terpenuhi kebutuhan air bersih. Mendesain Rumah Susun Sewa yang dapat memfasilitasi sistem pemanenan air hujan. Memanfaatkan area perkerasan sebagai are penangkapan air hujan.
Masalah Bagaimana merancang rumah susun yang sehat dan terpenuhi kebutuhan air bersih? Berapa persen hasil pemanenan air hujan yang dapat membantu memenuhi kebutuhan air brsih rumah susun? Fungsi area perkerasan apa yang dapat dimanfaatkan sebagai penangkapan air hujan dan dapat diletakkan di sekitar bangunan?
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang tertera sebelumnya, formulasi masalah yang ada adalah sebagai berikut:
5
•
Berapa persen hasil pemanenan air hujan yang dapat membantu memenuhi kebutuhan air bersih rumah susun sewa?
•
Bagaimana aplikasi sistem pemanenan air hujan pada rumah susun sewa?
1.3. Ruang Lingkup I.3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lingkup pembahasan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah: •
Membahas berapa persen hasil pemanenan air hujan yang dapat membantu kebutuhan air bersih penghuni rumah susun sewa ini.
•
Meneliti bagaimana aplikasi sistem pemanenan air hujan pada rumah susun sewa, sehingga menghasilkan desain bangunan yang menarik, sehat, dan ramah lingkungan.
1.3.2. Batasan Masalah •
Rumah Susun Sewa Penentuan bentuk gubahan massa rumah susun ini dihasilkan melalui analisa
tapak yang diakibatkan oleh pengaruh sekitar tapak dan standar bangunan rumah susun yang sesuai dengan studi pustaka, berserta fasilitasnya. •
Sistem Pemanenan Air Hujan - Difokuskan pada membahas berapa persen hasil pemanenan air hujan yang dapat membantu memenuhi kebutuhan air bersih penghuni rumah susun sewa ini.. - Aplikasi sistem pemanenan air hujan pada rumah susun sewa sehingga menghasilkan desain bangunan yang menarik, sehat, dan ramah lingkungan.
1.3.3. Ruang Lingkup Wilayah Studi Wilayah studi berada di Kelurahan Cakung, Kecamatan Cakung Barat, Kotamadya Jakarta Timur. Area studi dibagi menjadi: •
Makro, yaitu tapak terletak pada lokasi di Kelurahan Cakung Barat dengan analisa lingkungan makro diantaranya fasilitas pendidikan, pusat perbelanjaan, dan fasilitas-fasilitas yang berada di sekitar tapak.
•
Mikro, yaitu ruang lingkup perancangan difokuskan pada bagian dari tapak mikro yang berdasarkan analisa merupakan area yang terbaik untuk fungsi rumah susun yang menerapkan sistem pemanenan air hujan.
6
Gambar 2. Peta Zonasi Kawasan Cakung Barat Sumber: Perda No. 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Dan Tata Ruang (RDTR).
Gambar 3. Keterangan Zonasi Kawasan Cakung Barat Sumber: Perda No. 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Dan Tata Ruang (RDTR).
1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut: •
Mengetahui berapa persen hasil pemanenan air hujan yang dapat membanu ememnuhi kebutuhan ir bersih penghuni rumah susun sewa ini.
•
Mengetahui bagaimana aplikasi sistem pemanenan air hujan pada rumah susun, sehingga menghasilkan desain yang menarik, sehat, dan ramah lingkungan.
1.5. Kerangka Berpikir
7
Gambar 4. Skematik Pembahasan
8