BAB II DASAR TEORI Pada bab dua ini akan dibahas dasar teori yang dipergunakan dalam mengerjakan tugas akhir ini, yang meliputi definisi dan konsep dari saham serta analisis pasar saham. Dasar teori ini akan memberikan pemahaman yang lebih detil mengenai topik-topik tersebut sehingga akan memudahkan proses analisis penyelesaian masalah pada bab selanjutnya.
2.1 Saham 2.1.1 Pengertian Saham Saham adalah instrumen yang merujuk kepada kepemilikan aset suatu perusahaan secara badan hokum [FON06]. Saham dijual ke masyarakat agar perusahaan tersebut memperoleh modal tambahan yang dibutuhkan. Penjualan saham menyebabkan perusahaan tidak lagi dimiliki sekelompok orang saja, tetapi juga dimiliki oleh masyarakat yang membeli saham atau yang disebut dengan pemegang saham(stockholder). Saham yang dikenal sehari-hari biasanya adalah saham biasa(common stocks). Kepemilikan suatu perusahaan ditentukan oleh jumlah lembar saham yang dimiliki oleh seseorang dibagi jumlah total lembar saham yang ada. Sebagai contoh, jika suatu perusahaan memiliki 1000 lembar saham dan seseorang memiliki 50 lembar, maka orang tersebut memiliki 5% perusahaan.
2.1.2 Jenis-Jenis Saham Saham dapat dibedakan berdasarkan beberapa sudut pandang. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, saham dapat dibagi dua [BOD03], yaitu : a) Saham Biasa(common stocks), yang menempatkan pemiliknya paling terakhir dalam pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Orang yang memiliki saham suatu perusahaan memiliki hak untuk ambil bagian dalam mengelola perusahaan sesuai dengan hak suara yang dimilikinya berdasarkan besar kecil saham yang dipunyai. Semakin banyak presentase saham yang dimiliki maka semakin besar hak suara yang dimiliki untuk mengontrol operasional perusahaan. II-1
II-2 b) Saham Preferen(preffered stocks), yang memberikan hak lebih kepada pemiliknya disbanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih disbanding pemegang saham biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan berusaha sekuat tenaga untuk membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak lengser. Ditinjau dari kinerja perdagangan, saham dapat dibagi atas : a) Blue-Chip Stocks, yaitu saham biasa(common stocks) dari suatu perusahaan dengan reputasi tinggi, sebagai pemimpin dalam industri sejenis, yang membayar dividen secara kontinu dan konsisten. b) Income Stocks, yaitu saham dari suatu perusahaan dengan reputasi pembayaran dividen secara konsisten dan tinggi nilainya kepada pemilik saham. c) Growth Stocks, yaitu saham dari suatu perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Saham jenis ini biasanya tidak membayar dividen, tetapi memberikan keuntungan kembali kepada perusahaan demi pertumbuhan perusahaan. Investor membeli growth stocks karena harganya yang potensial menaik karena pertumbuhan perusahaannya yang tinggi. Pasar biasanya tidak menghargai/menghukum growth stocks yang tidak bertumbuh. d) Speculative Stocks, yaitu saham yang memiliki kemungkinan tinggi dalam penurunan nilai dan kemungkinan rendah dalam pertumbuhan nilai saham.
e) Counter Cyclical Stocks, yaitu saham yang menaik secara cepat ketika pertumbuhan ekonomi sedang kuat, dan jatuh secara cepat juga ketika pertumbuhan ekonomi melambat.
2.1.3 Keuntungan dan Kerugian Memiliki Saham Ada dua macam keuntungan yang bisa diperoleh dengan berinvestasi di saham [DAR01]. Keuntungan pertama adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli saham. Sebagai contoh, jika saham dibeli dengan harga Rp. 1000,00 per lembar, dan beberapa bulan kemudian saham tersebut dapat dijual kembali dengan harga Rp. 1200,00. Ini berarti keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 200,00 per lembar saham. Keuntungan seperti ini disebut Capital Gain.Tentu saja keuntungan ini hanya dapat diperoleh jika harga saham tersebut
II-3 memang naik di pasaran. Kalau harga saham tersebut di pasaran turun, misalnya dari Rp.1000,00 menjadi Rp.500,00 berarti kerugian yang diperoleh sebesar Rp.500,00 per lembar saham dan ini disebut dengan Capital Loss. Keuntungan dan kerugian ini baru benar-benar menjadi kenyataan kalau saham tersebut dijual. Kalau tidak dijual, maka keuntungan dan kerugian tersebut hanya sebatas perhitungan di atas kertas saja. Keuntungan kedua adalah deviden. Deviden merupakan pembagian laba yang diberikan kepada investor bila perusahaan mengalami laba. Secara sederhana, laba adalah keuntungan yang didapatkan perusahaan dengan cara mengurangi jumlah penjualannya dengan pengeluaran biaya dalam satu periode tertentu. Tapi perlu diketahui bahwa tidak semua perusahaan yang mengalami laba akan membagikan labanya kepada para investor. Bisa saja pembagian laba tersebut ditunda agar uangnya bisa dipakai untuk mengembangkan perusahaan sehingga kelak perusahaan bisa membagi deviden yang jauh lebih besar lagi. Selain Capital Loss dan tidak mendapatkan deviden, kerugian lain yang mungkin timbul adalah jika perusahaan bangkrut, saham di-delist dari bursa, dan jika saham di-suspend. Jika perusahaan bangkrut, maka saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa. Delisting(saham didelist dari bursa) biasanya dikarenakan kinerja perusahaan yang buruk yang tidak sesuai dengan syarat perusahaan yang layak masuk bursa seperti yang tertera pada peraturan pencatatan saham di pasar bursa saham. Jika saham di-suspend, maka investor tidak dapat menjual sahamnya sampai suspend tersebut dicabut.
