BAB II DASAR TEORI Pada Bab II dari laporan Tugas Akhir ini akan diuraikan dasar-dasar teori yang mendukung pelaksanaan Tugas Akhir, yaitu mengenai saham dan pasar saham, analisis teknikal, serta konsep Parabolic SAR.
2.1
Saham
2.1.1 Pengertian Saham Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas [IDX08]. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Apabila
perusahaan gagal memperoleh keuntungan,
pemilik saham pun tidak akan mendapatkan bagian keuntungan. Oleh karena itu, investasi menggunakan saham memerlukan perhitungan yang cermat agar pemilik tidak menderita kerugian di kemudian hari.
2.1.2 Jenis-Jenis Saham Pembagian jenis saham dapat ditinjau dari dua sudut pandang : 1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak klaim, saham dapat dibagi menjadi: a. Common Stock (Saham biasa) Saham jenis ini adalah saham yang paling umum diperjualbelikan di pasar saham. Ketika orang-orang berbicara mengenai saham, biasanya mereka merujuk kepada saham tipe ini. Saham ini merepresentasikan kepemilikan hak
II-1
II-2 atas pendapatan (deviden) dan aset perusahaan. Investor memiliki satu hak suara per satu saham untuk memilih anggota dewan direksi, yang akan menentukan keputusan-keputusan penting perusahaan.
Dalam jangka panjang, common stock, akan memberi hasil lebih besar dari hampir semua macam investasi lain. Hasil besar ini mempunyai risiko tersendiri, jika perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, pembagian dividen dan aset perusahaan akan didahulukan kepada pemilik preferred stock. Jika pembagian ini tidak bersisa, pemilik common stock tidak akan mendapatkan bagian.
b. Preferred Stock Saham berjenis preferred stock ini merepresentasikan tingkat kepemilikan tertentu dalam perusahaan. Dengan memiliki saham ini, investor mendapat jaminan jumlah dividen yang selalu tetap, berbeda dengan common stock, yang mendapatkan dividen bervariasi tergantung keuntungan perusahaan. Kelebihan lainnya adalah ketika perusahaan terkena likuidasi, pemegang saham ini akan mendapatkan pembayaran sebagian aset perusahaan terlebih dahulu sebelum pemegang common stock.
2. Ditinjau dari kinerja perdagangannya, saham dapat dibagi menjadi : a. Blue-Chip Stock Saham dari perusahaan yang memiliki catatan panjang dalam perkembangan dan keuntungan. Istilah Blue-Chip diambil dari permainan poker, dimana koin biru (blue chip) merupakan koin bernilai mahal. b. Growth Stock Saham perusahaan yang akan naik nilainya. c. Income Stock Saham dari perusahaan yang mampu membayar dividen tinggi (dibanding Growth Stock) secara reguler. d. Speculative Stock Saham dari perusahaan yang tidak konsisten dari tahun ke tahun. e. Counter Cyclical Stock Saham yang nilainya tidak terpengaruh oleh perubahan situasi ekonomi dan bisnis secara umum.
II-3 f. Value Stock Saham yang harganya rendah dibandingkan data historis pendapatan dan aset perusahaan.
2.1.3 Bursa Saham Pasar saham atau pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), mutual funds (reksa dana), instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar saham memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar saham merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain. Pasar saham memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar saham menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar saham dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument. Berdasarkan watu pencatatan saham yang diperdagangan, pasar saham dibagi dua jenis: 1. Primary Market, yaitu bursa saham tempat diperdagangkannya saham perusahaan yang baru mencatatkan sahamnya di bursa tersebut. 2. Secondary Market, yaitu bursa saham tempat diperdagangkannya sahamsaham yang telah dicatatkan sebelumnya.
II-4
2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Harga saham selalu mengalami fluktuasi dalam aktivitas perdagangan saham seharihari, baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh permintaan dan penawaran atas saham tersebut.
Permintaan dan penawaran tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.
Faktor-faktor ini dipelajari menggunakan berbagai metode analisis fundamental dan analisis teknikal dengan tujuan memperkirakan perubahan pada harga saham.
2.1.5 Keuntungan Dan Risiko Memiliki Saham
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham: 1.
Dividen Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai (dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham) atau dapat
II-5 pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. 2.
Capital Gain Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.
Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain: 1.
Capital Loss Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami
penurunan
hingga
mencapai
Rp
1.400,-
per
saham.
Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
2.
Risiko Likuidasi Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
II-6
2.2
Analisis Terhadap Pasar Saham
Setelah kita mengetahui keuntungan dan risiko memilih investasi dengan saham, agar investor terhindar dari kerugian diperlukan analisis terhadap pergerakan harga saham. Ada dua metode yang dipakai untuk menganalisis saham apa yang harus dibeli dan pada harga berapa saham harus dibeli, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
2.2.1 Analisis Fundamental
Analisa Fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari saham perusahaan. Analisa fundamental menitikberatkan pada data-data kunci dalam laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah di apresiasi secara akurat. Secara umum untuk menganalisa perusahaan dengan menggunakan analisa fundamental terdiri dari 4 langkah yaitu:
1. Menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan Kondisi ekonomi dipelajari untuk memperhitungkan jika kondisi ekonomi secara keseluruhan baik untuk pasar saham. 2. Menghitung kondisi industri secara keseluruhan Industri di mana perusahaan berada secara langsung mempengaruhi masa depan perusahaan tersebut. Bahkan saham yang paling baik pun dapat menghasilkan pengembalian yang pas-pasan jika mereka berada dalam industri yang sedang payah . Biasanya saham yang lemah dalam industri yang kuat lebih disukai daripada saham yang kuat dalam industri yang lemah. 3. Menghitung kondisi perusahaan Setelah melihat dari sisi ekonomi dan industri kita perlu memperhitungkan kesehatan keuangan sebuah perusahaan. Jika sebuah perusahaan yang telah kita analisa secara ekonomi dan industri itu baik tapi kita tidak menghitung kondisi
II-7 perusahaan tersebut maka akan sia-sia lah semua analisis fundamental yang kita lakukan.
4. Menghitung nilai saham perusahaan Setelah memperhitungkan kondisi ekonomi, industri, dan perusahaan. Seorang fundamental analis dapat mulai memperhitungkan apakah saham suatu perusahaan overvalued, undervalued, atau pas harganya. Beberapa model penilaian telah disusun untuk membantu kita menghitung nilai saham. Ini menyertakan model deviden yang menitikberatkan pada nilai saat ini dari pendapatan yang diharapkan, dan model aset yang menitikberatkan pada nilai saat ini dari aset perusahaan.
Analisis fundamental menganggap bahwa saham mungkin mengalami harga yang salah dalam rentang waktu singkat, tetapi harga sebenarnya dari saham suatu saat akan tercapai. Apabila harga saham dinilai oleh pasar sebagai overvalued, ini adalah saat tepat untuk menjual saham. Begitu pula sebaliknya, jika saham menilai saham undervalued, sebaiknya saham dibeli.
2.2.2 Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah sebuah metode analisis yang menitikberatkan pada pergerakan pasar. Metode ini dijalankan dengan cara memperhatikan perubahan harga dan volume perdagangan saham dipasar. Analisis teknikal banyak digunakan oleh investor sebagai pertimbangan dalam menentukan kapan membeli atau menjual saham.
Analisis teknikal memeriksa harga di masa lalu dan data volume untuk memprediksi pergerakan harga di masa depan. Jenis analisis ini berfokus pada data-data yang dituangkan ke dalam bentuk grafik untuk mengetahui pola pergerakan harga saham, mengenali kesempatan untuk pembelian / penjualan dengan menguji sejauh mana pasar bergerak. Berdasarkan cakupan waktu, anda dapat menggunakan analisa teknis pada basis 1 hari (5 menit, 15 menit, per jam), mingguan atau bulanan.
II-8 Analisis teknikal tidak mempedulikan harga saham saat ini, tetapi lebih melihat kepada sejauh mana harga saham itu bergerak. Satu dari beberapa hal pertama yang akan selalu anda dengar dalam analisis teknikal yaitu motto mereka: ‘tren adalah teman anda’. Dengan mencari tren yang sukses, anda akan menjadi peka terhadap arah pasar secara keseluruhan dan dapat memantau pasar dengan lebih baik – terutama ketika pergerakan sementara cenderung membingungkan keadaan. Tabel mingguan dan bulanan sangat sesuai untuk mengidentifikasi tren jangka panjang tersebut. Ketika anda mengetahui tren keseluruhan, anda dapat memilih tren dari cakupan waktu yang anda inginkan. Dengan demikian, anda dapat melakukan pembelian secara efektif pada waktu tren naik dan melakukan penjualan ketika tren menurun.
