BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Efek1 merupakan komoditi utama yang diperdagangkan di pasar modal. Salah satu jenis efek yang paling banyak diperdagangkan adalah saham. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan
(Dwiyanti,
1999).
Pertumbuhan
jumlah
saham
yang
diperdagangkan di Pasar Modal Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sebagai contoh pada bulan Januari 1999 jumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sekitar 158 miliar lembar dan pada Juli 2000 jumlah itu sudah bertambah menjadi 1.090,41 miliar lembar. Pertambahan jumlah saham yang beredar ini diprediksi akan semakin pesat pada tahun-tahun mendatang, dan akan terus meningkat bersamaan dengan bertambahnya emiten yang melakukan corporate action2 seperti stock split, right issue, maupun penerbitan saham bonus dan dividen saham. Selain itu, jumlah saham yang beredar juga akan bertambah dengan adanya saham-saham baru yang berasal dari emiten baru.
1
Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek. (UU No. 8/1995)
2
Corporate Action adalah setiap tindakan Perusahaan Tercatat (Emiten atau Perusahaan Publik yang Efeknya tercatat di Bursa) yang memberikan hak kepada seluruh pemegang saham dari jenis dan kelas yang sama seperti hak untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham, hak untuk memperoleh dividen tunai, saham dividen, saham bonus, Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, Waran atau hak-hak lainnya.
1
2
Seiring dengan bertambahnya jumlah saham yang beredar, volume transaksi di pasar modal juga ikut bertambah. Berdasarkan data BEJ pada bulan November 1999, volume transaksi di BEJ rata-rata 688 miliar saham yang diperdagangkan tiap harinya. Sedangkan total keseluruhan volume perdagangan di lantai bursa Indonesia meningkat 107%, dari 92,7 miliar saham di tahun 1998 menjadi 191,4 miliar saham di tahun 1999. Saham yang bentuknya berupa kertas memiliki tingkat resiko yang cukup tinggi, misalnya resiko rusak, hilang, resiko dipalsukan, dan resiko gagal serah. Potensi resiko yang terkandung dalam sistem perdagangan saham dengan warkat ini jika dibiarkan bukan saja menyimpan bahaya, tetapi juga membuat pasar menjadi tidak efisien. Selain potensi resiko yang terkandung dalam perdagangan dengan warkat, proses penyelesaian transaksi (settlement) juga akan sangat memakan waktu. Oleh karena itu, perdagangan dengan warkat sudah tidak sesuai lagi dalam pasar modal moderen yang menekankan efisiensi. Sejalan dengan hal ini pula, perkembangan teknologi informasi dunia dalam dasawarsa terakhir yang begitu pesat sangat mewarnai kehidupan masyarakat dunia, sehingga mulai tampak realita tentang bergesernya masyarakat industri ke masyarakat informasi di era globalisasi. Terutama sekali perkembangan teknologi informasi dalam bidang EDI (Electronic Data Interchange) dan jaringan komunikasi data komputer memungkinkan dilakukannya perdagangan saham tanpa warkat (scripless) yang kemudian dikenal dengan istilah scripless trading. Dengan menerapkan sistem perdagangan tanpa warkat maka segala resiko dan masalah-masalah yang telah disebutkan diatas dapat dipecahkan.
3
Scripless trading sebenarnya sudah merupakan hal yang umum bagi negaranegara maju. Hampir seluruh negara maju di kawasan ASEAN juga telah menerapkan sistem ini dalam pasar modalnya. Sedangkan di Indonesia sendiri sistem perdagangan tanpa warkat baru mulai di implementasikan pada awal tahun 2000. Penerapan sistem perdagangan tanpa warkat di pasar modal Indonesia bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan transaksi di pasar sekunder sesuai dengan salah satu misi pasar modal Indonesia (Cetak Biru Pasar Modal Indonesia 2000 – 2004). Oleh sebab itu, penulis bermaksud menyusun sebuah tesis dengan judul “Efektivitas dan Efisiensi Sistem Perdagangan Saham Tanpa Warkat pada Pasar Modal Indonesia” untuk menganalisa dan memberi masukan terhadap penerapan dan pengembangan scripless trading di Pasar Modal Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah Penelitian untuk menganalisa dampak penerapan sistem perdagangan tanpa warkat di Pasar Modal Indonesia ini dapat dispesifikasikan lebih lanjut ke dalam beberapa rumusan masalah yang spesifik, antara lain: 1. Apakah penerapan sistem perdagangan saham tanpa warkat akan menurunkan biaya transaksi bagi perusahaan efek ? 2. Apakah penerapan sistem perdagangan saham tanpa warkat akan mempercepat waktu penyelesaian bagi perusahaan efek ? 3. Apakah penerapan sistem perdagangan saham tanpa warkat akan meningkatkan keamanan transaksi bagi perusahaan efek ?