2.1.4 Bursa Saham Bursa saham merupakan organisasi yang anggotanya adalah para pialang saham. Pialang saham adalah seseorang atau firma yang melakukan transaksi saham seperti agent dari kliennya yang tidak dapat atau tidak ingin berdagang untuk dirinya sendiri. Di Indonesia, setiap pialang saham langsung berada dibawah komando Badan Pengawas Pasar Modal(Bapepam) yang berada dibawah pengawasan Departemen Keuangan Republik Indonesia. Sekuritas yang biasanya diperdagangkan dalam bursa saham dapat berupa saham atau obligasi perusahaan dan obligasi pemerintah. Bursa saham saat ini sudah sangat modern, yaitu dengan menggunakan jaringan elektronik yang lebih cepat dan lebih hemat dalam biaya transaksi. Bursa saham terdiri atas dua jenis , yaitu :
II-4 1. Primary Market, yaitu bursa saham yang digunakan oleh perusahaan yang baru mencatatkan sahamnya di bursa(IPO/Initial Public Offering). 2. Secondary Market, yaitu bursa saham tempat diperjualbelikannya saham-saham yang telah dicatatkan sebelumnya. Bursa saham di dunia dibagi menjadi tiga pasar utama yang dikategorikan berdasarkan lokasinya yaitu : 1. Pasar Amerika Utara Bursa saham utama yang dapat ditemui antara lain NASDAQ, Dow Jones, dan NYSE yang semuanya berada di Amerika Serikat. 2. Pasar Eropa Bursa saham utama yang dapat ditemui antara lain London Stock Exchange(Inggris), Deutsche Borse(Jerman), dan Euronext(Perancis). 3. Pasar Asia Bursa saham utama yang terdapat di benua Asia antara lain HANG SENG(Hong Kong), dan KOSPI serta NIKKEI yang keduanya berada di Jepang. Indonesia sendiri memiliki dua bursa efek, yakni bursa Efek Jakarta(BEJ) yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1912 di Batavia dan Bursa Efek Surabaya(BES) yang didirikan pada 16 Juni 1989 oleh Menteri Keuangan waktu itu, JB Sumarlin.
Pergerakan harga di bursa saham diinpretasikan dalam indeks harga yang disebut indeks saham. Indeks saham ini terdiri dari saham-saham perusahaan terpilih yang sering ditransaksikan dengan volume besar di lantai bursa. Indeks saham memiliki nomor di belakang kode bursa sahamnya yang menggambarkan jumlah perusahaan unggulan yang terpilih yang tercatat dalam indeks saham tersebut. Misalnya NIKKEI225 yang berarti pada bursa saham NIKKEI terdapat 225 perusahaan yang berpartisipasi. Indonesia memiliki indeks saham sendiri yaitu IHSG45 yang merupakan kepanjangan dari Indeks Harga Saham Gabungan dengan 45 perusahaan unggulan.
2.2 Analisis Pasar Saham Perubahan
nilai
saham
yang
cepat
memerlukan
perhitungan
yang
cermat
dengan
mempertimbangkan berbagai faktor sehingga investor tidak akan memperoleh kerugian. Untuk itu dikembangkanlah berbagai metode untuk menganalisis perubahan nilai saham. Analisis yang
II-5 tepat terhadap saham yang akan dibeli diharapkan dapat membuat investor terhindar dari kerugian. Analisis yang dilakukan dapat berupa analisis grafik atau analisis laporan keuangan. Secara umum, ada tiga pendekatan utama dalam melakukan analisis pasar saham, yakni analisis fundamental, analisis teknikal, dan analisis teknologikal [GRA03]. Namun, yang akan dibahas hanya analisis fundamental dan analisis teknikal saja, mengingat kedua pendekatan ini yang paling sering dipakai dalam melakukan analisis pasar saham.
2.3 Analisis Fundamental Analisis fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari saham perusahaan. Dalam analisis fundamental, yang dijadikan dasar perkiraan harga adalah faktor-faktor fundamental seperti laporan keuangan, informasi penting lain yang sewaktu-waktu harus diumumkan perusahaan publik dan perkembangan ekonomi makro, maupun berita dalam bidang-bidang lain seperti politik, sosial, cuaca, dan sebagainya yang dianggap perlu, semuanya selama paling tidak dua tahun terakhir. Secara umum untuk menganalisis perusahaan dengan menggunakan analisis fundamental terdiri dari empat langkah yaitu: 1. Menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan Kondisi ekonomi dipelajari untuk memperhitungkan jika kondisi ekonomi secara keseluruhan baik untuk pasar saham. Kondisi ekonomi yang diperhitungkan dapat berupa tingkat inflasi, suku bunga, keyakinan konsumen dalam mengeluarkan uang, dan lain-lain. 2. Menghitung kondisi industri secara keseluruhan Industri dimana perusahaan berada secara langsung mempengaruhi masa depan perusahaan tersebut. Bahkan saham yang paling baik pun dapat menghasilkan pengembalian yang pas-pasan jika mereka berada dalam industri yang sedang payah. Biasanya saham yang lemah dalam industri yang kuat lebih disukai daripada saham yang kuat dalam industri yang lemah. 3. Menghitung kondisi perusahaan Setelah melihat dari sisi ekonomi dan industri kita perlu memperhitungkan kesehatan keuangan sebuah perusahaan. Jika sebuah perusahaan yang telah dianalisis secara ekonomi dan industri itu baik, tapi kita tidak menghitung kondisi perusahaan tersebut maka akan sia-sia analisis fundamental yang telah dilakukan. Karena pasar saham adalah pasar ekspektasi dimana semua pemegang saham mengharapkan perusahaannya selalu menghasilkan laba yang pada akhirnya
II-6 laba ini akan dibagikan kepada pemegang saham. Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio ini secara garis besar dibagi dalam lima kategori utama antara lain profitability(keuntungan), price(harga), liquidity(likuiditas), leverage(dukungan), dan efficiency(efisiensi). 4. Menghitung nilai saham perusahaan Setelah memperhitungkan kondisi ekonomi, industri, dan perusahaan, langkah terakhir yang dilakukan pada analisis fundamental adalah memperhitungkan apakah saham suatu perusahaan overvalued, undervalued, atau pas harganya. Jika overvalued(harga berada di atas nilai yang diperkirakan), maka saham tersebut dijual, sebaliknya jika undervalued(harga berada di bawah nilai yang telah diperkirakan) maka saham tersebut sebaiknya dibeli.