Prinsip dasar analisis teknikal ada tiga yaitu : 1. Market action discounts everything Segala kejadian yang dapat mengakibatkan perubahan dalam pasar secara keseluruhan, misalnya kejadian ekonomi, politik, peperangan, bencana alam. Kejadian-kejadian tersebut akan mempengaruhi harga pasar. 2. Price move in trends Harga tetap akan bergerak dalam suatu tren. Harga bergerak ke satu arah, yaitu naik atau turun. Tren ini akan berkelanjutan sampai pergerakan harga melambat dan memberikan peringatan (signal) sebelum berbalik dan bergerak ke arah yang berlawanan. Prinsip inilah yang akan dipakai sebagai dasar dalam penggunaan grafik. 3. History repeats itself Analisis teknikal juga menggambarkan faktor psikologis dari para pelaku pasar. Sejarah pergerakan dapat dijadikan sebagai acuan untu memprediksi pergerakan harga yang akan terjadi. Pola sejarah pergerakan dapat diamati melalui grafik.
II-9 2.2.2.1
Rentang Harga
Analisis teknikal didasarkan pada analisis harga dan volume transaksi. Elemenelemen harga yang biasa digunakan adalah sebagai berikut: ·
Open, adalah harga pembuka atau harga perdagangan pertama dalam suatu periode.
·
Close, adalah harga penutup atau harga perdagangan terakhir dalam suatu periode.
·
High, adalah harga tertinggi atau harga perdagangan tertinggi dalam suatu periode.
·
Low, adalah harga terendah atau harga perdagangan terendah dalam suatu periode.
·
Volume, adalah jumlah saham yang diperdagangkan dalam suatu periode.
2.2.2.2
Grafik
Untuk dapat melakukan analisis teknikal, terlebih dahulu kita harus mengenal chart atau grafik. Bisa dikatakan bahwa grafik menceritakan sejarah pergerakan harga dari waktu ke waktu. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, seorang analis teknikal percaya bahwa sejarah pergerakan memiliki kecenderungan untuk berulang. Inilah yang diteliti untuk memprediksi pergerakan yang akan terjadi.
Ada tiga macam grafik yang biasanya digunakan, yaitu line chart, bar chart, dan candlestick chart. 1. Line chart Line chart adalah jenis grafik yang paling sederhana. Garis dalam grafik menghubungkan harga penutuoan setiap sesi perdagangan. Secara lebih jelas dapat dilihat melalui gambar II-1 :
2. OHLC Bar chart (Open High Low Close) OHLC Bar chart adalah jenis grafik yang paling populer digunakan saat ini. Bar chart atau grafik batang menampilkan harga pembukaan (bila tersedia),
II-10 harga tertinggi, harga terendah , dan harga penutupan pada satu hari. Perhatikan gambar II-2 :
Gambar II-1 Line chart [FIN08]
Gambar II-2 OHLC Bar Chart Bagian paling atas dari setiap batang vertikal mencerminkan harga tertinggi untuk satu periode, dan paling bawah mencerminkan harga terendah untuk periode tersebut. Garis horisontal close ditampilkan di sebelah kanan untuk menunjukkan harga penutup pada periode tersebut. Jika harga pembuka tersedia, maka ditunjukkan oleh garis horisontal open di sebelah kiri. Gambar lebih lengkap mengenai OHLC bar chart dapat dilihat pada gambar II-3 :
II-11
Gambar II-3 OHLC Bar chart secara lengkap [FIN08] 3. Candlestick chart Candlestick atau dikenal juga sebagai Japanese Candlestick dipakai di Jepang sejak tahun 1600-an yang pada awalnya dipakai untuk menganalisis harga kontrak padi dan kemudian dipopulerkan secara cepat oleh Steven Nison di dunia barat. Berikut ini adalah gambar candlestick:
Gambar II-4 Candlestick chart [FIN08] Grafik candlestick menampilkan hubungan antara harga pembuka, harga tertingi, harga terendah, dan harga penutup. Perhatikan gambar II-5 :
II-12
Gambar II-5 Candlestick secara detail Pada gambar II-4 , setiap candlestick mempunyai beberapa bentuk. Ada batang panjang, batang pendek, batang diblok berwarna hitam, dan batang tanpa diblok.Candlestick putih terbentuk ketika harga close lebih tinggi dibandingkan harga open, sedangkan candlestick hitam terbentuk ketika harga open lebih tinggi daripada harga close. Lower shadow dan upper shadow adalah harga yang dicapai oleh saham dalam satu periode tapi berada di luar rentang harga open dan close. 2.2.2.3
Dasar Analisis Teknikal
Sebuah grafik dapat memberikan berbagai macam informasi kepada kita. Informasi apa saja yang diberikan akan dijelaskan berikut ini:
