BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat, orang tidak akan pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya. Begitu juga dalam dunia pendidikan, apabila peserta didik tidak selalu berkomunikasi dengan sesama peserta didik atau antara pendidik dengan peserta didik niscaya pendidikan tidak akan berjalan dengan baik. Sebagai makhluk individu dan sosial manusia dalam kehidupannya membutuhkan hubungan yang melahirkan komunikasi dua arah melalui bahasa yang mengandung tindakan dan perbuatan. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam bermasyarakat. Untuk mengkomunikasikan matematika
ada beberapa aspek yang
harus diperhatikan yaitu aspek merepresentasi, merekonstruksi, dan kerjasama. Dalam pembelajaran matematika siswa perlu mendengarkan dengan cermat, aktif dan menuliskan kembali pernyataan atau komentar penting yang diungkapkan oleh teman atau guru.
1
2
Kemampuan matematika siswa rendah, karena sebagian siswa kurang antusias menerimanya. Siswa lebih bersifat pasif, enggan, takut, atau malu dalam
mempelajari
matematika,
sebab
matematika
dianggap
sulit,
menakutkan, bahkan sebagian dari mereka ada yang membencinya sehingga matematika dianggap sebagai momok oleh mereka. Hal ini menyebabkan siswa menjadi takut atau fobia terhadap matematika. Ketakutan yang muncul dari dalam diri siswa tidak hanya disebabkan oleh siswa itu saja tetapi juga didukung oleh ketidak mampuan guru menciptakan situasi yang membawa siswa tertarik pada matematika. Hal ini sesuai yang disampaikan oleh Heman Handoyo. ( Rosyanda, 2002 : 3) bahwa dalam kelas guru tidak mampu menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi timbal balik dalam pelajaran matematika bahkan sering terjadi. Secara tidak sadar guru menciptakan situasi yang menghambat terjadinya komuniksai itu. Dalam dunia pendidikan juga tidak terlepas dari peran komunikasi. Komunikasi antar siswa perlu dikembangkan. Siswa perlu dilatih untuk mempresentasi suatu masalah beserta pembahasannya. Komunikasi yang terjadi berupa interaksi antar siswa ataupun dengan gurunya. Interaksi tersebut bisa diamati pada pembahasan soal. Siswa dapat berkomunikasi dengan guru atau dengan teman yang lain bagaimana cara pemecahan soal yang dihadapi. Interaksi antar siswa dan guru sangat mempengaruhi hasil belajar siswa khususnya pelajaran matematika. Apabila interaksi antar siswa dan
3
antara siswa dengan guru kurang, maka akan menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Dengan terjadinya interaksi antar siswa dan guru berarti telah terjadi komunikasi. Karena komunikasi merupakan hal yang mendasar dan sangat penting yang tidak bisa ditinggalkan. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan, kegiatan pembelajaran yang terjadi di kelas VIIIA SMP Negeri 1 Kroya ditemukan permasalahan antara lain : kurangnya inisiatif siswa untuk mengajukan pertanyaan dari 36 siswa hanya 5 anak (13,8%) menjawab pertanyaan, dari 36 siswa hanya 7 siswa ( 19,4 %) yang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Kemampuan kerja sama dalam kelompok, dari 36 siswa hanya 9 siswa (25%) ,kemampuan mengemukakan ide dari 36 siswa ada 5 siswa(13,8%)dan kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan dari 36 siswa ada 7 siswa (19,4%). Selain permasalahan di atas, permasalahan lain dalam pembelajaran matematika yang ditentukan adalah faktor guru. Pda proses pembelajaran dominasi guru sangat tinggi. Metode mengajar yang digunakan masih konvesional, sehingga komunikasi yang terjadi masih satu arah. Untuk mengantisipasi masalah tersebut berkelanjutan maka perlu dicarikan solusi pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dalam pembelajaran matematika. Para guru terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai metode pembelajaran dan strategi pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dalam melakukan pembelajaran matematika yang bervariasi agar siswa tertarik dan bersemangat dalam belajar matematika. Salah satunya dengan
4
menerapkan metode pembelajaran example non example. Metode ini adalah sebuah cara bagi siswa untuk berdiskusi tentang berbagai masalah dengan teman sekelasnya. Dimana siswa bekerja secara berkelompok, bagian bagian materi yang dipelajari. Dengan adanya permasalahn tersebut, maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian tentang penerapan metode example non example sebagai salah satu upaya meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dalam pembelajaran matematika. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah secara umum dalam penelitian ini adalah adakah Peningkatan Kemampuan Komunikasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Metode Example Non Example Kelas VIIIA Semester I SMP NEGERI 1 KROYA? Kemampuan komunikasi siswa dilihat dari indikator :
1.
Kemampuan siswa mengajukan pertanyaan
2.
Kemampuan siswa menjawab pertanyaan
3.
Kerjasama dalam kelompok
4.
Mengemukakan ide/gagsan
5.
Kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan
5
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dalam pembelajaran matematika dengan metode Example Non Example Kelas VIIIA Semester I SMP NEGERI 1 KROYA. D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis Manfaat teoritis penelitian ini memberikan sumbangan ilmu tentang peningkatan komunikasi siswa dalam pembelajaran matematika dengan metode Example Non Example Kelas VIIIA Semester I SMP NEGERI 1 KROYA.
2.
Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Diharapkan adanya peningkatan kemampuan komunikasi siswa setelah diterapkan metode ini b. Bagi Guru 1) Untuk mendapatkan gambaran tentang penggunaan metode yang sesuai dengan materi yang disampaikan 2) Dapat memberikan alternatif tentang pendekatan pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran 3) Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengatasi masalah pembelajaran matematika dengan cara melakukan inovasi dalam pembelajaran. c. Bagi Sekolah
6
1) Memberikan masukan dalam kualitas pembelajaran khususnya pada pembelajaran matematika 2) Sebagai usaha dalam meningkatkan kemampuan komunikasi d. Bagi Peneliti Dapat digunakan sebagai pengalaman menulis karya ilmiah dan dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran dengan metode example non example dalam pendidikan matematika