Setiap berita baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan ekonomi dapat merupakan suatu faktor fundamental yang penting untuk dicermati. Berita-berita itu dapat berupa berita yang menyangkut perubahan ekonomi, perubahan tingkat suku bunga, pemilihan presiden, pemberontakan dalam suatu pemerintahan negara, bencana alam, dan lain-lain. Faktor-faktor fundamental yang sifatnya luas dan kompleks tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori besar, yaitu : 1. Faktor ekonomi Dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fundamental perekonomian suatu negara, indikator ekonomi adalah salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian penting dari keseluruhan faktor fundamental itu sendiri. Indikator ekonomi yang sering digunakan dalam analisis fundamental yaitu : a. Gross National Product(GNP) Gross National Product adalah total produksi barang dan jasa yang diproduksi oleh penduduk negara tersebut baik yang bertempat tinggal/berdomisili di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri dalam suatu periode tertentu. b. Gross Domestic Product(GDP) Gross Domestic Product adalah penjumlahan seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara baik oleh perusahaan dalam negeri maupun oleh perusahaan asing yang beroperasi di dalam negara tersebut pada suatu waktu/periode tertentu. Inflasi
II-7 Seorang investor akan selalu memperhatikan dengan seksama perkembangan tingkat inflasi. Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi inflasi adalah dengan melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga.Peningkatan tingkat inflasi sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi adalah untuk mencerminkan tingkat GDP dan GNP ke dalam nilai sebenarnya. Nilai GDP dan GNP riil merupakan indikator yang sangat penting dalam membandingkan peluang dan resiko investasi di mancanegara. Berikut adalah indikator inflasi yang biasanya digunakan oleh para investor: c. Producer Price Index(PPI) PPI adalah indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga yang diterima oleh produsen domestik untuk setiap output yang dihasilkan dalam setiap tingkat proses produksi. Data PPI dikumpulkan dari berbagai sektor ekonomi terutama dari sektor manufaktur, pertambangan, dan pertanian. d. Consumer Price Index(CPI) CPI digunakan untuk mengukur rata-rata perubahan harga eceran dari sekelompok barang dan jasa tertentu. Indeks CPI dan PPI digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat inflasi yang terjadi. e. Balance of Payment Balance of Payment adalah suatu neraca yang terdiri dari keseluruhan aktivitas transaksi perekonomian internasional suatu negara, baik yang bersifat komersial maupun finansial, dengan negara lain pada suatu periode tertentu. Balance of Payment ini mencerminkan seluruh transaksi antara penduduk, pemerintah, dan pengusaha dalam negeri dan pihak luar negeri, seperti transaksi ekspor dan impor, investasi portofolio, transaksi antar Bank Sentral, dan lain-lain. Dengan adanya Balance of Payment ini kita mengetahui kapan suatu negara mengalami surplus maupun defisit. Secara garis besar Balance of Payment dibagi menjadi dua bagian, yaitu: f. Current Account/Neraca Perdagangan Neraca perdagangan dapat diartikan sebagai aliran bersih dari total ekspor dan impor barang dan jasa. Dengan adanya ekspor maka kita akan menerima sejumlah uang yang nantinya akan menambah permintaan terhadap mata uang negara pengekspor. Begitu juga sebaliknya pada impor barang dan jasa. Dengan adanya impor kita harus mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar barang dan jasa yang kita impor. Hal ini akan menambah penawaran akan mata uang negara pengimpor.
II-8
g. Aliran Modal Aliran modal ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung. Pada investasi langsung, investor dari luar negeri melakukan penanaman uang dalam aset riil misalnya saja membangun pabrik, gedung perkantoran, dan lain-lain. Investasi ini bias anya bersifat jangka panjang. Sedangkan investasi tidak langsung dapat kita temui didalam investasi instrumen keuangan. Misalnya seorang investor melakuan pembelian saham atau obligasi di bursa Indonesia. Maka investor tersebut harus menukarkan mata uangnya ke rupiah supaya dapat membeli saham ataupun obligasi di Indonesia. h. Employment Employment adalah suatu indikator yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi riil berbagai sektor ekonomi. Indikator ini dapat dijadikan alat untuk menganalisis sehat atau tidaknya perekonomian suatu negara. Apabila perekonomian berada dalam keadaan kapasitas penuh, akan tercapai full employment. Namun, jika perekonomian dalam keadaan lesu, tingkat pengangguran pun meningkat. Tingkat employment ini adalah indikator ekonomi yang sangat penting bagi pasar keuangan pada umumnya dan pasar valuta asing khususnya. 2. Faktor politik Faktor politik, sebagai salah satu alat indikator untuk memprediksi pergerakan nilai tukar, sangat sulit untuk diketahui waktu terjadinya secara pasti dan untuk ditentukan dampaknya terhadap fluktuasi nilai tukar. Ada kalanya suatu perkembangan politik berdampak pada pergerakan nilai tukar, namun ada kalanya tidak membawa dampak apa pun terhadap pergerakan nilai tukar. 3. Faktor keuangan Faktor keuangan sangat penting dalam melakukan analisis fundamental. Adanya perubahan dalam kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah, terutama dalam hal kebijakan yang menyangkut perubahan tingkat suku bunga, akan membawa dampak signifikan terhadap perubahan dalam fundamental ekonomi. Perubahan kebijakan ini juga mempengaruhi nilai mata uang. Tingkat suku bunga adalah penentu utama nilai tukar suatu mata uang selain indikator lainnya seperti jumlah uang yang beredar. Aturan umum mengenai kebijakan tingkat suku bunga ini adalah semakin tinggi suku bunga semakin kuat nilai tukar mata uang. Namun, kadang kala terdapat salah pengertian bahwa kenaikan tingkat suku bunga secara otomatis akan
II-9 memicu menguatnya nilai tukar mata uang domestik. Perhatian terhadap suku bunga ini terutama harus dipusatkan pada tingkat suku bunga riil, bukan pada tingkat suku bunga nominal. Ini karena perhitungan tingkat suku bunga riil telah menyertakan variabel tingkat inflasi di dalamnya. 4. Faktor Eksternal Faktor eksternal dapat membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap nilai tukar suatu negara. Perubahan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara dapat membawa dampak regional effect bagi perekonomian negara-negara lain yang terdapat dalam kawasan yang sama. Dalam era globalisasi ini, arus portofolio modal tidak lagi mengenal batas-batas wilayah negara. Para investor yang melakukan investasi secara global, sangat mencermati perubahan ekonomi, bukan hanya dalam lingkup satu negara, melainkan juga meluas hingga ke dalam lingkup satu kawasan/regional tertentu.