1. Trend Harga selalu bergerak atau berfluktuasi dari waktu ke waktu. Analis percaya bahwa harga cenderung bergerak dalam suatu tren, naik turun atau sideway. Berdasarkan periode, trend dikategorikan menjadi tiga, yaitu: ·
Jangka pendek / short term (kurang dari tiga minggu)
·
Jangka menengah / medium term (tiga minggu – enam bulan)
·
Jangka panjang / long term (lebih dari enam bulan)
Untuk mengetahui tren pergerakan harga yang sedang terjadi, baik tren jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, kita dapat membuat garis tren pada grafik pergerakan haga. Inilah yang disebut trendline. Trendline pada prinsipnya merupakan garis yang menghubungkan sedikitnya dua titik harga
II-13 (harga terendah atau harga tertinggi). Secara garis besar ada 3 macam trendline, yaitu : ·
Up trend Pergerakan harga dalam range waktu tertentu cenderung mengalami kenaikan. Walaupun harga berfluktuasi naik turun, tapi dalam range waktu tertentu pergerakan harga cenderung mengalami kenaikan. Cara membuat garis up trend adalah dengan menghubungkan sedikitnya dua harga terendah selama range waktu tertentu, lihat gambar II-6:
Gambar II-6 up trend [INV08] ·
Down trend Pergerakan harga dalam range waktu tertentu cenderung mengalami penurunan. Walaupun harga berfluktuasi naik turun, tapi dalam range waktu tertentu pergerakan harga cenderung mengalami penurunan. Cara membuat garis down trend
adalah dengan menghubungkan
sedikitnya dua harga tertinggi selama range waktu tertentu seperti pada gambar II-7:
Gambar II-7 down trend [INV08]
II-14 ·
Sideways, atau flat Harga bergerak dalam kisaran yang sempit sehingga selisih harga high dan low relatif kecil dan harga berfluktuasi dalam range waktu tertentu.
Gambar II-8 sideways [INV08] Dari gambar II-8 terlihat bahwa harga bergerak di antara ”garis atas” dan ”garis bawah”.
2. Support and Resistance Support dan resistance
sering digunakan sebagai bahan pertimbangan
sebelum investor mengambil keputusan. Dalam mekanisme pasar selalu ada penawaran dan permintaan. Ketika penawaran lebih banyak dibandingkan dengan permintaan, hal itu menyebabkan harga cenderung jatuh (bearish). Tetapi ketika jumlah permintaan lebih banyak dibandingkan dengan oenawaran, hal itu akan menyebabkan harga cenderung naik (bullish). Support terjadi ketika terdapat permintaan yang memadai untuk menghentikan harga yang cenderung menurun (pembeli lebih banyak daripada penjual). Sebaliknya, resistance terjadi ketika terdapat penawaran yang memadai untuk menghentikan naiknya harga (penjual lebih banyak daripada pembeli).
Support dan resistance secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah titik batas atas (resistance)
dan batas bawah (support) dari pergerakan harga.
Support adalah sebuah level harga (titik/tingkat/range) dimana pada titik/tingkat/range harga tersebut akan timbul minat beli yang jauh lebih kuat daripada minat jual. Kondisi ini secara otomatis akan mengakibatkan terjadinya kelebihan permintaan yang akan meningkatkan harga di pasar
II-15 sehingga menghentikan tren penurunan harga. Sebaliknya, titik resistance merupakan batas atas titik/range dimana pada titik/range tersebut akan timbul kelebihan penawaran. Kemunculan hal ini tentu saja akan mengakibatkan turunnya harga. [HEN04]. Contoh nya terlihat pada gambar II-9:
Gambar II-9 Support and Resistance [INV08] Istilah head and shoulder diambil dari istilah yang digunakan untuk tubuh manusia. Grafik pergerakan harga seolah-olah seperti kepala dan bahu. Grafik pergerakan harga seolah-olah seperti kepala dan bahu. Grafik ”kepala” yang dimaksud adalah grafik harga yang membentuk puncak yang lebih tinggi dibandingkan dengan grafik di sebelah kanan dan kiri yang mengapit (grafik ”bahu”) dengan puncak yang lebih rendah. Berikut gambar
II-10 adalah
contoh pola pergerakan harga yang membentuk pola head and shoulder :
Gambar II-10 Head and Shoulder [INV08]
II-16
2.3
Indikator Teknikal
2.3.1 Pengertian Indikator Teknikal
Untuk memperkirakan kemanakah arah pergerakan harga maka kita membutuhkan seperangkat alat untuk membantu. Ibarat masuk ke medan pertempuran, kita harus mempunyai senjata sehingga jika kita memutuskan untuk mengambil posisi menjual atau membeli saham, kita tidak mengandalkan intuisi saja. Alat analisis itu disebut sebagai indikator teknikal.