4
4. Apakah penerapan sistem perdagangan saham tanpa warkat akan menurunkan biaya transaksi bagi investor ? 5. Apakah penerapan sistem perdagangan saham tanpa warkat akan mempercepat waktu penyelesaian bagi investor ? 6. Apakah penerapan sistem perdagangan saham tanpa warkat akan meningkatkan keamanan transaksi bagi investor ? 7. Bagaimanakah
kemungkinan
pengembangan
selanjutnya
sejalan
dengan
perkembangan teknologi informasi dalam bidang EDI, e-commerce, dan internet terhadap Pasar Modal Indonesia?
1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup pembahasan meliputi: perbandingan sistem perdagangan saham antara sistem lama (sistem perdagangan dengan warkat) dan sistem scripless di Pasar Modal Indonesia, pengaruhnya terhadap perusahaan efek dan nasabahnya (investor), serta kemungkinan pengembangan selanjutnya dengan penerapan kemajuan teknologi informasi dalam bidang e-commerce dan internet. Dengan demikian sebagai responden dalam penelitian ini adalah perusahaan efek, dan investor. Sebagai target populasi akan dipilih beberapa perusaahan efek dan para investor yang telah melakukan transaksi terhadap saham-saham yang telah dikonversikan ke dalam sistem perdagangan tanpa warkat. Pada tahap pertama telah ada empat emiten yang mengkonversikan sahamnya ke dalam sistem scripless trading, yaitu Suparma, Sari Husada, Dankos Loboratories, dan Multipolar. Perusahaan-perusahaan ini telah
5
melaksanakan perdagangan sahamnya secara scripless penuh mulai 24 Juli 2000. Pada tahap kedua menyusul delapan emiten, yaitu Astra Internasional, Matahari Surya Prima, Panin Bank, Smart Corporation, Adindo Foresta, Bakrie & Brothers, Indosat, serta Jaya Pari Steel. Diharapkan pada akhir tahun 2001 seluruh saham yang diperjual belikan di Pasar Modal Indonesia telah dikonversikan ke dalam sistem perdagangan tanpa warkat. Penelitian ini akan dimulai pada bulan Juli 2000 sampai dengan Februari 2001. Pada periode 2 bulan yang pertama akan dilakukan permumusan masalah penelitian, tinjauan pustaka, dan penentuan metodologi penelitian yang akan digunakan. Pengumpulan data, analisa serta pembahasannya akan dimulai pada bulan ketiga (September 2000). Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah biaya transaksi, kecepatan transaksi termasuk kecepatan penyelesaian transaksi, dan keamanan transaksi. Masing-masing variabel ini akan diuraikan ke dalam komponen-komponen penyusunnya.
1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Membandingkan sistem perdagangan pasar modal yang lama dengan sistem perdagangan tanpa warkat.
6
2. Menganalisa pengaruh sistem perdagangan tanpa warkat terhadap: keamanan transaksi, kecepatan transaksi serta penyelesaian transaksi, biaya transaksi, dipandang dari sudut perusahaan efek dan investor. Selain untuk mencapai tujuan yang telah diuraikan di atas, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberi masukkan dalam rangka pengembangan pasar modal di masa yang akan datang dengan menerapkan kemajuan teknologi informasi, menambah pengetahuan dan wawasan, baik yang bersifat teoritis maupun yang bersifat praktis, dalam kaitannya dengan penerapan sistem perdagangan tanpa warkat, dan menambah bahan referensi pengetahuan mengenai Pasar Modal Indonesia.
1.5 Metode Metode yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah: pengamatan (observasi), wawancara, studi pustaka, serta survei dengan daftar pertanyaan. Data yang diperoleh akan dianalisa secara deskriptif dan analitis. Sebagai pendahuluan dilakukan wawancara dan observasi langsung pada beberapa perusahaan sekuritas terhadap sistem penyelesaian transaksi efek dengan warkat dan sistem penyelesaian transaksi efek tanpa warkat yang ada. Tujuan wawancara dan observasi ini untuk mendapatkan gambaran mengenai sistem penyelesaian transaksi efek yang dipraktekkan langsung di lapangan serta kendalakendala yang dihadapi dalam operasionalnya. Data yang diperoleh dari hasil
7
wawancara dan observasi ini akan digunakan sebagai dasar untuk penyusunan daftar pertanyaan dan masukkan dalam proses analisa data. Studi pustaka dilakukan dengan mencari literatur pendukung untuk penyusunan landasan teori dan perencanaan penelitian. Literatur yang digunakan disini berasal dari buku-buku teks, koran, brosur-brosur, jurnal, bahan-bahan seminar, situs-situs di internet yang relevan, serta sumber-sumber lainnya. Pengumpulan data utama yang akan digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan metode survei dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner). Data yang diperoleh akan dianalisa dengan metode statistik yang sesuai.