2.1.5 Analisis Teknikal Analisis teknikal adalah sebuah metode analisis yang menitikberatkan pada pergerakan pasar. Metode ini dijalankan dengan cara memperhatikan perubahan harga dan volume perdagangan saham dipasar atau dengan kata lain memperhitungkan perilaku nilai saham di masa lalu dan memperkirakan perilaku nilai saham di masa depan. Asal usul dari analisis teknikal yang digunakan saat ini berasal dari Dow Theory, yang mencakup prinsip-prinsip seperti trend harga, harga
melakukan
diskon
pada
semua
informasi
yang
diketahui,
konfirmasi
dan
penyimpangan(divergence), volume yang mencerminkan perubahan harga, dan dukungan tahanan(support/resistance).
2.1.5.1 Prinsip Dasar Ada tiga hal pokok yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan analisis teknikal [MUR99], yaitu : 1. Market Price Discounts Everything Semua kejadian yang dapat mengakibatkan fluktuasi harga komoditi secara keseluruhan, seperti faktor ekonomi dan politik(termasuk kejadian-kejadian yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya seperti peperangan dan gempa bumi) merupakan cerminan harga pasar. 2. Price Moves in Trend
II-10 Harga suatu komoditi akan tetap bergerak dalam suatu trend, lalu harga mulai bergerak ke satu arah, turun atau naik.
3. History Repeats Itself Oleh karena analisis teknikal menggambarkan pula faktor psikologis para pelaku pasar, pergerakan historis harga dapat dijadikan acuan dalam memprediksi pergerakan harga di masa depan. Hal ini sangat memungkinkan karena pada dasarnya sifat psikologis alami pasar komoditi adalah bahwa harga di masa depan hanyalah pengulangan harga-harga di masa lalu. Pola-pola historis itu dapat dilihat dari waktu ke waktu pada grafik. Pola-pola tersebut memiliki makna yang dapat diinterpretasikan dalam memprediksi pergerakan harga.
2.1.5.2 Bentuk Analisis Beberapa bentuk analisis yang digunakan dalam analisis teknikal diantaranya : a. Support Level and Resistance Level Salah satu teknik yang paling sering terdengar dalam analisis teknikal adalah dugaan tentang support and resistance level yaitu suatu harga terjadi sebagai hasil kesepakatan antara pembeli dan penjual. Terminologi support and resistance itu hampir sama dengan istilah supply and demand(permintaan dan penawaran). Support level adalah tingkat harga ketika ada permintaan yang memadai untuk menghentikan penurunan harga dan tingkat itu terjadi jika ada kesepakatan bahwa harga tidak akan turun lebih rendah lagi. Pada support level, jumlah pembeli lebih banyak dari jumlah penjual. Adapun resistance level adalah tingkat harga ketika ada penawaran yang memadai untuk menghentikan naiknya harga sehingga biasanya harga sesudah itu bergerak turun. Resistance level terjadi jika ada kesepakatan bahwa harga tidak akan lebih tinggi lagi. Pada resistance level, jumlah penjual lebih banyak dari jumlah pembeli. b. Trend Trend merupakan salah satu prinsip analisis teknikal yang paling sering digunakan. Para analis selalu menyebutkan bahwa harga bergerak dalam suatu trend, dimana trend harga dapat naik, turun, atau mendatar. Seorang investor mencoba untuk memahami trend harga suatu komoditi dalam keadaan naik atau turun untuk memperoleh keuntungan dengan mengikuti trend tersebut hingga trend berbalik arah. Trend dapat dibagi berdasarkan periode waktu, yaitu jangka pendek(0-3 bulan), menengah(3-6 bulan), dan panjang(6 bulan-1 tahun). Trend naik digambarkan dengan menghubungkan dua atau
II-11 lebih titik terendah untuk menentukan harga support, sedangkan trend turun digambarkan dengan menghubungkan dua atau lebih titik tertinggi untuk menentukan harga resistance. Penggambaran trend ini diinterpretasikan dalam garis trend(trendline). Trendline dapat dibagi menjadi tiga, yaitu up-trend, down-trend, dan sideways/flat. a) Up-trend adalah pergerakan menaik harga saham dalam range waktu tertentu, yang disebut juga dengan bullish. Garis up-trend memiliki kemiringan positif dan menghubungkan dua atau lebih titik terendah pada grafik. Untuk mencapai kemiringan yang positif, titik terendah yang kedua harus lebih tinggi dari titik terendah pertama. Garis up-trend ini berlaku sebagai support level dan mengindikasikan permintaan meningkat meskipun harga meningkat. Harga dan permintaan yang meningkat menunjukkan determinasi yang kuat pada pembeli. Up-trend akan tetap berlangsung selama harga berada di atas garis up-trend. Jika harga berada dibawah garis up-trend berarti permintaan telah berkurang dan akan terjadi perubahan trend.