Indikator Teknikal adalah kalkulasi matematis berdasarkan harga saham dan/atau volume saham yang diperdagangkan. Hasil perhitungan itu digunakan untuk memperkirakan harga di masa depan. Ada banyak indikator yang dipakai untuk analisis teknikal, di antaranya Moving Average (MA), Bollinger Band (BB), Relative Strenght Index(RSI), Moving Average Convergence Divergence (MACD), dan sebagainya.
Salah
satu
contoh
indikator
teknikal,
Average (MA) ditunjukkan oleh gambar II-11 :
Gambar II-11Contoh Moving Average [GEO08]
Moving
II-17
2.3.2 Fungsi Indikator Teknikal
Fungsi indikator teknikal antara lain : 1. Memberikan sinyal atau tanda suatu keadaan yang akan terjadi, misalnya mengindikasikan adanya perubahan tren yang akan terjadi (up trend atau down trend) pada harga saham. 2. Mengindikasikan
penyimpangan
pada
harga
bearish
dan
bullish.
Penyimpangan pada harga bearish terjadi ketika harga semakin lama semakin tinggi. Sebaliknya, penyimpangan pada harga bullish terjadi ketika harga semakin rendah. 3. Memberikan sinyal beli dan jual. Indikator teknikal dapat memberi indikasi kapan waktu yang tepat untuk menjual saham atau sebaliknya melakukan pembelian saham. Pada saat terjadi up trend, indikator akan memberikan sinyal beli , begitu pula sebaliknya pada saat terjadi down trend indikator akan memberikan sinyal jual.
2.3.3 Jenis Indikator Teknikal 2.3.3.1
Leading Indicator
Leading indicator adalah indikator yang memperkirakan tren harga yang dapat terjadi, walau tidak selalu akurat. Contoh indikator teknikal yang termasuk dalam kategori ini antara lain Commodity Channel Index (CGI), Relative Strength Index (RSI), Stochastic Oscillator, dan William %R.
2.3.3.2
Lagging Indicator
Lagging indicator bekerja dengan mengikuti pergerakan harga. Indikator ini dapat dipakai selama tren pergerakan harga yang terjadi masih bertahan. Contoh indikator teknikal yang termasuk lagging indicator antara lain Moving Average, MACD, dan Parabolic SAR.
II-18
2.4
Parabolic SAR
Parabolic SAR adalah indikator teknikal yang dikembangkan untuk menganalisis tren pergerakan harga pasar. Indikator ini disusun berdasarkan grafik harga. Parabolic SAR bergerak dengan pada grafik harga saham dan dapat berubah tempat, bergantung pada haga saham. Untuk lebih jelasnya, berikut gambar II-12 adalah contoh dari Parabolic SAR:
Gambar II-12 Contoh Parabolic SAR [GEO08] Jika harga berpotongan dengan garis Parabolic SAR, indikator akan berpindah tempat, sehingga nilai berikutnya dari Parabolic SAR akan berada pada bagian sebaliknya dari harga (misalkan sebelum grafik berpotongan, Parabolic SAR berada di atas harga, maka setelah grafik berpotongan, indikator akan berada di bawah harga). Saat indikator berubah tempat, harga maksimum atau minimum dari periode sebelumnya akan bertindak sebagai titik awal. Saat indikator akan melakukan perubahan, indikator memberi sinyal kepada investor bahwa tren pergerkan harga mencapai akhir. Analisis lebih lanjut mengenai Parabolic SAR akan dijelaskan pada bab berikutnya.