Gambar II-1 Up-Trend
II-12 Kedua garis pada Gambar II-1 merupakan garis up-trend. Garis up-trend diatas menunjukkan pergerakan harga yang sedang menaik dalam range waktu tertentu, meskipun harga berfluktuasi naik dan turun. b) Down-trend adalah pergerakan menurun harga saham dalam range waktu tertentu, yang disebut juga dengan bearish. Garis down-trend memiliki kemiringan yang negatif, yang dibentuk dengan menghubungkan dua atau lebih titik tertinggi pada grafik. Untuk mencapai kemiringan yang negatif, titik tertinggi yang kedua harus lebih rendah dari titik tertinggi pertama. Garis down-trend ini berlaku sebagai resistance level dan mengindikasikan penawaran meningkat meskipun harga menurun. Harga yang turun dan penawaran yang meningkat menunjukkan determinasi yang kuat pada penjual. Downtrend akan tetap berlangsung selama harga berada di bawah garis down-trend. Jika harga berada di bawah garis down-trend berarti penawaran telah berkurang dan akan terjadi perubahan trend.
Gambar II-2 Down-Trend
Garis pada gambar Gambar II-2 mengindikasikan terjadinya down-trend. Garis down-trend diatas menunjukkan pergerakan harga yang sedang menurun dalam range waktu tertentu secara umum, meskipun harga berfluktuasi naik dan turun. c) Sideways atau flat adalah pergerakan harga yang berfluktuasi naik turun dalam kisaran yang sempit sehingga selisih harga high dan low relatif kecil . Dengan begitu, tidak terdapat kecenderungan pergerakan yang menaik(up-trend) ataupun pergerakan yang
II-13 menurun(down-trend). Faktor yang menyebabkannya adalah adanya kondisi dimana kekuatan supply dan demand berada dalam taraf seimbang. Sideways dapat dimasukkan ke dalam kategori trend, namun lebih umum dikenal sebagai kondisi trendless atau nontrending market. Contoh tampilan grafik sideways ditunjukkan pada Gambar II-3.
Gambar II-3 Sideways
Pada gambar II-3 harga bergerak antara garis atas dan garis bawah. Pergeseran harga terjadi dengan selisih yang relatif sempit. Garis atas merupakan resistance level dan garis bawah merupakan support level. c. Moving Average Moving Average adalah rata-rata harga pada suatu periode waktu tertentu. Untuk menghitung moving average, kita harus terlebih dahulu menentukan periode waktu. Dalam penerapannya, moving average sering digunakan dengan periode waktu yang berbeda untuk menentukan trend. Jika dua moving average digunakan, sinyal beli terjadi saat moving average yang periode waktunya lebih panjang. Adapun sinyal jual terjadi jika moving average dengan periode waktu yang lebih panjang bersilangan terhadap moving average dengan periode waktu yang lebih pendek. d. Hubungan antara Harga, Volume, dan Open Interest Pelaku pasar yang akan melakukan analisis teknikal harus mengetahui harga, volume, dan open interest. Harga yang naik atau turun berhubungan langsung dengan penjual dan pembeli. Jika
II-14 harga naik, jumlah pembeli lebih banyak dari penjual atau tekanan beli lebih besar. Sementara jika harga turun, jumlah penjual lebih banyak daripada pembeli atau tekanan jual lebih besar. Volume memperlihatkan jumlah pelaku/pengguna pasar yang turut bertransaksi dan ditunjukkan dengan satuan kontrak perhari. Volume dihitung setiap hari transaksi perdagangan. Volume merupakan suatu patokan yang biasanya digunakan untuk melihat tingkat likuiditas pasar. Open interest menunjukkan jumlah uang yang beredar dan jumlah pelaku pengguna pasar. Naiknya open interest memperlihatkan bahwa uang yang masuk dalam perdagangan semakin bertambah. Begitu pula sebaliknya. Jika harga suatu komoditi naik dan diikuti naiknya volume dan open interest, berarti pasar dalam keadaan sangat bullish/naik. Begitu pula dengan keadaan yang lainnya. Jika harga suatu komoditi turun, sedangkan volume dan open interest-nya naik, berarti pasar dalam keadaan sangat bearish/turun.
2.1.5.3 Metode Analisis Cara dan rumusan analisis teknikal cukup beragam. Para pelaku pasar mengumpulkan metodemetode yang dilakukan melalui pengalaman bertransaksi. Learning by doing dapat dilakukan bagi upaya penemuan suatu metode yang dianggap cukup ampuh dari berbagai metode yang beragam. Para pelaku pasar baru meyakini suatu metode jika mereka berhasil memperoleh keuntungan dari cara mereka beranalisis. Dengan berbagai macam metode, tujuan yang sama dapat dicapai. Suatu metode terkadang berdiri sendiri, tetapi terkadang memiliki kesamaan dengan metode-metode analisis lain. Metode yang ada pada umumnya adalah : a. Metode Barat Metode Barat yang umum dan sering digunakan antara lain adalah resistance line, channel line, support line, sensitive, neckline, dan retracement level. Resistance adalah rambu-rambu untuk menunjukkan adanya penurunan yang kuat dari suatu pergerakan harga. Garis itu dapat ditemukan dengan mencari titik puncak tertinggi saat ini yang dihubungkan dengan titik puncak sebelumnya yang lebih tinggi. Adapun garis support berlaku sebaliknya, yaitu mencari titik terendah saat ini yang dihubungkan dengan titik terendah sebelumnya. Garis channel adalah rambu untuk mencari batas tertinggi atau terendah yang penemuannya dilakukan dengan cara menarik garis secara parallel dari sebuah resistance line atau support line. Sensitive berfungsi ganda sebagai support line atau resistance line bergantung pada posisi harga terhadap garis tersebut. Penarikan garis dapat dilakukan dengan menarik garis secara horizontal dari titik puncak tertinggi atau titik puncak terendah. Neckline adalah garis leher yang sering
II-15 digunakan untuk menangkap pola reversal atau pembalikan arah dari kecenderungan harga. Retracement atau koreksi harga sering menjebak dalam menentukan arah harga. Harga tidak selamanya turun dan tidak selamanya naik. Suatu saat harga akan berbalik. Namun dapat juga terjadi kondisi seperti pada periode bullish dan periode bearish. Periode bullish adalah periode saat harga naik lalu melakukan koreksi harga yang menampakkan seolah-olah harga turun, tetapi naik lagi. Periode bearish sebaliknya, yaitu periode pada saat harga turun lalu melakukan koreksi harga yang menampakkan seolah-olah harga naik, tetapi turun lagi. b. Metode Japanese Candlestick Metode ini berasal dari Jepang yang digunakan para trader Jepang selama bertahun-tahun jauh sebelum berkembangnya metode Barat. Data yang sama(open/harga awal, high/harga tertinggi, low/harga terendah, dan close/harga penutup) digunakan untuk menampilkan grafik. Perbedaan mendasar grafik Japanese candlestick dan grafik bar-chart adalah grafik Japanese candlestick memberikan makna pada hubungan antara harga open dan close pada satu hari, sedangkan grafik bar-chart menghubungkan pergerakan dari harga close kemarin dan close hari ini. Metode itu membutuhkan keahlian tersendiri dalam menentukan arah pergerakan harga, yaitu seni membaca gambar. Masing-masing candle memiliki bentuk atau warna yang memberikan makna yang berbedabeda. Selain itu, lokasi candle-pun akan sangat berpengaruh terhadap makna yang lebih dalam. Oleh karena itu, analisis dengan metode candlestick tidak dapat dilakukan dengan sebuah candle yang berdiri sendiri, tetapi dilihat pula dari candle sebelum dan sesudahnya. c. Metode Komputer Metode komputer membawa suatu revolusi analisis yang sederhana ke dalam bentuk-bentuk yang tidak terduga sebelumnya. Perhitungan matematis yang rumit dan berasal dari perhitungan data harga membuka peluang untuk setiap analis mencari rumusan masing-masing tentang prediksi harga. Komputer sebagai alat bantu analisis adalah alat untuk mempermudah perhitungan dalam tempo yang singkat. Komputer juga dianggap sebagai metode yang mengurangi subjektivitas dalam pengambilan keputusan.
2.1.5.4 Indikator Indikator dalam analisis teknikal modern pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu indikator lagging(menyusul) dan indikator leading(mendahului). Berikut ini akan dijelaskan
II-16 indikator mana saja yang sering digunakan dan apa saja yang termasuk indikator lagging atau indikator leading.
a. Moving Average Moving Average(rata-rata bergerak) adalah salah satu indikator analisis teknikal yang paling tua dan paling populer. Moving average merupakan harga rata-rata dari suatu sekuritas pada suatu saat. Ada banyak variasi aplikasi metode rata-rata bergerak yang digunakan dalam analisis teknikal, antara lain Simple Moving Average, Weighted Moving Average, dan Exponential Moving Average. Penggunaan ketiga alat indikator tersebut sama saja. Hanya tingkat sensitivitas yang diberikan masing-masing indikator tersebut yang berbeda. Contoh grafik Moving Average dapat dilihat pada Gambar II-4. Beberapa aturan-aturan umum yang harus diperhatikan dalam analisis moving average adalah : -
Moving Average > Data Aktual berarti sinyal bearish, harga akan turun
-
Moving Average < Data Aktual berarti sinyal bullish, harga akan naik
-
Moving Average Pendek > Moving Average Panjang berarti sinyal bullish, harga akan naik
-
Moving Average Pendek < Moving Average Panjang berarti sinyal bearish,harga akan turun
-
Titik potong antara Moving Average berarti sinyal perubahan arah, harga akan berbalik arah
Gambar II-4 Grafik Moving Average
II-17
Moving Average termasuk indikator lagging.
b. Moving Average Convergence Divergence(MACD) MACD adalah formulasi teknikal analisis yang pertama kali dikembangkan oleh Gerald Appel. Bagi banyak pemain pasar, MACD juga dikatakan sebagai salah satu alat analisis yang paling sederhana dan cukup handal digunakan dalam mengambil keputusan selama perdagangan, berbeda dengan indikator sebelumnya, Moving Average. Hanya bedanya kalau dalam analisis Moving Average langsung dapat dianalisis indikator kenaikan atau penurunan harga, dalam analisis MACD output yang dihasilkan oleh Moving Average tidaklah langsung dapat dianalisis, namun harus diolah terlebih dahulu sebelum dijadikan sebuah indikator momentum yang akan mengindikasikan perubahan trend harga. Contoh grafik MACD dapat dilihat pada Gambar II-5.
Gambar II-5 Grafik MACD
MACD termasuk indikator leading. c. Relative Strengh Index (RSI) Indikator ini menghitung perbandingan antara daya tarik kenaikan dan penurunan harga, yang diterjemahkan ke dalam indikator yang mempunyai selang penilaian antara 0 - 100. Contoh grafi RSI dapat dilihat pada Gambar II-6. Beberapa konfirmasi yang dapat diperoleh dengan menggunakan RSI adalah: -
Konfirmasi kejadian overbought/oversold
II-18 -
Konfirmasi kejadian positif atau negatif divergence
-
Konfirmasi dominasi gerakan, yaitu apakah dominan kenaikan atau dominasi penurunan
Gambar II-6 Grafik RSI
RSI termasuk indikator leading. d. Commodity Channel Index(CCI) CCI adalah indikator yang digunakan untuk mengukur berbagai harga dari rata-rata statistiknya. Nilai yang tinggi menunjukkan harga yang secara tidak normal lebih tinggi dari harga rata-rata, sementara nilai yang rendah menunjukkan harga yang secara tidak normal lebih rendah dari harga rata-rata. Informasi yang dapat kita peroleh dari analisis ini kurang lebih sama dengan apabila kita menggunakan analisis RSI yaitu informasi tentang kejadian overbought/oversold. Contoh grafik CCI dapat dilihat pada Gambar II-7.
Gambar II-7 Grafik CCI
CCI termasuk indikator leading.
II-19 e. Stochastic Oscillator Stochastic Oscillator adalah sebuah alat analisis yang dikembangkan pertama kali oleh George C. Lane pada akhir 1950-an. Alat analisis ini adalah salah satu momentum oscillator yang menunjukkan posisi close pada saat ini(current) terhadap posisi close beberapa waktu lalu. Closing level yang konsisten berada pada kondisi puncak(peak) mengindikasikan terjadinya accumulation(buying pressure), sedangkan sebaliknya closing level yang konsisten berada pada bottom, mengindikasikan terjadinya distribution(selling pressure). Contoh grafik Stochastic Oscillator dapat dilihat pada Gambar II-8. Beberapa informasi yang dihasilkan dari analisis Stochastic Oscillator ini adalah : -
Informasi overbought/oversold
-
Indikasi perubahan momentum apabila terjadi crossing
-
Divergence positif dan divergence negatif
Gambar II-8 Grafik Stochastic Oscillator
Stochastic Oscillator termasuk indikator leading. f. Directional Movement Index(DMI) DMI adalah alat analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi trend harga saham. DMI pada dasarnya adalah alat analisis yang digunakan untuk membandingkan +DI(Directional Indicator) 14 hari, dan –DI dengan periode yang sama. Contoh grafik DMI dapat dilihat pada Gambar II-9. Interpretasi sederhana dari penggunaan DMI adalah: -
Mengambil posisi “beli” ketika garis +DI memotong garis –DI dari bawah
-
Mengambil posisi “jual” ketika garis –DI memotong garis +DI dari bawah
II-20
Gambar II-9 Grafik DMI
DMI termasuk indikator leading. g. Bollinger Band Bollinger Band adalah indikator yang dapat membantu penggunanya untuk membandingkan volatility dan harga relatif dalam satu periode analisis. Bollinger Band terdiri dari tiga garis utama, seperti yang terlihat pada Gambar II-10. Garis teratas dinamakan upper band, garis tengah dinamakan middle band dan yang paling bawah disebut lower band. Middle band sendiri sebenarnya adalah simple moving average, dan upper dan lower band adalah dua kali standard deviasi dari middle band. Sinyal yang dihasilkan dari analisis ini antara lain adalah: -
Double bottom buy, yaitu ketika harga menembus batas bawah(lower band) dan tetap berada di luar batas bawah pada periode berikutnya.
-
Double top sell, yaitu ketika harga menembus batas atas(upper band) dan tetap berada di luar batas atas pada periode berikutnya.
-
Pada saat terjadi penyempitan band perhatikan harga breakout. Setelah keluar dari masa konsolidasi biasanya akan terjadi lonjakan harga yang signifikan.
Gambar II-10 Grafik Bollinger Band
II-21
2.1.5.5 Jenis Grafik Pergerakan harga saham biasanya ditampilkan dalam bentuk grafik untuk memudahkan dalam melakukan analisis terhadap pergerakan harga. Grafik ini terbagi atas tiga jenis, masing-masing dengan karakteristiknya masing-masing [MUR99]. Ketiga jenis grafik ini adalah: a. Line Chart Line chart atau grafik garis merupakan grafik yang paling sederhana. Grafik ini hanya menampilkan harga penutup(close) untuk skala waktu yang telah ditentukan sebelumnya, per jam, per hari, per minggu, per bulan, per semester, atau per tahun. Harga penutup sengaja dipilih untuk menghindari fluktuasi harga yang biasa terjadi untuk skala waktu harian. Garis dalam grafik ini dibentuk dengan menghubungkan titik harga pada waktu tertentu dengan titik harga pada waktu berikutnya. Contoh Line Chart dapat dilihat pada Gambar II-11.
Gambar II-11 Line Chart
b. Candlestick Chart Candlestick chart ini dinamakan demikian karena bentuknya menyerupai candle(batang lilin). Candlestick chart digunakan pertama kali oleh orang Jepang pada abad ke-17. Setelah itu digunakan di Amerika Serikat pada abad 20 oleh Charles Dow. Meskipun berbeda dari versi Jepangnya, namun prinsip yang digunakan sama, yaitu: -
Pergerakan harga lebih penting daripada penyebabnya, seperti berita, penghasilan, dan lain lain.
-
Harga mencerminkan semua informasi yang dibutuhkan.
II-22 -
Pembeli dan penjual menggerakkan pasar berdasarkan expectation dan emotion.
-
Harga pasar berfluktuasi.
Gambar II-12 Struktur Candlestick
Pada Gambar II-12 diatas, dapat dilihat candlestick chart menampilkan data harga pembuka(open), harga terendah(low), harga penutup(close) untuk setiap periode yang telah ditentukan. Bagian yang tebal disebut body atau real body. Garis tipis yang berada di atas dan di bawah body disebut shadow. Harga tertinggi(high) direpresentasikan pada ujung shadow atas, sementara harga terendah(low) direpresentasikan pada ujung shadow bawah. Jika harga penutup(close) lebih tinggi daripada harga pembukanya(open), maka bagian bawah body merepresentasikan harga pembuka(open) dan bagian atas body merepresentasikan harga penutup(close) dan body diblok dengan warna putih. Demikian juga sebaliknya, jika harga penutup(close) lebih rendah daripada harga pembuka(open), maka bagian atas body merepresentasikan harga pembuka(open) dan bagian bawah body merepresentasikan harga penutup(close) dan body diblok berwarna. Contoh candlestick chart dapat dilihat pada Gambar II-13.
II-23
Gambar II-13 Candlestick Chart
c. Bar Chart Bar chart merupakan jenis grafik yang paling popular. Bar chart menampilkan harga tertinggi(high), harga terendah(low), dan harga penutup(close) untuk periode yang telah ditentukan seperti yang dapat dilihat pada Gambar II-14. Harga tertinggi(high) dan harga terendah(low) ditampilkan melalui ujung atas dan ujung bawah garis vertikal dan harga penutup(close) ditampilkan melalui garis pendek horizontal yang melewati garis vertikal. Pada grafik harian, tiap batang merepresentasikan harga tertinggi, terendah, dan penutupan pada satu hari tertentu. Sedangkan pada grafik mingguan, tiap batang memiliki harga tertinggi dan terendah pada minggu tersebut dan harga penutupan berdasarkan harga penutupan pada hari terakhir perdagangan tiap minggu, yang biasanya adalah hari Jumat.
II-24
Gambar II-14 Bar Chart
Bar chart juga dapat menampilkan harga pembuka(open), harga tertinggi(high), harga terendah(low), dan harga penutup(close) sekaligus seperti yang terlihat pada Gambar II-15. Bedanya dengan bar chart di atas adalah penambahan harga pembuka(open), yang ditampilkan sebagai garis pendek horizontal yang lebih panjang ke kiri. Penggunaan bar chart dengan harga pembuka(open) atau tidak tergantung data yang tersedia.
Gambar II-15 Bar Chart dengan harga pembuka(Open)
II-25
2.4
Metode Money Flow Index (MFI)
MFI adalah indikator volume/momentum teknikal yang mengukur kekuatan arus uang total yang masuk dan keluar dari suatu saham. MFI yang ditemukan oleh Laszlo Birinyi, Jr. menghubungkan pergerakan harga dengan jumlah uang yang masuk atau keluar dari suatu saham. MFI mirip dengan metode RSI, bedanya adalah RSI hanya memperhitungkan harga saja tanpa turut memperhitungkan volume, sedangkan MFI turut memperhitungkan volume [ACH99]. MFI juga termasuk indikator leading. Ketika menganalisis dengan metode MFI, perlu diperhatikan dua hal berikut: a. Perbedaan(divergence) antara pergerakan indikator dengan pergerakan harga. Jika terjadi bearish divergence atau bullish divergence, maka ada kemungkinan besar terjadi perubahan trend harga(reversal point). Jika trend harga menaik, maka trend indikator biasanya bergerak menaik (uang mengalir masuk). Jika trend harga bergerak menurun, maka trend indikator juga seharusnya mengalir keluar. Namun ada kalanya terjadi bearish divergence dan bullish divergence. Bearish divergence adalah keadaan ketika trend harga bergerak menaik, sementara trend indikator menurun sedangkan bullish divergence adalah keadaan ketika trend harga bergerak menurun sementara trend indikator menaik. Bearish divergence ini dan bullish divergence ini akan mengindikasikan perubahan trend harga. b. Nilai indikator MFI, jika berada diatas 80 atau dibawah 20, mengindikasikan adanya kemungkinan peak atau bottom pada pasar. MFI terdiri atas garis tunggal yang memiliki skala mulai dari 0 sampai dengan 100. Nilai indikator MFI yang berada diatas 80 menunjukkan saham dalam keadaan overbought dan harga saham akan turun. Sedangkan nilai indikator MFI yang berada dibawah 20 menunjukkan saham dalam keadaan oversold dan perubahan trend harga akan terjadi dengan harga saham yang menaik. 44 Perhitungan nilai indikator MFI terdiri atas empat langkah, yaitu :
II-26 a. Mendefinisikan typical price(TP) pada suatu periode tertentu(biasanya satu hari). TP diperoleh dengan mencari rata-rata dari harga tertinggi, harga terendah, dan harga penutup saham terkait dengan menjumlahkan harga tertinggi, harga terendah, dan harga penutup kemudian dibagi tiga. Persamaan untuk menghitung TP adalah : TP = (HIGH+LOW+CLOSE)/3
(2.1)
Keterangan: HIGH = harga saham tertinggi pada periode yang telah ditentukan LOW = harga saham terendah pada periode yang telah ditentukan CLOSE = harga saham penutup pada periode yang telah ditentukan b. Mendefinisikan Money Flow(MF). MF diperoleh dengan mengalikan TP dengan volume saham. Persamaan untuk menghitung MF adalah: MF = TP * VOLUME
(2.2)
Keterangan: TP = Typical Price VOLUME = volume saham Jika TP hari ini lebih besar daripada TP kemarin, maka MF-nya positif dan demikian juga sebaliknya. Positive Money Flow(PMF) merupakan jumlah MF yang positif untuk periode tertentu. Negative Money Flow(NMF) merupakan jumlah MF yang negatif untuk periode tertentu. Periode pada langkah ini biasanya adalah 14 hari dan 30 hari. c. Mendefinisikan Money Ratio(MR). MR diperoleh dengan membagi PMF dengan NMF. Persamaan untuk menghitung MR adalah: MR = PMF/NMF
(2.3)
Keterangan: PMF = Positive Money Flow NMF = Negative Money Flow d. Menentukan nilai indikator MFI dengan melakukan normalisasi yang memetakan perhitungan sebelumnya ke dalam skala antara 0 dan 100. Persamaannya adalah: MFI = 100 - (100/ (1 + MR))
(2.4)
II-27 Keterangan: MR = Money Ratio Nilai indikator MFI ini yang dijadikan sebagai masukan dalam membuat grafik MFI pada perangkat lunak yang akan dibuat. Nilai indikator ini akan digunakan untuk menganalisis pergerakan harga saham sehingga dapat diperoleh prediksi pergerakan harga saham kedepannya.